NovelToon NovelToon

Dunia Kita Berbeda

bab 1 #Mora

"Upss sorry ga sengaja" Ucap Jessy yang sengaja menabrak Mora sehingga Mora terjatuh

Semua orang menertawakan Mora yang begitu mudah terjatuh padahal hanya disenggol sedikit saja, itu pandangan orang orang pada Mora saat ini.

Padahal Mora sedang tidak enak badan, Kepala nya pusing, dia memang sedikit lemas hari ini, mungkin karna dia belum sarapan tadi pagi.

Mora berdiri membersihan rok sekolah nya yang kotor karena pasir, Jessy bukan membantu menyambut nya dia hanya tertawa dan meninggalkan Mora begitu saja.

Dua orang yang selalu ada disisi Jessy, yaitu Yola dan Tasya ikut meninggalkan Mora begitu saja sambil tertawa puas, tidak lupa Yola memotret Mora.

"Guys lihat anak miskin, minta perhatian. Kasian banget ya ga ada yang peduli" ucap Jessy kepada yang lain, yang lain ikut menertawakan Mora.

"WUUUUU" sorak yang lain kepada Mora

Sudah biasa bagi Mora seperti ini, dia tidak bisa melawan bahkan menutut mereka semua, mereka semua mempunyai kuasa disini, sedangkan Mora? Hanya anak miskin yang masuk kesini karna jalur prestasi.

Sekolah yang dianggap populer dan unggul tidak sebaik itu, mungkin orang orang akan berfikir masuk ke sekolah unggulan akan membuat mereka menjadi lebih baik dan lebih pintar. Mereka semua salah besar, justru disinilah kita harus belajar munafik dan bermuka dua.

Mora berlari ke UKS berniat ingin istirahat disana, dia sangat pusing kali ini.

Mora berbaring diruang UKS mengingat mereka semua memperlakukan dirinya seperti bukan manusia.

Dia menangis, sudah banyak sekali menyimpan sakit hati nya. Namun kali ini dia benar benar sudah tidak bisa menahan air matanya.

"Berisik banget si lo, bisa diem ga? kalo mau nangis jangan disini" ucap seorang lelaki sambil membuka tirai yang membatasi kasur kasur di UKS itu

Mora tersentak kaget, dia tidak menyadari bahwa ada orang lain selain dirinya disana, Mora seketika menghentikan tangisan nya.

"Aduh, maaf ya aku pusing banget soalnya"

"Pusing apa sakit hati?"

"Hah?"

Mora bingung bagaimana bisa orang ini tau isi hati Mora dan apa yang Mora rasakan saat ini.

"Lo itu cewe yang sering digangguin sama geng nya Jessy kan?" Lelaki itu mengubah posisi yang semula berbaring menjadi duduk dan berhadapan dengan Mora

Mora tidak menjawab dia bahkan ingin menjawab 'iya' pun seperti dia sangat menyedihkan.

"Udahlah ngaku aja kalo lo nangis karna sakit hati, gue lihat kok postingan nya"

Mora berfikir sejenak, postingan? postingan apa yang dimaksut lelaki ini. Mora bahkan tidak tahu sama sekali apa yang dimaksut lelaki dihadapannya ini

"Nih.." Lelaki itu menunjukan hp nya sebuah postingan bernama Pretty Girl itu memposting foto Mora yang sedang terduduk menyedihkan tanpa melawan dengan caption 'guys, hari ini si cupu jatuh, bahkan dia caper ke orang orang berharap ada yang nolongin padahal mah ga ada yang peduli sama dia upssss'

Hati Mora tersayat, Mora sama sekali tidak tahu kalau geng Jessy membuat akun khusus mereka bertiga, dan menyebarkan foto-foto Mora saat dirundung, Mora bahkan tidak memiliki handphone. sejujurnya Mora tidak berharap bahwa orang-orang peduli kepada nya. Mora hanya menginginkan agar orang-orang disana bisa memperlakukan nya sebagai manusia.

