Miranda menatap bangunan di belakangnya dengan sangat bangga,bagaimana tidak bangga dia hanyalah seorang gadis yatim piatu yang besar di sebuah panti asuhan kecil dengan segala bentuk keterbatasannya,Miranda mulai berdagang saat dia di bangku SMP dan dari semenjak itu dia berdagang sambil sekolah.
Saat dirinya masih bersekolah keuntungan dagang sepenuhnya dia berikan kepada Ibu Lily atau yang selama ini mereka kenal dengan ibu panti,sedangkan saat ini semua untuk nya sendiri dan toko yang di buka kali ini adalah toko ke 8 miliknya.
"terima kasih Tuhan untuk semua nya, semua yang telah Kau berikan, apa yang aku punya tak lepas dari pada-Mu."
Miranda tak pernah lupa dengan Tuhan,apapun yang dia punya dia selalu bersyukur, bahkan disaat dia terjatuh sekalipun.
"permisi ka... mau tanya toko ini butuh orang ga ya?" ucapnya mendekati Mira.
"eemmm... sebenarnya tidak tapi aku bisa membantu mu"
"tapi ka, saya masih sekolah... saya butuh part time"
"kamu kelas berapa"
"kelas 10 ka"
"bagaimana aku bisa menerima mu kalau
"ayo masuk... kita berbicara di dalam"
"tapi ka, kalau aku tidak di terima lebih baik aku mencari lagi karena aku sangat butuh pekerjaan ini"
"bagaimana aku bisa menerima mu jika aku tidak tahu apakah kamu bisa mengerjakannya atau tidak, masuklah... "
akhirnya mereka masuk dan langsung menuju ruang istirahat yang bersebelahan dengan ruang milik Miranda sendiri.
"siapa nama mu?"
"aku Gia ka"
"hai Gia... aku Miranda, aku pemilik tempat ini, ini adalah toko ke 8 milik ku, sejujurnya aku belum membutuhkan tapi karena kamu bilang mau part time aku akan menerimamu di bagian kasir bagaimana? "
"sungguh??? astaga ka... terima kasih"
"apa aku boleh bertanya sesuatu?"
"apa itu"
"kemana orang tua mu?"
pertanyaan itu membuat Gia tersenyum sinis, sebenarnya dia tidak ingin Menjawabnya, tapi di matanya Miranda orang yang bisa dia percaya.
"mereka sudah berpisah dari aku kelas 4 SD aku selau berpindah pindah dari tempat ibu ku ke tempat ayahku,saat ini aku tinggal bersama ibuku tapi saat ini beliau sedang sakit jadi tidak bisa membantu ku membayar uang sekolah,kalau ayah ku saat ini telah mempunyai keluarga baru yang mmebuat dia lupa kalau ada aku." jelas nya datar tanda ada raut sedih sedikitpun.
"bersemangat lah...kau tahu? Aku sudah tidak punya siapapun saat aku kelas 4 SD,ayahku meninggal karena sakit diabetes yang memang sudah di deritanya hampir 5 tahun dan ibu ku menyusul ayah 40 hari setelah ayah pergi karena kelelahan."
"astaga ka... Kau lebih menyedihkan dari pada aku!"
"makanya...belajar untuk bersyukur untuk semua yang telah kamu hadapi,menurutku itu adalah salah satu kunci dari sukses yang kita dapat nanti."
setelah memperkenalkan Gia pada karyawan lain Miranda mengajarkannya sedikit cara memakai mesin kasir dan memperkenalkan Gia pada Sari kasir di toko ini. Setelah puas berkeliling Miranda meminta Gia pulang dan beristirahat,besok setelah kembali dari sekolah dia harus langsung ke toko ,karena Miranda tidak mau karyawan yang lain berfikir kalau dirinya pilih kasih.
*****
Seiring berjalannya waktu Miranda merasa senang karena Gia pandai bergaul dan beradaptasi dengan orang rang yang ada di sekelilingnya.
