BRIANNA STANFORD seorang CEO muda berusia 27 tahun yang sukses meneruskan perusahaan ayahnya- Philipp Stanford, dengan keuntungan yang selalu naik di setiap tahunnya. Ia memiliki seorang kakak bernama Jeffrey Stanford. Jeffrey juga membangun perusahaannya sendiri di usia muda.
Brianna memang sosok yang ulet, pekerja keras, pintar nan cerdas. Semua sifat itu menurun dari sang ayah. Sepertinya semua sifat baik sudah ia miliki. Mungkin hanya beberapa kekurangannya. Dia sangat bar bar, bicaranya ceplas ceplos, keras kepala dan suka menghabiskan malam dengan menghadiri pesta dan club malam. Sifat tersebut tentu saja menurun dari sang ibu – Emilia Stanford. Ia juga senang berbelanja barang-barang branded. Karena sebagai CEO sudah pasti ia akan bertemu dengan orang-orang penting dan menggaet mereka agar bisa bekerja sama, maka ia harus tampil semaksimal mungkin.
Meskipun Brianna dan Emilia sering menghamburkan uang dengan berbelanja, tetapi mereka tidak pernah lupa untuk saling berbagi. Emilia selalu rutin mengadakan pesta amal setiap bulan bersama geng sosialitanya. Tentu saja Brianna juga mengikuti kegiatan tersebut, karena Emilia ingin Brianna selalu merasa bersyukur dengan keadaannya saat ini dengan melihat orang-orang disekitarnya yang kurang beruntung.
Brianna adalah sosok wanita yang sangat cantik dan memiliki kulit yang sangat putih. Ia memiliki warna mata yang berbeda atau biasa disebut dengan heterochromia. Hal itu yang menjadi daya tariknya. Setiap orang yang melihatnya akan merasa terintimidasi karena tatapannya yang tajam dengan warna manik mata yang berbeda. Raut wajahnya terkesan dingin dan seperti galak. Padahal ia sangat pandai bergaul dan selalu banyak bicara.
Brianna tidak menyukai sebuah hubungan. Ia berpikir bahwa cinta hanya membuatnya lemah dan akan merusak fokusnya dalam bekerja. Maka dari itu Brianna selalu menolak ajakan dari hampir semua pria yang mengajaknya berkencan.
Drrrt Drrtt..
Ponsel Brianna yang disimpan di atas meja bergetar. Brianna melihat ada nama Hana tertera di layar ponselnya.
“Halo baby girl..” sapa Hana di sebrang sana.
“Halo bitch.. Ada apa kau menelponku siang-siang begini?” Tanya Brianna dengan mata dan jari yang masih berkutat dengan laptopnya.
“Jangan bilang kau lupa?” Sahut Hana tak percaya.
“Apa?” Tanya Brianna lagi.
“Oh god, kita sudah janji akan membeli gaun untuk menghadiri pernikahan Axel!.” Pekik Hana. Ia benar-benar kesal dengan sifat pelupa sahabatnya.
“Ahh ya aku lupa. Sorry baby, apa Mia akan ikut?”
“Tentu saja sayang. Aku dan Mia akan menjemputmu.” Jawab Hana.
“Oke bye darling.” Ucap Hana.
“Oke bye.” Sahut Brianna lalu ia memutus panggilannya.
Brianna kembali berkutat dengan laptopnya. Ia memanfaatkan waktu sepuluh menitnya untuk mengecek kembali pekerjaannya sebelum dirinya pergi bersama Hana dan Mia. Tak lama ponsel Brianna kembali bergetar, ada sebuah pesan masuk dari Hana.
‘Kami sudah di bawah.’ Ucap hana dalam pesannya.
Brianna pun segera merapikan kembali berkas dan mematikan laptopnya. Ia pun beranjak dari kursi besarnya lalu membawa tas dan pergi meninggalkan ruangannya.
“Dona, aku pulang lebih dulu. Jika ada apa-apa segera hubungi aku. Dan tolong hubungi supir untuk menjemput mobilku. Aku akan pergi bersama Mia dan Hana.” Ucap Brianna kepada sekretarisnya sambil menyerahkan kunci mobilnya.
