NovelToon NovelToon

Diselingkuhi Tunangan Dapat Sultan

Bab 1

❤️ Happy Reading ❤️

"Semangat banget bu ... " kata Melda saat melihat sahabatnya sedang sibuk menghias sebuah cake.

"Ah Melda, kamu bikin aku kaget aja." sahut Meyva dengan kepala sedikit menoleh ke arah sang sahabat sebentar, karena dia kembali lagi mengarahkan pandangan pada kue yang ada di hadapannya.

"Dapat pesanan kue tart." tanya Melda namun mendapatkan gelengan kepala dari sahabatnya itu. "Lah terus itu ... " tanyanya lagi menunjuk kue yang sedang di hias itu dengan dagunya.

"Oh ini." kata Meyva dengan jari yang menunjuk ke arah kue. "Ini kue tart spesial untuk ulang tahun Dimas, makanya aku buat yang sebagus mungkin." kata Meyva lagi yang membuat Melda merotasi bola matanya dengan malas.

Entah mengapa Melda tak begitu menyukai kekasih sahabatnya itu semenjak mereka kenal.

"Selesai." seru Meyva dengan rasa bangga melihat hasil karyanya yang begitu indah.

Meyva langsung mengambil kotak dan meletakkan kue tersebut kedalamnya dengan sangat hati-hati. Baru setelah itu mencuci kedua tangannya dan menghampiri sang sahabat yang duduk di salah satu kursi dengan membawa satu gelas air juga satu potong kue yang Meyva ambil dari etalase penyimpanan.

Memang di dapur tersebut ada meja dengan empat kursi yang di letakkan di pojok ruangan.

Biasanya kursi dan meja tersebut di gunakan oleh Meyva atau karyawan lain untuk makan dan sekedar beristirahat sebentar.

Tak

"Tumben datang gak bilang dulu?" tanya Meyva setelah meletakkan minuman dan kue untuk sang sahabat.

"Emang gak boleh datang kesini kalau gak ngasih kabar?" tanya balik Melda yang membuat Meyva gemas sendiri.

"Bukannya gitu, tapi ini aku mau pergi." kata Meyva.

"Pergi, ya pergi aja ... aku bisa di sini sama yang lain kok." sahut Melda dengan santainya.

"Ya sudah kalau gitu, aku mau siap-siap dulu." kata Meyva sambil bangkit dari duduknya. "Maaf ya gak bisa nemenin, tapi beneran gak apa-apa aku tinggal?" tanya Meyva sekali lagi.

Sebenarnya gak enak mau ninggalin sahabat yang sedang berkunjung, tapi ya mau bagaimana lagi ... dirinya memang sedang ada keperluan siang ini.

"Iya." jawab Melda.

❤️

Meyva dengan bahagia keluar dari toko kue miliknya dengan membawa dua paper bag berisi hadiah dan kue yang di buatnya tadi.

Sebelum menghidupkan mesin mobilnya, gadis itu terlebih dahulu meraih ponsel yang ada di dalam tas selempangnya untuk menghubungi seseorang.

Satu dua kali panggilannya tak ada yang menjawab, namun dalam panggilan ke tiga akhirnya Meyva mendengar suara dari sebrang sana.

[Dimas : Iya Mey.]

[Meyva : Kamu lagi ada di mana Dim? Sudah pulang apa belum?]

Karena memang hari sudah sore, jadi sudah jamnya pulang kantor.

[Dimas : Aku lagi keluar sama temen-temen, gak enak mau nolak ajakan mereka tadi.]

[Meyva : Yah, padahal aku mau ketemu buat ngerayain ulang tahun kamu.]

[Dimas : Ya mau gimana lagi, mereka juga ngajakin buat ngerayain ulang tahun aku Mey.]

[Dimas : Em gini aja, nanti malam kita rayain berdua, lagian aku juga gak lama kok sama mereka.]

[Meyva : Ya udah nanti kabari aku kalau kamu sudah pulang.]

[Dimas : Oke, sampai ketemu nanti ... love you.]

[Meyva : Love you too.]

