NovelToon NovelToon

TAK KENAL MAKA TAARUF

Episode 1 KEINGINAN DEWA

Taaruf tentu tidaklah asing bagi kita semua. Apalagi di era milenial ini.

Taaruf sempat menjadi trending topik. Banyak publik figure dan tokoh masyarakat yang melakukan pernikahan dengan cara taaruf. Dulu mungkin tidak banyak orang yang mengenal taaruf.

Sekarang banyak dari kita sudah tahu tentang taaruf dan cara bertaaruf.

Dewa anak tunggal dari keluarga Karyo Dinata.

Pewaris tunggal kekayaan Karyo Dinata. Seorang pemuda tampan, pintar, dan tajir. Wajah blesteran timur tengah dengan kulit putih cerah membuat Dewa menjadi idola dimana pun.

Walaupun sebagai anak tunggal. Dewa tidaklah manja.

Dia pemuda yang mandiri dan sayang keluarga.

Orangtua Dewa juga sebaliknya. Mereka sangat menyayangi Dewa.

Saat ini Dewa merasa hidupnya belum sempurna. Walaupun bisa kita bayangkan betapa sempurnanya hidup Dewa.

Apapun Dia miliki. Tapi ternyata Dewa mendambakan seorang pasangan hidup. Sedangkan semua wanita yang mendekatinya belum ada yang bisa membuat Dewa tertarik.

Dewa adalah salah satu pemuda yang memilih menikah dengan taaruf.

Dewa melakukan taaruf bukan karena sulit mencari pasangan.

Banyak wanita yang menyukai Dewa. Bahkan Mereka kadang frontal dalam menyatakan perasaan kepada Dewa.

Dari banyaknya wanita yang menyukai nya, belum ada satupun yang mampu mencuri hati Dewa.

Dewa tinggal di kota metropolitan.

Di sebuah perumahan elite.

Keluarga Dewa sangat terpandang.

Tidak ada satu orang di kota itu yang tidak mengenal keluarganya.

Sebenarnya tidak mudah menjadi Dewa. Mungkin Dia punya semua.

Banyak yang iri dan ingin berada di posisinya. Bagi Dewa itu merupakan tanggung jawab yang besar.

Dewa Dinata anak keluarga karyo Dinata sedang mencari jodoh. Tiba-tiba trending di semua media pagi ini. Dewa cukup panik melihat berita pagi ini. Tak tahu darimana media mendapatkan sumber itu.

Pastinya setelah berita itu muncul ke permukaan. Rumah Dewa ramai. Tiba-tiba banyak rekan Papanya yang datang membawa anak gadisnya.

Dengan alibi bisnis, kerjasama, pekerjaan, dll. Endingnya bisa kita tebak.

Mereka hanya ingin menjodohkan anaknya pada Dewa. Sehingga bisa mendapatkan kekayaan keluarga Karyo Dinata.

Wow... Sungguh ide jenius para pembisnis. Di dunia bisnis hal itu sudah wajar.

Untungnya Papa Dewa adalah Papa yang bijaksana. Dia tidak ingin mencampuri masalah percintaan anaknya.

Dewa sangat beruntung mempunyai orangtua yang sungguh luar biasa.

Orangtua Dewa sangat terbuka pada Dewa. Begitu juga sebaliknya.

Mereka saling menghormati seperti orangtua dan anak. Dan saling berkasih sayang layaknya seorang sahabat.

Setelah heboh berita itu. Dewa sudah tahu "Apa yang harus Dia lakukan".

Dewa sangat pintar dalam membaca situasi. Apalagi bakat bisnis dan kecerdasan Papanya mengalir di darahnya.

Dewa ngobrol santai dengan orangtua nya. Dewa memutuskan akan melakukan taaruf.

Mumpung taaruf sedang booming.

Bukannya Dewa ikut-ikutan lho....!.

Papa mama, Dewa tahu semua yang terjadi. Dewa sudah punya jalan keluar.

Dewa sangat ingin menikah.

Dewa tidak tahu darimana media tahu tentang itu. Mungkin mereka tak sengaja dengar pada saat Kita berbincang atau mungkin juga mereka asal cetak.

