NovelToon NovelToon

Cinta Seorang Perawat

Episode 1

*Kamu Pernah Jatuh Cinta???

Namanya Iksiru Fakillah, seorang mahasiswi Keperawatan di salah satu kampus ternama di Jakarta, orangnya sangat cantik dan cerdas, dia terlahir dari sebuah keluarga yg sangat sederhana.

"kring..!!! kring..!! kring!!!!" dering telpon iksiru berbunyi.

"Halo!! Assalamualaikum ma?" dengan segera iksi mengucapkan salam

"waalaikumusalam! gimna nak? kapan balik kesini? mama udah kangen sama kamu nak" ucap mamanya dibalik telpon

"Maaf yah mah, iksi belum bisa balik ke kampung bulan ini, mau nyelesaiin skripsi dulu ma, nanti klo udah beres semuanya, iksi segera balik kekampung, mama minta do'anya semoga segala urusan iksi dilancarkan, iksi juga kangen sama mama dan papa, iya wa'alaikumussalam mah" ujarnya sembari menutup telpon

"eh, ternyata lu disini!! dicari-cariin dari tadi..!!!" ucap anisa dari belakang sembari menepuk bahu kirinya, anisa ialah sahabat dekatnya saat ini.

"yuk, duduk sini" anaknya dengan tersenyum kecil sembari menunjukkan tempat duduk yang kosong untuk anisa.

"iksi, minggu depan teman-teman asrama udah pada pulang kampung tuh, lu gak berencana buat pulang juga?" selalu saja ia menggida iksi dengan mengulang bilang i pertanyaan itu

"gak, aku mau nyelesaiin skripsi dulu, tanggung, nanti kalo semuanya udah beres baru aku pulang" balasnya dengan wajah yang cukup bersemangat

"ya elah!! iksi, iksi, Skripsikan masih lama, nanti selesai KKN aja. Lagi pula kamu jg udah sidang Proposal, eh...tapi setelah dipikir-pikir dari seluruh mahasiswa angkatan kita, baru lu doang yang udah sidang proposal loh, hebat lu siru!" anisa memberikan dua jempolnya pada iksiru menunjukan kekagumannya.

"hmmm, biasa aja kali nis, aku mau rampungin dulu skripsi aku, nnti klo udah di ACC sama pembimbing rencananya selesai KKN aku tinggal maju sidang aja, gak mikirin konsul-konsul lagi, kamu tuh nis jangan suka menunda nnti kegiatan lu bakalan keteran loh" ujarnya terdengar cukup seram ditelinga anisa

"Siap Bos!!! aku udah paham kok tentang rumus-rumus sampling yang lu ajarin kemaren, cuman masih ada sedikit revisi di BAB I dan BAB II, hmmmm...eh iksi aku hampir lupa, kak Hilwa ngajakin kita minggu depan kalo ada waktu luang, ada kajian besar di Masjid kampus kita, yang akan dihadiri oleh beberapa Mahasiswa dari kampus-Kampus swasta vavorit, UGM dan ITB"

"Temanya tentang apa?" iksi terlihat penasaran

"Temanya Mengkaji Lebih Dalam Al-Qur'an Surah An-nur" cukup lantang anisa mengejanya

"In sha allah nis, semoga allah memudahkan langkah kita mendatangi majelis ilmu" jawabnya pelan

"ok, ow iya hampir lupa lagi, tadi pak akbar nanyain lu, kayaknya penting deh, emangnya ada hubungan apa sih lu sama pak akbar?" tanya anisa penasaran

"gak ada apa-apa nis, hubungan aku sama pak akbar itu hanya sebatas hubungan seorang dosen dan mahasiswa gak lebih dari itu, udah gak usah diomongin lagi nanti malah jadi fitnah"

"Ummm..aku mau nanya sesuatu nih, tpi lu harus jawab jujur?" pungkas anisa dengan tatapan yang sedikit meledek

"In sha allah, mau nanyain apa sih, serius amat nis" sembari tersenyum kecil melihat tingkah anisa

