NovelToon NovelToon

Arcania

01 Apakah Aku Menjadi Karakter Sampingan?

...Cerita dimulai....

^^^26 : 17 : 54 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode satu.

Aku memegangi kepalaku yang rasanya seakan mau pecah. Baru beberapa saat yang lalu, aku tersadar ditempat yang asing dan tidak aku kenal ini.

Aku terduduk meringkuk, mencoba memikirkan beberapa kemungkinan, tetapi untuk sekarang, aku hanya bisa mencoba menahan rasa sakit yang menghantam kepalaku.

Ada seorang gadis yang berseru saat aku baru tersadar sebelumnya, tapi aku menyuruhnya untuk diam, sebab suaranya serasa menggema didalam kepalaku, yang membuat rasa sakitku ini semakin tak tertahankan.

Melihat aku tersiksa, sepertinya dia segera mematuhi perkataanku. Dan sekarang, dia duduk dengan tenang di samping tempat yang aku singgahi saat ini.

Aku menghirup dan mengembuskan napas dengan cukup dalam, sembari menundukkan kepala.

"Haah... haah... haah..."

Sedangkan kedua tanganku meremas kepalaku dengan erat.

Aku melakukan itu untuk meredakan rasa sakit ini, yang sepertinya sekarang berangsur-angsur mulai mereda, dan aku sudah bisa berfikir lebih jernih.

Keringat dingin terasa di sekujur tubuh, keluar seakan mengusir rasa sakit yang melanda sebelumnya.

Aku sedikit mengembuskan napas lega, sembari melonggarkan cengkraman di kepala.

"Haah..."

Kemudian berkata pada gadis disebelahku ini.

"Sepertinya aku sudah cukup lebih baik, kamu bisa mulai berbicara sekarang. Jangan menggunakan suara yang terlalu keras."

Indra ku masih terasa sensitif, suara yang mungkin terdengar biasa saja, akan terdengar cukup keras olehku, sebab itu aku memintanya untuk berbicara perlahan.

Melihat subjek dihadapannya masih merasa kesakitan, gadis itu memanggilnya dengan nada khawatir, sembari mencondongkan tubuh.

"Tuan muda."

Tidak mempedulikan reaksinya, aku lantas mengajukan pertanyaan yangku simpan sedari tadi.

"Ada dimana sebenarnya ini?"

Mendengar tuan mudanya mulai mengajukan pertanyaan, gadis itu menjawab dengan tenang, setelah kembali merapihkan posisi duduknya.

"Ini adalah kediaman Margrave 'Augustine'."

Mendapat jawaban yang tidak masuk akal, akupun lantas kembali mengajukan pertanyaan, dengan sedikit mengeraskan suara.

"Kenapa aku ada disini? Siapa yang membawaku ke tempat seperti ini?"

Kemudian aku kembali mengencangkan cengkraman pada kepala. Sebab suaraku yang sedikit kencang juga membuat kepalaku terasa sakit.

Melihat tuan mudanya kembali merasa kesakitan, gadis itu kembali merasa khawatir sembari menjawab ragu.

"Tuan muda, itu..."

Aku menegaskan sikap goyah gadis itu, dengan kembali sedikit mengeraskan suara.

"Jawab saja, jangan mengatakan hal yang tidak perlu."

Gadis berambut hitam yang mendengar itu, kembali mendapatkan ketenangannya, kemudian menjawab dengan lugas.

"Baik, itu sebab anda adalah anak dari lord 'Augustine'."

Mendengar jawaban yang semakin tidak masuk akal, akupun kembali mengeraskan suara.

"Apa kamu bercanda sekarang?!"

"Ugh..."

Segera setelahnya, aku meremas kuat kepala, sebab rasa sakit di kepalaku mulai kembali melanda.

Jangan membuatku berpikir terlalu keras sialan! Sakit kepalaku kambuh lagi.

Aku mencoba menenangkan diri, sembari mencari jawaban yang masuk akal.

Melihat tuan mudanya semakin kesakitan, gadis itu kembali memasang ekspresi khawatir, sembari berkata dengan sedikit meninggikan suara.

"Tidak tuan muda, mana mungkin saya..."

Sebelum kemudian kalimatnya terpotong.

"Cukup."

Akupun lantas meninggikan suara, dan kembali bertanya, untuk mencari jawaban yang lebih masuk akal.

"Kalau begitu... siapa namaku?"

Mendengar pertanyaan itu, gadis itu kembali merasa tenang, kemudian menjawab dengan lancar.

"Anda adalah tuan muda Astin. Anak terakhir dari lord 'Augustine'."

Mendengar jawaban yang lebih tidak masuk akal, akupun lantas semakin meninggikan suara sembari menyangkal.

"Apa maksudmu Astin? Namaku adalah... xxxx ugh..."

Setelahnya kepalaku seperti dihantam, akupun meremas kuat kepala dengan ekspresi yang meringis.

Apa-apaan? Kenapa aku tidak bisa menyebutkan namaku?

Aku bisa menyebutkan nama yang disebut oleh gadis itu, tetapi kenapa aku sama sekali tidak bisa menyebutkan nama asliku?

Bahkan suaraku tidak bisa keluar saat memikirkannya. Akupun terdiam sejenak, menunggu sakit kepalaku mereda.

Setelah rasa sakitku mulai mereda, akupun mulai terengah-engah.

"Haah... haah..."

Dan melepaskan cengkraman pada kepala, untuk kemudian membuka kancing atas kemeja, sebab keringatku kini mulai merembes keluar.

Tubuhku terasa panas, dan akupun merasa sangat gerah, aku butuh sesuatu untuk mendinginkan tubuhku ini.

Kemudian akupun berpaling ke arah gadis itu, sembari membuat permintaan.

"Hei, bisakah kamu carikan sesuatu untuk mengipasiku atau semacamnya?"

Mendengar permintaan tuan mudanya, gadis itu segera menjawab.

"Tunggu sebentar tuan muda."

Kemudian ia segera beranjak dari tempat duduk, untuk mengambil sesuatu yang diminta oleh tuan mudanya dengan segera.

Brag! Aku menjatuhkan tubuhku, dan kepalaku rasanya seperti berputar.

Sesaat setelahnya, gadis itu segera datang sembari berkata.

"Tuan muda, saya akan mengipasi anda."

Kemudian kembali duduk. Tangan kanannya yang memegang kipas mulai bergerak, sedangkan tangan kiri bertumpu dipangkuan.

Aku hanya menjawab singkat.

"Ya, lakukan."

Agar dia segera melakukan permintaanku, sembari merelaksasikan diri, dengan kedua tangan terbuka ke samping.

Aku mengatur napas, sembari merasakan angin yang menerpa tubuh. Ini mulai sedikit mendinginkan pikiranku.

Setelah menenangkan diri, akupun mencoba menerima perkataan gadis itu, kemudian melanjutkan pertanyaan.

"Jadi... aku Astin?... Anak dari pemilik kediaman ini?... Dan berada di mana kediaman ini?... Apakah ini di... xxxxx ugh."

