NovelToon NovelToon

Meraih Cinta Sang Ajudan.

BAB 1

Dalam sejuknya taman di sebuah fakultas kedokteran terlihat seorang gadis bernama Asyifa Nazia sedang duduk di sebuah kursi taman, Dia sering di sapa Syifa oleh siapapun yang mengenalnya.

Syifa merenungi tentang nasib apa yang akan menimpa dirinya di kemudian hari. Seperti saat ini, dimana nasib buruk sedang menimpanya.

Sebuah keberuntungan kini tak lagi berpihak pada Syifa, program beasiswa yang selama ini ia dapatkan lepas begitu saja tanpa tahu alasannya apa. Biaya kini menjadi salah satu masalah Syifa untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang Dokter.

Dengan terpaksa Syifa mengajukan cuti pada fakultasnya dengan alasan yang memang ada pada masalah biaya.

"Masa cuti kuliah kamu sudah di setujui oleh pihak fakultas, apa yang akan kamu lakukan kedepannya ? " Tanya salah seorang sahabat pada Syifa yang baru datang menghampirinya.

Syifa menoleh pada Nia sahabat terdekatnya itu, "Yaaaa ... aku harus berusaha mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang untuk biaya kuliah ku nantinya, yang aku pikirkan sekarang dimana aku harus mencari pekerjaan itu ? "

"Bukan kah kamu di tawari kerja oleh Soni ? " Sahut Nia.

Syifa menggelengkan kepalanya, " Ibu ku tidak mengijinkan diriku untuk kerja ikut Soni, lagian kamu sendiri tahu Soni kan bekerja menjadi Bartender. Males kalau harus berhadapan dengan dunia malam, itu beresiko. " Jelas Syifa.

Nia yang notabene nya adalah seorang anak dari penjabat merasa kasihan pada sahabatnya itu, mengingat Syifa adalah salah satu orang yang memotivasinya untuk semangat kuliah.

Kuliah kedokteran kini sedang di jalani oleh Nia dan juga Syifa, walaupun mereka berbeda kasta tapi mereka tetap bersahabat. Nia yang notabennya seorang anak penjabat sementara Syifa hanyalah anak dari seorang Buruh.

"Lagian apa sih yang membuat beasiswa kamu di cabut Faa ? Kamu kan sampai detik ini masih bisa mempertahankan gelar salah satu Mahasiswi teladan dan prestasi kamu pun tidak menurun malah terus naik, " Keluh Nia sangat menyayangkan keputusan pihak yang mencabut program beasiswa atas nama sahabatnya itu.

Syifa berusaha tenang dan berusaha kuat di hadapan Nia. " Sudah lah, biarkan saja. Lagian apapun alasan mereka, aku akan tetap bekerja keras untuk cita-cita ku ini. Bukan kah kita sudah berjanji akan menjadi Dokter spesialis hebat bersama-sama, iya kan ? "

Nia tersenyum, itulah salah satu alasan kenapa Nia mau bersahabat dengan Syifa. Karna Syifa sangat berdampak baik bagi dirinya, mereka saling memeluk satu sama lain. Saling menguatkan satu sama lain.

Nia tidak akan tinggal diam di atas penderitaan Syifa, Nia tahu bahwa biaya kini menjadi masalah bagi diri Syifa.

Hingga akhirnya Nia meminta bantuan Papahnya untuk mencarikan pekerjaan untuk sahabatnya itu, walaupun itu tidak gampang bagi Nia tapi Nia tidak akan putus asa. Nia terus meyakinkan Ayahnya untuk membantu Syifa.

Pada akhirnya Ayah Nia setuju dengan permintaan anaknya itu.

Nia bergegas pergi ke sebuah Kost'an sederhana yang tak jauh dari rumahnya, kost'an itu di tempati oleh Syifa selama menjadi mahasiswi di fakultas itu.

"Ada apa Nia ? Jangan bikin aku khawatir. " Ucap Syifa melihat Nia berjingkrak-jingkrak tak jelas.

"Aku punya kabar baik untuk kamu Faa ... " Jawab Nia pada Syifa.

Tubuh Syifa di bawa ke kanan dan ke kiri oleh Nia saking senangnya, " Apa ? "

"Aku berhasil membujuk papah untuk mencarikan pekerjaan untuk kamu, kamu bisa bekerja di sana. Dan aku dengar gajinya pun cukup menggiurkan. " Jelas Nia.

