Jeder⚡⚡⚡⚡⚡
Di temani kilatan Petir dan hujan yang membasahi bumi, terdapat Tubuh Ketiga Pria dewasa yang tengah meringkuk kedinginan di dalam sebuah tenda.
"Aduh Yon kok aku makin kedinginan begini ya?"Ucap Agus terbata karena sedang menghayati tubuhnya yang menggigil.
"CK. Kamu pikir aku enggak hah? Kamu lihat ini tanganku sampai membiru!"Ucap Yono sembari menunjukkan kuku jari-jarinya, Bahkan ia memperlihatkan tangannya yang menjadi keriput semua.
"Hahahaha" Suara tawa Agus dan Barata sampai tertawa terpingkal-pingkal karena melihat tangan Yono menjadi keriput seperti orang tua saja.
"Hus jangan berisik, Pamali magrib-magrib begini tertawa! Apalagi sedang hujan petir seperti ini."Gumam Yono pada kedua sahabatnya.
Kedua Pria yang tadi sempat tertawa akhirnya memutuskan untuk menghentikan tawanya, karena membenarkan apa yang tadi di katakan oleh sahabatnya yang bernama Yono. Memang di daerah Jawa selalu di ingatkan oleh para orang tua, jika sedang magrib tidak di anjurkan untuk keluar rumah ataupun berisik. Karena jam-jam seperti itu adalah jam-jam rawan, katanya banyak setan yang berkeliaran mengganggu manusia yang sedang sibuk dengan dunia.
"Aduh kok perutku sakit ya?"Keluh Barata sambil memegangi perutnya.
"Hoalah ta ta Kon itu mbok yo jangan mengada-ada! ini itu magrib ta, bisa tidak di tahan dulu sakit perutnya? Mana lagi hujan juga!"Ucap Agus dengan geleng-geleng kepala.
"Kamu pikir orang sakit perut bisa di prediksi kapan datangnya? Wes gak usah berisik, siapa yang mau nganter aku keluar sekarang?"
"Yono aja sana, aku mah ogah ta ta. Daripada ketemu kuntilanak di luar sana mending aku tidur."Ucap Agus sembari meringkuk bagaikan hewan trenggiling yang sedang berlindung dari predator.
Jederrrrr
Tiba-tiba saja lampu penerangan di tenda mereka meredup dan Tiba-tiba mati seketika.
"Walah"Teriak ketiganya kebingungan.
"Gara-gara kamu ini Gus Gus, pakai segala mengabsen mbak Kunti akhirnya begini to?"Sewot Yono sedikit emosi.
"Lo Lo Lo Kok aku sing di omeli? Barata itu Lo yang gak tau waktu. Masak pengen Buang Air besar kok jam segini? Mbok di tahan Sampek besok aja kan bisa. Bahaya lo malam-malam begini cari tempat pembuangan? Posisinya kita ini lagi di tengah hutan belantara, udah gitu sedang hujan, Lalu minim lampu penerangan. la terus nak tiba-tiba saja ada hantu lewat gimana kita melewatinya hah?"Cerocos Agus tidak terima.
Jederr
Tiba-tiba saja petir menyambar salah satu pohon di samping tenda mereka hingga tumbang.
Brak
CIT CIT CIT
Terdengar seperti suara anak ayam berada di sekitar Tenda ke tiga pria yang nampak ketakutan.
Srek srek srek
"Mati aku, Demit Ki, mesti demit gak salah lagi!" Ucap Barata dengan berlari keluar tenda guna melihat apa yang terjadi di luar. Alangkah kagetnya ia karena menyadari jika pohon besar yang ada di depan tenda mereka tumbang begitu saja, Apa lagi saat ini ia tidak sengaja melihat sosok mahluk seperti seorang perempuan berbaju merah tengah menatapnya dari belakang pohon yang ada di samping pohon yang tumbang tengah menyeringai padanya.
"Apa itu? Aku tidak salah lihat kan?masak iya di tengah hutan seperti ini ada perempuan sendirian? Eh tapi bisa jadi dia juga pendaki dan bisa saja ia sedang tersesat atau membutuhkan bantuan? aku harus menolongnya!"Batin Barata bermonolog.
