"Tolong....Tolong....!"Teriak Mentari dengan suara lelah nya.
Malam sudah mulai larut,keadaan semakin sunyi,di tempat seperti ini orang jarang keluar kalau sudah di jam segini.Mereka takut begal.
Disini hanya ada beberapa mobil yang lewat dan beberapa orang saja,yang lain lebih memilih berdiam diri di rumah.Sementara Mentari terus berlari sembari berteriak minta tolong.
Hingga terlihatlah beberapa orang di sebrang jalan,Mentari menyeberangi jalan sembari melihat ke belakang,memastikan preman itu masih mengejar nya.Mentari yang sudah ditengah jalan tidak sempat lagi mengelak,Mentari menutup matanya karena silau dengan sorotan lampu mobil sport yang melaju begitu kencang ke arah nya.
"Astaghfirullah,ampuni aku ya Allah"ucap Mentari pasrah.Sesaat kemudian.BRAAAAAAAK.Terdengar suara yang begitu keras,Mentari yang terkejut dengan suara itu,membuka matanya,dia melihat mobil mewah itu sudah hancur di bagian depan.
Mentari berlari ke arah mobil yang menabrak pembatas jalan,Mentari membuka pintu mobil tersebut,dia melihat seorang pria tampan sudah tergolek di sana tidak sadarkan diri.
"Tuan...Tuan..."Mentari menepuk pipi pria tampan itu pelan,melihat pria itu tidak bergeming,Mentari langsung berteriak pada orang-orang yang mulai berkerumunan di tempat kejadian itu."Seseorang tolong hubungi Ambulance,dia butuh pertolongan!"Teriak Mentari begitu panik dan khawatir.
Arini yang berada di antara kerumunan itu menyeringai licik,entah apa yang sedang dia rencanakan.Arini adalah gadis yang sangat membenci Mentari,Arini sering menghina dan memaki Mentari,dia marah karena lelaki yang dia suka malah menyukai Mentari.Rico adalah lelaki yang menyukai Mentari,tapi Mentari menolak karena Mentari sadar siapa dirinya.
Arini mendekati ketiga preman yang mengejar Mentari tadi,Arini menyodorkan amplop tebal berwarna coklat kepada preman itu."Kalian pergilah jangan sampai ada yang tau,dan ingat jangan ada yang buka mulut!"titah Arini ke preman itu.
Ternyata preman yang mengejar Mentari juga suruhan Arini,Arini tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan."Aku akan menjadi saksi atas kecelakaan ini,kecelakaan ini juga terjadi karena,mobil itu mengelak agar tidak menabrak Mentari'kan?gumam Arini menyeringai.
Tidak lama kemudian mobil Ambulance tiba di tempat kejadian.Empat orang Perawat turun dari mobil tersebut."Mas tolong...Tolong orang ini mas,"terlihat Mentari begitu khawatir ,padahal dia tidak mengenal pria itu."Mbak tenang dulu,kami pasti menolongnya,"ucap salah satu Perawat.
Setelah Awan di evakuasi,seorang perawat melihat kartu identitas Awan,Darmawan S'Bagio,direktur utama S'bagio group.Perawat itu langsung menghubungi keluarga nya.
Setelah semua selesai,seorang perawat berkata"Mbak sebaiknya,Mbak ikut kami kerumah sakit,"perawat itu meminta Mentari ikut ke Rumah Sakit.
"Aku juga ikut,karena aku saksi yang melihat detail kejadian tadi,''sahut Arini ingin menjadi saksi.Perawat itu mengangguk.Dalam perjalanan perasaan Mentari tidak enak,dia mempunyai firasat kalau Arini akan memberatkannya.Mentari melirik Arini;Arini juga meliriknya,Mentari dapat melihat di bibir Arini yang menyeringai licik kepadanya.
Tidak butuh waktu lama,Ambulance yang membawa mereka sudah memasuki Rumah Sakit.Brankar Awan di dorong oleh beberapa Perawat,di ikuti oleh Mentari dan Arini di belakang.Saat Awan sudah di masukkan kedalam kamar rawat,Mentari dan Arini tidak di perbolehkan masuk."Mbak tidak boleh masuk,harap tunggu di luar,pasien biar kami yang tangani."ucap perawat itu pada keduanya.
Tidak lama kemudian,terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat pada mereka yang tengah duduk diam."Siapa kalian,apa yang terjadi dengan Putra ku?"tanya Ibu Laras pada kedua gadis yang duduk di kursi tunggu.
