NovelToon NovelToon

Oh, Kaisar Ku

Kecelakaan

Sekalian mau promo, mungkin ada yang minat novel cetak, bisa COD di Shopee. Dengan judul Putri Yang Terbuang.

Siang harinya.

Di tengah keramain jalan, bisingnya kendaraan. Seorang gadis yang naik motor memakai helm berwarna pink dan jaket pink tengah asiknya mendengarkan musik..

Na,, Na,, Na,,

Gadis itu berhenti setelah lampu merah menyala dan kembali melajukan motornya setelah melihat lampu hijau dengan kecepatan sedang..

Dia terus bernyanyi menghilangkan Ke jenuhannya..

drt,, drt,,

"Siapa sih??" ucapnya, gadia itu mengambil Handphonenya di saku jaketnya. Gadis itu membuka resliting sakunya, sesekali dia menengok kedepan..

Setelah berhasil mengambil Handphonenya, Kania melihat sebuah nama, yang tenyata adalah temannya..

"Amelin ??"

Saat Kania menekan tombol warna hijau. Tanpa di sadari dari arah berlawanan. Sebuah truk yang aoleng melaju dengan kecepatan tinggi. Truk itu di kendarai seorang laki laki paruh baya dalam keadaan mabuk..

Saat pengendara mobil itu melihat kedepan. Dia membulatkan matanya dan langsung menyembunyikan klasonnya.

Tit,, tit,,

Kania yang tersentak kaget, dia melihat kedepan, dengan sigap Kania membelokkan motornya. Hingga motor itu menabrak batas pelindung jalan.

Tubuh Kania melayang tinggi, saat motornya menabrak batas jalan tersebut. Dan jatuh ke dalam danau..

Blup,, blup,,

"Sial ! Mimpi apa aku semalam ? harus kenak musibah."

Disaat tubuhnya mulai merasakan jika sudah terjatuh lumayan dalam. Kania berusaha berenang ke atas.

Dia terus berusaha, tapi ada yang aneh dengan Kakinya. Dia merasakan kakinya di tarik ke dalam danau.

Kania menoleh ke arah kaki kanannya. Namun tidak ada apa-apa. Dia terus berusaha dengan sekuat tenaganya.

Apakah aku harus mati batin Kania..

Pada waktu yang bersamaan, terjadilah sebuah ke ajaiban, terjadinya sebuah

gerhana matahari. Kejadian itupun membuat heboh para warga.

Selang beberapa saat gerhana matahari itu pun perlahan lahan menghilang.

Sementara Kania yang berada dalam air, perlahan lahan matanya mulai letih, Dia terus membuka matanya. Namun mata Kania mulai tetutup bersamaa dengan gerhana matahari yang telah selesai.

Halaman belakang kediamanan Menteri Sarjana.

Seorang pelayan yang hendak membersihkan halaman belakang kediaman, langsung berteriak histeris.

"Mayat, mayat."

Teriak seorang pelayan yang mulai jatuh ke tanah sambil menutupi wajahnya.

Pelayan lainnya, langsung menghampiri temannya.

"Ada apa ?"

"Mayat, mayat."

Para pelayan itupun menoleh, kedua pelayan itu langsung membulatkan matanya.

"Pengawal, pengawal." teriak salah satu pelayan.

Dia langsung berlari mencari para pengawal.

"Ada, apa ?" tanya kedua pengawal bersamaan.

"Di danau, ada mayat." ucapnya terbata-bata.

Kedua pengawal itupun langsung menuju ke tempat kejadian.

Sementara pelayan itu lari terbirit-birit menuju ke ruangan tuannya.

"Tuan, tuan." ucapnya dengan nafas ngis ngosan, dia memegang perutnya yang sakit ketika berlari.

Laki-laki paruh baya yang sedang membaca laporan istana, dia langsung menuju ke arah pelayan yang masih berhenti di pintu, yang salah satu tangannya memegang pintu.

