NovelToon NovelToon

CINTA SANG MAFIA PERBANKAN

PROLOG

Apa alasan si Hanks, Direktur utama yang sombong ini memanggilku, pikir Ryan ketika memasuki ruangan direktur utama PT.Bank Hedon Manisting, Mr. Hanks Thompson.

"Oh, Ryan, Sang Kepala Bagian Kredit perusahaan kita. Masuklah!” Kata Hanks Thompson seperti memang sudah menunggu Ryan sebelumnya.

Seperti biasa Mr.Hanks Thompson duduk di mejanya sambil menghisap cerutu. Ruangannya terkesan agak muram karena dia lampu hanya dinyalakan satu saja. Jam juga sudah menunjukkan pukul 20.00 malam.

“Ya Pak. Kata sekretaris saya, bapak memanggil saya..?” Tanya Ryan.

 "Ya, ada sesuatu yang penting yang ingin kubicarakan denganmu. Duduklah dulu sambil minum kopi yang sudah disediakan,” Hanks Thompson berdiam diri sebentar sambil ikut mengatur tempat duduknya.

Direktur Hanks Thompson mengambil napas yang dalam kemudian bersiap-siap melanjutkan ucapannya, "Bank ini menjadi besar hingga menjadi bank terbesar kedua di kota ini berkat usahamu

juga. Kami sangat berterima kasih kepadamu Ryan," kata Hanks Thompson memuji Ryan.

“Tidak juga Pak. Bank ini sudah terbesar kedua sejak saya masuk. Saya masih belum bisa disebut berjasa kalau belum bisa membuat bank ini menjadi yang nomor satu,” ucap Ryan merendah. Muka Ryan memerah sebenarnya dia cukup suka dengan sanjungan itu, tetapi hati Ryan masih bertanya-tanya juga, tidak mungkin dia dipanggil hanya sekedar dipuji seperti ini.

“Ha..ha.....ha.... Untuk itulah aku memanggilmu, agar kamu bisa turut andil menjadikan bank ini menjadi nomor satu di kota ini. But the way, kamu masih ingat kan kalau ayahmu memiliki hutang 50 milyar rupiah di Bank Hedon ini?”

Ryan cukup terperangah mendengarkan kata-kata Hanks Thompson.

Kenapa dia tiba-tiba mengungkit-ngungkit hutang ayahnya yang sudah macet 1 tahun itu, bukankah dia sudah meminta keringanan beberapa bulan lagi untuk dilakukan take over, Pikir Ryan.

Belum sempat Ryan menjawab, Hanks segera berkata, "Hutang ayahmu bisa kami buat lunas, Ryan! Bahkan, aku akan memberimu uang 100 milyar rupiah lagi jika kamu mau melakukan apa yang aku minta.”

"Apakah itu?” Tanya Ryan. Tentu Ryan sangat bersemangat jika ada bantuan lain yang bisa membuat hutang ayahnya lunas. Saat ini pikiran satu-satunya adalah menjual asset rumah yang juga jadi satu dengan toko mebel ayahnya itu.

“Kamu resign-lah dari tempat ini. Keluarlah kamu dan pindah ke Bank Chtonic, bank saingan kita. Jadilah mata-mata kami disana. Berikanlah informasi mengenai debitur-debitur besar yang ada di Bank Cthonic sehingga kita bisa men-take over, memindah semua debitur besar mereka semuanya disini, Bank Hedon Manisting tercinta ini," jelas Mr.Hanks Thompson.

Bagaikan kilat disambar petir Ryan mendengar kata-kata sang direktur. Tak terpikirkan dalam otaknya kalau direkturnya akan mengambil langkah kotor seperti itu.

"Ryan, inilah satu-satunya cara kita menjadi Bank nomor satu di kota ini," sambung Mr. Hanks Thompson.

“Bagaimana kalau saya tak mau melakukannya! Kita bisa menggunakan cara-cara lainnya yang lebih elegan pak!” bantah Ryan.

“Ingatlah! perusahaan ayahmu sudah hampir bangkrut. Bagaimana kalau kami sita jaminannya. Kalo tidak salah, kantor yang jadi jaminan hutangnya itu merupakan satu-satunya mata pencahariaan ayahmu. Apakah kamu tidak takut akan menghancurkan perekonomian keluargamu!” ancam Direktur Hanks Thompson.