“Baik nona.” Jawab Dona.
Brianna pun berjalan menyusuri lorong yang dihiasi dengan beberapa lukisan. Brianna menaiki lift lalu menekan tombol lift untuk sampai ke lobby dan menemui sahabatnya.
Hampir tiga jam mereka menghabiskan waktu untuk berbelanja di mall terbesar yang ada di kota Berlin. Saat ini mereka sedang berada di restoran dan memesan makanan untuk makan siangnya.
“Ahhh aku tidak sabar ingin segera datang ke pesta pernikahan Axel.” Ucap Hana sambil menyantap pastanya.
“Semua pesta akan sama saja Hana. Apa yang kau harapkan?” Tanya Brianna sambil menyesap winenya.
“Oh come on Anna. Axel adalah sepupu Hana yang paling kaya. Perusahaannya pun tidak diragukan lagi. Bahkan ia bekerja sama dengan perusahaan milik Allard Leonardo Smirnov.” Sahut Mia yang sudah menyelesaikan makannya dan sedang menghisap rokoknya.
“For your information my sexy woman, Axel mengundang semua rekan bisnisnya. Dan itu adalah kesempatan kita untuk menggaet salah satunya baby!!!” Pekik Hana sambil berteriak kegirangan begitu pula dengan Mia.
Berbeda dengan Brianna, ia hanya menggelengkan kepala sambil terkekeh geli. Brianna tidak tertarik dengan percakapannya kali ini.
“Hey apa kau akan terus hidup seperti ini Anna? Kau tak ingin merasakan gairah panas dalam tubuhmu heh?” Bujuk Hana.
“Aku tidak memerlukannya.” Jawab Brianna sambil mengedikkan bahunya.
“Kau yakin sayang? Kau akan menyesal jika sampai mati kau tak pernah merasakan itu.” Sahut Mia menimpali.
“Aku bisa membeli sex toys. Tak perlu menikah jika hanya ingin merasakan kenikmatan seperti itu." Jawab Brianna dengan gamblang.
“Oh god, aku menyerah kali ini.” Sahut Hana sambil memegang kepalanya yang tidak pusing.
Pesta pernikahan pun tiba. Hari ini, Brianna dan kedua sahabatnya yaitu Hana dan Mia sedang menghadiri sebuah pesta pernikahan Axel di sebuah resort dekat pantai. Tema pestanya santai dan berada di tempat terbuka. Jadi Brianna dan kedua sahabatnya memakai gaun yang santai tapi tetap seksi.
Brianna, Hana dan Mia berjalan mendekat ke arah pengantin untuk mengucapkan selamat.
“Haaaiiiii...” Teriak Bethany sang pengantin wanita saat melihat Brianna, Hana dan Mia menghampirinya.
“So beautiful Beth..” Puji Brianna kepada Bethany.
“Thanks sayang. Terimakasih kalian sudah datang di acara pernikahanku.” Sahut Bethany.
“Dimana Axel?” Tanya Mia.
“Axel sedang bersama sahabatnya di sana.” Jawab Bethany sambil menunjuk ke arah segerombolan pria dengan badan kekar dan tubuh tinggi serta wajah yang tampan.
“Hei bagaimana permainan ranjangnya? Apakah memuaskan?” Tanya Hana dengan penasaran.
“Axel sangat ahli dalam hal ini. Dia sangat liar, roaarrr...” Jawab Bethany sambil meragakan gerakan cakaran harimau.
“hahaha...” Brianna, Hana, Mia serta Bethany pun tertawa.
“Anna, kau tak ingin membungkus salah satu pria dari kaum borjuis yang ada di sini? Ku yakin mereka tak akan mengecewakan dalam hal uang.” Ucap Bethany.
“Aku CEO jika kau lupa, Beth.” Jawab Brianna.
“Baiklah, mungkin dalam urusan ranjang?” Timpal Bethany lagi.
