NovelToon NovelToon

Kesempatan Kedua

Bab 1

Di sebuah kamar VIP rumah sakit seorang remaja cantik yang baru berusia delapan belas tahun, dia menangis di bawah kaki seorang pria tampan yang menatapnya penuh kebencian untuk memohon belas kasihannya.

'' Hikss,,, Hiks,,, Paman, ampuni Anya, Anya mengaku salah, Anya janji tidak akan mengulanginya lagi '' ujar Anya dengan terisak.

Dia sudah tidak memperdulikan penampilannya yang biasanya terlihat modis kini berubah tidak karuan, karna yang ada di pikirannya hanya kata maaf dari Paman angkatnya. Anya bisa melihat tatapan kebencian Pamannya padanya, Anya takut jika dirinya akan di usir dari keluarga Lu, atau bisa bisa lebih dari itu.

Bugh

Akhhh

Dengan tanpa perasan Lu Hanting pira yang di panggil paman oleh Anya itu menendang dadanya dengan sekuat tenaga, dan Anya hanya bisa meringis merasakan nyeri yang amat sangat di dadanya tanpa melawan.

Lu Hanting melangkah mendekati Anya lalu berjongkok di depannya, dan Lu Hanting langsung menarik rambut panjang Anya dengan kasar.

'' Akhhh,,, Paman lepaskan, sakit'' pekik Anya , sembari berusaha melepaskan tangan besar Lu Hanting yang menraik rambutnya, namun percuma saja tenaga Anya tak sebanding dengan Lu Hanting.

Sedangkan Lu Hanting tersenyum devil dengan wajah yang terlihat sangat menakutkan di mata Anya.

''Sakit hem,,,'' ujar Lu Hanting dingin.

Wushh

Dughh

Akhhh...

Dan lagi lagi tanpa perasaan Lu Hanting membenturkan kepala Anya ke dinding dengan kuat, membuat Anya langsung pinsan seketika dengan darah yang merembes dari dahinya.

Melihat Anya pinsan Lu Hanting kembali beranjak berdiri, lalu meraih tissue yang berada di atas meja yang berada di ruang rawat VIP itu, untuk mengelap telapak tangannya yang barusan ia gunakan untuk menarik rambut Anya.

''Zhao, kurung gadis menjijikkan itu di ruang bawah tanah'' perintah Lu Hanting datar.

''Baik Tuan'' sahut asisten Zhao selaku aspri Lu Hanting.

Setelah asisten Zhao dan beberapa anak buahnya membawa tubuh Anya yang pinsan pergi, Lu Hanting melangkah mendekat ke arah brangkar, kini wajah Lu Hanting sudah tak semenakutkan tadi, yang ada wajah sedih dan perasaan bersalahnya karna tidak bisa melindungi gadis yang ia cintai dari aksi kegilaan Anya, yang mana membuat gadis yang di panggil Xi Xi itu harus terbaring koma.

''Xi Xi, maafkan aku karna tidak bisa melindungimu dengan baik, tapi kamu tenang saja, aku akan membuat dia merasakan kesakitan berkali kali lipat dari yang kamu rasakan '' ujar Lu Hanting dengan tangan terkepal menahan amarah.

Beberapa jam yang lalu di mansion mewah keluarga Lu, Anya yang sudah tidak bisa menahan kebenciannya terhadap Gu Xi Xi karna menurutnya Gu Xi Xi sudah merebut kasih sayang keluarga Lu darinya, lalu Anya hatinya yang sudah menggelap tanpa pikir panjang dia mendorong Gu Xi Xi yang waktu itu akan melangkah menuruni anak tangga dengan kasar, membuat Gu Xi Xi jatuh terguling di tangga, dan sialnya kejadian itu di saksikan langsung oleh Nyonya besar Lu ibu Lu Hanting, membuat Anya tidak bisa lagi mengelak dari apa yang di perbuatnya pada Gu Xi Xi.

