NovelToon NovelToon

I Love You Pak Guru Galak

Episode 1 Cewek di segani.

SMA Nusa bangsa.

SMA favorite di Jakarta terkenal dari dengan fasilitas mewah. Murid berprestasi, baik dalam akademik dan juga akademis. SMA dengan fasilitas terlengkap dan paling elit.

Selain memiliki ruang kelas yang nyaman untuk satu kelas terdapat 30 siswa-siswi yang memenuhi kelas. Fasilitas nya juga dinikmati seperti lapangan olahraga yang luas, kolam renang yang luas, SMA Nusa Bangsa yang juga satu-satunya memiliki lapangan golf.

Ekstrakulikuler yang juga lengkap, dari cheerleaders, tarian tradisional, modern dan

seni musik dan masih banyak yang lainnya.

SMA Nusa bangsa juga dikenal dengan sekolah anak-anak tingkat atas atau ekonomi kelas atas. Mungkin ada juga siswa dengan ekonomi rendah. Mereka bisa bersekolah dengan menggunakan beasiswa. Jadi harus pintar dan rajin belajar. Karena untuk sekolah mau itu sekolah mewah atau biasa semua orang punya kesempatan masing-masing.

Namun images dari SMA Nusa Bangsa tidak selamanya bagus. Selain di kenal dengan murid-murid berprestasi. Banyak-banyak isu terdengar. Jika sekolah tersebut juga rawan bullying. Sebenarnya di sekolah mana pun yang namanya bully pasti ada saja.

Murid-murid di SMA Nusa Bangsa yang memiliki banyak karakter. Jadi bukan hanya dari beberapa mereka yang suka bully, namun banyak juga yang jahil. Sehingga beberapa guru yang mengajar di sekolah tersebut harus keluar dari sekolah itu. Karena tidak tahan dengan murid-murid nya.

Tidak semua pastinya. Masih banyak murid-murid yang membanggakan sekolah tersebut. Sehingga menutupi kejelekan sekolah tersebut dengan prestasi dalam bidang akademik.

*********

Pagi hari yang cerah. Aktivitas setiap pagi di jalankan seperti biasanya. Murid-murid SMA Nusa Bangsa sudah mulai berdatangan dengan mobil mewah yang bolak balik memasuki gerbang sekolah tersebut yang mana murid-murid itu diantar sopir pribadi mereka masing-masing.

Banyak juga murid-murid yang menggunakan mobil pribadi dan juga motor-motor besar menjadi transportasi mereka untuk ke sekolah. Bukan hanya alat transportasi saja. Tetapi juga alat untuk pamer harta orang tua.

Sama dengan mobil mewah yang berhenti tepat di area parkiran sekolah. Pintu mobil terbuka dengan satu tapak kaki menginjakkan tanah dengan merek sepatunya yang mahal.

Wanita cantik yang turun dari mobil tersebut dengan seragam sekolahnya putih dan rok hitam lipat dengan rompi hitam. Rambutnya di ikat bagian tengahnya dengan di beri pita dengan tali putih yang membuat wanita itu semakin cantik.

Gadis 17 tahun Kyla Citra Farizka Pramono. Gadis 17 tahun, cucu salah satu donatur terbesar di SMA Nusa Bangsa. Kyla melangkahkan kakinya memasuki sekolah tersebut. Pandangan mata semua orang langsung melihat ke arah Kyla, Khususnya para pria-pria di sekolah tersebut. Bola mata mereka hampir mau keluar saat melihat Kyla yang kecantikannya mempesona.

Padahal Kyla berjalan dengan santai. Namun Kyla menjadi pusat perhatian akan kecantikannya. Memiliki kulit putih bersih, tubuh kecil, sehingga terkesan sangat imut. Namun wajah yang selalu ketus. Meski seperti itu tidak membuat para laki-laki bosan untuk menatap wanita cantik itu.

Kyla sangat di segani di sekolahnya, selalu di ratu kan dan tunduk padanya. Bukan hanya murid-murid saja. Bahkan guru-guru juga tidak ada yang berani padanya. Mungkin karena cucu Donatur terbesar dan juga keponakan dari pemilik yayasan. Jadi Kyla bisa suka-suka di sekolah tersebut.