"lu pernah gak sih ngerasain jatuh cinta???" tanya anisa penasaran, kali ini tatapan matanya terlihat cukup serius

"Ahahahahaha, nis..nis..ada-ada aja lu,hahaha" sontak iksi tertawa lepas mendengar pertanyaan anisa

"ikkkhhh.,aku serius tau!!!" cetuh anisa sedikit kesal

"keheenaapa sih lu nanyain hal kek gitu nis?" lagi-lagj iksi berusaha menahan tawanya

"soalnya aku penasaran iksi, yang aku tahu kan selama ini lu gak pernah pacaran, trus ada banyak cowok yang ngedekatin lu tapi lu nya biasa biasa aja, ahayoo dong jawab iksi!!!" anisa merengek

" iya iya aku jawab, jujur sebenarnya aku belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta"

"Haaaaaaaa???, iksi bukannya sebagai manusia yang normal itu kan pasti merasakan yang namanya jatuh cinta" anisa terheran heran mendengar ucapan iksiru.

"jadi maksud lu? aku gak normal gitu?" iksi berbalik tanya

"yah, gak sih cuman aku heran aja umur lu udah segitu tapi lu belum ngerasain yang namanya jatuh cinta" anisa berceloteh lirih

"Hehe, aku sih positive thingking aja sama allah nis, mungkin allah belum memberikan rasa cinta itu kepadaku karena bisa jadi ketika allah memberikan rasa itu sejak beberpa tahun yang lalu mungkin saja aku termasuk salah satu wanita yang ahli maksiat dalam pacaran nis, tpi aku percaya allah akan menghadirkan rasa itu di saat yang tepat" sambil tersenyum mungil pada anisa.

"kamu nyindir aku yah!!!" anisa cemberut, seakan merasa tertampar dengan ucapan iksi yang tidak sengaja keluar dari mulutnya

"Maaf nis, aku gak ada maksud untuk nyindir kamu, kan kamu yang nyuruh aku buat jawab jujur, lagi pula jika kamu merasa tersinggung dengan ucapan ku, itu tandanya teguran dari allah buat kamu"

"aku dan ilham udah sepakat, nanti setelah sidang skripsi dia bakal ngelamar aku, aku juga udah gak tahan pacaran lama-lama iksi" anisa kembali menampilkan wajah cemberutnya

"semoga allah memudahkan niat baik kalian nis" dengan pelan iksi lalu menyentuh lengan anisa, sebagai tanda dukungan untuknya

"aamiin!!! makasih iksi atas do'anya" sesegera mungkin anisa memeluk sahabat terbaiknya itu

"iya kembali kasih nis, eh balik asrama yuk!! udah mau ashar nih"

"yuk!!"

mereka pun berjalan pulang menuju asrama putri yang letaknya tidak jauh dari kampus mereka.

......................To be continue....................

Jangan lupa rate bintang🌟⭐ 5 yah😁🤗

Episode 2

*Siapa Lelaki itu???

"Allah akbar! allahu akbar!" suara adzan subuh tengah berkumandang.

"Ummm..Hoaam! Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur, aamiin!..hei nis..nisa bangun udah subuh, ayo bangun sholat!" panggilku pelan sembari menepuk pelan bahu anisa yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Hoaam! Emm, Hoaam" Anisa yang enggan untuk membuka mata, terus saja ia menguap sembari menggaruk garuk kepalanya dan mengusap matanya, hal tersebut sudah menjadi lagu wajib bagi anisa saat dibangunkan sholat.

"Tutup mulut Nis, nanti dimasuki syaiton, hayu bangun, wudhu"

"Iya, iya Iksi"

Setelah wudhu merekapun menunaikan sholat subuh secara berjama'ah di imami iksiru, usai sholat pun mereka tidak melanjutkan tidur melainkan membaca Al-Qur'an sampai terlihat cahaya fajar yang menyinari setiap sisi jendela dan ventilasi asrama.