Mentari menggeleng kepalanya, sembari menatap sendu pada Ibu Laras yang menangis histeris di pundak suaminya.
"Kecelakaan tadi terjadi karena dia,"Arini menunjuk Mentari yang terlihat sudah seperti pengemis,rambut dan pakaian nya sangat berantakan.Ibu Laras mengikuti arah telunjuk Arini dan menatap Mentari dengan tajam.
Sesaat kemudian, polisi datang menghampiri Ibu Laras dan juga Pak Bagio.
"Permisi,apa Ibu dan Bapak orang tua dari Pak Darmawan?"tanya polisi itu pada kedua orang paruh baya di hadapan nya.
"Benar Pak,kami orang tuanya,"sahut Pak Bagio membenarkan.
"Begini Pak,Menurut TKP yang sudah kami jalankan,mobil Anak Bapak melaju sangat kencang,kemungkinan ada sesuatu yang dia hindari di tengah jalan,sehingga Anak Bapak membanting setir,namun mobil tidak dapat di kendalikan,sehingga terjadi lah kecelakaan tunggal.Namun sayang sekali di sana tidak ada saksi yang melihat,apa yang membuat Pak Darmawan membanting setir,"ucap Pak polisi menjelaskan kronologi kejadian.
"Saya pak saksi nya,"Arini menunjuk ke dirinya sendiri.Kemudian Arini menceritakan semua kronologi kejadian,bahkan Arini menyuruh kedua orang tua Awan untuk memasukkan Mentari ke Penjara.
"Maaf Mbak,sebaik nya Mbak Arini untuk sementara ikut kami ke Kantor,biar Mbak bisa menjelaskan dengan detail,"bujuk polisi itu,agar Arini mau menjadi saksi untuk kasus ini.
Setelah kepergian polisi dan Arini,Ibu Laras menatap Mentari dengan tajam.Mentari yang melihat tatapan tajam Ibu Laras,dia menunduk ketakutan.
Sesaat kemudian,pintu ruangan rawat Awan terbuka.Doktor Indra yang menangani Awan keluar dari ruangan itu."doktor Indra,bagai mana keadaan Anak saya,"tanya Ibu Laras,dia tidak sabar ingin tau ke adaan Anak nya.
"Tuan,Nyonya,sebaiknya kita bicara di ruangan saya saja,"ujar doktor Indra mengajak pemilik Rumah Sakit ini keruangan nya.
Pak Bagio dan Ibu Laras adalah pemilik Rumah Sakit ini.
Sebelum pergi keruangan doktor Indra,Ibu Laras menoleh ke Mentari,"kamu tetap di sini,jangan kabur,kamu harus bertanggung jawab atas Anak saya,mana kartu identitas mu."Ibu Laras menjulurkan tangan nya ke Mentari.
Mentari memberikan KTP nya kepada Ibu Laras,Mentari dari tadi hingga saat ini,dia belum mengeluarkan suara sepatah katapun,pikiran nya campur aduk,Mentari terus memikirkan adik nya dirumah sendirian.
"Jika aku harus bertanggung jawab,dan aku masuk penjara,bagai mana nasib Adik ku,apa yang harus aku lakukan ya Allah,aku tidak mau Adik ku terlantar,ya Allah tolonglah hamba mu yang hina ini,kuatkan lah hati hamba dalam menghadapi cobaan mu."Air mata Mentari luruh juga,dia sudah tidak dapat membendungnya lagi.Terlalu berat takdir yang dia jalani.
Sementara di dalam ruangan doktor Indra,Pak Bagio dan istrinya duduk berhadapan dengan doktor Indra,hanya meja yang menjadi penghalang mereka.
"Bagai mana keadaan Anak saya dok,"tanya Ibu Laras yang sudah tidak sabar mendengar keadaan Anak nya,hatinya dag dig dug.Doktor Indra menghela nafas berat."Begini Nyonya,Tuan,menurut pemeriksaan yang sudah kami jalani,Tuan muda mengalami lumpuh.
"Apa,Awan lumpuh.Tidak,ini tidak mungkin."ucap Ibu Laras terkejut saat mendengar Putra nya lumpuh.
Bersambung
"Tidak mungkin,doktor pasti keliru,Anak ku tidak mungkin lumpuh,doktor pasti salah.Ya Allah kenapa jadi begini Nak?"Mama Laras menangis histeris di dekapan Pak Bagio.