Brakkk.

Salah satu murid wanita menabrak Kyla.

"Ouchh," lirih Kyla.

"Maaf Kyla aku tidak sengaja," ucap wanita dengan wajah sendu dan sedikit berantakan itu. Masih pagi dan hari Senin. Tapi pakaiannya sudah kotor dan wajahnya juga panik.

"Hey, mau kemana kau jangan lari!" panggil suara seorang pria yang kelihatan mengejar murid tersebut.

"Hey aku seniormu, berani sekali kau lari!" pria itu berjalan cepat.

"Maaf sekali lagi!" wanita itu langsung buru-buru pergi. Pria yang tadi mengejar wanita itu.

"Aisss dia pikir dirinya lolos," umpat pria itu terlihat kesal yang melewati Kyla. Namun Kyla menjulurkan kakinya.

"Arghhh!" pria itu langsung terjatuh dengan karena tersandung kaki Kyla.

"Oh My God, kau sengaja Kyla!" umpat pria itu.

"Kau yang berjalan tidak pakai mata. Jadi jangan menyalahkanku. Kau itu sangat banci wanita aja di kejar-kejar," ucap Kyla dengan santai sembari ke-2 tangannya di lipat di dadanya yang tersenyum sinis pada pria yang sekarang sedang kesakitan karena punggungnya yang terbentur ke tanah.

"Tapi dia melawanku Kyla," ucap Pria itu.

"Aku bukan guru BP tempatmu harus mengadu," kesal Kyla.

"Dasar banci, Emang enak jatuh!" ucap Kyla dengan tersenyum mengejek dan langsung pergi.

"Aku bukan banci Kyla namaku Morgan," teriaknya dengan kesal saat Kyla mengatai dirinya banci.

"Bos!" tiba-tiba 1 pria langsung menghampiri Morgan. Pria gendut yang berlari begitu lama.

"Bos kenapa bisa jatuh seperti ini?" tanya Pria itu.

"Diamlah kau Tobi," kesalnya. Tobi terdiam dan hanya heran dengan bosnya yang jatuh.

"Hey. Kenapa kau diam saja. Ayo cepat bantu aku!" Morgan mengulurkan tangannya.

"Tadi menyuruh diam dan sekarang minta tolong," ucap Tobi geleng-geleng.

"udah cepat bantu aku!" tegas Morgan.

Tubuh Tobi yang gendut yang menarik tangan Morgan hanya membuat Tobi yang tertarik dan bukan Morgan. Alhasil tubuh tobi yang gendut jatuh ke atas tubuh Morgan yang kurus. Jika di film kartun Tom and Jerry Morgan sudah gepeng.

"Arggg Tobi!" teriak Morgan yang harus menahan sakit dengan tubuhnya yang tertimpa. Sementara Tobi untuk berdiri saja sudah tidak bisa karena tubuhnya yang benar-benar gendut. Timbangan Tobi 98 kg.

**********

Ruang kelas 11 B

Ruangan kelas Bini sangat di kenal ruang Neraka. Semua murid yang berkumpul di ruangan ini kebanyakan yang tidak beres dan Kyla termasuk di dalamnya yang menjadi salah satu murid di ruang kelas 11 B

Hal yang menakutkan untuk tenaga pengajar bukan di panggil kepala sekolah. Tetapi masuk untuk mengajar di ruangan kela 11 B Seperti sekarang ini ruang kelas itu seperti mengadakan demonstrasi. Ribut di sana-sini sini.

"Isss kalian berdua benar-benar sangat menjijikan!" suara murid wanita dengan suara cempreng terdengar saat menangkap 3 anak murid laki-laki yang berada di sudut jelas dengan serius pada ponsel mereka yang ternyata 3 pria itu sedang menonton film biru.

"Isss amit-amit!" ucap Shania kesal dengan mengedikkan bahunya yang terasa sangat jijik.

