"Dokteeeer....dokteeeer ...tolongin ibuku !"
Terlihat,seorang anak perempuan yang berusia 6 tahun,berlari sambil berteriak teriak,memanggil dokter agar segera menolong ibunya,yang ntah kenapa.
Semua mata langsung tertuju ke arahnya.termasuk para suster dan dokter,yang kebetulan sedang melewati anak itu.keadaannya begitu syok,tubuhnya bergetar sambil menangis,membuat siapa saja yang melihatnya merasa iba.
Seorang dokter perempuan menghampirinya,sambil beertanya pada anak itu.
"Apa yang terjadi nak,kenapa dengan ibumu ?"
"Hiks hiks hiks..bu dokter,tolongin ibu di sana,dia jatuh pingsan sambil mengeluarkan darah dari kakinya !" jawab anak itu,sambil menuju arah luar.
Mendengar perkataan anak perempuan itu,dokterpun langsung menyuruh para suster ntuk mengikutinya,sambil membawa blankar.
Mereka segera menuju ke luar,untuk melihat ibu dari anak itu.sesampainua di sana,ternyata benar,terlihat seorang ibu yang sedang hamil besar,tergeletak tak berdaya.
Dokterpun segera memeriksa denyut nadi dan nafasnya,ternyata syukurnya masih bernafas.
Dokterpun memerintahkan para suster,untuk mengangkat ibu itu,dan segera membawanya.
"Ayok nak,ikut dokter untuk menemani ibumu !"
Anak perempuan itupun,hanya menganggukan kepalanya,saat dokter itu mengajaknya.
Mereka segera membawa ibu itu ke ruang IGD,untuk mendapatkan pemeriksaan.dokter tadi segera menyuruh anak perempuan itu untuk menunggu di kursi yg ada di ruangan itu.
Segeralah dokter itu masuk dan memeriksa pasien baru itu.Dengan sangat teliti dan hati hati,dokterpun memeriksanya.
"Suster,tolong cari tau keluarganya,karena pasien ini harus segera di tangani sebelum terlambat !" kata dokter itu,setelah selesai memeriksanya.
"baik dok,saya akan menemui anak itu dan bertanya tentang di mana keluarganya !".setelah berkata begitu,suster itupun langsung menemui anak perempuan tadi.
"Dek,dimana ayahmu sekarang,?"bu dokter ingin bertemu dengan ayahmu sekarang !"
"Ayah sedang di luar kota kak suster,dan dari tadi susah untuk di hubungi !" ucapnya,sambil masih terisak.
"Bagaimana bu dokter mau menolong ibumu dek,kalau tak ada ayahmu di sini,bu dokter harus secepatnya menolong ibu dan adik bayimu,agar mereka selamat !"
"Tolong kak suster,bilangin ke bu dokter,agar segera menolong ibu dan adik bayi !" anak itu memohon,sambil mengatupkan kedua tangannya di dada.
Bu dokter pasti akan langsung menolong ibumu dek,jika setelah ada pihak keluarga yang datang untuk menyelesaikan registrasi dan tanda tangan,untuk menyetujui kalau ibumu akan di operasi cesar !"coba adek hubungi ayahmu lagi,atau keluarga lain yang bisa datang kemari !"
Setelah berkata begitu,susterpun segera pergi menemui kembali dokter tadi. Anak itu termenung memikirkan siapa kira kira yang bisa di mintai tolong,tapi nihil,tak ada satupun terlintas di pikirannya.mereka baru di kota ini,dan belum mengenal siapapun.
"Huff,ini sungguh rumit,bagai mana ini ya allah,aku bingung harus apa,sedangkan ayah,dari tadi tidak mengangkat telfonnya !"
Menangislah kembali akhirnya anak itu,sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.
Sedari tadi ada seorang anak remaja laki laki,yang memperhatikan anak kecil itu.
