...Kritik dan saran dipersilahkan.....
...tandai kalau typo...
...# H a p p y R e a d i n g #...
Hari ini adalah hari perpisahan siswa/i kelas 12 SMA CAKRAWALA, dipertengahan acara terlihat gadis cantik berpipi tembam tengah duduk diantara teman-teman seangkatannya. Gadis itu tertunduk kala teman-temannya mulai mencubit, memukul, dan mengatainya dengan kata-kata yang kasar.
"Lu itu harusnya sadar diri. "
"Lu kalo ganjen ya ganjen aaja.
"Gausah so alim dan so suci didepan gue. "
"Dasar cengeng. "
"Cewe so alim kaya lu itu ga pantes idup. "
Tak tahan dengan semua perlakuan dari teman-temannya, Indah kemudian bangkit dan berlari kebelakang sekolah. Ya, gadis itu adalah Indah Lysandra Harist putri bungsu dari Harist Wijaya' yang mendapatkan perlakuan bullyng dari teman-teman sekelasnya,atau lebih tepatnya para siswi perempuan. Mereka tak suka melihat Indah yg selalu saja menjadi incaran para laki-laki disekolah. Perlakuan bullyng itu telah terjadi sejak dua tahun lalu saat mereka masih duduk dibangku kelas 10 semester akhir sekolah menengah atas. Sebenarnya Indah bisa saja melawan namun ia tak mau masalahnya menjadi semakin besar.
Indah bersandar ditembok belakang sekolahnya, tampak matanya yang memerah dan sembab. Ini yang kesekian kalianya ia menangis dibelakang sekolah karna perkataan teman seangkatannya, mereka selalu membully Indah, padahal Indah tidak tahu apa kesalahannya pada mereka. Hari ini adalah hari kelulusannya, tetapi teman-temannya masih saja membully-nya. Ditengah-tengah tangisannya, Indah mengambil mini cutter yang memang sengaja dibawanya. Kemudia Indah mulai menyayat pergelangan tanggan kirinya hingga mengeluarkan darah. Entahlah, hal itu selalu dia lakukan setelah mendapatkan perlakuan bullyng dari teman-temannya itu. Setelah puas melihat darah segar yg keluar dari pergelangan tangannya, Indah kemudian berjalan kekamar mandi sekolah dan membersihkan tangannya itu. Tak lupa ia juga membalutnya dengan plaster.
Ketika hendak kembali ketengah lapangan dimana acara perpisahan berlangsung, Indah berpapasan dengan Angga. Angga adalah teman sekelas dan teman kecil indah, Angga adalah orang yang baik, ramah dan tampan dimata kaum hawa yang memang terpesona olehnya. Tapi tidak dengan Indah, Indah malah membuang muka seolah tak mengenali Angga yang berpapasan dengannya.
"Dih, sombongnya." Angga tertawa geli saat melihat Indah membuang muka padanya ketika mereka berdua berpapasan, kemudian ia mengikuti langkah Indah dari belakang.
"Ndah, mau kemana kamu? Kamu sudah makan belum? ketempat bazar yuk!" Ajak Angga dan terus mengikuti arah langkah kaki gadis itu, namun Indah sama sekali tidak memperdulikannya.
"Liat tuh, so so an ga ngegubris Angga, padahal aslinya ganjen. "
"Jijik banget aku liat si Indah itu. "
Angga menghela nafasnya saat mendengar ucapaan para siswi seangkatannya yang sedang mengatai Indah. "kamu abis dibully lagi ya?" Tanya Angga.
"Nggak kok. " Jawab Indah singkat, namun setelah itu ia kembali meneteskan air matanya.
"Udah jangan dipikirin, mereka itu ga penting. Masa baru dikatain gitu aja nangis. Aku, Andre, Bayu, sama yang lainnya aja ditolak 15 kali sama kamu ga nangis." Ucap angga saat perkataannya yang sebelumnya tidak dijawab oleh indah.