Ada juga 2 anak cewek yang sok-sok menjadi hebat yang duduk di atas meja seorang wanita berkaca mata. Wanita cupu dengan rambut di kelabang 2. Wanita itu tampak membully wanita cupu itu dengan salah satu dari mereka yang memainkan rambutnya sejak tadi.

"Kalau ini di gunting langsung, sepertinya akan menjadi pertunjukan yang sangat menarik," ucap wanita itu dengan tertawa-tawa.

"Kita gunting aja kali ya," sahut wanita yang satunya.

"Jangan kak!" sahut wanita wanita cupu itu.

Ternya dua wanita yang sok paten itu murid kelas 3. Murid senior yang datang ke ruangan junior untuk mencari mangsa agar mereka bahagia.

"Ya ampun wajahnya sedih sekali," sahut yang satunya mengejek dengan membuka kacamata wanita cupu tersebut.

"Kak kembalikan aku tidak bisa melihat," sahut wanita cupu tersebut.

"Masa sih kamu tidak bisa melihat. Kamu buta ya," ejek temannya dan 1 kelas itu tidak ada yang peduli sama sekali yang punya kesibukan masing-masing.

...Hay teman-teman jangan lupa tinggalkan jejak ya, beri koment, masukan, like dan saran yang banyak. Jangan lupa vote ya....

Bersambung

Episode 2 Mengerjai Guru

Namun pasti tidak semua ribut. Ada juga yang diam santai dengan tenang sembari membaca buku yang tidak tahu apakah dia fokus apa tidak dalam belajarnya.

Zara Azhari. Zara wanita yang fokus membaca buku. Wanita berkulit kuning langsat itu dengan rambutnya yang di ikat 1 yang tinggi. Walau dalam ruangan kelas itu seperti terjadi demo. Tetapi tidak membuat belajarnya tidak fokus.

Hanya saja melihat salah satu temannya di bully membuatnya matanya beberapa kali melirik ke arah meja tersebut yang 2 baris dari tempatnya duduk. Seperti ada perasaan tidak suka saat melihat teman 1 kelasnya di bully ya siapa juga yang akan suka.

Kedua senior itu masih saja tetap jahil dengan wanita cupu yang bernama Azizi itu. Dia bahkan tidak bisa melawan dan hanya berusaha untuk merebut kembali kacamatanya yang di rebut paksa dan di permainkan 2 kakak seniornya.

Mungkin saja Zara geram dan ingin menghampiri meja tersebut. Tetapi dia juga malas untuk ikut campur urusan murid lain apalagi harus berurusan dengan senior. Jadi Zara harus tahan-tahan yang berusaha untuk tidak melihat kearah Azizi.

"Kalian menghalangi jalanku," tiba-tiba suara datar itu terdengar yang membuat ke-2 wanita itu menoleh kebelakang dan ternyata itu adalah Kyla yang baru memasuki kelasnya.

"Minggir!" ketus Kyla dengan wajah sinis dan menantang 2 senior itu.

"Mau turun jadi kelas dua. Makanya masuk ke dalam kelas ini!" ucap Kyla dengan sinis.

Ke-2 senior itu tampak tidak bisa berkutik dan hanya kesal saja dengan yang satunya juga bahkan sudah turun dari atas meja yang berhadapan dengan Kyla.

"Aku bilang cepat keluar, sebelum 1 kelas melempari kalian berdua! Jadi jangan mempermalukan diri kalian di sini!" tegas Kyla.

2 wanita itu tampak takut dan saling melihat yang akhirnya mereka keluar dan pasti saat melewati Kyla keduanya sama-sama menyenggol bahu Kyla.

"Huhhhh dasar!" sorak Kyla dengan emosi dengan bibirnya yang sewot.

Kyla mengambil kaca mata Azizi dan langsung memakaikannya pada Azizi.

"Makasih Kyla," sahut Azizi dan Kyla langsung duduk di belakang Azizi yang memang tempat duduknya di bagian sudut yang berselara dengan pintu masuk dan di bangku no 4 tepat di belakang Azizi.