Namun sakit kepala kembali melanda, saat aku ingin menyebutkan sebuah nama. Dan akupun lantas kembali mencengkram erat kepala dengan kedua tangan, sembari sedikit meregangkan tubuhku yang terbaring.

Sial! Bahkan aku tidak bisa menyebutkan nama sebuah benua. Apa maksudnya ini?

Melihat tuan mudanya kembali merasa kesakitan, mata gadis itu sedikit melebar, sembari berucap khawatir dengan sedikit meninggikan suara.

"Tuan muda."

Dan kipasan nya kini terhenti.

Setelah rasa sakitnya mereda. Aku kembali menjatuhkan tangan kesamping, sembari melemaskan tubuh, kemudian menyuruh gadis itu untuk segera menjawab.

"Sebutkan saja."

Mendengar perintah tuan mudanya, gadis itu kembali menjawab dengan tenang,

"Ini adalah kerajaan 'Orione'. Kerajaan satu-satunya di benua langit."

Kemudian tangannya mulai kembali bergerak mengipasi tuan mudanya.

Mendengar jawaban yang semakin tidak masuk akal. Akupun berkata dengan suara lemas.

"Baiklah... aku akan berhenti untuk sekarang."

Kemudian mulai memejamkan mata.

Tidak ada yang masuk akal. Jadi aku memutuskan untuk berhenti memikirkannya sejenak. Hal yang gadis itu katakan layaknya omong kosong.

Sebab yang dia sebutkan, hanya ada dalam cerita-cerita atau karya yang dimaksudkan untuk hiburan semata. Bila itu jadi kenyataan, apakah aku benar-benar berada di dunia fiksi seperti itu?

Dengan berbagai pemikiran yang mulai mengalir, akupun memikirkan kembali apa yang diucapkan oleh gadis itu.

Astin. Kerajaan 'Orione'. Benua langit. Hanya satu kesimpulan yang bisa aku ambil dari nama-nama itu. Yaitu dunia game yang aku mainkan sebelum aku tidak sadarkan diri.

Tetapi aku tidak familiar dengan Astin, benua langit, maupun kerajaan 'Orione' yang disebutkan oleh gadis itu.

Aku terus mencoba mengingatnya, sembari merasakan hembusan angin dari kipasan gadis itu, yang mulai mendinginkan tubuh serta pikiranku.

Ah... ada satu. Jika ada yang namanya Astin, itu adalah karakter sampingan yang muncul pada permulaan game, sampai krisis awal skenario utama dimulai.

Tetapi ada yang sangat bermasalah dengannya. Astin adalah karakter yang berperan sebagai penjahat kelas tiga, yang pekerjaannya hanya mengganggu protagonis, untuk kemudian dihajar olehnya.

Kalau tidak salah, ada scene dimana dia sedang mencoba merayu heroine utama, dan ketahuan oleh protagonis. Kemudian dia dituduh melakukan pelecehan seksual, walau dia tidak benar-benar melakukan hal seperti itu.

Astin yang tidak merasa melakukan hal seperti itupun membela diri. Sedangkan protagonis yang tidak terima lantas menantangnya berduel.

Merasa harga dirinya direndahkan sebagai seorang anak bangsawan kelas atas, apalagi oleh protagonis yang sekedar anak seorang kesatria, Astin pun menerimanya tanpa pikir panjang.

Tetapi seperti yang diharapkan, dia habis babak belur dihajar oleh protagonis tanpa bisa melakukan perlawanan. Dan diapun koma dalam beberapa minggu.

Sedangkan heroine utama yang melihat itu, baru menjelaskan pada protagonis yang ditelan emosi, kalau Astin tidak bersalah.

'Sialan! Entah kenapa saat mengingat itu, membuatku merasa sangat kesal.'

Walau begitu, Astin masih tetap gigih mendekati heroine utama, walau dia terus-menerus di tolak dan di abaikan.

Sampai pada akhirnya krisis awal skenario dimulai.

Dimana persatuan organisasi penjahat menyerang academy pahlawan Hygea. Yang merupakan tempat calon-calon pahlawan berada, untuk mengembangkan kekuatan serta kemampuan.

Dan itu juga menjadi akhir bagi Astin. Yang hanya sekedar karakter sampingan penambah bumbu dalam cerita.

Dia melindungi heroine utama yang sangat ketakutan, walau dia hanya seorang bajingan lemah. Sampai pada akhirnya diapun dilibas secara brutal, oleh salah satu pimpinan organisasi penjahat.

Bahkan sampai mayatnya ditampilkan seperti mozaik berwarna merah tidak beraturan.

'Ugh. Apa aku harus mengalami hal mengerikan seperti itu juga? Sialan! Memikirkannya saja sudah membuatku merasa mual.'

Sedangkan heroine utama hanya berteriak histeris dan terjatuh lemas, saat melihat pemandangan mengenaskan itu. Tetapi karena heroine utama itu merupakan gadis dengan paras yang sangat cantik,

Pimpinan organisasi penjahat itu tertarik, dan segera membawanya untuk menikmati tubuhnya seorang diri.

Sedangkan protagonis yang baru sampai, setelah bertarung dengan pimpinan organisasi penjahat lainnya. Segera menyelamatkan heroine utama yang tengah memberontak.

Dan pemimpin organisasi itu berhasil dikalahkan. Kemudian mereka berdua pergi, setelah melihat sekilas jasad Astin yang sudah tidak memiliki bentuk.

Dan itu adalah scene terakhir yang menampilkan keberadaan Astin.

'Sialan! Semakin memikirkannya, membuat rasa mual serta kekesalanku semakin memuncak.'

'Setidaknya aku harus cukup kuat untuk menghadapi awal skenario itu. Atau aku harus cukup lihai dalam menghindari masalah saat krisis awal skenario dimulai.'

'Tapi bagaimana jika aku akan tetap digiring seperti adegan didalam gamenya?'

Wajahku sedikit meringis ketika membayangkan hal itu.

Apakah aku harus berteman dan berbuat baik, dengan protagonis serta karakter utama lainnya?

Apakah mereka akan otomatis membenciku, sebab peranku yang sudah di atur sejak awal? Ya, aku akan memikirkan hal itu nanti, setelah melihat situasinya.

Untuk kerajaan 'Orione'. Aku benar-benar belum pernah mendengarnya. Sedangkan Benua langit. Aku bisa menebak, kalau itu adalah map yang belum pernah terbuka sebelumnya.

Hanya ada siluetnya saja. Biasanya itu akan terlihat disisi utara langit academy. Dan ukurannya sangat besar untuk sesuatu yang melayang jauh diketinggian, bahkan sampai siluetnya terdistorsi sebab jarak dan atmosfer.

Tidak ada satu player pun yang menemukan skenario tersembunyi untuk membuka map itu. Dan sekarang aku berada di atasnya?

Apakah untuk menemukan skenario tersembunyi Benua langit, harus mendekati karakter sampingan seperti Astin? Sial!

Itu akan membuatmu bermain dalam hard mode. Jika karaktermu berkomplot dengannya untuk mengganggu protagonis,

Kamu akan kesulitan menghadapi skenario utama, karena kamu akan otomatis bermusuhan dengan karakter utama lainnya.

