NovelToon NovelToon

Belahan Jiwaku Seorang Pembully

Tangis kesakitan seorang gadis

"Aku lelah kak, aku mau istirahat sebentar."

"Berani kamu..."

🐬🐬🐬,,

"Hiksss...hiksss..., kak sakittt..."

Suara tangis kesakitan seorang gadis yang baru saja pulang sekolah, ia mendapatkan perilaku kejam dibaluri dengan kekerasan.

"Ingat anak benalu, di sekolahmu saja sudah banyak yang membullymu, memang cocok orang sepertimu mendapatkannya, karna kau yang menjijikkan ini tidak pantas hidup di dunia."

"Ampun kak, sakit, lepasin..."

"Sekali lagi dengar anak menjijikkan...kau membantahku, dasar anak tak tau diri." Ucap Caca sambil menjambak rambut disty, ia adalah kaka tiri Adisty renata yang selalu iri dan dengki kepada adik tirinya.

"Kak sakit tolong lepasin kak aku mohon, hiks...hiks...hiks, aduh kak sakit tolong lepasin kak, hiks..." Pinta Adisty kesakitan sambil menangis sesenggukan.

"Beri saja dia pelajaran sayang mommy, kalau dia berani membantah." Ketus seorang wanita yang melenggok ke kamarnya tanpa memperdulikan kejadian di depan nya.

"Hehhh...Mommy tenang saja, urusan beres mom." Balasnya kepada ibunya itu bernama Leni.

"Brukkk..."

Kepala gadis yang masih duduk di bangku kelas dua smk itu terbentur cukup keras di lantai, ia pun memegangi kepalanya yang terasa sakit dan pusing akibat kekerasan dan penganiaya4n yang dilakukan Caca.

"Dengar, kalau kau berani melawanku seperti tadi, inilah yang akan terjadi padamu hahhhh..., mengotori tanganku saja." mulut angkuh Caca kembali mengucap.

"Distyyy..." Seorang nenek yang sudah cukup umur, berlari kearah gadis cantik kelas dua smk itu, siswi yang rajin berjualan kue/cake di sekolahnya, terlihat sedang menangis dengan badan gemetaran.

Tampak raut wajah nenek itu cemas dengan mata berkaca-kaca memandangi nasib malang cucu perempuan cantiknya yang rajin dan pintar, ia pun segera mengeratkan pelukannya kepada cucunya.

"Nenekkkk... hiks... hiks... hiks."

"Bawa cucu menjijikkanmu ini, nenek tua." Nenek membawa cucunya pergi dari gadis yang sangat minim attitude dan kurang ajar berlagak orang tua dihadapannya.

🐬🐬🐬,,

Siang hari di sebuah persekolahan SMK Negeri 1 Jakarta.

"Wahhh aku beli yang ini dong ty, satu bungkus ya ty.., seperti biasa kayaknya enak banget." Ucap salah satu siswi tidak sabar menyantap kue yang dibelinya.

"Eh gue juga mau satu dong, aku mau...gue juga mau." Beberapa siswa/i berebutan hendak membeli dagangan kue Adisty karena takut kehabisan, mengingat kue yang dijual gadis itu katanya memang sangatlah enak.

"Ini, terimakasih ya..." Tanpa segan Tasya langsung membantu disty, seseorang yang paling dekat dengan disty, gadis itu selalu tampak tulus kepada Adisty sahabatnya, sampai² mereka dibilang upin ipin karena kemana-mana selalu berdua di sekolah.

"Yang jualan aku atau kamu si Syaaa?" Tanya disty mencubit lengan Tasya.

"Ya biarin emang masalah buat lo." ejek Tasya.

"Nyebelin tau gak, emang lo ya..." Kata disty sambil tertawa geli melihat tingkah laku sahabatnya.

Adisty bersyukur hari ini Tasya dapat menemaninya berjualan kue miliknya di jam istirahat.

Terlihat banyak pelajar dari kalangan kaum adam melihat siswi cantik berjualan kue setiap harinya di sekolah di jam istirahat, penuh kekaguman, melirik ke Adisty lama, namun sesekali juga ke Tasya.

Ada yang melihat saja penuh kagum, ada yang tersenyum-senyum sendiri, ada pula yang ikut membeli dagangan kue²/cake² siswi tersebut, namun ada juga beberapa siswa/i yang terlihat tak suka dengan Adisty.

Sayangnya, hal yang didambakan siswa² yang mengagumi Adisty harus putus begitu saja. karena gadis itu sulit didekati dan begitu kekeh dengan pendiriannya.

Para siswa di sana tidak ada yang tahu mengapa Adisty sangat sulit didekati dan selalu mengacuhkan siswa² yang menyukai dirinya secara terang² ngan, disty selalu menolak dengan halus saat hanya berbicara sebentar.