"siang ka" sapa Gia melihat Miranda datang.
"siang... Bagaimana hari ini? Apa ada kendala?
Seiring berjalannya waktu Miranda merasa senang karena Gia pandai bergaul dan beradaptasi dengan orang rang yang ada di sekelilingnya.
"siang ka" sapa Gia melihat Miranda datang.
"hai... Kau sudah mulai bekerja?"
"hah? Apa aku sudah di pecat karena tidak masuk tiga hari kemarin?"
"bukan itu maksud ku Gia! Kau sakit tiga hari kemarin kata tipes,apa sudah membaik hingga kau masuk hari ini?"
"aku sudah sangat bosan di rumah ka!"
"tapi apa kau sudah sanggup?"
"sanggup ka,aku pasti sanggup"
"yasudah... Jangan terlalu di forsir. Panggil Lisa untuk temuin saya"
"baik ka"
Mira mengeleng menatap kepergian Gia,anak itu sangat penurut,dia manis dan mandiri. Mira berjalan ke arah ruangannya. Tak lama pintu di ketuk.
Tok tok tok....
"masuk"
"ka Mira manggil saya?"
"iya Lis!... Sini deh!! Kamu tahu kan klau Gia baru selesai sakit?"
"iya ka!"
"aku minta tolong untuk lebih di perhatikan lagi ya,jangan terlalu berat pekerjaannya dan jangan terlalu lelah"
"bail ka..." ucap Lisa sambil tersenyum.
Di tempat itu ada 8 karyawan dan semuanya sangat penurut,bagaimana tidak mereka mempunyai bos yang luar biasa baik,lembut,tidak pilih kasih namun tetap tegas.
Mereka di perlakukan seperti teman bukan seperti karyawan dan Lisa adalah karyawan dari toko lain yang sudah ikut bekerja dengan Mira 3 tahun belakangan ini,Mira selalu menaruh 2 orang lama di tokonya agar penerapan di toko lan juga di terapkan di toko baru dan Mira butuh orang lama untuk membatunya menertipkan peraaturan tersebut.
Toko Mira rata rata bergerak di bidang makanan Frozen dan Mira punya 1 rumah produksi makanan frozen,dimana tempat itu memproduksi kebab,dimsum,tahu bakso,bakpau dan pisang coklat.
Rumah produksi adalah salah satu usaha Mira yang mempunyai banyak karyawan,disana ada 25 orang yang masing masing makanan mempunyai 5 orang yang memproduksi.
Sedangkan di toko,masing masing hanya ada 8 karyawan yang terdiri dari 5 perempuan dan 3 laki laki. Toko Mira memang tidak terlalu besar,namun tidak juga dibilang kecil,Mira hanya mau tetap bisa memegang karyawannya sendiri.
Di masing masing toko ada 2 leader 1 perempuan dan 1 laki laki dan Mira selalu mengambil orang lama,yang sudah mengetahui seluk beluk usaha yang telah dia kembangankan.
*****
Waktu terus berjalan,hari ke hari,minggu ke minggu,bulan ke bulan hingga tahu ketemu tahun. per hari ini Gia tidak di aktifkan di toko,karena 3 bulan ke depan ini dia akan menghadapi ujian kelulusan SMA,dia beberapa kali memang memohon pada Mira agar tetap mengijinkannya ke toko tapi Mira melarang dan mengancam jika Gia tidak menurut akan dia keluarkan dari toko dan tidak bekerja lagi. Akhirnya Gia pun menyerah dan menuruti Mira.
Namun di saat Gia menghadapi ujian sekolah,dia pun mendapat ujian hidup juga karena belakangan ibu Gia sakitnya makin parah dan itu pun cukup menyita pikiran Gia lebih dari setengahnya,karena Gia saat ini masih tetap bersekolah karena permintaan sang ibu.
dua minggu sebelum ujian akhir berlangsung ibu Gia harus di larikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan yang lebih serius lagi,Mira yang mendengar berita itu langsung dari yang bersangkutan segera menyusul ke rumah sakit.