"Maaf Tuan, hamba mengganggu. Ada, ada, ada mayat Tuan."

"Bicaralah yang jelas." perintahnya datar.

"Di danau ada mayat."

Laki-laki paruh baya itu langsung menuju ke danau, dia melihat para pelayan dan pengawal tengah mengerumuni sesuatu.

"Minggir." teriak seorang pelayan di belakang laki-laki paruh baya itu.

Para pelayan dan pengawal langsung meminggirkan badan mereka, memberi jalan pada Tuannya.

Katika melihat seseorang di depannya dengan wajah yang tertutupi rambutnya. Laki-laki paruh baya itu menyingkapinya, dia melihat dengan jelas wajah Kania yang pucat.

Sejenak dia menatap Kania dari atas ke bawah, melihat pakaiannya yang sangat aneh menurutnya. Dia mengelus dagunya menatap keheranan.

Perasaan Aneh

Dua hari telah berlalu..

Seorang gadis yang tengah berbaring, mulai menggerakkan jarinya. Dia berusaha membuka matanya yang sangat tertutup rapat.

Dia berusaha membuka matanya, hingga dia melihat kekaburan. Gadis itupun mulai mengerjapkan matanya lagi dan lagi. Hingga penglihatannya jelas.

Kania memegang kepalanya yang terasa sakit, dia menatap sekelilingnya yang terbuat dari intieor rumah kuno cina.

"Dimana aku ??" gumamnya..

Krek...

Suara pintu terbuka,,

"Nona, nona sudah sadar." ucapnya tersenyum menatap Kania yang masih terbaring.

Kania menoleh, dia menatap gadis di sampingnya dari atas kebawah.

Kenapa pakaiannya aneh batinnya.

"Nona, nona sudah sadar, apa masih ada yang sakit ?" tanya nya berturut turut.

"Kau, kau siapa?" tanya Kania menatap gadis itu tanpa berkedip.

"Hamba pelayan Lun, pelayan di kediaman ini ?"

"Maksudnya ?" tanya kebingungan.

Kediaman, seorang pelayan apa maksudnya batin Kania.

Kania hendak beranjak duduk, dengan sigap gadis di sampingnya membantunya duduk.

"Bisakah kau mengambilkan ku air." lirih Kania, dia memegang tenggorokannya yang terasa kering.

Pelayan Lun menuju ke arah meja, dia menuangkan air di dalam kendi itu ke sebuah cangkir di depannya. Dan memberikannya pada Kania yang masih setia menatapnya.

Kania menerima air itu kemudian meminumnya dalam sekali teguk.

"Nona sudah tak sadarkan diri selama dua minggu, dan setia saat Tuan selalu menengok Nona. Bahkan dia sering memanggil Tabib.." ucapnya menjelaskan.

"Tuan, kenapa kau memanggil ku Nona, sebenarnya aku dimana ? dan kau apa melakukan syuting film ?"

"Maksud Nona apa ? syu,, syu,, ting,, ting apa?" tanya balik, pelayan Lu seakan kaku mengucapkan kata itu yang tak pernah mendengarkan kata aneh.

Kania memijat pelipisnya.

"Sepertinya, Nona bukan berasal dari Kekaisaran Yun." seru pelayan Lu.

"Kekaisaran ?" kini Kania menatap pelayan Lu dengan penuh tanda tanya.

"Nona tidak tau, disini Kekaisaran Yun dan Tuan bekerja di istana."

Seketika Kania mengingat sebuah cerita yang ber timetravel.

"Tahun berapa sekarang ?" tanya Kania.

"Tahun 622 M, Nona."

Mendengar Tahun 622 M, seketika Kania memegang jantungnya, dia kaget setengah matinya. Dadanya mulai dag dig dug tak beraturan. Kania berusaha menelan ludahnya susah payah.