Kali ini Dewa meminta izin kepada Kalian untuk menikah dengan cara taaruf.

Jika kalian tidak keberatan Dewa sangat senang.

Tapi jika kalian keberatan Dewa akan ikutin cara yang Kalian inginkan.

Wa, Papa dan Mama tahu kamu.

Apapun yang Kamu lakukan pasti itu yang terbaik.

Kami akan selalu mendukung apapun yang kamu mau. Doa Kami menyertaimu Nak.

Iya Nak......".

Mama selalu berdoa semoga Kamu mendapatkan jodoh terbaik. Sesuai dengan apa yang Kamu mau.

Alhamdulillah.

Terima kasih banyak.

Papa Mama adalah orangtua terbaik.

Dewa sangat sayang kalian.

(sambil memeluk orangtuanya).

Setelah beberapa menit, obrolan selesai. Segera Dewa pergi ke Masjid untuk menemui Pak Sholeh.

Pak Sholeh adalah seorang Kyai. Pak Sholeh sebagai pengurus di Masjid perumahan tempat Dewa tinggal.

Beberapa saat kemudian Dewa pun bertemu Pak Sholeh, Dia bertanya tentang taaruf pada Pak Sholeh. Pak Sholeh mulai menjelaskan mengenai taaruf pada Dewa.

Arti taaruf yakni saling mengenal sebelum kejenjang pernikahan. (Jelas Pak Sholeh).

 Kemudian tata caranya adalah:

Pertama nak Dewa harus meluruskan niat "niatkan karena Allah SWT dan hanya untuk beribadah kepada- NYA" .

     

Kedua disini harus ada perantara, apabila bertemu calonnya kelak usahakan janganlah hanya berduaan karena kalian bukan muhrim.

   

Ketiga kedua calon pasangan harus menuliskan biodata datails tentang dirinya, visi misi, dan pastinya tidak boleh ada yang ditutupi.

       

Keempat jika biodata sesuai dan saling menerima maka kalian bisa saling bertemu. Disini Nak Dewa bisa melihat calon nya untuk lebih memantapkan hati.

       

Setelah bertemu yang terakhir jika memang cocok boleh melamar dan melangsungkan pernikahan.  

Nah.. Bukan hanya Dewa. Sekarang Kita juga tahu tentang taaruf.

Kita tidak boleh sembarangan melakukan taaruf.

Dewa bertanya, Apakah dengan online juga bisa Pak?.

sekarang itu kan zaman teknologi semua serba online Pak!.

iya Nak sekarang banyak yang pakai aplikasi online. Menurut Bapak bisa dipakai tapi tetep kalau bisa pakai syariah islam. Dan akhirnya juga harus bertemu dulu. Saya takut kalau secara online satu sama lain ada kecurangan. Zaman sekarang semua bisa di edit. Itu yang saya takutkan.

Karena terlalu asyik berbincang-bincang tak sadar adzan Maghrib akan berkumandang . Suara alarm dengan nada dering adzan memecah keheningan. Diskusi yang sangat serius pun akhirnya terhenti.

Saat keduanya terdiam mendengarkan lantunan adzan yang merdu. Datang Wanita cantik, sopan dan anggun. Wanita itu menyapa Pak Sholeh.

Bapak kok masih di depan Masjid!.

Sebentar lagi adzan Pak.

Pak Sholeh menjawab:" iya nak ini juga mau masuk. Mari nak Dewa kita sholat berjamaah. Wanita cantik itu mengganggukan kepala seakan berpamitan pula akan masuk lebih dulu ke Masjid.

Dewa sempat tertegun terpesona oleh kecantikannya. Pak Sholeh kembali mengingatkan, "mari nak.

Dewa segera tersadar dari lamunannya. Dewa berkata: Iya Pak mari.

Sholat maghrib pun telah selesai Dewa segera keluar Masjid berharap bertemu dengan gadis cantik tadi. Dewa menunggu sambil menoleh ke kanan kiri mencoba mencarinya.