Mira benar benar memperlakukan karyawannya sama semua tanpa terkecuali,Mira buru buru menyusul Gia ke rumah sakit. Mira sebelumnya sudah pernah bertemu ibu Gia saat Gia ingin membawa ibunya ke rumah sakit,Mira menawarkan diri untuk membantu.
"gi..." panggil Mira
"ka..." Gia langsung menghambur ke pelukan Mira. "ibu ka... Ibu..." ucapnya sambil menunjuk pintu UGD.
"sabar...Tuhan pasti punya rencana besar untuk kamu" Mira mengelus lembut kepala Gia.
******
Seminggu sudah Gia menemani sang ibu di rumah sakit,pagi dan sore salah satu tetangga Gia akan datang membawakan makanan untuk Gia,atas perintah dari bos nya yaitu Mira.
H-3 ujian akhir Mira berhasil merayu Gia agar mau pulang untuk persiapan ujian,sebagai gantinya Gia meminta ada yang menjaga ibunya di umah sakit dn minta ka Mira untuk berkunjung ke sang ibu setiap hari nya agar Gia tenang.
Mira menyanggupi apa yang di minta Gia,dia meminta salah satu tetangga Gia yang lebih paham ibu Gia untuk menjaganya di rumah sakit,Mira akan membayarnya selama dia menjaga disana. Setiap hari Mira berkunjung ke sana untuk memenuhi janjinya pada Gia.
Pada hari pertama dimana Gia melangsungkan ujian akhir,Gia sempat ke rumah sakit pagi pagi sekali meminta berkat pada sang,meminta restu untuk kelancaran semua ujiannya.
sementara Gia ujian,Mira datang berkunjung,namun saat sampai di sana dia melihat para suster dan dokter berlarian ke arah ruangan tempat dimana ibu Gia berbaring. Mira buru buru menghampiri seorang wanita yang umurnya hampir sama dengan ibu nya Gia.
"ada apa bu?"tanya Mira lembut karena ibu itu pun terlihat sedih.
"non... Itu non... Ibu nya Gia... Mesin di sampingnya tiba tiba bunyi... Ngung...."
Mendengar itu Mira seketika langsung lemas,namun Mira mencoba untuk positif thinking karena masih ada dokter di dalam,20 menit kemudian dokter keluar dari ruangan itu sambil menggeleng. "maaf..." hanya itu yang dikatakannya pada Mira.
Brrruukkk... Suara jatuh tepat di belakang Mira,tetangga Gia yang menjaga pingsan saat tahu ibu Gia meninggal dunia,beberapa orang suster membantu Mira membawanya ke tempat yang lebih baik,lalu Mira menghubungi beberapa karyawan agar membantunya mengurus.
Mira menuju sekolah Gia namun tidak langsung ke kelas Gia karena takut belajar Gia,dia menuju ruang kepala sekolah kemudian ke ruang BK untuk menjelaskan seperti apa yang terjadi.
Sementara itu di ruang kelas Gia...
tok tok tok...
Anak anak yang sedang serius mengerjakan ulangan langsung menoleh ke arah pintu,berdiri guru BK mereka,berjalan menuju wali kelas berbincang sedikit dengan volume yang rendah.
Guru BK menghampiri Gia dan memintanya untuk berkemas,Gia hanya pasrah dan mengangguk tapi Gia pikir karena uang ujian belum lunas,sampai dia melihat Mira dan dia yakin sesuatu terjadi pada ibunya.
"kakak... Ada apa ka?"
"Gia... Gia mau gak jadi ade ka Mira?"
"ibu kenapa ka?" Gia tidak perduli dengan Mira yang mendadak ingin dirinya menjadi kan Gia sebagai adiknya.
"kakak punya kartu keluarga tapi isinya kakak sendiri,kamu mau kan masuk kartu keluarga kakak??"