Kamu harus menghadapi banyak penjahat sendirian, sebab karakter sampingan tidak akan mau diajak kerjasama dalam menghadapi skenario yang sulit.

Oleh sebab itu, bila kamu memusuhi protagonis atau karakter utama lainnya, bersiaplah untuk berhenti memainkan gamenya, sebab progres ceritanya akan lebih sulit.

Atau apakah ada karakter lain yang berasal dari benua langit juga? Agar lebih mudah untuk mengakses map benua langit, tanpa bermusuhan dengan karakter utama?

Jika tidak, berarti pengembang game benar-benar tidak ingin membuat siapapun membuka mapnya. Apa gunanya menciptakan map tapi tidak digunakan?

Mungkin ada salah satu heroine dan karakter sampingan lainnya, yang berasal dari benua langit juga? Ya, itu semua tidak perlu dipikirkan lagi, sebab aku sudah berada diatasnya.

Untuk sekarang, aku akan menghadapi masalah yang ada dihadapanku terlebih dulu.

Aku mengalihkan pandangan pada gadis yang sedang mengipasiku ini. Ekspresinya terlihat begitu khawatir. Apakah dia benar-benar mengkhawatirkan ku?

Setelah dilihat-lihat, dia mengenakan pakaian seperti pelayan yang ada dalam cerita-cerita fantasi abad pertengahan atau semacam itu.

Bukankah gadis ini terlalu cantik untuk menjadi seorang pelayan?

Bahkan aku belum pernah melihat gadis secantik ini secara langsung, sebab jika sekelas ini, kamu bisa menjadi bintang idol atau aktris dengan cukup mudah.

Apakah karena gamenya menargetkan konsumen laki-laki?

Didalam gamenya, memang banyak karakter-karakter dengan penampilan cantik dan tentu saja mereka kuat. Sebab kebanyakan adalah heroine maupun sub heroine, yang membantu Protagonis saat progres ceritanya berjalan.

Tetapi itu hanya dalam bentuk ilustrasi dua dimensi, aku tidak tahu kalau akan menjadi secantik ini jika menjadi kenyataan. Apalagi dia adalah karakter antah berantah yang bahkan tidak masuk kedalam cerita.

Bagaimana dengan karakter utama lainnya? Apakah mereka akan terlihat lebih cantik? Ya, kita lihat saja nanti.

Aku terus memandangi gadis yang sedang mengipasi ku ini. Saat aku melihatnya, bulu mata lentik nan panjangnya sesekali berkedip, menutupi warna mata hitam layaknya obsidian yang gelap.

Dengan kulit putih pucat yang terlihat begitu halus, hidung serta bibir merah mudanya terlihat mungil, tetapi sangat serasi dengan parasnya.

Juga rambut hitamnya yang panjangnya sebahu itu, terlihat dipotong dengan rapih dan berkilau, dia terlihat seperti boneka yang dipoles.

Apakah aku juga akan memiliki penampilan seperti itu? Walau desain karakter Astin seperti anak berandalan, bukankah aku seharusnya cukup tampan?

Kruyuuuk.♪.♪.♪

Setelah mendengar suara yang berasal dari perut tuan mudanya. Gadis itupun lantas bertanya.

"Tuan muda, apakah anda merasa lapar?"

"Saya akan segera menyiapkan makanan untuk anda."

Tanpa menunggu jawaban, gadis itu dengan sigap beranjak dari tempat duduknya, kemudian segera pergi untuk menyiapkan apa yang diperlukan oleh tuan mudanya itu.

Akupun hanya menjawab singkat,

"Ya, lakukan."

Sebab aku memang merasa lapar.

Sepertinya setelah aku memikirkan banyak hal, dan memperoleh ketenanganku kembali, tubuhku mulai memerlukan nutrisi.

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Author baru belajar menulis, kritik & saran sangat diterima.

02 Bukankah Ini Sebuah Artefak?

...Cerita berlanjut....

^^^27 : 08 : 47 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode dua.

Setelah melihat gadis itu beranjak, dari ruangan yang sangat luas untuk di anggap sebagai kamar ini, akupun beranjak dari tempat tidur.

Walau tubuhku rasanya seakan berderit, tetapi ini masih mampu untuk diajak berdiri serta berjalan.

Aku menuju meja putih, yang berada tepat di samping tempat tidur mewah ini.

Sreeek.♪.♪.♪ Aku menarik laci yang berada dimeja. Ada sekitar tiga laci, tapi tentu saja aku membuka laci yang paling atas terlebih dulu.

Akan tetapi setelah melihat isi didalamnya, akupun lantas terperangah.

"Haah?"

Mataku pun ikut melebar, sebab melihat sesuatu yang familiar. Yang membuatku bertanya.

"Kenapa ini ada disini?"

Aku mengambil benda yang terlihat seperti smart watch yang tampak ramping, dengan desain futuristik, dan memiliki warna putih serta aksen platinum ini.

'Bukankah ini salah satu item yang digunakan oleh anggota organisasi penjahat?'

Ini digunakan untuk memata-matai serta mengumpulkan informasi, dari siswa academy pada pertengahan skenario.

'Apakah ini awalnya adalah milik Astin?'

Kemudian mereka merampasnya setelah membunuhnya?

Di gamenya tidak pernah diperlihatkan kalau dia mempunyai item sehebat ini.

Kalau tidak salah, ini digunakan untuk memindai status para siswa.

Kalau begitu, aku bisa melihat statusku maupun orang lain dengan mudah, tanpa harus mengeceknya di fasilitas pemeriksaan academy, guild pahlawan, maupun guild petualang.

'Bukankah ini permulaan yang bagus?'

Setelah memikirkan berbagai hal, akupun mulai melingkarkan artefak mirip smart watch ini pada pergelangan tangan kiri. Dan seringai kini sedikit menghiasi wajahku,

Setelah aku melihat sesuatu yang tidak biasa, akupun lantas buka suara.

"Hoo... bahkan ukurannya langsung menyesuaikan dengan pergelangan tangan."

Kalau tidak salah, aku harus memusatkan dan mengalirkan energi. Sesuai dengan pengaturan gamenya,

Setiap orang di dunia ini, hidup dan menggunakan energi, yang bisa dimanfaatkan untuk mengaktifkan skill maupun artefak semacam ini.

Dan itu akan terisi kembali secara alami. Sungguh pengaturan yang praktis.

Dengan begitu, akupun mulai mengalirkan energi dari penyimpanan yang berada di pusat jantung, melalui pembuluh darah, kemudian melewati arteri lengan, dan akhirnya sampai pada pergelangan tangan, sebelum kemudian terserap oleh artefak. Dan setelahnya...

...Ding.♪.♪.♪...

Astaga.

Tiba-tiba saja layar hologram putih transparan muncul, dari layar seperti garis tipis, yang sebelumnya masih berwarna hitam memanjang ditengah artefak.

...★Cygnus★ ⟩ EX ›[Level.0 : 0 / 1000]...

...(User Energy : 475 / 480)...

...(Saved Energy : 0 / 100)...

...«Find Status» [Manual]...