Di ruang bawah tanah Anya mulai mengerjapkan kedua matanya, dia meringis saat merasakan nyeri di dahinya, namun rasa nyeri itu lenyap seketika dan berubah rasa ketakutan yang amat sangat, di tambah melihat kedua tangan dan kakinya yang di rantai.

''Paman,,,!!!, lepaskan Anya!!, Anya takut!! '' triak Anya dengan sekuat tenaga, dirinya benar benar takut saat ini bahkan tubuhnya sampai gemetar, Anya tahu dimana kini dirinya berada.

Ceklek

Krekkkk

Anya mengembangkan senyumnya saat melihat asisten Zhao melangkah masuk, dan mendekat ke arahnya.

'' Paman Zhao, Lepaskan Anya, Anya takut '' tukas Anya memohon dengan wajah yang terlihat sekali sangat ketakutan.

Namun asisten Zhao hanya diam saja, tidak menanggapi permohonan Anya, padahal dulu asisten Zhao juga termasuk salah satu orang yang sangat menyayangi Anya, dan kini asisten Zhao juga membenci Anya sama seperti Tuannya, dan lebih memilih Gu Xi Xi.

Melihat asisten Zhao yang tak menghiraukan permohonannya, Anya menundukkan kepalanya dengan perasaan sedih dan kecewa, dirinya kini sadar sudah tidak ada yang perduli dengannya lagi, mereka semua sudah di ambil oleh Gu Xi Xi, dan Anya semakin membenci Gu Xi Xi.

''Gu Xi Xi!!!, kenapa kamu tidak mati saja'' teriak Anya menggema di ruang bawah tanah itu.

''Tutup mulutmu Anya!!'' bentak Asisten Zhao lalu meraih cambuk yang menggantung di dinding yang berada di sebelahnya, dan langsung mencambuk tubuh Anya tanpa belas kasihan.

Ctasss

Akhhh

Ctasss

Akhhh

Ctasss

Akhhh

Asisten Zhao terus mencambuk tubuh Anya tanpa ampun, sampai membuat beberapa titik tubuh Anya mengeluarkan darah, bahkan kini Anya kembali pinsan karna tidak kuat menahan sakit dari cambuk yang di layangkan di tubuhnya.

Tiga hari telah berlalu dan tubuh Anya kini sudah tak beberbentuk lagi, seluruh tubuhnya penuh dengan bekas cambukan, karna selama tiga hari berturut turut tubuh Anya terus menerima cambukan entah itu dari asisten Zhao maupun juga Lu Hanting sendiri, bahkan mereka sama sekali tidak memberi Anya makan maupun minum, membuat tubuh Anya rehidrasi parah bahkan Anya juga sudah tidak mampu menopang tubuhnya yang lemah.

Anya hanya bisa mengis tanpa bersuara, dia sudah tidak tahan dengan siksaan yang di berikan oleh Pamannya, Anya sudah menyerah dengan hidupnya dia merasa tidak akan ada cahaya lagi untuknya.

Ceklek

Krekkk

Mendengar puntu ruangannya di buka tanpa mendongakkan kepalanya, Anya sudah bisa menebak jika orang yang datang itu adalah Lu Hanting dan Asisten Zhao, karna hanya dua orang itu yang selalu masuk ke ruangan dimana dirinya kini berada.

Lu Hanting melangkah mendekat ke arah Anya dan berdiri tepat di depannya, lalu dia menarik rambut Anya dengan kasar membuat kepala Anya langsung mendongak. Dan saat itu Lu Hanting bisa melihat jelas wajah pucat Anya dan juga lebam yang memenuhi wajah Anya, bukannya kasihan Lu Hanting malah tersenyum jahat.

''Kamu memang pantas mendapatkan semua ini'' ujar Lu Hanting dingin. Sedangkan Anya hanya diam saja tak menyahut, lebih tepatnya Anya sudah tidak kuat untuk mengeluarkan suaranya.