"Huh,kasian sekali anak itu,tapi aku harus bisa memanfaatkan situasi ini,demi momy !" monolog anak remaja itu,dia segera keluar dari tempat persembunyiannya,dan menghampiri anak perempuan itu.
"Hai cengeng,kenapa nangis mulu,jelek tau !"
tanya anak lelaki itu,sambil duduk di sampingnya.
Anak perempuan itupun segera menoleh ke sumber suara dan bertanya balik.
"kakak siapa ?" tanyanya sambil terisak.
"nama gua Bagas.,lo kenapa nangis di sini ?" dia pura pura tak tahu masalah apa yang di hadapi anak kecil ini.
"Aku Arin kak,dan aku gak cengeng,aku hanya sedang sedih saja !" ucapnya sambil mengerucutkan bibir mungilnya,membuat anak remaja itu gemas dan langsung mencubit pipi embul yang kemerahan,karena habis nangis.
"Aww..sakit kak,jangan d cubit !" Arin mengusap pipinya yang terasa sakit,sambil melotot ke arah Bagas,membuat Bagas terkekeh.
"He he..maaf gak sengaja cengeng !"
"Aku gak cengeng kaaak !" teriak Arin,yang membuat telinga Bagas sakit,sampai dia menutup kedua telinganya.
"Berisik cengeng,di sini banyak yang sakit !"
"kakak yang mulai dan selalu ngatain aku !" omelnya sambil kembali mengerucutkan bibirnya.
"iya deh sorry,lo itu sebenernya kenapa sih,dari tadi gua perhatikan,kalau lo itu mewek mulu ?"
Gadis kecil itupun tanpa ragu menceritakan semuanya pada Bagas,tanpa ragu,padahal mereka baru bertemu. Bagas manggut manggut mendengarkan ocehan anak kecil itu. Dia sangat tersentuh dan terharu mendengarnya.
"Jadi,lo itu sedang butuh bantuan ya ?" tanya Bagas,masih dalam mode pura pura nya.
"iya kak, !" gadis kecil itu menjawab dengan singkat,sambil menunduk.
"jangan sedih cengeng,gua akan menolong lo !"
Arin segera menoleh ke arah Bagas,sambil bertanya dengan wwajah yang mulai ceria.
"Benarkah kakak akan membantuku ?" Bagas hanya mengangguk kecil,sambil tersenyum.
"tapi,bagaimana caranya kak,kakak itu emang udah sedikit besar,tapi belum dewasa,jadi mana bisa membantuku ?" kata bu dokter,harus ada orang dewasa !" lirihnya dengan wajah terlihat kembali murung.
"Eits...jangan sepelekan gua, bocil cengeng !"
asal lo tau,gua itu anak pemilik Rumah Sakit ini, jadi bisa saja memerintahkan para dokter ,untuk segera mengobati ibumu !"
Bagas menjelaskan tentang dirinya pada Arin,agar Arin tak murung dan sedih kembali.
"iyakah, kakak anak pemilik Rumah sakit ini ?" Arin bertanya untuk meyakinkan ucapan Bagas tadi.
"iyalah cengeng,kalau gak percaya,lo bisa bertanya pada semua dokter dan perawat yang ada di sini !" ucapnya dengan santai.
"baiklah,Arin percaya,kalau begitu,ayok kita temui bu dokter sekarang juga !" ajak Arin,sambil menarik tangan Bagas.namun Bagas tak kunjung berdiri,dia tetap aja duduk,sambil menyenderkan tubuhnya.
"kak ayok..!" ajak Arin kembali
"Tak semudah itu bocil cengeng !" ucap Bagas,membuat Arin kembali terduduk.
"Kenapa kakak bicara seperti itu,apa maksudnya ?" kening Arin mengernyit,tanda bingung. "ah dasar bocil cengeng,dengern gua baik baik ya,di zaman sekarang ini,mana ada orang yang ingin membantu tanpa ada imbalannya !"
