Dimalam yang dingin disaat hujan turun dengan lebat nya bersamaan suara gemuruh yang ber sahut sahutan dua mobil dengan kecepatan tinggi melaju membelah jalan.
"Pa pelan kan sedikit mama takut jalanan licin" ujar sang istri belum juga sang suami menjawab
"Awaaas paaaaaaaaaaa" teriak sang istri
Ckiiiiiiiiiit
Braaaaak
Duaaaaaaar
Kecelakaan tak dapat di hindari
Mobil yang di tumpangi sepasang suami istri merosot dan berguling ke dalam jurang
Duuuuuuaaaar mobil pun meledak kobaran api melahap mobil tersebut
Skkip#
Seorang gadis cantik berkerudung merah muda tengah termenung didepan sebuah gerbang pondok pesantren
" Assalamualaikum meli"
" Waalaikumsalam salam bulan eh kamu sudah akan pulang" jawab Melisa ya gadis berkerudung merah muda itu adalah Melisa putri Danuarta seorang Santi yang tengah menanti kehadiran orang tua nya untuk menjemputnya pulang
" Iya Mel malam ini qu langsung pulang" sambil tersenyum
"Ini adalah ibu ku Mel" lanjutnya lagi sambil merangkul manja ibunya
Meli mengulurkan tangan untuk menyalami ibunya bulan " assalamualaikum Tante" sambil mencium tangan ibunya meli " saya Melisa Tante teman nya bulan " terang melisa
" Waalaikumsalam salam nak" jawab ibunya bulan dengan ramah dan sopan
" Eh Mel udah dulu ya tu mobil ayah qu sudah sampai" potong bulan sambil menunjuk sebuah mobil
"Oh y bul hati hati y di jalan"
" Assalamualaikum" ucap bulan dan ibunya serentak
"Waalaikumsalam " jawab melisa sambil tersenyum
Bulan pun segerah memasuki mobilnya dan mobil pun melaju..
Tingggallah Melisa sendiri disana kembali termenung menanti kedatangan kedua orang tuanya
Skip#
Beberapa jam kemudian tepat nya pukul 11 malam orang tuanya tak kunjung datang.
Meli membawa kembali tasnya dan masuk ke asramanya.
Ckleeek
Melisa membuka pintu kamarnya
"Assalamualaikum" Melisa mengucapkan salam
"Waalaikumsalam" jawab seseorang dari dalam
" Meli. orang tua kamu belum sampai" tanya seorang teman sekamarnya
" Belum Ra mungkin papa kejebak macet atau mungkin belum jadi jemput meli malam ini karna kemarin pas ditelfon mama bilang ruko ada masalah" terang Melisa mencoba tenang
" Oh ya udah kamu istirahat dulu Mel" ujar Zahra sambil meletakkan buku yang ia pegang ke atas nakas
" Ya udah meli wudhu dulu ya, kamu sudah ambil wudhu Ra" tanya meli meletak kan kembali tasnya kedalam lemarinya
" Belum ayo kita wudhu bareng" jawab Melisa
" Ya sudah ayo" mereka akhirnya bersama sama keluar untuk mengambil wudhu
Diperjalanan menuju wudhu mereka berpapasan dengan seorang ustadzah
" Assalamualaikum ustadzah" ucap Melisa dan Zahra serentak dan mencium tangan ustadzah tersebut bergantian
" Waalaikumsalam anak anak" sambil menyalami kedua murid nya " kenapa malam malam begini kalian diluar" sambung ustadzah
"Kami ingin mengambil wudhu ustadzah" jawab Melisa sopan
"Ya ustadzah" tambah Zahra
" Oh begitu kebetulan saya juga ingin kekamar kalian" mengalihkan pandangannya kepada Melisa" Melisa kamu di panggil kyai keruangan ya" tambah ustadzah
" Saya ustadzah malam malam begini apakah saya punya kesalahan ustadzah " jawab melisa khawatir
"Saya sendiri kurang tau Melisa " jawab ustadzah" sebaiknya kamu segera kesana" lanjut ustadzah
" Ah baiklah ustadzah " sambil tersenyum ramah
" Ya sudah ustadzah kembali kekamar dulu ya. Assalamualaikum " ucap ustadzah
