NovelToon NovelToon

PERNIKAHAN DINI

01

Cerita ini adalah cerita yang sebelumnya sudah diup oleh salah satu penulis yang kebetulan adalah kakak aku dan sudah tamat. Tapi sayangnya setiap pengajuan kontrak selalu gagal, akhir aku dan kakakku memutuskan untuk kembali dirilis dilapak aku.

Sudah pasti ada bagian bagian yang aku revisi, semua udah seizin sang penulis sebelumnya (kakak author sendiri). Soalnya sayang banget udah mikir capek capek, enggak dapet apa apa.

Jadi kalau para raiders merasa pernah membaca kisah yang mirip banget dengan cerita ini, dengan judul dan penulis yang berbeda jangan heran ya dan jangan bilang daku plagiat.

Paham ya para raiders.

CERITA DIMULAI.....!!!!

Terlahir dari orang tua yang sibuk, tidak membuat laki laki berusia delapan belas tahun itu kekurangan kasih sayang, apa lagi kekurangan materi, sudah barang tentu tidak. Sang ayah seorang pengusaha sukses, memiliki perusahaan yang merambah disegala sektor. Sementara sang ibu, seorang dokter spesialis jantung sekaligus pemilik sebuah rumah sakit terbaik dinegara ini. Karena bagi sepasang suami istri itu, anak semata wayangnya lah prioritas utama mereka.

"Pagi pah, pagi mah...!!" sapa Arsel kepada kedua orang tuanya yang sudah berada dimeja makan untuk sarapan bersama.

"Pagi abang....!!" jawab sang mama Vivi Larasati.

 "Pah, abang kan sebentar lagi ulang tahun, kadonya boleh request enggak..?" tanya Arsel.

"Boleh, asal masih dalam batas wajar." Jawab sang papa Bima Anggara.

"Memang abang pengen apa...?" tanya Vivi

"Pengen minta bengkel biar abang bisa nyalurin hobby otomotif abang mah." jawab Arsel.

"Wo....!! anak papa memang top. Tampan, jangan diragukan, sholeh sudah pasti, pinter apalagi." puji sang papa bangga "Oke, akan papa siapkan kado yang abang minta."

"Papa emang terbaik...!" ucap Arsel senang.

"Papa akan dukung apa pun yang abang kerjakan dan akan menuruti semua yang abang mau selama itu positif." Jelas sang papa.

"Yang lebih penting lagi, abang tidak meninggalkan kewajiban abang, sebagai mahluk Tuhan, tidak melakukan tindakan kriminal dan jaga pergaulan." nasehat sang mama.

"Siap mama...!" Arsel menanggapi seraya melakukan gerakan hormat kepada sang mama.

Setelah menghabiskan sarapannya, Arsel berpamitan untuk pergi kesekolah bersama sang supir, mang Adi. Tak kurang dari tiga puluh menit, Arsel sudah tiba disekolah bertaraf internasional itu.

Saat sedang berjalan menuju kelasnya, tak sengaja mata Arsel menangkap sosok gadis yang sangat manis dengan rambut panjang yang tergerai. "Buset, manis bener itu cewek. Manusia bukan itu.?" gumam Arsel. Cukup lama Arsel memandangi sosok gadis tersebut, sampai satu suara mengagetkannya.

"Woi....!! bengong aja loe. Baek baek kesambet entar." kata Adam seraya menepuk pundak Arsel.

"Setor loe ngagetin aja." sungut Arsel dengan mata yang masih menatap sosok gadis manis itu.

"Lagi loe tiba tiba diem bediri ditengah jalan gini, ngapain coba.?" tanya Adam.

"Itu cewek manusia bukan...?? cantik banget." tanya konyol Arsel.

Adam yang mendengar pertanyaan itu sontak mengikuti arah pandangan Arsel "itu Letta, Aletta dan dia seratus persen manusia, asli ciptaan Tuhan yang maha esa."

"Kok gue enggak pernah lihat...??" tanya Arsel.

"Dia maennya diperpus sama kelas doang dimari, Makanya loe kagak bakal lihat. Buat makan aja dia bawa rantang dari rumah." jelas Adam.

"Kok loe bisa tau dia detail banget gitu.?" tanya Arsel lagi.

"Dia temen adek gue. Kenapa loe naksir ya.?" tanya Adam.

"Naksir belom tapi kalau terpesona iya gue." jawab Arsel.