" ooooh ..kakak ingin imbalan to ?" oke gak masalah,kakak ingin apa " tanya Arin dengan bersungguh sungguh.
"Apa lo yakin,bisa memenuhi keinginan gua ?" tanya balik Bagas,yang langsung di jawab oleh Arin.
"iya kak,Arin akan berusaha !" jangan berusaha,tapi lo harus janji untuk memenuhi keinginan gua !" keukeuh Bagas
"iya kak,Arin janji !"
"awas lo kalo boong,gua bisa masukin lo dan ibu lo ke penjara !"
Mendengar itu,Arin jadi ketakutan dan segera berjanji untuk memenuhi permintaan Bagas.
"iya kak,Arin janji,demi keselamatan ibu dan adk bayi !" sekarang ayok kita temui bu dokter dulu kak,agar ibu segera mendapatkan perawatan !"
"anak siapa ya ini,bawel dan pinter banget,hehe !"
"Bagas malah terkekeh,namun tetap saja,mengikuti langkah Arin,menuju ruangan ibunya Arin di periksa.
sesampainya,di ruangan itu,dokter dan perawat yang ada di sana terkejut,melihat kedatangan Arin yang bersama Bagas,yaitu putra tunggal dari pemilik RS tempat mereka bekerja.
"Selamat sore tuan muda,apa ada yang bisa kami bantu ?" salah satu dokter yang ada di sana,langsung bertanya pada Bagas. Bagaspun tanpa basa basi langsung menyuruh para dokter untuk menangani ibunya Arin.
"Tapi maaf tuan muda,apa anda yakin,ini melanggar aturan RS ?"
"kalian ingin menolak perintah dariku ?" oke sekarang juga saya akan menelfon dady,agar memecat kalian semua yang ada di sini !"
"jangan tuan muda,kami masih membutuhkan pekerjaan di sini !" kata mereka serempak,mereka sudah tau ancaman Bagas itu bukan kosong belaka,bahkan sampe tidak akan ada RS lain yang akan mau menerima mereka,karena tak ingin membuat masalah dengan konglomerat yang satu ini,bisa bisa panjang urusannya.
"oke,aku tak akan jadi aduin kalian semua, sekarang cepet tolongin ibu itu,dan buat dia selamat,beserta bayinya,kalo gak,kalian pasti tau akibatnya,paham ?" iya paham tuan muda !" mereka kembali menjawab dengan kompak.
"Cepat siapkan ruang operasi sekarang sus !"
"iya dok !"
Para suster segera pergi untuk menyiapkan ruang operasi. sedangkan suster yang lain,segera mengganti pakaian ibunya Arin dengan baju khusus untuk operasi.
"Sekarang lo tenang oke,semuanya akan aman terkendali,di tangan gua !" dan ayok kita menunggu di kantin,gua yakin,saat ini lo pasti lapar,iya kan bocil cengeng !"
"he he..iya kak,aku sangat haus dan lapeerr sekarang !" kalo gitu,ayok ikut gua !"
Bagas langsung menggandeng Arin,dan membawanya ke kantin RS,yang ada di lantai bawah.Arin nurut saja pada Bagas,karena dia yakin,jika orang ini sangatlah baik,dan tak akan mungkin menyakitinya.
nyak Suasana kantin lumayan ramai,Bagas mengajak Arin duduk di paling pojok,agar mereka nyaman,dan tidak terganggu.
"lo mau makan apa bocil ? Bagas bertanya pada Arin yang kini sedang mengamati tempat itu. "terserah kakak saja,aku gak pemilih dalam makanan !" jawabnya sambil nyengir,memperlihatkan gigi kecilnya yang putih.
"Baguslah,emang seharusnya bocil memakan apa saja,biar cepet gede,dan cepet sekolah..!" ucap Bagas pula. "aku emang udah sekolah kak,kelas satu sd,he he !" jawab Arin,sambil terkekeh.
"waah,pantas aja lo itu pandai,emang umur lo berapa cengeng ?"