“Dia akan membeli sex toys." Ucap Hana segera menjawab saat Brianna baru saja membuka mulutnya.
"Atau mencari pria panggilan.” Brianna menimpali dengan senyum tengilnya.
“Dasar gadis gila.” Ucap Hana, Mia dan Bethany.
Brianna hanya mengedikkan bahu lalu menyesap winenya yang sejak tadi sudah berada di dalam genggamannya.
Tak lama Axel pun menghampiri Bethany lalu menyapa Brianna, Hana dan Mia. Axel memberitahukan Bethany bahwa acara pelemparan bunga akan segera di laksanakan. Hana dan Mia sudah sangat tak sabar. Mereka akan bersaing untuk mendapatkan bunga tersebut. Karena mitosnya siapapun yang mendapatkan bunganya dia adalah yang akan menikah selanjutnya.
Brianna dengan malas mengikuti kemauan Hana dan Mia. Mereka sudah berada di barisan paling depan. Begitu juga dengan teman-teman Axel yang sudah siap untuk mendapatkan bunganya.
1...2...3
HAP
Bunga terlempar ke salah satu pria yang sedang berdiri bahkan sebenarnya ia tidak berada dalam posisi siap untuk menangkap bunga tersebut. Ia justru malah sedang berbincang dengan temannya dan pria tersebut menangkap bunga yang terlempar ke arahnya dengan sebelah tangan dan tanpa menengoknya.
“Oh dude, kau mendapatkannya.” Ucap teman pria tersebut.
Semua pasang mata tertuju pada pria yang sedang memegang bunga tersebut. Semua bertepuk tangan dan bersorak, tapi seketika suara riuh itu berhenti saat pria tersebut kembali melemparkan bunganya ke sembarang arah dan Brianna lah yang menerimanya.
“Aahhh oh my god Anna!!!! Kau mendapatkannya.” Pekik Hana dengan sangat kencang.
“Ambilah, aku tak menginginkannya." Ucap Brianna dan memberikan bunga tersebut.
“No.. no.. no. Kau harus menerimanya. Kau tidak boleh memberikannya kepada orang lain.” Jawab Hana.
Brianna pun mengedikkan bahunya. Ia malas berdebat masalah bunga dengan Hana. Hana dan Mia benar-benar mempercayai mitos itu.
Pria yang tadi melemparkan bunga ke arah Brianna nampak memandangi Brianna. Ia terus menatapnya dengan raut wajah yang datar. Brianna yang tak sengaja melihat ke arahnya pun nampak saling menatap. Lalu akhirnya Brianna mengalihkan pandangannya.
Hana dan Mia sedang berdansa dengan pria yang entah mereka temukan dimana. Hal itu sudah mereka niatkan sejak beberapa hari yang lalu. Semua sangat menikmati pestanya, kecuali Brianna. Ia hanya duduk di kursi yang sudah di sediakan dan menikmati makanan yang disuguhkan.
Tbc
Terimakasih sudah mampir❤
Jangan lupa follow like komen favorit dan hadiah yaa😗
Follow ig author @Mangofloat97
ALLARD LEONARDO SMIRNOV, ia merebahkan tubuh kekarnya di atas ranjang king size miliknya. Ia baru saja pulang dari acara pesta pernikahan sahabatnya yang diadakan di resort miliknya.
Allard seorang pengusaha keturunan Rusia Jerman. Ayahnya yang asli Rusia adalah seorang mantan ketua mafia terbesar di seluruh Eropa yaitu Dimitri Leonardo Smirnov. Dan ibunya seorang wanita cantik berasal dari Jerman yaitu Belinda Smirnov. Kini mereka sedang menikmati masa tuanya di Swiss. Saat ini bisnis gelapnya dilanjutkan oleh anak pertamanya alias kakak dari Allard yaitu Daniel Leonardo Smirnov.
Berbeda dengan Daniel, Allard tidak tertarik dengan bisnis gelap sang ayah. Ia lebih tertarik dengan bisnis legal dan ingin mengembangkannya sendiri. Meskipun ayahnya memiliki banyak perusahaan legal, Allard lebih memilih untuk membangun sendiri perusahaannya. Karena keuletan, kepintaran dan kegigihannya Allard pun berhasil menjadi seorang pengusaha multinasional.