Dengan segera ia berlari ke arah Wanita yang sejak tadi menatapnya tanpa ada rasa curiga sedikitpun di benaknya jika saja wanita yang dia lihat itu adalah mahluk dari dimensi lain!
"Mbak sedang apa di sini?"Tanya Barata dengan cukup Antusias, Ia tidak menyangka bisa bertemu wanita cantik di hutan seperti ini. Bahkan ia sampai lupa jika tadi ingin sekali buang Air besar! Benar-benar wanita adalah racun dunia pikir Author.
Sementara Di dalam tenda Agus dan Yono Benar-benar di buat gelisah dengan Keberadaan Barata yang tak kunjung kembali.
"Yon kau lihat keluar sana di mana Barata sekarang? Aku takut tu bocah tersesat! kamu tau kan ini tu hutan bukan Taman hiburan? Tu bocah baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat seperti ini"Ucap Agus.
"Halah kenapa enggak kamu aja yang nyariin Barata, kenapa harus aku?kamu gak lihat di luar hujan lebat begitu?"Protes Yono tidak terima.
Hingga mereka berdua sangat lama beradu argumen dan tidak ada yang saling mau mengalah. Beda penglihatan di mata dua sahabatnya, jika di penglihatan Yono dan Agus saat ini sedang hujan lebat dengan angin yang cukup kencang! justru sebaliknya, di penglihatan Barata tempat itu terasa sejuk bahkan seakan tidak pernah terjadi hujan. Apalagi di hadapannya berdiri sesosok gadis cantik yang sejak tadi menatapnya lembut. Namun aneh bagi Barata kenapa sosok di depannya seakan malu-malu melihatnya? Apalagi melihat wajahnya memang cantik, namun ada yang berbeda tapi apa?.
"Tunggu dulu! Kenapa di bawah hidungnya tidak ada filtrum nya jangan-jangan Dia bukan?"
Deg
Jantung Barata berdetak lebih kencang kala menyadari jika apa yang di lihatnya bukanlah Manusia biasa. Barata memanglah peka dengan hal-hal berbau mistis. namun terkadang dia terlambat membedakan mana yang astral mana yang nyata, dan kali ini dia lagi-lagi mengalami hal yang sama.
Hihihihihihi
Bukannya menjawab serentetan pertanyaan Barata, Wanita berbaju merah itu malah asik tertawa seraya berjalan menjauh dari Barata yang terus memanggilnya.
''Han-Hantu" Karena Shock Barata malah jatuh seraya merangkak mundur setelah melihat punggung wanita itu yang bolong.
Dengan terburu-buru Barata berlari bermaksud untuk kembali ke arah tendanya yang tidak begitu jauh dari pohon di mana wanita cantik tadi berdiri. Alangkah terkejutnya saat dirinya kembali tapi tidak mendapati di mana tenda yang ia tempati bersama teman-temannya.
"Lah kemana Yono dan Agus? Jangan bilang jika mereka ninggalin aku sendiri di sini?"Gumam Barata berprasangka jelek."Gus,Yon! Kalian dimana?"Ucap Barata dengan berteriak kencang. Dia sampai lupa jika posisinya saat ini ada di tengah Hutan belantara, dan mitosnya jika berteriak di dalam hutan bisa memanggil mahluk tak kasat mata mengganggunya. Tidak mau menyerah begitu saja ia terus berputar-putar mengelilingi tempat tersebut namun tetap saja di pandanganya jika tenda mereka sudah tidak ada. Lain halnya di penglihatan Agus dan Yono yang masih setia meringkuk di dalam tenda. Tadi setelah keduanya berdamai mereka sepakat untuk keluar mencari Barata bersama, namun belum sampai mereka keluar tiba-tiba saja tenda mereka seperti di guncang dari luar.
"Yon ada apa ini Yon?"Ucap Agus sembari berpegangan Kuat di tangan sahabatnya Yono.