"aiiih kakak ini,sudah ku bilang kalau aku itu gak cengeng,tauuu !" katanya yang masih keukeuh itu. "iya deh,lo itu gak cengeng,umur lo berapa ?"
"aku 6 tahun kak,kalau kakak ?"
"ish..ngapain lo nanya umur gua segala bocil ?"
"lah,kakak sendiri,ngapain nanya umurku segala ?" Arin membalikan pertanyaan yang Bagas tanyakan padanya.
"ck ck..dasar bocil,ya gua pengen tau aja,!"
"nah,itu juga yang ingin aku tau he he !". Arin cengengesan,dan Bagas mencubit kembali pipi embul Arin yang sangat lucu itu.
"kakak mah,nyubit mulu,sakit tauuu...!"
"lo sih gemesiin,gemoy tauu,gue suka nyubit pipi bakpau lo itu !"
"aiih,kakak mah aneh,cepet jawab berapa usia kakak sekarang !"
"pantang nyerah lo bocil,...ck ck!"
"kakaaak,buruan berapa..?"
"iya iya,gua jawab cil,umur gua dah 15 tahun,gua dah kelas sembilan,apa udah cukup ?"
"iya udah kak,ternyata kakak itu udah tua ya ?"
"sembarangan kalo ngomong,tua dari mananya ?"
"coba lo perhatiin dengan baik,gua itu keren dan tampan,mana ada tua ?" semprotnya dengan sedikit mencubit hidung mancung Arin,yang kini memerah,akibat ulahnya.
"kakak emang udah tua,beda jauh dari aku !"
"serah lo ah cil !" kata Bagas,dia tak ingin ribet merebutkan usia.
Tak lama kemudian,makanan yang di pesan Bagas pun datang. Mereka segera memakannya.Arin terlihat sangat lahap,Bagas terus memperhatikan Arin yang makan dengan belepotan,saking lahapnya.Bagas sesekali tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Busyet dah,masa gue suka sama bocil,idiiih udah gila kali ya otak gua,sadar woooi,dia itu bocil cengeng yang masih ingusan...tapi dia lucu dan gemesin sih,he he !" Bagas berceloteh dalam hatinya,sambil terus memperhatikan Arin,dan sesekali dia akan membersihkan mulut Arin yang belepotan.
Acara mereka makan pun selesai.Arin mengajak Bagas untuk segera kembali,karena dia tak ingin berlama meninggalkan ibunya.
"kak buruan,ntr ibuku keburu sadar dan mencariku !" seru Arin, yang sudah tak sabar ingin melihat ibunya.
"iya bentar ah cil,kan harus bayar dulu !" ucap Bagas,sambil membayar makanan yang baru saja mereka makan.
Setelah selesai membayar,mereka segera kembali.Arin begitu terlihat senang,saat sampai di ruang operasi.dia mendengar sayup sayup suara tangisan bayi,dari dalam sana.Begitu juga dengan Bagas,dia begitu senang,bahkan teramat senang.karena sebentar lagi,dia akan segera mencapai tujuannya.
"*cil,sorry ya,senyum lo bentar lagi akan hilang,bukannya gua tega ataupun jahat,merenggut kebahagiaan lo,tapi semuanya butuh timbal balik,agar semuanya adil* !"
Begitulah isi hatj Bagas saat ini,dia merasa kasian melihat Arin yang begitu bahagia,namun kebahagiaannya itu tak akan berlangsung lama.
tak lama setelah itu,keluarlah dokter yang telah membantu proses persalinan ibunya Arin.
"Dokter,bagaimana keadaan ibu,dan adik bayi ?" Arin langsung menanyai dokter yang baru saja keluar itu.
"syukurlah nak,ibumu selamat,dan adik bayinya pun sehat,dan juga sangat tampan !"
"yess..!" Arin dan Bagas mengucapkan kata yes berbarengan dengan makna yang berbeda.