"Iksi, apa kegiatan lu hari ini?" tanya Anisa seketika.

"Hari ini aku mau berkunjung ke rumah respondenku dulu!"

" Responden lu ibu hamil kan?"

"Hu'um, sekalian ngecek status kesehatan mereka, masih ada waktu buat penelitian sebelum KKN Nis!" balas Iksi sembari menyiapkan kuesioner dan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan ibu hamil.

"Lu gak capek apah, istirahat lah sehari, jalan yuuk! kemana kek" dengan semangat Anisa mengajak Iksi, dengan menunjukkan mimik tubuh merayu berharap iksi termakan dengan ucapannya.

"Nis! sekarang tuh kita udah semester akhir, gak boleh berleha-leha, kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin, lu kan ada revisi, mending lu konsul deh sekarang dari pada ngelantur gak jelas" tegas iksi mengingatkan sahabatnya yang super santai itu.

"iya, iya aku mandi sekarang" kini Anisa mulai terperanjat dari duduknya, lalu tertatih mengambil seperangkat alat mandi menuju kamar mandi.

"Oh iya Nis, nanti WA kak Hilwa yah, nanyain jam berapa kita ngumpul"

"Ok!" jawab Anisa dengan nada yang lemas seperti orang yang tidak bersemangat untuk hidup.

Jam dinding telah menunjukkan pukul 16.15 WIB, iksi pun bergegas kembali ke asrama.

"Assalamu'alaikum!"

"Waalaikumusalam!" terdengar suara Anisa dari dalam menjawab salam, sembari membukakan pintu.

"Loh! lu gak konsul hari ini?" tanya iksi dengan tatapan heran melihat Anisa masih ada di dalam kamar, sementara Anisa hanya terdiam dan tersenyum kecil sambil menatap iksi.

"Serius Nis, lu gak konsul hari ini?"

"Hmm, Iksi! aku seneng banget hari ini!" dengan perasaan amat bahagia, sontak Anisa memeluk Iksi.

"Seneng kenapa Nis?" lagi-lagi Iksi kebingungan dengan tingkah Anisa.

"Proposal aku udah di ACC Iksi, jadi lusa aku udah bisa sidang proposal!"

"Ouw yah?"

"Iya! makasih loh Iksi, selama ini lu udah nyemangatin aku" Anisa kegirangan sambil mencubit kedua pipi iksi.

"Alhamdulillah! Nis, masya allah aku seneng banget dengernya, congratulation yah Nis!"

"Iya Iksi, pokoknya entar malem kita rayain, tenang aja aku yang belanja" Anisa masih kegirangan bahagia seakan tidak menyangka proposalnya sudah di ACC.

"Nis, bahagia seperlunya aja, entar malem kita ke pengajian dulu, kita kan udah janji sama kak Hilwa, ngerayainnya nanti aja setelah lu udah sidang skripsi, gimana?" terang Iksi sembari tersenyum kecil pada Anisa.

"Hmm! ya udahlah gak apa-apa!"

"Ok, kalo gitu kita siap-siap sekarang"

Setelah adzan maghrib berkumandang, Iksi, hilwa dan Anisa sudah berkumpul di masjid untuk menunaikan sholat maghrib berjama'ah sekaligus menghadiri kajian di masjid kampus.

"Ramai banget yah, aku sampai canggung loh kak, waduuh ganteng banget cowok-cowoknya" Anisa keheranan melirik ke kiri dan ke kanan para mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari institusi lain.

" Hei! jaga matanya Nis, hehe harusnya kak Hilwa yang canggung, ini kan kampus kalian"

"Ini dari jurusan kesehatan semua kak?" iksi yang sedari tadi membungkam kini mulai bersuara.

"Gak Iksi, mereka itu berasal dari berbagai fakultas dan jurusan dari setiap kampus yang diundang"

"Ough!"

"Assalamu'alaikum, wr.wb!" ucapan salam dari seorang ustadz yang memimpin kajian tersebut, menandakan kajian akan dimulai.

