"Kalian jangan bercanda ! Sudah banyak orang-orang yang datang ,mau ditaruh dimana muka saya ini !" Marah Fahmi pada kedua orang suruhan nya
"Maaf,pak ! Tapi informasi yang kami dapatkan memang seperti itu. Fadli dan keluarga nya sudah pergi entah kemana ,ada yang mengatakan mereka pindah ke luar negeri ada juga yang mengatakan jika mereka hanya berlibur " Jawab salah satu nya
"Apa kalian sudah mengecek rumah nya ?" Tanya Fahmi lagi
"Sudah pak. Bahkan rumah nya kosong " Jawab satu nya
"Kurang ajar ! Berani sekali dia mempermainkan ku " geram Fahmi
Saking marah nya ia sampai merasa sakit di bagian dada nya.
"Pak...anda baik-baik saja ?" mereka nampak khawatir ketika melihat Fahmi memegangi dada nya
"Saya baik-baik saja " Jawab Fahmi sambil terus menarik nafas
"Saya bersedia menggantikan Fadli " Cetus seorang pria tiba-tiba
"Dani ..." Lirih Fahmi
"Iya,om...biar saya saja yang menggantikan Fadli,saya dan Vinaya sudah sangat mengenal bahkan kita bersahabat,saya tidak mau Vinaya dan om menanggung malu karena perbuatan Fadli , insyaallah saya ikhlas" ucap pria itu mantap
"Kau yakin ?"
"Iya om "
"Baiklah kalau begitu ,akan om katakan dulu pada Vinaya " Fahmi tidak ada pilihan lain selain menerima Dani sahabat putri nya sebagai pengganti calon menantu nya yang kabur daripada acara batal lalu ia dan putri nya akan menanggung malu
Di dalam kamar Vinaya sudah merasa gelisah , perasaan nya sudah tidak enak semenjak kemarin. Setiap pesan dan panggilan telepon tak satu pun yang dibalas nya ,dan kini bahkan nomor ponsel sang kekasih sudah tak dapat dihubungi.
"Ya Allah....ada apa ini kenapa mas Fadli tidak bisa dihubungi" Lirih nya
"Kalian bisa diam tidak !" Sentak nya membuat para MUA terkejut ,pasalnya tak satu pun diantara mereka yang mengganggu calon pengantin itu
"Maaf ,dari tadi kami diam tidak melakukan apapun" ucap salah satu MUA
"Oh...maaf ,aku tidak bermaksud "Ingin rasanya gadis itu menggaruk kepalanya karena rasa gugup tapi riasan di kepalanya membuat nya urung melakukan nya karena ia tak ingin merusak riasan yang sudah susah payah tim MUA kerjakan
"Sial .....aku kelepasan " Batin nya
Vinaya yang dari kecil sudah bisa melihat hal ghaib pun jadi terbiasa dengan makhluk-makhluk tak kasat mata. Namun meski begitu ia selalu cuek enggan berinteraksi dengan mereka tapi kini ia merasa jengah karena makhluk-makhluk itu terus berseliweran ke sana ke mari bahkan ada yang sampai mengenai wajah nya. Perasaan nya yang sedang kalut membuat nya tak sadar ketika berteriak tadi.
Saat itu kebetulan Fahmi datang ,ketiga MUA diminta keluar.
"Ayah "
"Nak,maafkan ayah " Ucap Fahmi pelan
"Kenapa ayah meminta maaf ?" Tanya Vinaya
"Karena ayah harus mengganti pengantin pria ,Fadli ....dia sudah pergi entah kemana ,bahkan rumah nya pun kosong ,dia pergi bersama keluarga nya " tutur Fahmi yang tidak ada kebohongan sama sekali salam ucapan nya
Deg'
"A...ayah...tidak bercanda kan ?" tanya Vinaya tergugu bahkan matanya pun sudah berkaca-kaca
Fahmi menggeleng,"Dani yang akan menjadi pengantin pengganti nya " jawab Fahmi
"Apa...Dani ?"