"Mana aku tau Gus, Apa ada gempa bumi ya di luar sana?"Ucap Yono asal.
"Hus gemblung, mana ada gempa bumi yang getar tendanya bukan tanahnya?"Sindir Agus sambil geleng-geleng kepala.
"Ya siapa tau Gus, namanya juga usaha!"Ucap Yono sembari menyengir kuda.
Di pengelihatan ketiganya benar-benar berbeda. Waktu pun yang di habiskan juga jauh berbeda, Ternyata hilangnya Barata sudah hampir 3 hari lamanya! Sedangkan menurut Barata ia meninggalkan tenda baru beberapa menit saja dan saat ini dia sedang bersama wanita yang tadi sempat ia lihat.
...⚡⚡⚡⚡⚡...
Yono nampak melamun, Sudah 3 hari mereka mencari Barata namun tak kunjung ketemu juga. Mereka sudah Pasrah. perbekalan mereka sudah habis namun Barata tidak ada tanda-tanda akan batang hidungnya.
"Yon gimana ini?"Seru Agus dengan nelangsa. Ia dan Yono tengah duduk di bawah pohon besar yang 3 hari lalu sempat tersambar petir sebelum menghilangnya Barata."Aku heran, kok bisa ya tiba-tiba Barata hilang bak di telan bumi. Atau jangan-jangan Dia di gondol kalong Wewe apa?"
"Hus sembarangan kalau bicara!"Protes Yono dengan celingak-celinguk mengamati sekitarnya. "Kamu itu kalau ngomong jangan asal ya? Aku sebenarnya juga sudah Curiga Dari awal hilangnya Barata itu nampak aneh.tapi aku tidak bisa memastikan." Ucap Yono sembari menyandarkan punggungnya ke pohon besar yang ada di belakangnya.
"Trus gimana?" Jujur saja aku sudah lelah, Apalagi bekal makanan kita hanya cukup sampai Besok pagi." Ucap Agus dengan kesal.
Cit_____Cit____Cit
"Eh Yon kamu dengar gak?" Ucap Agus dengan menajamkan pendengarannya. tangannya ia letakkan di belakang telinganya.
"Apa?"
"Itu kayak suara Ayam."Ucap Agus dengan berdiri dari duduknya guna mencari keberadaan Ayam yang tadi ia dengar."Ayo Yon kita cari ayamnya, Lumayan Kan buat bekal makan!" Ucap Agus dengan tersenyum senang. Ia tidak sabar menangkap anak ayam yang sudah membuat perutnya keroncongan, lumayan bisa di bakar nanti malam.
"Hus Gak baik nangkap ayam malam-malam Gus. Lagi pula apa kamu yakin itu beneran ayam?"Kesal Yono,
"Yee ini baru Jam setengah 6 Gus belum malam. Yok keburu ayamnya jauh Yon!"Kini giliran Agus yang kesal karena sahabatnya yang bernama Yono itu nampak Malas-malasan.
"Sini deh tak kasih tau!"Ucap Yono sembari berbisik.
"Apa sih?"
"Sini"Ucap Yono sembari Melambaikan tangannya, kode agar sahabatnya yang bernama Agus mau mendekat padanya.
Dengan Malas Agus akhirnya menghampiri Yono yang tengah duduk di bawah pohon, lalu duduk di sampingnya."Apa cepat katakan?"Cecar Agus pada ahirnya.
"Kamu ingat gak legenda Yang ada di Gunung ini Gus?" Ucap Yono dengan berbisik, sebenarnya ia tidak mau membahas soal ini. Tapi karena Sahabatnya itu ngeyel ingin menangkap Ayam membuatnya jadi ingat akan sesuatu.
"Legenda, Legenda apa? Ini sudah modern Yon, kamu masih aja percaya sama Legenda!" Cibir Agus dengan geleng-geleng kepala.
"Ye kamu itu jangan salah, walau ini di bilang legenda tapi nyatanya sudah banyak korbannya. kita kan tidak tau hari Apes itu seperti apa, jadi jangan suka menyepelekan!" Kesal Yono pada Akhirnya.