Mungkin saja suatu saat, gadis itu hanya ingin mahkotanya di berikan pada seseorang (belahan jiwa) yang suatu saat nanti akan mencintainya hingga akhir hayat serta menjadi suaminya?

Jika mungkin itu benar?

.

.

Lain cerita dengan salah satu siswa tampan yang menjadi primadona di sekolah itu. siswa tersebut bersandar di tembok serta melipat kedua tangannya di dada bidangnya.

Melihat seorang siswi dengan penuh kebimbangan sekaligus rasa tak suka dari jauh yang sedang berjualan kue, bahkan menyentuh kue yang dijual siswi itu saja sudah terasa menjijikkan baginya.

"Hey bro liatin apa lo, boneka hiburan lo?" Tanya Niko.

"Hmmmm..." Hanya deheman yang terdengar dari mulut siswa tampan yang menjadi primadona itu.

"Ah jangan bilang lo..." belum sempat Niko menyelesaikan bicaranya, sudah dipotong duluan.

"Apa?" Tanya siswa tampan itu dengan mata tajam namun terlihat santai.

"Maaf bro, atau jangan² lo suka sama dia." Kata Niko sambil tertawa datar.

"Buhggg....

Satu pukulan melayang ke perut Niko. Ia merasakan sakit teramat di perutnya sambil cengengesan.

"Perlu kita sekap dia sampai tewas di kamar mandi?" Tanya siswa tampan itu.

"Santai bro haha... perut gw sakit ni." Kata Niko sambil tertawa cekikikan menahan sakit diperutnya.

"Bukan kesenangan yang kita dapet bro, malah jeruji besi yang ada ntar kalau dia tewas." Gerutu Rama yang baru saja datang menghampiri sambil menertawakan Niko yang terlihat sok geli menahan sakit di perutnya.

Kegiatan di sekolah kembali berjalan lancar sesuai dengan hak'nya hingga akhir kepulangan jam sekolah.

...BERSAMBUNG,...

Siswa tampan di sekolah

Yudistira putra vero (Yudi)

Halo bro namaku Yudi , aku tinggal bersama Ibu dan Ayahku, aku adalah putra sulung tuan Devano vero dan nyonya Larasati. saat ini aku bersekolah di sebuah smk negeri 1 Jakarta, sekarang aku kelas tiga smk, beberapa hari lagi aku cabut dari sekolah ini karena telah menyelesaikan studi di sini.

Aku menjalani hidupku dengan penuh kemewahan dan kesenangan, tapi menurutku sekolah ini adalah sekolah biasa saja tidak ada elite² nya, orang tuaku menyuruhku sekolah di sini saja, entah apa alasannya!

"Halo kaka ganteng boleh kenalan?" Sapa salah satu siswi, dan ada beberapa temannya di situ.

"Hah!!! adik kelas baru terbit, udah kegatelan aja ni sama gue." Gumamku dalam hati.

"Kakkk... kak Yudi, sombong banget sih, malah pergi."

Aku terus berjalan melangkahkan kakiku menyusuri setiap lorong sekolah tanpa memperdulikan beberapa siswi yang ada di situ.

"Eh lo gausah sok kecakepan, mana mungkin kak Yudi mau sama lo."

"Apa lo bilang."

.

.

Plakkk...

"Brengsek lo bajing4n, berani²nya lo nampar gue."

"Abisnya lo bilang gue kegatelan, hehhh, mau lagi?"

Plakkk...

Perkelahian pun tak terlelakan antara ke duanya, padahal sama sekali mereka tidak dianggap ada oleh siswa tampan itu, malu setelahnya? sudah pasti!

.

.

Aku memiliki banyak penggemar di sekolah dan semua orang beralasan ingin berteman denganku, paling tidak mereka bangga bisa dekat dengan anak orang terpandang dan terkenal di kota Jakarta, ples handsome.

Semenjak bersekolah aku tidak terlalu pintar, tapi lumayan lah setiap tahun masih juga dapet Reward dari orang tuaku.

"Hai kak Yudi!!!" Sapa siswi kelas sebelas yang sejak dulu menyukai dan mencoba mendekatiku sampai sekarang, namun selalu ku -cuekin.

"Hai juga." jawabku dengan datar."

"Kak boleh mintak nomor telponnya kak?"

"Untuk?"

"Engga jadi deh kak kalau kaka keberatan, emmm."

"Oke, bye..."

"Kak, tunggu kak, his dasar laki² sombong."

Banyak sekali siswi yang ingin dekat denganku bahkan kadang mereka meminta, memaksa dan mencari-cari no whatsapp ku.

Tampan tapi bukan brarti aku murahan dan mudah tergoda dengan wanita murahan pula, bagaimana pun suatu saat aku ingin mendapatkan wanita baik² yang nantinya akan menjadi ibu dari anak²ku kelak.