"Kalo itu beda cerita. " Indah tertawa kecil mendengar apa yang dikatakan Angga.
"Nah gitu dong, kan keliatan cantiknya." Angga menjeda ucapannya. "Ndah? aku tau kamu dibully
mereka itu karna kamu selalu dideketin sama aku dan yang lainnya, tapi jujur aku ga bisa jauh-jauh dari kamu Ndah, maaf yah. " Ucap Angga lagi.
"Acaraanya udah selesai, Indah mau pulang deh. Ntar keburu sore. " Jawab Indah, jujur saja dia tak suka mendengar ucapan Angga barusan.
"Aku antar naik motor mau? biar cepat dan selamat. " Tawar Angga.
"Indah maunya jalan aja. "
"Yaudah ayo. " Kemudia keduanya berjalan bersama menuju rumah Indah.
... 🦋🦋🦋...
Ditempat lain, terdapat dua keluarga yang tengah membicaran prihal perjanjian perjodohan antara Gus Azzam Al-Fatih putra tunggal dari kyai Umar Al-Fatih dan ummi Ainun dengan putri bungsu Harist wijaya.
"Saya setuju, saya percaya putri saya akan menerima perjodohan ini. Saya sangat senang keluarga kyai Umar datang untuk mengkhitbah anak saya. " Ucap Harist setelah mendengar maksud dan tujuan kedatangan keluarga kyai Umar.
"Alhamdulullah." Jawab para saudara yang hadir pada saat itu.
Setelah inti acara itu selesai, para sanak saudara pun dipersilahkan untuk menikmati jamuan yang ada. Harist dan kyai Umar kembali berbincang-bincang membicarakan prihal tanggal pernikahan kedua anak mereka.
Disisi lain Husain Wijaya, anak sulung Harist sekaligus kakak Indah merasa sedih, pasalnya dia merasa adiknya akan pergi jauh meninggalkannya. Husain tidak ingin berbagi adiknya itu dengan siapa pun, bahkan ketika mendengar tentang perjanjian perjodohan adiknya, dia langsung menyetuji ucapan ayahnya untuk tidak memberitahu Indah tentang perjohohan ini. Husain takut adiknya akan bersiap-siap meninggalkannya, dia tidak ingin itu terjadi.
"Kamu jaga adik saya mulai sekarang, awas kalau lecet sedikit saja, habis kamu sama saya. " Ucap Husain penuh penekanan disetiap katanya menghampiri Gus Azzam yang tengah menikmati jus jeruk yang dihidangkan.
"Akad-nya saja belum. " Jawab Gus Azzam dingin kemudian memalingkan wajahnya dari Husain.
"Saya tidak mau adik saya terluka sedikit saja, saya tau kamu akan menjaganya dengan baik. Tapi saya masih berat untuk melepasnya bersama mu, Gus. " Kata Husain sendu, dia benar-benar tidak mau jauh dari adiknya.
"Saya akan menjaganya, kalau kamu ragu, kamu bisa datang berkunjung kapan saja. Tapi ingat, Indah sudah menjadi MILIK SAYA. " Ucap Gus Azzam tersenyum miring kearah Husain dan penuh penekanan diakhir katanya.
"Kita kan sudah berteman lama saya tau sifat mu itu, dan itulah yang saya takutkan. Jagalah adik saya baik-baik, Gus. " Pinta Husain, dia ingin mempercayakan adiknya kepada Gus Azzam agar dirinya sendiri bisa tenang.
"Saya akan menjaganya dengan cara saya. " Jawab Gus Azzam.
Kedua keluarga sepakat akan mengadakan acara pernikahan minggu depan. Setelah acara perjodohan itu selesai, kedua keluarga pun kembali kekediaman masing-masing untuk mempersiapkan akad nikah yang sudah disepakati.
...🦋🦋🦋...
Sesampainya dirumah Harist langsung disambut oleh putri bungsunya. "Ayah dan kak Husain dari mana saja? Indah dari tadi sendirian dirumah. " Kata Indah memeluk Harist yang baru saja duduk disofa rumahnya.