Satu persatu murid-murid di dalam kelas itu masuk dan termasuk Tobi dan juga Morgan yang menjadi bagian dari murid kelas 2 B Morgan masih terlihat kesakitan pada punggungnya karena tertimpa oleh Tobi. Seperti tertimpa beban berat

Tidak lama guru wanita langsung datang, wanita dengan rok span selututnya dengan dengan rambutnya sebahunya yang datang membawa buku.

"Mohon perhatiannya semuanya," guru wanita itu harus berteriak-teriak. Karena kedatangannya di abaikan dan tidak di pedulikan sama sekali.

"Anak-anak tolong hargai saya di sini!" tegas Bu Melody yang memukul meja dengan kayu dan membuat semuanya diam yang kembali ke tempat duduk masing-masing.

"Kita mulai pelajaran. Jangan ada yang ribut.

"Iya Bu," sahut semuanya dengan wajah-wajah terpaksa yang memang tidak ingin mengikuti pelajaran.

"Ayo kalian kumpulkan tugas kalian!" sahut Bu Melody.

Dan Bu Melody langsung duduk. Namun tiba-tiba Melody merasakan ada sesuatu dengan dahinya yang mengkerut.

Melody melihat murid-murid tersebut dan semua murid-murid itu tertawa kecil dengan menunduk. Melody sudah mulai merasa ada sesuatu dengan melihat reaksi mulut-mulut tersebut.

Melody tampak kesulitan berdiri setelah dia duduk. Dia menggoyang-goyangkan tubuhnya dan dengan sekuat tenaganya dia berusaha untuk.

Bret.

Terdengar suara sobekan saat dirinya berdiri yang buat mata Melody melotot yang sudah merasa ada yang tidak beres dan ternyata benar roknya sudah sobek. Terdapat bekas lem di atas kursinya.

"Kalian semua benar-benar keterlaluan. Kalian tidak menghargai saya dan sangat kurang ajar yang membuat saya seperti ini," ucap Melody dengan nafas naik turun yang emosi dengan murid-murid tersebut.

"Udah bu ganti aja dulu. Apa mau saya lihatin nanti," teriak Morgan dengan ejekan.

"Keterlaluan!" umpat Melody dengan marah yang langsung keluar dari ruang kelas tersebut.

"Huhhhhhh!" murid-murid malah bersorak dengan heboh kembali keluar dari kursi masing-masing dan kembali ricuh seperti demonstrasi. Karena guru tersebut yang sudah pergi begitu saja dengan malu yang roknya sudah sobek dan ulah murid-murid nya.

Kyla menepuk bahu Azizi yang membuat Azizi menoleh ke belakang.

"Ada apa?" tanya Azizi.

"Mau aku dandani tidak?" tanya Kyla.

"Dandani, memang kita mau kondangan?" tanya Azizi heran.

"Wajah kamu di rias, bukan berarti mau kondangan," ucap Kyla.

"Tapi untuk apa aku di dandani?" tanya Azizi heran.

"Ya ampun Azizi. Pantesan aja kamu itu menjadi bulan-bulanan kakak senior. Lihatlah kamu itu sangat lemot. Kamu itu kalau dilihat-lihat sangat cantik. Jangan berpenampilan seperti ini kalau mau ke sekolah. Supaya kamu tidak di jahati senior sok hebat itu," ucap Kyla memberi saran.

"Jadi aku dandani ya," ucap Kyla dengan semangat. Namun Azizi terlihat bingung.

"Sudah jangan melongo seperti itu," ucap Kyla yang melihat di sekitarnya.

"Shania!" panggil Kyla yang melihat Shania yang bercermin yang memakai lipstik.

"Apa!" jawab Shania yang tetap melanjutkan pekerjaannya.

"Sini bawa alat make up mu!" titah Kyla.

"Untuk?" tanya Shania menoleh.

"Udah buruan sini, jangan banyak tanya," jawab Kyla.

"Baiklah!" sahut Shania menganggukkan kepalanya dan langsung menghampiri meja Kyla.

"Kita harus ubah penampilan Azizi ?" ucap Kyla.