Bel sekolah pun berbunyi tanda jam pelajaran akan segera dimulai. Arsel dan Adam pun beranjak dari tempat itu, melangkah memasuki kelas dimana sudah ada dua sahabat mereka yang lain yaitu Andre dan Danny serta murid murid yang lain. Tak lama berselang seorang guru pun memasuki ruangan dan kegiatan belajar pun dimulai.

Hingga dimana waktu istirahat pun tiba. Arsel dan ketiga sahabatnya tengah berjalan menuju kantin, namun belum sampai ditempat Arsel memutar badannya berbalik arah yang sontak saja langsung mendapat pertanyaan dari Andre "Mau kemana loe.?"

 

"Mau keperpus....!!"

Sesampainya Arsel diperpustakaan, ia langsung mencari sosok yang menjadi incarnya, dan akhirnya apa yang dicari tertangkap oleh indra pengelihatannya. Disudut ruangan perpustakaan, Aletta tengah asik membaca buku sembari menikmati roti yang ia bawa dari rumah. Arsel pun langsung menyambar salah satu buku dan berjalan mendekati sosok yang diincarnya.

"Hai, boleh gue duduk disini.?" tanya Arsel memulai aksinya.

"Boleh...!!" jawab Aletta singkat tanpa melihat siapa yang bertanya.

Lama mereka saling menutup mulut mereka masing masing, sampai akhirnya Arsel memberanikan diri bertanya "Nama loe siapa..?"

Aletta mengalihkan perhatiannya dari buku yang ia baca, dilihatnya siapa pemilik suara yang menyapanya. Jantung Arsel berdetak bertalu talu saat kedua manik mata lentik Aletta beradu pandang dengan matanya.

Karena tidak juga mendapat jawaban, Arsel kembali bertanya "Nama loe siapa.?"

"Aletta"

"Gue Arsel" sembari mengulurkan tangannya. Aletta pun menyambut uluran tangan Arsel.

Aletta kembali fokus dengan bukunya, setelah selesai dengan ritual perkenalan mereka. Sementara Arsel fokus memandangi wajah indah Aletta.

"Kenapa ngeliatin gue terus..? bukanya dibaca itu buku." tegur Aletta.

"Loe lebih menarik dari pada buku ini." jawab Arsel dengan mata yang masih menatap Aletta.

"Jangan bikin gue grogi deh...!!" protes Aletta

"Emang itu tujuan gue, loe grogi terus jatuh cinta deh sama gue." Aletta hanya menanggapi dengan senyum manisnya walau tidak bisa dipungkiri saat ini jantungnya terasa ingin lepas dari tempatnya. Inikah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama. "Buset itu senyum indah banget" ucap Arsel dalam hati.

Hampir satu jam mereka diperpustakaan, sampai dimana bunyi bel memaksa mereka untuk beranjak dari tempat itu. Setelah berbasa basi, mereka pun terpisah untuk memasuki kelas masing masing, tidak lupa Arsel meminta nomor ponsel Aletta .Senyum remaja tampan itu terus saja tercetak dibibirnya.

Jam pelajaran pun usai, Arsel dan ketiga sahabat tampannya bersiap siap untuk pulang. "Loe tadi keperpus nemuin Aletta ya..?" selidik Adam.

 

"Iya" sahut singkat Arsel.

"Widih, gerak cepet nih ceritanya" ledek Adam.

"Apaan loe ngedeketin Aletta, enggak salah loe.?" tanya Andre

"Kenapa gitu.?" tanya Arsel dan Adam bersamaan.

"Alleta yang gaulnya cuma perpus kelas doang kan..? yang temennya adek loe nyet.? Andre malah balik bertanya.

"Iya, emang kenapa nyet.? loe ditanya ribet banget malah balik tanya." sungut Arsel.

"Jangan macem macem klo masih mau temenan sama keturunan Erlangga." kata Andre

"Kenapa gitu.? jangan ribet kenapa loe klo ngomong, gue bebeg loe." ketus Adam yang mulai kesal dengan ulah sahabatnya itu. Sedangkan Danny yang menjadi objek pembicaraan hanya diam tanpa berminat untuk menanggapi.

"Boleh gue kasih tau gak nyet.?" tanya Andre kepada Danny.

"Ya elah loe ribet banget dah, tinggal ngomong aja. Gue gibeng juga loe lama lama." seru Arsel kesal

"Dimitri tunangan gue, calon bini gue." jawab Danny

"Dimitri siapa.?" tanya Arsel dan Adam berbarengan.

"Ya itu Aletta, Alleta Dimitri." jelas Danny

"What...!!! beneran loe.?" tanya Arsel terkejut.