"Yud yudiiii..." Teriak seseorang.

"Yud ke kantin yuk, gue yang bayarin deh!" kata Yasmin.

"Apaan sih lo, minggir gue mau sendiri, lo pikir gw miskin mintak bayarin elo?... " Ketusku datar dan santai.

"Maksud aku bukan gitu Yud, hmmm..."

"Eh...Yasmin cantik, mending sama gue aja, yuk! " Potong Niko.

Salah satu siswi yang saat ini sangat yang tergila-gila padaku adalah Yasmin, dia satu kelas denganku sekaligus ketua OSIS. aku harap perkataanku tidak salah! walaupun aku sedikit dekat dengannya mengingat karena satu kelas.

Terlalu banyak wanita yang mengajak ku tidur bersama dan berpacaran di masa sekolah ini, tapi sekali lagi bukan Yudi namanya kalau tak membuat kaum hawa terus mengejarku.

"Yaudah kalau gitu gue duluan ke kantin, Yud lo gamau ikut, beneran?"

"Lo pikir gue peduli."

"Ck...lo selalu aja gitu Yud, lo itu paling ganteng tapi cuek dan arogan terus Yud, hmmm ok deh." Kata Yasmin kesal lalu pergi.

🐬🐬🐬

"Memangnya se'enak apa sih dagangan tuh bocah sampe pada rame begitu? hah dasar bocah ingusan."

(Ini adalah saat dimana Yudi sedang bersandar di tembok sembari melipatkan kedua tangannya di dada bidangnya, kala itu ia sedang memperhatikan kerumunan siswa/i, yang berunjung pada pemukulan perut Niko.)

Semenjak bersekolah, aku selalu menghina, mencibir dan mengerjainya, dengar² nama kepanjangannya adalah Adisty renata, dia adik kelasku.

Dengan dagangannya aku menyebutnya boneka hiburan, kudengar dia adalah siswi pintar dan mandiri di sekolah ini, ditambah banyak dikagumi kaum adam.

Hanya dia siswi yang sok jual mahal dan tidak pernah memperhatikan ketampananku, sebaliknya aku sangat senang membully dan mengerjainya sekaligus anak orang berkecukupan dibawah rata².

Terkena kasus di sekolah karena aduannya pada guru? aku tinggal menyogok guru dengan uang agar tak memperpanjang kasusku dan mengancam anak ingusan itu.

Tak tau kenapa aku selalu ingin membullynya yang jelas itu membuatku terhibur saat di sekolah, teman² gengku pun selalu tertawa bersamaku saat aku membullynya, aku pun merasa senang dan terhibur menjadikannya candaan.

Kadang aku dan teman² gengku mencampur kue nya dengan pasir bahkan kadang dengan tai ayam agar tak bisa dijual, siapa dia anak sok jual mahal di hadapanku hah?

Kejam memang sih kesannya bro, tapi aku tak peduli yang penting aku sangat terhibur haha. lagi pula dia tak pernah mengadu pada orang tuanya membuatku semakin leluasa untuk mengerjainya.

Sejak kecil ibuku selalu mengajariku tidak pernah berbuat jahat kepada sesama manusia karna semua kehidupan pasti ada karmanya, aku tak pernah menggubrisnya dan tak percaya karma itu ada, yang penting aku senang² dengan gengku bro.

Saat aku pulang kerumah aku selalu menunjukan yang baik² nya saja kepada orang tuaku bro, padahal selama 2 tahun ini aku berperilaku tidak baik saat di sekolah, semenjak siswi yang bernama Adisty itu masuk ke sekolah ini.

...BERSAMBUNG,...

Oh ya, othor ingetin lagi...Jangan sungkan memberi kritikan dan saran agar othor lebih baik lagi, terimakasih...🙏🐬

Menyangkal akan trauma

"Ingat kataku baik² anak menjijikkan, hari ini kau harus siap mengerjakan pr ketertinggalan ku buat besok." Kata Caca.

"Baik kak, nanti malam aku akan mengerjakannya." Balas Adisty dengan mata sembab karena seharian menangis di kamarnya.

🐬🐬🐬,,

Adisty renata (Disty)

Berhubung kenaikan kelasku ke kelas dua belas nanti sudah dekat dua hari lagi, aku tak pantang menyerah untuk terus belajar dan suatu saat aku bermimpi akan mendapatkan pekerjaan bagus dan tentu saja mencapai semua impianku.

Seperti biasanya hari ini aku berangkat ke sekolah dengan membawa bekal makan siang dan cake² daganganku yang akan aku jual dan tawari ke beberapa teman sekolahku di (jika laku kadang dua kelas saja aku keliling sudah habis, tapi kalau belum habis ya mau gimana harus keliling ke beberapa kelas juga syukur² gak ketemu sama Yudi dan gengnya) jam istirahat nanti.