"Tidak mungkin, aku mengalami seperti cerita novel." ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Nona, ada apa ? apa nona merasa pusing." ucap pelayan Lu menatap khawatir.

"Aku tidak apa-apa, bisakah kau menjelaskan tentang Kekaisaran ini." ucap Kania,

Jelas dia harus tau tentang Kekaisaran ini, tentang seluk beluknya. Apalagi dia adalah orang yang kekasaran ke zaman antah berantah ini.

"Baiklah, Kekaisaran ini di pimpin oleh Kaisar yang sangat tampan dan masih muda. Dia adalah Yang Mulia Kaisar Yun, yang terkenal dewa perang, karna setiap peperangan dia selalu memenangkannya, bahkan Kaisar Yun terkenal kekejamannya pada pihak lawan. Dia tidak segan-segan membunuh tanpa memandang bulu. Pernah ada seorang Menteri yang berniat berkudeta. Kaisar Yun langsung membunuh mereka sekeluarga. Bahkan Putri Xi Lie, Anak Menteri itu adalah calon Permaisurinya."

"Apa ???"

Kania yang mendengarkan ceritanya, dia terkejut. Entah mengapa saat menyebut Putri Xi Lie. Ada perasaan aneh pada hatinya.

"Benar Nona, Kaisar Yun hanya memiliki seorang Selir, Ibu Suri tidak pernah merestui hubungan mereka. Namun Ibu Suri tidak bisa melawan, Karna peraturan istana di larang menentang Kaisar, siapa pun yang menantang akan di hukum mati. Semenjak kejadian itu. Ibu Suri mulai mengurung diri di kuil. Kaisar Yun hanya mencintai Selir Agung, bahkan dia sempat menolak menikah lagi." jelas pelayan Lu.

Ayah

krekk..

Kania dan pelayan Lu menoleh, pelayan Lu menundukkan kepalanya dan meminggirkan badannya agak jauh dari Kania..

Terlihat laki-laki paruh baya tersenyum dan menghampiri Kania.

"Nona, kau sudah sadar.." sapanya dengan lembut.

"Nona, apa kau sudah minum obatnya ?" tanya lagi..

Siapa orang ini ? kenapa begitu lembut ? apa dia pemilik rumah ini batinnya

"Nona tidak perlu takut, panggil saja saya Paman Xio Wen, Hem,,,,

Apa Nona mengingat keluarga nona ?" tanya yang langsung membuyarkan tatapan Kania..

"Keluargaa?"

Seketika Kania menghela nafas, bagaimana dia punya keluarga di tempat kuno ini, bahkan se ekor nyamuk pun dia tidak kenal di zaman ini..

"Tuan apa kau percaya adanya dunia lain?" tanya Kania menatap Tuan Xio..

"Maksud nona ?" tanya Tuan Xio mengernyitkan dahinya..

"Entah Tuan percaya atau tidak, yang jelas saya bukan berasal dari zaman ini.."

Mendengarkan ucapan Kania, Tuan Xio mengingat kejadian sewaktu pertama kali menemukannya, pakaian yang aneh, rambut yang aneh.. Yang menurutnya memang gadis di depannya bukan berasal dari Kekaisaran ini..

"Bisakah nona menceritakannya ?"

"Saya berasal dari zaman modern, hanya karna saya tenggelam di danau. Saya langsung berada di zaman kuno ini.."

"Zaman modern, zaman apa itu ?"

"Zaman modern, dimana zaman itu serba canggih, bahkan kita tidak perlu mengirim surat karna adanya Handphone yang bisa mengirim pesa jarak jauh, bahkan kita bisa bertatap muka langsung dengan HP dan apapun yang kita butuhkan serba ada dengan kecanggihannya.." ucapnya dengan nada lesu..

"Nona hamba ingat, sewaktu Nona tidak sadar, nona membawa sebuah benda.." timpal pelayan Lu..