"Serius loe.? enggak lagi ngelawak kan loe.?" Adam menimpali

"Seriuslah, enggak penting gua ngelawak sama loe berdua. Dapet apa coba gue.?" oceh Danny

"Layu sebelum berkembang dah ini." ucap Arsel didalam hati.

02

Keterkejutan Arsel dan Adam pun masih berkelanjutan mengetahui fakta bahwa Danny dan Aletta ternyata sudah dijodohkan dari mereka baru terlahir kedunia.

 

"Kok loe enggak cerita sama gue sama keturunan Wijaya, kenapa.? cuma sama keturunan Admaja doang." protes Arsel.

"Gue juga baru tau semalem nyet." jawab Andre

"Niat gue mau ngasih tau kalian berdua seudah balik sekolah ini. Gue pengen kita kerumah Arsel dulu buat ngomong. Gue juga lagi males balik, bete gue." kata Danny

"Ya udah yuk kerumah gue dan jelasin semua." ajak Arsel.

Mereka pun bergegas meninggalkan sekolah untuk menuju kerumah Arsel dengan kendaraan mereka masing masing. Sesampainya dirumah Arsel, mereka berempat langsung memasuki kamar, tidak lupa Arsel meminta kepada ARTnya untuk membuatkan minuman serta makanan bagi mereka.

"Cerita cepet jangan pake rem." ucap Arsel tak sabaran.

"Ya kaya yang gue bilang tadi Dimitri udah dijodohin sama gue dari orok sama bonyok gue. Bonyok gue sama bonyok Dimitri temenan, bukan cuma temen keseharian doang sampe kebisnis juga joinan." jelas Danny

"Terus kenapa loe kaya enggak seneng gitu.? Dimitri cakep nyet, body oke. Keturunan Anggara aja langsung kepincut pada pandangan pertama, sampe nanya itu cewek manusia bukan." oceh Adam.

"Kalian kan tau gue demennya sama siapa.? yang lebih bikin gue bete lulus sekolah nanti gue mau langsung dinikahin sama Dimitri, gilakan.? masih bocah kita ini." keluh Danny

"SERIUS LOE.?" seru Arsel, Adam dan Andre bersamaan

"Biasa aja kenapa.? gue udah jantungan dibikin bonyok gue, jangan kalian tambah jantungan lagi sama kenalpot kalian." sungut Danny

"Lah kan si Dimitri masih kelas tiga entar klo loe lulus, gimana itu cerita nyet.?" tanya Adam.

"Enggak ngerti juga gue gimana cerita soal itu.? yang gue tau tanggal, bulan dan tahun gue entar nikah udah ditentuin." ucap Danny

Dion yang mengetahui fakta bahwa gadis incarannya sudah bertunangan dengan sahabatnya, hanya bisa menelan kekecewaan. "Belum juga berperang udah mati duluan" batin Arsel.

"Loe kok enggak cerita dari dulu nyet.? kalau udah punya tunangan." selidik Adam.

"Gue baru kemaren dikasih tau, makanya dari dulu gue enggak boleh deket sama cewek itu alesannya." jawab Danny

Sementara ditempat lain Aletta tengah asik menikmati santap siangnya, sampai dia dikejutkan oleh teriakan sang mommy. "Kak, bantuin mommy bentar dong."

Aletta pun beranjak dari duduknya, lalu menghampiri sang mommy yang sedang sibuk mengemas barang barang yang nampak menumpuk dihadapan sang mommy. "Kenapa mom.? ini apaan sih.? kok banyak barang gini."

"Bantuin mommy bungkus nih barang barang yang rapi buat calon mertua kamu dan mantu mommy."

"Emang dalam rangka apa mommy ngasih segini banyak hadiah buat mereka.?"

"Kamu gimana sih kak tuh calon mertua kamu kan mau anniversary dan calon mantu mommy mau ulang tahun." Aletta hanya menanggapi dengan menggerakan kepalanya naik turun.

Aletta dimitri anak pertama dari Peter Dimitri pengusaha sukses keturunan jerman dan jawa, sementara sang mommy Dahlia aurora mantan pramugari disalah satu maskapai penerbangan terkemuka diindonesia. Usia Aletta kini menginjak tujuh belas tahun dan mempunyai seorang adik laki laki yang berusia sepuluh tahun tahun bernama Revan samudra dimitri.

Kepribadian Aletta yang penurut, ceria, pintar, baik hati sudah pasti disukai oleh banyak orang dan sudah dipastikan kalau Aletta banyak sekali teman karena Aletta juga pandai bergaul dan menempatkan diri dimana pun berada.