"Oke!" sahut Shania yang mengambil kursi dan duduk di dekat Kyla dan Azizi. Shania dan Kyla sama-sama mendadani Azizi, melepas kelabang rambut itu.

Shania memang hobi make up dan jangan di tanya hal itu sangat di sukainya dan hasil make up-nya sangat terbaik.

Tidak lama akhirnya mereka selesai merias wajah Azizi. Tidak terlihat cupu dan sangat cantik dengan rambut di urai dan ada gelombang di bagian bawahnya. Kaca mata yang dilepas yang di ganti dengan softlens.

"Wau kamu cantik sekali," puji Shania.

"Benarkah?" tanya Azizi kurang percaya diri dengan penampilan barunya.

"Benar Azizi. Kamu seperti Lisa blackpink," tambah Kyla.

"Masa iya," sahut Azizi jadi malu-malu yang mendapat pujian itu.

"Kalau sudah seperti ini, senior sok itu tidak akan berani mengganggu kamu lagi," ucap Kyla.

"Benar apa kata Kyla," sahut Shani.

"Tapi tidak apa jika berpenampilan seperti ini?" tanya Azizi tidak yakin.

"Ya tidak apa-apa dong. Memang ada yang mau marah. Tuh Shania aja menor," jawab Kyla.

Azizi tidak yakin dengan penampilannya. Tetapi memang dia jauh lebih cantik daripada penampilannya yang sebelumnya yang sangat cupu.

"Aku tambah ini sedikit di bawah mata kamu!" Kyla masih menambahkan sesuatu pada mata Azizi yang merasa kurang puas dengan penampilan Azizi yang padahal sudah cantik.

"Anak-anak mohon perhatiannya!" tiba-tiba dua guru laki-laki memasuki ruang kelas tersebut.

Dia adalah pan Ahmad wakil kepala sekolah dan pria yang di sampingnya tidak tahu siapa. Pria tampan dengan dengan tubuh tegap dan tampak rapi yang ikut di belakangnya yang memakai kaca mata yang menambah karismatik pada pria tampan tersebut.

"Tolong kembali ketempat duduk kalian masing-masing," titah pak Ahmad yang menegur murid-murid yang masih asyik dengan aktivitas mereka masing-masing.

Bersambung

Episode 3 Kedatangan Guru tampan.

Shani pun kembali ke tempat duduknya dengan buru-buru. Sementara Kyla masih tetap menambahi hiasan di bawah mata Azizi.

"Kyla apa kamu tidak melihat guru datang," tegur pak Ahmad. Kyla menghela nafas dengan terpaksa menghentikan pekerjaannya.

Azizi langsung kembali ke posisi duduknya yang takut juga di marahi.

"Anak-anak perkenalkan ini adalah pak Aditya Laksamana Harison yang menjadi wali kelas kalian!" ucap pak Ahmad.

"Kok udah ganti aja?" tanya Shania.

"Memang ada guru yang betah menjadi wali kelas kalian. Tidak ada yang betah. Jadi bapak sangat berharap hari ini kalian tidak akan membuat ulah dan buatlah wali kelas kalian betah menjadi wali kelas kalian. Dia akan mendidik kalian semua dengan baik. Jadi bersikap dengan baik," tegas pak Ahmat.

"Paling sebentar lagi juga cabut," celetuk Morgan yang mendapat tatapan langsung dari Aditya.

"Morgan jaga sopan santun kamu," tegur pak Ahmad.

"Apaan matanya melihat ku seperti itu. Dia ingin menantang diriku baru juga jadi wali kelas sudah sok paten, masih baru juga" batin Morgan yang melihat tatapan dari Aditya.

"Baiklah kalau begitu. Bapak tinggal kalian dulu. Ingat jangan membuat ulah!" ucap pak Ahmad yang terus memberikan ingat.

"Iya pak!" sahut murid-murid yang terlihat terpaksa.

"Mari pak Aditya. Selamat bertugas," ucap pak Ahmad.

"Terima kasih pak," sahut Aditya dengan menganggukkan kepalanya.