Mereka saling pandang dan tertawa bersama,mencurahkan kebahagiaan mereka bersama sama,walau berbeda maknanya.
"waaah,akhirnya,do,a aku dan ibu di kabulkan tuhan kak,aku senang banget !" kata Arin sambil memeluk Bagas.otomatis,Bagas terkejut dan jadi kaku,saat Arin memeluknya.dia menegang dan merasakan detak jantung yang begitu cepat,hingga dia pun merasa aneh.
"*jantung sialaaan,kenapa pula harus berdetak begitu cepat,saat bocil ini meluk gua,huuf tak aman nih !" Bagas segera melepaskan pelukan Arin yang lumayan erat.*
"oi, lepas jangan terlalu erat meluk gua,engap tau !" kata Bagas dengan perlahan mendorong tubuh kecil Arin.
"hehe maaf kak,Arin terlalu senang,jadi reflex meluk kakak dengan erat !"
"ya ga apalah,gua juga seneng sih !" ucap Bagas pula.
"eh tunggu dok,ada yang ingin di bicarakan,tapi ini rahasia,ayok ikut denganku !"
"baik tuan muda !"
E eh,mau kemana loh,ikut gua ! kata Bagas pada Arin,yang akan melangkah pergi.
"aku mau nemui ibu dan adik bayi,ngapain ikut kakak,bukannya ada rahasia penting bareng dokter ?" kata Arin berhenti melangkah,karena belakang bajunya di tarik oleh Bagas.
"ini juga ada hubungannya dengan lo cil,jadi lo harus ikut,tidak boleh membantah,oke !"
"apa hubungannya dengan akku kak ?" Arin tak mengerti,kenapa Bagas mengajaknya bicara rahasia bersama dokter itu.
"Bagus ya kamu,masih bocil,udah mulai lupa dengan janji yang tadi di ucapkan !"
Arin mengernyitkan keningnya,dan kembali bertanya pada Bagas.
"Apa hubungannya ya kak,rahasia dengan janji aku tadi pada kakak,jadi pusing sendiri deh !"
"ah banyak cakap lo,pokoknya ikut gua sekarang !".
**Bagas segera menarik tangan Arin,dan membawanya ke ruangan pribadi dirinya.di sana,dokter dan Arin di suruh duduk di depan Bagas.**
**"begini dok,tadi Arin telah berjanji pada saya,bahwa dia akan menuruti semua keinginan saya,dan tentu saja anda tau keinginan saya dari dulu apa ?"**
"ya tuan muda,saya mengerti,lalu apa yang harus saya lakukan sekarang ?"
"aku ingin anda merahasiakan semuanya ini .dan juga tolong kasih tau pada semua perawat dan dokter yang lainnya !"
"baik tuan muda,akan saya kerjakan sekarang juga !" jawab dokter itu.
dan satu lagi dok,anda harus mengatakan kalau bayi itu telah meninggal dalam perut,karena terlambat!"
**Arin mencerna setiap perkataan Bagas,pada dokter itu,dia langsung bangkit dan berteriak pada Bagas.**
"apa ini semua maksudnya kak,tolong jelaskan padaku ?" dengan sangat marah,Arin menginginkan penjelasan dari Bagas.
**"apa kamu mengerti sekarang,apa yang aku inginkan darimu ?"**
"tidak kak,jangan,aku mohon,itu tidak bènar kan kak,itu hanya candaan kakak,untuk membjat aku kesal ?" Arin masih belum percaya pada apa yang di dengarnya barusan,dia sungguh tak menyangka sedikit pun,jika orang yang menolongnya ternyata menginginkan adik bayinya yang baru saja lahir.
"Kakak jahaaat...kakak tega..hiks hiks !"
Arin menangis dan berteriak,sambil melempar semua barang yang ada d dekatnya.
"stooop...dasar bocil cengeng,udah diam !" bentak Bagas,dan Arin pun langsung terdiam.