Hingga adzan isya' berkumandang ia pun tidak bertemu dengan gadis tersebut. Setelah sholeh isya' Dewa mendengarkan ceramah yang kebetulan dibawakan oleh Pak Sholeh. Tema ceramah Pak Sholeh kali ini mengenai amal jariyah.

Setelah selesai berceramah Pak Sholeh menghampiri Dewa. Pak Sholeh merasa Dewa sedang kebingungan mencari sesuat.

Nak, Apa yang sedang Kamu cari?. Ada yang bisa Bapak bantu?.

Bukan.......!

Eh, Tidak ada........!

Maksud Saya, Tidak ada yang saya cari Pak.

Ini cuma mau ambil sandal.

O..... Cari sandal?.

Apa sudah ketemu sandal nya, Nak?.

Alhamdulillah, Sudah Pak.

Tiba-tiba datang teman lama Dewa yang bernama Adam.

Wa, kenapa kayak kebingungan gitu?.

Jangan bilang Kamu lagi cari cewek.

Makanya jamaah di Masjid. Biasanya juga di rumah aja.

Apaan sih Dam. Benar Pak Sholeh.

Aku cuma cari sandal.

Nich sudah ketemu.

Ni lihat, sandal Aku kan.

Su'udzon aja Kamu Dam.

Aduh kalian ini sudah besar masih kayak kucing dan tikus saja.

Dewa itu Pak. Tumben sekali sholat jamaah disini. Pasti ada udang di balik batu.

Ngaku aja Wa.

Apaan sih maksud Kamu?.

Udang Apa?.

Batu Apa?.

Yang ada udang di balik rempeyek.

Itu baru makanan enak.

Kriiuk... Kriiuk... Kriiuk.

Ih ngeledek. Dasar lho Wa.

Pulang sana, gak usah balik lagi.

Okey. Emang Aku sudah selesai kok.

Dada... Dada... Adam.

Assalamualaikum Pak Sholeh.

Saya pamit pulang dulu.

                      --------------------Bersambung---------------------

Mau tau kelanjutannya like, share and comments yang buanyak ya.

Menurut kalian episode 2 kayak apa ya?

Pastinya makin seru guys.

Episode 2 TERPESONA

Di Minggu pagi yang cerah ini, Dewa sedang melamun di kamarnya.

"Kenapa Aku ya?" .

Siapa sosok wanita cantik itu?

Sungguh paras cantiknya tidak dapat teralihkan.

Kenapa Aku harus terbayang - bayang wajahnya?.

Padahal kenal saja tidak.

Namanya Siapa?.

Darimana Dia berasal?

Rumahnya Dimana?

Sedikitpun Aku tidak tahu tentang Dia.

Tapi kenapa harus selalu terbayang wajahnya.

Apa mungkin Pak Sholeh tahu tentang gadis itu?.

Atau mungkinkah Adam yang tahu?.

Ya... Allah perasaan, Apa ini?.

Apa ini yang dinamakan cinta, cinta pada pandangan pertama.

Atau hanya rasa penasaran saja.

Padahal Aku sudah membulatkan tekad untuk taaruf.

Tidak mungkin aku membatalkan niat Aku hanya untuk gadis itu.

Ya sudahlah lupakan saja. Aku tidak tahu siapa Dia jadi buat apa di pusing kan.

Tapi jujur wajahnya sangat cantik.

Baru kali ini Aku melihat gadis secantik itu.

Tok............ Tok............. Tok...............

Dewa.............. Wa.................!.

Yuk..., "sarapan Nak. Segera turun ke bawah!. "

Mama tunggu segera ya.

Teriakan Mama berhasil menyadarkan Dewa dari lamunannya. Seketika Dewa terkejut.

Dan mencoba menjawab panggilan Mama. Karena Dewa tahu Mama tidak akan pergi dari depan pintu jika tidak ada jawaban.

Iya Ma, Dewa segera turun Dewa cuci muka dulu.

Beberapa menit kemudian Dewa turun ke lantai bawah.

Dan mulai makan bersama orangtua nya.

Hari ini libur. Dewa belum ada rencana apapun untuk hari ini.