Sama hal nya dengan Fahmi ,Vinaya pun merasa tak ada pilihan lain selain menerima Dani sebagai pengganti calon pengantin pria. Keluarga Dani pun setuju-setuju saja, mengingat Vinaya dimata mereka adalah gadis baik hati ramah dan tidak sombong. Mereka tentu akan sangat merasa bangga mendapatkan menantu seperti Vinaya.
Maka ijab kabul pun berjalan dengan lancar,kini kedua nya telah resmi menjadi sepasang suami istri.
Malam pengantin yang seharus nya menjadi malam yang dinantikan setelah ikrar janji suci dihadapan penghulu. Namun bagi pasangan Vinaya dan Dani hal itu malah menjadi momen yang sangat lucu bagi keduanya. Bagaimana tidak,baik Vinaya maupun Dani keduanya sama-sama tidak menyangka jika mereka akan menjadi pasangan suami istri.
Dalam kecanggungan yang luar biasa keduanya terus mengobrol membicarakan banyak hal. Rasa sedih dan kecewa yang dirasakan Vinaya seolah melebur jadi butiran debu saat mendengar celotehan Dani.
Akan tetapi canda tawa keduanya tiba-tiba berubah jadi kepanikan tatkala Dani yang tiba-tiba tak sadarkan diri di kamar mandi.
Dengan panik Vinaya terus berteriak memanggil bantuan ,hingga beberapa saat kemudian Dani dibawa ke rumah sakit karena denyut nadi nya yang melemah.
Semua orang menunggu dengan harap-harap cemas. Vinaya , meskipun tak ada rasa cinta dihatinya untuk Dani ,tapi ia sebagai sahabat sangat merasa khawatir dan takut sesuatu yang buruk menimpa nya.
"Ya Allah Dani....jangan sampai aku jadi janda sebelum ..... astaghfirullah....apa yang ada di otak ku " lirih Vinaya seraya memukul pelan kepala nya
Cklek'
Mendengar pintu ruangan terbuka mereka semua langsung menanyai dokter.
"Dokter .....bagaimana keadaan anak kami ?" Tanya Lilis ibunya Dani
"Maaf kan kami.... penyakit jantung yang diderita pasien sudah sangat kronis sudah masuk stadium akhir,kami sudah berusaha semampu kami tapi Allah sudah berkehendak lain " Dokter nampak menundukkan kepala rasa sesal dihatinya saat tak bisa menyelamatkan pasien membuat nya tak mampu mengangkat wajah menatap orang-orang di hadapan nya
"Penyakit jantung ?" Tanya Lilis nampak terkejut
"Ya,apa selama ini pasien tidak memberi tahu anda atau keluarga yang lain ?" Tanya dokter itu terpaksa mengangkat wajah
"Tidak....tidak.... Dani...." Lilis pun jatuh tak sadarkan diri ,sementara suami nya dengan sigap membopong sang istri
Gundukan tanah merah bertabur bunga menjadi pertanda jika kuburan itu masih baru.
Satu hari setelah pemakaman Dani,Vinaya nampak mengurung diri di dalam kamar. Gadis itu merasa sedih karena kehilangan sahabat sekaligus suami nya. Ia tak pernah menyangka jika Dani mengidap penyakit jantung. Selama ini fisik nya memang selalu terlihat baik-baik saja ,bahkan tak pernah sedikitpun Dani memperlihatkan rasa sakit nya di hadapan nya.
"Kenapa harus seperti ini ?" Lirih nya pelan
"Anak ku ..." Vinaya menoleh air mata nya bercucuran saat ibu nya merentangkan kedua tangan nya
"Ibu...." lirih nya terisak
"Kamu harus kuat. Hidup itu penuh dengan cobaan ,ibu yakin kamu pasti bisa melaluinya. Ini baru secuil cobaan yang Allah berikan ,masih ada cobaan-cobaan lain yang telah Allah siapkan untuk menaikkan derajat mu,hadapi cobaan dengan segala keikhlasan,jangan sedih dan murung terlalu lama. Hidup mu masih panjang akan ada banyak perjuangan yang harus kamu taklukan ,ibu yakin kamu pasti bisa " Mika mengusap kepala putri ya yang berada di pelukan nya
Mika sang ibu memang sudah meninggal hanya saja,ia masih bisa menemui putrinya. Hal itu membuat Vinaya masih bisa merasakan kasih sayang ibu nya,dan hal yang membuat Vinaya bahagia saat ia bisa menyentuh ibu nya.