Darah Ryan mendidih mendengar semua tekanan ini, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Ayahnya berhutang 50 milyar pada bank ini untuk usaha ekspor-impor hasil mebel miliknya. Perusahaan itu bangkrut setelah ditipu rekan kerja ayahnya di Inggris yang tidak kunjung mengirimkan pembayaran, karyawan yang menggelapkan uang dan sebab-sebab lain yang memang menunjukkan ketidakbecusan ayahnya memimpin manajemen perusahaannya.

Kepala Ryan pun dipenuhi dengan berbagai pikiran. Jaminan hutang di Bank ini adalah kantor ayahnya yang jadi satu dengan rumahnya. Jika disita, dimana dia, orang tua dan ketiga adiknya akan tinggal.

“Tapi George Salvano, direktur utama bank Chtonic tidak akan begitu saja menerima saya bekerja disana. Dia pasti punya banyak pertanyaan kenapa saya mau bekerja

disana.”

“Hehehe, aku tahu kamu cukup cerdas untuk bisa diterima disana. Bagaimana? Kamu mau menerima permintaan kecilku ini...?” Suara Hanks Thompson dengan lembut mengancam.

“Saya pikirkan dulu baik-baik Pak. Saya tidak bisa menjawabnya langsung seperti ini. Semuanya harus dipikirkan masak-masak,” kata Ryan dengan wajah memerah. Perasaan terancam benar-benar tampak dari wajahnya.

“Jangan lama-lama. Aku kasih waktu kamu 2 hari ini. Dan jangan bilang siapa-siapa. Cuma aku, kamu dan komisaris utama yang tahu masalah ini. Silahkan pergi..." kata Mr. Hanks Thompson

Ryan pergi meninggalkan ruangan Mr. Hanks Thompson dengan wajah galau.

WAWANCARA KERJA

RUANGAN PRESIDEN DIREKTUR BANK CHTONIC

            “Apa alasan anda melamar di Bank kami? Bukankah posisi anda di Bank lama tempat anda bekerja sudah sangat baik? Kepala Bagian Pemasaran Bank Hedon. Bukankah posisi yang sudah sangat bagus?” Tanya Mr.George, Presiden Direktur Bank Chtonic Indonesia dengan santai dengan senyum menyeringai di wajahnya.

            Ryan, sosok di depan direktur itupun tersenyum juga. Dia sudah tahu betul bahwa pertanyaan itu pasti akan dilontarkan. Tetapi dia cukup terkejut pula karena pertanyaan itu dilontarkan disaat awal wawancara kerja.

        “Baiklah..”Ryan mengatur kembali posisi tempat duduknya sambil memikirkan jawaban yang cocok untuk diajukan. Terpikir olehnya sebuah teori yang cukup dikenal dalam bidang ekonomi. “Saya akan menjawab dengan sebuah teori yang pasti anda juga sudah mengenalnya. Disebut dengan teori Efisiensi Gaji, dalam bahasa inggris disebut dengan “efficiency wages theory”. Teori ini dikembangkan oleh Edmund Phelps dan temannya. Menurut teori tersebut perusahaan akan memberikan gaji lebih tinggi dari tingkat gaji equilibrium, gaji rata-rata, dalam rangka menjaga produktivitas pegawai dan mencegah pegawai keluar dari perusahaan tersebut. Perusahaan berupaya meningkatkan gaji supaya produktivitas meningkat, dan pencari kerja antri melamar ke perusahaan tersebut. Hal ini yang tidak dipenuhi oleh tempat dimana saya bekerja dulu.”

      Presiden Direktur Mr.George Salvano kembali tersenyum, “hehehe.. aku tidak yakin gajimu disana kurang. Baiklah, akan aku paksa kamu mengaku lagi nanti. Tapi sebelumnya, kamu tahu kan kalo di Kota ini hanya ada dua bank yang bersaing secara ketat.. Bank Chtonic ini dengan Bank Hedon, tempat kamu sebelumnya bekerja. Gimana menurutmu?”

      “Ya, saya tentu tahu dengan jelas Pak. Di dalam ekonomi hal ini disebut dengan Pasar Oligopoli, tetapi karena hanya dua penjual saja yang bermain maka lebih tepat disebut Duopoli. Tak jadi soal, yang terpenting adalah mana yang memberi gaji saya lebih tinggi,”.

            “Apakah buruk kalau suatu daerah hanya dikuasai oleh dua perusahaan?” Tanya Mr.George.

            “Segala sesuatu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing pak. Seperti dalam

pasar Duopoli yang dilakukan dua bank di kota Manisting ini. Kalau kebaikan dari pihak anda, anda pasti mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi daripada para pemain perbankan di daerah lainnya dengan pasar persaingan sempurna dimana banyak penjual. Mereka rata-rata memperoleh keuntungan normal yang tentu lebih sedikit.”

