Chapter 1 : Awal Mula
Sore hari
Luo Feng sedang berada di sebuah kedai kopi, menunggu seorang teman.
Beberapa saat kemudian, dia akhirnya melihat orang yang dimaksud, lalu melambaikan tangannya, "Aku disini!"
Seorang pria berambut pendek segera melihatnya, dia berjalan ke arahnya sambil tersenyum.
Pria ini dan Luo Feng adalah teman lama, dia adalah tipe orang yang berwawasan luas.
Mereka biasanya membicarakan berbagai hal, misalnya sains, mitologi, dan lain sebagainya.
Entah itu sangat serius atau hanya sekedar candaan omong kosong, tapi mereka merasa nyaman.
Kali ini keduanya berbincang tentang sejarah, legenda, mitologi, dan novel yang juga bercampur dengan beragam mitos aneh.
Luo Feng tiba-tiba berkata, "Baru-baru ini, ketika aku tertidur di tengah malam setiap hari, aku selalu merasakan diriku yang lain tiba-tiba merangkak keluar dari ragaku. Jika hal ini terjadi, aku terpaksa membuat diriku terjaga sepanjang malam...
"Ini seperti kisah mitos dalam novel milikmu, yang menjelaskan tentang proyeksi pelepasan jiwa dan roh."
Pria berambut pendek itu tidak menertawakan kata-kata Luo Feng yang absurd, malah dia berpikir dengan hati-hati sejenak sebelum berkata, "Pertama-tama, kita perlu memahami sesuatu. Jika manusia benar-benar memiliki jiwa, terbuat dari apakah jiwa mereka ini? Apakah itu berupa materi atau energi?"
Luo Feng berpikir sejenak dan berkata dengan ragu. "Sepertinya bukan salah satu dari keduanya."
Pria berambut pendek itu kemudian bertanya, "Bagaimana dengan ingatan dan kesadaran? Apakah mereka ada di dalam jiwa, atau masih ada di otak kita?"
Luo Feng membenarkan, "Itu ada di dalam jiwa. Aku merasa tubuhku ini seperti sebuah tempat berlabuh, yang menambatkan jiwaku di dunia ini...
"Sepertinya jiwaku bisa keluar dengan mudah, tapi aku merasa begitu jiwaku keluar, maka sesuatu yang buruk akan terjadi. Hal ini memberiku perasaan ketakutan yang tidak dapat dijelaskan, dan itu membuatku tidak pernah berani melakukannya."
Luo Feng tiba-tiba tertawa, "Apakah menurutmu aku akan membangkitkan suatu kekuatan super, seperti dalam novel kultivasi?"
Pria berambut pendek itu menggelengkan kepalanya, "Terlepas dari apakah yang kamu katakan itu benar atau tidak, tidak mungkin bagi kita untuk dapat menapaki jalan keabadian seperti cerita di novel kultivasi."
"Yang disebut proyeksi jiwa dan perjalanan keabadian yang dilakukan para dewa tertinggi, hanyalah sesuatu yang bisa dibayangkan oleh orang-orang zaman dahulu. Jika membandingkan diri kita dengan mereka, maka perbedaannya seperti langit dan bumi."
"Jika kamu memiliki kekuatan seperti itu, maka bahkan para dewa seperti Pan Gu, Dewa Pencipta, Dewa Kekacauan, yang mampu menciptakan dan menghancurkan semesta, tidak mungkin bisa berbuat banyak padamu."
Ketika Luo Feng mendengar ini, dia cukup terkejut. Bukankah dia hanya berbicara tentang jiwa manusia, tapi mengapa dia berbicara tentang penciptaan dan dewa-dewa tertinggi?
"Menurut apa yang kamu katakan, dengan kekuatan jiwa ini, bukankah dia tidak akan terkalahkan secara langsung." kata Luo Feng.
Namun pria berambut pendek itu berkata dengan serius, "Aku tidak berbicara omong kosong, tapi aku punya bukti kuat."
"Karena alam semesta tersusun dari beragam materi yang tak terhitung jumlahnya...
"Jika jiwamu bukan terbentuk dari materi atau energi, kesadaran harusnya tidak didasarkan pada otak melainkan pada jiwa."
"Apa artinya itu?"