Syifa pun tak kalah bahagia mendengar kabar baik itu. " Benar kah ? Ya Alloh terimakasih. "

Seketika Nia terdiam saat tahu pekerjaan itu hanyalah menjadi seorang pekerja rumah tangga. Nia menjelaskan itu pada Syifa dengan perasaan yang tidak enak.

"Ya ampun Nia tidak apa-apa kok, apapun pekerjaan asal halal aku mau kok apalagi pekerjaan halal itu upahnya sangat menjanjikan. " Jawab Syifa tidak merasa terhina dengan pekerjaan tersebut.

Syifa itu termasuk wanita yang pekerja keras, Syifa pernah beberapa kali mendapatkan tawaran oleh seseorang yang bekerja di club malam. Seseorang itu menjanjikan upah yang sangat besar bahkan di luar nalar jika saja Syifa mau melayani laki-laki hidung belang. Tapi Syifa menolaknya.

Wajah Syifa bisa di bilang cantik. Hingga tawaran menjadi wanita malam pun sering ia dapatkan, Syifa sama sekali tidak tergiur berapapun upahnya itu.

"Kalau begitu besok kamu datang kerumah ku, nanti biar Pak sopir yang mengantar kamu ke tempat kamu bekerja. Semangat ya Faa ! Demi cita-cita kita. " Ujar Nia.

Syifa pun memeluk sahabatnya itu, Syifa sangat berterimakasih atas apa yang sudah Nia lakukan untuknya. Syifa sangat bersemangat saat itu, masa cutinya selama satu tahun tidak akan ia sia-siakan.

Syifa berjanji akan bekerja dengan giat walaupun hanya seorang pekerja rumah tangga, ia berjanji tidak akan membuat Nia kecewa.

"Alhamdulillah, akhirnya jalan sudah terbuka untuk ku Ya Alloh. " Gumam Syifa setelah Nia pamit pulang dari kost'an nya itu.

Perasaan yang tadinya hampa kini terisi kembali, belum ada yang memberikan nya semangat terkecuali Nia dan juga Ibunya. Jasa mereka tidak akan pernah Syifa lupakan.

"Terima kasih Bu, ini berkat doa Ibu. " Syifa menatap foto Ibunya yang iya pasang di tampilan layar depan ponselnya.

Kini Syifa semakin semangat kembali untuk mempelajari buku tebal ilmu kedokteran itu, meskipun Syifa mengambil cuti iya tetap harus belajar di waktu luangnya.

Bagi siapapun pasti enggan membaca halaman demi halaman buku tebal itu, apalagi untuk mempelajarinya. Hal itu tidak berlaku bagi Syifa, dengan membaca iya akan mendapatkan ilmu.

Sebuah ilmu yang nantinya akan bermanfaat bagi masa depannya. Dokter Spesialis anak dan juga Spesialis dalam adalah cita-cita Syifa, entah mana yang akan dia raih nantinya.

Hari pun berlalu.

Di pagi hari Syifa sudah bersiap dengan bawaan pakaian yang hanya beberapa stel saja, ia datang ke rumah Nia sangat tepat waktu. Karna Nia pernah bilang jika Ayah nya sangat tidak suka dengan seseorang yang bertanggungjawab.

"Terima kasih Om-tante atas bantuannya ! " Ujar Syifa ramah pada kedua orang tua Nia.

Nia merasa sedih karna kini tidak akan ada lagi sosok Syifa di kampus, tapi Nia menyuruh Syifa untuk sering-sering memberikan kabar padanya.

"Jangan sedih, nanti Syifa di sana akan bekerja dengan Om Ararya. " Jelas Ayah Nia melihat kesedihan di raut wajah anaknya. "Papah sudah menitipkan Syifa pada Om Ararya, tapi ya begitu Syifa Om hanya bisa mencarikan kamu pekerjaan seperti apa yang di jelaskan oleh anak Om. " Sambung Ayah Nia pada Syifa.

Nia berbisik pada Ayahnya, " Papah, kenapa menitipkan Syifa pada Om Ararya. Nia tidak percaya padanya, Om Ararya kan tipe orang yang sangat tertutup di tidak bersahabat dengan siapa pun Pah. "

"Namanya juga abdi negara Nak, ya wajar jika Om kamu memiliki sifat tertutup. " Jawab Ayah Nia yang bisa di dengar oleh Syifa.