(Terbesit di benak Dewa).

Sepertinya Aku harus mencari gadis itu.

Kalau begini terus Aku bisa mati penasaran.

"Baiklah......!".

Seharian ini Aku harus ke Masjid.

Mungkin saja dengan seharian disana Aku bisa bertemu dengan Dia.

Tapi seharusnya Aku ke Masjid nanti saja, waktu sholat dhuhur.

Kalau jam segini kemungkinan akan kecil untuk bertemu Dia.

Sekarang mending Aku istirahat saja di kamar.

Pasang alarm ah....

Pukul 09.00 saja.

Tapi kayaknya kepagian 11.00 sajalah.

Beberapa menit kemudian waktu menunjukkan pukul 11.00.

Kring... Kring.... Kring... Kring.

Bunyi alarm Dewa memecah keheningan kamar.

Dewa terbangun dati tidur.

Dia bergegas ke Masjid untuk sholat dhudur.

Dalam hatinya berharap bertemu dengan pujaan hati.

Saat tiba di Masjid Dewa menunggu di tangga kecil Masjid.

Dia mencoba mencari tapi tidak bertemu jua.

Akhirnya suara adzan menghentikan pencariannya.

Setelah selesai sholat dhuhur.

Dewa melanjutkan pencarian.

Hasilnya tetap nihil.

Dewa memang pemuda yang pantang menyerah.

Dia terus mencari hingga sholat ashar dan sholat maghrib berlalu.

Sholat isya' pun telah usai.

Bagaimana nich? "dari sholat dhuhur sampai selesai sholat isya' tak kunjung juga Aku bertemu Dia" . Tapi Aku harus pulang karena besok pagi harus berangkat ke kantor.

Di tengah lamunan Dewa.

Akhirnya Dia bertemu seseorang.

Seseorang itu menepuk pundaknya dari belakang.

Spontan Dewa kaget.

Astaughfirullah.........

Siapa ya? Bikin kaget saja.

Makanya kalau di Masjid itu sholat jangan melamun.

Nanti tidak dapat pahala sholat nya.

Suara itu tidak asing bagi Dewa.

"Dia lagi (ucap Dewa dalam hati)" .

Apaan sich Dam.

Kamu tersiksa ya? Jika sehari saja tidak gangguin Aku.

Ngapain juga Kamu selalu ikutin Aku.

Jangan bilang Kamu fans ke Aku ya.

Hahahaha............ Hahahaha..............

Ih...... PD gila nich anak. Bukannya begitu kali. Tadi Aku cuma kasian Kamu melamun sendiri.

Sebagai teman yang baik.

Wajar kan kalau Aku takut Kamu kerasukan apa gitu atau ketempelan.

Seharusnya Kamu berterima kasih sama Aku bukan negatif thinking gitu.

Apaan sih lho Dam? Berlebihan dech.

Ya sudah Aku pulang dulu saja.

Good bye..., See you next time.

Oke see you next years......!.

Biar Kita tidak saling bertemu lagi

Rugi kayaknya Aku bertemu Kamu.

Yang ada Aku yang rugi bukan Kamu.

Kamu yang selalu gangguin waktuku.

Oy, sepertinya Aku perhatikan dari tadi Kamu sedang mecari sesuatu.

Emang, Apa sich yang Kamu cari?.

Sampai segitunya.

Seorang Dewa Dinata yang sedang mencari calon istri.

Itu sekarang yang lagi trending.

Hahahaha........... Hahahaha..........

Jadi Kamu Pergi ke Masjid ini untuk mencari istri Wa?.

Kayak gak laku banget sich Kamu.

Enggak, Aku sedang tidak mencari apapun.

Kamu itu jangan ke makan gosip.

Informasi itu salah.

Aku tidak pernah mengeluarkan statement seperti itu.

Lagian Kamu tahu siapa Aku.

Tidak mungkin Aku tidak laku.

Yang ada Kamu kali Dam.

Iya benar karena terlalu laku.

Sampai incaran teman sendiri di embat juga.

Hahahaha..........

Hahahaha..........

Dewa Dinata.