"Jiwamu dan alam semesta ini seperti dua bidang yang tidak saling terhubung. Kamu dapat melampaui alam semesta ini dan bahkan tidak terikat oleh ruang dan waktu."
"Pikirkanlah, apakah hipotesis ini benar?"
Luo Feng bertanya dengan penuh minat, "Apakah itu berarti begitu seseorang meninggal, jiwanya akan terbebas dari belenggu tubuh, dan berkelana ke alam semesta yang luas?"
"Bahkan jiwa dapat secara langsung melampaui sungai waktu yang sangat panjang, melakukan perjalanan melawan ruang dan waktu, dan menjadi eksistensi yang mengambang di garis waktu? Aku bahkan dapat melakukan perjalanan ke era manapun sesuka hati, atau bahkan merusak suatu sejarah?"
Namun pria berambut pendek itu mengutarakan pemikirannya, "Ini belum tentu benar."
Luo Feng bertanya, "Mengapa?"
Pria berambut pendek itu berkata, "Jika kamu bahkan tidak bisa melihat waktu, bagaimana kamu bisa melakukan perjalanan lebih jauh keluar dari garis waktu?"
Luo Feng tiba-tiba mendapat jawaban atas sumber keraguannya.
"Singkatnya, raga adalah titik labuh seseorang di dunia ini. Begitu jiwa meninggalkan raga, ia seperti kapal yang kehilangan koordinat dan arahnya. Kemungkinan besar ia akan meninggalkan alam semesta ini, dan tidak akan pernah menemukan jalan kembali?"
Pria berambut pendek itu mengangguk, "Itu benar. Namun, salah satu kemungkinannya adalah, jika kamu masih memiliki 'titik labuh' dan juga hubungan yang nyata di bumi, maka kamu bisa kembali ke bumi."
"Jika kamu berasal dari zaman ini, sementara 'titik labuh' milikmu berasal dari masa lalu, maka kamu akan menjadi seperti yang kamu katakan, sebuah eksistensi yang melintasi garis waktu."
Pada titik ini, perkataan pria berambut pendek itu menjadi suram. "Tetapi ada kemungkinan lain. Saat jiwamu meninggalkan titik labuh, maka kamu akan terlempar ke tempat yang tidak diketahui di luar alam semesta...
"Mungkin ada alam semesta lain, mungkin dimensi lain atau hal yang tidak diketahui, yang tidak pernah dibayangkan oleh umat manusia...
"Mungkin tidak ada apa-apa di sana, seperti penjara, dan jiwamu akan terperangkap disana selama ratusan juta tahun, atau bahkan... sampai akhir zaman."
Pembicaraan itu tiba-tiba terhenti, tidak ada yang berbicara dalam waktu lama.
Pada saat ini, pria berambut pendek itu tiba-tiba tertawa, dia mengambil teko dan menyajikannya kepada Luo Feng.
"Idemu ini sangat bagus dan cukup inovatif. Aku ingin menggunakan pengaturanmu untuk buku baruku berikutnya. Mungkin ini akan menjadi viral?"
Tidak diragukan lagi, bahwa pria berambut pendek itu tidak menganggap serius perkataan Luo Feng, mengira itu hanyalah imajinasi liar seperti biasanya.
Namun, suasana hati Luo Feng sedang rumit. Dia berdiri dan bersiap untuk pergi.
"Aku pergi dulu. Jika kamu sudah menuliskannya, punya ide atau gagasan baru, ingatlah untuk memberitahu dan kita akan mendiskusikannya bersama."
Namun, pria berambut pendek itu menghentikannya dan mengeluarkan sesuatu dari ransel. "Luo Feng, jangan pergi dulu. Karena aku akan menggunakan idemu, maka aku akan memberimu hadiah yang bagus."
Luo Feng mengambil kotak yang diberikan kepadanya dan membukanya.
Di dalamnya ada batu tidak beraturan dengan pola serangga yang sangat indah.
"Apa ini sebuah fosil?"
"Itu Calymene, sejenis Trilobita."
"Meskipun fosil ini tidak bernilai banyak, tetapi ketika kamu mengetahui bahwa ia adalah makhluk ratusan juta tahun yang lalu, kamu akan merasa bahwa tidak ada uang yang dapat membeli hadiah seperti itu."