...«Find Object» [Manual]...

...«Change Display ›(Cost energy : 25 - 1000)...

...«Weapon Manifest… ›(Cost energy : 100 - 10.000)....

★Cygnus★ ⟩ EX ›[Level.0 : 0 / 1000].

Akupun terperangah, saat melihat tingkatannya.

"Haah?!"

"Apakah ini artefak grade 'EX?"

Ya, tidak salah lagi. Akupun mengusap mata, sebab tidak percaya, tetapi tidak ada yang berubah, dan itu membuatku merasa gembira. Kemudian akupun melihat tulisan disampingnya.

›[Level.0 : 0 / 1000].

Itupun semakin membuatku gembira, yang membuatku otomatis buka suara.

"Bahkan ini tipe berkembang yang levelnya dapat ditingkatkan. Ini benar-benar gila."

"Bukankah ini bisa menjadi harta nasional?"

"Apakah ini artefak yang diberikan secara turun-temurun?"

"Atau ini harta karun keluarga?"

Setelahnya akupun lantas memeriksa fitur lain.

«Find Status» [Manual]

«Find Object» [Manual].

'Benar saja, ini bisa digunakan untuk memindai status. Bahkan objek juga?'

Akupun semakin merasa senang, sebab ada fitur tambahan yang lain. Dengan tidak sabar akupun melihat fitur berikutnya.

«Change Display ›(Cost energy: 25 - 1000).

Apakah penampilannya bisa di ubah sesukaku?'

Karena aku semakin merasa penasaran, akupun semakin tidak sabar dan lantas melihat fitur berikutnya.

«Weapon Manifest… ›(Cost energy : 100 - 10.000).

Dan itu membuatku sangat tercengang, hingga memaksa diriku untuk bertanya-tanya.

"Apa- apaan ini?"

"Apakah ini juga bisa berubah menjadi senjata?"

"Bukankah ini terlalu berlebihan?"

Akupun merasa syok, sebab tidak habis pikir.

Bisa-bisanya Astin disetting selemah itu, dengan membawa artefak over power seperti ini.

Apa dia tidak bisa memanfaatkannya atau bagaimana? Skenario game sialan!

Apakah pengembang game sengaja melakukan itu? Andai saja masih ada internet, aku akan mengutuknya, sampai 5700 kata.

Daripada terus memikirkannya, dan itu akan membuat pikiranku semakin pusing, lebih baik aku mengecek statusku terlebih dulu.

Akupun mengubah manual menjadi otomatis.

«Find Status» [Auto].

Lantas notifikasi pun muncul.

...(Arahkan bagian depan perangkat pada target untuk memeriksa).♪.♪.♪...

Kemudian aku mengarahkan bagian depan artefak ke arah wajah, dan tampilan layar hologram putih transparan kini berubah, menampilkan informasi pribadiku.

...(»Status«)...

...• Name : Astin Van' Augustine....

...• Level : 2 [2367 / 5000] ⟩ F...

...• Gender : Male...

...• Condition : «Lost Memory» ›(Unknown)...

...• Age : 15...

...• Attribute : Light...

...• Job : «Shooter» ›(Beginner)...

...• Energi Type : Space...

...(Total Energy : 470/480 ⟩ F-)...

...(Aktif Skill)...

...«Plasma Bullet ⟩ 'E ›(Cost energy : 10)...

...(Pasif Skill)...

...«Noble Dignity ⟩ C+...

...Item...

...★Cygnus★ (Used)...

...›(Unknown)....

Tetapi apa yang aku lihat membuatku menghela napas.

"Haah..."

Dan akupun buka suara dengan nada kecewa.

"Benar-benar statusnya sampah. Bagaimana mungkin dia hanya memiliki satu skill aktif? Dan itupun hanya rank 'E."

"Aku benar-benar menjadi bajingan lemah rank 'E? Sial!"

Setelahnya akupun melihat sesuatu yang aneh. Lihat saja ini.

• Condition : «Lost Memory» ›(Unknown).

Apa-apakah ini?

Apakah tubuh ini kehilangan ingatan?

Pantas saja aku tidak memiliki ingatan apapun yang dimiliki oleh tubuh ini. Kemudian aku mencoba melihat informasinya.

»Lost Memory» : Efek samping dari skill serangan mental yang berkelanjutan dalam jangka panjang, mengakibatkan hilangnya ingatan target.

Setelah aku melihat informasinya, akupun lantas terperangah.

"Hah?"

Apa ada orang yang berniat mencelakai ku?

Tetapi siapa?

Apa gadis itu pelakunya?

Atau mungkin ada orang lain yang ingin menyingkirkan ku?

Aku harus segera mengecek statusnya setelah dia kembali.

Belum lagi tulisan disebelahnya, yang membuatku merasa bingung 😕.

›(Unknown).

Apa maksudnya tidak dapat diketahui?

Apakah ada kondisi atau item dalam tubuhku yang tidak dapat terdeteksi?

Itu membuatku semakin merasa waspada.

Setelahnya aku beralih memastikan hal lain.

"Aku cek dulu, apakah skillnya memang benar-benar sampah?"

Dengan begitu, akupun menekan nama skill aktif ku, untuk melihat informasi yang lebih rinci.

»Plasma Bullet ⟩ 'E : Memanifestasikan energi yang dipadatkan menjadi peluru cahaya dengan bentuk plasma.

(Jeda waktu : 2 detik / peluru). (Jarak maksimum : 25 meter).

Bukankah ini lumayan untuk mengalahkan monster lemah?

Yah, walaupun akan sulit jika harus melawan lebih dari satu monster sebab jeda waktunya. Sedangkan kondisi tubuhku seperti ini, aku tidak akan bisa menghindar dengan baik, dan hanya akan mati konyol bila melakukannya.

Berikutnya adalah memeriksa skill pasif ku.

»Noble Dignity ⟩ C+ : Menjaga ketenangan serta menambah ketahanan mental, dan mengatur perilaku layaknya seorang bangsawan.

(Aktif secara otomatis saat kondisi terpenuhi).

Apa aku mempunyai skill ketahanan mental?

Itu berarti orang yang melakukan sesuatu padaku, memiliki skill serangan mental yang cukup tinggi. Itu membuatku semakin merasa khawatir.

(Aktif secara otomatis saat kondisi terpenuhi).

Apa ini akan otomatis aktif dalam kondisi tertentu?

Aku tidak merasakannya saat bersama gadis itu.

Ya, kita akan mengetahuinya nanti.

Setelah memeriksa skill bawaanku, serta melihat banyaknya fitur dari artefak yangku kenakan, itu membuatku berpikir.

Kalau keadaannya seperti ini, mau tidak mau aku harus mengandalkan artefak ini, untuk menghindari kematian tragis saat awal skenario dimulai.

Belum lagi sekarang ada orang yang mengancam nyawaku.

Dan yang terpenting adalah aku jangan terlalu bertingkah, serta terlibat dengan masalah yang tidak perlu, sebab itu akan semakin membahayakan nyawaku.

Aku akan hidup lebih santai, serta menjaga jarak aman dari tragedi yang akan terjadi di 0masa depan, dan membiarkan protagonis untuk mengurusnya.

