Di sebuah butik terlihat seorang perempuan berhijab ungu sedang asyik membuat desain gambar pesanan dari klien nya.Ia terlihat puas melihat hasil nya,karena klien nya akan menikah dan minta dibuatkan baju untuk akad nikah karena sudah menjadi langganan di butik almira.
"Akhirnya selesai juga" ucap Almira sambil merenggang kan badannya yang agak pegal.
"Aku merancang gaun pernikahan orang tapi giliran ku kapan?" lirih almira sambil melihat hasil rancangannya dengan wajah sedih.
Almira sudah berusia 27 tahun sangat matang untuk menikah tapi sampai saat ini ia belum mendapatkan pasangan.Pacar saja ia tidak punya dan sampai seumur segini ia belum pernah pacaran.Sampai ia berpikir apakah dirinya jelek.Almira sering mematut dirinya dicermin ia tidaklah jelek,hidung nya mancung,kulit nya kuning langsat tingginya 160 cm tapi kenapa tidak ada laki-laki yang tertarik dengan nya.Ia pernah menyukai seseorang saat SMA dulu dan kuliah tapi ia menyukai dalam diam karena laki-laki yang disukai sudah memiliki pacar.
"Sudah lah Almira mungkin allah mempersiapkan pangeran berkuda yang tampan untuk mu"Ucap Almira sambil tertawa kecil.Sekarang ia sudah pasrah dengan jalan hidupnya.
Walaupun ia jadi bahan gunjingan tetangga yang awal mulanya membuat ia sedih dan tertekan dengan cap perawan tua tapi sekarang Almira sudah kebal dan tak peduli semua dianggapnya angin lalu ia tidak pernah menanggapi bahkan setiap dia digunjingi para tetangga yang julid hanya dibalas dengan senyuman.
Almira tinggal berdua dengan nenek yang sangat disayanginya,kakeknya sudah meninggal saat ia SMA.Kakeknya adalah seorang guru sedangkan neneknya adalah ibu rumah tangga.Sebenarnya Almira bukanlah cucu dari nenek kakek tersebut karena mereka tidak mempunyai anak.Almira merupakan anak yang ditemukan kakek saat ia pulang dari mengajar.Saat itu Almira berusia 2 tahun ditemukan kakek menangis di pinggir jalan karena kasihan akhirnya dibawa pulang dan berharap orangtuanya menjemput tapi setelah ditunggu berhari-hari bahkan sudah melapor kepolisi tapi tidak ada yang mengaku orangtuanya Almira.
Akhirnya Almira dirawat oleh kakek hasan dan nenek aminah sampai saat ini.Almira sangat berterima kasih dengan ketulusan pasangan tersebut merawat nya bahkan menyekolahkannya dan untung nya saat kuliah almira mendapatkan beasiswa.
Ia tidak terpikir untuk mencari orang tuanya karena Almira beranggapan mungkin kedua orang tuanya tidak menginginkan nya karena kakek sampai menyebarkan foto Almira disetiap tempat berharap orangtuanya menemukan dan menjemput nya .Dan ia pun tidak mengingat wajah orang tua nya karena saat itu masih kecil.
Saat ini fokus Almira adalah menjaga dan merawat nenek Aminah yang sudah tua umur nya sudah memasuki usia 70 tahun tapi nenek masih sehat dan bugar.Almira sangat menyayangi nenek Aminah baginya hanya nenek keluarga satu-satunya ia tidak punya siapapun dan tidak tahu apakah orang tuanya masih ada atau tidak.
Saat Almira sedang membereskan kertas-kertas hasil rancangannya terdengar suara dering handphone yang tidak jauh dari meja kerjanya.Terlihat nama sang nenek,Almira tersenyum dan segera mengangkat telpon.
"Assalamualaikum nek" salam Almira.
" Waalaikumsalam,Almira nanti makan siang dirumah?" tanya nenek lembut.
" Iya nek,bentar lagi Almira pulang,tapi kalau nenek lapar makan saja duluan takutnya macet dijalan" Jawab Almira sambil meletakkan hasil desain dilaci kerjanya.
"Nenek tunggu Almira pulang lagi pun nenek juga belum lapar,hati-hati dijalan jangan ngebut bawa mobil,Assalamualaikum " terdengar suara lembut nenek.
" Waalaikumsalam nek" Ucap Almira dan terdengar nenek menutup telpon nya.