❤️

❤️

❤️

Arsel bergerak gelisah diatas ranjang yang sudah nampak berantakan. Fikirannya selalu tertuju akan sosok Aletta yang ternyata adalah tunangan sahabatnya. Lama Arsel berfikir sampai akhirnya dia meraih ponselnya lalu menuliskan pesan singkat yang ia kirimkan kepada Aletta.

"Hai Letta, lagi ngapain oe.?"

Tak berselang lama balasan dari Aletta, Arsel dapatkan "Hai juga, lagi istirahat aja ini habis bantuin mommy."

"Bantuin ngapain gitu.?" masih dalam mode berbasa basi.

"Beresin barang buat kado, loe sendiri lagi apa.? ada perlu kah sama gue.?"

"Lagi tiduran aja gue dan enggak ada perlu, cuma pengen chatan sama loe aja." lima menit, sepuluh menit, Arsel tidak juga mendapatkan balasan dari Aletta. Akhirnya Arsel memberanikan diri untuk menghubungi gadis yang telah mengusik fikiran juga hatinya. Nada dering penghubung pun terdengar diujung sana sampai akhirnya berganti dengan suara lembut milik Aletta.

 

'Ya Arsel, kenapa...??"

"Kok enggak dibales lagi pesan gue.?"

"Bingung mau bales apa"

"Aletta, gue boleh nanya sesuatu.?"

"Boleh, mau tanya apa"

"Loe beneran tunangan Danny.?"

"Iya, kok loe tau...??"

"Tau lah, kan Danny sahabat gue."

"Masa sih...??"

"Iya, loe gimana sih.? kok sahabat tunangan aja enggak tau.

"Gue enggak pernah tanya macem macem sama dia. Yang gue tau sahabat dia cuma Andre karena pernah disekolah, itu juga cuma sekali doang"

Tok tok tok suara pintu kamar Aletta diketuk "Kakak, buruan turun makan malem udah siap" Seru Revan sang adik.

"Iya bentar...!!" sahut Aletta."Arsel udah dulu ya, gue udah ditungguin untuk makan malem"

"Oke" jawab Arsel. Seusai obrolannya dengan Aletta, Arsel kembali gelisah. Fikiranya menerawang mengingat betapa manisnya senyum Aletta dan wajahnya yang cantik.

 

"Kok gini amat ya gue, baru juga dapet inceran cewek buat jadi pacar pertama udah kandas duluan." oceh Arsel pada dirinya sendiri

Keesokan harinya seperti biasa Arsel akan pergi kesekolah dengan sang supir mang Adi. Ditengah perjalanan matanya menangkap sosok yang tak asing baginya. "Mang berhenti didepan cewek itu mang." Mang Adi menurunkan kaca mobil setelah berhenti didepan gadis yang dimaksud oleh tuannya itu "Aletta, nungguin siapa loe.?" tanya Arsel dari dalam mobil.

"Arsel..!! ini lagi nunggu angkutan." jawab Aletta.

"Udah bareng gue aja yuk, telat lagi entar." ajak Arsel.

"Boleh emang..?"

"Bolehlah." Aletta bergegas masuk kedalam kabin mobil Arsel dan menyapa sang supir, Suasana tampak canggung dan hening sesaat, sampai akhirnya Arsel mencoba membuka obrolan

"loe emang kalau kesekolah naek angkutan gitu.?"

"Enggak, supir yang biasa anter gue lagi sakit, jadi ya udah gue naek angkutan. Lagian sekali sekali juga gue pengen nyobain naek angkutan." jawab Aletta.

Arsel mengangguk anggukan kepalanya "kenapa enggak minta Danny jemput.?" tanyanya kemudian.

"Enggak lah, gue enggak sedeket itu juga sama danny."

"Lah kok bisa, dia kan tunangan loe..?" tanya Arsel aneh.

"Gue tau kalau dia naksir sama seseorang dan gue juga tau yang ditaksir siapa. Yah intinya hubungan gue sama dia bukan kemauan kita berdua. Tapi gue sama dia juga enggak bisa berbuat apa apa." Sekar menjeda ucapannya sesaat "tapi gue sama Danny udah sepakat tetep bakal sahabatan dan cari solusi untuk gimana caranya entar kita enggak nikah, secara gue juga masih kecil bangetkan."

Suasana mobil pun kembali sunyi sampai akhirnya mereka tiba disekolah dan memasuki kelas masing masing.

03

Jam istirahat tiba, dibelakang sekolah lebih tepatnya ditempat persembunyian bagi keempat remaja pria tengah duduk bercengkrama sembari menikmati roti isi dan minuman soda yang dibawa oleh Andre.