"Selamat pagi semuanya!" sapa Aditya

"Pagi pak," sahut semuanya dengan serentak.

"Saya akan menggantikan wali kelas kalian. Wali kelas kalian yang lama sudah mengundurkan diri," ucap Aditya.

"Cemen!" celetuk Tobi.

"Apa saya suruh kamu untuk berbicara?" tanya Aditya yang terkesan tegas.

"Namanya juga dia punya mulut pak," sahut Morgan.

"Saya juga tidak menyuruh kamu untuk berpendapat dan gunakan mulut kamu jika diperlukan untuk berpendapat," sahut ketus Aditya yang membuat Morgan langsung terdiam dengan bibirnya mengatup namun wajahnya terlihat sangat tidak menerima dengan apa yang dikatakan Aditya kepadanya.

"Saya akan memperkenalkan kembali nama saya. Nama saya Aditya Laksamana Harison. Jadi saya akan menjadi wali kelas kalian dan saya juga guru fisika. Kalian bisa memanggil saya Pak Aditya," sahut Aditya.

"Kalau sayang boleh tidak pak!" celetuk murid wanita yang sangat berani.

"Siapa nama kamu?" tanya Aditya.

"Nama saya Cindy dan bapak bisa panggil sayang," jawab Cindy dengan ceria dan percaya diri.

"Kemari kamu!" panggil Aditya.

"Bapak mau apa. Mau menyatakan perasaan?" tanya Cindy yang menggoda guru tampan itu.

"Huhhhhhhh!" murid-murid langsung menyoraki.

"Saya bilang kemari!" sahut Aditya dengan wajah dinginnya.

"Baik bapak tampan," sahut Cindy yang langsung berdiri dari duduknya dan terlihat semangat menghampiri guru tampan tersebut.

"Ada apa pak?" tanya Cindy yang berdiri di hadapan Aditya dengan mencondongkan wajahnya ke depan yang memang tidak punya sopan santun.

"Berdiri kamu dengan angkat satu kaki kamu!" titah Aditya yang membuat Cindy kaget.

"Saya!" tunjuk Cindy.

"Lalu kamu pikir siapa?" sahut Aditya.

"Huhhhh memang enak disuruh berdiri," sorak murid-murid di dalam kelas itu yang mengejek Cindy.

"Saya tidak menyuruh kalian untuk ribut, jadi mohon tenang. Apa kalian juga ingin menemaninya di sini!" tegas Aditya yang membuat murid-murid terdiam.

"Issss!" umpat Cindy dengan kesal yang mau tidak mau harus berdiri menuruti perintah wali kelasnya itu.

"Jika kalian ingin diperlakukan dengan baik di dalam kelas ini jadi tolong hargai saya," tegas Aditya.

"Sok mau di hargai," desis Morgan pelan dan untuk tidak terdengar Aditya.

"Baiklah saya ingin bertanya pada kalian semua. Di sini siapa yang menjadi juara kelas?" tanya Aditya.

"Saya pak!" Zara mengangkat tangannya yang memang dia adalah juara kelas.

"Siapa nama kamu?" tanya Morgan.

"Zara pak!" jawab Zara.

"Juara dua siapa di sini?" tanya Morgan.

"Saya pak," sahut salah seorang pria yang mengangkat tangannya.

"Siapa nama kamu?"

"Rafael pak," jawab Rafael.

"Tingkatkan prestasi kamu," saran Morgan. Rafael menganggukkan kepalanya.

"Yang juara 3 siapa?" tanya Aditya.

"Saya pak!" Azizi mengangkat tangannya.

"Kamu juara 3?" tanya Morgan. Azizi menganggukkan kepalanya.

"Saya akan menurunkan juara kamu jika dandanan kamu seperti itu, ini sekolah tempat belajar dan bukan tempat berhias," tegas Morgan yang melihat dandanan Azizi memang berlebihan dan semua itu karena Kyla dan juga Shania.

"Orang cantik kok pak. Biar nggak di bully kakak kelas," sahut Shania.

"Kamu juara berapa?" tanya Aditya pada Shania.