Semua pengusaha mengenal siapa sosok Allard. Dia cukup di segani dan dikagumi oleh kaum adam dan hawa. Tubuhnya yang tinggi, kekar dan tato ditubuhnya serta wajah tampan bak dewa yunani menjadi daya magnet untuk siapa saja yang melihatnya. Dia sangat senang bermain dengan banyak wanita dari kalangan atas. Bahkan mereka dengan sengaja ingin menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang Allard dan ingin bercinta dengannya.
Sayangnya tak ada satupun yang bisa menghancurkan benteng pertahanan Allard. Ia memang seorang pemain wanita, tetapi untuk sebuah sex ia tidak sembarang melakukannya.
Drrtt Drrtt
Allard merasakan getaran di ponselnya yang ia simpan di dalam saku celana.
“Ya mom.” Ucap Allard dengan mata terpejam.
“Sayang kau sedang apa?” Tanya Belinda di sebrang sana.
“Aku baru saja menghadiri pesta pernikahan Axel mom.” Jawab Allard.
“Bagaimana apa kau menemukan seorang wanita untuk dijadikan istri?” Tanya Belinda lagi.
“Come on mom. Aku tidak ingin membicarakan itu.”
“Allard apa kau akan terus hidup membujang? Segeralah menikah jika kau sudah menemukan wanita yang tepat. Jangan hanya bermain-main saja.”
“Mom aku hanya ingin menghabiskan masa mudaku sebelum memiliki dan terikat oleh seorang istri. Apalagi istri yang cerewet seperti mommy.” Jawab Allard.
“Kau bilang kau masih muda son? Kau tidak ingat? Umurmu sudah 33 tahun. Kau sudah tua Allard.” Belinda terus tak mau kalah dari Allard.
“Mom usiaku masih di kepala 3 dan mom sudah menganggapku tua? Apa kabar dengan mom yang sudah hampir kepala 6? Barang antik kah?” Jawab Allard dengan tengil.
“Dasar anak tengik. Kau selalu saja bisa menjawab semua perkataanku. Sudahlah, intinya mom ingin segera mendengar kabar pernikahan darimu.” Sahut Belinda dengan nada memaksa.
“Mom, kak Daniel kan sudah menikah. Jadi untuk apa mom memaksaku? Apakah satu menantu saja tidak cukup?” Ucap Allard yang mulai kesal.
“Mereka akan bercerai.” Jawab Belinda singkat dan dingin.
“What? Why?”
“Entahlah. Kau tanyakan saja pada kakakmu. Sudah ya, kau harus segera mencari istri untuk menemanimu di masa tua. Bye i love you.” Ucap Belinda dan langsung memutuskan panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Allard.
“As always...” Ucap Allard sambil menghembuskan nafasnya dengan malas.
*
*
“Good morning mom!!” Pekik Brianna dari arah pintu masuk mansion milik orang tuanya.
Terlihat Philip sedang menikmati paginya sambil meminum segelas kopi dan ditemani oleh istri tercintanya, Emilia.
“Oh honey i miss you so much.” Sahut sang ayah- Philip Stanford.
“I miss you too dad.” Jawab Brianna yang langsung duduk di atas pangkuan ayahnya.
“Kau tak ke kantor sayang?” Tanya Emilia kepada anak perempuan satu-satunya.
"Nanti siang aku ke kantor mom. Aku kemari karena merindukan masakan mommy.” Jawab Brianna yang masih duduk di atas pangkuan Philip dengan kedua tangan yang ia lingkarkan di lehernya.
“Jadi kau hanya merindukan masakannya saja hm?” Sahut Emilia lalu menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya.
"Of course not mom. Aku juga sangat merindukanmu.” Jawab Brianna yang langsung berpindah tempat duduk di samping Emilia dan mencium pipi Emilia.