"Nak kenapa matamu tampak sembab begitu nak.?"

"Tidak apa² nek aku baik² saja."

Nenek pun berkaca-kaca, karena mungkin ia tau aku habis menangis semalaman.

"Pahhh, nek, aku pergi dulu berangkat kesekolah ya!" Kataku pada papah yang sampai sekarang sedang sakit dan nenek ku yang selalu menjaganya, aku mencium lengan punggung ke duanya

'Hati² di jalan ya nak, hati² di jalan sayang." Kata papa dan nenek kompak.

kemudian aku melihat ibu tiriku yang tak tau diri, Leni hendak mengantarkan kak Caca pergi ke sekolahnya yang lebih elite menggunakan mobil papaku dulu.

"Silahkan naik taksi lagi ya anak tak berguna, meski kita searah tapi aku sangat jijik dan alergi denganmu, bisa² aku sakit satu mobil denganmu." Kata Caca kepadaku menatap sinis.

Begitu pula dengan mak lampir yang memberikan senyuman sinis kepadaku sambil pergi menggunakan mobil itu, padahal dulu papah yang selalu mengantarkanku ke sekolah menggunakan mobil itu.

Aku hanya bisa menerima nasibku saat ini, selama 2 tahun ini, hidupku di penuhi dengan kegelisahan dan kesedihan.

Aku berjalan menuju persimpangan jalan besar dan terlihat ada taksi yang menuju kearahku, lalu aku melambaikan tangan untuk menyetopnya.

"Tinnnn... tinnnn..., Suara taksi.

"Mau kesekolah dek?"

"Iya pak, ke smk negeri 1 Jakarta ya pak."

"Ok dek aman...10 ribu ya adek!"

"Sieppp pak..." Kataku.

Sesampainya di sekolah aku langsung dipanggil oleh sahabat ter the bestku.

"Bebbb kauuu, lama kali datangnya dari tadi gue nungguin beb." Kata Tasya sedikit cemberut kepadaku.

"Sorry bebbb, tadi malem aku buat kue²/cake nanas lagi biar bisa dijual, agak² susah sih bikinnya, sekarang udah banyak jenis² kue yang bakal aku jual disekolah, 2 hari sekali ganti kue, kan 1 minggu ada 6 hari, jadi 1 minggu 3 x ganti kue." Celotehku panjang lebar menjelaskan.

"Waduh bagus itu bebbb jadi gak monoton disitu aja, gitu dong baru sayangnya akohhhhhhh, tetap semangat gadis cantik." Balas Tasya.

"Bebbb hari ini bantu aku jualin cakenya lagi di jam istirahat beb, aku takut kak Yudi dan gengnya ganggu aku lagi." Kataku khawatir pada Tasya.

"Emmm... ammm... amannn selow ini aku beb akuuu, eh maksudnya guehhh." Balas Tasya.

"Bebebku ini walaupun cerewet ceplas ceplos kayak cang cut bolong tapi tetap aja pengertian." Kataku.

"Tasyaaa gitu lohhh..."

Aku dan Tasya lalu kembali ke meja kami yang bersebelahan, kami melihat guru sudah datang dan siap memberikan materi pelajaran di kelas.

Hari sekolahku sangat aman di hari ini, aku dan sahabatku Tasya tidak melihat kak Yudi berada di sekolah satu hari ini. artinya dia tidak datang, aku tidak ada gangguan bullying yang biasanya membuatku menangis.

Tapi disisi lain sebetulnya sampai saat ini aku masih membenci sikap jahatnya dan teman² nya walaupun tidak ada rasa dendam, jauh dilubuk hatiku yang paling dalam, aku sangat traumatis akan perlakuan dirinya dan teman² nya.

Tapi aku menyangkal semua itu, toh nyatanya dua hari lagi dia sudah pergi dari sekolah ini dan satu tahunku akan kujalani dengan aman.

"drengggg... drenggggg.... Jam pulang sekolah.

Hari ini aku senang daganganku habis terjual dan aku membawa hasil lebih yang kemudian kubelikan ice cream di luar gerbang sekolah.

Aku memang anak yang jarang jajan di sekolah karena aku tau uang spp ku lebih penting dari jajanku, jadi aku harus berhemat gaes.

Kadang² Tasya selalu mentraktir ku beli jajan, meskipun rumahnya berlawanan arah denganku, dia tau kondisi keluargaku dan hanya dialah teman yang selama ini selalu bersikap begitu baik kepadaku.

Dia tidak pelit juga tidak perhitungan padaku begitu pula kalau aku ada uang lebih, aku menganggap nya sudah seperti saudara tanpa ikatan keluarga.

...BERSAMBUNG,...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!