"Tidurlah ,hari sudah larut. Apapun yang terjadi besok kamu harus kuat dan tabah jangan lupa juga untuk tetap tersenyum" Bisik Mila
"Maksud ibu,apa ? Apa besok akan ada hal yang terjadi ?" Tanya Vania menatap ibunya dengan mata sembab
"Jangan pikirkan itu, pokok nya apapun yang terjadi nanti kamu harus tegar ,kamu perempuan kuat ibu yakin kamu pasti bisa melewati setiap rintangan dalam hidup " Setelah mengucapkan itu,Mika pun menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur , hal yang sering ia lakukan jika mengunjugi putri nya.
Keesokan harinya
Vinaya tengah menyapu halaman rumah. Perasaan nya sudah sedikit lebih baik. Hingga tiba-tiba bunyi burung kedasih terdengar sangat nyaring di atas pohon manggis depan rumah nya. Mitos tentang burung kedasih atau yang beberapa orang menyebut nya dengan nama cirit incuing konon dipercaya sebagai penanda datang nya kematian seseorang. Meski sangat sulit dijelaskan dalam sebuah kajian ilmiah,mitos burung kedasih terlanjur melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak dahulu kala.
Perasaan Vinaya kembali diliputi kekhawatiran apalagi mendengar ucapan ibunya semalam membuat nya menebak-nebak hal apa yang akan terjadi.
"Semoga bukan pertanda buruk " batin Vinaya
Beberapa saat kemudian datang seorang pria membawa sebuah map.
"Sebentar saya panggilkan ayah dulu" Ucap Vinaya setelah mempersilahkan pria itu menunggu di kursi teras
Tak lama Fahmi keluar dengan wajah pucat. Vinaya tak melihat wajah ayahnya karena saat memanggil nya tadi ayahnya memunggungi nya,belum sempat ayahnya menengok Vinaya sudah keburu pergi ke dapur. Gadis itu hendak membuatkan minuman untuk tamu ayah nya.
Setelah selesai membuat minum Vinaya pun ke luar menghampiri ayah dan tamu nya ,akan tetapi begitu ia sampai di ambang pintu,ia menjatuhkan baki yang berisi minuman itu hingga minuman yang ia bawa itu tumpah dan gelasnya hancur berkeping-keping.
"AYAH.....! "
Bersambung...
Fahmi yang kesehatan nya menurun sejak semalam, menyembunyikan rasa sakit nya pada sang putri. Ia tak ingin anak nya itu merasa khawatir. Meski tubuh nya terasa sakit dan lemas ia tetap beraktivitas meski ia tak berangkat bekerja. Fahmi sedang berada di halaman belakang sambil membersihkan kandang burung murai kesayangan nya.
Saat itu Vinaya datang memberitahukan jika ada tamu di luar,Fahmi pun hanya menyahut tanpa menoleh ,setelah putrinya pergi barulah Fahmi beranjak dari tempat duduk nya.
"Padahal bisa lewat telepon saja,jadi gak perlu kamu repot bolak-balik. Ada apa ? Apa ada masalah ?" Tanya Fahmi yang baru saja menemui tamu nya ,ia dapat melihat raut tegang di wajah tamu nya itu
"Maaf pak,tadi saya sudah coba telpon bapak tapi bapak tidak menjawab panggilan saya ,makanya saya datang ke sini " Ucap nya
"Oh,iya. Mungkin hp saya tertinggal di kamar. Memang nya ada apa ? Sepertinya penting sekali ?" Tanya Fahmi lagi
"Apa bapak sedang sakit ? Wajah bapak pucat sekali " Bukan nya menjawab ,pria yang merupakan karyawan di toko parfum nya itu malah bertanya mengenai kondisi atasan nya
"Saya tidak apa-apa,cuman kelelahan saja . Jadi ada apa ?" Tanya Fahmi lagi
"Begini pak,sudah beberapa hari terakhir pak Hadi tidak bisa dihubungi,bahkan sekarang nomor ponsel nya sudah tidak aktif " Ucap nya
"Lalu ?" Kening Fahmi berkerut,ia sudah merasa tidak enak hati mendengar nya , pasal nya orang bernama Hadi itu merupakan partner nya dalam mengelola bisnis parfum yang sudah bertahun-tahun ia kelola
"Tadi pagi,ada orang mengaku seorang pengacara. Pengacara itu memberikan ini " Pria bernama Heri itu menyerahkan berkas yang berada dalam map biru yang ia bawa
Fahmi meraih berkas tersebut ,tanpa membaca keseluruhan nya ia sudah dapat menyimpulkan apa isi dari berkas tersebut.