Luo Feng berterima kasih kepada pria berambut pendek itu, dan pergi dengan membawa hadiah sambil terus melihatnya.
Namun, saat dia baru saja membuka pintu kedai, sebuah mobil yang tidak terkendali tiba-tiba menabrak pintu kaca kedai dari jalanan, dengan kecepatan lebih dari 100km per jam.
Hal itu seketika memenuhi tubuh Luo Feng dengan ribuan pecahan kaca.
Luo Feng masih memegang fosil itu di tangannya, saat ia terjatuh lemah seperti sehelai kain.
Dalam genangan darah, mata Luo Feng menjadi kabur, dan kesadarannya berangsur-angsur menghilang.
...
Waktu berlalu.
Luo Feng bisa merasakan bahwa dia terbang keluar dari tubuhnya, melayang perlahan menuju langit.
Dia dapat melihat seluruh kota, negara, benua dan bahkan akhirnya... Seluruh bumi!
Dia terbang tinggi dan semakin tinggi, melayang di atas orbit, dan tiba-tiba dia menemukan bahwa bumi mengalami perubahan dengan begitu cepat.
Dalam sekejap mata tidak ada kota, bahkan tidak ada jejak umat manusia.
Lempeng benua benar-benar bergerak, dan tumbuhan hijau secara bertahap menutupi segalanya.
Luo Feng segera mengerti apa yang sedang terjadi, "Sepertinya waktu berjalan semakin cepat. Momen yang aku rasakan sekarang bahkan mungkin sudah berlangsung selama ratusan ribu atau bahkan jutaan tahun."
"Aku hanya tidak tahu, apakah sedang melawan arus waktu dari hulu atau hilir. Kalau hilir berarti semua umat manusia sudah punah?"
Ketika dia melihat ke angkasa, Luo Feng tiba-tiba ditarik dan dilemparkan ke alam semesta yang luas, oleh kekuatan tak kasat mata dan menghilang dari bumi.
Keheningan abadi menyelimuti dirinya.
Pada saat ini, dia dapat melihat kelahiran dan pemusnahan bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya, dan melihat runtuhnya galaksi dengan cepat.
Ia tidak pernah membayangkan bahwa ada keajaiban semacam ini, begitu menakjubkan hingga membuat orang merubah persepsi mereka tentang alam semesta.
Jika seseorang melihat ini, dia akan merasa bahwa hidup dan segala yang dia jalani selama ini terasa begitu konyol, karena merasa takut dengan kehidupan mereka yang sebenarnya tidak ada artinya.
Apakah kehidupan kita di dunia ini benar-benar berarti?
Apakah kelahiran kehidupan, asal muasal peradaban, kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi, benar-benar sehebat yang diklaim umat manusia?
Luo Feng hanya bisa menggambarkannya dengan kalimat yang pernah dia dengar.
Kita ternyata hanyalah debu!
Ras dan peradaban yang disebut manusia, hanya seperti secercah cahaya, yang tiba-tiba berkelebat di salah satu sudut terpencil alam semesta yang luas.
Semuanya berlalu dalam sekejap mata dan tidak berarti apa-apa.
Tidak layak diperhatikan, tidak layak dipedulikan, bahkan perubahan besar juga tidak dapat mengubah apapun.
Kita hidup, kita dilahirkan, kita bersinar secemerlang yang kita bisa, tapi pada akhirnya kita akan menemui ajal tanpa dapat ditarik kembali.
Pada akhirnya, kita akan menghilang di sebuah pulau tak berarti di sudut alam semesta, menghilang dalam sekejap dan kembali ke alam semesta dalam sekejap pula.
...
Catatan : Dalam novel ini, ketika seseorang meninggal dunia, roh atau jiwanya akan kembali ke alam semesta, terombang-ambing di dalamnya.
Luo Feng terkejut, karena bisa melihat pemandangan yang begitu aneh, seolah kehidupannya yang gelap dan singkat akhirnya memiliki secercah cahaya.
Dia berubah menjadi seberkas cahaya dan menuju ke kedalaman alam semesta.
Semuanya mengalir mundur, dan dia menuju asal mula segala sesuatu dengan cara yang paling mustahil, melampaui hukum ruang, waktu, dan dimensi.