“Sering-seringlah kemari sayang. Mansion kami sangat sepi sekali. Jeff pun jarang kemari. Padahal apartemen kalian jaraknya dekat dengan mansion ini.” Ucap Philip lalu meneguk kopinya.
“Kalau begitu kalian buatkan adik lucu untukku.” Sahut Brianna yang ini berada di dalam pelukan Emilia.
“Sayang seharusnya kami yang meminta itu darimu. Segeralah menikah dan berikan kami cucu.” Jawab Emilia dan memukul lengan Brianna dengan pelan.
"Mom mulai lagi. Pernikahan itu sangat rumit. Aku tidak mau rencanaku yang sudah matang untuk menata hidup berantakan begitu saja hanya karena sebuah pernikahan.” Kata Brianna yang entah ke berapa kalinya ia menolak keinginan Emilia dan Philip.
“Sayang setidaknya jika kami kelak sudah tiada, akan ada yang menjagamu nanti." Sahut Philip kini serius dengan ucapannya.
“Dad, ada kak Jeff yang akan menjagaku. Dan Daddy akan tetap hidup berumur panjang." Timpal Brianna.
“Anna, Jeff suatu saat akan menikah dan mempunyai keluarganya sendiri. Dan kematian adalah hal yang mutlak sayang." Sahut Emilia.
"Oh come on, jangan merusak moodku di pagi ini dengan membahas hal-hal yang seperti itu." Jawab Brianna dengan sedikit kesal.
Emilia benar-benar takut Brianna akan menjadi seorang perawan tua nantinya. Ia tidak mau Brianna hidup sendiri di masa tuanya nanti.
Saat Brianna masih berbincang dengan Philip dan Emilia, tiba-tiba saja Jeffrey datang.
“Apakah gadis nakal itu masih menolak untuk menikah mom?” Tanya Jeffrey yang datang dan langsung mencium kedua pipi Emilia dan Brianna secara bergantian lalu memeluk Philip.
“Mom sudah sangat bingung bagaimana menghadapi adikmu ini Jeff.” Sahut Emilia sambil menggelengkan kepalanya.
“Jodohkan saja dengan salah satu temanmu Jeff.” Ucap Philip sambil terkekeh.
“Dad!!” Pekik Brianna tanda tak terima.
“Sudahlah ayo kita sarapan dulu.” Ajak Emilia kepada semuanya.
"By the way, mata kakak merah. Apa kau sakit?"
"Oh it's okey. mataku terkena debu saat perjalanan kemari." Jawab Jeffrey.
Merekan pun berjalan beriringan dengan Jeff yang merangkul Emilia di sisi kanan dan Brianna di sisi kiri. Mereka menikmati sarapannya dengan penuh rasa bahagia.
“Dad bolehkah aku meminta tolong?” tanya Jeffrey yang terdengar sangat hati-hati.
“Apa yang kau butuhkan Jeff?” Tanya Philip.
“Perusahaanku sedang tidak baik-baik saja Dad. A-aku membutuhkan dana untuk kembali memperbaiki perusahaanku.” Ucap Jeffrey.
“Kak bukankah beberapa bulan lalu kakak meminta hal yang sama?” Tanya Brianna yang kini telah menyelesaikan sarapannya.
“Hmm, tapi ternyata aku gagal lagi.” Jawab Jeffrey.
“Jeff, maafkan daddy. Daddy tak bisa membantumu lagi. Semua uang untuk masa depan daddy dan mommy sudah kami berikan padamu.” Sahut Philip dengan raut wajah sedihnya karena ia tidak bisa membantunya.
“Dad, aku mohon. Jika daddy tidak membantuku bagaimana nasib perusahaanku Dad.” Jeffrey memohon dengan sangat kepada Philip, tapi sayang Philipp hanya diam dan menggelengkan kepalanya. Begitu pula dengan Emilia.
“Kalau begitu, bagaimana jika perusahaanmu bekerja sama denganku?” Jeffrey berusaha untuk menawarkan hal itu kepada Brianna.
“Kak, itu terlalu beresiko untuk perusahaan milik Daddy.” Brianna menolaknya secara halus.