"Masa sih mau balik lagi ke toko, kan gak lucu." gumam Meyva begitu panggilan terputus. "Ah lebih baik aku ke apartemen Dimas aja buat nyiapin surprise buat dia, mungkin bisa ngerayain ulang tahun dengan dinner di apartemen."

Tanpa ba bi bu Meyva langsung melajukan mobilnya menuju ke apartemen milik Dimas.

❤️

Setengah jam berkendara, akhirnya sampai juga di area parkir apartemen.

"Bukannya itu mobil Dimas ya?" tanya Meyva dalam hati begitu melihat mobil yang begitu sangat dia kenali terparkir di sana. "Apa dia pulang dulu untuk bersih-bersih?" gumamnya. "Ah lebih baik aku tunggu disini saja sampai dia keluar." kata Meyva sambil menyenderkan punggungnya di kursi kemudi.

Sudah lebih dari empat puluh menit berlalu, namun masih tak ada tanda-tanda kendaraan itu akan keluar, bahkan sang pemilik pun juga sama sekali tak terlihat batang hidungnya.

"Apa dia sudah pergi dan pakai mobil teman-temannya?" tanya Meyva pada dirinya sendiri hingga akhirnya gadis itu memutuskan untuk keluar dari dalam mobil dan pergi ke unit Dimas.

Meyva yang notabene sudah menjalin hubungan cukup lama dengan Dimas, apalagi dengan status mereka yang merupakan calon suami istri dalam waktu sebentar lagi membuat Meyva mempunyai akses untuk keluar masuk apartemen milik Dimas.

Begitu sampai di depan pintu, satu demi satu angka di masukkan dengan jemarinya yang lincah hingga ...

Cklek

pintu pun dapat di buka olehnya.

Apartemen yang dalam keadaan gelap karena lampu tak di nyalakan, jendela yang tak di buka gordennya, sehingga membuat Meyva hampir saja jatuh tersungkur akibat tak sengaja kakinya menginjak sesuatu.

"Ah ya ampun, hampir saja." gumam Meyva.

Kan gak lucu kalau kue yang sudah dia buat dengan sedemikian rupa harus hancur berantakan karena dirinya yang kurang hati-hati.

Meyva langsung meraba sisi tembok sebelah kanan untuk mencari dimana letak saklar untuk menyalakan lampu.

Deg

"Apa ini?" gumam Meyva saat melihat ternyata yang hampir membuatnya jatuh tadi adalah sepasang hagh heels wanita dan juga ada sepasang sepatu pria yang sangat dia kenali siapa pemiliknya.

Dengan jantung berdebar serta perasan yang sudah tak karuan, Meyva memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar utama.

Dia semakin terperangah saat di depan pintu kamar ternyata terdapat kemeja pria dan sebuah dress wanita teronggok begitu saja di lantai.

Meyva memejamkan matanya sebentar, lalu tak lupa menarik nafas dalam-dalam, barulah setelah itu meraih gagang handle pintu dengan tangan sedikit bergetar, membukanya secara perlahan namun pasti.

Matanya langsung membulat begitu melihat pemandangan apa yang ada di depan sana.

Dadanya naik turun, bahkan emosinya terasa sudah di ubun-ubun saat ini, hingga membuat dirinya mengepalkan kedua tangannya untuk menahan luapan kemarahan.

Pemandangan yang begitu sangat menjijikan untuknya. Bagaimana tidak ... di hadapannya saat ini ada sepasang anak manusia yang sedang main kuda-kudaan dengan begitu lincahnya. Sampai begitu asik hingga sama sekali tak mendengar pintu terbuka.

"Terus ... ah ... lebih cepat honey." kata sang wanita dalam d***hannya.

"Kamu begitu sexy sayang ..." ucap Dimas dalam pacuannya.

Prok ... Prok ... Prok ...

Meyva yang sudah tak tahan akhirnya lebih memilih untuk bertepuk tangan dengan keras supaya kehadirannya di sana di ketahui oleh kedua manusia yang sedang berbagi d***han di atas ranjang di dalam sana.

"Mey ... va." lirih Dimas secara spontan saat menoleh ke arah sumber suara.

Bab 2

❤️ Happy Reading ❤️

"Mey ... va." lirih Dimas secara spontan saat menoleh ke arah sumber suara.