Tampaknya pada sumber waktu, ada gravitasi kuat yang menyeretnya ke awal dari segalanya.
Pada akhirnya.
Bintang-bintang dimusnahkan dan alam semesta dipersatukan kembali.
Semua pemandangan menakjubkan menghilang, pertanda dia telah mencapai garis finis.
.....
"Tempat apa ini?"
Luo Feng bertanya pada dirinya sendiri.
Di tempat ini tidak ada yang disebut kegelapan, bahkan Luo Feng merasa dirinya telah menghilang. Yang tersisa dari dirinya saat ini adalah satu kesadaran diam, dalam kehampaan yang tak berujung.
"Ini adalah tempat tanpa ruang, tanpa waktu, tanpa segalanya."
Dia hanya bisa menjawab sendiri, karena dia mungkin makhluk hidup pertama yang tiba disini, dan satu-satunya keberadaan di tempat ini.
"Apakah aku telah diusir dari alam semesta? Atau apakah aku memasuki dimensi yang tidak diketahui?"
Dia tidak bisa berteriak, juga tidak bisa merasakan apapun.
Dia tiba-tiba merasa takut, dan kata-kata temannya mulai bergema di telinganya.
"Mungkin ada alam semesta lain, mungkin dimensi lain atau suatu tempat yang tidak pernah dibayangkan oleh umat manusia."
"Mungkin tidak ada apa-apa disana, seperti penjara, dan jiwamu akan terperangkap disana selama ratusan juta tahun, atau bahkan sampai.... Akhir zaman."
Untuk sesaat, dia sangat panik.
Namun, begitu pemikiran ini muncul di benaknya, dia tiba-tiba melihat cahaya bersinar di depan matanya.
Dia mendengar suara pasang surut air laut, dan hanya mendengar suaranya saja sudah membuatnya merasa sangat tenang dan hangat.
Suara berbisik, mendesing, dan berdeguk, menggerakkan minatnya.
Laut tiba-tiba muncul di hadapannya, dan pantai berpasir pun juga muncul.
Dia melihat seekor serangga berbentuk trilobita, ukurannya tidak lebih dari seukuran jari, ia merangkak di kejauhan dalam hamparan kerikil.
Berikutnya ada seekor serangga berbentuk seperti mie panjang yang terjebak di lautan.
Trilobita adalah cacing purba. Mereka memiliki berbagai macam jenis misalnya Calymene, Leidlichia, dan lain sebagainya. Cacing dan serangga kemungkinan besar adalah bentuk kehidupan pertama di bumi, mereka sudah ada sejak ratusan juta tahun yang lalu.
Dia memikirkan kata-kata temannya lagi dan menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
"Titik labuh!"
"Fosil itu telah menjadi titik labuh, sehingga memungkinkanku untuk kembali ke bumi."
Dia tidak menyangka bahwa fosil trilobita yang diberikan oleh temannya itulah, yang akan menambatkannya kembali ke bumi dan menariknya keluar dari kegelapan abadi alam semesta.
Hanya saja pihak lain mungkin tidak menyangka bahwa di dalam fosil tersebut tidak hanya terdapat trilobita, tetapi juga cacing dari zaman yang paling jauh.
Dia mengulurkan tangan dan mengambil serangga tersebut.
Dia menyadari bahwa jiwanya telah melepaskan diri dari belenggu tubuhnya, dan kembali ke alam semesta.
Kesadarannya ditarik ke dalam bumi, ditempatkan di alam yang tidak diketahui, mungkin melampaui alam semesta atau mungkin melampaui ruang dan waktu.
Dia berlabuh pada titik waktu di alam semesta yang luas selama ratusan juta tahun, di sebuah planet yang tidak mencolok di suatu bidang galaksi terpencil.
Ini adalah laut dangkal dengan sinar matahari yang menyinari dari atas.
Dasar laut penuh dengan semua jenis ganggang purba dan pakis telanjang, dan terdapat banyak tanaman bawah laut yang terlihat seperti tulip, mengambang dengan lembut dan bergoyang saat di terpa ombak.
Ada juga bunga karang yang mirip kaktus, dengan jarum tulang tajam dan runcing menjulur keluar.