            “Kamu ini sebenarnya cukup cerdas juga. Tapi aku masih penasaran kenapa si Hanks rela

membuangmu begitu,”

            “Dia tidak membuang saya pak. Saya pun juga belum mengundurkan diri. Kalau saja saya

benar-benar jadi resign, tentu dia akan menolaknya,”

            “Benarkah yang kamu inginkan hanya gaji, aku merasa tidak yakin,”.

            Direktur Utama, George Salvano melihat Ryan dengan tatapan tidak percaya. Ryan hanya tersenyum dan membalas tatapan itu dengan tajam pula. Ryan tahu dia akan sangat sulit untuk diterima bekerja disini. Bukan karena dia tidak mampu, tetapi lebih karena dia masih bekerja ditempat dimana saingan utama bank ini.

            “Oke, mungkin kita lanjutkan lain waktu. Aku masih ada janji setengah jam lagi untuk bertemu dengan calon nasabah baru. Dia mengajukan plafond pinjaman 10 Milyar rupiah. Angka yang cukup fantastis kan..” Mr.George menyeringai.

            “Hmm…mau ada survey calon nasabah baru ya pak. Kalau boleh, saya mau ikut. Saya memiliki kemampuan analisis kredit yang cukup bagus pak. Anda pasti sudah tahu, dari total Kredit sebesar Rp.150 Trilyun di Bank Hedon, kami hanya memiliki NPL (Non Performing Loan / Pinjaman bertendensi macet) 2 %.”

            Mr.George berpikir sejenak. Tidak ada salahnya mengajak anak ini. Dia lulusan Harvard University dengan predikat Cum Laude. Lulus kuliah, kembali ke Indonesia dan langsung menjadi Kepala Bagian Kredit.

Dia pasti akan banyak membantu, Pikirnya.

            “Oke, kamu boleh ikut. Sekalian mengetes kemampuan analisis kreditmu”

                                                                        _____

            Ryan McGregor dan Direktur George Salvano berada dalam satu mobil menuju tempat mereka akan

melakukan survey ke calon nasabah. Di dalam mobil mereka melanjutkan wawancara kerja mereka.

            “Bagaimana Ryan, maukah engkau menjelaskan pertanyaan terakhirku tadi? Tidak mungkin

gajimu disana kurang?”

            “Mm,,,hak bapak untuk tidak percaya.. sudah saya jelaskan panjang lebar sampai dengan

teorinya tadi…hehehe” Jawab Ryan ambal bercanda agar suasana tidak tegang.

Direktur George Salvano tersenyum.

 Ryan kemudian menambahkan, “Anggap saja gaji saya disana besar pak. Tapi itu tidak cukup karena saya merasa sudah bosan bekerja disana. Kalo sesuai dengan teori Abraham Maslow, mungkin saya baru mencapai tahap keempat, kebutuhan akan penghargaan. Tetapi belum sampai tahap kelima, kebutuhan aktualisasi diri. Saya merasa tidak bisa mengembangkan potensi saya sesungguhnya disana. Saya tidak bisa menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi saya yang sebenarnya.”

Direktur George Salvano tertegun.

            “Ilmumu tentang ekonomi ternyata bagus sekali. Pemahamanmu tentang teori-teori ekonomi kelihatannya cukup tinggi. Tapi biasanya orang yang kebanyakan teori, prakteknya melempem loh… hehehe.” Canda Direktur George Salvano.

            “Ah, akan saya buktikan kemampuan saya sebentar lagi pak! Kemampuan praktikum saya tinggi juga loh..” tantang Ryan dengan setengah bercanda.

Mereka berdua pun tertawa

dan mobil pun terus melaju semakin mendekati tempat survey.

AKSI NYATA

DEALER MOBIL BEKAS MISTER ADAM BROWN

Ryan dan Direktur George Salvano sudah sampai ke tempat survey pengajuan kredit baru. Mister Adam Brown selaku pemilik usaha dealer mobil yang mengajukan kredit menyambut mereka berdua.

"Selamat datang, Bapak-bapak dari Bank Chtonic... Silahkan duduk." sapa Mister Brown.

Ryan, Direktur George Salvano dan Mister Adam Brown kemudian berkenalan dan berbasa-basi sebentar.

Ryan McGreggor & Direktur George Salvano sudah berdiskusi di dalam mobil dan sudah membuat sandiwara seolah-olah Ryan adalah karyawan Bank Chtonic. Ryan memperkenalkan diri dan mulai survey pengajuan kredit tersebut.