"Loh, kan dirumah ada Bi Darmi dan mang Ujang. " Kata Husain mendengar keluhan adik kesayangannya itu. Namun Indah malah meliriknya sinis, saat ini Indah ingin mendapatkan perhatian lebih dari Harist.
"Ada yang ingin ayah bicaran dengan kamu. " Ucap Harist sambil mengusap kepala anak gadisnya yang tertutup hijab.
"Ada apa? ayah mau menyuruh Indah menemani kak Husain ke Bandung lagi?"
.
...Next?......
...Kritik dan saran dipersilahkan.....
...tandai kalau typo...
...# H a p p y R e a d i n g #...
Indah langsung melepaskan pelukannya pada Harist, dia terkejut mendengar ucapan ayahnya. Bagaimana tidak? dijodohkan? yang benar saja, bahkan dia baru saja lulus SMA beberapa jam yang lalu. "Ayah ga usah bencanda gitu deh, ga lucu. " Ucap Indah penuh amarah disetiap katanya.
"Ayah tidak bohong,kapan ayah pernah bohong ke kamu. " ucap Harist dengan tegas pada anak gadisnya itu. "kamu juga sudah janji akan menuruti perkataan ayah kan? ayah selalu menuruti keinginan kamu,sekarang kamu yang harus menuruti satu keingin ayah! Hanya satu sayang. " Lanjut Harist mendesak anak bungsunya itu.
"Ada apa? ayah mau menyuruh Indah menemani kak Husain ke Bandung lagi?"
Tanya Indah pada Harist sambil kembali melirik Husain yang duduk disebrangnya. "Kalo keBandung indah mau, tapi kalo sambil nemenin kak Husain Indah ga mau. " Sambungnya sambil terkekeh kecil.
"Ya, ayah memang akan mengirim kamu ke Bandung, tapi bukan untuk menemani Husain. " Jawab Harist.
"Lalu? ayah mau nyuruh Indah liburan?" Tanya Indah dengan polosnya, masih dengan posisi memeluk ayahnya.
Husain menunduk saat mendengar pertanyaan adiknya itu, dia selalu membawa adiknya untuk berlibur dan mengurus urusan bisnisnya diBandung. Tapi kali ini adik kesayangannya itu pergi bukan bersamanya dan bukan untuk berlibur.
"Tapi kamu harus janji akan menuruti perkataan ayah. " Jawab Harist mulai serius, dan dijawab anggukan oleh Indah.
"Ayah pernah membuat janji dengan teman ayah, perjanjiannya adalah menjodohkan anak-anak kami. Dan kamu sudah ayah jodohkan dengan anak teman ayah disana, acara khitbahnya juga sudah selesai. " Jawab Harist tanpa ragu karna ia tidak ingin menyembunyikan apa pun pada anak gadisnya itu.
Mata indah mulai memanas mendengar perkataan ayahnya, dan memang benar semua permintaannya selalu dituruti oleh Harist. Indah mulai menatap Harist dan Husain bergantian dengan matanya yang mulai berair.
Husain yang tak ingin melihat adiknya menangis pun beranjak kekamarnya meninggalkan ayah dan adiknya disofa ruang tamu istana Harist itu. Biarlah Harist yang menjelaskan semuanya.
"Indah tidak mau dijodohkan, apa lagi indah tidak tau siapa orangnya. Kenapa ayah menjodohkan Indah? Indah tidak mau, pokoknya tidak mau hiks ... hiks ... " Ucap indah yang mulai menangis didepan ayahnya.
"Ayah sudah menjodohkan kamu, dan ayah tidak menerima penolakan apa pun. Ayah memilihkan calon terbaik buat anak kesayangan ayah. Ayah yakin kamu bahagia bersamanya. Sekali ini saja!turuti permintaan ayah. " Jawab Harist dengan tegas dan penuh penekanan mencoba menyakinkan anak bungsunya itu.