Almira pun bergegas untuk pulang jarak dari rumah ketempat butiknya hanya lima belas menit.Ia pun pamit dengan salah satu pegawai kepercayaan nya,agak siang ia akan kembali kebutik.
Almira mengendarai Mobilnya dengan kecepatan sedang.Mobil ini dibelikan dari hasil butik tiga tahun yang lalu karena sebelumnya ia membeli ruko yang digunakan untuk butiknya,pada awalnya hanya menyewa tapi karena pemilik ruko ingin pulang kampung menghabiskan masa tuanya dan menjual kepada Almira.Memang banyak uang tabungan yang terkuras karena rencana awal ia ingin membeli mobil tapi setidaknya ia bisa menghemat biaya kontrak ruko.Hanya butuh tiga tahun akhirnya bisa membeli mobil walaupun bekas tapi setidaknya ada untuk transportasinya dan tak perlu mewah.
Almira bersyukur atas pencapaian nya ini karena berawal dari hobi nya mendesain sehingga terciptanya beberapa karya yang banyak disukai kebetulan Almira juga pandai menjahit dan sekolah dijurusan tata busana sehingga nyambung dengan ilmu yang didapatnya dari sanalah ia sudah mulai menghasilkan uang semenjak sekolah menengah atas kebetulan dirumah ada mesin jahit karena nenek nya memang sering menjahit baju sendiri.Untuk kuliah untungnya Almira mendapatkan beasiswa.Almira sangat bersyukur atas semua usahanya.
Tak lama kemudian Almira sampai di rumah tempat nya berteduh selama ini bersama nenek Aminah dan almarhum kakek.Rumah yang sangat asri dan adem dikelilingi beberapa pohon buah-buahan dan juga sedikit tanaman berupa bunga dan sayuran karena nenek sangat suka berkebun.
Rumahnya tidak begitu besar dengan tiga kamar tidur,dulu kakek membeli tanah tersebut dan membangun rumah secara bertahap karena gaji pegawai negeri di zaman itu sangat rendah.Almira sangat betah dengan suasana rumahnya yang adem ia lebih suka berdiam diri dirumah sambil mendesain dan menjahit karena ia bukan tipe perempuan yang suka jalan-jalan.
Almira segera memarkir mobilnya disamping rumah kebetulan ada sedikit tanah sisa dan dibangunnya garasi mobil.Almira segera masuk kedalam rumah.
" Assalamualaikum nek" Ucap Almira sambil melepas sepatu dan membuka pintu samping garasi yang langsung menuju ruang keluarga.
" Waalaikumsalam,Udah pulang Al,mau langsung makan atau sholat dulu? " tanya nenek lembut.Kalau dirumah ia biasa dipanggil Al oleh neneknya kadang-kadang dipanggil Almira.
"Almira sholat dulu ya nek,tapi kalau nenek lapar kita makan dulu" tawar Almira karena kasihan melihat neneknya pasti sudah lapar.
" Sholat dulu Al,nenek belum lapar " sambil nenek berjalan menuju ruang makan.Almira pun menggangguk.
Setelah selesai sholat Almira segera menuju ruang makan dilihat nya ada sayur asam,sambal terasi dan ikan asin plus tempe.
" Wah enak nya nek,pasti nenek capek masaknya besok biar Almira yang masak Pagi-pagi jadi nenek tidak repot masak untuk makan siang" ujar Almira sambil mengambil piring dan gelas untuk dirinya dan nenek.
" Masak segini tidak akan repot untuk nenek Al,kalau semua sudah dikerjakan jadi nenek cuma bengong saja dirumah yang ada badan nenek sakit" jelas nenek sambil tersenyum kearah Almira.Ia tahu Almira kasihan melihat nya memasak bahkan tak jarang Almira sudah masak Pagi-pagi untuk sarapan dan makan siang tapi nenek selalu melarang cukup Almira yang buat sarapan sedangkan untuk makan siang nenek yang masak.Ia tahu Almira tidak ingin dirinya sakit kalau kecapean.
" Nek Almira tidak mau nenek kecapean,Almira ingin nenek sehat jangan sampai sakit,Almira tidak punya siapapun lagi" lirih Almira sambil memandang wajah nenek yang nampak semakin menua.
"Jangan sedih nenek masih sehat,ayo makan tidak baik didepan makanan kita bersedih" sambil nenek mengelus kepala Almira yang tidak ditutupi jilbab ia hanya mengikat rambutnya yang panjang sebahu.