"Untuk apa anda mengajukan kredit pinjaman Mister? saya lihat usaha anda sudah cukup besar. Persediaan mobil anda sudah 100 unit mobil lebih dengan nilai pasar lebih dari 50 milyar rupiah." tanya Ryan membuka survey usaha untuk memulai analisa kredit.

"Tentu saja untuk tambah modal usaha, Pak. Usaha dealer saya sempat terpuruk sejak COVID-19, tetapi 3 tahun setelah itu apalagi kondisi perekonomian negara sudah membaik, usaha dealer mobil saya meningkat pesat. Saya perkirakan saya butuh modal 10 milyar rupiah lagi untuk meningkatkan omset penjualan mobil saya." Jelas Mr.Brown.

Ryan kemudian meminta pembukuan perusahaan selama 3 tahun terakhir, bertanya-tanya seputar analisa kredit dan mulai mengelilingi perusahaan Mr.Brown.

Setelah hampir 2 jam survey usaha. Ryan dan Direktur George Salvano pun berpamitan. Ryan sudah menyusun memorandum kredit yang tepat untuk Mr.Adam Brown.

\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_

"Bagaimana menurutmu Ryan? Apa Mr.Adam Brown layak kita berikan pinjaman" tanya Direktur George Salvano di dalam mobil

"Tentu saja Pak. Akan saya jelaskan secara panjang lebar analisa kredit yang sudah saya lakukan sejak awal pembicaraan tadi. Saya sudah bertanya prinsip dasar pemberian kredit, 5C dan 1P kepada Mr.Adam Brown."

"C yang pertama, Character. Karakter Mr.Brown cukup baik di lingkungan sekitar tempat tinggal maupun kerja. Tadi saya ijin keluar sebentar itu untuk tanya kanan-kiri dan beliau dikenal baik oleh tetangga sekitar."

"Trade Checking, Hubungan bisnis dengan supplier-suppliernya juga baik. Tadi saya minta berkas jual belinya, saya coba hubungi beberapa orang supplier. Masalah hutang - piutang selalu lancar"

"Bank Checking, kewajiban di bank lain juga lancar. Saya lihat angsuran tiap bulan tertib. pernah menunggak paling lama 1 bulan, saya tanyakan kepada beliau, ternyata ada masalah mobil yang belum dibayarkan. Saya kira masih dalam batas wajar."

"C yang kedua, Capacity. Kapasitas Mr.Adam Brown dalam menjalankan usahanya baik itu Managerial Capacity, Financial Capacity, dan Technical Capacity sangat bagus. Hal itu tercermin dalam laporan keuangan perusahaannya"

"C yang ketiga, Collateral. Jaminan tanah yang akan diagunkan sebagai syarat pinjaman 10 milyar adalah rumah pribadi atas nama beliau sendiri. Luas 900 m2 lantai 3 dengan nilai pasar 25 milyar. Tentu nilai Collateral sangat bagus."

"C yang keempat, Capital. Asset dan kekayaan yang dimiliki Mr.Adam Brown mencapai 200 milyar rupiah. Debt to Equity Ratio, yaitu ratio hutang terhadap ekuitas juga sangat bagus!"

"C yang kelima, Condition. seperti yang diterangkan Mr.Adam Brown tadi, perekonomian sudah membaik sejak wabah COVID-19. Transportasi antar kota sudah normal kembali. Kondisi ekonomi untuk jenis usaha dealer sangat bagus untuk tahun ini."

"Yang terakhir P, Purpose. Mr.Adam Brown pinjam dana bukan untuk kegiatan konsumtif, bukan untuk foya-foya atau pesta-pesta... Tapi kegiatan produktif, menambah jumlah persediaan mobil, tentu saja ini sangat...."

"Sudah cukup...!" sela Direktur George Salvano. "Aku akui kemampuan analisa kredit mu sangat bagus... Aku yakin kamu sangat berbakat dan pengalaman dalam bidang kredit"

"Kamu saya terima bekerja di bank kami. Uruslah resign-mu segera dari Bank Hedon. Kamu saya terima menjadi Wakil Kabag Kredit di Bank Chtonic..." kata Direktur George Salvano dengan tersenyum.

Ryan McGreggor membalas dengan senyuman juga. Ryan tidak tahu harus senang atau sedih. Hati Ryan tidak karuan, karena setelah hari ini dia akan melakukan phising, pencurian data di perbankan yang tentu saja mengakibatkan dia bisa dipenjara.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!