Sebenarnya Brianna menyadari seperti ada yang aneh. Dana dari daddy nya yang diberikan kepada Jeffrey bukanlah dana yang sedikit. Bahkan dana tersebut bisa menutupi kerugian yang dialami oleh perusahaan juga membangkitkan kembali perusahaan milik Jeffrey. Itulah alasannya kenapa Brianna menolak permintaan kerja sama dengan kakaknya. Perusahaan ayahnya tidak sebesar itu untuk bisa memperbaiki semuanya.
Jeffrey nampak mengeraskan rahangnya. Jeffrey cukup kecewa dengan penolakan dari Philip dan Brianna.
“Baiklah, aku akan berusaha sendiri.” Ucap Jeffrey dan ia langsung pergi meninggalkan mansion tersebut dengan penuh kekecewaan dan tentunya amarah.
Tbc..
Jangan lupa follow like komen favorit dan hadiah yaa❤
Follow ig author @Mangofloat97
“Aaaarrggghhhh!!!!” teriak Jeff frustasi. Ia menyingkirkan semua barang-barang yang ada di atas meja di hadapannya.
“Bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu?!!” Ucap Jeff dengan nafas yang memburu. “Daddy benar-benar sudah tidak mau membantuku dan mommy pun mendukungnya. Adik manisku pun tak mau membantu juga! Kurang ajar! Arrrgghhhhh..!!!!” Teriak Jeff lagi.
Tanpa Philip, Emilia dan Brianna ketahui, Jeffrey sebenarnya adalah sosok yang tempramen. Tapi sejauh ini Jeff berhasil menyembunyikan sifatnya itu. Ia benar-benar seperti manusia bermuka dua. Ia akan seperti malaikat jika di depan keluarganya, dan akan seperti iblis jika ia sedang marah dengan sesuatu yang tak sesuai keinginannya. Ia tidak akan sembarangan meluapkan amarahnya. Ia benar-benar mampu menahan emosi yang bahkan sudah hampir meledak dan akan ia luapkan saat ia sedang sendiri.
*
*
“Halo Mia, kau dimana?” Tanya Brianna saat sambungan di ponselnya sudah terhubung dengan Mia.
"Aku di kantor, ada apa manis?” Jawab Mia.
“Aku benar-benar jenuh dan ingin melepaskan penat.” Ucap Brianna sambil memijat keningnya.
“Aku tahu maksudmu baby. Nanti malam kita ke club okey. Kita nikmati malam kita dengan menari di sana!” Jawab Mia dengan sangat semangat.
“Hmm oke, beritahu Hana sekarang.”
“Oke darling. See you.” Kata Mia.
“Bye, see you.”
Brianna memutus panggilannya dan menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya. Pekerjaannya hari ini benar-benar menguras otak dan tenaga Brianna.
Ia butuh sesuatu yang menyenangkan dan menyegarkana pikirannya. Sudah pasti ia akan memilih pergi ke club dan meminum wine, bir atau sejenisnya hingga puas.
Malamnya Hana dan Mia sudah berada di dalam mobil Mercedes Benz S Class Cabriolet milik Brianna. Brianna mengemudikannya dengan atap yang sengaja di buka. Mereka ingin tebar pesona meski di dalam mobil. Para ladies ini memang senang mencari sensasi diantara pria-pria. Oh ya kecuali Brianna, malam ini ia tidak ingin terlalu banyak tingkah. Brianna hanya mengikuti keinginan gila dari sahabatnya untuk membuka atap mobilnya.
Brianna mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang hingga akhirnya lampu merah di traffic light menyala. Saat Brianna menginjak pedal remnya dan membuat mobilnya berhenti sejenak, di saat itu pula ada sebuah mobil Lamborghini Aventador SVJ Roadster warna cokelat berhenti di samping mobilnya.
Tiba-tiba saja mobil di sebelahnya membuka kaca mobilnya dan memanggil para wanita di dalam mobil Brianna.
“Hey ladies, apa kalian tidak kedinginan?” Tanya pria tersebut yang duduk di samping kursi kemudi.