"Ya ya ya, memangnya legenda apa yang ingin kau bicarakan?" Ucap Agus dengan penasaran.
"Legenda Kuntilanak Merah."
Deg
Jantung Agus berdetak lebih cepat dari pada biasanya, entah kenapa Mendengar apa yang di ucapkan sahabatnya itu membuatnya sedikit gemetar. "Kamu jangan nakut-nakutin Yon, Gak lucu tau."Cibir Agus.
"Aku gak nakut-nakutin, dengerin makanya biar jelas." Ucap Yono sembari melambaikan tangannya agar Agus lebih mendekat padanya.
Mau tidak mau Agus mendekatkan telinganya pada sang sahabat, sebenarnya ia juga cukup penasaran dengan legenda itu. Katanya setiap pendaki yang hilang di gunung ini karena ulah mereka, si kuntilanak merah. Mereka suka membuat para pendaki tersesat hingga mereka terpisah dari rombongannya.
"Katanya jika ada suara anak ayam itu pertanda jika si Kunti merah sedang ada di dekat kita Gus!" Ucap Yono dengan berbisik.
Agus langsung menjauhkan kepalanya dari sisi Yono serta menatap sahabatnya itu dengan tajam. Namun sedetik kemudian ia tertawa sumbang dengan bertepuk tangan. "Hahahaha Kau percaya itu? Kau itu berpendidikan tapi percaya dengan cerita legenda seperti itu?"
"Hus, di bilangin jangan berisik!" Ucap Yono sembari menatap sekitar, ia tau ini sudah waktu masuk magrib, dengan tergesa ia berusaha bangkit dari duduknya guna masuk ke dalam tenda.
"Hei kau mau kemana?" Teriak Agus tak terima di tinggal begitu saja oleh sahabatnya.
Yono tak menggubris ucapan Agus, yang jelas ia mau cari aman saja dengan masuk tenda. Ia trauma dengan hilangnya Barata, jadi alangkah lebih baiknya berdiam diri di tenda seperti kata orang tua."Jika magrib pulang kerumah, tutup pintu dan jendela. Pamali jam seperti itu di luar jika bukan karena terpaksa." Ia memegang teguh Prinsip yang di ajarkan oleh orang tuanya sejak kecil, bahwa aturan itu di buat pasti ada alasannya.
Agus yang di abaikan, akhirnya memilih mengikuti Yono masuk ke dalam tenda walau jujur saja hatinya sangatlah kesal. Niatnya berburu ayam terpaksa ia urungkan demi ingin mendengar lanjutan cerita dari sahabatnya mengenai legenda Kuntilanak Merah. Jujur saja ia sangatlah penasaran, bagaimana awal Mula legenda itu muncul.
Sesampainya Agus di dalam tenda, ia mendapati Yono sudah bergulung selimut di dalam sana. "CK bangun!" Kesal Agus dengan menepuk bokong Yono sedikit keras.
"CK. Sialan sakit tau!"Umpat Yono dengan mengelus bokongnya yang terasa kebas.
"Siapa suruh magrib-magrib malah tidur. Magrib itu duduk! Zikir kalau perlu. Sholat gih!"Ucap Agus sok bijak.
"Heleh kesambet Setan apa ini bocah? Bukanya tadi kamu tidak percaya takhayul, kenapa sekarang jadi ceramah?" Cibir Yono sembari menjulurkan lidah kesal.
"Halah malah ngajak debat!"Protes Agus dengan menarik tangan sahabatnya itu agar duduk. Berhasil, Yono akhirnya duduk dengan tenang di hadapannya."Cepat ceritakan asal mula Legenda Kuntilanak itu."Ucap Agus tak sabaran.
