“Rosela, tunggulah di ruang tunggu pengantin. Aku mau ke belakang dulu,” ucap seorang pria tampan bernama Damar setelah mengantar calon istrinya masuk ke ruang tunggu sebuah gedung pernikahan yang ia sewa. Senyumnya dibuat semanis mungkin agar wanita yang akan dinikahinya semakin terpesona padanya.
“Iya, jangan lama-lama, acara pernikahan kita akan segera di mulai.” Wanita cantik bernama Rosela itu melepas genggaman tangan calon suaminya. Wajahnya merah merona karena terlalu Bahagia. Akhirnya, hari ini ia akan melepas masa lajang.
Pasangan calon pengantin itu tampak sangat serasi dengan gaun pengantin yang mereka kenakan bernuansa modern. Terlihat sangat elegan dan sedap dipandang. Ditambah visual para mempelai bak seorang pangeran dan putri raja. Siapapun yang melihatnya pasti ikut bahagia. Satunya cantik, satunya lagi tampan.
“Ehm. Hanya sebentar.” Damar tersenyum menatap wajah cantik calon istrinya. Iapun pergi keluar ruangan dan menghilang ditikungan.
Sebenarnya, Rosela sangat gugup. Ia senang karena sebentar lagi, ia tak perlu tinggal serumah dengan kakak dan ibu tirinya yang jahat padanya. Penderitaan Rosela bak seorang Cinderella akan berakhir begitu ia resmi menjadi istri Damar. Sebab, setelah ini ia akan tinggal bersama dengan keluarga suaminya. Bukan dengan keluarga tirinya lagi.
Pria tampan Bernama Damar meminang Rosela beberapa minggu lalu. Damar bekerja sebagai manajer sebuah Perusahaan besar yang bergerak dibidang property. Secara materi, Damar bisa dibilang mapan. Hidup Rosela bakal terjamin setelah ini. Ia tak perlu menderita lagi.
Selain tampan Damar dikenal sangat sayang dengan keluarganya. Ia juga mencintai Rosela, sejak mereka duduk di bangku SMA. Dan sekarang sudah waktunya juga mereka berdua melangkah ke jenjang pernikahan setelah sekian lama menjalin kasih.
Mendekati acara, Rosela jadi semakin gugup. Ia menunggu kedatangan calon suaminya yang tak kunjung datang juga. Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan sebuah pesan masuk. Rosela membuka pesan yang ternyata berasal dari kakak tirinya.
Pesan pertama berisi tentang ucapan selamat atas penikahan Rosela dengan Damar. Tapi pesan berikutnya, berupa video yang membuat hati Rosela ketar-ketir. Pasalnya, kakak tirinya yang bernama Emma itu sering mengganggu dan menjatuhkan mental Rosela dengan hal-hal negatif. Seperti minta uang Rosela, merusak barang-barang Rosela dan bahkan sering menebar fitnah tentang dirinya.
Cacian, makian, dan hinaan sudah menjadi makanan sehari-hari Rosela yang ia dapat dari kakak dan ibu tirinya. Selama bertahun-tahun, Rosela hidup dalam penderitaan dan sudah saatnya ia keluar untuk merasakan kebahagiaan bersama Damar. Kini, ia tak perlu lagi peduli pada keluarga tirinya yang selalu jahat padanya.
Tidak ada yang tahu kenapa Emma sangat membenci Rosela. Padahal sebagai adik tiri, Rosela tidak pernah membencinya. Untungnya, Damar lebih percaya Rosela ketimbang Emma yang sudah tahu seperti apa tabiat kakak tirinya sehingga hubungan mereka sampai ke jenjang ini.
Sekarang adalah hari bahagia Rosela, ia tahu video kiriman kakaknya pasti berisi hal yang akan menyakitkan hatinya. Makanya Rosela mengabaikan pesan itu dan mematikan ponselnya. Ia hanya ingin fokus dengan pernikahannya dan tak ingin diganggu oleh siapapun.
Sebentar lagi, Rosela tak perlu berhubungan dengan ibu dan kakak tirinya yang jahat, jadi Rosela hanya perlu bertahan sampai acara pernikahannya selesai.
“Kenapa kau tidak baca pesanku?” tanya seorang wanita yang tiba-tiba saja muncul dari balik pintu. Wanita itu, siapa lagi kalau bukan kakak tiri Rosela.
“Ponselku mati,” jawab Rosela berbohong. Ia juga pasang wajah dingin.