" Waalaikumsalam ustadzah" jawab Melisa dan Zahrah
Ustadzah pun berlalu meninggalkan kedua murid nya
" Ra kamu duluan aja ya meli keruang kyai dulu" ucap meli
" Ehm ya Mel kamu hati hati ya"
"Assalamualaikum Ra"
"Waalaikumsalam Mel"
Meli pun menuju keruangan kyai . Singkat cerita melisa sudah sampai ke didepan ruang kyai langsung mengetuk pintu dan mengucapkan salam
" Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam warrahmah tullahi wabarakatuh" jawab kyai dari dalam " maasuuukk" lanjut kyai
Melisa pun masuk langsung menangkupkan kedua tangan nya kedepan seperti memberi salam
" Duduklah nak"
" Terimakasih kyai"
" Melisa putri Danuarta "
" Y kyai saya sendiri "
"Melisa saya selaku ketua pondok pesantren al hidayah mengucapkan selamat karna kamu lulus dengan nilai terbaik tahun ini. Kami bangga terhadapmu nak"
Kyai menjeda sebentar ucapannya
" Kamu dalam 3 tahun ini sangat bekerja keras sehingga bacaan Alquran mu sekarang sangatlah bagus dan merdu apakah kamu akan melanjutkan study mu disini kamu bisa melanjutkan menjadi hafiz Alquran disini " sambung kyai
" Maaf kyai sebenarnya saya juga ingin sekali mendalami ilmu tauhid disini kyai, akan tetapi sebelum masuk kesini saya berjanji kepada kedua orang tua saya hanya sampai Aliyah saja saya disini kyai , papa mama saya ingin saya mengembangkan bisnis mereka kyai" ucap Melisa dengan sopan
" Sayang sekali padahal kamu murid yang sangat sangat bisa di jadikan tauladan di pondok ini" sahut kyai " tapi kalau itu yang menjadi wasiat kedua orang tuamu kamu harus menjalankan nya dengan amanah Melisa" sambung kyai
" WASIAT " ulangi Melisa merasa bingung dengan kata tersebut" kyai bukankah ....."
" Begini Melisa" potong kyai sebelum Melisa melanjutkan kalimatnya " HAH" kyai menghela nafas dan mengubah air di wajahnya " Melisa tadi saya mendapatkan telfon yang ternyata dari kepolisian mengatakan bahwa orangtua mu mengalami kecelakaan kemungkinan saat menuju kesini" ucap kyai hati hatian "polisi menghubungi nomor terakhir dalam riwayat panggilan ayah mu" sambung kyai
Melisa terdiam sejenak" lalu bagaimana keadaan kedua orang tua saya kyai" tanya melisa
" Me...re...ka.. meni....Ng...gal....di...tem....Pat nak" ucap kyai terbata
Hiks hiks hiks hiks hiks kyai pun mengangis pilu
Sedang kan Melisa tertegun, tanpa permisi airmatanya mengalir deras pandanganya kosong,
hati sakit ......... sangat sakit seperti ada ribuan jarum yang menusuk tepat di relung hatinya....
jiwanya kosong 3 tahun bukanlah waktu yang singkat
selama 3 tahun itulah Melisa tidak pernah bertemu kedua orangnya,
rindu, siapa yang tidak rindu. Ingin sekali Melisa menemui kedua orang tua, akan tetapi dia menahannya bahkan disaat orang tuanya ingin menghampirinya di pondok, Melisa melarang dengan alasan ingin fokus agar bisa membanggakan papa dan mama nya,
Dan sekarang Melisa telah lulus dengan hasil membanggakan
Melisa sangat senang dan sangaaat bahagia akan bertemu dengan kedua orang tuanya
Tapi kenapa takdir sangat tidak adil kepadanya
Kenapa disaat Melisa akan segera bertemu mama papanya justru Allah mengambil mereka tanpa izin tanpa tidak membiarkan Melisa memeluk merangkul dan mencium dulu orang tuanya
Kenapa takdir sangat kejam kepadanya bolehkah Melisa menyalahkan takdir seperti itu bolehkah Melisa marah bolehkah Melisa kecewa ..