"Waalaikumussalam, wr.wb" sontak seluruh audiens menjawab salam yang dilontarkan oleh ustadz tersebut. Setelah kurang lebih satu jam ustadz menjelaskan isi Al-Qur'an surah An-Nur, kini saatnya masuk ke sesi tanya jawab.

"Ya allah udah masuk sesi tanya jawab, apa nih yang mau ditanyain" tiba-tiba Anisa menggerutu kebingungan sambil membolak balikan lembar Al-Qur'an.

Hilwa tampak tenang dan terlihat seperti dia sudah menyiapkan pertanyaan yang akan ia lontar kan hanya tinggal menunggu kesempatan yang diberikan saja.

"Iksi, lu udah punya pertanyaan belum?" tanya anisa dengan suara lirih

"Aku bingung Nis mau nanya apa?" Iksipun tak ubahnya dengan anisa, sedari tadi terus saja ia membolak balikan lembar Al-Qur'an yang dipeganginya.

Belum selesai mereka memikirkan pertanyaan, tiba-tiba iksiru dikejutkan oleh pertanyaan sederhana dari seorang lelaki yang ada di balik tabir, seketika jantungnya berdegup sangat kencang, perasaan gerogi dan takjub mendengar pertanyaan lelaki itu, rasa penasaran pun mulai menghantuinya. iksipun hanya bisa melongo setelah mendengar pertanyaan tersebut.

"Iksi ? Iksi? lu kenapa?" dari belakang terus saja Anisa menggerutu layaknya ulat bulu.

"amm! gak, gak knapa napa kok Nis, hehe" Iksi yang merasa terkejut dan sedikit kaku dengan lirih ia menjawab pertanyaan Anisa.

Setelah kajian usai, diakhiri dengan sholat isa berjama'ah, iksirupun masih saja penasaran dengan lelaki misterius yang bertanya tadi.

"kak Hilwa, Iksi, aku duluan ke asrama yah, udah kebelet nih dari tadi"

"hmm! iya, iya hati-hati yah" balas Hilwa, sementara Iksi hanya tersenyum mendengar ucapan Anisa, namun kepalanya masih saja dipenuhi dengan rasa penasaran terhadap lelaki yang bertanya tadi.

"Eem! Kak, boleh aku menanyakan sesuatu?" tanya Iksi sedikit canggung.

"Boleh, Iksi mau nanya apa?"

"Um! tadi lelaki yang menanyakan pertanyaan tentang aurat itu siapa yah kak?"

"Ow bentar" Seketika Hilwa melihat lihat jamaah yang ada di sekeliling mereka, yang juga sedang bersiap siap untuk pulang.

"Itu orangnya dek" sambung Hilwa, sambil menunjuk seseorang yang sedang asyik mengobrol dengan teman-temannya yang berada tidak jauh dengan mereka.

"Yang mana kak?" tanya Iksi untuk meyakinkan kembali.

"Tuh, yang pakai baju kemeja kotak kotak merah hitam dek"

"Ohough, namanya siapa kak?" Iksin sangat terkejut saat mengetahui ternyata lelaki itu yang melontarkan pertanyaan tadi, namun rasa penasaran masih saja menghantui iksi.

"Uhm, maaf dek, kalo namanya kak Hilwa kurang tahu, soalnya kak hilwa gak begitu kenal dekat sama dia, hanya yang sedikit kak Hilwa tahu dia itu mahasiswa UGM jurusan kimia murni dek, emangnya ada apa dek?" tanya Hilwa balik penasaran.

"Ouw, gak, gak kenapa napa kok kak, hehe, hanya suka aja dengan pertanyaannya" Iksi terlihat gerogi saat menjawab pertanyaan Hilwa.

"Ouw iya, jemputan kakak udah ada, kakak pamit yah" pamitnya sambil cipika cipiki dan bersalaman dengan iksiru.

"Iya kak, hati-hati dijalan yah kak!"

"Insya allah dek, assalamu'alaikum!"