Indah tak mau menjawab lagi, kemudian dia beranjak meninggalkan ayahnya diruang tamu dan berlari menghampiri Husain.
Ketika sampai dikamarnya, Husain tiba-tiba ditelfon oleh Gus Azzam yang ingin membicarakan masalah gedung yang akan menjadi tempat akad nikahnya.
"Akadnya diadakan dirumah kami saja,masalah dekorasi dan lain-lain sudah saya handle semuanya. " Ucap Husain pada Gus Azzam melalui sambungan telefon.
Tiba-tiba indah langsung masuk kekamar Husain tanpa mengetuk pintu dan memeluknya sangat erat, Indah hendak mengadu pada kakaknya itu.
"Huaa ... Kak Husain hiks hiks ..."
"Ma-masa ayah bilang kalo Indah sudah dikhitbah hiks ..."
"Indaah g-ga ma-mau hiks ..."
"I-Indaah g-ga suka, Indah ga mau dijodohon, bahkan indah tidak tau siapa orang yang dijodohkan dengan indah hiks ..."
"P-pasti dia sudah tua, gendut, perutnya buncit, kepalanya botak,bdan kumisan. " Adunya sesenggukan dan terisak pada Husain, dia memeluk Husain dengan erat dan menyembunyikan wajahnya didada bidang kakaknya itu.
"Ya, orangnya kumisan. " Jawab Husain menggoda adiknya, padahal telfonnya dan Gus Azzam masih tersambung. Sebenarnya dia sedih melihat adiknya menangis, tapi dia juga menginginkan adiknya menikah dengan Gus Azzam.
"Huaa ... Indah mau kabur saja. " Ucap indah ketika mendengar ucapan Husain, tetapi dia masih memeluk kakaknya itu dengan erat.
"Memangnya kamu bisa kabur?" Husain menjeda ucapannya. "Dia laki-laki baik, kakak kenal dia, kamu jangan nangis terus. Kalau kamu nangis terus, kakak bakal nyuruh ayah buat minta akadnya dipercepat. " Ancam Husain sambil melepaskan pelukan adiknya.
"Huaa ... kak Husain jahaaat. " Jawab indah, kemudian dia menghempaskan tubuhnya ke kasur kingsize milik Husain dan masih terus menangis.
Sedangkan Gus Azzam yang mendengar Indah menangis dan mengatainya di balik telfon merasa gemas dengan Indah. Gus Azzam semakin penasaran dengan sosok Indah Lysandra Harist yang sepertinya anak manja.
Setelah mematikan sambungan telfonnya, Husain menghampiri Indah yang masih setia dengan tangisannya. "Kamu dengerin kakak ya, dia itu calon suami yang tepat untuk kamu, terlebih lagi dia pilihan ayah dan kakak. " Jelas Husain sambil mengelus kepala adiknya itu.
"T-tidak,Indah tidak mau. Indah tidak kenal dengan dia. " Ucap Indah.
"Kenapa tidak mau. " Husain menjeda ucapannya. "Dia laki-laki yang baik dan paham agama,dia calon yang sangat tepat untuk kamu, apa kamu pikir ayah sama kakak akan menyerahkan kamu ke laki-laki yang tidak tau adab?" Tanya Husain pada Indah yang masih setia pada tangisannya.
"Indah ga tau harus gimana, Indah bingung hiks ... Kenapa Indah yang harus menuruti perjanjian yang dibuat ayah hiks ... Tapi, kalo kak Husain sama ayah tetap keukeh, Indah sudah pasti tidak bisa berbuat apa-apa. " Jawab Indah sendu.
Husain tersenyum mendengar perkataan adiknya, dia mengusap-usap kepala adik kesayangannya itu. Kemudian dia membiarkan Indah yang kelelahan menangis untuk tertidur diatas pahanya.