“Kau sudah membacanya. Kau sengaja mematikannya kan? Kau tak mau tahu apa isi video yang kukirimkan padamu?” tanyanya langsung nyelonong masuk tanpa izin. Emma selalu saja bersikap seperti biasanya. Sombong dan juga angkuh. Ia suka sekali mengintimidasi adik tirinya.
Rosela diam saja, ia juga tak mau melihat wajah sinis kakak tirinya. Ingin rasanya ia mengusir Emma dari sini karena membuat suasana hatinya jadi kacau. Tapi ia tidak bisa, hati Rosela terlalu lembut dan tidak tegaan. Makanya ia sering sekali ditindas.
“Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu.” Emma terus saja mengintimidasi adik tirinya. “Aku … hamil anak Damar,” tuturnya tanpa basa-basi.
Mata Rosela langsung terbelalak mendengar pengakuan kakak tirinya. Tentu saja Rosela tidak langsung percaya begitu saja. Sudah banyak sekali kebohongan yang dilakukan Emma dan kali ini Rosela tidak akan pernah tertipu dengan tipu muslihat Emma.
“Kau jangan bohong, jika kau bicara seperti itu hanya untuk menggagalkan pernikahanku, maka itu tidak akan berhasil.”
“Sudah kuduga kalau kau tidak percaya.” Emma membuka tasnya dan dan mengeluarkan selembar foto hasil USG yang menandakan kalau ia tidak bohong dengan kehamilannya. “Bukti bahwa ayah dari anak ini adalah Damar, kau bisa lihat video yang kukirimkan padamu,” ucapnya sambil menyerahkan foto USG kehamilannya pada Rosela.
Dengan tangan gemetar dan hati yang berkecamuk, Rosela menatap foto itu dengan bibir bergetar. Hatinya sakit, jantungnya serasa ditusuk-tusuk. Tapi ia masih belum percaya pada semua yang dikatakan kakak tirinya ini.
Untuk membuktikannya, Rosela kembali menyalakan layar ponselnya dan membuka pesan Emma. Betapa terkejutnya Rosela saat menyaksikan video yang ternyata berisikan adegan ranjang antara Damar dan Emma sengaja direkam di sebuah kamar. Bahkan pasangan peselingkuh itu sudah merencanakan akan menikah dan mencampakkan Rosela.
Hancur sudah hati dan jiwa Rosela setelah mengetahui calon suaminya tega mengkhianatinya seperti ini. Ia sungguh tidak bisa percaya tapi semua bukti terpampang nyata didepannya. Entah anak yang dikandung kakak tirinya ini benar anaknya Damar atau bukan, yang jelas dua orang itu sudah bermain api dibelakang Rosela dan melakukan hubungan terlarang. Hal itu jelas tak bisa dimaafkan.
Hati wanita mana yang tidak tersayat-sayat hatinya mengetahui fakta menyakitinya ini. Saking sakitnya, Rosela langsung berlari meninggalkan ruangan menuju pintu keluar sambil berlinang air mata.
Masih sambil mengenakan gaun pengantin yang melekat erat ditubuhnya, Rosela menerobos kerumunan orang dan menabrak semua benda yang ada didepannya sehingga menimbulkan kegaduhan. Semua orang menatap bingung Rosela yang menangis tanpa henti tapi tak satupun dari mereka menanyakan apa yang terjadi. Tubuh gadis itu lemas lunglai, tapi ia tak ingin berhenti di sini.
Sekuat tenaga, Rosela berlari keluar gedung menuju jalan raya. Pikirannya kacau dan ia tak bisa mendengar suara-suara yang ada di sekelilingnya. Seruan-seruan orang yang memanggil-manggil namanya juga tak ia hiraukan.
Sampai akhirnya, Rosela tiba di pinggir jalan dan langsung menyeberang jalan raya tanpa melihat kanan kiri. Akibatnya, banyak pengendara mobil maupun motor menghentikan laju kendaraan mereka secara dadakan. Umpatan dan sumpah serapah mulai terucap bersamaan dengan bunyi klakson yang memekikkan telinga.
Saking cepatnya berlari, Rosela hampir saja tertabrak sepeda motor yang melesat cepat kearahnya. Untung saja pengendara motor itu segera mengerem tepat waktu sampai motor bagian belakang terangkat ke atas dan berhenti tepat di pinggir Rosela yang sudah menutup wajahnya dengan kedua tangan.