Setelah berpikir demikian, akupun lantas mencoba fitur yang membuatku penasaran. Sembari berkata lirih.

"Kalau begitu, untuk membuatku merasa lebih nyaman, aku akan memanfaatkan fitur ini."

Aku kembali ke menu awal, dan menekan ubah tampilan.

«(Change Display).

Lantas notifikasi pun muncul bergiliran.

...(Bayangkan bentuk yang anda ingin wujudkan dan alirkan energi kedalam perangkat).♪.♪.♪...

...(Energi yang terkonsumsi bertambah sesuai kerumitan benda yang akan diproyeksikan).♪.♪.♪...

...(Selain pengguna, perangkat hanya terlihat seperti tampilan yang sudah di proyeksikan).♪.♪.♪...

Melihat deskripsi yang mengesankan, akupun lantas buka suara.

"Ooh... apakah orang lain tidak akan bisa melihat informasi yang ditampilkan? Kalau begitu, aku akan segera mencobanya."

Merasa tidak sabar, akupun lantas memikirkan sesuatu yang sangat ku inginkan, bahkan di dunia sebelumnya aku tidak berani untuk memimpikannya.

Setelah membayangkan dengan samar, lantas notifikasi pun bergulir silih berganti.

...(Memproses, memindai memori pengguna).♪.♪.♪...

...(Tampilan jam tangan analog rakitan tangan memungkinkan).♪.♪.♪...

...(35 energi perlu digunakan).♪.♪.♪...

...(Apakah ingin melanjutkan mengubah tampilan?).♪.♪.♪...

Hingga muncul pilihan.

[»YES« / »NO«].

Akupun menyeringai, dan lantas berkata.

"Tentu saja 'YA."

Akupun memerintah dengan suara.

Tak lama kemudian, artefak yang melingkar di pergelangan tangan, mulai memecah seperti partikel menyerupai pasir putih dengan kilauan platinum. Yang membuatku berpikir, sembari melebarkan mata.

'Apakah ini mesin nano yang berjumlah milyaran?'

Itu menyebar berputar disekitar pergelangan tangan, dan mulai menyusun bentuk yang ku bayangkan. Akupun terperangah, saat melihat tampilan yang melebihi ekspektasi.

Astaga.

"Bukankah ini sangat mewah?"

"Akan butuh ratusan atau milyaran uang untuk membeli ini, jika aku masih berada di dunia sebelumnya."

Akupun mengangkat tinggi-tinggi tangan serta melebarkan jemariku, dengan pandangan menengadah memperhatikan detailnya dengan seksama.

Terlihat jam tangan analog dengan desain yang sangat elegan bak perhiasan, bentuknya bulat dengan ukuran yang cocok dan pas dengan pergelangan tanganku.

Memiliki warna putih di seluruh body, dihiasi aksen platinum pada bagian logam seperti bezel, jarum, dan angka.

Di dalamnya terdapat tulisan ★Cygnus★ dan pola rasi bintang yang indah, dilapisi kaca crystal bening bak berlian.

Akupun membuka mata lebar-lebar sembari terus berkata.

"Ini sangat cocok walau dipakai oleh pria maupun wanita, ini terlihat cantik tetapi tidak memiliki kesan yang feminim."

"Ini terlihat sangat elegan, sangat pas jika dipadukan dengan setelan putih yang dipakai Astin saat dalam game."

Kebetulan sekali, seleraku sama dengannya, sebab akupun lebih sering mengenakan baju, celana, serta aksesoris berwarna putih saat di dunia sebelumnya.

Setelah puas melihat sembari mengoceh, akupun menurunkan kembali tanganku, kemudian berkata.

"Sekarang... mari ke menu utamanya."

Dan seringai lebar mulai menghiasi wajahku.

Aku benar-benar penasaran dengan fitur yang satu ini, di game bahkan tidak disebutkan, sebab ini dihancurkan setelah mata-mata organisasi penjahat itu tertangkap.

Kemudian akupun menekan manifestasi senjata.

«(Weapon Manifest...).

Dan lantas layar hologram putih transparan berubah tampilan.

...»(Select Weapon)...

...«Sadr ›(Cost energy : 100) ›[Level.0 : 0 / 1000]...

...«Deneb ∅ ›(Unlocked : Level.2)...

...«Cygnus ∅ ›(Unlocked : Level.5) (True Form)....

Akupun lantas kembali melebarkan mata, saat senjata yang dapat di manifestasi lebih dari satu, sembari berkata dengan nada terkesima.

"Wow! Apakah ini memiliki tiga fase untuk membuka bentuk aslinya? Aku coba cek yang sudah terbuka dulu."

Oleh sebab itu, akupun lantas menekan senjata yang sudah terbuka, untuk melihat informasi rincinya.

»Sadr : Revolver putih dengan aksen platinum, memiliki enam selongsong peluru. Peluru akan termanifestasi secara otomatis ke dalam selongsong saat menyerap energi.

‌(Reload / 6 detik).

‌Skill «White Bullet ⟩ B+ ›(Cost energy : 10 - 100) : Memanifestasikan energi menjadi peluru berbentuk plasma putih dengan kilatan platinum didalamnya. Tipe serangan target tunggal.

Menyebabkan efek kerusakan tetap, mengabaikan berbagai macam pertahanan sesuai ukuran peluru. Tingkat kerusakan dan ukuran peluru sebanding dengan energi yang dimanifestasikan.

‌(Jeda waktu : 1 detik / peluru). (Jarak maksimum : 100 meter).

Setelah melihat informasi rincinya, akupun lantas kembali terperangah, sembari buka suara.

"Bukankah ini sangat bagus?"

"Ini lebih efisien dibanding skill bawaanku."

"Dan lagi ditambah dengan efek true damage. Bukankah ini sangat mematikan?"

Itu bisa mengabaikan segala bentuk pertahanan, dan luka yang dihasilkan efek true damage tidak dapat disembuhkan.

Bahkan jika kamu memiliki skill regenerasi tingkat tinggi, yang dapat menumbuhkan kembali anggota tubuhmu,

Kecuali kamu memotong anggota tubuhmu yang terkena efek, dan bila itu terkena pada titik vital, kamu akan langsung tamat.

Ya, dengan ini akan lebih mudah untuk meningkatkan levelku nanti.

‌Skill «White Bullet ⟩ B+ : Memanifestasikan energi menjadi peluru berbentuk plasma putih, dengan kilatan platinum didalamnya.

Setelah dilihat-lihat, bukankah skillnya terlihat mirip dengan skill bawaanku?

«Plasma Bullet ⟩ E : Memanifestasikan energi yang dipadatkan dalam bentuk peluru plasma.

Apakah artefak ini menyesuaikan bentuk dan skillnya dengan penggunanya?

Atau apakah hanya kebetulan saja ini cocok denganku?

Ya, apapun itu, ini terlihat sangat bagus.

Akupun mencoba untuk memanifestasikannya. Tetapi setelah dipikir, saat melihat jumlah energi yang akan dikonsumsi, serta kondisiku sekarang, akupun berkata.