"Acara hari berojol loe gimana monyet Anggara.?" tanya Andre

"Monyet Erlangga dulu kali yang memperingati hari berojolnya, baru gue." jawab Arsel.

"Hari berojol gue mah enggak usah ditanyain lagi, kan loe pada udah tau klo dirayain dimana.?" jawab Danny

"Dapet hadiah apa loe dari bonyok.?" tanya Adam

"Gue minta motor baru, loe gimana nyet.?" jawab Danny sera bertanya kepada Arsel.

"Enggak bakal dirayain hari berojol gue mah." kata Arsel.

"Kenapa.?" tanya ketiga sahabat kompak.

"Gue minta dibikinin bengkel aja biar gue bisa menyalurkan hobby gue dan bisa bereksperimen. Lagian udah bukan bocah lagi gue malu dirayain aja." jelas Arsel.

"Nyindir gue loe.?" sahut ketiga sahabat Arsel kembali secara bersamaan. Arsel terbahak.

"Nyet.!" seru Arsel kepada Danny "gue tadi berangkat bareng Dimitri."

"Iya gue tau." jawab Danny

"Jangan ngambek, gue enggak sengaja ketemu dijalan." Arsel memberi penjelasan.

"Kenapa mesti ngambek.? gue sama dia sahabatan doang, udah sepakat kita." Danny menimpali.

"Iya udah cerita dia tadi." sahut Arsel.

Danny tampak menarik nafas panjangnya dan membuangnya dengan berat. "Pusing gue nyet."

"Udah ngapa pusing pusing.? masih lama juga loe nikah, masih banyak kemungkinan yang terjadi nyet." kata Adam menenangkan.

"Gue pepet aja ya dia nyet.? siapa tau bisa jadi solusi pembatalan ikatan loe sama dia." kata Dion

"Jangan gila loe." seru Adam dan Andre

"Serius loe nyet mau jadiin dia gebetan..?" tanya Danny dengan semangat.

"Serius lah...!! ari awal gue liat dia udah demen gue." jawab Arsel yakin.

"Cus loe pepet dia, gue dukung." Danny memberi jalan.

"Setor loe, tunangan loe itu." kata Andre

"Sahabat nyet, gue sama doi enggak ngerasa kita tunangan." sangkal Danny.

"Serius nyet boleh gue pepet dia..?" tanya Arsel memastikan.

"Iya boleh, asal loe jangan maen maen aja dia baek soalnya." Danny memberi peringatan.

"Kagak lah, asli demen gue sama dia. Kalau dia mau entar sama gue dan bonyoknya enggak setuju, gue bawa kawin lari entar dia. Jadi loe bisa bebas itu hubungan sama si Dini." kata Arsel memberi jawaban.

"Anjir, jelek banget niat loe.?" kata Adam.

"Bukan niat tapi cita cita dan tujuan hidup gue." kelakar Arsel.

"SETOR..!" seru ketiga sahabat seraya memberi satu dorongan dikening Arsel. "Perlu bantuan enggak loe buat deketin dia...??" tawar Danny.

"Dih loe ngeremehin kemampuan gue.? biar pun baru ini gue ngedeketin cewek tapi gue yakin nyet sama pesona gue". sombong Arsel.

"Bukan gitu nyet, gue yakin seyakin yakinnya nih Dimitri bakal nolak loe. Walau gue sama dia sepakat buat cari solusi entar gimana cara biar kita enggak nikah, tapi dia pasti bakal jaga komitmen yang udah dibikin bonyok dia dan bonyok gue. Enggak bakal dia berani menentang bonyoknya, secara ini dia nurut banget sama bonyoknya." jelas Danny

Dion tampak berfikir sejenak begitu juga dengan Andre dan Adam. "Ya udah deh gue mau loe bantuin untuk ngedapetin itu Dimitri." jawab Arsel.

"Ya udah." jawab Danny sembari meraih ponsel miliknya dan mengetikkan pesan kepada seseorang. Tak lama berselang nampak muncul tiga sosok gadis berjalan menuju kearah mereka. Aletta, Dini, dan Susi adik Dimas "kenapa Boy..?" tanya Aletta sesampainya Didepan mereka.

 

"Duduk dulu lah...!!" Danny menimpali pertanyaan Aletta "eh ayang, duduk sini." ucap Danny pada Dini. Mereka bertiga pun duduk bersama keempat sahabat tersebut dan meneruskan percakapan mereka.

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!