"Waalaikumusalaam"

Simpan Komentar dibawah ya🤗

Episode 3

*Apakah Aku Jatuh Cinta???

Iksiru seakan lelah dan tak berdaya ia langkahkan kakinya menuju asrama, sesaat ia langsung rebahkan badannya di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit, dan masih dipenuhi berbagai macam pertanyaan yang ada di benakknya, yang tidak lain pertanyaan tentang lelaki misterius itu.

"Ya allah siapa nama lelaki itu? sudah semester berapa dia? apa hubungan nya dengan pak Akbar? wajar saja kak Hilwa gak tahu siapa namanya, aku aja yang sering berpapasan dengan pria itu selama tiga tahun ini, sampai saat ini akupun belum tahu siapa namanya, huuft dan kenapa semua pertanyaan ini muncul setelah sejauh ini" iksi bergumam dalam hati.

Tak sadar waktu telah menunjukkan pukul 02.25 WIB. Iksi masih saja gelisah dan sulit untuk memulai tidurnya hingga anisa pun terbangun.

"Iksi, umm! lu kenapa gelisah banget? " tanya Anisa dengan suara yang masih serak dan mata sayup-sayup melihat iksi.

"ammm, gak kok Nis, aku hanya gak bisa tidur aja malam ini"

Jelang pagi hari, iksi membantu Anisa untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam sidang proposal anisa besok.

"Alhamdulillah, makasih ya Iksi lu udah bantuin aku, huftt! hufftt!" cetuhnya sambil ngos-ngosan Anisa tampak kelelahan.

"Iya, kembali kasih Nis, yaudah kamu istirahat gih biar besok kamu vit lagi"

"Ok"

Keesokan harinya, Iksi turut menemani Anisa melakukan sidang proposal, semuanya berjalan lancar, namun ada beberapa catatan revisi untuk Anisa.

"Iksi, lu duluan aja ke asrama, nanti aku nyusul, aku mau ke ruang pembimbing aku dulu" kata Anisa dengan raut wajahnya yang sangat kelelahan.

"Iya, Nis semangat yah"

"Iya Iksi" balasnya sambil memeluk iksi dan berlalu pergi.

Usai sholat maghrib, iksi melirik Anisa yang masih terlelap tidur di ranjang atas, sontak iksi pun membangunkannya dan ternyata iksi terkejut saat memegang tubuh Anisa yg begitu hangat.

"Ya ampun Nis! lu demam kok gak bilang-bilang sih" jangankan untuk menanggapi ucapan Iksi, untuk membuka mata saja Anisa tampak kesulitan, hanya terlihat sesekali titihan air matanya yang berderai.

"Bentar yah aku ambilin obat dan termometer dulu" sesegeranya Iksi mengambil termometer lalu menempelkannya pada ketek Anisa

"berapa suhu tubuh ku, Iksi?" terdengar suara Anisa yang sanga pelan.

"39 derajat Nis, nih kamu minum obat dulu" sahut Iksi sembari menyedorkan obat untuk anisa

"iya Iksi, emm! Iksi boleh aku minta tolong gak?"

"Boleh Nis, minta tolong apa?"

"Tolong anterin revisi proposal ku ke pak Akbar, aku udah janji sama dia tadi, nganternya malam ini"

"Iya Nis, anternya dimana?"

"Di sekret BEM Iksi"

"Iya Nis, nanti aku anterin, nih kamu makan dulu setelah itu kamu harus istirahat"

"Makasih banyak yah Iksi"

"Iya kembali kasih Nis"

Iksi pun bergegas menuju ruang perkumpulan BEM, disana sudah ada pak Akbar yang menunggu kedatangan Anisa, tak lama kemudian langkah kakinya terhenti saat ia melihat banyaknya tumpukkan sandal didepan pintu, iapun tak punya keberanian untuk masuk.