“Woy!” bentak sang pemotor itu kesal dengan apa yang dilakukan Rosela karena telah menyeberang sembarangan.
Situasi berbahaya hendak menimpa pria pengendara motor itu karena dari arah kana dan kirinya tampak telihat truk dan mobil melaju cepat kearahnya. Pria itupun terpaksa merentangkan kedua tangannya untuk menghentikan laju semua pengendara yang lewat disekitarnya agar tak terjadi tabrakan beruntun.
Hal ajaib pun terjadi. Semua mobil dan motor serta kendaraan bermuatan besar lainnya mendadak berhenti seketika. Padahal pengemudinya tidak mengerem laju kendaraan mereka.
BERSAMBUNG
***
Karena suasana sedang kisruh, tidak ada yang menyadari bahwa berhentinya semua kendaraan diakibatkan kekuatan seorang pemuda yang duduk di atas motor dekat Rosela. Pemuda itu tampak kesal tapi tidak ia tunjukkan. Wajahnya juga tak terlihat karena ia masih menggunakan helm teropong. Ia tetap duduk di atas motor dan mengamati Rosela.
Para pengendara di sekeliling mereka sangat emosi dengan aksi Rosela yang menyeberang jalan sembarangan. Mereka semua mulai ramai mengeluarkan umpatan dan sumpah serapah yang mereka tujukan pada Rosela.
Sedangkan yang di umpat malah bingung sendiri karena ia mengira hidupnya bakal berakhir. Tapi ternyata tidak. Ia masih hidup dan bisa mendengar orang-orang menyebutkan seluruh isi nama-nama kebun Binatang dari dalam kendaraan mereka.
“Kalau pengen mati jangan di sini! Cari tempat lain aja sana!” bentak seorang pria dari dalam mobil. Pria tersebut marah dan emosi tapi karena dia buru-buru, pria itupun Kembali melajukan mobilnya disusul dengan para pengendara lainnya.
Kini tinggal pria bermotor yang masih duduk diam di atas motornya di saat semua pengendara mulai berlalu Lalang menghindarinya. Pria tersebut heran, kenapa ada Wanita berpakaian pengantin berlari ke tepi jalan. Dari sikap Rosela ini ia bisa menebak sesuatu yang buruk tenga terjadi pada wanita yang hamper saja ditabraknya.
“Kau bisa berdiri?” tanya pria itu, antara kasihan dan kesal melihat Rosela. Tadinya ia mau pergi tapi tak tega melihat Rosela dalam keadaan berantakan begitu. Gaun pengantinnya yang terbuka juga bisa menimbulkan masalah lain. Mau tidak mau ia turun dari atas motor lalu memakaikan jaketnya pada Rosela untuk menutupi tubuh bagian atas Wanita cantik itu.
Rosela masih shock, saking shocknya, ia tidak bisa berdiri dan hanya duduk di atas aspal seperti orang linglung.
“Kenapa kau diam saja! kau sudah menimbulkan kemacetan!” Pria tampan itu sudah tidak bisa sabar lagi. Rosela hanya diam dan tak bersuara. Namun sepertinya, ia mencoba menahan amarah.
Kalau saja tadi ia tak menggunakan kekuatan supranatural yang ia miliki, tabrakan beruntun bisa saja terjadi dan ia bakal jadi salah satu korbannya. Untung saja pemuda premotor itu bukan manusia biasa sehingga bisa menyelamatkan nyawa Rosela juga. Pria tampan ini, terlahir sebagai manusia memiliki berkah kekuatan supranatural yang diturunkan dari kakeknya. Bisa dibilang Rosela bertemu dengan salah satu manusia paling langka di muka bumi.
Sayangnya, Rosela masih tidak bergeming dari tempatnya walau ia dibentak-bentak. Gadis malang itu malah terduduk lunglai dan menangis sejadi-jadinya di tengah jalan. Rosela terus menjerit dan terisak seolah meluapkan semua rasa sakit yang ia rasakan saat ini.
“Malah nangis! Aku suruh kau berdiri dan menyingkir dari sini! Bukannya nangis! Kau sedan gada di Tengah jalan sekarang!” pemuda itu berdecak kesal. Ingin rasanya ia memindahkan Rosela tapi tidak jadi karena mereka tidak saling kenal. Anehnya ia juga tak bisa meninggalkan Rosela di tengah jalan begini. Setiap kali ia hendak melangkah pergi kakinya serasa berat. Pemuda itu jadi bingung.