Hati nya terasa sakit, apakah dia sehina itu dimata orang-orang disini?

"Nangis aja dah, tapi jangan ada suara. Gue mau tidur" Lelaki itu menutup kembali tirai nya lalu mulai tertidur

Kali ini Mora tidak menangis dia menatap sudut ruang UKS, memikirkan apa kesalahan dia disini? Mora tidak pernah jahat kepada mereka, kenapa mereka sangat membenci Mora? Pikiran itu membuat Mora perlahan tertidur.

__________________*******________________

Mora terbangun, ternyata ini masih jam sekolah, ia melihat sekeliling sepertinya lelaki tadi sudah kembali ke kelas nya, Mora bangun dari kasur UKS itu, berniat ingin masuk kekelas nya.

Mora mengetuk pintu kelas itu, namun tidak lama dari itu Yola pun ikut mengetuk pintu itu.

"Masuk" Ucap guru yang mengajar

"Dari mana kalian?" Tanya guru itu

"Mora dari UKS Bu, sedikit tidak enak badan hari ini"

"Hah? Lo dari UKS? jangan ngaku ngaku, gue dari UKS karna gue ga enak badan" ucap Yola

"Jadi siapa yang berbohong siapa yang benar?"

"Mora buk" Yola menuduk Mora berbohong

Mora menggeleng kan kepalanya dengan cepat "Nggak buk, Mora emang dari UKS sedari tadi."

"Buk, Mora bohong. Orang saya sendiri kok yang nganterin Yola ke UKS" Jessy bersuara

"Mora pulang sekolah nanti temuin ibuk dikantor."

"Tapi buk.."

"Ga ada tapi tapi."

Yola tersenyum senang, ia langsung duduk di kursi nya tidak lupa Yola dan Jessy memberi tos satu sama lain.

Mora hanya bisa menarima, tidak ada gunanya melawan dia akan tetap kalah pada akhirnya.

_________________******_________________

Sepulang sekolah Mora langsung berjalan ke ruang guru sesuai perintah dari buk Rina, dimana dia harus menemui buk Rina sepulang sekolah nanti.

"Permisi buk, ini Mora" ucap Mora sambil mengetuk pintu ruang guru

Mora menghampiri meja buk Rina

"Mora, kamu tau saya paling tidak suka ada yang bolos dijam pelajaran saya?"

"Maaf buk, Mora benar benar dari UKS. Mora tidak bolos"

"Kamu itu sudah ketahuan bohong masih saja, sebelum kamu pulang bersihkan toilet siswi dilantai 1, setelah bersih baru kamu boleh pulang"

Mora hanya mengangguk, menuruti perintah dari buk Rina

kini Mora membersihkan toilet siswi, sudah setengah ia membersihkan toilet itu tiba tiba seseorang menumpang makanan dan minuman bersoda kelantai toilet.

"Upss, jatuh." ucap Jessy

"Eh? Ternyata kita ada pembersih sekolah baru" lanjutnya

"Yaudah Jes, biarin aja itu dia yang bersihin"

"Yaudah yuk Yola, Tasya kita pergi dari sini, biarin aja kan itu emang tugas nya"

Setelah mereka menumpahkan itu mereka, mereka langsung pergi tanpa rasa bersalah lalu tertawa kencang dihadapan Mora.

Mora menghelahkan nafas nya ia begitu lelah sekali.

Selang 30 menit Mora sudah membersihkan toilet itu dengan bersih, berharap tidak ada lagi gangguan yang menghalangi nya pulang saat ini.

Mora berjalan untuk pulang, sekarang sudah mulai sore sekolah terlihat sepi Mora sangat pusing belum ada satu makanan pun masuk dalam mulut nya saat pagi tadi.

Mora tidak ada uang untuk membeli makan, untuk meminta uang jajan seperti anak SMA pada umunya pun Mora sungkan kepada orang tua nya, dia tidak enak hati.

Mora segera berjalan dengan sekuat tenaga berharap sampai rumah dan istirahat, tubuh nya terasa lesu saat ini kepalanya juga sangat pusing.