"CK. Aku tidak terlalu paham soal itu. yang jelas, dulu bapakku pernah bilang katanya di hutan gunung ini itu terdapat kerajaan gaib yang penghuninya berjenis kelamin perempuan. Dan mereka di pimpin oleh seorang raja dengan keturunan yang memiliki Jubah merah. cara kasarnya seperti kasta, jika bangsawan warnanya merah. Jika rakyat jelata berwarna putih."Ucap Yono sembari mendesah pelan. Ia menjeda ceritanya sejenak."Mereka juga seperti manusia yang ingin menikah, jika ada yang dapat memperistri mereka maka akan kaya raya dalam hidupnya. Maka dari itu bangsa mereka suka memperdaya manusia dengan harta agar mau menikahi mereka dan secara tidak langsung menukar jiwa mereka untuk harta. Legendanya banyak sekali pria dari bangsa manusia yang menjadi tumbal godaan harta para kuntilanak ini. Tapi belum Puas mereka menikmati harta pesugihannya banyak yang mati!"Ucap Yono menyudahi ceritanya.
"Terus kenapa mereka mati? Apa karena tidak ngasih tumbal?" Cecar Agus, ia kira jika pesugihan kuntilanak memiliki sistem yang sama dengan yang lainnya.
"Katanya sih jika sudah menikahi salah satu dari mereka (Kuntilanak), kita tidak boleh menikah dengan bangsa manusia. jika kita melakukannya maka sama saja kita Mengkhianati mereka!" Ucap Yono.
"Jadi maksudmu kuntilanak itu cemburu begitu?" Cibir Agus dengan tertawa sumbang.Menurut Agus cerita Yono itu tidak masuk akal.
Diar⚡⚡ ⚡ ⚡
Srek srek srek
Tiba-tiba petir menyambar dan hujan deras seketika membuat kedua pria itu terjungkal kaget dan bersembunyi di dalam selimut mereka.
"Suara apa itu?" Suara Agus pelan.
"Tuh kan aku bilang apa? Jangan sembarang bicara. Mau tidak percaya nyatanya kita memang hidup berdampingan dengan bangsa mereka!" Ucap Yono lirih. Ia sungguh kesal setengah mati dengan sikap Agus yang nampak biasa saja seperti tidak punya dosa.
"Heleh bilang aja kamu takut! Sini suruh menampakkan diri. Aku tidak takut." Ucap Agus jumawa hingga tiba-tiba petir menyambar untuk kedua kalinya.
⚡⚡⚡ jeder.
Huss💨💨💨 angin berhembus cukup kencang menerpa tenda mereka, jelas saja Yono dan Agus kelabakan karena tenda mereka seperti akan terangkat tembang.
Di saat suara angin bergemuruh, Di sana pula terdengar samar-samar seperti suara seseorang menerapkan mereka.
HIHIHIHIHIHI
Sontak keduanya semakin ketakutan dan memilih membungkus tubuh mereka di dalam selimut sampai pagi dan hujan mereda.
...🔥🔥🔥🔥...
Keesokan harinya Yono dan Agus memutuskan untuk turun gunung terlebih dahulu setelah memutuskan menyerah mencari Barata sendirian. selama 3 hari berturut-turut, Mereka berupaya mencari sendiri, namun tidak ada hasilnya. Apalagi selama proses pencarian, mereka tak hentinya mendapatkan terur dari bangsa Jin tak kasat mata yang terus berupaya membuat mereka ikut tersesat. Kini mereka turun untuk mencari bantuan ke pada tim SAR dan juga warga di lereng gunung itu untuk membantu mencari sahabatnya yang tiba-tiba saja menghilang bak di telan bumi.
"Gus kamu yakin jika kita bisa menemukan Barata setelah ini?" Ucap Yono dengan nafas yang memburu karena merasa sangat lelah setelah seharian mencari Barata, dan kini mereka memutuskan untuk langsung turun gunung saja guna mencari bantuan.
"Ya gimana ya? Yakin tidak yakin ya harus kita coba! Mau bagaimanapun Barata itu teman kita Yon. Masak kamu tega lihat Barata sendirian di tengah hutan sana?"Jawab Agus sekenanya. Dia sendiri pun bingung bagaimana bisa Tiba-tiba saja sahabatnya itu menghilang? Padahal ia keluar Tenda baru beberapa menit saja, itupun bareng dengan mereka juga. Tapi entah mengapa saat mereka memanggil nama Barata mereka tidak mendapatkan respon dari yang bersangkutan, malah mendapati Barata hilang begitu saja tanpa jejak.