"Kurang ajar .....berani sekali dia menipu ku " Fahmi merasa murka dibuat nya
Toko yang ia bangun dari nol yang tadinya hanya berukuran kecil sekarang sudah berubah menjadi toko yang besar kini sudah berpindah tangan pada orang lain yang sudah ia percaya mengelola bisnis nya.
Seketika Fahmi merasa nyeri di bagian dada nya,pria itu memegangi dada kirinya dengan mata terpejam. Nafas nya tersengal menahan sakit dan sesak.
"Pak....!" Seru Heri segera menahan tubuh Fahmi yang hendak ambruk
Di detik berikut nya,Fahmi pun tak sadarkan diri berbarengan dengan kedatangan Vinaya.
"AYAH....! " Pekik Vinaya seraya menjatuhkan minuman beserta baki yang ia bawa
Singkat cerita, Fahmi kemudian dibawa ke rumah sakit. Bagai disambar petir di siang bolong,Vinaya merasa tak percaya jika ayahnya terkena serangan jantung.
"Masuklah ,ayah mu ingin bicara padamu " Ucap dokter tersebut
"Ayah ..." lirih Vinaya menyentuh tangan Fahmi
"Vinaya putri ayah,maafkan ayah jika ayah belum bisa membahagiakan mu ,maaf ayah...."
"Tidak ayah,ayah tak usah minta maaf. Aku sangat bahagia memiliki seorang ayah yang baik seperti ayah,harusnya aku yang minta maaf sama ayah,maaf belum bisa menjadi anak yang berbakti " Lirih Vinaya
"Nak,...setelah ini hidup lah dengan baik ya,apapun yang terjadi kamu harus kuat,dan jangan lupakan tersenyum karena kamu jadi semakin cantik jika tersenyum,ayah sudah tidak kuat,kamu harus janji satu hal pada ayah ..." Fahmi menjelaskan kalimat nya ,ia harus menghirup oksigen karena rasa sesak membuat nya kesusahan bernafas ,sementara Vinaya hanya bisa terisak-isak mendengarkan ucapan ayah nya
"Jadilah wanita tangguh,seberat apapun cobaan yang Allah berikan kamu harus kuat,sabar dan ikhlas menjalani nya, ingatlah Allah Maha tau apa yang terbaik untuk hamba nya " Fahmi menjadi semakin sulit bernafas namun karena masih ada yang harus ia sampaikan pada putri nya ,ia pun berusaha untuk tetap sadar
"Di....laci meja ....kerja ayah....ada buku...re..kening ...dan...kartu A...T...M atas...na...ma...kamu...gun...nakan...u...ang...itu....dengan...baik...ayah..meny...nyayangi....mu ,to...long...bantu...ay...yah...." Fahmi merasa waktunya sudah tak banyak lagi,apalagi samar-samar ia melihat sosok istri tercinta sudah berada di dekat nya ambil tersenyum
"Sayang....kau datang menjemput ku " Lirih Fahmi membatin
"Huuuhhuuu.....ayah....ayah harus bertahan...aku..aku panggilkan dokter ya " Vinaya yang panik pun hendak keluar karena para dokter yang menanganinya masih berada di luar
"To...long...." Lirih Fahmi
"Bantu ayahmu mengucapkan dua kalimat syahadat nak, sudah waktunya ayah pergi " Ucap Mika ,Vinaya baru menyadari jika ibunya sudah berada di ruangan itu bersama nya
"Tidak....jangan bilang ibu mau menjemput ayah ?" Vinaya nampak menggeleng kan kepala tak terima
Namun Mika hanya tersenyum sebagai jawaban ,wanita itu pun menoleh pada suami nya.