Tepat didepan pintu yang hanya sedikit terbuka itu, Iksi melihat sosok lelaki misterius itu sedang mengobrol dengan pak Akbar dan beberapa mahasiswa lainnya, seketika jantung Iksi berdegup kencang lagi, saat ia akan kembali pulang tiba- tiba terdengar suara dari dalam menyebut namanya.

"Iksi?" panggil pak Akbar dari dalam ruangan.

"Iya pak" dengan canggung iya menoleh ke arah pintu

"Ada apa? itu berkas apa? sini masuk"

"Ya allah kenapa aku deg-deg kan gini" gumamnya dalam hati.

Dengan perasaan teramat canggung, Iksi memberanikan diri untuk masuk kedalam, tepat di arah sebelah kanannya, pria misterius itu duduk melipat kaki sambil mengotak-atik sebuah laptop, sepertinya ia turut membantu menyelesaikan pekerjaan pak Akbar.

"Ada apa Iksi?" seketika pak Akbar kembali melontarkan pertanyaan padanya.

"Ahm! ini pak, ini hasil revisi dari Anisa, maaf pak dia gak bisa datang soalnya dia lagi demam" lanjut Iksi dengan suara yang cukup gemetaran, sambil sesekali ia melirik pria misterius itu.

"Ow, yaudah nanti saya periksa yah, ayo Iksi dimakan snacknya" pak Akbar yang mungkin saja tahu sikap canggung Iksi, kemudian ia menyedorkan lebih dekat lagi beberapa bungkus snack dihadapan Iksi, Dengan tingkahnya yang malu-malu, Iksi kemudian mengambil sebungkus pilus garuda.

Detik waktu perlahan mulai terlewati, hanya terdengar suara canda dan tawa dari pak Akbar dan beberapa orang pria lainnya, namun sama sekali tak terdengar suara yang keluar dari mulut pria misterius.

"Ahm, pak kalo gitu aku pamit pulang yah"

"Loh! kenapa cepat sekali pulang?" tanya pak Akbar seakan iksi kelihatan tidak betah.

"Iya kenapa buru-buru? nama kamu siapa?" sambung lelaki misterius itu yang seketika mengubah irama jantung Iksi menjadi menjadi denyutan yang lebih kencang lagi.

"Namaku Iksiru Fakillah" wajah iksi pun seketika memerah saat menjawab pertanyaan dari lelaki misterius itu.

"Artinya?" tanya pria misterius itu lagi

"Artinya wanita yang penuh dengan sejuta rahasia" balas pak Akbar sambil tertawa kecil menatap wajah Iksi.

"Pak aku pamit dulu yah pak takutnya nanti anisa butuh apa-apa"

"Iya hati-hati yah Iksi, salam sama Anisa moga cepat sembuh"

"Iya pak, nanti saya sampaikan, assalamu'alaikum"

"Waalaikumussalam!" jawab mereka semua

Tepat didepan pintu gerbang kampus, iksi merasakan keanehan di kakinya sontak iapun terkejut mendengar ada yang mengucapkan salam dari belakang, dengan spontan ia pun membalikkan badannya dan ternyata...

"Maaf Iksi sendal kita ke tukar" dari belakang terdengar suara lembut lelaki misterius itu, sontak Iksi yang semakin gemetar melihat senyumannya seketika ia melepas sendal pria itu tanpa mengucapkan kata maaf, tanpa sepatah kata iapun langsung mengambil sandalnya lalu bergegas kembali ke asrama tanpa menjawab salam dari lelaki misterius itu.

Setibanya di asrama iapun termenung lagi seakan jantungnya akan berhenti seketika saat bertemu lelaki itu.

"Ya allah, aku kenapa? kenapa setiap kali aku bertemu lelaki itu aku selalu merasakan sesuatu yang aneh, dan akhir-akhir ini aku selalu memikirkannya, apakah aku sedang jatuh cinta? gak, gak mungkin!" terus saja ia menggumam sembari menepihkan perasaan yang ia rasakan saat ini.

**....................To be continue....................

simpan komentarnya di bawah yah👇😊**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!