Sudahlah Dam, Jangan salah paham terus. Aku capek jelasinnya.

Harus dengan bahasa apa? Aku jelaskan ke Kamu.

Bagaimana membuat Kamu percaya?

Aku tahu Hawa gadis incaran Kamu.

Cantik, pintar, tajir tapi Dia bukan tipeku.

Dia terlalu centil dan terlalu terang - terangan mengejar ku.

Aku tidak suka gadis seperti itu.

Gadis yang terlalu frontal membuat Aku takut.

Aku tidak tahu lagi sampai kapan Kamu akan percaya.

Aku rindu Adam yang dulu.

Adam sahabatku yang selalu mendukung apapun yang Aku lakukan.

Ngomong apa sich Kamu.

Aku tidak peduli dengan celotehmu.

Asal Kamu tahu disini ada wanita incaran Aku.

Awas saja kalau Kamu berani merebut Dia dariku.

Sana katanya Kamu tadi mau pulang.

"Buruan sana! "

Dewapun pergi berlalu meninggalkan Adam.

Dewa sedih sahabat yang selama ini selalu di pihaknya, selalu ada untuknya, kini bagaikan musuh.

Sepanjang jalan pulang

Dewa mengenang masa lalu.

Saat bahagia bersama Adam.

Beberapa menit kemudian.

Adam sampai di rumahnya.

Adam istirahat di kamarnya.

Rupanya Adam masih marah dengan Dewa.

Dasar Dewa nyebelin.

Sebenarnya Aku tahu Wa.

Kalau Hawa bukan tipe mu.

Tapi Aku sedih Dia menolakku karena Kamu.

Sahabat Aku sendiri.

Dia merendahkan Aku.

Dia bilang Kamu something dan Aku nothing.

Dengan logat sok bule nya itu.

Dia mengucapkan itu.

Dia berusaha menegaskan bahwa Aku bukan siapa - siapa.

Sangat berbeda dengan Kamu.

Sebenarnya bukan hanya itu Wa.

Aku tahu Kamu baik.

Tapi Aku selalu menjadi nomor dua.

Padahal kepintaran Kita hampir sama, hanya saja Kamu lebih beruntung dari Aku.

Kamu punya segalanya sedangkan Aku tidak.

Apapun pasti Kamu duluan.

Jujur Aku memang menyayangimu sebagai sahabat.

Bagiku Kamu sahabat terbaik.

Tapi Aku manusia. Aku bisa iri hati dengan semua yang Kamu punya.

Aku iri dengan kepintaran mu.

Aku iri dengan kekayaan mu.

Aku iri dengan ketampanan mu yang mampu memikat semua wanita.

Tapi jujur Wa, Aku sangat merindukanmu.

Aku berjanji Wa.

Suatu saat nanti Kita akan seperti dulu lagi.

Biarkan Aku membunuh semua ego dan rasa iri ku padamu.

Aku butuh waktu untuk itu.

Untuk membunuh rasa yang seharusnya tidak ada.

Beberapa menit kemudian Adam tertidur.

Rupanya cukup melelahkan berselisih dengan sahabat sendiri.

Episode 3 RAPAT BOSS

Di Suatu pagi yang cerah Dewa berangkat ke kantor. Dewa memutuskan untuk menghentikan pencarian.

Hari ini sangat indah.

Sebenarnya Aku ingin sekali ke Masjid.

Jujur Aku masih berharap bertemu dengan wanita pujaanku.

Tapi sudah berhari-hari Aku ke Masjid tak kunjung bertemu juga.

"Dewa mulai putus asa, Karena sulit bertemu dengan gadis pujaannya."

Tapi jujur sebenarnya dalam hatinya tidak ada kata putus asa.

Akhirnya Aku sampai kantor.

Hari ini rasanya ingin menyelesaikan semua kerjaan ini.

Berhari-hari pekerjaan numpak karena Aku ingin fokus mencari gadis itu.

" Beberapa jam kemudian ".

Alhamdulillah kelar juga kerjaan ini.

Papa pasti bangga dengan hasil kerja ku.

Sebulan lagi perusahaan ini akan menjadi tanggung jawab ku.