"Cepatlah ,waktunya sudah tidak banyak !" Titah sang ibu
Akhirnya dengan berat hati Vinaya pun menuntun ayah nya mengucapkan kalimat syahadat. Tepat setelah itu Fahmi pun menghembus kan nafas terakhir nya.
"TIDAK....AYAH....!"
Mendengar teriakan Vinaya,para petugas medis segera berhamburan memasuki ruangan. Mereka nampak sibuk memeriksa Fahmi ,satu dokter dibantu perawat mencoba memacu jantung Fahmi dengan alat kejut jantung ,ia berharap detak jantung Fahmi bisa kembali berfungsi,namun sudah beberapa kali mencoba namun pada akhirnya ia menyerah karena bagaimanapun ia hanya seorang manusia biasa bukan Tuhan yang bisa menghidupkan seseorang yang telah meninggal. Kemudian dokter meminta salah satu perawat untuk mencatat waktu meninggal nya Fahmi.
Seorang perawat wanita mencoba menenangkan Vinaya yang terus saja menangis. Ketika blankar hendak dibawa ke ruang pemulasaraan jenazah,Vinaya menolak ,ia ingin jenazah ayah nya langsung dibawa pulang.
Setelah sampai di rumah sudah banyak orang yang menyambut kedatangan Vinaya dan jenazah ayah nya. Vinaya memberi kabar kepada Winda karena hanya kontak Winda yang ada di ponsel nya. Winda yang terkejut tak menyangka jika tetangga idola nya akan pergi secepat itu. Maka bergeraklah ia memberitahu tetangga yang lain untuk menyiapkan segala sesuatunya.
Bendera kuning sudah terpasang di depan rumah,hati Vinaya bertambah pilu dibuat nya,baru saja kemarin suami nya meninggal dunia,kini ayah nya yang juga meninggal dunia.
"Ada apa dengan hidup ku ? Kenapa semua orang yang aku sayang direnggut ?" Tanya Vinaya lirih ,ia sudah tak menangis hanya saja air mata nya yang terus mengalir deras
"Dulu ibu...kemarin Dani ....sekarang ayah ,lalu nanti siapa lagi ?" Ucap nya dengan tatapan kosong
"Istighfar Vina,semuanya sudah takdir. Sabar dan kuat ya " Bisik Winda sambil terus mengusap bahu Vinaya
"Tapi kenapa ini terjadi pada ku bi,apa salahku ? Sekarang aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi ,aku sendirian" Lirih Vinaya lagi
"Kamu tidak sendiri sayang,ada bibi ,ada yang lain juga. Kami semua menyayangi mu " Ucap Winda yang memang sudah menyayangi Vinaya seperti putri nya sendiri,bahkan karena rasa sayang nya terhadap Vinaya membuat anak nya cemburu dan memilih pergi mondok di sebuah pesantren
Tak jauh dari tempat duduk Vinaya dan Winda ,Tuti yang juga merasa tak terima jika pria yang selama ini ia incar meninggal dunia,nampak menyeringai kecil. Padahal ia sudah bela-belain bercerai dengan suami nya tak lama setelah kematian Mika ,hanya untuk meraih Fahmi ,namun apa dikata Fahmi tak pernah lepas dari bayang-bayang istri tercinta. Begitu banyak wanita yang datang namun dengan tegas Fahmi menolak. Pun dengan Tuti,sekeras apapun ia berusaha Fahmi tak pernah berhasil ia dekati. Kini rasa benci nya tertuju pada Vinaya ,ia merasa selama ini Vinaya lah yang selalu jadi penghalang rencana nya mendapat kan Fahmi.
Pukul 15:30 Fahmi selesai dikebumikan. Dengan langkah gontai Vinaya melangkah pergi dengan perasaan hancur. Kini ia benar-benar sendirian,tak ada ibu,ayah ,bahkan sanak saudara pun ia tak punya.
Di rumah ia terdiam sendiri sambil terus memperhatikan setiap sudut yang menjadi tempat aktifitas ayah nya semasa hidup. Hatinya kembali perih dan air mata nya pun kembali luruh.