"Ya nggak dapat sih memang," sahut Shania dengan menggaruk-garuk rambutnya dengan jarinya.

"Tapi saya dan tim saya memiliki prestasi juara dalam cheerleaders. Jadi saya tidak pintar dalam akademis. Tetapi saya pintar dalam hal lain yang penting kan bisa membanggakan sekolah," sahut Shania dengan santai yang berbicara yang bangga atas prestasinya. Aditya tidak mengatakan apa-apa lagi.

"Apa ada lagi ingin memamerkan prestasinya. Apa ada yang juara di dalam kelas ini selain juara kelas?" tanya Morgan.

"Saya pak!" salah satu pria mengangkat tangannya.

"Nama kamu siapa dan juara apa?" tanya Morgan.

Pria itu langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Perkenalkan nama saya Reza dan saya juara dance yang membawa nama baik sekolah ini tingkat provinsi dan akan sampai tingkat dunia," ucap Reza dengan percaya dirinya.

"Huhhhh, sok gaya Lo!" sahut Morgan mengejek.

"Duduklah!" titah Aditya

"Baik Pak," sahut Reza.

"Dan kamu juara apa?" tanya Aditya menatap Morgan.

"Ya nggak juara apa-apa," sahut Morgan Santa.

"Kalau tidak bisa juara kelas dan juga tidak bisa juara dalam bidang lain maka diamlah dan belajar dari teman-teman kamu bukan terus berbicara hal yang tidak penting," tegas Aditya yang lagi-lagi membuat Morgan terdiam, sejak tadi dia selalu menjadi sasaran dari Aditya.

Tatapan mata Aditya menoleh ke arah sudut yang ternyata letak duduknya Kyla yang di belakang Azizi dan melihat Kyla menaikkan kakinya ke atas meja.

"Kamu! Turunkan kaki kamu!" titah Morgan.

Kyla terlihat tidak peduli dan bahkan tidak mau mendengarkannya.

"Kamu mau menemaninya di sini?" tanya Aditya yang melihat murid membangkang di kelas itu.

"Apaan sih nih guru baru. Belagu amat," batin Kyla kesal.

"Kamu mendengarkan saya apa perlu saya mematahkan kaki kamu?" tanya Aditya.

Kyla yang mendapat ancaman seperti itu langsung menurunkan kakinya dengan terpaksa.

"Jaga sopan santun kamu. Kamu juara apa di kelas ini?" tanya Aditya dan Kyla hanya diam saja.

"Kamu tidak bisa bicara?" tanya Aditya yang merasa tertantang dengan salah satu murid yang sejak tadi belum bisa terselesaikannya.

"Jika kamu tidak bisa bicara kamu temani dia berdiri di sini!" ancam Aditya.

"Pak Kyla itu cucu dari yayasan sekolah ini," sahut Shania yang mempromosikan siapa Kyla sebenarnya mungkin dipikirnya Aditya akan takut.

"Lalu apa urusannya dengan saya. Mau dia pemilik sekolah ini sekalipun jika tidak punya sopan santun, saya tidak suka dengan orang yang tidak punya sopan santun berada di kelas saya," tegas Aditya yang membuat Kyla mengepal tangannya dan semua murid-murid tampak terdiam yang baru pertama kali melihat ada orang yang berani kepada Kyla.

"Kalian semua yang ada di dalam kelas ini. kalian dengarkan baik-baik, saya tidak peduli orang tua kalian seperti apa. Di dalam kelas ini kalian semua sama rata kalian semua anak didik saya jika kalian tidak patuh maka saya bisa memberikan hukuman. Kalian mengerti," tegas Aditya.

"Benarkan. Paling juga besok sudah tidak terlihat lagi," batin Kyla dengan bercak dengan menyunggingkan senyumnya yang merasa kesal dengan guru yang berani menegur dirinya.

Sementara murid-murid yang lain biasanya yang sering bersorak juga terdiam dan mereka mungkin kaget dengan kehadiran guru yang tidak pernah mereka temui sama sekali yang sangat tegas kepada mereka dan satu murid bahkan sudah menjadi korban hukumannya.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!