"lo bilang apa tadi hem...gua tega sama lo,dan gua kejam sama lo juga ?" tanya Bagas,yang kini wajahnya sudah ada di dekat wajahnya Arin.Arin hanya menganggukan kepalanya saja,sambil terisak.
"Dengerin gua ya cengeng,yang harusnya lo bilang tega dan jahat itu adalah ayah lo,yang gak mau datang kesini,bahkan gak mau ngangkat telfon dari lo !" ucap Bagas,yang kini tengah mengusap air mata Arin,dengan kedua tangannya itu.
"Lo itu harusnya berterima kasih sama gua,lo tahu kenapa hem ?"tanya Bagas lagi,yang di jawab gelengan oleh Arin.
"Kalau gua tadi gak bantuin lo,ah udah yakin gua,kalau ibu dan adik lo itu tidak akan tertolong,bahkan mereka berdua akan mati karena tidak ada dokter yang mau menanganinya !"
Arin terperangah mendengar penuturan Bagas,dia melotot dan ingin berkata,namun Bagas tak membiarkan Arin untuk membuka mulutnya.
"kenapa melotot,gua gak takut bocil,yang ada gua ingin nyubit lo,karena makin lucu,he he !" Bagas malah terkekeh,melihat tingkah menggemaskan Arin.
"Semua yang gua omongin tadi emang bener,
Lo itu harusnya berterima kasih sama gua,bukannya marah !"
"Baiklah ,makasih kak untuk bantuannya,namun tetap saja kakak itu jahat !"
"Aiiih dasar bocil cengeng,serah lo aja,yang penting gua udah nolongin lo,dan lo harus menepati janji yang tadi lo ucapin sama gua !"
Arin menggelengkan kepalanya,dia tidak mau jika adik yang selama ini ia dan ibunya nantikan,harus di berikan pada orang lain.
"Baiklah jika lo tidak mau,berarti sesuai dengan kesepakatan kita tadi,ibu lo harus masuk penjara bersama lo sekalian !"
"Tidak kak,jangan seperti itu,kasian ibu,dia masih sakit dan aku harus sekolah !" kata Arin
"Makanya,lo turutin saja keinginan gua,dari pada kalian masuk penjara dan gak bisa keluar lagi,bahkan untuk SEUMUR HIDUP !" Dengan sengaja Bagas menekankan,kalimat terakhirnya,agar Arin ketakutan.
"Aku tidak mau kak,tidak mauuu !"
"Kalau gak mau,sekarang ayo ikut gua !" ucap Bagas,sambil menarik tangan kecil Arin.sebelum melangkah,Bagas membisikan sesuatu pada dokter ,dan di angguki oleh dokter itu.
Bagas membawa Arin ke tempat adik Arin yang baru saja di pindahkan ke tempat khusus bayi.mereka langsung masuk dan melihat ada seorang bayi mungil,yang sedang tertidur.
"Ayo kita kesana,biar lebih dekat dan lebih jelas kita melihatnya !" kata Bagas,yang kini tengah menarik Arin,yang enggan melangkah,namun terpaksa mengikutinya,karena terus saja Bagas tarik.
Bagas tersenyum lebar,saat telah berada di dekat bayi itu,dia ingin sekali menggendongnya,namun dia urungkan karena takut akan menyakitinya.
"Hallo bayi tampan,namaku Bagas yang akan menjadi kakak terhebatmu !" ucapnya sambil menoel pipi merahnya.Bagas lalu melirik ke arah Arin,yang kini tengah memejamkan matanya.
Bagas mencubit hidung mancung Arin,yang masih merah karena habis nangis.
"Awww...!"Arin kaget dan mengusap hidungnya yang sakit,akibat ulah Bagas.
"Kenapa kakak mencubit hidungku,sakit tau..!"
"lo kenapa malah merem,apa lo gak mau lihat adik lo yang tampan ini ?" tanya Bagas balik
"adik yang akan di rampas kakak !" lirih Arin,sambil menunduk.