Lu Hanting melepaskan cekalan tangannya di rambut Anya, lalu dia melangkah ke arah pojok ruangan itu dan mengambil balok besi, dan segera kembali berbalik mendekat ke arah Anya.

Dan tanpa ampun Lu Hanting memukul kedua lutut Anya dengan balok itu, membuat Anya menjerit dengan sekuat tenaga. Tak cukup sampai di situ Lu Hanting memberikan balok itu pada asisten Zhao, dan asisten Zhao juga memukul kedua tangan Anya yang mana kini kedua tangan dan kaki Anya patah.

Lu Hanting dan asisten Zhao tertawa puas melihat wajah kesakitan Anya yang menurutnya pantas untuk Anya.

Sedangkan Anya dia menatap sedih dua orang yang dulu selalu menyayanginya, kini menyiksanya tanpa ampun.

"Hiksss,,, hiksss,,, Paman Hanting, Paman Zhao, jika aku di beri kesempatan hidup kembali, aku janji tidak akan mengganggu Gu Xi Xi, aku juga akan menjauh dari kalian" batin Anya menyesal karna sudah berbuat jahat pada Gu Xi Xi, yang mana dirinya berakhir dengan mengenaskan.

Bab 2

Hah

Hah

Hah

Seorang gadis terjaga dari tidurnya dengan nafas terengah engah, juga peluh yang membasahi seluruh wajahnya, gadis itu terkejut saat menyadari dimana kini dirinya berada.

''Aku sungguh di beri kesempatan mengulang waktu'' gumam Anya saat melihat area kamarnya, dan beralih melihat kedua tangan dan kakinya yang baik baik saja, bahkan sama sekali tidak ada bekas cambukan yang di terimanya.

Anya lalu meraih ponsel miliknya yang berada di atas nakas, Anya segera menghidupkan layar ponselnya, dan melihat tanggal yang terpampang di layar ponselnya.

''Tanggal 7 bulan 9, bukankah ini tepat hari ulang tahun Nenek'' gumam Anya termenung. Tapi beberapa detik kemudian Anya mengembangkan senyumnya, karna dirinya kembali mengulang hidupnya di lima bulan sebelum kejadian dimana dirinya mendorong Xi Xi di atas tangga, yang membuatnya harus menerima siksaan yang menyakitkan dari Lu Hanting dan asistennya.

Anya juga ingat jika hari ini Gu Xi Xi juga baru satu minggu masuk ke keluarga Lu, dan tepat saat acara malam pesta ulang tahun Nenek Lu dirinya dengan sengaja mendorong Gu Xi Xi ke kolam renang, namun sialnya dirinya juga ikut terjatuh ke kolam renang karna Gu Xi Xi menariknya.

''Aku masih ingat, di kehidupan pertama Paman Hanting yang menyelamatkan Xi Xi, dan setelah kejadian itu Paman Hanting semakin tidak memperdulikanku'' gumam Anya.

''Baiklah Anya, kamu sudah di beri kesempatan untuk mengulang waktu, jadi mulai sekarang kamu tidak boleh mengganggu Xi Xi, dan harus mulai membiasakan diri untuk tidak bergantung pada keluarga Lu'' ucap Anya penuh semangat, dia tidak ingin membuat masalah lagi dengan Gu Xi Xi dan dirinya harus berakhir mengenaskan, bahkan dirinya masih ingat rasa sakit dari cambukan yang ia terima di kehidupan pertamanya.

Di pagi hari Anya sudah berpakaian rapi dengan seragam sekolahnya, lalu dia segera meraih tas sekolahnya yang berada di atas meja belajarnya, dan setelah itu bergegas melangkah meninggalkan kamarnya.

Anya sedikit melambatkan langkahnya saat menuruni anak tangga, karna dia melihat seluruh keluarga Lu yang berjumlah lima orang sedang berada di meja makan, begitu juga dengan Gu Xi Xi yang duduk di tempat yang biasanya menjadi tempat duduknya.