"Mama jangan begini,Mama tenang dulu,kita dengarkan dulu penjelasan doktor Indra,"Pak Bagio menenangkan istrinya.
"Doktor Indra,tolong jelaskan secara rinci,dan langkah apa yang harus kita ambil,agar Putra ku bisa sembuh,"imbuh Pak Bagio.
"Jadi begini Tuan,kelumpuhan yang di alami oleh Tuan muda hanya bersifat sementara,artinya bukan permanen.Kelumpuhan ini di akibatkan kerusakan saraf tulang belakang.Dan lumpuh Tuan muda dapat terjadi di tungkai saja, di lengan dan tungkai, atau kadang di otot dada. Kelumpuhan dapat terjadi secara perlahan atau mendadak, tergantung pada tingkat keparahan cedera."
Pak Bagio dan Mama Laras merasa sedikit lega,karena kelumpuhan Anak nya bukan permanen.
"Berarti Awan tidak parah'kan?"tanya Mama Laras pada doktor Indra.
"Untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyebab dan tingkat keparahan,kami akan melakukan pemeriksaan penunjang,seperti Foto Rontgen,CT scan,atau Elektromiografi(EMG),"doktor Indra menjelaskan pemeriksaan yang harus di lakukan,untuk mengetahui seberapa parah kelumpuhan yang di alami oleh Awan.
"Lalu pengobatan apa yang harus kami lakukan,apa kami harus membawanya keluar Negeri?"tanya Pak Bagio.
Pak Bagio akan melakukan segala cara untuk kesembuhan Anak nya,Pak Bagio tidak peduli berapa biaya yang harus dia keluarkan,yang penting Anak nya bisa seperti sebelum nya.
"Untuk sementara kami akan menggunakan beberapa metode untuk kesembuhan Tuan muda!Jadi Tuan tidak perlu membawa Tuan muda keluar Negeri,karena mengingat Tuan muda bukan lumpuh permanen.Kami akan melakukan Fisioterapi pada Tuan muda nanti."ujar Doktor Indra,agar Tuan Bagio dan Mama Laras tidak terlalu khawatir.
Doktor Indra akan melakukan Fisioterapi kepada Awan nanti,terapi ini bertujuan untuk mengembalikan kekuatan otot,dan fungsi bagian tubuh yang mengalami cedera,mencegah ke catatan dan mengurangi cedera di kemudian hari.
"Baiklah dok,lakukan yang terbaik untuk kesembuhan Putra kami!"
Mama Laras sudah sedikit lega setelah mendengarkan penjelasan dari Doktor Indra tadi,dia sudah tidak merasa khawatir lagi.Tapi yang nama nya seorang Ibu tetap saja hati nya tidak tenang sebelum bisa melihat Anak nya kembali seperti dulu.
"Doktor,apa sekarang kami bisa melihat Anak kami."tanya Mama Laras,ingin melihat kondisi anak nya.
"Bisa Nyonya,pasien juga sangat butuh semangat dari orang terdekat nya."ujar doktor Indra.
Setelah itu Mama Laras dan Pak Bagio keluar dari ruangan doktor Indra,Mereka berjalan melewati kamar-kamar rawat pasien,saat sudah sampai di depan kamar rawat Awan,Mama Laras melihat ke kursi tunggu,namun tidak ada lagi Mentari disana,Mama Laras pikir Mentari sudah kabur.
Ketika Mama Laras ingin membuka pintu rawat Awan,dia mendengar suara seperti familiar di telinga,Mama Laras tidak jadi masuk,dia ingin mendengar apa yang di bicarakan orang yang ada di dalam kamar anak nya.
"Awan,Awan..Ternyata kamu lelaki payah,hanya karena melihat kemesraan ku dengan pacar ku,kamu sudah marah dan cemburu,hingga kecelakaan seperti ini.Kamu tau?Aku mau bertunangan dengan mu hanya karena ingin memanfaatkan kekayaan mu."
"Nona tolong hentikan,jangan membuat tuan Awan drop,aku mohon hentikan,biarkan tuan awan tenang,"Mentari memohon agar Awan tidak tertekan.
"Hei,siapa kamu beraninya mengatur ku,"bentak Adelia,membuat Mentari terdiam.
Kemudian Adel berbalik ke Awan lagi yang masih berbaring tidak sadarkan diri.
"Awan,sekarang hubungan kita sudah berakhir,kamu sudah tidak berguna lagi,aku tidak mau mengurus orang lumpuh seperti mu"ucap Adel tidak memikirkan perasaan orang lain.