“Hei, kami sengaja melakukannya karena kami akan menghabiskan malam ini dengan sangat panas.” Sahut Hana sambil sedikit berteriak.
“Kalian mau bergabung dengan kami?” Tanya Mia dengan sedikit menggoda.
Brianna langsung menoleh ke arah Mia dan menggelengkan kepala tanda tak setuju.
“Upss sorry, tuan putri tidak menyetujuinya. Bye handsome!!!” Teriak Mia kepada pria tadi dan Brianna langsung menancap gas untuk menuju ke club.
“Mia kau tidak boleh sembarangan mengajak pria.” Ucap Brianna yang masih dalam mode fokusnya karena ia sedang menyetir.
“Oh come on baby, kau jangan terus menerus menutup diri dari para pria.” Jawab Hana yang duduk di kursi belakang.
Brianna tak melanjutkan perbincangannya karena ia tahu arahnya akan kemana dan ia malas membahasnya. Tak sampai sepuluh menit mereka sudah sampai di tempat tujuan.
Saat mereka baru saja keluar dan akan berjalan masuk ke dalam club, sebuah mobil yang baru saja tiba parkir di samping mobil Brianna. Tampak tiga orang pria tampan keluar dari mobil tersebut.
"Kita bertemu lagi ladies.” Ucap pria tadi yang mengajak berbincang saat berada di lampu merah.
“Waah kalian ke sini juga?” tanya Hana.
“Ya, ini club milik sahabat kami.” Jawab pria tersebut sambil memiringkan tubuhnya dan menunjuk pria yang baru saja keluar dari mobilnya. “Aku James.” Lanjutnya memperkenalkan diri.
“Aku Hana, ini Mia dan si seksi itu adalah Brianna.” Jawab Hana.
Brianna hanya diam sambil menyandarkan tubuhnya di kap mobil dan memainkan kunci mobilnya tanpa menatap ke arah pria tadi.
“Oh god kau sahabat tuan Allard?” Kali ini Mia yang berbicara.
“Ya, dia Allard dan itu Arvy.” Jawab James mengenalkan kedua sahabatnya. Arvy hanya tersenyum tanda menyapa dan Allard hanya diam tanpa ekspresi, tapi sesekali matanya selalu menatap ke arah Brianna.
“Apakah itu berarti kau sahabat Axel? Tapi mengapa aku tak mengenalmu?” Tanya Hana.
“Aku dan Arvy baru saja tiba dari Inggris dan tinggal di sana selama beberapa bulan ini karena ada proyek penting di sana. Maaf tidak menghadiri pesta pernikahannya.” Jawab James.
“Kau mengenal Axel?” Tanya Arvy
“Dia kakak sepupuku.” Jawab Hana.
“Oh god, dunia sempit sekali.” Sahut james sambil tertawa kecil.
“Kalian mau bergabung bersama kami?” Tanya Arvy.
Hana dan Mia sudah siap membuka mulutnya untuk mengiyakan ajakan Arvy, tapi sayang mereka kalah cepat dengan Brianna.
“No thanks, kami sudah melakukan reservasi di sana. Mungkin lain kali.” Ucap Brianna yang kini menegakkan kepalanya dan menatap ke arah pria tersebut dan tersenyum ramah.
Arvy dan James terpana dengan mata indah Brianna. Mereka benar-benar terdiam dan menatap netra indah Brianna.
“Oh god matamu sangat indah Brianna. Mata yang sangat unik dengan warna yang berbeda.” Ucap James dengan mata yang masih menatap mata Brianna.
Allard yang mendengar ucapan James pun mulai ikut memandang ke arah Brianna. Allard terdiam seakan mengingat wanita itu. Brianna pun memandang Allard.
“Hei Bukankah kau pria yang ada di pesta pernikahan Axel waktu itu?” Tanya Brianna kepada Allard.
Allard hanya diam dan memandang wajah Brianna.
“Oh come on dia tampan tapi bisu rupanya.” Ucap Brianna yang disahuti dengan tawa renyah oleh James dan Arvy.