"Lo pilih deh,mending gua rampas atau lo gak akan pernah bisa melihatnya seumur hidup lo,karena tidak selamat,bahkan ibu lo juga gak akan pernah lo lihat lagi !"
Arin mencerna ucapan Bagas barusan,di hatinya,dia membenarkan semua ucapan Bagas barusan.akhirnya Arin mendekati adiknya yang baru lahir.dia memandanginya dengan mata yang berkaca kaca.Arin juga mengusap pipi merah itu dengan penuh kasih.
"Hai adik,ini kak Arin,yang selalu mengajak bicara adik,saat masih dalam perut ibu.kakak sangat menyayangi adik.maafin kakak ya dik,karena kakak tidak bisa bersama adik lagi...hiks hiks !"pecah sudah tangisan Arin saat ini,dia berusaha kuat tapi tetap tak bisa.Bagas pun terharu,dan dia segera memeluk Arin dan mengusap rambut panjang itu.
"Maaf rin,bukannya gua tega,tapi gua juga ingin bahagia seperti yang lo dan yang lainnya,lo masih punya kesempatan untuk punya adik lagi,gua yakin itu !" begitulah isi hati Bagas.
dia mengisyaratkan suster yang sedang berdiri di depannya itu,untuk menggendong bayinya .
"Hei berhentilah menangis cengeng,lihatlah adikmu sedang melihat kakak cengengnya ini !" kata Bagas,yang kini mengusap air mata Arin.
"ini tuan muda bayinya,apa tuan muda ingin menggendongnya ?" tanya suster itu,sambil mendekatkan bayinya.
"tidak sus,biarkan dia yang menggendongnya,tapi harus tetap di dampingi,aku tak mau terjadi sesuatu pada adiku ini !" kata Bagas,yang sudah mengklaim adik Arin sebagai adiknya.
"saya mengerti tuan muda !" jawab suster itu,dia langsung mengalihkan bayi itu ke Arin,sambil tetap dia gendong.Arin langsung mendekapnya dan menciuminya.dia tak ingin momen ini berhenti untuk selamanya.namun itu hanyalah keinginan semu,karena Bagas menyuruh nya untuk berhenti.
"Udah ya rin,karena ini udah waktunya gua untuk balik dan membawa bayi ini !"
"bentar lagi kak,ku mohon !" Arin memelas,agar Bagas mengizinkannya.
"sorry rin,bukannya gak mau,tapi sumpah gua udah harus balik,gua janji besok lo boleh melihatnya lagi,bahkan setiap hari pun boleh !" tutur Bagas yang membuat hati Arin senang bukan main.
"Beneran kak,aku boleh melihatnya setiap hari ?" tanya Arin,dengan wajah yang ceria.
"Tentu saja bocil,bahkan boleh main sepuasnya !"
"woaaah,makasih kak,aku sangat senang mendengarnya !"
"iya gua tahu,sekarang udah dulu ya,gua akan bawa bayi ini ke rumah !"
"tapi kak..!" kenapa lagi cengeng ?" emm...bolehkah aku yang ngasih nama adik bayinya ?" ya tentu saja,nama apa yang ingin lo berikan ?"
Arin berfikir sejenak,dia mengingat nama yang pernah di berikan saat dia mengajaknya berbicara waktu masih dalam perut ibunya.
"Aldo " itulah nama yang terucap dari bibir mungilnya.
"Baiklah,nama itu yang akan di pakai,sekarang gua pergi dulu dan sampai jumpa besok di sini lagi !" kata Bagas,dia menyuruh suster itu mengikutinya sambil membawa bayi Aldo.
Arin hanya bisa melihat kepergian mereka.dia tak begitu bersedih,karena besok Bagas akan membawanya kembali ke sini.tentu saja dia akan bertemu lagi dengan Aldo. Arin sangat berharap Aldo akan baik baik saja di sana bersama Bagas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!