"Ya Udah ayo kita lanjutkan turun, sepetinya hari sudah mau gelap dan akan turun hujan juga!"Ucap Yono sembari melangkahkan kakinya kembali, di ikuti oleh Agus yang setia berjalan di belakangnya.
Setelah sampai di depan Pos 3 tempat pendakian, tiba-tiba saja Agus terkulai tidak sadarkan diri tanpa sebab.
Bruk.
Alangkah kagetnya Yono melihat sahabatnya tiba-tiba saja jatuh terkulai lemas dengan mata terpejam. Dengan segera Yono melihat keadaan sahabatnya itu dan berteriak dengan suara yang begitu nyaring.
"Tolong,Tolong."Teriak Yono sembari menepuk-nepuk Pipi Agus dan berusaha memangku tubuh Agus yang nampak sangat dingin dan pucat."Aduh biyuh Gus,Gus kamu ini kenapa?"Gumam Yono Dengan expresi wajah Panik.
Namun tidak ada satu orang pun yang datang pada mereka. Tak mau menyerah Yono terus berusaha berteriak memanggil siapapun yang bisa di mintai tolong! Ia berlari memutari pos itu beberapa kali, tapi nyatanya ia tidak mendapati siapapun di tempat itu.
"Astaghfirullah, ini semua orang pada kemana?"Cerocos Yono sambil mengusap wajahnya dengan sangat kasar. lalu ia berlari kembali ke arah tubuh sang Sahabat yang terbaring di pelataran Pos dengan posisi menggigil.
"Lololo Gus kamu kenapa?Aduh Gusti bagaimana ini?"Teriak Yono dengan memeluk tubuh sahabatnya karena mengira jika Agus sedang kedinginan atau hipotermia.
Sementara itu, tadi Saat berjalan mengikuti Yono. Tiba-tiba Agus merasakan seperti melihat sosok perempuan tengah tersenyum menyeringai ke padanya. Dan di saat ia ingin memanggil Yono, tiba-tiba ada sesuatu yang seakan menariknya dari atas kepalan hingga ia jatuh terkulai pingsan. nyatanya Sukma Agus ternyata di bawa oleh salah satu Kuntilanak yang sejak awal mengincar sukmanya. Ia terjebak di antara dunia nyata dan dunia gaib. Di saat bangun dari tidurnya dalam pikiran Agus ia merasa kebingungan, karena tiba-tiba saja ia sendirian di sana dan tidak mendapati jejak dari sahabatnya yang sejak tadi berjalan bersamanya, menyusuri hutan Gunung terbesar di Jawa.
"Yon Yono."Teriak Agus sembari berputar-putar saja di tempatnya semula."Iki kok tiba-tiba semua orang ilang begini bagaimana ceritanya?"Gerutu Agus tak kuasa menahan ketakutannya."Buk Ibuk, Agus takut Buk.Tolong Agus buk!"Teriak Agus lagi.
Hingga tanpa di sadari Agus ada seseorang yang tiba-tiba saja menepuk punggungnya.
Puk
Kaget Agus yang tiba-tiba terperanjat dari posisi duduknya dengan mengelus dada. "Astaghfirullah."Teriak Agus sembari berdiri dari duduknya, Ia di buat terperangah menatap siapa yang kali ini berdiri di hadapannya. Antara percaya atau tidak, Agus sampai mengusap kedua matanya bergantian dengan kedua tangannya! ia melihat sesosok wanita cantik berdiri menggunakan gaun ala wanita di jaman dahulu seperti kebaya namun model klasik sedang menatapnya dengan tersenyum malu-malu.
"Kamu siapa?"Tanya Agus sembari mengedipkan matanya beberapa kali guna memastikan lagi kalau ini bukanlah mimpi.