Melihat tangisan Indah, Husain teringat kejadian beberapa tahun lalu, kejadian yang merenggut Mama dan istrinya. Kejadian yang begitu menyesakkan, kejadian yang pernah menghilangkan senyuman adiknya yang manis. Husain sudah kehilangan dua perempuan yang membuat hidupnya berwarna, kali ini dia tidak ingin kehilangan lagi. Husain menyetujui Harist yang berniat menjodohkan Indah, karna dia percaya bahwa Gus Azzam akan menjaga adik kesayangannya dengan baik, menjaga perempuan yang membuat Husain ingin terus hidup untuk menjaganya.
...🦋🦋🦋...
Gus Azzam setia mendengarkan ocehan ummi Ainum melalui sambungan telfon.Setelah Husain mematikan sambungannya tadi,ummi Ainum tiba-tiba menelfon Gus Azzam.
"Ummi sudah tidak sabar mau liat calon mantu ummi, lagian emangnya kamu ga bisa ngajak calon mantu ummi ke butik atau kemana gitu?"
"Tidak bisa ummi. "
"Kamu ini ya Zam, apa-apa tidak bisa. Nyenengin ummi sedikit saja tidak bisa, Abi kamu juga bilangnya tidak bisa. Lagian kaliankan sudah mau menikah, massa kamu ga bisa ngajak calon mantu ummi ketemu ummi. "
"Maaf ummi. "
"Yasudah, besok kamu pulang cepat ya! kebutik sama ummi. Ummi mau memastikan gaun pernikahan untuk calon mantuummi. "
"Yasudah iya, selesai sholat jum'at besok Azzam akan langsung pulang nemenin ummi kebutik.bBagaimana? setuju kan ummi?"
"iya, yasudah kalo gitu. Assalamualaikum. "
"Wa'alaikumsallam"
Sambungan telfon pun terputus.
Gus Azzam menghela nafasnya, "Calon mantu calon mantu. " Guman Gus Azzam resah.
Ummi Ainun selalu membicarakan calon mantunya, padahal pernikahannya saja masih akan diadakan dalam lima hari, tapi umminya itu sudak tidak sabaran menyambut calon mantunya itu.
"Bahkan ummi seperti lebih menyayangimu dari pada saya. " Guman Gus Azzam tersenyum tipis.
...Next......
...Kritik dan saran dipersilahkan.....
...tandai kalau typo...
...# H a p p y R e a d i n g #...
Keesokan harinya saat terbangun Indah mendapati dirinya masih berada di kamar Husain. saat keluar dari kamar Husain, dia melihat seluruh rumahnya sudah mulai didekorasi. Indah merasa bahwa Harist dan Husain ingin dirinya cepat-cepat meninggalkan rumahnya sendiri.
"Baru semalam diberitahu kalau dijodohkan, hari ini Langsung ngedekor. " Gumannya sambil tertunduk lesu meratapi nasib.
Kemudian Indah berjalan kekamarnya, ia mandi dan bersiap-siap hendak pergi untuk menenangkan pikirannya, yah untuk sekedar cari-cari angin. Setelah selesai mandi, Indah memakai abaya Milo polos dengan pashmina berwarna senada dan sedikit polesan make up natural. Indah menghampiri Harist yang dilihatnya tengah duduk disofa bersama Husain saat keluar dari kamarnya.
"Ayah, Indah mau keluar sebentar boleh tidak?" Tanya Indah ragu-ragu.
Mendengar anak gadisnya yang meminta izin, Harist yang tengah berbincang-bincang dengan Husain langsung menatap anak gadisnya itu.
"Mau kemana?" Tanya Harist.
"Mau jalan-jalan cari angin, sebentar lagi Indah kan sudah tidak bisa berjalan bebas kesana kemari. " Jawab Indah memperlihatkan wajah sedihnya.
"Ya sudah, ini kunci mobil dan ini buat jajan. " Ucap Harist memberikan Black card dan kunci mobil berjenis Lotus Evija kesayangannya pada Indah.
"Indah mau nyari angin jalan kaki, bukan naik mobil. " Celetuk Indah pada Harist tetapi ia tetap menerima Black card dari ayahnya itu.