Luo Feng berjalan selangkah demi selangkah di sepanjang laut dangkal, dia bingung dan merasakan sesuatu yang aneh disini.
Ini seharusnya adalah bumi, tapi ini bukan bumi yang dia kenal.
Dia akhirnya keluar dari laut dangkal dan berdiri di daratan.
Tanahnya tandus, semuanya kosong.
Luo Feng memandang sekitarnya dan menyadari, bahwa ini adalah bumi ratusan juta tahun yang lalu, dia adalah satu-satunya keberadaan bernama manusia di seluruh dunia ini.
"Ini, apakah ini bumi zaman kuno?"
Dia berdiri disana, menatap sekelilingnya dengan bingung.
Sementara cacing sebelumnya, bermutasi bersamaan dengan munculnya Luo Feng.
Ia menelan kerikil, rumput laut, air laut, dan dalam sekejap ia berkembang menjadi binatang raksasa setinggi puluhan meter.
Baik itu tumbuhan maupun makhluk hidup, mereka menyatu dengannya dan menjadi bagian darinya.
Cangkang besar tumbuh di punggungnya, duri tumbuh di tubuhnya, dan tentakel aneh menonjol dari cangkangnya.
Ada retakan berdarah pada dagingnya, dan mata hijau tajam terbuka dari sana, kemudian ia melihat ke segala arah.
Ini adalah monster yang menakutkan, dia seperti penguasa yang tak terkalahkan dalam hal ukuran.
Dan saat Luo Feng menoleh, binatang raksasa ini tergeletak di tanah, tidak berani bergerak, begitu rendah hati hingga seolah-olah tidak memiliki harga diri.
Segera setelah itu, trilobita yang sedang tumbuh perlahan merangkak keluar dari laut dangkal.
Saat ia keluar dari air, ia terus berevolusi.
Ia menumbuhkan bagian tubuh, anggota badan lainnya, dan kepala yang mirip manusia.
Ia berwujud makhluk humanoid yang ditutupi cangkang hitam, dengan helm tulang berpola trefoil yang melingkar di kepalanya.
Makhluk itu berjalan ke pantai sedikit demi sedikit, dia menatap Luo Feng yang berdiri di tepi pantai dengan penuh antusias, dan mendatanginya selangkah demi selangkah.
Luo Feng bisa merasakan emosinya, ketika dia menyentuhkan jarinya pada helm tulang di kepalanya.
Dia akhirnya mendengarkan kehidupan pertama di bumi, meneriakkan bahasa pertama dan bait pertama planet ini.
"Penguasa!"
Pada saat ini, Luo Feng berdiri di atas lautan yang luas, menunggangi makhluk raksasa seperti binatang aneh, ia berlayar melintasi angin dan ombak.
Hari-hari disini terasa lebih singkat, siangnya lebih panjang sementara malamnya lebih pendek, dan pusat kehidupan hanya ada di lautan.
Menurut perkiraan Luo Feng, sekarang dia berada di Bumi hampir lima ratus juta tahun sebelum era kelahirannya, atau yang dikenal dengan Periode Kambrium.
Dia pernah membaca tentang era ini di buku pelajaran.
Iklim hangat, matahari terang di siang hari, pasang surut dipengaruhi bulan, dan berbagai bentuk kehidupan berkembang di laut.
Mereka sedang berevolusi.
Semua makhluk membuat pilihan, bersaing untuk posisi dominan.
Luo Feng adalah eksistensi yang berasal dari bumi modern, sehingga dia tidak cocok dengan dunia ini, tidak dapat menyentuh apapun atau campur tangan dengan entitas di dunia ini.
Kecuali dua bentuk kehidupan yang bisa merasakannya, Trilobita dan Cacing Purba.
Hanya mereka yang dapat menangkap keberadaan Luo Feng, dan dia hanya bisa berinteraksi dengan kedua makhluk itu.
Mungkin, dalam skenario besar milik alam semesta, dia sebenarnya tidak benar-benar ada.
Dia seperti hantu yang berkeliaran di antara lipatan ruang dan waktu.
Serangga dan cacing purba, setelah melihat keberadaan transenden Luo Feng, akhirnya mendapatkan kekuatan dari apa yang dia sebut sebagai esensi jiwa.