Melisa bangun dari duduknya dengan pandangan kosong kedepan
" Assalamualaikum kyai Melisa permisi" lihatlah... Lihatlah Melisa bahkan Melisa masih bisa mengucapkan salam dengan sangat sopan walau air matanya tak bisa dia bendung
" Nak" panggil kyai " kyai harap kamu tabah nak ikhlaskan kedua orang tuamu nak doakan mereka agar diterima amal ibadahnya"lanjut kyai
" Insyaallah kyai mohon doanya" jawab Melisa
"Nak pengurus pesantren akan mengantarmu pulang malam ini juga, berkemaslah, dan hiks hiks jangan lupa untuk berkunjung ke pesantren ini lagi nak, pintu gerbang terbuka lebar untuk mu nak" lanjut kyai
"Baik kyai saya permisi assalamualaikum " kembali mengucapkan salam
" Waalaikumsalam warrahmah tullahi wabarakatuh " balas kyai lemah dan pilu
Sesampainya diluar Melisa duduk di salah satu bangku yang biasa digunakan para murid bersantai sambil membaca buku atau Alquran Melisa menangis pilu
" Kenapa pa ma kenapa kalian meninggalkan Melisa didunia ini sendiri Melisa takut ma pa hiks hiks Melisa takut sendiri kenapa kalian tega hiks hiks kalian bahkan tidak membiarkan Melisa memeluk kalian terlebih dahulu untuk melepas rindu hiks hiks kalian tega" bathi Melisa yang menangis sembari memeluk dadanya yang terasa sesak sangatlah sesak
Assalamualaikum pembaca mohon dukungannya ya
Melisa melanjutkan langkah kakinya menuju asrama sambil mengusap airmatanya
Ckleeek
" Assalamualaikum"
" Waalaikumsalam meli kamu sudah kembali, gimana kenapa kyai memanggilmu" tanya Zahra penasaran
" Tidak apa apa Zahrah kyai cuma mau buling kalau meli akan pulang malam ini diantar mobil pesantren" jawab Melisa mencoba tenang
" Ough.........." Berfikir " eh tapi kenapa diantar pakek mobil pesantren emang orang tua kamu nggak jadi Dateng Mel" cercah Zahrah
" Nggak rah papa lagi sibuk jadi gak jadi jemput meli" jawab Melisa tenang
Tanpa rasa curiga Zahra mangguk mangguk " oh ya udah emang kapan kamu pulang Mel gak mungkin kan malam malam gini" tanya Zahrah
"Ya rah malam ini juga meli pulang meli sudah sangat rindu papa dan mama" jawab Melisa lembut
"Hahhh" Zahra menghela nafas
" baiklah Mel kamu hati hati ya dijalan" beranjak lalu memeluk Melisa
"Jangan lupakan qu disini Mel, sekali sekali coba lah kunjungi qu ya, qu pasti sangat rindu dengan mu" ucap Zahra meneteskan air mata
" Ya rah kamu semangat ya rajin belajar dan selalu Istiqomah, meli pasti juga rindu Zahra" ucap meli menangis pilu sambil mengeluarkan kesedihannya
TOK TOK TOK TOK
" Assalamualaikum" salam seorang dari luar membuyarkan lamunan kedua sahabat yang akan segera berpisah
" Waalaikumsalam" jawab mereka serentak
" Ustadzah" sambung mereka lagi
" Meli mobilnya sudah siap ayo kamu sudah di tunggu" ujar ustadzah
" Baik ustadzah " menoleh ke arah Zahra seraya meraih tangan Zahra dan berkata" Zahra meli pulang dulu ya doakan meli selamat sampai tujuan, insyaallah kalau ada waktu meli akan berkunjung ke pesantren ini "
"Hiks hiks ya ya Mel kamu hati hati"
Melisa pun berlalu
" Assalamualaikum utadz Fauzi "
" Waalaikumsalam melisa masuk" sahut ustadz Fauzi
Melisa pun masuk dan duduk di kursi belakang sedang kan ustadz Fauzi duduk didekat sopir
Setelah Melisa masuk dan menata barang barang nya sopir pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang....