"Keberadaanku memang sudah tergeser oleh kedatangan Gu Xi Xi" batin Anya sendu.

Saat sudah berada di tangga paling bawah Anya tidak melangkah ke arah meja makan melainkan hanya melewatinya saja, namun suara Nenek Lu menghentikan langkah Anya.

''Anya, kamu tidak sarapan?''

Anya membalikkan badannya dan tersenyum, namun senyumnya langsung hilang seketika dan berubah menjadi rasa takut, saat matanya tak sengaja bersitatap dengan mata tajam milik Lu Hanting yang duduk di kursi khusus kepala keluarga Lu.

''Tidak Nenek, Anya sarapan di sekolah saja, ada tugas sekolah yang Anya belum selesaikan jadi buru buru'' sahut Anya lalu bergegas melangkah ke arah pintu utama mansion, sebelum Nenek Lu memaksanya untuk sarapan di meja makan.

Sedangkan Lu Hanting dia mengerutkan dahinya mendengar jawaban Anya yang tak seperti biasanya, sejak kapan keponakannya itu perduli dengan tugas sekolah pikirnya, lalu Lu Hanting meletakkan sendok dan garpu yang di pegangnya di atas piring, kebetulan Lu Hanting sudah menyelesaikan sarapan paginya.

''Bu, aku berangkat dulu'' pamit Lu Hanting pada ibunya.

''Iya, hati hatilah'' sahut Nenek Lu dan Lu Hanting menganggukkan kepalanya.

Di depan teras mansion Anya kembali merasakan rasa takut, saat bertemu dengan asisten Zhao yang berdiri di samping mobil Lu Hanting. Anya masih terngiang ngiang, dengan rasa sakit yang di terimanya dari kekejaman asisten Zhao dan Lu Hanting di kehidupan pertamanya.

''Selamat pagi Nona Muda'' sapa asisten Zhao sembari membungkuk sopan.

''Pa,,, pagi juga Paman Zhao'' sahut Anya sedikit tergagap, membuat asisten Zhao mengerutkan dahinya merasa heran dengan Nonanya, yang terlihat gugup.

''Nona mau berangkat, mari silahkan masuk'' ujar asisten Zhao membuka pintu mobil jok belakang, seperti hari hari biasanya Anya yang selalu berangkat sekolah bersama Tuan Mudanya, asisten Zhao berfikir jika Anya sudah keluar untuk berangkat sekolah pasti Tuannya juga akan berangkat ke perusahaan.

''Ah tidak Paman, Anya mau naik taksi saja, Anya sedang terburu buru, Paman Hanting juga masih sarapan '' sahut Anya menolak, lalu segera berlari menuju ke arah gerbang mansion dan keluar untuk menaiki taksi yang sudah di pesannya melalui aplikasi.

Asisten Zhao keheranan melihat Anya yang berlari ke arah gerbang mansion, dia tahu betul bagaimana Nona Mudanya selama ini yang hampir tidak pernah buru buru untuk berangkat sekolah, bahkan Nona Mudanya juga tidak pernah perduli meskipun datang terlambat di sekolah.

''Zhao, dimana Anya?''

Asisten Zhao tersentak dan langsung membungkuk hormat pada Tuan mudanya yang berdiri tak jauh darinya.

''Nona Muda sudah berangkat Tuan'' jawab asisten Zhao.

''Berangkat?, naik apa dia?'' tanya Lu Hanting terkejut, tadi dia berfikir jika Anya sudah duduk di jok mobilnya dan menunggunya, membuat Lu Hanting bergegas menyusul Anya, apa lagi tadi dia mendengar Anya sedang terburu buru untuk menyelesaikan tugas.

''Barusan Nona Muda bilang, mau naik taksi'' jawab asisten Zhao.