BAB 2.

Ayah Nia menjelaskan dimana Syifa akan bekerja. " Nak, nanti kamu akan bekerja di salah satu rumah dinas di mana di dalamnya di huni oleh salah satu penjabat yang kini sedang aktif di kursi kenegaraan. "

Wajah Syifa menegang kala mendengar penjelasan Ayah Nia.

"Tapi kamu jangan khawatir, suatu pekerjaan itu akan terasa ringan jika kita bertanggungjawab dan jujur dalam menjalankannya. Dan satu lagi di sana Om sudah menitipkan kamu pada Om nya Nia, dia bekerja juga di sana. "

Syifa sangat bersemangat sekali saat ingin bertanya pekerjaan Om nya Nia itu, jika dia bekerja seperti dirinya mungkin itu akan lebih baik. " Bekerja sebagai apa Om ? "

"Dia namanya Ararya, dia bekerja sebagai ajudan Penjabat tersebut. " Jelas Ayah Nia.

"Ajudan Om ? Polisi ? " Tanya Syifa polos.

Nia tertawa, " Lebih tinggi dari polisi Faa. "

Syifa menatap Nia.

"Dia TNI AD, " Sambung Ibu Nia yang baru saja datang membawa beberapa gelas air teh hangat.

"Ya ampun Tante, tidak usah repot-repot. " Sahut Syifa mengambil alih nampan yang ada di telapak tangan Ibunya Nia.

Ibu Nia tersenyum, " Tidak. Hanya segelas teh hangat saja kok Nak. "

Ibu Nia pun duduk di samping Syifa. " Dia itu anaknya Kakak Tante, hebat lah pokoknya. Pangkatnya pun bagus. " Jelas Ibu Nia membanggakan Ararya.

"Kalau sudah memuji Om Ararya saja Ibu bersemangat, Sampai lupa jika Ibu pun punya anak yang hebat kaya Nia ini. " Hardik Nia yang cemburu pada Om nya itu karna selalu di bangga-bangga kan.

Ayah dan Ibu Nia pun tertawa melihat tingkah anaknya itu.

"Jangan harap kamu bisa berteman baik dengan Om Ararya, jangan mau deh pokoknya. Bukan hanya menyebalkan, Om Ararya itu dingin seperti es. Jadi jangan anggap kamu mau berteman baik sama dia. " Ujar Nia menghasut pikiran Syifa tentang Ararya.

"Kakak jangan begitu ah, gak baik ! " Jelas Ibu Nia pada Nia.

Syifa pun berpamitan pada keluarga Nia, karna Supir yang di tugaskan oleh Ayah Nia sudah siap mengantar Syifa ke tempat tujuan.

"Non, maaf saya telat. Karna tadi di bengkel ada kendala sedikit. " Ujar Pak Ujang supir Nia pada Syifa yang baru saja duduk di belakangnya.

Syifa sungguh kagum dengan keluarga Nia, sampai-sampai supirnya pun mempunyai sikap dan sifat yang ramah.

"Tidak apa-apa Pak, lagian saya yang malu harus merepotkan Bapak. " Jelas Syifa.

"Itu sudah tugas Saya Non. " Jawab Pak Ujang.

Syifa pun menikmati perjalanannya menuju rumah yang di maksud oleh Ayah Nia, sampai pada akhirnya Mobil yang di tumpangi Syifa pun sampai di depan gerbang hitam yang begitu tinggi di mana di depannya sangat di jaga ketat oleh pria berseragam hitam.

Syifa melihat mereka mempunyai senjata yang di sembunyikan di belakang bajunya.

"Non, maaf Pak Ujang hanya bisa mengantarkan Non sampai sini. " Ujar Pak Ujang.

"Loh kenapa Pak tidak sampai dalam ? " Tanya Syifa.

"Di sini ada peraturannya neng, jika tidak ada kepentingan Mobil di larang masuk Tapi jangan khawatir, Bapak akan menemani Non berbicara dengan petugas keamanan itu. Ayo turun ! " Ujar Pak Ujang.

"Alhamdulillah, terimakasih Pak ! " Syifa sangat senang di bantu oleh Pak ujang. Karna sungguh Syifa merasa tegang saat melihat penjagaan ketat seperti itu.