Mereka pun makan sambil bercerita tentang kegiatan Almira di butik yang saat ini sedang banyak orderan khususnya untuk acara pernikahan mulai dari baju pengantin sampai baju seragam keluarga.
Selesai makan Almira segera mencuci piring dan membersihkan meja makan ia tidak ingin nenek yang mengerjakan.Setelah semua pekerjaan beres,Ia masih ada waktu sekitar setengah jam sebelum berangkat ketempat butiknya,ditemui sang nenek yang sedang duduk diruang keluarga yang menyatu dengan ruang tamu sambil menonton televisi.Tanpa sengaja Almira melihat ada undangan pernikahan berwarna Pink diatas kulkas ia pun mengambil dan membacanya.
" Nek ini undangan pernikahan siapa ya?" tanya Almira sambil menghampiri nenek dan duduk disebelah nya.
" Itu anak nya Pak RT "jawab nenek sambil mengubah channel televisi karena saat itu nenek sedang menonton berita karena iklan ia pun mengubah saluran televisinya.
" Anak pak RT yang paling kecil nek,yang masih kuliah itu kan?" tanya Almira lagi,nenek mengangguk sambil tersenyum.
"Mudah nya dia mendapatkan jodoh masih sangat muda sedangkan Almira sampai saat ini masih menunggu jodoh,hilalnya saja belum nampak" kekeh Almira dengan pandangan miris menatap undangan yang masih dipegangnya.
Nenek yang mendengar ucapan Almira terlihat sedih ia langsung merangkul Almira yang sudah dianggap cucu sendiri.Almira memeluk neneknya ia merasa damai berada dalam pelukan hangat neneknya.
"Jangan bersedih nak,nenek yakin Allah sudah mempersiapkan jodoh yang terbaik untuk mu jangan pernah bersedih dan menangis,semua akan indah pada waktunya,nenek yakin Almira wanita yang kuat,apapun kata orang jangan pernah merasa rendah tegakkan kepala mu,cucu nenek cantik tidak ada kurangnya,nikmati dulu masa mudamu" ujar nenek sambil mengelus punggung Almira dengan lembut.Almira hanya terdiam ia tidak menangis kalau dulu ia pasti akan sedih dan menangis tapi sekarang tidak lagi ia sudah kebal dengan semua omongan orang percuma juga dia mengeluarkan air mata yang penting ia tidak menganggu orang.
" Terimakasih nek selalu ada bersama Almira kalau tidak ada nenek dan kakek mungkin Almira dulu akan menjadi gembel,Almira akan menjadi wanita kuat nek,apa pun kata orang Almira tidak peduli" sahut Almira sambil tersenyum menghadap nenek nya.
" Besok biar saja nenek yang pergi keacara pernikahan anak Pak RT,Almira tidak usah datang karena yang diundang cuma nenek,nenek bisa pergi dengan tetangga disini lagi pun rumahnya tidak jauh" Almira mengangguk.
" Almira siap-siap dulu ya nek mau kebutik karena hari ini mau ketemu klien minta dibuatkan seragam wisuda" sambil Almira berdiri tidak lupa Almira mencium punggung tangan neneknya dengan sayang.
Nenek menatap Almira sampai ia masuk kamar.Ia menghembuskan nafasnya pelan.Kadang ada rasa sedih setiap orang menanyakan kenapa Almira belum menikah diusia sekarang padahal Almira tidak jelek ia cantik.Bahkan ada yang menyebut Almira perawan tua membuat nenek sedih dan hanya bisa mengurut dada sambil istighfar dalam hati.
Dulu Almira sering menangis apabila ada yang mengatakan ia perawan tua tidak laku segala macam bahkan dijadikan bahan olok-olokan tetangga yang julid tak jarang matanya bengkak tapi seiring bertambahnya umur ia sudah semakin kebal dengan berbagai perkataan tetangga yang julid.
Almira sedang mematut dirinya dicermin ia sudah berganti pakaiannya,ia memakai jilbab coklat dan dres warna krem, terlihat anggun dan cantik tidak lupa memakai makeup simple dan natural karena almira tidak suka dandan yang heboh.
" Almira pamit nek kalau ada apa-apa cepat telpon ya nek,mungkin pulang nya agak malam" pamit almira sambil memeluk dan mencium pipi neneknya.
" Hati-hati dijalan jangan ngebut" nasihat nenek.
" Iya nek" Ucap Almira,ia harus segera kebutik nya karena banyak pekerjaan yang menanti.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!