''Apaaa!!!! Naik taksi, '' seru Lu Hanting terkejut, dia tahu betul dengan Anya yang paling anti untuk naik taksi, dengan alasan keamanannya tidak terjaga, Lu Hanting sendiri juga setuju dengan alasan Anya, jadi setiap hati entah Lu Hanting sibuk atau tidak ataupun sedang ada rapat, Lu Hanting akan tetap menjemput Anya saat pulang sekolah, maupun saat Anya ingin keluar untuk jalan jalan, dia ingin memastikan sendiri keselamatan Anya.

''Benar Tuan'' sahut asisten Zhao.

''Kenapa kamu tidak mencegahnya ha!!, kalau sampai terjadi apa apa sama Anya bagaimana?!'' sentak Lu Hanting emosi.

''Ma,,, maaf Tuan'' ucap asisten Zhao merasa bersalah.

''Ck, simpan saja maafmu itu, sekarang cepat kita ke sekolahan Anya'' tukas Lu Hanting yang masih emosi dengan asistennya itu, dan segera masuk ke dalam mobil mahalnya.

''Baik Tuan''

Asisten Zhao segera menjalankan kemudinya menuju ke sekolahan Anya, sekolahan elite milik keluarga Lu, dan saat sudah tiba di depan gerbang sekolahan Lu Hanting maupun asisten Zhao melihat Anya yang baru keluar dari dalam taksi, lalu berjalan menghampiri sahabatnya Mo Mo yang sedang berdiri di depan gerbang.

Lu Hanting bisa bernafas lega melihat Anya yang dalam ke adaan baik baik saja, lalu dia menyuruh asisten Zhao untuk melajukan mobilnya menuju perusahan besar milik keluarga Lu.

Sedangkan ke dua gadis remaja yang sudah bersahabat sejak sekolah dasar itu, berjalan beriringan menuju ke kelas mereka.

''Anya, tumben kamu naik taksi'' ujar Mo Mo yang tahu betul kebiasaan sahabatnya itu kemana mana pasti selalu di antar oleh Paman tampannya, pria terkaya sekaligus pria yang sangat di segani oleh para pengusaha manapun, dan pria yang menjadi idaman semua wanita.

''Tidak apa apa, hanya ingin tau saja rasanya naik taksi'' sahut Anya dan Mo Mo hanya mengangguk anggukkan kepalanya.

"Tidak bohong sih kalau tadi aku sedikit takut, tapi tak apalah mulai sekarang kamu harus terbiasa pergi sendiri ke mana mana" batin Anya meyakinkan dirinya.

Bab 3

Di kantin sekolah Mo Mo merasa heran, melihat sahabatnya yang terlihat fokus pada buku yang di pegangnya, dengan sesekali melahap roti yang di belinya.

"Anya " panggil Mo Mo.

"Hem" sahut Anya tanpa menatap lawan bicaranya.

"Tumben kamu serius baca buku" tukas Mo Mo.

Anya mendongakkan kepalanya menatap Mo Mo dengan tersenyum. "Aku ingin lulus dengan nilai terbaik" ujar Anya. Dan seketika Mo Mo tertawa terbahak bahak, dia merasa jika pendengarannya sedang bermasalah.

''Kenapa kamu tertawa?'' cetus Anya mendengus.

Mo Mo lalu berusaha menghentikan tawanya. '' Tidak ada, hanya saja menurutku terlalu aneh'' timpal Mo Mo.

Anya memincingkan matanya. '' Apanya yang aneh?''

''Sudahlah tidak usah di bahas, aku senang akhirnya sahabatku ini terbuka mata hatinya'' ledek Mo Mo yang seketika membuat Anya mencebikkan bibirnya.

Sedangkan di perusahaan besar Lu Group, Lu Hanting yang berada di meja kerjanya sama sekali tidak bisa fokus dengan pekerjaannya, entah sudah yang keberapa kalinya Lu Hanting memeriksa ponselnya namun sama sekali tidak ada pesan masuk dari Anya.