(Total Energy : 470/480 ⟩ F-).

»Sadr ›(Cost energy : 100).

"Ini cukup memakan banyak energi, aku akan Memanifestasikannya nanti saat sudah mulai berburu."

Setelah cukup melihat fitur dari artefak yang ku kenakan, akupun menonaktifkannya, dan kembali menuju tempat tidur, setelah menutup laci.

Tetapi langkahku terhenti ditengah jalan. Aku ingin memastikan skill bawaan Astin. Jadi aku menodongkan jemari sembari mengalirkan energi, dan...

Bola cahaya putih kecil dengan bentuk plasma termanifestasi di ujung telunjuk. Setelah dua detik, ukurannya berhenti menjadi sebesar kelereng. Kemudian...

Pewww!

Itu melesat cepat, kemudian menghilang setelah mencapai tembok dikejauhan, meninggalkan lubang dangkal.

Melihat itu, akupun menghela napas.

"Haah... kalau menggunakan ini, butuh beberapa bidikan hanya untuk mengalahkan satu goblin."

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Author baru belajar menulis, kritik & saran sangat diterima.

03 Gadis Itu Sumber Informasi.

...Cerita berlanjut....

^^^27 : 28 : 18 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode tiga.

Setelahnya akupun terduduk ditepi tempat tidur, kemudian menjatuhkan tubuh, hingga terbaring dengan kedua tangan terbuka kesamping, sedangkan kakiku terjuntai menyentuh lantai.

Akupun lantas mengedarkan pandangan memperhatikan sekeliling, sembari berkata lirih.

"Ruangan ini benar-benar mewah, dan sangat luas untuk disebut sebuah kamar."

Akupun mulai mengayun perlahan kedua kaki, sebab berpikir ini cukup nyaman dan menyenangkan dibanding kehidupanku didunia sebelumnya.

Tok tok tok.♪.♪.♪

"Tuan muda, saya membawa makanan anda."

Sepertinya gadis itu sudah datang, jadi aku menyuruhnya untuk...

"Masuk."

Agar gadis itu datang dengan segera.

Setelah melihat gadis itu akan segera masuk, akupun mengambil posisi duduk.

Gadis itu terlihat sedang mendorong gerobak makanan sembari menuju ke arahku. Diatasnya ada sebuah mangkuk yang berukuran cukup besar, dengan sebuah teko dan gelas. Itu terlihat antik dan mewah.

Kemudian gadis itupun duduk dengan sopan, di kursi yang saat ini menghadap tempat tidur, sembari berkata lembut.

"Tuan muda, apakah anda ingin saya membantu untuk menyuapi anda?"

"Tampaknya tubuh anda masih belum bertenaga."

Sembari menunggu jawaban, setelah melihat kondisi tuan mudanya.

Gadis itu mengambil mangkuk putih, berbahan keramik mahal dengan desain sederhana.

Berisi bubur putih dengan topping sederhana dan sedikit bumbu, di tangan kirinya, Sedangkan tangan kanannya memegang sendok perak cantik, yang terlihat mewah.

Setelah mendengar tawarannya, akupun mencoba mengepalkan tangan dan berpikir.

'Benar apa yang dikatakan olehnya, genggamanku sangat lemah, aku tidak bisa memegang mangkuk sebesar itu.'

Kemudian akupun menjawab singkat.

"Ya, tolong."

Untuk menerima tawarannya dengan senang hati.

Mendengar persetujuan tuan mudanya, gadis itu tersenyum, sembari berkata.

"Kalau begitu, permisi."

Kemudian gadis itu mulai menyendok bubur, dengan sendok perak yang hanya terisi setengahnya, ke arah mulut tuan mudanya dengan penuh perhatian.

Pandangannya melunak, saat melihat mulut tuan mudanya itu terbuka dan mulai melahapnya.

Akupun mengendusnya sesaat, kemudian melahapnya setelah memastikan tidak ada yang aneh, tetapi ini rasanya agak tawar.

Setelahnya akupun memandangi gadis yang menyuapiku ini. Dia benar-benar terlihat cantik.

Ngomong-ngomong siapa namanya?

Bukankah tidak nyaman memanggilnya gadis itu terus-menerus?

Baguslah jika kalian setuju, aku akan menanyakan namanya.

"Ngomong-ngomong siapa namamu? Aku belum mengetahuinya."

Mendengar pertanyaan itu, dari tuan muda yang ia urus sejak kecil, hati gadis itu terasa sangat sakit. Walau begitu, ia mencoba untuk tetap tenang.

Setelahnya gadis itu mempertanyakan kebenaran, dengan nada berharap.

"Apakah anda benar-benar tidak bisa mengingat apapun tuan muda?"

Mendengar ia kembali bertanya saat aku bertanya, lantas akupun buka suara.

"Katakan saja."

Kemudian kembali melahap makanan.

Mendengar itu, hati gadis itu semakin tersayat, tetapi ia mencoba menjawab dengan tenang.

"Nama saya Amy, tuan muda."

Walau diakhir kalimat suaranya agak bergetar, sebab menahan sakit dihatinya.

"Begitu."

Akupun hanya menjawab singkat, sebab merasa itu praktis.

Setelah itu, aku mencoba mengecek statusnya. Aku harus segera memastikan.

Akupun berpura-pura memegangi kening, untuk mengarahkan jam tangan ke arahnya. Kemudian layar hologram putih transparan muncul mengenai wajahnya.

Melihat sesuatu yang terlihat asing dipergelangan tangan tuan mudanya, gadis itu, maksudnya Amy memiringkan kepala, sembari bertanya.

"Tuan muda, apa yang anda kenakan di tangan anda?... Itu terlihat cantik."

Iapun tersenyum, melihat itu serasi dengan penampilan tuan mudanya, kemudian ia kembali menyuapi tuan mudanya itu.

Melihat reaksinya yang terlihat bingung, akupun berpikir.

'Sepertinya dia benar-benar tidak dapat melihatnya.'

Kemudian akupun melahap makananku, sembari memandangi paras cantik- gadis yang menyuapiku kini sedang tersenyum.

Setelahnya aku hanya menjawab singkat untuk mengelak.

"Ini hanya sebuah aksesoris."

Merasa tidak familiar, Amy pun lantas bertanya.

"Aku belum pernah melihatnya, apakah itu..."

Tetapi sayang sekali, belum sempat ia selesai bicara, iapun tersentak, hingga kalimatnya terpotong. Sebab tuan mudanya berkata.

"Jangan bertanya lebih jauh, dan lanjutkan saja pekerjaanmu."

Akupun lantas mencegahnya, agar tidak terlalu banyak mengorek informasi.

Mendengar kalimat itu, Amy pun lantas menjawab patuh.

"Baik."

Sembari menenangkan diri, kemudian kembali menyendok bubur untuk tuan mudanya itu.

Merasa gadis ini sangat penurut, akupun lantas meluruskan jam tangan yang memproyeksikan status Amy pada pandangan.

...(»Status«)...

...• Name : Amylea Vaniella....

...• Level : 1 [0 / 1000] ⟩ N...

...• Gender : Female...

...• Condition : Normal...