Tepat pukul 4 dini hari mereka sampai di kediaman Melisa...
Mereka keluar dari mobil
.......
'papa mama meli pulang' bathin Melisa pulang
Melisa berjalan masuk ke kediamannya dengan berlinangan air mata
Lagi dan lagi Melisa merasakan hatinya sakit untuk kesekian kalinya
ingin rasanya Melisa marah dia juga ingin sekali ingin meluapkan rasa kecewanya tapi dia sadar semua hanyalah titipan bahkan orang tuanya juga bukan milik nya
"Assalamualaikum buk pak" Melisa mengucapkan salam kepada para pelayat dirumahnya
" Waalaikumsalam warrahmah tullahi wabarakatuh" jawab serentak para pelayat
Melisa masuk kedalam rumahnya pandanganya tertuju pada zenazah kedua orang tua nya yang sudah dibersihkan dan di simpan kedalam peti
Airmatanya semangkin deras hati nya seperti diremas dia melangkah mendekat
Melisa membuka peti itu untuk melihat kedua orang tuanya untuk yang terakhir kali
" Hiks hiks mah pah Melisa pulang Melisa sudah sampai tidak kah kalian ingin memeluk melisa hiks hiks peluklah tubuh melisa mah pah Melisa rindu mama papa hiks hiks tidak kah kalian rindu dengan Melisa hiks hiks tidak kah kalian menyayangi Melisa hiks hiks kenapa mah pah kenapa kalian tega meninggalkan Melisa sendiri di dunia ini hiks hiks " ucap Melisa disela tangisnya
Para pelayat pun ikut meneteskan air mata mendengar kan keluh kesah Melisa mereka ikut merasakan pilu nya , sedih nya , hancur nya keadaan Melisa saat ini
selama hidupnya Danuarta dan lestari dikenal dengan kebaikan hati mereka
Merekah selalu membantu para tetangga yang membutuh kan
Mereka juga aktif dalam kegiatan kegiatan yang ada di desa mereka
Walau bukan ahli ibadah namun mereka tetap lah dipandang orang baik didesanya
Danuarta sendiri bukanlah orang yang kaya namun bukan juga orang miskin mereka memiliki usaha kecil di pasar terdekat didesanya
mereka mendirikan ruko yang bisa juga di sebut kafe kecil kecilan
Kembali ke Melisa
Setelah Melisa menangis guna meluapkan kesedihannya dia beranjak
" Bu Melisa permisi dulu masuk ke kamar ingin bersih bersih sekaligus menunaikan sholat subuh" ucap Melisa ke pada pelayat yang setia berada di samping sedari tadi
" Iya nak kamu yang sabar ya" balas ibu tersebut sambil mengelus punggung Melisa
"Insyaallah Bu"
Melisa pun bangkit dan beranjak ke kamarnya untuk membersihkan diri dan menunaikan ibadah sholat subuh, walau pun Melisa sedang dilanda musibah yang menghancurkan hatinya tidak menyurutkan ya untuk beribadah kepada Allah SWT
" Ya Allah berikanlah Rahmat Hidayat mu kepada kedua orang tuaku, ampunilah segala kesalahannya , sejahterakan lah mereka ,tempatkan lah mereka ketempat yang paling indah di sisi mu sayangilah mereka cintailah mereka, muliakanlah mereka bahagia kan lah mereka"
"Illa khusus San Illa ruhhi Abi Danuarta bin martoiguno wa umi lestari bin Abdullah lahumul AL-FATIHAH "
Setelah selesai berdoa melisa pun bersiap siap untuk kembali keruang tamu
Sesampainya di ruang tamu
Melisa menyalami para ibu ibu yang berada di sana dengan senyuman walau pun Melisa sedang dilanda cobaan melisaa masih tersenyum, sungguh kesabaran yang sangat luar biasa besar,dan sungguh sangat tak mudah untuk melakukan nya , tapi gadis cantik ini bisa melakukanya
