Hati Tersayat
Sepucuk Surat
'Hai damias, aku Alika, kekasih hatimu. Mungkin ini akan berat bagimu kedepannya. hati sudah nggak bisa seperti dulu, bersama dirimu yang menemani hariku selama tiga tahun yang lalu, kita pacaran. Maaf aku memutuskan menikah dengan Hamdan, dia laki-laki baik dan sangat aku cintai, maaf.. kamu berhak kecewa bahkan membenciku, tapi perlu kamu tahu damias, aku tidak pernah menyesal pacaran denganmu, tapi apa boleh buat, hatiku pilih hamdan. Maafkan aku damias, semoga kamu selalu berbahagia. From Alika.
Surat yang kutemukan di laci kerja suamiku. disaat tanpa sengaja aku mengecek dokumen yang dibutuhkan suami, untuk dibawah ke perusahaan oleh asisten pribadinya.
Sungguh! Itu temuan yang memuakkan. Hatiku hancur, membaca tiap isinya. Apakah ini yang membuat suamiku begitu dingin dan abai pada istri dan anaknya.
Ya tuhan! Ternyata suamiku.. Orang yang patah hati, oleh masa lalunya. Ditinggal nikah oleh kekasih hatinya.
Dan kami adalah pelampiasan, setiap dia merasakan sakit di dadanya. Tapi mengapa sulit melupakan kekasihnya?
terbukti dia masih menyimpan surat itu dan foto pujaan hati masa lalunya.
Semoga dia nggak pernah kembali lagi, lindungilah rumah tangga ku ya tuhan! Terlebih kami punya anak perempuan, atisah.
atisah
Mama! Atisah lapal!
Saina
Anakku lapar! Yuk nak, kita temui om Jason dibawah dan sekalian mama ajak atisah makan didapur. Mau?
atisah
Iya ma, atisah mau. Sudah lapal nih!
Saina
Ya sudah, mama temani atisah di bawah.
Jason
Halo! Ibu Saina. Apa dokumen bapak sudah siap Bu?
Saina
Siap son, ini dokumennya.
Jason
Terimakasih Bu, saya pamit pulang.
Jason
Hum, dadah atisah cantik!
atisah
Dadah om juga! Hati-hati ya om.
Saina
Yuk sayang! Kita makan di dapur.
atisah
Ayo ma! Ayo kita makan!
Saina
Sayang! Mau makan apa?
Saina
Ya, yah. Mama ambilin.
atisah
Ma, papa sudah makan belum?
Saina
Papa, sudah makan nak.
atisah
Apa disana, ada makanan ma?
Saina
Kan ada kantin nak, di kantor papa ada kantinnya.
atisah
Syukurlah ma, atisah senang papa tidak lapal.
Saina
Ya sudah, setelah makan. Atisah tidur ya.
atisah
Mama temani atisah tidul ya.
Saina
Ya sayang, mama temani atisah tidur.
Saina
Anakku, maafkan mama sayang. Papamu ternyata masih mencintai masa lalunya. Jika papa mama berpisah, semoga kamu jadi anak yang kuat dan tidak terpuruk karena orang tua cerai.
CEO dingin
Ada apa dengan rumah yang sepi. Dimana mereka semua. Apa istri dan anakku di ruang makan?
atisah
papa, baru pulang. Atisah kangen!
damias
Iya nak, papa baru pulang. Banyak kerjaan di kantor.
atisah
Papa, nggak ikut makan bareng kami? Nih.. Mama masak makanan yang enak-enak.
damias
tidak nak, papa langsung ke kamar aja, papa capek habis kerja.
atisah
Papa, nggak pernah temani Atisah saat makan. Papa terus kelja, tak pelnah ada waktu buat atisah.
damias
Sudah ya atisah, papa sangat capek ini, dan kamu Saina siapkan air hangat untuk saya mandi!
Saina
Baik mas, tunggu aku selesaikan makannya atisah, kasihan nggak ada yang temani dia makan.
damias
Ya sudah, aku tunggu kamu, lima belas menit. ingat! Kalau lewat dari itu, tanggung hukumannya.
Selalu itu yang terjadi di ruang makan. Mas damias, tidak pernah hangat kepada keluarga kecilnya. Kami sering kali diabaikan bahkan ditinggalkan begitu saja, seperti nggak ada harganya.
aku lebih baik menemuinya, sebelum dia marah besar padaku.
damias
Saina! Saina! Mana sih kamu! Lamanya.
Saina
Eh..maaf mas. Tadi aku bantuin Atisah bersih-bersih tangan.
damias
Ya sudah, cepetan! Kamu siapkan air hangatnya, aku mau mandi ini.
Saina
Iya, iya mas. Tunggu!
Saina
Silahkan mas, semuanya sudah siap didalam.
damias
Oke, kamu bisa pergi sekarang!
Sejuknya.. Dia tidak pernah gagal dalam urusan rumah tangga. Aku akui dia istri yang baik dan bukan istri yang banyak tuntutan, bahkan anak kami diurus dengan sangat baik.
Namun, masa lalu begitu mengikat hatiku. Aku nggak bisa melupakan cinta pertamaku, meski jujur cinta itu yang menjadikan pribadi yang kasar. Mengingat rasa kecewa ditinggal kekasih menikah dengan orang lain.
Cintaku begitu besar untuk Alika, hanya Alika seorang.
Malam Pesakitan
Aku sudah menidurkan anak kami di kamarnya yang bernuansa boneka pink, hatiku terenyuh melihat dia tidur pulas. Betapa damai wajah mungilnya, seakan-akan wajahnya menjadikan obat penawar lukaku, oleh perbuatan ayah anakku.
Saina
Semoga tidur mu indah nak, dan malaikat melindungi dari segala mimpi buruk.
damias
Kamu, darimana Saina? kenapa baru nongol jam segini?
Saina
habis tidurkan atisah mas. Aku takut meninggalkan tanpa tidur lebih dulu.
damias
Apa kamu sudah mandi?
Saina
Iya mas, tadi sudah mandi sore di kamar atisah, sekalian mandiin anak kita.
damias
Ya bagus, kamu bisa layani aku sekarang!
damias
Kamu tidak tuli kan? Apa yang aku bilang tadi?
Saina
Aku tahu mas, tapi aku minta.. Tolong jangan kasar-kasar, perlakukan aku sebagai istrimu yang berharga.
damias
alah! Kamu juga akan nikmat kok. Meski aku kasar mainnya.
Saina
Tapi.. Aku tetap ingin prosesnya lembut. Biar gimanapun aku istrimu.
tanpa banyak kata-kata lagi, suamiku menarik ku kasar dan membanting tubuhku diatas ranjang. Pedih hati ini, ya tuhan! Apa karena aku istri hasil perjodohan? Suamiku menganggap pernikahan ini adalah hiburan semata dan terbukti dia perlakukan aku begini
Aku ditindih dan dimasuki kasar. Nggak ada sama sekali lembut-lembutnya. Aku teriak sakit pun, dia abaikan. Aku seperti istri pemuas nafsu baginya dan tidak ada cinta dimatanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!