''Ck, kemana anak ini'' decak Lu Hanting kesal, karna biasanya setiap di jam istirahat sekolahnya Anya akan selalu mengirimi pesan di nomor ponselnya, entah itu penting atau tidak Anya tidak pernah absen mengirimi pesan, tapi hari ini sama sekali tidak ada pesan dari Anya.

''Tuan ada apa?'' tanya asisten Zhao melihat wajah kesal Tuan Mudanya.

''Kucing kecil itu sama sekali tidak mengirimiku pesan, apa mungkin aku membuat kesalahan padanya'' sahut Lu Hanting panjang lebar jika sudah menyangkut tentang Anya.

Asisten Zhao terdiam sebentar, namun beberapa detik kemudian asisten Zhao menatap Tuannya saat teringat sesuatu.

''Tuan, bisa jadi Nona Muda kecewa dengan anda'' ujar asisten Zhao.

Lu Hanting seketika menegakkan tubuhnya. ''Kecewa? Kenapa?!! '' seru Lu Hanting.

'' Tuan, apa anda ingat kejadian semalam , saat Nona Muda dan Nona Gu Xi Xi jatuh di kolam, anda lebih memilih membantu Nona Xi Xi, bukan Nona Muda'' ujar asisten Zhao.

''Aku membantu Xi Xi karna dia tidak bisa berenang, sedangkan Anya dia bisa berenang'' sahut Lu Hanting membuat asisten Zhao menghela nafasnya.

''Mungkin apa yang di katakan anda benar, tapi apa anda lupa selama ini anda selalau mengutamakan Nona Muda dari apapun, dan Nona Muda sudah terbiasa dengan hal itu sejak dulu, namun tadi malam anda tiba tiba lebih memilih membantu Nona Xi Xi, bagaimana Nona Muda tidak kecewa, dan pasti Nona Muda berfikir jika anda sudah tidak perduli lagi'' tukas asisten Zhao mengutarakan pendapatnya tentang sikap Anya yang seketika membuat Lu Hanting terdiam.

Lalu Lu Hanting segera meraih ponselnya dan mengirim pesan pada Anya.

("Nanti pulang sekolah Paman yang jemput, jangan naik taksi")

Di sekolahan Anya yang baru duduk di bangkunya dia segera membuka ponselnya ketika mendengar suara notifikasi pesan masuk. Anya seketika menghela nafasnya saat membaca pesan dari Lu Hanting, sudah di pastikan dia tidak bisa menolak permintaan Lu Hanting.

"Huft'' desah Anya lalu meletakkan kembali ponselnya ke atas meja.

Tepat jam satu siang seperti yang di katakan Lu Hanting yang akan menjemput Anya, kini mobil mewah Lu Hanting sudah standby di parkiran khusus pemilik sekolahan.

Anya dengan langkah pelan mendekat ke arah mobil Lu Hanting, sedangkan Mo Mo dia sudah pulang lebih dulu dengan di jemput oleh sopir pribadinya.

''Capek?'' tanya Lu Hanting saat melihat Anya berjalan dengan kepala tertunduk.

''Lumayan'' jawab Anya dengan tetap menundukkan kepalanya, sama sekali tidak berani menatap wajah tampan dan tegas Lu Hanting, karna bayangan saat Lu Hanting menyiksanya di kehidupan pertamanya masih terekam jelas di otaknya, bahkan Anya masih ingat dengan rasa sakit yang ia rasakan.

Lu Hanting segera membukakan pintu mobil untuk Anya, dan setelah memastikan Anya duduk di jok mobil dengan benar Lu Hanting segera menutupnya, lalu dia melangkah ke arah pintu samping yang sudah di bukakan oleh asisten Zhao.