"Ayah ...." Lirih nya
Sementara di tempat lain ,nampak Tuti sedang melancarkan aksi nya.
"Itu kan cuman kebetulan ,takdir seseorang kan mana ada yang tahu " Ucap satu orang yang berada di sana
"Masa kebetulan bisa seperti itu sih. Kalau menurut ku ya,si Vinaya itu tuh pembawa sial,baru menikah eh suami nya malah meninggal,tak lama setelah itu malah ayahnya yang meninggal,apa bukan pembawa sial tuh namanya,apalagi ya....sekarang status nya janda. Janda loh....janda " Ucap nya terus menjelekan Vinaya
"Ya memang kenapa dengan status janda nya ,kan bukan dia yang mau. Lagian situ juga janda " Sahut yang lain
"Ya jangan samakan aku dengan si Vinaya lah ,kita beda. Ingat ya BEDA ! Aku janda berpengalaman sedangkan Vinaya janda bau kencur. Dia pasti penasaran yang akhirnya rayu-rayu cowok gitu,apalagi dia masih muda dan cantik,aku yakin dia pasti masih ting-ting alias janda kembang .Pasti semua cowok merasa penasaran tuh ,bahaya nya jika cowok-cowok itu sudah beristri kan gawat " Ucap nya lagi
"Janda yang hampir expired saja masih laku dipasaran masa janda kembang bening begitu dianggurin. Awas loh suami dan menantu kalian kepincut si Vinaya " Nampak nya kali ini hasutan nya mulai berhasil sebab mereka yang di sana nampak terdiam dengan perasaan yang mulai khawatir
Tuti menyeringai senang karena ia tahu orang-orang itu memang gampang dihasut.
Bersambung....
Hari-hari dilalui Vinaya dengan murung. Ia masih berduka apalagi selama ini ia hanya hidup berdua dengan sang ayah,tapi kini ayahnya telah pergi untuk selama-lamanya membuat hatinya terasa hampa. Gadis itu bahkan tak berselera makan,buat mandi dan beraktivitas seperti biasa saja rasanya enggan.
Winda yang paling sering mengunjungi nya selalu mengatakan hal-hal positif dan kata-kata semangat.Bahkan setiap hari wanita paruh baya itu yang selalu memberikan makanan untuk Vinaya.
Hingga suatu ketika saat Vinaya baru saja makan setelah dibujuk Winda,banyak warga yang berdatangan sambil berteriak.
Vinaya dan Winda pun keluar dari dalam rumah." Ada apa ini rame-rame ? Pak,Bu ?" Tanya Winda
"Begini Bu Winda....."Salah satu warga mengutarakan apa yang menjadi ketakutan nya ,mereka mengatakan jika status janda Vinaya akan membawa bala untuk desa nya, mengingat sudah dua orang yang meninggal dengan jarak berdekatan
"Kalian g*la ya ! Dapat pemikiran konyol seperti itu dari mana hah ? Dani dan mas Fahmi meninggal karena memang takdir.Sedangkan status janda siapa yang menginginkan nya ? Di desa ini banyak kok yang menyandang status janda. Kalian ini jangan aneh-aneh deh " Seru Winda tak terima
"Apa yang kalian inginkan ?" Tanya Vinaya dengan tatapan datar nya
"Kau pergi dari kampung ini ! Tak sudi kami menerima janda kembang pembawa sial macam kamu ! " Hardik salah satu warga
Vinaya menghela nafas ,ingin dia menyangkal semua ucapan warga tapi ia merasa tak punya tenaga,di saat itu muncul pak RT dan seorang ustadz. Mereka mendapat laporan jika para warga menyerbu rumah Vinaya.
"Ada apa ini rame-rame,lagi antri sembako ya ?" Tanya pak RT
"Bukan pak RT , tapi......" salah satu warga menjelaskan maksud mereka
"Astaghfirullah.....kenapa kalian bisa sampai berfikiran seperti itu ?" Lirih ustadz Romi,seorang ustadz muda yang terkenal ramah dan santun
Kemudian sang ustadz melirik Vinaya yang wajah nya pucat dengan kedua mata sembab.