Namun bukannya mendapatkan jawaban, wanita itu justru berjalan menuju suatu tempat yang tiba-tiba saja nampak seperti sebuah gerbang yang terbuat dari kayu jati yang menjulang tinggi di hadapannya.
"Loh loh loh, Mbak mau kemana?"Tanya Agus sembari berjalan mengikuti wanita itu."Loh ini gerbang apa? Perasaan tadi aku tidak melihat di sini ada gerbang setinggi ini? Apa aku yang salah lihat atau bagaimana?"Gumam Agus dalam hati. Namun karena jiwa penasaran yang sangat tinggi membuatnya tetap fokus mengikuti wanita asing yang ia lihat tadi hingga mereka masuk ke dalam gerbang itu tanpa Agus sadari.
Deg
"Han----hantu"
Agus berteriak keras saat baru menyadari, dari belakang punggung wanita cantik tadi mengeluarkan belatung dan terdapat lobang yang begitu besar hingga membuatnya ingin sekali muntah.
Hingga sedetik berikutnya pria itu tumbang tak sadarkan diri.
Hwkhwkhwk
Kuntilanak yang bertugas menggoda Agus dan membawanya ke dimensi lain tertawa puas. Akhirnya ia menemukan salah satu korbannya yang akan selamanya tinggal bersamanya nanti.
Sementara Yono yang berada di dekat tubuh Agus berusaha membopongnya untuk mencari pertolongan, karena mendapati tiba-tiba saja tubuh Agus memburu setelah sempat kejang-kejang tadi.
"Ya ampun Gusti, Ini kenapa sebenarnya? Sudah Barata hilang tanpa jejak. Kini ganti Agus yang tiba-tiba saja tidak sadarkan diri seperti ini? Tolong, Tolong siapa yang bisa nolong kami saat ini, saya janji kalau perempuan bakalan tak nikahi. Jika laki-laki bakalan tak jadiin suami!"Ucap Yono sembari menepuk mulutnya yang salah bicara."Eh salah maksudku jadikan Saudara laki-laki." Imbuhnya lagi.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dengan membopong tubuh Agus, Akhirnya Yono tidak sengaja melihat segerombolan orang yang berjalan berlawanan arah dengannya. Ia berfikir itu adalah rombongan pendaki yang ingin naik ke atas gunung seperti dirinya.
"Tolong tolong."Ucap Yono seperti mendapatkan angin segar.
Semua orang melihat ke arah Yono dengan pandangan aneh.
"Tolong mas Teman saya sakit. Saya tidak tau tiba-tiba saja tadi dia pingsan saat kami memutuskan untuk turun setelah beberapa hari bermalam di puncak!"Jelas Yono dengan nafas ngos-ngosan.
Seluruh Tim pendaki yang melihat gelagat aneh Yono pun memutuskan untuk menolongnya dan memberikan bekal seadanya untuk di makan oleh Yono dan juga Agus. Dengan tidak sabaran Yono memakan makanan yang di berikan oleh seseorang yang membawa bekal makanan untuk rombongan pendaki tadi.
"Mari mas saya antar! Kebetulan saya tidak ikut mendaki karena tugas saya hanya mengantar mereka sampai pos 3 dan mereka melanjutkan perjalanan sendiri sampai puncak nanti."Jelas seseorang sepetinya adalah penunjuk arah bagi para pendaki. Kebetulan juga ia adalah orang asli dari suku yang berdiam di lereng gunung itu.
Yono yang paham akan instruksi Warga itu Akhirnya memutuskan untuk ikut saja dengan orang itu. Bahkan orang yang terlihat seperti warga desa itu membantunya untuk membopong tubuh Agus guna membawanya segera untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Tidak berselang lama nyatanya mereka sudah sampai di Pos Dua dan sudah di tunggu oleh tim evakuasi untuk membawa Agus segera ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan. Sementara Yono sekarang di interogasi oleh para petugas guna mendapatkan keterangan darinya guna mencari keberadaan Barata yang katanya tiba-tiba saja menghilang sesuai keterangan yang di sampaikan Warga desa tadi kepada petugas.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!