"Ayah ngasih kunci mobil supaya kamu bisa bebas kemana saja yang kamu mau, lagi pula mobilnya menggunakan GPS, jadi kalau kalau kamu kabur, ayah tidak perlu khawatir. " Jelas Harist tersenyum sayang pada Indah.
Husain tertawa kecil mendengar perkataan Harist, terlebih lagi ketika ia melihat raut wajah Indah yang berubah drastis. Indah merasa Harist tidak mempercayainya sampai-sampai memberikan mobil yang sudah dilengkapi dengan GPS.
Melihat adiknya sedikit kesal, Husain membuka suara "memangnya Indah mau kemana? atau begini, pergi bareng kakak saja mau tidak?" Tawar Husain.
"Kemana?" Tanya Indah.
"Nonton, atau kalau kamu mau kita bisa kepantai sebentar. " Tawar Husain lagi.
"Em ... Indah mau jalan-jalan sendiri saja, mau menghabiskan uangnya ayah. " Jawab Indah mengedipkan kedua matanya beberapa kali sambil tersenyum manis kearah Harist dan Husain.
"Kamu ini ada-ada saja, uang ayah tidak akan habis kalau kamu yang jajan. " Ucap Harist dengan tawa khasnya, mengingat Indah yang memang tidak suka dengan barang-barang mahal, membuang-buang uang katanya.
Indah menatap malas pada Harist, kemudian dia mengambil kunci mobil yang diberikan padanya. "Ya sudah, Indah pergi dulu. Assallamualaikum" pamit Indah sambil menyalami Harist dan Husain.
"Wa'alaikumsallam." Jawab keduanya bersamaan.
🦋🦋🦋
Harist memang tidak pernah mengecewakan, ini pertama kalinya Harist membiarkan Indah pergi menggunakan mobil mewahnya sendiri.Dan sekarang disinilah Indah, menatap tak percaya sambil menyetel mobil mewah itu.
Biasanya Harist akan menyuruh supir atau Husain untuk pergi bersama Indah, tapi kali ini Indah benar-benar dibebaskan, mungkin karna sebentar lagi Indah sudah tidak bersamanya. Begitulah yang terlintas dipikiran Indah.
"Em, enaknya kemana yah?" Guman Indah saat dirinya sudah mulai keluar dari komplek perumahannya.
Indah melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, namun sesekali dia juga menambah kecepatan mobilnya saat melalui jalanan yang lumayan sepi. Niatnya cuma ingin cari angin tapi jadinya malah menguji adrenalin, melampiaskan semua kekesalannya tentang perjodohan dengan ngebut-ngebutan dijalanan sepi. Walaupun begitu, Indah tetap menaati peraturan lalu lintas dengan menghidupkan sen saat berbelok dan berhenti saat dipersipangan yang terdapat lampu merah. Setelah puas dengan aksinya, Indah ingin menepikan mobilnya dipinggir jalan yang memang terlihat sepi.
Sreetttt...
Tiba-tiba ada sebuah mobil yang tak kalah mewah dengan yang digunakan Indah menyerempet bagian kanan mobilnya dan berhenti tepat didepannya. Indah yang terkejut dengan hal itu langsung keluar untuk melihat keadaan mobil kesayangan Harist yang sudah dapat dipastikan lecet parah.
"Astagfirullah." Ucap Indah saat melihat sisi kanan mobilnya yang sudah lecet tak bisa diselamatkan.
Beberapa saat kemudian, dari mobil yang menyerempetnya keluar seorang lelaki tinggi berbaju koko serta menggunakan sarung dan jangan lupakan sorban yang digunakan lelaki itu dari leher sampai menutupi sebagian wajahnya. Pandangan mereka sempat bertemu beberapa saat sampai Indah menundukkan kepalanya.
Lelaki itu menaikkan satu alisnya, tatapannya dingin tetapi dia juga terkagum, melihat seorang gadis yang dikenalinya memakai abaya lengkap dengan pashminanya, bisa mengendarai mobil yang biasanya hanya dikendarai oleh laki-laki.
