NovelToon NovelToon

TUNGGU AKU DI PINTU SURGA

TAPS. Bagian 1. Jodoh di tangan bunda

"Perjalanan mencari cinta karena Allah tetasa lebih tenang tentu berpahala karena senantiasa di awasi agar tidak jatuh di dalam jalan yang salah."

...........................................

Jodoh itu kata nya ada di tangan tuhan. Jodoh itu kata nya semata takdir ilahi. Namun dalam kenyataan hidup seorang gadis bernama Vivia putri utami. Jodoh itu ada di tangan bunda nya.

"Sayang, ntar pulang kampus langsung ke rumah ya," isi pesan singkat dari Bundanya.

Dalam benak nya sudah beradu berbagai kalimat firasat tentang maksud dari isi pesan singkat bunda nya.

Dia pun melangkah kan kaki nya keparkiran kampus untuk segera mengambil mobil nya. setelah masuk kedalam mobil nya ... dia pun segera memacu mobil nya kejalan raya untuk pulang kerumah. Beberapa saat kemudian.

"Ya allah kuat kan iman ku," seraya mengelus - elus dada ku saat melihat di depan gerbang rumah nya terparkir sebuah mobil BMW.

Dia pun segera masuk ke halaman rumah nya untuk segera memarkir mobil nya di halaman rumah nya yang cukup besar dan dapat menampung beberapa buah mobil mewah.

Setelah terparkir sempurna mobil nya dia pun segera turun dan melangkah kan kaki nya ke teras rumah nya menuju pintu utama.

"Assalamualaikum."

"Waalikum salam," jawab nya serentak orang - orang yang ada di dalam rumah, sambil menoleh asal datang nya suara.

"Eh., sayang sudah pulang, ayo sini sayang,"

sambut Bunda ku sambil melambai - lambaikan tangan nya memanggil agar mendekat.

"Jadi ini yah anak nya jeng ... cantik sekali." puji tamu Bunda ku.

"Tante..bisa aja muji nya. Ntar, Vivia terbang loh tante ke langit ke tujuh dan gak balik- balik lagi kesini," ujar ku menyungging kan senyum seraya duduk di samping Bunda ku.

Sebenar nya aku enggan duduk bersama tamu bunda ku apa lagi di situ ada laki - laki anak tamu bunda namun lagi - lagi aku tersudut dengan keinginan yang selalu ingin menjadi anak yang berbakti.

"Udah semester berapa sayang?" tanya tamu Bundaku.

"Sudah semester akhir tante," jawabku.

"Oh ... tidak lama lagi dong ya lulus," kata tamu nya kemudian. Aku pun menjawab hanya dengan senyuman.

"Bunda, aku ke kamar dulu ya. Aku belum sholat ashar," ujar ku sambil beranjak dari tempat duduk ku. Namun belum juga aku berdiri, Bunda justru mencegah niat ku dengan cubitan disisi perut kiriku.

 

Visual tokoh

 

1 . Vivia putri utami

Seorang wanita soleha yang memiliki segala - galanya. baik hati dan penurut. Tapi tentang perjodohan tetap tidak ada yang bisa menjodohkan dia termasuk bunda nya.

M.Yusuf Akbar

Lelaki soleh sederhana yang tak punya apa - apa. Walaupun dia hanya seorang tukang jahit dan guru ngaji di mushola tetapi dia tetap optimis dalam dalam membahagia kan orang - orang yang di cintai nya.

Bunda Vivi

Bunda vivi orang yang selalu mengukur segala - segalanya dengan uang. Di kamus nya hanya ada harta...harta .... harta dan harta.

Itu lah visual tokoh yang ada di benak penulis. Visual tokoh ini hanya pemanis dari cerita ini dan maaf jika visual tokoh nya kurang pas dengan jalan cerita nya.

 

"Ketika bebicara tentang pernikahan, Allah mengatakan bahwa pasangan mu ibarat pakaian untuk mu. Sebuah pakaian bisa jadi pas atau kurang pas. Tetapi walau bagaimana pun juga, pakaian akan menutupi, melindungi, dan mempercantik ketidak sempurnaan."

💖💖💖

Bersambung ( Maaf kalau kata - kata nya kurang pas )....

jangan lupa like, vote, comment and beri bintang lima pada karya aku ya. Terima kasih.