Pak Ujang menjelaskan tujuannya mengantar Syifa, petugas keamanan itupun sudah mengerti karna sebelumnya ia sudah di beritahukan oleh orang dalam perihal kedatangan Syifa ke rumah dinas itu.

"Mari saya antar ke ruangan Pak Joko. " Ujar Salah satu petugas keamanan itu, Pak Joko adalah salah satu kepala dari semua pekerja kebersihan yang ada di rumah dinas itu. semua pekerja rumah di kepalai oleh Pak Joko.

"Terima kasih Pak, " Jawab Syifa yang di balas tatapan beda oleh petugas keamanan itu.

Syifa yang begitu polos tak bisa mengartikan sebuah tatapan yang di perlihatkan oleh petugas keamanan itu.

Syifa pun kini sudah berhadapan dengan Pak Joko, Pak Joko sudah mendapatkan kabar jika Syifa adalah pekerja baru yang di rekomendasikan oleh Mayor Ararya.

Mayor Inf Ararya merekomendasikan seseorang untuk bekerja sebelum ia tahu seperti apa sosok seseorang itu. Mayor Ararya menerima permintaan tolong dari pamannya, dan kebetulan rumah dinas itu memerlukan satu pekerja.

"Setelah saya pelajari, ternyata kamu berkuliah di fakultas kedokteran ? Tapi kenapa kamu mau bekerja sebagai pekerja rumah tangga. " Tanya Pak Joko.

Syifa menjawab pertanyaan Pak Joko dengan sangat jelas, sehingga Pak Joko dapat mencerna jawaban Syifa dengan baik.

"Ya sudah kalau begitu, kamu nanti akan bekerja membantu salah satu juru masak di sini. Mungkin selebihnya nanti akan di jelaskan Oleh Pak Taufik. " Jelas Pak Joko.

"Ya ampun entah harus berapa orang Bapak lagi yang harus aku temui di rumah dinas ini, " Gumam Syifa yang terus di pertemukan oleh beberapa orang yang bertugas di rumah dinas itu.

Syifa pun kini sudah bertemu dengan beberapa pekerja yang akan menjadi rekannya, Syifa berharap mereka bisa menerima dirinya dengan baik. Tanpa ada perselisihan satu sama lain, Beberapa seragam sudah Syifa dapatkan.

Sampai pada akhirnya hari pertama Syifa bekerja pun datang, di mana sebelum mata hari terbit Syifa dan pekerja yang lain harus sudah berkutik di dalam dapur luas itu.

Syifa di tugas kan oleh atasannya untuk menyiapkan beberapa hidangan di meja makan yang cukup panjang itu. Syifa mengikuti arahan seniornya saat bekerja.

"Ahhh akhirnya gue di tugas kan untuk menyambut para pangeran tampan. " Ujar Hana yang kini menjadi rekan kerja Syifa.

Begitupun dengan pekerja yang lainnya, mereka senang dengan tugasnya itu. Syifa tidak mengerti dengan tingkah yang di tunjukan oleh para rekan kerjanya itu.

Semua makanan pun sudah di hidangkan di meja makan itu, dimana biasanya mereka selalu melakukan rutinitas sarapan pagi bersama.

Dimana di meja makan itu nantinya akan ada Orang penting yang kini sedang menjabat di kursi kenegaraan beserta istrinya, para Sekpri nya dan juga ajudannya.

Syifa lagi-lagi melihat tingkah aneh dari para rekan kerjanya, sementara Syifa hanya berdiri sejajar mengikuti arahan seniornya.

"Sebenarnya apa yang mereka tunggu ? Kok kayanya mereka seperti tidak sabar sekali. " Gumam Syifa dalam hatinya.

Para rekan kerja Syifa berdandan sangat modis sekali, wajah mereka semua mulus tidak seperti para pekerja rumah tangga pada umumnya. Hanya Syifa yang terlihat natural sat itu.

Syifa tidak merasa iri dengan semua penampilan rekan kerjanya itu, Syifa nyaman dengan apa yang selama ini dia lakukan. Syifa memang enggan memperkenalkan skincare pada wajahnya itu.

BAB 3.

"Eh ... Eh ... Eh .. Mereka datang ! " Sahut salah satu senior.

Dan di sana para pekerja semakin terlihat tak jelas, di sikap tegap nya saat berdiri. Terlihat seperti sedang mengikuti kontes kecantikan dimana jurinya akan segera datang untuk menilai kecantikan mereka.