Aku harus buktikan kepada Papa kalau Aku mampu.

Jangan sampai Papa kecewa.

"Sebulan lagi Dewa akan resmi jadi pewaris perusahaan Karyo Dinata."

Sebuah amanah yang cukup berat bagi Dewa.

Dia bertekad akan memajukan perusahaan Orangtua.

Sebulan ini rasanya sangat berat bagiku.

Aku harus menyiapkan diri.

Sebulan ini akan berat.

Pasti kesibukan Aku, akan bertambah banyak.

Tapi ada baiknya juga.

Paling enggak kalau Aku sibuk, Aku bisa melupakan gadis itu.

Tidak apalah untuk sementara mengosongkan hati dan fikiran.

Daripada di hantui rasa penasaran.

"Sebagai anak tunggal Karyo Dinata.

Pastilah Dewa adalah pewaris tunggal perusahaan terbesar Karyo Dinata."

Setelah menyelesaikan semua pekerjaan nya. Dewa bekeliling, Tujuan Dewa untuk melihat cara kerja seluruh karyawannya.

Setelah memastikan semua baik.

Dewa pergi ke ruang meeting, karena beberapa jam lagi akan ada meeting.

" Beberapa jam kemudian."

Meeting di mulai. Peserta meeting sudah duduk di mejanya masing-masing.

Tidak di sangka Dewa bertemu dengan Adam.

Dunia serasa kecil, waktu itu.

Adam sedang apa disini!?.

Tumben banget Kamu baik.

Mau mengunjungi Aku.

Seharusnya Aku yang tanya seperti itu.

Sedang Apa Kamu disini?

Kalau Aku jelas kerja.

Aku sedang mewakili perusahaanku.

Disini Aku di tugaskan untuk memberikan laporan perusahaan.

"Adam masih belum sadar kalau perusahaan itu adalah perusahaan Dewa." Dia adalah wakil dari anak perusahaan milik Dewa. "

" Beberapa menit kemudian Siska datang."

Siska adalah sekretaris pribadi Bapak Karyo Dinata.

" Selamat datang para peserta rapat.

Di rapat kali ini mungkin semua sudah mengenal Saya.

Tapi Saya akan memperkenalkan diri kembali.

Karena saya tahu ada beberapa karyawan baru disini. "

Perkenalan Saya Siska.

"Saya sekretaris pribadi Bapak Karyo Dinata yang sebulan lagi akan berpindah menjadi sekretaris Bapak Dewa Dinata."

Mohon tepuk tangan dan ucapan selamat untuk calon pemimpin baru kita.

Prok...... Prok...... Prok...... Prok.

(semua peserta meeting menundukkan kepala seraya memberi hormat)

Terima kasih.

Mohon kerjasama nya.

(Dewapun membalas hormat dari peserta dengan menundukkan kepalanya).

"Baik semua peserta Kita mulai meeting dengan Bapak Dewa sebagai pemimpin meeting kali ini. "

Mohon semua memberikan laporan kalian sedetail mungkin.

Agar dapat di jadikan bekal oleh Bapak Dewa dalam memimpin perusahaan ke depannya.

"Rapatpun berjalan lancar.

Beberapa jam kemudian rapat selesai."

Semua peserta meeting kembali ke pekerjaan masing-masing.

*Dewa berusaha menyapa Adam.

Dam Apa kabar?.

Yuk ke ruanganku!.

Kita berbincang sebentar.

* Adam agak kesal. Dia merasa sangat kecewa dan kesal. Adam tak menyangka ternyata Dia bekerja di kantor Dewa.

Sambil menatap Dewa, Adam berkata dalam hati ".kenapa kantor yang besar tempat aku bekerja punya bapak kamu Wa".

Setelah sekian lama Aku  berusaha menjauh dari kamu dan bahagia tanpa kamu kenapa harus bertemu kembali.

Aku baik.

Boleh.

"Sesampainya di ruangan Dewa."

Mari duduk Dam!.

Sungguh Aku tidak mengira ternyata Kamu bekerja Dia perusahaan Papa.