💖💖💖

TAPS. Bagian 2 Perjodohan

" Jika angin ini kamu kirim untuk membelaiku, ijinkan aku menikmati setiap hembusan nya."

.............................................

"Gimana nih Nak Gilang anak tante, cantik kan?" tanya Bunda kemudian.

Aku hanya bisa tertunduk dengan ucapan bunda ku yang terlalu berlebihan di hadapan seorang pria yang bukan muhrim ku.

"Iya sih tante. Dia emang cantik, tapi....?" kata pria itu terputus.

"Tapi kenapa Nak Gilang?" tanya Bunda ku antusias mengisyaratkan rasa ingin tahu nya tentang ucapan pria itu yang setengah - setengah.

Dengan gaya angkuh nya, kemudian pria itu melipat kedua tangan nya didada memperhati kan setiap inci bagian tubuh ku mulai dari kepala hingga kaki.

"Emang sih dia cantik, wajah nya putih. Tapi dia akan terlihat jauh lebih cantik lagi jika pembungkus badan nya itu tidak sebesar karung goni tante."

Kata tamu lelaki dengan santai nya mencibir Vivia atas hidayah ilahi yang kini Ia kenakan, jilbab.

"Itu sih masalah gampang Nak Gilang. Nanti, tante suruh Vivia melepas jilbab nya," kata Bunda ku tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Saya setuju dengan pendapat anak saya nih jeng, Vivi pasti akan jauh terlihat lebih cantik jika dia berpakaian seperti wanita modern masa kini," sambil melirik dan menepuk bahu anak nya yang duduk di sebelah nya.

Cibiran demi cibiran mereka lontar kan dari mulut nya. Aku masih mencoba bersabar menahan amarah ku pada tamu bunda, dan tetap berada di samping bunda walau mata ku sesekali melihat arloji yang ada di pergelangan tangan ku.

Semakin sadar bahwa waktu sholat ashar sebentar lagi berlalu aku pun segera bangkit dari tempat duduk ku dan berlalu pergi dari hadapan mereka.

Belum jauh aku melangkah kan kaki ku pergi, sayup - sayup aku mendengar Bunda berkata,

"Jadi kapan kita bisa memulai pernikahan nya?"

Langkah kaki ku pun seketika terhenti, di saat mendengar kata - kata pernikahan yang di ucap Bunda ku.

"Tunggu sampai Vivi melepas jilbab dulu?" kata pria itu seraya menatap Vivia berdiri yang tidak jauh dari mereka.

Vivia pun berbalik dan berjalan ke arah mereka, dengan amarah yang sudah berada di ujung tanduk kemudian berkata, "Tidak akan pernah, dan tak akan pernah aku tinggal kan pakaian ketaqwaanku ini hanya demi pernikahan yang tidak di ridhoi allah. Maaf bunda, aku tidak akan bisa menjalani pernikahan ini, sekali lagi maaf bunda, maaf." Dengan mata berkaca - kaca aku pun berlari menjauh dari pertemuan dan percakapan yang sangat tidak aku harap kan itu.

"Aduh jeng, maaf deh kalau begitu. Saya tidak jadi deh nikahin Gilang anak ku dengan anak jeng yang pakaian nya jadul banget. Ayo, Gilang kita pulang saja. Masih banyak gadis di luar sana yang jauh lebih cantik dari diri nya," kata Mama nya Gilang kesal seraya bangkit dari duduk nya lalu melangkah kan kaki nya pergi.

Bunda Segera berdiri kemudian mengejar tamu nya, "Tapi jeng! tunggu jeng, tunggu sebentar, mungkin Vivi lagi capek. Kita bicara kan ini lagi sebentar malam jeng gimana?" kata Bunda masih saja berusaha menjodohkan Vivi dengan Gilang yang notabennya penerus perusahaan ternama di kotanya.

Namun, rasa kecewa dan sakit hati sudah duluan tertanam di benak kedua tamu nya itu atas perkataan Vivi yang benar - benar logis menurut keyakinan iman yang baru saja masuk ke dalam hidup nya.

💖💖💖

Bersambung ( maaf kalau kurang pas kata - kata nya ) masih dalam tahap belajar.

jangan lupa like, vote, comment dan beri bintang lima ya....makasih.