“Dia memang seperti itu.” Ucap James yang masih dengan tawanya.
“Sudahlah jangan mengobrol di sini. Kita masuk saja ke dalam.” Ucap Hana lalu menarik tangan kedua sahabatnya dan masuk ke dalam.
Mereka pun masuk ke dalam club dan duduk di meja yang telah di reservasi. Meja Brianna berada sekitar sepuluh meter dari depan meja Allard. Hal itu membuat Brianna bisa langsung melihat ke arah Allard dan sahabatnya.
Brianna memesan beberapa botol minuman untuk di minum bersama sahabatnya. Mereka benar-benar nampak menikmati malam ini. Brianna melepaskan segala kerumitan yang ada di pikirannya hari ini. Brianna tertawa lepas sambil meminum minumannya , tanpa ia sadari sosok pria di depannya terus memperhatikannya.
“Lets dance girl!!” Pekik Hana lalu menarik tangan Brianna dan Mia.
Mereka menari dengan sangat lincah mengikuti irama musik DJ yang cepat. Tiba-tiba ada seseorang yang menyentuh pinggang Brianna dari belakang dan sedikit menggesekkan miliknya di bokong Brianna. Sontak Brianna kaget dan membalikkan tubuhnya.
“Apa yang kau lakukan Jerk?!” Teriak Brianna lalu mendorong tubuh pria tersebut hingga ia terhuyung ke belakang.
Saat pria terebut jatuh telentang di lantai, Brianna langsung duduk di atas pria tersebut dan meninju pipi serta hidungnya hingga mengeluarkan darah.
“Kau benar-benar menjijikan sialan!” Brianna masih terus memukuli wajah pria tersebut hingga benar-benar babak belur.
“Dasar jalang!” Pria itu mulai mencoba berdiri dan mendorong tubuh Brianna hingga terhuyung ke belakang. Hana dan Mia menangkap tubuh Brianna yang hampir terjatuh.
“KAAUUUU!!!” Pekik Brianna yang kembali menghajar pria itu.
Hanna dan Mia menarik tangan Brianna agar segera menghentikan kebrutalannya.
“Brianna hentikan, kau bisa membunuhnya.” Kata Hanna yang khawatir karena pria tersebut sudah tak melawan.
“Biarkan saja, maka aku akan mengatakannya bahwa aku hanya membela diri dari pria sialan itu!” Jawab Brianna yang sudah berdiri namun masih enggan meninggalkan pria tersebut.
“Ini sentuhan terakhir dariku jerk!”
BUGH
Brianna menginjak perut pria tersebut menggunakan high heelsnya.
“Ooouucchhhh...” James yang melihatnya dari jauh nampak meringis melihat kebrutalan Brianna.
“F*CK YOU!!!” Teriak Brianna saat tubuhnya diseret keluar club oleh kedua sahabatnya.
“She’s so hot dengan segala ke bar barannya.” Sahut Arvy sambil terkekeh pelan.
“Aku tak menyangka dia sekuat itu.” Sahut James tak percaya.
“Panggil security di depan dan sampaikan padanya untuk mengurus pria yang terkapar di lantai tadi. Pastikan dia masih hidup, aku tidak ingin membuang-buang waktuku hanya karena nyawa manusia tak penting itu lenyap.” Ucap Allard tiba-tiba kepada seorang pelayan club yang melintas di depan mejanya.
“Baik tuan.” Jawab pelayan tersebut lalu bergegas memanggil security.
“Hana lepaskan aku! Aku belum puas menghajarnya, seharusnya ku buat patah terlebih dahulu kaki dan tangannya agar ia tidak sembarangan lagi menyentuh wanita!” teriak Brianna.
“Sudahlah Anna, lebih baik tenangkan dirimu lalu kita pulang, okey?” Ucap Mia.
Hana pun melepaskan Brianna dan setelah Brianna cukup tenang mereka langsung memasuki mobil dan pulang ke apartemen masing-masing.
Tbc..
Jangan lupa follow like komen favorit dan hadiah yaa❤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!