“Harusnya kau biarkan saja aku mati, kenapa kau malah menyelamatkanku?” isak Rosela semakin terisak-isak.
Orang kalau lagi patah hati mana peduli dia hidup atau mati. Air mata Rosela mengalir deras membasahi pakaian pengantin dan jalan yang ia duduki. Riasan wajahnya jadi ancur karena make upnya rusak akibat kebanyakan menangis. Si pengendara motor jadi heran dan tidak enak hati sendiri karena dirinya kini jadi pusat perhatian banyak orang.
“Sudah ditolong bukannya terimakasih, malah menyalahkan! Kau normal apa tidak sih?”
“Aku tidak memintamu menolongku! Tinggalkan saja aku!” isak Rosela lagi masih sambil menangis.
Masalahnya, di pria tampan ini tidak bisa pergi, setiap kali mau pergi seolah ada yang menahannya. Tapi ia tidak tahu apa. Harusnya ia bisa melihat makhluk tak kasat mata, tapi nyatanya ia tak melihat apapun di sekelilingnya selain para pengedara yang berlalu lalang sambil ngomel-ngomel karena mereka ada di Tengah jalan.
Tak ingin buang-buang waktu di sini, si pria pengendara motor itu memaksakan diri untuk pergi, tapi kakinya mendadak dicekal erat oleh Rosela. Gadis itu menangis sesenggukan. Tadi diusir, giliran mau ditinggal malah dicekal. Pria itu bingung dan heran dengan sikap Rosela.
“Woy! Lepasin nggak!” bentak pria itu. “Nangis sih nangis, tapi nggak harus megang kaki orang lain. Bikin repot saja!”
Alasan kenapa Rosela tiba-tiba mencekal kaki orang yang ada didekatnya, karena ia mulai merasa pusing dan pandangan matanya buram. Gadis itu mungkin juga tidak sadar atas apa yang ia lakukan sekarang saking sakitnya merasakan dikhianati orang yang dicintai.
“Di hari pernikahan, orang lain biasanya senang dan Bahagia, tapi kenapa aku tidak?” Rosela mulai meracau. “Kenapa hidupku sial sejak aku dilahirkan, aku tidak ingin hidup di dunia ini kalau memang takdirku hanya untuk hidup menderita, lebih baik aku mati!” isak Rosela semakin kencang nangisnya. Ia tak peduli pada semua orang yang menatapnya dengan tatapan aneh.
Si pria berhelm teropong semakin kebingungan. Ia tidak pernah melihat wanita menangis sesenggukan begitu. Walau terkesan kasar, sebenarnya pemuda itu berhati hangat. Dilihat dari pakaian wanita yang hampir ia tabrak, pemotor itupun ikut duduk berjongkok di depan Rosela.
“Dengar ya Nona, aku tidak bermaksud marah padamu. Yang kau lakukan bisa membahayakan orang lain. Berhentilah menangis. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi padamu, tapi kau sudah mengganggu jalannya lalu lintas dan menyebabkan kemacetan di mana-mana. Bisakah kau berdiri dan minggir dari sini?” tanya pemotor itu mencoba bersikap baik pada Rosela seperti ayah yang menenangkan putrinya saat menangis.
Namun bukannya menjawab, Rosela malah pingsan di tengah jalan. Si pemotor jadi panik karena semua orang mengira bahwa dirinyalah penyebab wanita yang memakai gaun pengantin itu pingsan. Tak ingin disalahkan, mau tidak mau, si pemotor itu menggendong Rosela dan membawanya pergi dari sini agar tak dilihat banyak orang lagi.
“Hans! Apa yang kau lakukan? Kau apakan wanita itu? Wuah ini pelanggaran Hans, kau tidak boleh menyentuhnya kecuali kalau kau mau menikahinya? Kenapa kau tidak bilang-bilang pada kami kalau kau punya kekasih! Cucuku nakal juga ternyata ya,” ucap sesosok makhluk tak kasat mata yang mendadak muncul di hadapan pemuda bernama Hans.
“Siapa yang mau menikah Kek? Kakek jangan salah paham! Kalau tidak tahu apa-apa lebih baik Kakek diam!” sengal Hans dan ia langsung berjalan ke tepi jalan sambil menggendong Rosela yang tak sadarkan diri. Tidak mungkin ia membiarkan Rosela tergeletak di tengah jalan. Mustahil baginya menggunakan kekuatannya sekarang.