Kedua makhluk bumi purba ini mendapatkan dua kekuatan yang berbeda, satu menerima kebijaksanaan dari Luo Feng, dia juga mampu mengembangkan organ mirip manusia, menggunakan kekuatan dari cangkang kerasnya.
Ia belajar beberapa kosakata manusia, melihat momen dari ingatan Luo Feng pada saat kelahirannya, dan memperoleh kemampuan pemikiran kreatif tingkat tinggi mirip manusia.
Cacing purba, disisi lain, memperoleh kekuatan yang lebih aneh dan misterius. Darahnya menyatu dengan kekuatan Luo Feng, mengalami perubahan di bawah radiasinya.
Ia dapat menyatu dengan bentuk kehidupan lain, menirukan organ dan kemampuan makhluk hidup lain, dia dapat dengan bebas mengubah bentuknya sendiri.
Sayangnya, cacing purba tetap bertindak berdasarkan naluri seperti sebelumnya.
Yang memiliki kecerdasan, Luo Feng memberinya nama Manusia Trefoil.
Adapun cacing purba, dia memberinya nama Monster Primordial.
Di bawah kakinya, Monster Primordial dengan cepat melintasi permukaan laut, tentakelnya melambai-lambai dengan cepat, mendorongnya maju.
Luo Feng berdiri di atas cangkang, memandang ke kejauhan.
Di permukaan laut yang jauh, akhirnya muncul sesuatu yang berbeda.
Sebuah objek menonjol di atas bidang horizontal, menciptakan bayangan panjang di laut di bawah matahari senja.
Swoosh, swoosh~
Monster Primordial berenang dengan cepat, tentakelnya yang besar mengaduk-aduk air laut.
Luo Feng melihat sebuah pulau terisolasi, dan yang mengejutkan, pulau itu dihiasi dengan tanaman hijau yang langka.
Pulau itu tidak rata, dengan genangan lumpur dan lumut yang menutupinya.
Tetapi dibandingkan dengan daratan lain, tempat ini penuh dengan nafas kehidupan.
Luo Feng tidak mengerti mengapa keajaiban ini bisa ada, tetapi dia menyukainya.
"Tempat ini bagus."
Luo Feng memutuskan untuk tinggal disini, mengakhiri perjalanannya yang panjang dan tidak berarah.
Hari berikutnya, Luo Feng melihat Monster Primordial menggunakan tentakelnya yang fleksibel, untuk menggali batu-batu raksasa dari dasar laut dan menariknya ke pulau.
Tentakelnya bisa berubah menjadi alat tajam seperti pahat atau instrumen tumpul seperti palu, dia memecah dan membelah batu-batu raksasa tersebut.
Awalnya, Luo Feng hanya menganggap makhluk ini suka menarik batu, sehingga dia tak terlalu memperhatikannya. Namun, saat melihat makhluk ini menyusun batu-batu tersebut secara struktural, dia baru menyadari ini adalah suatu bangunan yang luar biasa.
Jika melihatnya lebih detail, bangunan ini agak mirip piramida yang pernah dilihatnya di televisi, tetapi lebih megah.
Dari batu-batu setinggi lebih dari sepuluh meter, membuat orang merasa ini bukan karya manusia biasa, melainkan keajaiban para dewa.
Namun, ketika batu-batu itu disusun hingga puncak tertinggi, ada perubahan yang berbeda. Makhluk itu tiba-tiba mulai membentuk sebuah kuil kuno yang besar dan megah, lalu membuat berbagai ukiran dengan hati-hati.
Meskipun pengerjaannya tampak kasar dan kuno, namun garis besar kuilnya sudah terlihat.
Ternyata kuil ini bukan dibuat untuk dirinya, mengingat ukurannya yang lebih kecil dibandingkan dengan makhluk itu sendiri.
Barulah Luo Feng menyadari, makhluk itu sedang membangunkan istana besar untuknya di pulau terisolasi ini.
Awalnya, ia pikir ini karena monster itu mencoba menyenangkannya. Namun, rasanya tidak mungkin, monster purba seperti itu tidak mungkin memiliki kecerdasan untuk membangun piramida.
Mungkin ini adalah perintah dari Manusia Trefoil, yang memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan.