"Ya ini aku." sahut Meyva dengan kepala tegak serta suara yang lantang nan tenang.

Dia harus terlihat tegar, tak boleh terlihat lemah sedikit pun di depan kedua makhluk terkutuk yang ada di hadapannya itu meskipun saat ini hatinya terasa sangat perih dan ingin rasanya menangis sekencang mungkin untuk meluapkannya.

Dimas langsung beranjak dari atas tubuh wanita yang ada di bawahnya. Dengan cepat meraih celana boxer yang tergeletak di lantai dan langsung mengenakannya.

Sedangkan wanita yang kini ada di atas ranjang justru sedang tersenyum ke arah Meyva, seolah sedang mengejek wanita itu.

"Cih, dasar tak tau malu." umpat Meyva yang sangat geram dan ingin rasanya berlari menerjang wanita itu, lalu menghajarnya secara membabi buta.

Tapi tidak, itu bukan karakter Meyva. Dan dia tak ingin wanita yang ada di hadapannya saat ini merasa di atas angin karena telah bisa menghancurkan hidupnya. Jadi dia harus bermain cantik dan elegan.

"Mey, ini ... ini tidak seperti yang kamu lihat." kata Dimas. " A - Aku bisa jelaskan semuanya." imbuhnya lagi.

"Stop." kata Meyva dengan tegas saat Dimas hendak berjalan ke arahnya. "Aku tak butuh alasan apapun karena bagiku melihat semua ini dengan mata kepalaku sendiri itu sudah lebih dari cukup." sambungnya. "Aku kesini sebenarnya ingin memberi kejutan untuk ulang tahunmu, namun siapa sangka di sini malah aku yang di buat terkejut." kata Meyva di sertai senyuman sinis di bibir manisnya.

"Mey ... " kata Dimas yang masih ingin memberikan penjelasan.

"Sudahlah honey, kamu tak perlu menjelaskan apapun pada Meyva." potong sang wanita yang kini telah duduk bersandar di headboard dengan tubuh polosnya yang hanya di tutupi oleh selembar selimut.

Jelas wanita itu terlihat sangat santai tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Mey, karena kamu sudah tau ya berarti kami sudah tak perlu untuk menjalin hubungan secara diam-diam lagi." celotehnya lagi yang membuat Meyva semakin muak. "Bukan begitu honey?" tanyanya pada sang pria.

"Ah, begitu." sahut Meyva. "Baiklah, mulai saat ini hubungan kita selesai dan selamat untuk kalian berdua." ucap Meyva. "Kalian berdua benar-benar pasangan yang cocok ... sama-sama seorang penghianat." imbuhnya dan langsung pergi dari hadapan mereka berdua.

Namun sebelum Meyva melangkah dari pintu kamar, terdengar kalimat yang teramat sangat menohok untuknya.

"Dengar Meyva, sesungguhnya yang Dimas cintai adalah aku, bukan kamu." seru sang wanita. "Dia mendekatimu karena ingin bisa lebih dekat denganku." sambungnya lagi. "Iyakan honey?" tanyanya sambil memegang tangan sang pria.

"I ... iya, itu benar." jawab Dimas. "Aku dari dulu memang sudah menyukaimu." imbuhnya lagi yang membuat hati Meyva semakin teremas-remas.

Meyva langsung pergi meninggalkan kedua sejoli itu, rasanya dia sudah tidak tahan untuk menahan rasa sakit itu lebih lama lagi.

❤️

Meyva berlari di lorong apartemen sambil menangis, bahkan dirinya pun sudah tak perduli akan tatapan orang-orang yang berpapasan dengannya.

Kacau, dia benar-benar sangat kacau ... hati, pikiran sama kacaunya. Apalagi tinggal dua bulan lagi Meyva dan Dimas akan melangsungkan pernikahan.

Bagaimana dirinya harus menjelaskan kepada kedua orangtuanya tentang semua kejadian ini.

Sesampainya di parkiran apartemen, Meyva langsung bergegas masuk ke dalam mobilnya. Melajukan kendaraannya dengan sedikit tak terkontrol. Sehingga tak ayal beberapa kali ada kendaraan yang membunyikan klakson untuknya, bahkan umpatan dari pengendara lain juga dapatkan olehnya. Tapi Meyva tak perduli dengan semua itu.