Pemandangan nya mulai menghitam sepertinya Mora sudah tidak kuat untuk membuka matanya.

Mora ambruk, ia pingsan.

.......

.....

...

BAB 2 #Dihukum

Mora terbangun, dia pingsan sekarang dia sedang berada di kasur rumah sakit melihat sekeliling tidak ada orang.

"Siapa yang membawaku kesini?" Ucap Mora

Pintu rumah sakit itu terbuka menampak kan seorang lelaki yang Mora kenal wajah nya, Mora tidak lupa dengan lelaki itu, dia lelaki yang Mora temui saat di UKS tadi.

"Dokter bilang lo cuman kecapean, dan maag lo kambuh jadi dia tadi ngasih beberapa obat untuk lo makan" ucap lelaki itu

"Makasih, tapi ga perlu bawa aku kesini.."

"Terus mau nahan sakit sampai mati?"

"Bukan, tapi-"

"Ya gue tau lo ga sanggup bayar nya, bisa cicil ke gue aja" ucap lelaki itu

"Lo bisa langsung pulang setelah ini" Lanjutnya

"Makasih, aku bakal lunasin secepat nya ya, namaku Mora"

"Haekal"

"Sebelum pulang, kita makan dulu di kantin rumah sakit ini" lanjutnya

_______________***_________________

Mora pulang kerumah nya setelah selesai berbicara dengan dokter, dan diarahkan makan obat setelah atau sesudah makan, Mora juga makan dikantin rumah sakit sehingga dia bisa langsung minum obat yang diberikan oleh dokter, sebelum pulang Mora kembali berterimakasih kepada Haekal.

Ukhukkk

Ukhukkkk

Baru saja Mora membuka pintu rumah, suara batuk itu membuat Mora merasa bersalah, Mora bisa membeli obat, tapi tidak bisa membeli obat Ayah nya.

"Nak, sudah pulang?" Ucap ibunya yang membawakan air hangat lalu memberikan kepada Ayah nya

"Makan dulu ya"

Mora tau walaupun Ibu nya selalu menyuruhnya makan sepulang sekolah tapi Ibu nya sendiri belum makan.

"Mora sudah kenyang bu, Ibu saja yang makan, Mora ambilkan nasi nya ya"

Gadis itu berjalan ke arah dapur mengambil nasi, melihat diatas meja tidak ada lauk hanya ada 1 kerupuk yang sudah terpotong, sudah biasa seperti ini, ini makanan mereka jika hari ini Ibunya tidak ada pendapatan sama sekali.

"Ini buk, makan"

Mora menyuapi ibu nya, Mora tau pasti ibunya cape menjual kue hari ini, walaupun kue itu laku terjual namun uang itu harus disimpan separuh untuk modal dan seperempat nya lagi untuk membayar hutang, lalu seperempat nya lagi untuk mereka makan.

Selesai Mora menyuapi ibunya Mora memijat kaki ibunya, sesekali melihat ayah nya yang sudah tertidur, Mora hanya minta satu, sembuh kan lah ayahnya dan sehatkan lah ibunya selalu.

"Sudah nak.. kamu mandi sana setelah itu istirahat, kalau ada pr dikerjakan yaa" ucap Ibu nya

"Mora masih mau pijit kaki ibu"

Mora tidak cape bahkan mengeluh jika ia memijat kaki ibunya, dia bahkan senang setidaknya Mora bisa membantu menghilangkan rasa lelah ibunya.

"Bagaimana sekolah mu nak?" Tanya ibunya

"Apakah teman-teman mu bersikap baik?"

"Iya buk, mereka baik kepada Mora, Mora senang sekolah disana"

Tidak ingin melihat ibunya khawatir Mora terpaksalah berbohong, mengingat waktu SMP Mora sempat dirundung oleh teman-teman nya membuat ibunya menuntut atas tindakan itu berakhir ibu Mora harus berdebat dengan orang tua yang membully Mora, bahkan parah nya orang tua dari sang pembully itu tidak mau kalah dan masih membela anak nya.