Manusia Trefoil tampak gelisah dan tunduk di depan Luo Feng, sementara Luo Feng sendiri tetap tenang, memandang ombak laut.
Ketika masih memiliki tubuh manusia, dia adalah orang yang cukup sederhana. Sekarang, tanpa tubuh dan menghadapi berbagai pengalaman paling aneh, dia semakin menjadi lebih tenang.
Namun, Manusia Trefoil terlihat takut. Dia tidak tahu apakah tindakannya akan menyenangkan dewa ini atau tidak.
Dia dengan cemas menjelaskan melalui sikapnya, dia terus merunduk.
Baginya, ini adalah cara terbaik untuk memohon pengampunan kepada sang penguasa.
"Penguasa!"
"Ist...ana..."
Luo Feng bisa merasakan maksudnya.
Dia mengatakan bahwa dewa seharusnya tinggal di istana dan menerima pengabdian dari semua makhluk hidup, jadi dia meminta Monster Primordial untuk membuat bangunan ini.
Luo Feng tidak merasa senang atau peduli.
Lagipula, dia tidak memiliki tubuh, tidak bisa merasakan dingin ataupun hangat, sehingga bangunan untuk berteduh tidak memiliki makna baginya.
Konsep doa, pemujaan dan pengabdian juga terdengar konyol baginya, karena...
Makhluk yang akan memujanya hanya dua, cacing dan serangga. -_-
Jika harus mengatakannya, bangunan ini bisa dikatakan menarik!
"Bagus!"
"Sangat indah."
Hanya dengan beberapa kata, Manusia Trefoil langsung melompat-lompat kegirangan.
Akhirnya, istana selesai dibangun.
Manusia Trefoil menunggu di puncak piramida, sedangkan Monster Primordial membawa Luo Feng mendaki ke puncaknya.
Di puncak piramida, pintu kuil kuno yang megah terbuka, tidak ada perabotan apapun di dalamnya.
Satu-satunya yang layak menjadi sorotan adalah ukurannya yang sangat besar dan megah.
Di dalamnya, ada patung dewa yang mirip Luo Feng, diukir oleh Manusia Trefoil sebagai hadiah untuk sang penguasa.
Nampaknya, Manusia Trefoil ini bukan hanya memiliki kekuatan yang melampaui manusia, melainkan juga mewarisi keahlian manusia untuk membuat ukiran dan patung.
Patung ini diukir dari bongkahan batu putih yang tidak diketahui asal-usulnya, lebih terasa seperti ukiran daripada patung. Benda itu diletakkan di depan jendela kuil, dengan posisi melingkar menghadap matahari.
Di atasnya adalah bayangan manusia yang memancarkan cahaya tak terbatas, seolah-olah seluruh tubuhnya dilapisi dengan cahaya abadi.
Dari sekilas pandang, hanya tampak kontur, tidak dapat melihat wajahnya.
Baru pada saat itulah Luo Feng tahu, bahwa ini adalah wujud dirinya dalam bidang pandang dua makhluk itu.
Manusia Trefoil merangkak di tanah, tetap menyebut Luo Feng sebagai penguasa dewa.
Luo Feng akhirnya berkata, "Aku Luo Feng."
Manusia Trefoil : "Luofeng!"
Luo Feng menggelengkan kepalanya, "Luo... Feng!"
Manusia Trefoil : "Luu Fen!"
Ketika hanya satu kata, dia masih bisa mengucapkannya dengan benar, tetapi jika dua kata diucapkan bersamaan, nadanya menjadi aneh.
Organ pengucapannya juga agak berbeda dari manusia, menghasilkan suara yang kering dan tajam, terdengar agak aneh.
Luo Feng memperbaikinya sekali lagi, "Luo Feng!"
Manusia Trefoil mengangguk dengan kepala yang angkuh, berteriak setelah itu.
"Dewa... Luofeng...!"
"Penguasa Dewa Luofeng!"
Luo Feng akhirnya mengabaikannya, membiarkan dia terus berseru, "Dewa Luofeng, Dewa Luofeng!"
Dia berdiri di dekat patung, meluapkan seruan penuh semangat.
Di bawah piramida, monster yang menakutkan itu juga menirukan suaranya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!