“Haih, Cucuku. Kau tak perlu malu. Apa kau menikahinya diam-diam supaya kakekmu yang mulia Raja demit tidak marah padamu? Kau melakukan semua ini karena tak mau dijodohkan kan?” goda makhluk astral tak kasat mata itu.
Hans menjetikkan satu jarinya dan membuat makhluk tak kasat mata itupun menghilang entah ke mana. Dasar cucu nggak ada akhlak, main ngilangin kakeknya sendiri seenaknya.
BERSAMBUNG
***
Rosela terbangun dari pingsannya dan ia terkejut saat mendapati dirinya sudah ada di atas tempat tidur mewah yang empuk dan sangat luas. Atapnya sangat indah karena dihiasi dengan hiasan kerlap kerlip lampu ala-ala kekinian.
Dinding ruangannya juga terbuat dari marmer. Sekali lihat saja, kamar ini pasti bukan kamar biasa. Kamar ini adalah kamar milik putra ataupun putri raja zaman now. Ini kali pertama bagi Rosela melihat tempat tidur yang besar bagaikan lapangan. Benar-benar wauw dan mengagumkan.
Tanpa sadar, Rosela jadi merasa nyaman. Tapi kepalanya masih sangat pening saat ia mencoba bangun dari tempat tidur.
Tiba-tiba saja gadis itu menyadari sesuatu pada dirinya dan langsung berteriak kencang setelah ia melihat tubuhnya dari balik selimut. “Aaaaaaarrgg!” teriaknya karena terlalu shock melihat ia sudah tak lagi memakai gaun pengantin melainkan kemeja pria. Tak pakai bawahan pula. Wajar kalua Rosela teriak sekencang-kencangnya.
Seorang pria tampan langsung membuka pintu kamar dan masuk ke dalam untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Rosela. “Ada apa?” serunya memerhatikan keadaan Rosela.
Pria itu melihat sekeliling ruangan. Tidak ada yang aneh ataupun mencurigakan, ia jadi heran kenapa wanita yang ditolongnya berteriak seperti itu.
“Tidak ada apa-apa di sini? Kenapa kau berteriak?” tanyanya pada Rosela yang masih tampak shock.
“Di mana pakaianku? Ke-kenapa aku pakai ini? Pakaian siapa yang kupakai sekarang?” tanya Rosela dengan suara gemetar. Pikirannya sudah melayang yang bukan-bukan. “Kau … kau yang merenggut kesucianku?” tuduhnya tiba-tiba. Rosela tak percaya hal semacam ini bisa terjadi pada dirinya. Ia merasa kalau dirinya sudah tidak suci lagi.
“Jika kujelaskan, apa kau percaya?” tanya pria tampan itu menatap lekat-lekat wajah wanita yang ada didepannya.
“Jadi benar kau merenggut kesucianku!” teriak Rosela sambil melempari pria penyelamatnya dengan bantal, pria itu sigap menghindar.
“Percuma bicara dengan orang sinting sepertimu. Bukannya berterimakasih kau kubawa kemari, kau malah menuduhku yang bukan-bukan.”
Rosela tidak menjawab. Ia mulai ingat apa yang membuat ia pingsan. Gaun pengantin yang terlepas dari tubuhnya, acara pernikahan yang gagal akibat pengkhianatan sang kekasih, semua mulai terbayang di benak Rosela dan ia langsung menangis lagi meratapi nasib sialnya yang tak berkesudahan sejak kedua orangtuanya tiada. Gadis itu merasa hidupnya sudah tidak ada artinya.
Tangisan Rosela benar-benar terdengar sayu dan memilukan hati siapa saja yang mendengarnya. Si pria tampan yang melihat Rosela jadi merasa aneh sendiri. Ia paling tidak suka melihat wanita menangis.
“Sampai kapan kau mau menangis seperti ini?” tanyanya lembut. “Di mana rumahmu, akan ku antar kau pulang!”
Tidak ada sahutan, Rosela langsung turun dari tempat tidur dan berlari keluar kamar. Ia menuruni tangga dengan terburu-buru dan karena tubuhnya masih terlalu lemah, kakinya terpeleset. Hampir saja ia jatuh menggelinding dari tangga tapi tidak jadi karena kepala gadis itu hampir saja terantuk lantai kalau saja si pria tak bergerak cepat menolong Rosela.