"Ada yang terluka?" Tanya lelaki itu datar.
"Tidak, maaf karna saya menghalangi jalan anda" Jawab Indah.
"kamu yang terserempet, kamu juga yang minta maaf. " Batin lelaki itu.
"Mobil kamu lecet, saya akan mengganti rugi. Bagaimana kalau ...." Belum sempat lelaki itu menyelesaikan ucapannya, Indah sudah memjawab.
"Tidak perlu, terima kasih. Saya duluan, Assalamualaikum. " Jawab Indah cepat, ia sedikit takut berada satu tempat dengan orang yang tidak dikenalinya. Kemudian Indah mengitari mobilnya, dia berniat untuk pergi dari tempat itu secepat mungkin.
Saat Indah hendak membuka pintu mobilnya, lelaki itu kembali bersuara "Buru-buru sekali. " Ucap lelaki itu datar.
"Sebelumnya saya minta maaf, tetapi tidak baik bagi seorang lelaki dan perempuan yang bukan mahram berdua-duan. Mungkin tempat ini memang terbuka untuk umum, tapi saat ini hanya ada kita berdua, dan itu bukanlah suatu hal yang baik. " Ucapan Indah terdengar bergetar, menandakan bahwa ia takut, namun ekspresinya biasa saja "Saya permisi, Assalamualaikum. " Lanjutnya.
"Wa'alaikumsallam." Jawab lelaki itu singkat.
Kemudian Indah masuk dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Takut ya? Menarik. " Guman lelaki itu tersenyum tipis sangat tipis bahkan tak terlihat bahwa ia sedang tersenyum melihat Indah yang melaluinya.
Saat hendak melangkah kembali kemobilnya, lelaki itu tak sengaja menginjak sesuatu dibawah kakinya. Dilihatnya, sebuah gelang emas berukirkan nama sang pemilik. Kali ini ia benar-benar tersenyum simpul melihat nama pemilik gelang itu seolah semesta berpihak padanya. Lelaki itu memilih untuk menyimpan gelang tersebut dan berlalu meninggalkan tempat itu.
Gus Azzam kini tengah berapa didalam mobilnya, bersama dengan ummi Ainun dan Abi Umar untuk menemaninya pergi ke butik. Tetapi ummi Ainun sedari tadi tak henti-hentinya berbicara, pasalnya Gus Azzam menjemputnya dengan mobil yang lecet parah.
Kondisi mobilnya sama dengan kondisi mobil Indah, karna lelaki yang menyerempet Indah adalah Gus Azzam. Namun Gus Azzam awalnya tak menyadari bahwa yang diserempetnya itu adalah calon istrinya sampai ketika mereka bertatapan, Indah juga tidak mengenalinya karna memang Indah tidak pernah bertemu dan diberitahu tentang Gus Azzam, lelaki yang akan menjadi suaminya.
"Kamu tadi ketemu calon mantu ummi? terus ini mobilnya kenapa bisa kaya gini?" Tanya ummi Ainun penuh selidik.
"Iya ummi. " Jawab Gus Azzam singkat.
"Terus ini mobilnya kenapa?" Tanya ummi Ainun lagi.
"Tadi tidak sengaja nyerempet mobil calon mantunya ummi. "
"Loh Zam, kamu belum apa-apa sudah nyerempet saja. " Kali ini Abi Umar yang bersuara.
"Azzam buru-buru Abi, tadi ada kucing lewat.jadi Azam banting stir sampai nyerempet mobilnya calon mantu Abi dan Ummi. " Jawab Gus Azzam seadanya.
Abi Umar dan ummi Ainun yang mendengarkan penjelasan anaknya pun mengerti dan mengangguk paham. Setelah sampai dibutik dan selesai memilih gaun pengantin, mereka bertiga kembali mempersiapkan apa saja sesuatu yang belum selesai untuk acara pernikahan, Gus Azzam juga berniat untuk memperbaiki bagian lecet pada mobilnya esok hari.
...Next......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!