Dunia ternyata sangat kecil Dam.

Banyak perusahaan disini tapi Kamu memilih perusahaan ini.

Enggak nyangka bisa bertemu disini.

Oy, Ternyata Kamu semakin hebat.

Iya aku juga tidak menyangka.

Aku adalah perwakilan dari perusahaan perkapalan Kamu.

Ya yang seperti Aku jelaskan saat meeting.

Seharusnya Kamu mengetahuinya.

Oy, Aku biasa saja. Dan belum jadi apapun.

Aku cuma bawahan Kamu.

Maksudnya hebat, Apa nich?

Maksud Aku bukan begitu Dam.

Bayangin aja Dam....!

Di kantor perkapalan ku ini banyak karyawan senior.

Sedangkan Kamu tergolong karyawan baru.

Bahkan banyak juga karyawan yang sengaja kami rekrut dari negara asing.

Biasanya mereka yang dikirim untuk meeting ke pusat. Karena mereka lebih profesional dan tentunya kompeten.

Apa maksud mu?

To the point saja!.

Maksudnya Aku tidak kompeten.

Bukan begitu Dam.

justru maksud ku berarti kamu itu hebat. karyawan baru yang sangat kompeten. Buktinya kamu yang dikirim ke rapat ini.

Kamu tau gak Dam!"

Bahwa rapat hari ini sangat berarti bagiku. Karena materi hari ini akan berpengaruh ke depannya.

" Hari ini merupakan bekal pengangkatan ku.

Menjadi pemilik resmi perusahaan papa. "

Aku diwajibkan mengetahui semua tentang perusahaan Papa.

Aku juga ingin seperti Papa yang sangat hebat dalam berbisnis.

Kejeniusannya beliau membuat di segani banyak orang.

Terutama di kalangan bisnis.

Sepertinya Aku membutuhkan tangan kanan sepertimu Dam.

untuk membuat perusahaan bisa menjaga eksistensi nya.

Dan mengalami kemajuanan.

Malas banget Wa.

Jadi tangan kanan mu.

Aku tak ingin bersama Kamu lagi Wa.

Kenapa Aku sampai tidak tau bahwa perusahaan ini punya Papamu Wa.

Andai awalnya Aku tau itu.

Pasti Aku tak mau kerja disini.

Capek tau jadi pesuruh mu

(Adam bergumam dalam hati)

Dia melamunkan masa-masa tak menyenangkan baginya.

Saat bersama Dewa dulu.

Dam........... Dam.......... Dam................

kamu tak mendengarkanku.

(Mencoba membangunkan lamunan Adam)

Adam tersentak dari lamunan nya.

Iya sudah Aku mau.

*Adam tidak ada pilihan lagi. Karena Dia sudah masuk dalam perusahaan Dewa.

"Dewa pun bertanya."

Apa yang kamu lamunkan barusan Dam?".

Tidak ada.

Aku hanya teringat masa lalu Wa.

Pasti kamu rindu masa-masa kita dulu ya?. (Tersenyum Sambil menggoda Adam).

secara dari kecil hingga SMA kita selalu bersama.

Kamu merindukan masa-masa itu ya?

Bilang saja Kamu merindukan Aku.

Tidak usah gengsi.

"Ya kan? (ledek Dewa)".

"Apaan sih kamu.

Mana ada seperti itu.

(Menjawab dengan nada kesal, Kemudian Adam berlalu sambil berceloteh)".

"Kenapa ia pergi!

Aku kan bosnya.

Kenapa berlalu begitu saja.

Basa-basi kek, apa gitu.

( Dewa pun juga terus berceloteh sendiri) ".

*Sejujurnya Dewa sangatlah senang jika Adam menjadi tangan kanan nya.

Dia sangat mempercayai Adam bahkan Dia mengganggap Adam seperti saudaranya sendiri. Akan tetapi sangat disayangkan Adam tidak berfikir serupa. Adam dengan rasa iri hati yang miliki. Merasa tidak senang jika harus bersama Dewa lagi. Dia tidak begitu menyukai Dewa walaupun Dewa sangat baik kepada nya.