" Masya Allah pak lihatlah Melisa bahkan Melisa masih bisa tersenyum dalam keadaan seperti ini sungguh luar biasa mulia nya hatinya pak seperti jelmaan bidadari pak" ujar buk rt
" Buk kamu benar buk bapak sangat bangga memiliki warga sepertinya buk Melisa itu gadis yang berhati malaikat buk" sambung pak RT
Waktu menunjukkan pukul 9 pagi prosesi pemakaman Danuarta dan lestari akan segera dilakukan para pelayat ikut serta ke pemakaman tak ada sanak saudara yang menghadiri prosesi pemakaman
Karna memang mereka tidak memiliki saudara paling ada saudara jauh sangat jauh yang tidak pernah tau dimana keberadaan nya Danuarta dan lestari adalah anak tunggal sama seperti Melisa sehingga tidak ada satu pun saudara yang datang membuat hati Melisa bertambah hancur...
Beberapa jam kemudian proses i pemakaman selesai terlaksana doa pun telah di panjatkan oleh seorang kyai
Satu persatu pelayat pulang kerumah nya msing masing
" Melisa kamu yang tabah ya kalau ada apa apa datanglah kerumah saya pintu rumah saya terbuka lebar untuk mu nak" ucap buk rt sambil mengelus punggung Melisa dengan lembut
" Baik Bu terima kasih atas kebaikan bapak dan ibu RT" Melisa diam sejenak "sampaikan juga rasa terima kasih saya kepada seluruh warga didesa jaya makmur ini saya tidak bisa membalas segala jasa yang kalian lakukan buk hiks hiks hiks" lanjut Melisa
" Ya nak kamu tidak perlu memikirkan itu kami ikhlas membantu pak Danuarta dan buk lestari karena mereka jugalah pasti akan melakukan hal yang serupa jika ada warga yang tertimpa musibah nak" haahhh buk rt menghela nafas " mereka orang yang sangat baik semoga Allah menempatkan mereka kedalam surga "
" Ammmin" sahut melisa
BY SELAMAT HARI MINGGU PARA READERs SELAMAT MENIKMATI CUTINYA SEMOGA BAB INI BISA MENEMANI HARI CUTI PARA READERs
" Ya nak kamu tidak perlu memikirkan itu kami ikhlas membantu pak Danuarta dan buk lestari karena mereka jugalah pasti akan melakukan hal yang serupa jika ada warga yang tertimpa musibah nak" haahhh buk rt menghela nafas " mereka orang yang sangat baik semoga Allah menempatkan mereka kedalam surga "
"Amiin" sahut Melisa dengan mata berkaca kaca
Bu RT dan pak RT pun berlalu meninggalkan pemakaman
"Melisa saya dan pak Yusuf juga izin undur diri" ujar ustadz Fauzi
" Ah ya ustadz terima kasih sudah mengantar saya pulang dan menghadiri prosesi pemakaman kedua orang tua saya semoga Allah membalas kebaikan ustadz dan seluruh panitia pesantren " jawab Melisa
" Amin kamu harus tabah ya Melisa harus ingat janji Allah kepada orang yang sabar insya allah Allah akan Mengganti cobaan yang kamu alami ini dengan keindahan dan kebahagia di kemudian hari yang paling penting kamu harus terus berusaha dan berdoa Melisa ucap ustadz
"Amin terima kasih doa dan nasehatnya ustadz" jawab Melisa kembali menitipkan air mata
Ustadz dan pak Yusuf pun undur diri kembali ke pesantren
Tinggallah Melisa sendiri Melisa masih setia berada di atas pusara kedua orang tuanya..