"Bisa kita bicara empat mata !" Pinta ustadz Romi pada Vinaya
"Ustadz kan ngerti agama,tidak baik jika kita hanya bicara berdua " Skak Vinaya
Ustadz itu pun gelagapan,"Kalau gitu bibi temani " Cetus Winda
Di sini lah mereka bertiga ,di ruang tamu sementara pak RT tengah menenangkan warga yang nampak penasaran dengan obrolan Vinaya dan ustadz Romi
"Ada apa ustadz?" tanya Vinaya dengan tidak menatap lawan bicara nya
"Saya tidak tega jika kamu harus terusir dari desa ini,kamu baru saja mendapatkan musibah ,kehilangan dua orang yang paling disayang pasti berat "
"To the poin saja ustadz,saya lelah jika harus berlama-lama " Ucap Vinaya ,bukan nya ia tak sopan hanya saja ia sudah mencium gelagat aneh dari ustadz tersebut
"Menikahkan dengan saya ,saya yakin semua warga tidak akan ada lagi yang berani berfikir macam-macam pada mu !" Ucap ustadz Romi enteng tanpa beban
Vinaya yang saat itu sedang menunduk pun sontak mengangkat wajah nya ,ia merasa tercengang dengan ucapan sang ustadz meski sebelum nya ia sudah memprediksi hal itu. Ustadz Romi memang terkenal dengan sikap ramah dan santun nya saking ramah nya ia sampai sudah menikah lebih dari satu kali.
"Maaf ustadz,saya tidak mau menjadi madu istri-istri ustadz,saya orang nya egois tak suka berbagi,jika ada satu orang saja yang berani mengusik kepunyaan ku maka aku gak segan untuk mengibarkan bendera perang ,membunuh pun aku sanggup untuk mempertahankan kan apa yang aku miliki " Ucapan bernada keras dan tegas itu tentu saja membuat sang ustadz tak kalah tercengangnya ,ia tak menyangka jika gadis yang selama ini terlihat lembut dan penyayang ternyata bisa ganas juga
"Terima kasih atas perhatian yang ustadz berikan pada saya,tapi saya tekankan jika saya menolak ajakan nikah ustadz,permisi " Vinaya pun beranjak ke luar
Winda hanya bisa menggeleng kan kepala melihat ustadz Romi yang masih terdiam dalam duduk nya , dalam hati ia merasa gedek juga dengan sang ustadz, bisa-bisanya dia ngajak nikah anak gadis orang sementara di rumah sudah ada dua istri yang menunggu nya pulang.
"Jadi ustadz kok hobi banget nikah " Batin Winda
Sementara itu Vinaya yang baru saja tiba di luar dibuat bingung dengan kedatangan sebuah mobil sedan biru ,tentu ia sangat mengenal mobil itu ,karena mobil itu merupakan mobil pertama yang ayah nya beli dari hasil kerja kerasnya menjual parfum. Namun hatinya dibuat panas ketika sang pengendara yang tak lain adalah Heri,orang yang telah mengkhianati sang Ayah keluar dari mobil itu.
"Wah,ada apa ini rame-rame begini ?" Tanya nya dengan gaya yang menyebalkan
"Mau apa om ke sini? Belum puas dengan apa yang sudah om lakukan pada keluarga ku ?" Tanya Vinaya ketus
"Belum " Jawab nya santai
"Terus om mau apa lagi ? Toko dan mobil sudah om ambil ,ayah sudah tiada ,mau apa lagi datang ke sini ?" Tanya Vinaya lagi
"Rumah ini. Rumah ini juga sudah berpindah nama menjadi rumah ku ,dan ayahmu yang tolol itu mau saja dibegoin,dia percaya saja dengan apa yang aku katakan ,hahahaha...."