"Mora kalo ada apa-apa cerita sama Ibu ya nak"

"Iya buk"

_________________****__________________

Mora sudah sedikit merasa sehat setelah meminuman obat yang diberikan oleh dokter semalam, dia tidak ingin izin sekolah, karena menurut Mora sekolah itu sangat penting.

"Woi cupu, nyontek pr lo dong" ucap Jessy yang baru saja datang.

Mora mengambil buku didalam tas nya, tidak ada perlawanan sama sekali.

"BURUANNN!! LAMA BANGET SI! KEBURU GURU DATENG" Bentak Jessy

"Iya sabar, buku nya lagi dicari"

Tas Mora penuh dengan buku pelajaran, buku besar, buku catatan jadi sedikit memerlukan waktu untuk mencari nya.

"LAMA BANGET SIII!! BIKIN EMOSI MULU!" Jessy menendang kursi Mora membuat nya sedikit tersentak kaget.

"Ini" Mora memberikan buku pr nya itu kepada Jessy

Jessy segera menyalin tulisan yang sudah Mora kerjakan semalam, namun belum selesai Jessy menulisnya guru sudah masuk kelas.

"Kumpulkan tugas nya kedepan, siapa yang tidak mengerjakan tugas berdiri didepan" ucap Guru itu

Melihat semua orang mengumpulkan tugas, Jessy tidak terima lalu merobek tugas Mora.

"Kalo gue dihukum, lo juga harus dihukum!" Lalu Jessy berdiri maju kedepan

Mora melihat itu sangat marah, dia berniat untuk melaporkan ini kepada Guru.

"Ibu, saya sudah mengerjakan tapi-"

"Ga ada alasan, kalo tidak dikumpul silahkan berdiri"

Belum selesai Mora menyelesaikan perkataan nya, Guru itu langsung memotong ucapan Mora begitu saja, sehingga Mora mau tidak mau harus berdiri didepan.

Mereka semua sudah selesai mengumpulkan tugas nya ada 4 orang yang berdiri didepan, yaitu Yola, Jessy, Arsen dan Mora.

Jika Tasya sekelas dengan Yola, dan Jessy mungkin saja Tasya akan ikut berdiri didepan bersama mereka, namun Tasya berbeda kelas dengan mereka.

"Ini dia contoh murid yang tidak boleh kita contoh kan."

"Mau jadi apa kalian jika tugas sekecil ini selalu disepelehkan?"

"Mora, kamu bilang ingin mendapatkan biayasiswa agar bisa kuliah? Kalau kamu seperti ini lagi dan lagi kedepan nya biayasiswa kamu akan dibatalkan dan dicabut oleh pihak sekolah"

Mora menundukan kepalanya, ia tidak mau itu terjadi, biayasiswa lah satu-satunya harapan dia agar bisa kuliah.

"Ngarepin biayasiswa kasian banget ya lo" bisik Jessy ditelinga Mora

"Sekarang kalian silahkan hormat didepan bendera sana, 30 menit jangan ada yang bergerak."

"Yahh buk panas dong, nanti kulit saya terbakar gimana?" Jessy mulai protes

"Ini hukuman Jessy, mau saya tambahkan hukuman lebih lagi?"

Jessy hanya diam lalu pergi kelapangan untuk hormat didepan bendera, mereka berempat berjejer didepan bendera berusaha tidak bergerak agar tidak ada hukuman tambahan lagi.

"Ini tu gara lo cupu, coba aja lo tadi cepetan dikit ngeluarin buku nya pasti gue ga bakal di sini"

"Lihat aja lo nanti habis lo ditangan gue"

"Dasar miskin"

"Lo bisa diem ga Jessy? ga ada cape cape nya ya lo bicara, kalo kita ditambah lagi hukuman nya gegara lo, gue ga akan segan segan mukul muka lo itu" ucap Arsen yang sudah cape mendengar kata kata Jessy sedari tadi

"Oh jadi lo ngebelain dia sekarang?" ucap Jessy yang tidak terima

"Lo itu berisik tau ga, salah lo sendiri ga ngerjain tugas jadi terima aja hukuman nya"

Pertengkaran antara Arsen dan Jessy membuat sedikit keributan disana, seseorang yang diperintahkan guru untuk mengawasi mereka pun segera melapor kepada guru yang memberi hukuman itu.