Syifa semakin tak mengerti dengan sikap mereka, " Ko aneh ya, seharunya tegang tapi kok ini ....... " Gumam Syifa dalam hatinya yang seketika terdiam saat melihat siapa yang datang.

Saat lima orang Pria gagah itu datang ke ruangan makan itu mata semua pekerja berbinar kagum, lima orang Pria itu adalah. Tuan besar Herianto bersama para pekerja pribadinya.

Mereka hendak melakukan rutinitas harian pagi hari sebelum memulai aktivitas, Mereka selalu melakukan sarapan pagi bersama. Sungguh Syifa baru kali ini berada di lingkungan yang di kelilingi dengan bau-bau kemiliteran.

Suasana kemiliteran sangat terasa kental di dalam rumah Dinas itu, terlebih saat melihat seorang laki-laki berseragam lengkap yang terlihat mencolok di banding kan empat laki-laki yang lainnya.

Lima dari para lelaki itu adalah. Tuan besar Herianto, tiga orang yang bertugas sebagai sekretaris pribadi Tuan Heriyanto, dan satu orang laki-laki yang bertugas sebagai ajudan pribadi Tuan Heriyanto.

Laki-laki yang bertugas sebagai ajudan Tuan Heriyanto itu bernama Ararya berusia 34 tahun, Ararya adalah salah satu prajurit kebanggaan negara yang bergabung di salah satu pasukan elit Kopassus di bawah naungan TNI-AD.

Ararya kini mempunyai jabatan yang cukup bagus yaitu Mayor Infanteri, dimana jabatan itu tidak ia dapatkan dengan mudah meskipun masih ada jabatan yang lebih tinggi dari itu tapi dia merasa bangga sudah berada di titik tersebut.

Dengan seragam lengkap yang kini sedang ia gunakan membuatnya terlihat mencolok di bandingkan ke empat laki-laki tersebut. Ke empat para pekerja Pribadi itu semua nya terlihat Gagah, tampan, dan juga berkarisma.

Postur tubuh tegap berisi, dengan warna kulit yang berbeda-beda membuat mereka terlihat seperti para Arjuna yang di incar oleh wanita-wanita di luar sana. Termasuk Mayor Info Ararya.

"Selamat pagi Tuan, selamat pagi Pak ! " Sapa Senior Syifa di ikuti anggukan dari pekerja lain termasuk Syifa.

"PAGI. " Tuan besar Herianto menjawab sapaan hangat dari para pekerja rumahnya itu.

"Silahkan duduk ! " Perintah dari suara berat Tuan besar Herianto pada para pekerja pribadinya.

"SIAP PAK . " Jawaban para pekerja pribadi itu.

Syifa yang merupakan pekerja baru tidak di perkenalkan di sana. Karna perkenalan Syifa cukup di dalam dapur saja, Syifa melirik ke sebelah teman-temannya mata mereka seperti terus berusaha mencuri pandang pada ke empat pekerja pribadi itu. Sehingga Syifa paham sikap aneh yang dari tadi di tunjukan oleh para teman-temannya.

"Oh jadi ini yang membuat mereka senang di posisikan untuk menyiapkan makanan di meja makan. " Syifa tersenyum karna ia mulai mengerti bahwasanya ketampanan dan ke gagahan para pekerja pribadi itu faktor utama yang ingin mereka lihat.

"Tapi yang mana yang namanya Ararya ? " Batin Syifa terus penasaran hingga akhirnya tatapan Syifa terhenti pada tulisan nama yang tertulis di sebuah pakaian, dimana di sebelah kanan pakaian itu tertulis nama Ararya dan pakaian itu di pakai oleh seorang laki-laki berseragam lengkap.

"Oh jadi itu Mayor Ararya, " Batin Syifa kembali setelah tahu yang mana Om sahabatnya itu.

"Kalian boleh kembali. " Suara berat dari Tuan Heryanto membuyarkan lamunan ke empat para pekerja yang sedang asyik menikmati kegagahan dan ke tampanan para pekerja pribadi itu.

Tapi Syifa tidak merasa kaget, karna iya tidak termasuk pekerja yang sedang melamunkan ketampanan mereka.

"Baik terimakasih Tuan, selamat menikmati sarapan paginya. " Jawab Sri yang selaku wakil senior.