*Rapat yang dipimpin Dewa kali ini berjalan lancar. Dengan kepintaran yang Dia miliki, Sangat mudah baginya menjalankan bisnis papanya. Sepertinya Dia sudah siap untuk menjadi pewaris perusahaan.

*Selain itu karena dari Dia kecil, Dewa sudah di ajarkan oleh papa, Bagaimana cara memimpin sebuah perusahaan. Sebagai pemilik semua tranportasi ternama di kota itu Papa Dewa sudah mempersiapkan anak semata wayangnya agar dapat mengenal dan menguasai perusahaan-perusahaannya sejak dini mungkin.

Senangnya hari ini berjalan dengan lancar.

Papa pasti bangga kepada ku.

Ternyata memimpin perusahaan ini tidak sesulit bayangan ku.

Pondasi Papa benaran hebat.

*Dewa terlihat sangat bahagia hari ini.

Ini adalah hari yang Dia tunggu. Sangat menyenangkan rapat hari ini berjalan degan lancar.

*Berbeda halnya dengan Adam.

Adam kembali ke kantor nya dengan wajah murung. Setiba di kantor ternyata ada perayaan kecil untuknya. Semua pegawai kantor memberi ucapan selamat pada Adam termasuk Dewi. Adam tersenyum dengan berat hati, kemudian pergi memasuki ruangannya. Dewi berusaha membuat Adam keluar dari ruangannya. Agar bisa merayakan pengangkatannya sebagai tangan kanan di perusahaan pusat.

Kenap murung Dam?.

Seharusnya hari ini Kamu bahagia.

Bukannya hari ini adalah hari spesial bagimu.

Enggak Wi, aku happy kok.

Mungkin hanya perasaanmu saja.

(Dewa berusaha menyembunyikan kekesalannya).

Percuma Dam.

Percuma Kamu menyembunyikan sesuatu kepada ku.

Kita sudah lama saling mengenal.

Aku tahu saat Kamu merasa senang ataupun sedih.

Jadi percuma jika kamu sembunyiin juga.

Sok tahu nich.

I'am OK.

Tidak usah bohong Dam.

Aku tahu kamu.

Kita sudah mengenal dari kecil.

*Adam merasa sudah tidak dapat lagi menyembunyikan kekesalannya hari ini.

Sebenarnya Aku tidak suka dengan pemilik perusahaan ini.

Apalagi harus jadi tangan kanan nya.

Aku tidak bisa bayangkan akan bertemu dengan Dia setiap hari.

Sial sekali Aku.

"Dewi berusaha mencairkan suasana.

Ih......., Adam hanya karena itu?.

Rasanya tidak mungkin.

Kamu itu terkenal sangat profesional.

Lagian Kamu juga tidak begitu suka dengan bos kita disini.

Buktinya sampai saat ini kalian baik-baik saja.

kalian sering berselisih paham tapi selama ini itu bukan masalah.

(Dewi berusaha mempertegas). "

Tapi Wi.

Ada yang tidak Kamu tahu.

Alasan Aku bertahan disini.

Itu semua karena Kamu Wi.

Bayangkan kalau Aku pindah.

Bagaimana denganmu?.

Kita tidak bisa setiap hari bertemu.

" Apaan kamu Wa?.

kayak anak kecil aja.

Kita masih bisa bertemu waktu libur.

Lagian kantor kita berdekatan.

Itu hanya alasan Kamu Dam."

kita juga masih bisa video call......

whats up.......

telepon.........

" Tenang aja walaupun jauh kita masih sahabatan kok.

(Dewi menegaskan hubungan mereka).

apalagi walaupun tidak sekantor, Kita itu masih satu perusahaan."

Jangan-jangan kamu masih tidak terima kalau posisi mu disini digantikan oleh ku. (Ledek Dewi)'.

Adam yang semula sedih berubah jadi ceria karena candaan Dewi.

Apa lagi senyuman Dewi sangatlah manis.

*Akhirnya Dewi berhasil membujuk Adam.

Adam akhirnya keluar menikmati kejutan sederhana yang dibuat oleh rekan mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!