TAPS. Bagian 3. Harta di atas segala - gala nya

" Bersabar lah duhai hati. suatu hari akan hadir tempat terbaik yang dapat menjadi pelabuhan pertama dan terakhir."

.................................

Hari sudah semakin larut malam saat aku mencoba mendekati bunda yang tengah bersantai di ruang tengah.

"Bunda! ucap ku seraya duduk di samping bunda ku dan mengelus punggung tangan bunda ku.

Dengan tatapan kosong dan mata berkaca - kaca tanpa menoleh ke arah Vivi bunda berkata, "Vivi, Bunda sudah tua. Sebentar lagi mungkin bunda mati. Tetapi mengapa kamu tak mau sedikit pun berusaha membahagiakan Bunda. Bunda menjodoh kan kamu tidak dengan sembarang lelaki Gilang itu penerus perusahaan," kata Bunda Sambil sesekali menyeka air mata dengan tangan nya yang jatuh membasahi pipi nya.

Hening sejenak.

"Hidup mu nanti akan bahagia bersama nya. Tapi kenapa kamu bersikap seperti gadis yang tidak berpendidikan. Bukan sekali ini saja kamu menolak di jodohkan. Sudah lima kali kamu melakukan hal yang sama di hadapan lelaki yang akan meminang mu. Kamu ini sebenar nya mau nya apa? kamu mau jadi perawan tua?" kata Bunda ku lagi.

Aku hanya terdiam menunduk dengan rasa bersalah saat bunda begitu semangat memarahi ku. "Tapi Bunda, bukan begitu maksud Vivi, Bunda."

Dengan menahan amarah bunda berkata,

"Lalu apa maksud kamu tadi sore? Bunda lebih baik mati saja."

Untuk kesekian kalinya, Vivi selalu saja berhasil membuat bunda nya semakin kesal dengan tingkah penolakan nya, ketika dijodohkan. Vivi pun mengangkat wajah nya lalu berkata, "Bunda, aku sudah punya calon sendiri."

Sontak bunda menoleh ke arah Vivi lalu berkata, "Calon? Siapa? Anak mana? Pekerjaan nya apa? Pekerjaan orang tua nya apa?"

Pertanyaan yang datang bertubi - tubi di hadap kan Vivi namun Bunda melupakan satu pertanyaan Agamanya apa?"

Vivi hanya terdiam, dan termenung karena Vivi sadar betul jika calon nya itu bukan dari kalangan orang berada. Calon nya hanyalah seorang mahasiswa sama seperti diri nya dan seorang pemuda yang berprofesi sebagai tukang jahit. Calon nya itu hanyalah seorang pemuda biasa dengan kekayaan iman dan taqwa yang tak ternilai harga nya.

Vivi pun tersadar dari lamunan nya saat Bunda berkata, "Sudahlah Vivi, Bunda sudah menyerah dengan sikap mu itu, sikap yang tidak bisa bunda mengerti. Besok sore, Bunda ingin bertemu dengan calon mu itu. Ajak dia kerumah," kata Bunda seraya berlalu pergi meninggalkan, Vivi yang masih sibuk dengan lamunan nya.

"Ya, Allah semoga engkau berikan ku petunjuk dan jalan- Mu agar Bunda mau menerima pinangan mas Yusuf," kata Vivi berdo,a dalam hati.

Vivi terduduk dengan perasaan senang bercampur khawatir. Sudah lama Dia menantikan ini saat - saat ini. Saat di mana dia berani mengutarakan isi hati nya kepada satu - satu nya orang tua yang dia miliki saat ini.

"Allah memang maha kuasa. Dia ciptakan pagi yang begitu indah dengan sinar mentari yang tak pernah habis."

Keesokan harinya.

Di rumah yang besar dan megah itu, Vivi berjalan keluar dari kamar nya menuruni satu persatu anak tangga, setelah sampai di bawah tapi tidak di temukan keberadaan sang bunda. Dia pun melangkah kan kaki nya keteras rumah ternyata orang yang di cari ada disana sedang menyiram bunga.

Dia pun berjalan mendekat kearah bundanya.

setelah dekat Vivi pun berkata, "Bunda."

💖💖💖

Bersambung ( maaf kalau kata - kata nya kurang pas )....

Jangan lupa like, vote, and comment nya ya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!