...• Age : 18...

...• Attribute : None...

...• Job : Maid (Intermediate)...

...• Energi Type : Nature...

...(Total Energy : 150/180 ⟩ N+)...

...(Aktif Skill)...

...»Handycrafts ⟩ E+ (Cost energy : 5)...

...»Cooking ⟩ N+ (Cost energy : 1)...

...(Pasif Skill)...

...»House Maid ⟩ D...

...Item...

...[None]....

Setelah melihat statusnya akupun bernapas lega.

"Haah..."

Sembari berpikir.

Ternyata bukan dia pelakunya, setidaknya aku bisa merasa aman untuk sekarang.

Kemudian akupun melihat informasi lebih detail.

• Name : Amylea Vaniella.

Setelah melihat namanya lebih dari satu kata, akupun berpikir.

Apakah dia anak bangsawan juga?

Biasanya dalam cerita-cerita fantasi abad pertengahan, orang biasa dilarang menggunakan lebih dari satu kata pada namanya.

Begitu juga dengan setting dunia game ini. Kemungkinan dia berasal dari keluarga bangsawan tingkat menengah atau dibawahnya.

Sebab bangsawan kelas atas memiliki tiga kata dalam namanya, termasuk keluarga kerajaan, sedangkan bangsawan kelas menengah hingga kelas bawah, hanya memiliki dua kata, dan satu kata untuk warga biasa.

Pantas saja parasnya sangat cantik, kemungkinan dia bekerja untuk bangsawan kelas atas, sebab dia anak ketiga atau dibawahnya, yang tidak memiliki hak waris, apalagi dengan skillnya ini.

(Aktif Skill)

»Handycrafts ⟩ E+ (Cost energy : 5)

»Cooking ⟩ N+ (Cost energy : 1)

(Pasif Skill)

»House Maid ⟩ D.

Untuk jumlah skillnya, seperti rata-rata karakter pada umumnya, yang memiliki dua skill aktif, dan satu skill pasif.

Namun tidak ada skill tipe serangan satupun. Dan semua skillnya hanya bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi itu cukup berguna untuk pekerjaannya sebagai pelayan.

Sudah jelas diapun belum pernah melawan monster, sebab tidak ada satupun poin exp atau pengalaman seperti ini.

• Level : 1 [0 / 1000] ⟩ N.

Itu sebabnya levelnya hanya satu, sebab level hanya dapat dinaikkan dengan membunuh monster, yang akan memberikan exp, menjatuhkan batu energi, serta drop item, karena setting gamenya memang seperti itu.

Kurasa sudah cukup melihat informasinya. Ini bekerja dengan baik, ini akan membantu untuk mencari rekan, serta mengetahui kelemahan lawan.

Walau aku harus cukup dekat dan mengenai wajah target untuk melihat informasi. Ini tidak terlalu praktis seperti dalam cerita fiksi lainnya, yang langsung muncul didepan mata dan melayang di udara.

Tetapi ini masih sangat berguna, sebab sepertinya kegunaan utamanya lebih untuk penyerangan. Belum lagi ini bisa dikembangkan, kemungkinan besar akan ada fitur baru yang akan terbuka, saat levelnya sudah naik.

Akupun lantas menonaktifkan artefak, dengan menghentikan aliran energi. Kemudian segera menyelesaikan makananku, sepertinya perutku baik-baik saja, sebab aku makan dengan lahap.

Setelah mangkuk yang dipegangnya kosong, Amy menaruhnya kembali ke gerobak makanan, yang berada di dekat meja samping tempat tidur.

Kemudian mengambil gelas bening dengan ukiran cantik seperti crystal, iapun mengirimnya pada bibir tuan mudanya. Sembari berkata lembut.

"Silahkan minumnya tuan muda."

Bibir manisnya kini dihiasi dengan senyuman.

Setelah itu, ia memegang gelas dengan tangan kirinya, kemudian mengambil sapu tangan yang ada disaku seragam pelayannya, dan iapun mengelap lembut mulut tuan mudanya itu.

Setelah diperlakukan dengan sangat baik dan penuh perhatian, akupun berpikir.

Apakah begini gaya hidup seorang anak bangsawan?

Rasanya seperti aku menjadi bayi yang segalanya diurus oleh orang lain.

Sembari menunggu makananku turun, akupun terduduk santai ditepi tempat tidur, kemudian kembali mengedarkan pandangan, pada ruangan luas nan mewah ini.

Di kejauhan, terlihat pintu putih mewah dengan dua daun pintu. Berhadapan dengan tempat tidur yang luas, berlapis kain putih nan mewah, juga beratap kelambu putih transparan ini.

Disisi kiri tempat tidur, ada meja laci berwarna putih, yang sebelumnya aku buka. Sedangkan sisi kanan, terdapat meja lain dengan ukuran lebih kecil, diatasnya terdapat lampu tidur yang terlihat mewah.

Di kejauhan sisi kiri, terdapat lemari putih yang cukup besar dengan empat deretan pintu. Lantainya dilapisi karpet mewah berwarna mocca. Dinding serta langit-langit berwarna putih dengan aksen emas.

Sedangkan lampu gantung mewah nan indah, bersinar terang bak crystal putih bercahaya, menghiasi langit-langit. Walau langit yang terlihat di jendela yang tinggi menjulang, dikedua sisi tempat tidur ini masih terlihat cerah.

Disudut dinding kanan dari pintu masuk, terlihat pintu putih yang berukuran lebih kecil, kemungkinan besar itu adalah pintu kamar mandi. Sedangkan di tengah dinding yang sama, terdapat cermin yang besar nan tinggi,

Disamping kiri cermin itu ada lubang bekas bidikan ku sebelumnya. Semoga saja Amy tidak cepat menyadarinya.

Ini terlihat agak hampa, sebab luas dan perabotannya yang minim, hingga suaraku cukup menggema saat berbicara. Sepertinya Astin tidak memiliki hobi khusus.

• Level : 2 [2367 / 5000] ⟩ F.

Tetapi levelnya sudah naik, kemungkinan dia pergi berburu bersama beberapa prajurit. Aku lebih nyaman pergi berburu sendiri, mungkin aku akan menyelinap saat ingin menguji coba artefak ini.

Setelah cukup memandangi ruang. Akupun mengalihkan pandangan pada gadis cantik yang duduk dengan rapih nan sopan dihadapanku ini.

Akupun lantas kembali mengajukan pertanyaan, sebab masih banyak informasi yang inginku ketahui.

"Amy, siapa saja yang tinggal di kediaman ini?"

"Bukankah ini cukup luas?"

Mendengar pertanyaan tuan mudanya, Amy yang telah menaruh gelas kembali ke gerobak makan, serta melipat rapih sapu tangan, segera menjawab.

"Hanya anda, Lord, dan nyonya saja tuan muda."

"Selebihnya pelayan, pekerja, prajurit, dan kesatria."

Setelahnya ia melipat rapih kedua tangannya di atas pangkuan, dimana terdapat sapu tangan yang ia lipat sebelumnya.

Setelah mendapat jawaban, akupun kembali bertanya, sembari memperhatikan wajah Amy yang tengah memandangiku.