Sri pun memerintahkan para teman-teman nya untuk kembali ke dalam dapur, sementara ke tiga pegawai pribadi itu memperhatikan Syifa yang terasa asing di mata mereka.

Mereka memberikan kode satu sama lain, Tak aneh jika mereka merasa kagum pada Syifa karna hanya Syifa lah yang terlihat cantik di antara tiga pekerja lain.

Sesampainya di dalam dapur, mereka bergumam terus mengutarakan kagum mereka kepada ke empat pekerja pribadi itu.

"Ya ampun Lo lihat gak sih pesona Pak Leo, ih sumpah gue gak tahan dengan pesonanya. " Sahut Ria.

"Betul, tapi pesona Pak Rio tidak kalah menggoda. Lihat saja cara dia menatap gue. " Sambung Tia.

"Huhhhh ... Ke PD an Lo, orang Pak Rio sama sekali tidak melihat Lo Kok. " Timpal Sri.

"Yang tampan dan menggoda itu jelas-jelas Pak Mayor Ararya, dia yang paling menyala guys. " Sambung Sri yang lebih menuju Mayor Ararya di bandingkan yang lainnya.

"Iya memang, tapi gue gak berani ah mengagumi Mayor Ararya. Takut kebablasan bisa gila gue nantinya, bagi gue itu Mayor Ararya sangat susah untuk di gapai. " Jawab Tia.

"Benar-benar Sikap dingin nya itu loh, memang ada yang sanggup melawan sikap dingin Mayor Ararya ? " Tanya Ria.

"Eh Sudah-sudah kebiasaan deh kalian kalau sudah di tugaskan di depan selalu saja memberikan hak suara tentang siapa yang ganteng dan gagah. Kamu Syifa tertarik sama siapa ? Kok diam saja ? " Goda Putri yang dari tadi hanya melihat Syifa diam tanpa mengucapkan rasa kagumnya.

Syifa tersenyum, " Saya dari tadi hanya tidak memperhatikan mereka mbak, saya dari tadi deg-degan saja Mbak takut salah dalam bekerja. "

"Ah sok suci kamu Syifa, apa jangan-jangan mata kamu minus tidak bisa melihat ke tampanan mereka ? hahahahaha . " Ejek Sri yang memang dia mempunyai sifat lain dari semua orang pekerja. Sri mempunyai sifat sombong dari pada pekerja yang lain.

"Jangan di masukkan ke hati, Sri memang begitu ! " Ucap kecil Putri pada Syifa.

"Iya mbak tidak apa-apa. " Jawab Syifa ramah.

Padahal jika mereka tahu tentang latar belakang Syifa mereka tidak akan percaya bahwa Syifa adalah salah satu mahasiswi di fakultas kedokteran ternama di Ibu kota, jadi jelas latar belakang Syifa lebih mentereng di bandingkan latar belakang pekerja yang lainnya.

Tapi Syifa tidak mau mengingatkan itu pada dirinya ataupun pada orang lain.

"Jangan panggil saya Mbak, lagian kita seumuran kan. Panggil saya Putri saja ! " Sahut Putri pada Syifa yang dari tadi terlihat sungkan padanya.

Syifa tersenyum karna ternyata di hari pertama dia bekerja sudah mendapatkan teman baik seperti Putri.

"Kamu ikut saya Syifa, kamu pekerja baru kamu harus tahu setelah 45 menit dari mereka sarapan kamu harus melakukan apa. " Perintah Sri selaku wakil Senior pada Syifa.

Syifa menyimpan pekerjaan, " Baik Mbak. " Jawab semangat Syifa mengeringkan tangannya.

Syifa pun mengekor di belakang Sri, langkah Syifa yang tadinya semangat kini terasa menciut tat kala melihat beberapa pekerja pribadi itu menatap kedatangan Syifa tanpa mau menoleh ke arah lain.

"Kamu ambil piring bekas makan Mayor Ararya, biarkan yang lainnya saya yang melakukannya. " Perintah Sri berbisik pada Syifa.

Syifa menoleh pada Sri dan menganggukkan kecil kepalanya, " Baik Mbak. "

"Aduh kenapa harus mayor Ararya sih, " Gumam Syifa dalam hatinya karna seketika ia teringat akan ucapan sahabatnya Nia, bahwasanya Om nya itu tidak mudah bersahabat dengan siapapun.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!