Skip#
Di tempat lain tepatnya di sebuah rumah sakit seorang pemuda berusia 25 tahun mulai tersadar dari pingsannya
" Pa pa lihat pa lihat rio membuka mata pa" teriak Melinda kepada suaminya
" Ya ma. Papa mau panggil dokter dulu mah mama jaga Rio okey" sahut suaminya dengan expresi bahagia
" Ya pa cepetan jangan lama lama"
" I iya mah"
Sang suami pun beranjak keluar dari kamar tersebut
"Mah" panggil Rio lemah
Ya ya sayang mama disini, gimana apa apa yang kamu rasakan, ada yang sakit hm , kamu baik baik ajakan sayang , ya kan ya kan sayang" cecar Melinda khawatir
" Isssshhhh" sambil memegang kepalanya" ini di mana ma" tanya nya bingung
" Sayang kamu lupa kamu habis kecelakaan semalam sayang sekarang kamu dirumah sakit" jawab Melinda
" Kecelakaan......." Rio Mencoba menggerakkan kaki nya namun " mah kenapa kaki ku nggak bisa di gerakin mah kaki kenapa" tanya Rio panik
Sayang kamu jangan bercanda deh kaki kamu tuch sehat koq nggak ada yang yang cidera hanya keningmu aja yang cidera sayang gak ada yang lain" jawab Melinda sedikit khawatir
" Tapi qu nggak bercanda ma kaki ku rasanya mati rasa ma". Rio tambah panik
dengan seorang dokter muda yang usianya tak jauh dari Rio
Pada saat yang bersamaan pintu pun terbuka masuklah papanya Rio dengan seorang dokter muda yang seumuran dengan Rio
" Selamat pagi menjelang siang saudara Mario Bagaskara" ucap sang dokter membuat seisi kamar mengalihkan pandangan nya
Rio memperhatikan San dokter sambil menyerit kan keningnya seolah berfikir
Evan kamu Evan kan" tanya Rio
"Syukurlah kamu masih mengingat qu tuan muda Bagaskara" ucap sang dokter tersenyum
"Kalian saling mengenal" tanya Melinda
" Ya mah mama ingat nggak temen qu pas SMA yang culun itu Lo mah yang pakek kacamata terus kalo jalan selalu menunduk sambil megang kacamatanya" ucap Mario
'lihatlah Mario dalam keadaannya yang seperti ini bisa bisa dia mencela qu' bathin sang dokter
Oh ya ya mama ingat rio temen kamu yang kutu buku itu kan ha.ha.ha.ha bisa sukses juga ternyata kamu ya gak sia sia dong usaha kamu" ucap sang mama mendukung anak nya
" Husss kalian ini apaan sih udah tertimpa musibah masih aja menghina orang lain harusnya kalian bangga teman nya Rio bisa sesukses ini dan kamu mah kenapa kamu mendukung anak kamu harusnya kamu contoh hin YANG baik baik" Tegus sang papa
" Tidak apa apa tuan Bagas saya mengerti" jawab Evan masih tersenyum" Rio ada yang kamu rasakan" tanya Evan sopan
" Ckckck qu malas kalau yang meriksa kamu apa gak ada ya dokter yang lebih bagus"
" Hah" Evan menghela nafasnya " jadi kamu mau di periksa atau tidak tuan muda Mario saya punya masih banyak yang menunggu untuk di periksa " jawab Evan
"Sombong banget, ya udah cepetan periksa ni kaki qu kenapa gak bisa di gerak kin" jawab Mario dengan nada ketus nya
" Ya udah sebentar ya saya periksa dulu" jawab
Sang dokter pun mendekat dan memeriksa Mario Bagaskara dengan teliti. Agar tidak ada kesalahan dikarnakan pasien nya kali ini bulan orang sembarangan
mereka adalah keluarga konglomerat terkenal dikotanya memiliki perusahan yang bergerak di bidang properti yang sangat besar bahkan namanya terkenal sampai ke mancanegara sungguh keluarga yang sangat berpengaruh...