Hingga di persimpangan jalan, Meyva terkejut dengan hadirnya sebuah mobil sehingga secara spontan dirinya membanting setir kemudi agar tak menabrak. Beruntung dirinya masih sempat untuk mengerem dan jalanan itu cukup sepi sehingga tak menimbulkan kecelakaan beruntun yang mengakibatkan korban jiwa.

Tok

Tok

Tok

Meyva yang masih syok merasa terkejut ketika ada seseorang yang mengetuk kaca mobil miliknya, kemudian dengan tangan bergetar dia pun mulai membuka kacanya.

"Nona tidak apa-apa? Apa perlu saya panggilkan ambulans kemari?" tanyanya secara beruntun.

"Ah saya ... saya tidak apa-apa tuan." jawab Meyva. "Maaf karena saya tadi sedang tidak begitu berkonsentrasi." sambungnya lagi.

"Kalau begitu saya permisi nona." pamitnya yang di angguki oleh Meyva.

❤️

"Bagaimana?" tanya seorang pemuda yang melihat asistennya telah kembali masuk ke dalam mobil.

"Nona yang mengendarai mobil tadi bilang tidak apa-apa, tapi kalau di lihat dari wajahnya terlihat sangat kacau." jawab sang asisten.

"Kacau?" tanya atasannya lagi.

"Benar, putus cinta mungkin." sahutnya.

"Sok tau kamu Nik."

"Kalau tuan muda Dave tak percaya ya sudah." sahut Nik. "Atau mau lihat sendiri?" tanyanya.

"Tidak terimakasih." sahut Dave dengan cepat. "Ayo cepat jalan." perintahnya yang langsung di kerjakan olah sang asisten.

Mobil yang di tumpangi Dave dan Nikolas pun pergi menjauh dari sana meninggalkan Meyva.

"Dasar, putus cinta kok malah mau bikin celaka orang lain." gumam Nik. "Kalau mau mati ya mati sendiri aja, jangan ngajak-ngajak orang lain yang belum mau mati." gumamnya lagi yang kali ini di tambah dengan menggelengkan kepalanya karena tak habis pikir dengan kejadian yang baru menimpa mereka tadi.

"Kamu itu kenapa Nik?" tanya Dave yang samar-samar mendengar jika asistennya itu sedang bergumam.

"Tidak kenapa-napa tuan muda." jawab Nikolas. "Cuma masih gak habis pikir sama wanita tadi." sambungnya lagi.

"Dari pada kamu terus mikirin wanita tadi, mendingan kamu konsentrasi nyetirnya supaya kita sampai kantor dengan selamat." ujar Dave. "Jangan sampai kita celaka karena kelalaian kamu selama berkendara, sebab saya masih mau hidup Nik." imbuhnya lagi.

"Baik tuan muda dan maaf." ucap Nikolas.

Setelah mengatakan hal itu, Dave kembali melihat ke arah layar ponselnya untuk memeriksa beberapa email pekerjaan yang masuk di sana.

❤️

Di sisi lain, Meyva yang sudah sedikit lebih tenang memutuskan untuk kembali melanjutkan kendaraannya.

Tujuan satu-satunya yang dia miliki saat ini adalah kediaman Melda sang sahabat. Dia butuh seseorang untuk menjadi tempatnya mencurahkan segala yang ada di hatinya saat ini, tempat untuknya berbagi atau sekedar mendengarkan.

Kalau untuk pulang ke rumah, rasanya dirinya belum begitu siap. Karena apa, tentu saja dirinya akan bertemu dengan sang wanita j****g yang notabene adalah saudara tirinya sendiri, putri dari ibu sambungnya.

Dengan laju sedang Meyva menyusuri jalan, dia tak mau ugal-ugalan sehingga hal tadi terulang kembali. Cukup satu kali dirinya membahayakan nyawanya.

"Nyawa dan hidupku lebih berharga dari pada kedua penghianat itu." gumam Meyva dengan tangan yang mencengkram setir kemudi dengan kuat.