"ibu kenapa ka?" tanya gia sedikit membentak.
Mira langsung diam dia bingung ingin memberitahu nya.
"ibu udah gak ada Gi..."ucap Mira akhirnya.
Tak ada suara apapun,Gia diam,mematung dan tak lama dia roboh. Mira meminta orang membantunya mengangkat ke dalam mobil nya,semetara guru BK meminta agar dirinya ikut kerumah Gia.
'dia akan menjadi adikku,tidak mungkin aku membiarkan dia sendiri, ya Tuhan semoga keputusan yang aku ambil sudah benar Tuhan...' batin Gia berteriak.
Anak anak yang sedang serius mengerjakan ulangan langsung menoleh ke arah pintu,berdiri guru BK mereka,berjalan menuju wali kelas berbincang sedikit dengan volume yang rendah.
Guru BK menghampiri Gia dan memintanya untuk berkemas,Gia hanya pasrah dan mengangguk tapi Gia pikir karena uang ujian belum lunas,sampai dia melihat Mira dan dia yakin sesuatu terjadi pada ibunya.
"kakak... Ada apa ka?"
"Gia... Gia mau gak jadi ade ka Mira?"
"ibu kenapa ka?" Gia tidak perduli dengan Mira yang mendadak ingin dirinya menjadi kan Gia sebagai adiknya.
"kakak punya kartu keluarga tapi isinya kakak sendiri,kamu mau kan masuk kartu keluarga kakak??"
"ibu kenapa ka?" tanya gia sedikit membentak.
Mira langsung diam dia bingung ingin memberitahu nya.
"ibu udah gak ada Gi..."ucap Mira akhirnya.
Tak ada suara apapun,Gia diam,mematung dan tak lama dia roboh. Mira meminta orang membantunya mengangkat ke dalam mobil nya,semetara guru BK meminta agar dirinya ikut kerumah Gia.
'dia akan menjadi adikku,tidak mungkin aku membiarkan dia sendiri, ya Tuhan semoga keputusan yang aku ambil sudah benar Tuhan...' batin Gia berteriak.
****
Gia masih berlutut di dekat nisan sang ibu,dia masih belum percaya kalau ibu meninggalkannya,tanpa terasa air matanya kembali mengalir,Mira yang melihat itu kembali menghampiri Gia.
"udah de... Kamu harus buktikan e mama kamu kalau kamu akan menyelesaikan sekolah kamu! Bikin mama kamu bangga di sana,kakak yakin dia pasti akan tersenyum dengan kesuksesan kamu.
Dua hari kemudian Gia sudah kembali ke sekolah dan menyusul ujian yang tertinggal,dia sudah berjanji akan menyelesaikan sekolahnya sesuai dengan keinginan sang ibunda tercinta.
Setelah ujian selesai Mira masih belum melihat Gia kembali ke tokonya,sore ini dia berniat berkunjung ke sana,untuk melihat keadaan Gia yang sampai saat ini belum menerima panggilan ataupun membalas pesannya.
Tek tek tek....
"ya sebentar" teriak suara dari dalam yang Mira tahu itu adalah Gia.
betapa terkejutnya Gia saat membuka pintu ternyata Mira lah yang di sana. "ka Mira... Kakak kenapa kesini?"
"aku hanya ingin mengunjungimu,karena kamu tidak membalas pesan atau mengangkat telpon dariku"
"astaga ka... Kau tahu? Aku tidak tahu dimana keberadaan ponselku setelah ibu meninggal"
"jadi? Ponselmu hilang?"
"iy ka"
"aku pikir kau marah padaku"
"ya ampun... Kenapa juga aku harus marah padamu? Selain memberikan ku pekerjaan kau juga sudah membantu segala keperluan ibu ku,masa aku marah,aku justru sangat bersyukur"
"kau itu selalu berlebihan"
"berlebihan bagaimana ka??? Bukan hanya aku,seluruh karyawan mu sangat membanggakan dirimu,kami bersyukur bisa bekerja denganmu,selain cantik secara fisik,kau juga cantik dari hati yang tidak semua perempuan cantik memilikinya. Contohnya aku!" canda Gia pada Mira.