Bersambung.
Mama Laras yang berdiri di depan pintu bersama Pak Bagio,tubuh nya memanas,tangannya mengepal,dia sangat marah mendengar kata-kata pedas yang keluar dari mulut calon menantunya itu.Mama Laras masuk kedalam dengan cepat,Plaaak,terdengar suara tamparan yang begitu keras mendarat di pipi manis Adelia.
"Kenapa Tante menampar ku?"Tanya Adelia sembari mengusap pipi nya yang merah dan perih akibat tamparan Mama Laras tadi.
"Kamu masih berani bertanya kenapa aku menampar mu hah?Bahkan ini masih tidak seberapa dengan apa yang kamu lakukan terhadap Putra ku.Kamu manusia yang tidak tau diri,sekarang cepat pergi dari hadapan ku,jangan pernah kau tunjukkan batang hidung mu lagi di hadapan ku,keluar,cepat keluar....!"Bentak Mama Laras dengan emosinya sudah ke ubun-ubun.
Mama Laras tidak menyangka,gadis yang dia sayangi seperti Anak nya sendiri,tega mengkhianati dan memanfaatkan Putra nya.Dia sangat kecewa dan sakit hati pada Adelia,mendengar perkataan Adelia tadi,sekarang Mama Laras tau penyebab Awan kecelakaan,Mentari tidak sepenuhnya bersalah.
Mama Laras mengalihkan pandangan,dia menatap Mentari yang masih berdiri dengan wajah menunduk,dia melihat Mentari dari atas sampai bawah,Mentari kelihatan sangat berantakan dengan baju lusuh nya.
"Gadis ini sepertinya sangat polos dan penurut,dia juga terlihat sangat cantik,hanya kulitnya saja yang kusam karena tidak terawat.Sepertinya aku bisa memanfaatkan gadis ini untuk merawat Awan dengan alasan harus bertanggung jawab,"gumam Mama Laras dalam hatinya.
"Pa,tolong telpon Roni,suruh dia membawakan baju untuk gadis ini dan juga makanan!"
Pak Bagio yang tadi sudah duduk di sofa ruangan rawat Awan,dia langsung mengambil Hp nya dan menghubungi Roni menyuruh nya membawakan seperti yang di suruh oleh istrinya tadi.
"Hei,kenapa kamu terus menunduk,apa kamu punya hobi menatap lantai?"tanya Mama Laras karena melihat Mentari terus menunduk.Mentari mendongak,lalu menggeleng.Bisa-bisanya Mama Laras mengatainya punya hobi menatap lantai.Padahal Mentari hanya takut melihat Mama Laras yang arogan.
"Kalau kamu tidak punya hobi melihat lantai,kenapa kamu terus menunduk?sekarang kita duduk di sana ada yang ingin aku bicarakan!;"Mama Laras melangkah menuju ke sofa tempat suaminya duduk,di ikuti oleh Mentari.
Sementara Roni yang baru dapat perintah dari Tuan Besar nya tadi melalui telepon,dia langsung bergegas mencari apa yang di inginkan oleh Tuan nya.Dia juga heran untuk apa Tuan nya menyuruh dia mencari pakaian untuk perempuan,namun Roni tidak ambil pusing dia tetap menjalankan perintah Tuan nya.
Mentari yang sudah duduk di sofa yang berhadapan dengan Mama Laras dan Pak Bagio,kali ini Mentari tidak menunduk lagi,takut nanti di bilang hobi melihat lantai.
"Jadi begini,Kami tidak akan memperpanjang Masalah ini,dan kami tidak akan membawa ini kejalur hukum,yang akan membuat kamu di penjara.Tapi dengan satu syarat,"ucap Mama Laras yang sudah punya rencana, untuk Membuat Mentari tidak punya pilihan.
"Apa syaratnya Bu?"tanya Mentari,dia belum tau apa yang Mama Laras mau.
"Syarat nya,kamu harus merawat Anak ku sampai sembuh,"jawab Mama Laras enteng.
"Apa ini tidak berlebihan?Lagi pula Mentari tidak sepenuhnya bersalah dalam kejadian ini,"kali ini Pak Bagio yang menyahut,dia merasa syarat yang di berikan istrinya,untuk gadis di depan nya ini sangat berlebihan.
Pak Bagio merasa kasihan melihat Mentari,dia tidak tega kalau istrinya mengajukan syarat seperti itu,untuk gadis di depannya sekarang.
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!