Bab 3

❤️ Happy Reading ❤️

"Mayva." panggil Melda saat melihat mobil Meyva memasuki pekarangan rumah

Begitu mobil berhenti, Melda langsung saja bergegas menghampirinya.

"Mey, kamu gak apa-apa? ada masalah apa sebenarnya?" tanya Melda secara bertubi yang merasa khawatir karena mendengar suara sang sahabat seperti sengau habis menangis.

"Bisa satu-satu gak tanyanya Mel?" kata Meyva. "Lagian ini aku baru datang loh, langsung aja di serbu dengan pertanyaan ... bukannya di suruh masuk dulu, duduk juga di bikinin minum." seloroh Meyva.

"Oh oke aku minta maaf." ucap Melda. "Ayo sekarang kita masuk." ajaknya.

Sebenarnya dalam hati Meyva begitu bahagia dan perasaannya menghangat ketika melihat masih ada orang yang perhatian dan serta mengkhawatirkan dirinya.

Melda mengajak Meyva langsung masuk ke dalam kamarnya, kebetulan rumah lagi sepi karena kedua orangtuanya sedang ada acara di luar.

"Kamu masuk ke kamarku dulu, aku mau ambil minuman buat kita." kata Melda yang di angguki oleh Meyva.

❤️

Meyva yang tadi memakai kacamata hitam, lantas langsung membukanya ketika sudah berada di dalam kamar sang sahabat.

Menghela nafas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan, seolah sedang menenangkan hatinya yang sedang porak poranda.

Cklek

"Minum dulu Mey." kata Melda sambil meletakkan satu nampan berisi dua gelas es jeruk serta satu toples camilan. "Astaga Meyva." kaget Melda ketika menoleh malah mendapati kedua mata Meyva yang terlihat bengkak. "Cerita sama aku ... apa yang sebenarnya terjadi." kata Melda yang berjalan menghampiri Meyva yang saat ini duduk di tepi ranjang.

"Dimas." kata Meyva.

"Kenapa dengan Dimas? kalian bertengkar atau dia gak ada pas kamu samperin tadi?" tanya Melda yang masih ingat betul bagaimana bahagianya Meyva tadi saat hendak menghampiri Dimas untuk merayakan ulang tahun pemuda itu.

Meyva menggelengkan kepalanya, kemudian dirinya pun menceritakan apa yang terjadi di apartemen tadi.

"Ah ya ampun." kata Melda. "Dasar b******n, aku sudah punya firasat kalau dia itu gak baik buat kamu Mey, makanya aku gak begitu suka kamu berhubungan dengan dia." ujarnya. "Sini, peluk aku kalau kamu butuh tempat untuk menangis." kata Melda dengan merentangkan kedua tangannya.

Meyva pun langsung memeluk Melda dan tangis pun pecah kembali. Melda yang melihat dan mendengar tangisan Meyva yang memilukan ikut merasakan sesak di dadanya.

Dia sangat sedih dan juga kecewa namun di sisi lain Meyva juga bersyukur karena bisa mengetahui sisi buruk Dimas sebelum mereka menikah.

"Terus sekarang gimana? pesta pernikahan kamu?" tanya Melda begitu mengurai pelukan dan lagian saat ini Meyva juga sudah jauh lebih tenang.

"Yang pasti batal dan mau gak mau aku harus mengatakan semua ini sama ayah dan ibu." jawab Meyva. "Tapi masalahnya aku merasa masih belum siap untuk bertemu dengan mereka semua." lirih Meyva.

"Kamu bisa menginap dulu di sini, nanti kalau sudah siap dan kamu lebih tenang, baru kamu pulang." saran Melda.

"Hem, baiklah dan maaf kalau aku malah jadi ngerepotin kamu." kata Meyva.

❤️

Sedangkan di tempat lain ada tuan muda Dave Anderson sedang merasa sangat pusing di kepalanya.

Pekerjaan yang masih menumpuk di tambah lagi dengan sang mama yang selalu menelpon dirinya untuk mengatakan perihal calon istri ... bahkan sudah seperti teror saja untuk Dave.

Tok

Tok

Tok

"Masuk." seru Dave saat mendengar pintu ruangannya di ketuk dari luar oleh seseorang.