"ouh... Narsis mu keluar lagi! Sepertinya au sudah jauh lebih baik" sahut Mira menanggapi maksud candaan dari Gia
Mereka berbincang bersama,Mira meminta agar Gia tinggal bersamanya namun Gia menolak karena dia tidak ingin merepotkan Mira,takut nanti dia di bilang memanfaatkan keadaannya yang yatim piatu.
Setelah perdebatan yang cukup panjang antara dua orang itu akhirnya Gia menurut dan mau tinggal bersama Mira,tapi menunggu 40 hari sang ibunda tercinta.
"berarti setelah 40 hari kau akan kembali bekerja dan tinggal bersama ku,kau tak perlu bawa barang barang tapi jika menurut mu barang itu penting dan berkesan kau boleh membawanya,kabari aku jika membutuhkan bantuan untuk membawanya,mengerti?"
"oke boss... Siap! Ngomong ngomong aku baru tahu kalau kakak bisa bawa motor"
"karena selama ini kau melihatku membawa mobil"
"ini motor ka kevin kan"
"iya... Yasudah kakak pamit ya..."
"baik ka... Hati hati di jalan."
"ingat kata kata ku! Aku sangat ingin kau menemaniku mengisi kartu keluarga yang hanyalah aku seorang diri"
"iya ka.."
setelah kepergian bos nya itu,Gia kembali kedalam rumah,dia sangat kepikiran dengan kata kata sang bos tentang ingin menjadikannya adik angkat dan memasukkannya di kartu keluarga bersama dengannya. 'ah... Ka Mira kenapa membuat aku bingung!'
Gia sudah mengutarakan rasa keberatannya karena tidak mau di bilang memanfaatkan kebaikan sang bos,walaupun karyawan tidak akan bergunjing,tapi tidak dengan orang lain,orang di sekitar Gia ataupun Miranda.
*****
Saat kembali dari kediaman Gia, Miranda mengunakan motor milik kevin menuju toko,di perjanan entah apa yang ada dalam pikirannya dia malah menabrak sebuah motor yang memang sudah berhenti di pinggir jalan.
bruk... pemilik kendaraan itu jatuh namun karena dia melihat yang menabrak seorang wanita jadi dia buru buru bangun untuk menolong, beberapa orang yang hadir di sana pun menghampiri untuk menolong.
"anda tidak apa apa nona? " tanya seorang pria yang di tabrak.
"tidak... aku baik baik saja, harus nya aku yang bertanya apa anda terluka? "
"saya baik baik saja nona"
Mira bangun perlahan, di bantu oleh pria itu yang dengan lembut menarik tangan Mira,membiarkan Mira sampai benar benar bisa berdiri lalu melepasnya.
"saya minta Maaf Pak... saya melamun" ucap Mira menyesal.
"tidak apa... lain kali sebaiknya nona berhati hati"
"terima kasih pak... saya lihat keadaan motor anda ada yang rusak, apa ada yang perlu saya ganti? "
"tidak usah nona"
"tidak pak ini tanggung jawab saya"
"tidak perlu nona... Terima kasih untuk tanggung jawab yang anda katakan*
" baiklah... ini no telpon saya, jika sesuatu terjadi dengan motor anda silahkan hubungi saya ke no telpon tersebut. " ucap Gia memberi secarik kertas kecil yang terisi no telpon.
"baik nona terima kasih" ucap pria itu lalu pergi."
'ah... inj gara gara memikirkan Gia dan kisah nya'
Gia memang sudah sempat menolak saat Gia bilang akan menjadikan dia adik karena satu dan lain hal yang memang masuk di akal, dia pun tidak memaksa dia hanya minta Gia memikirkan lagi permintaannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!