Aksi ajaibnya pria bernama Hans itu langsung membuat Rosela bertanya-tanya, bagaimana bisa si pria tampan tinggi dan seksi itu ada di sini dan menolongnya tepat waktu sementara ia yakin kalau si pria tak dikenalnya tadi ia tinggalkan di dalam kamar. Jarak tangga dan kamar lumayan jauh dan mustahil dilalui hanya dalam hitungan detik.
“Bagaimana kau ada di sini? Bukannya kau tadi ada di sana?” tanya Rosela bingung. Ia mulai sedikit takut dengan sosok pria tampan yang baru saja menolongnya.
“Apa maksudmu? Aku ada di belakangmu tadi.” Pria itu pasang muka bingung.
“Tidak mungkin, jelas-jelas tadi aku turun sendiri dan kau masih ada di dalam kamar. Bagaimana bisa kau …” Rosela tidak melanjutkan kalimatnya. Sebab ia hanya percaya pada apa yang ia lihat dan laki-laki tampan ini mendadak muncul lalu menyelamatkannya seperti superhero dalam cerita film atau drama.
“Kau sedang labil sekarang, kau tidak sadar dengan apa yang ada disekelilingmu. Tadi aku lari mengikutimu.” Si pria tampan masih berkilah dan menjelaskan kalau ia ada di belakang Rosela.
Karena tidak punya bukti, Rosela akhirnya mengalah walau ia yakin kalau pria tampan itu berbohong. Ia pun menuruni tangga lagi tapi kali ini lebih hati-hati. Si pria tampan mengekornya dari belakang. Sesekali Rosela menatap wajah pria itu dan memang tidak ada yang mencurigakan.
Radinya Rosela pikir pria ini adalah hantu atau vampir, tapi suhu badan pria itu hangat seperti dirinya. Ia juga berjalan seperti manusia biasa sama sepertinya. Tidak ada yang aneh. Tapi tetap saja Rosela merasa aneh. Ia jadi bergidik ngeri sendiri.
“Bagaimana dengan gaun pengantinmu?” tanya si pria tampan mencoba basa-basi saat mengantar Rosela sampai depan rumah mewahnya.
“Buang saja, lagipula aku sudah gagal menikah. Aku juga bukan wanita suci lagi sekarang, berkat kau,” ujar Rosela sedih tapi tak mau menatap wajah pria yang ia anggap telah merenggut kesuciannya. Padahal itu tidak benar. Faktanya, Rosela masihlah seorang gadis suci dan masih ting ting.
“Aku tidak melakukannya, sungguh. Tapi kau pasti tidak akan percaya meskipun ratusan kali kujelaskan.”
“Terserah, semua laki-laki itu sama,” ucap Rosela dan ia langsung berlalu pergi begitu saja. Air matanya sudah kering karena terlalu banyak menangisi takdir hidupnya yang malang.
Tak ingin lama-lama ada di tempat orang tak di kenal apalagi ini adalah rumah seorang pria, Rosela pun pamit undur diri. Ia menolak untuk diantar pulang walau ia ragu apakah harus pulang ke rumah yang bagaikan neraka baginya. Tapi Rosela tak punya tujuan lain, jadi mau tidak mau dia harus kembali pulang.
Hati dan pikiran gadis itu sedang kalut sekarang, ia tak bisa berpikir dengan jernih lagi. Disisi lain, Rosela memang sudah tidak punya kerabat. Ia tidak punya siapa-siapa selain ibu dan kakak tirinya. Lagipula, rumah yang Rosela tinggali sebelumnya adalah rumah ayahnya yang harusnya menjadi rumahnya. Tapi karena keserakahan ibu tirinya, Rosela hanya diperbolehkan numpang dengan balasan menjadi babu di rumah itu.
Tadinya Rosela pikir hidup Rosela bakal berubah bila ia menikah dengan pria yang ia cintai dan mencintainya, tapi ternyata dugaannya salah besar. Bukan hanya ayah, rumah dan kebahagiaan Rosela yang direnggut keluar tirinya, tapi sang pujaan hati yang menjadi sandaran hidup Rosela direbut juga. Rosela benar-benar sudah tidak punya apa-apa. Ia hancur sehancur-hancurnya sampai tak ada yang tersisa.
"Kenapa kau membiarkan pergi?" tanya seorang pria tampan yang ada di sudut ruangan, di mana Hans berdiri menatap kepergian Rosela.
BERSAMBUNG
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!