"Begitu, siapa nama mereka?"

Amy menjawab dengan tenang.

"Nama Lord adalah Sergaz Van' Augustine, sedangkan nama nyonya adalah Haumea Van' Augustine."

Kini pandangan Amy bertemu dengan wajah tuan mudanya, yang sedang memperhatikan dirinya dengan santai.

Aku kembali bertanya.

"Apakah aku anak tunggal mereka?"

Sembari terus memandangi paras Amy.

Mendengar pertanyaan itu, Amy pun menjawab agak ragu.

"Itu... anda anak terakhir Lord' tuan muda, dan nyonya Haumea bukan ibu kandung anda."

Suaranya sedikit bergetar di akhir kalimat.

Mendengar jawaban itu, akupun lantas bertanya.

"Siapa ibu kandungku kalau begitu?"

Pandanganku sedikit melirik ke arah bawah dari wajah Amy.

Mendengar pertanyaan itu, Amy menjawab dengan suara bergetar.

"Itu... nyonya Asfia, meninggal saat anda berusia lima rigelia*, tuan muda."

Kemudian ia mencoba mendapatkan kembali ketenangannya pada akhir kalimat.

^^^*Rigelia : Tahun.^^^

Setelah mendengar itu, akupun berpikir.

Haa... jadi aku adalah anak terakhir dan anak tiri dari nyonya sekarang?

Apakah aku akan diperlakukan dengan buruk, seperti kebanyakan cerita-cerita fantasi abad pertengahan lainnya?

Kalau begitu, kemungkinan besar dia pelakunya.

Haah... aku harus mewaspadainya.

Kemudian akupun kembali bertanya untuk memastikan, sembari terus menurunkan pandangan menuju bawah leher Amy.

"Apa saudaraku yang akan meneruskan kekuasaan ayahku?"

Melihat gerakan pupil tuan mudanya yang tidak biasa, Amy sedikit mengeraskan suaranya di awal,

"Tidak, tuan muda,"

Kemudian melanjutkan perkataannya dengan lancar, menggunakan suara yang biasa.

"Anda adalah satu-satunya penerus yang tersisa, sebab saudara anda yang lainnya pergi meninggalkan kediaman, bersama istri dan suami mereka."

Amy melanjutkan.

"Sedangkan kakak termuda anda, anak tunggal dari nyonya Haumea sedang bersekolah di academy, tetapi dia seorang perempuan, sebab itu dia tidak bisa menjadi penerus."

Setelah mendengar penjelasannya, akupun berpikir.

Ini lebih baik dari yang aku kira. Sebelum kemudian berpikir kemungkinan lain.

Tunggu, kenapa mereka meninggalkan kediaman, dan menyerahkan hak warisnya padaku?

Apa karena daerah kekuasaan kediaman ini tidak menguntungkan bagi mereka?

Untuk mengonfirmasi nya, akupun kembali bertanya.

"Amy, apa daerah ini bermasalah, sampai-sampai saudaraku meninggalkan hak penerus mereka? Ini kelihatannya seperti itu."

Setelahnya aku kembali mengarahkan pandanganku pada wajah Amy, yang sepertinya mengetahui niat tersembunyi ku.

Mendengar pertanyaan itu, Amy lantas menjawab.

"Ya, mereka ingin tinggal di tempat yang lebih makmur dengan keluarga mereka, mereka pun belum pernah berkunjung kembali setelah mereka pergi."

Amy sedikit mengendurkan bahunya, sebab melihat reaksi lucu tuan mudanya yang membuat ia tersenyum dalam hati.

Mendengar itu akupun tidak habis pikir.

Haah... dasar, apakah mereka ingin kabur dan menyerahkan tugas yang sulit pada adik mereka?

Yah, aku tidak akan memusingkan hal itu untuk sekarang. Kemudian akupun kembali bertanya sebab penasaran mengenai hal ini.

"Ngomong-ngomong siapa nama kakakku yang masih bersekolah di academy?"

Kini tubuhku condong ke arah Amy, sembari terus memperhatikan di bawah lehernya, sebab dia tidak memarahiku walau sepertinya dia merasa tidak nyaman.

Amy pun menjawab dengan suara sedikit tersendat di awal.

"Itu,"

Sebab melihat tingkah tuan mudanya itu. Sebelum kemudian menjawab dengan tenang.

"Nona Rinea."

Setelah mendengar namanya, itu membuatku jadi kepikiran.

Rinea? Sepertinya aku pernah mendengarnya, jangan bilang...

Akupun lantas bertanya dengan suara yang agak keras, sebab ingin segera memastikan, sembari lebih mencondongkan tubuhku pada Amy

"Bagaimana ciri-ciri nya?"

Kini pandanganku kembali memperhatikan parasnya.

Melihat tuan muda mengalihkan pandangan dari dadanya, Amy pun menjawab santai.

"Rambut lavendernya sama seperti nyonya Haumea, sedangkan mata rubynya terlihat seperti Lord dan tuan muda."

Setelah mendengar jawabannya akupun lantas mengutuk.

Sial!

Sembari berpikir.

Dia adalah salah satu korban skenario gelap yang terjadi di academy. Tidak seperti Astin yang terbunuh oleh penjahat.

Dalam skenarionya, dia menjadi korban pelecehan yang dilakukan oleh ketua osis sebelumnya dan teman-teman bajingan nya,

Dengan alasan dia akan memberikan jabatan ketua osis padanya. Dia dijebak dengan menggunakan sebuah artefak terkutuknya itu.

Dan semenjak itu sikapnya sangat dingin terhadap laki-laki, termasuk terhadap Astin. Makannya aku tidak mengetahui hubungan mereka.

Itu salah satu latar cerita yang sangat gelap dalam gamenya, padahal gamenya tidak ada rating dewasa.

Apakah aku sudah terlambat untuk menyelamatkan mentalnya?

Atau aku bisa menghiburnya?

Desain karakternya memang sangat cantik, pantas saja jika banyak yang menginginkannya.

Tapi tetap saja aku tidak akan membiarkannya dirusak seperti itu, jika masih ada kesempatan.

Apakah semua orang yang berkaitan dengan Astin memiliki latar belakang yang gelap?

Kuharap tidak begitu, atau kepalaku akan benar-benar pecah bila kenyataannya seburuk itu.

Setelah memikirkan berbagai macam hal, akupun menghela napas.

"Haah..."

Kemudian berkata lirih.

"Memikirkannya saja sudah membuat kepalaku semakin pusing."

Akupun kini menundukkan kepala, hingga pandanganku menangkap lantai yang dilapisi karpet lembut ini, sembari memegangi keningku yang pusing dengan kedua tangan.

Kemudian akupun berpikir dalam tekad.

Mengetahui dia sekarang adalah keluargaku, mana mungkin aku akan membiarkannya hancur.

Dan tak lupa mengutuk.

Sialan!

Untuk sekarang aku akan menenangkan diri, aku harus cukup kuat untuk menyelamatkannya nanti, dan untuk itu setidaknya aku harus menaikkan level.

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Author baru belajar menulis, kritik & saran sangat diterima.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!