Tuan Xio dan Kania langsung menatapnya..

"Maaf Tuan,," lirih pelayan Lu melihat tatapan dari Tuannya, pelayan Lu merasa menyesal karna kelancangannya..

"Tidak apa-apa, untung kau mengingatkan. Cepat berikan padanya mungkin dia membutuhkan.."

Pelayan Lu menunduk hormat, dia menghampiri sebuah lemari..

Betapa kagetnya Kania, ketika melihat pelayan Lu membawa tasnya..

"Tas ku.." ucap Kania kegirangan...

Langsung saja Kania mengambil tasnya dan memeriksa di dalamnya..

Kamera, leptop serta buku novelnya yang dia baca berjudul Pengkhiantan Kekasih yang sama halnya bergenre timetravel. Kania juga melihat Bolpoinnya serta buku hariannya..

"Lalu dimana Hp ku.." gumam Kania.

"Apa kau melihat benda seperti ini ?" tanya Kania sambil menggunakan jarinya..

"Tidak nona, Nubi hanya melihatnya hanya itu saja.." jawabnya..

"Apa Hp ku jatuh kedalam danau.."

Kania mengacak acak rambutnya, lalu dia memeriksa Kameranya ternyata masih hidup, Kania juga memeriksa leptopnya dan ternyata masih hidup.

"Untungnya semua masih di dalam plastik besar." gumamnya..

Karna merasa was was kenak hujan, tidak ada pilihan lain. Kania membungkus leptop dan kameranya dengan plastik besar..

Kemana mana Kania tidak pernah lupa membawa sebuah kamera, dia akan memfoto se suatu yang menurutnya unik..

Sementara Tuan Xio dan pelayan Lu, menatap terkejut melihat benda di depannya mengeluarkan cahaya..

"Nona apa itu benda ajaib ?" tanya Tuan Xio.

"Bukan Tuan, ini namanya leptop. Kita bisa mengetik apapun yang kita mau, bahkan kita bisa bermain game dan berfoto dan ini namanya kamera, benda ini juga bisa mengambil foto.." jelas Kania sambil memperlihatkan barangnya..

"Contohnya seperti ini.." Kania memfoto Tuan Xio dan kemudian memperlihatkannya..

"Bukankah ini aku??" ucap Tuan Xio terkagum kagum dengan benda di tangan Kania..

"Wah, Nona memiliki benda ajaib.." seru pelayan Lu tersenyum, hingga memperlihatkan deretan giginya..

"Ini namanya benda di zaman ku, apa kalian percaya aku bukan berasal dari sini ?" tanya Kania menatap Tuan Xio dan pelayan Lu secara pergantian..

"Kami percaya, tapi karna sekarang kau tidak memiliki keluarga. Bagaiman jika kau menjadi Anak ku saja ? kebetulan aku sangat menginginkan Anak perempuan dan hanya memiliki Anak laki-laki.."

Kania menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, dia tidak menyangka masih ada orang yang memungutnya disaat sedang ada kesulitan. Di kehidupannya, Kania selalu berharap akan kasih sayang orang tua, Namun hanya ibu panti lah yang menyayanginya..

Kania meneteskan air matanya, dia langsung memeluk erat Tuan Xio..

"Terimakasih, terimakasih.." lirih Kania..

Tuan Xio tersenyum, dia membalas pelukan Kania dan mengelus lembut rambut.

"Mulai sekarang, panggilah aku Ayah.." ucap Tuan Xio..

Sementara pelayan Lu menatap terharu akan kebesaran junjungannya, yang sangat memiliki hati lemah lembut..

Setelah kematian kedua orang tuanya yang masih umur 15 tahun, dia langsung mendaftarkan dirinya menjadi pelayan keluraga Xio demi membiyayai Adik laki-lakinya yang masih sekolah.

Kini umurnya sudah 25 tahun, dia tidak menyangka junjungannya masih saja tidak berubah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!