Selama di perjalanan pulang menuju mansion, Anya sama sekali tidak bersuara, bahkan Anya terus menatap ke luar jendela, yang mana membuat Lu Hanting semakin yakin jika Anya memang benar benar kecewa pada dirinya, bagi Lu Hanting lebih baik melihat Anya mengomelinya ketika dirinya tak sengaja membuat kesalahan, dari pada melihat Anya yang hanya diam seperti saat ini.

''Anya, Paman minta maaf'' ucap Lu Hanting membuat Anya langsung menoleh.

''Paman minta maaf untuk apa?'' tanya Anya keheranan.

''Iya, Paman minta maaf, karna Paman sudah membuatmu kecewa, karna tadi malam Paman lebih memilih membantu Gu Xi Xi daripada kamu'' jawab Lu Hanting terus terang.

Anya terdiam dia ingat di kehidupan pertamanya, setelah Lu Hanting mengangkat tubuh Gu Xi Xi yang hampir pinsan karna tenggelam, Lu Hanting langsung memarahi Anya habis habisan bahkan Lu Hanting juga tidak perduli dengan dirinya yang mulai menggil kedinginan, tapi sialnya Anya tidak tahu kejadian semalam bagaimana, karna dia mengulang waktu setelah peristiwa itu terjadi dan dirinya sudah berada di atas ranjang king sizenya.

" Sebenarnya bagaimana kejadian semalam?" batin Anya bertanya tanya.

"Anya kenapa kamu diam?, kamu benar marah sama Paman Hem?'' ujar Lu Hanting membuat Anya kembali tersadar dari lamunannya.

''Ti,,, tidak, Anya tidak marah sama Paman, lagian Anya bisa renang kok, jadi tidak masalah kalau Paman lebih memilih membantu Xi Xi '' sahut Anya akhirnya, dia masih yakin jika tak lama lagi Lu Hanting akan jatuh cinta pada Gu Xi Xi, jadi Anya harus bisa melepaskan sikap ketergantungannya pada Lu Hanting, agar tidak kembali kecewa di kemudian hari.

Lu Hanting menarik Anya ke dalam pelukannya, dia yakin jika Anya masih kecewa padanya dan lebih memilih berpura pura.

"Maafkan Paman karna sudah membuatmu kecewa, tapi Paman akan berusaha menebusnya" batin Lu Hanting sembari mengelus pucuk kepala Anya dengan penuh kasih sayang.

Kini mobil yang di tumpangi oleh Anya dan Lu Hanting sudah tiba di teras mansion, kedatangan mereka di sambut oleh kepala pelayan Ji.

" Selamat datang Tuan Muda dan Nona Muda" ucap Kepala pelayan Ji dengan sopan.

" Terimakasih Paman " sahut Anya.

Lalu Lu Hanting membawa Anya masuk ke dalam mansion, namun baru sampai di depan pintu keduanya di kejutkan dengan keberadaan Gu Xi Xi yang berdiri di depan mereka.

"Selamat datang Paman Hanting, Anya" ucap Gu Xi Xi dengan senyum mengembang.

Anya seketika ingat dengan kejadian saat ini yang sama persis dengan di kehidupan pertamanya, dimana saat itu Anya langsung memarahi Gu Xi Xi dan mengatakan jika Gu Xi Xi sengaja mencari muka yang mana membuat Gu Xi Xi langsung sedih, dan hasilnya dirinya yang mendapat amukan dari Lu Hanting.

''Paman, Xi Xi, aku pamit ke kamar dulu'' pamit Anya dan langsung berlari ke arah tangga menuju lantai dua dimana kamarnya berada.

Sedangkan Lu Hanting menatap Anya dengan sedih, dia tidak biasa jika harus di acuhkan oleh Anya.

''Paman, aku barusan buat kue, Paman mau coba?'' tanya Gu Xi Xi.

''Nanti saja, aku mau mandi'' jawab Lu Hanting tersenyum lalu pergi meninggalkan Gu Xi Xi yang berdiri mematung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!