"Kurang ajar " desis Vinaya marah
"Jangan marah lah,kamu masih bisa tinggal di sini kok,asalkan kamu mau menikah dengan putra ku ,atau kamu mau nikah dengan ku saja ,aku kan duda " seloroh nya sambil mengedipkan satu mata nya
"Najis amit-amit,lebih baik aku jadi perawan tua daripada harus nikah dengan om atau anak om itu" Hardik Vinaya menunjuk wajah cengos pria pengkhianat itu ,dalam hati ia mengumpat habis-habisan,bagaimana tidak anak nya Heri merupakan pria dengan kebutuhan khusus untuk makan saja harus disuapi apalagi yang lain nya
"Hati-hati kalau bicara nona " Heri nampak tak terima
"Sekarang lebih baik om pergi ! Aku sudah muak lihat wajah om "
"Apa tidak salah,seharusnya yang pergi dari sini itu kamu ,bukan aku. Tapi baiklah jika kamu tidak suka ,aku akan pergi setelah kau juga pergi dari rumah ini,sekarang ini adalah rumah ku " Kata-kata nya penuh dengan tekanan,Heri juga menatap tajam Vinaya ,berharap gadis itu akan ciut,namun usaha nya sia-sia karena dari ekspresi nya Vinaya sama sekali tidak terintimidasi sama sekali
Heri menujukan bukti jika rumah itu sudah berpindah kepemilikannya,bak terkena godam,hati Vinaya berdenyut nyeri. Begitu banyak kenangan ia bersama sang ayah di rumah itu,sekarang mau tidak mau ia harus pergi dari rumah itu ,melawan pun percuma ia tak memiliki power untuk melawan Heri apalagi dirinya sudah lelah karena terus menangis dan meratapi nasib nya tanpa sang ayah.
"Baiklah,semoga om bisa hidup BAHAGIA dengan apa yang sudah om dapatkan dari hasil mencuri " setelah mengatakan itu Vinaya pun bergegas mengemasi barang-barang nya ,semua pakaian,dokumen seperti ijazah tak lupa ia masukan ke dalam koper. Melihat ijazah ia seharusnya sudah masuk bangku kuliah saat ini,hanya saja rencana pernikahan nya membuat nya harus menunda pendaftaran kuliah.Sekarang ia pesimis untuk bisa berkuliah ,uang yang berada di kartu ATM peninggalan ayah nya pun mungkin hanya bisa untuk biaya daftar sementara ke depan nya mungkin akan butuh banyak biaya.
Winda pergi menyusul Vinaya ke dalam kamar.
"Kamu mau pergi kemana ?" Tanya Winda
"Entahlah bi,mungkin aku akan merantau ke kota saja ,mencari pekerjaan , syukur-syukur uang nya terkumpul agar aku bisa masuk kuliah,di kota kan ada banyak kampus yang ada program beasiswa nya " Jawab Vinaya,entah kenapa rasa pesimis yang tadi bergelayut manja dibenaknya tiba-tiba hilang begitu saja ,ia yakin jika ia bisa mendapatkan beasiswa di salah satu universitas di kota,mengingat segala prestasi yang ia raih selama di sekolah ,juara umum ,juara kelas belum juara-juara lain seperti pencak silat,vokal dan tari,dan masih banyak pula prestasi lain nya
Tak lupa Vinaya juga membawa semua piala dan piagam milik nya ,sampai satu tas besar pun tak muat karena begitu banyak nya piala-piala tersebut.
"Sekarang kan sudah sore sebentar lagi malam ,kamu nginap di rumah bibi saja ya,kebetulan bibi ada teman di kota ,nanti bibi tanya deh ada lowongan pekerjaan gak untuk kamu ,tapi mungkin pekerjaan nya art gak apa-apa?" Tanya Winda tak enak hati
"Gak apa-apa bi,yang penting kan halal ,terima kasih karena bibi selalu baik dan perhatian pada ku " lirih Vinaya memeluk Winda
"Karena kamu sudah bibi anggap anak sendiri,kamu ingat kan Elis sampai kabur ke pondok karena dia cemburu pada mu,yah....meskipun begitu anak itu selalu bertanya kabar kamu kalau dia dikasih izin nelpon , begitu-begitu dia juga sayang loh sama kamu " ucap Winda membahas putri nya yang hanya berjarak satu tahun dari Vinaya
"Iya bi,aku tahu kok "
"Ya sudah ,ini sudah beres kan semua ? Yuk ke rumah bibi !" ajak Winda
Sebelum melangkah pergi,Vinaya menatap terlebih dahulu kamar nya ,kamar yang menjadi saksi bisu saat ia menumpahkan rasa sedih nya.
"Ibu.....ayah....." lirih gadis itu dalam hati
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!