Mario sendiri adalah anak semata wayang mereka dan tentunya anak kesayangan kedua orang tua nya dan pewaris tunggal kekayaan keluarga Bagaskara
Mario sendiri tumbuh menjadi pemuda yang tampan juga sukses bahkan Mario memiliki perusahanya sendiri yang dia bangun dengan kerja kerasnya sendiri
terlahir dari sendok emas bukan berarti dia harus berpangku tangan mengharapkan orang tuanya sehingga tidak membuatnya bermalas malasan mengharap kan warisan kedua orang tuanya
Mario sangatlah mandiri bahkan sejak dia kuliah Mario merintis usahanya hingga berkembang pesat seperti sekarang, perusahaan Mario memanglah tidak sebesar perusahan keluarganya ,namun perusahan Mario semangkin berkembang dan maju, bahkan setiap tahunnya omset perusahan Mario terus naik yang tentunya membuat kedua orang tua nya sangat bangga terhadapnya
Bisa dibayangkan seberapa kayanya si Mario ini author aja Sampek geleng geleng di buatnya
Sehingga kesuksesan nya itulah yang membuat Mario menjadi pemuda yang tegas, angkuh, kejam, dan dingin
Mario juga terkenal dengan julukan pangeran beruang kutub disebabkan Mario sangat dingin dan tak banyak bergaul, walau begitu tidak akan mengurangi pesona dari seorang mario Bagaskara
Tatapan tajam dari seorang mario Bagaskara mampu menghipnotis ribuan wanita , bahkan mungkin jika pandangan nya menuju ke author maka author akan pingsan klepek klepek dibuatnya
#####
" Gimana kenapa lama banget periksanya bisa tidak" ujar Mario mengejutkan lamunan sang dokter
Hah Evan menarik nafas dengan berat lalu memandang orang orang yang ada di kamar tersebut
" Van gimana kenapa Lo diem trus sih" ketus Mario
" Begini setelah di periksa ternyata tulang belakang Mario cidera mengakibatkan Mario mengalami kelumpuhan sementara " jawab dokter Evan hati hati
"LUMPUH" teriak seorang gadis modis yang menggenakan pakaian minim
Mario kamu lumpuh ? Kamu lumpuh tidak bisa
berjalan oh astaga Mario pernikahan kita tinggal seminggu lagi Lo" cercah Mona
" Maaf nona ini siapa" tanya Evan bingung
" Aku tunangannya dan kami akan segera menikah tapi kalau Mario lumpuh ah tidak tidak aku tidak mau apa kata teman teman sosialita qu kalau harus menikah dengan pria lumpuh Mario bagaimana ini"ujar Mona berapi api
kedua orang tua Mario tidak menyangkan calon mantunya mengatakan hal semenyakitkan itu padahal selama ini Mona selalu bersikap manis tapi ternyata semua itu hanya topeng nya saja mereka kecewa sangat kecewa dengan Mona
"Kalau kau keberatan batalkan lagian siapa juga yang mau menikah dengan mu wanita mur***n dan wanita mat**" kata kata santai dari Mario mengagetkan mereka
" Mario apa yang kamu katakan nak " Melinda mulai resah
Ma dari awal qu gak pernah setuju dengan perjodohan ini kalian kan yang memaksa qu
sekarang kalian bisa lihat kan wajah aslinya lihat lah mah pah ckckck lebih baik dibatalkan saja " jawab Mario
" Papa juga setuju dengan Mario" jawab Bagas emosi
Mona tertegun dengan kata kata Mario padahal Mona hanya berniat menggertak Mario dan keluarganya saja agar memohon kepadanya dan dia akan menggunakan kesempatan itu untuk keuntungan nya .... Akan tetapi semua tidak sesuai dengan rencananya
' gawat ini gawat kalau Mario membatalkan pernikahan nya tambang emas qu akan lenyap'
MAAF YA READERS YANG BAIK KATA KATA YANG AUTHOR PAKAI KATA MENGGUNAKAN KATA PASAR SWALAYAN HARAP DIMAKLUMI MASIH PEMULA
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!