Cklek

"Ada apa Nik?" tanya Dave saya melihat ternyata sang asistenlah yang masuk.

"Maaf tuan muda, nyonya besar menghubungi saya dan mengatakan kalau tuan muda di minta untuk mengaktifkan ponsel." jawab Nikolas memberi tahu tujuannya masuk ke sana.

Ya ponsel yang tak di aktifkan oleh Dave adalah ponsel pribadi yang hanya berisi nomor orang-orang terdekatnya saja, seperti orangtua, keluarga juga pada sahabat dekat. Sedangkan nomor ponsel yang berisi rekan-rekan bisnisnya berbeda lagi.

"Ya nanti saya aktifkan." jawab Dave.

"Tapi tolong benar-benar anda lakukan tuan muda, karena kalau tidak maka sayalah yang akan menjadi bulan-bulanan nyonya besar." kata Nikolas lagi.

"Hem." sahut Dave.

Nikolas pun langsung undur diri untuk kembali ke ruangannya, karena sebagai seorang asisten dari CEO perusahaan ternama, tugas serta pekerjaannya sangat banyak.

Benar saja, mungkin saat ini Nikolas baru berjalan sampai depan meja sekretaris Dave ... tapi ponsel pemuda itu sudah berdering. Hem siapa lagi yang menghubunginya kalau bukan sang ibu suri.

[Dave : Iya mam.]

Baru Dave mengatakan kata sesingkat itu, namun yang di sebrang sana justru langsung mengomel panjang kaki lebar dengan tiada henti.

[Dave : Huft, kalau mama cuma mau marah-marah di telpon sama Dave, lebih baik sekarang Dave matikan saja, karena masih banyak pekerjaan yang harus Dave selesaikan mam.]

Setelah Dave mengatakan hal itu, barulah sang mama berhenti untuk mengomel.

[Mama Dave : Oke- oke.]

[Mama Dave : Dave, kapan kamu mau bawa calon mantu buat mama, mama sudah pengen gendong cucu seperti teman-teman mama yang lain Dave.]

[Dave : Mama baru pulang dari arisan?]

[Mama Dave : Iya.]

[Dave : Kalau begitu mending gak usah ikut arisan apapun lagi, kalau cuma ujung-ujungnya jadi memprovokasi mama seperti ini.]

[Mama Dave : Tapi Dave - ]

[Dave : Stop mam, Dave lagi sibuk dan banyak kerjaan yang menumpuk, nanti kita bicarakan hal ini di rumah.]

Mama Dave pun memilih menurut dan langsung mematikan sambungnya telpon mereka.

Mama dari Dave memang selalu seperti ini, terlebih setelah selesai kumpul dengan teman-teman arisannya.

"Kayak gak ada hal lain yang lebih penting untuk di bahas." gumam Dave yang langsung kembali berkonsentrasi untuk menyelesaikan segala pekerjaannya.

❤️

Di apartemen Dimas pun saat ini kedua sejoli yang tadi ke gep sedang bertindak mesum pun kembali melanjutkan aktivitas iya-iya mereka tanpa beban dan rasa bersalah sedikit pun.

Memang benar jika Dimas sedari dulu menyukai saudari tiri dari Meyva, tapi sayang wanita itu sudah terlebih dahulu memiliki kekasih. Entah pikiran dari mana, Dimas malah menyatakan cintanya pada Meyva dengan tujuan agar bisa dekat dengan wanita pujaannya itu.

"Honey, kamu beneran gak apa-apa putus dari Meyva? Gak jadi nikah sama dia?" tanya si wanita yang kini duduk bersandar di dada bidang sang pria.

Posisi mereka saat ini masih duduk di ranjang bersandarkan headboard dengan tubuh yang masih sama-sama polos dan hanya tertutup sepotong selimut.

"Gak apa-apa baby, karena dari dulu yang aku cinta itu kamu, bukan dia." sahut sang pria dengan jari yang mencolek hidung wanitanya.

"Ah makin cinta aku sama kamu." ucap sang wanita.

"Aku juga semakin cinta sama kamu apalagi kamu bisa memberikan aku kepuasan." sahut Dimas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!