"HEI! SUDAH SAYA BILANG JANGAN ADA YANG BERGERAK, KALIAN MALAH MENGOBROL!"

"HUKUMAN SAYA TAMBAH, 30 MENIT LAGI! BERDIRI DISANA SAMPAI JAM PELAJARAN SAYA SELESAI!"

.........

...

BAB 3 #Haekal

Kini mereka harus lebih lama lagi berdiri disana, keringat sudah membasahi mereka, Arsen sangat emosi dengan Jessy dia sangat ingin memukul wajah Jessy saat ini, namun dia masih berfikir waras bahwa Jessy adalah wanita, tidak mungkin seorang lelaki akan memukuli wanita.

Sudah 1 jam mereka berdiri, mereka hanya menunggu perintah dari buk Sintia untuk bisa duduk dan masuk kelas.

"Kalian berempat sudah boleh masuk kedalam kelas"

Akhirnya setelah 1 jam mereka menunggu kata kata itu keluar juga dari mulut buk Sintia, mereka segera masuk kedalam kelas dan duduk dikursi masing masing dengan kewalahan.

"Sekali lagi kalian mengulanginya, saya akan menambah hukuman yang lebih berat lagi" ucap buk Sintia lalu pergi meninggalkan kelas

Setelah buk Sintia pergi meninggalkan kelas, Jessy pun berdiri dari bangku nya dan menghampiri bangku Mora, seperti nya Jessy ingin melampiaskan kekesalannya kepada Mora.

PRAKKKKK

Tamparan yang renyah mengenai pipi Mora, Jessy menampar pipi Mora.

"INI SEMUA GARA-GARA LO! KULIT GUE JADI GOSONG! LO MANA TAU MAHAL NYA PERAWATAN, ORANG MISKIN KAYA LO MANA TAU MAHAL NYA PERAWATAN!" Teriak Jessy kepada Mora

Mora memegangi pipi nya, seumur-umur dia tidak pernah ditampar oleh Ayah atau pun Ibu nya, tapi kini orang lain menampar wajah nya, pipi nya terasa begitu nyeri dan panas.

"EMANG GATAU DIRI, LO TU GA PANTES SEKOLAH DISINI!"

"JANGAN HARAP LO BISA DAPET BIAYA SISWA!"

"Woi! Berisik!, Hukuman ditambah gegara lo yang terus terusan bicara dari tadi, mulut lo itu ga bisa diem apa? Bisa stop gangguin orang sehari aja? Pusing gue lihat kelakuan lo kaya ga pernah disekolahin aja." Arsen membuka suaranya

"WOW! Guys, si cupu udah ada temen nya, gue perhatiin dari tadi lo belain si cupu mulu nih, lo suka ya sama dia?" ucap Jessy membuat sekelas heboh

"CIEEE CIEE"

"CIE ARSENN"

"JADIAN DONG"

"Cape ya ngomong sama orang kaya lo"

"Jangan nasehatin gue, lihat aja diri lo yang udah kena SP 2 disekolah ini, lo ga jauh beda dari gue. Kita cuman beda cara aja" ucap Jessy kepada Arsen

Setelah mengucapkan kata-kata itu Jessy langsung menarik pergelangan tangan Mora keluar dari kelas, diikuti oleh Yola.

Jessy menarik pergelangan tangan Mora begitu kencang sehingga membuat Mora merasa kesakitan.

"Jessy, sakit. Kita mau kemana? Jangan ditarik kaya gini sakit" ucap Mora sedari tadi agar Jessy berhenti menarik nya.

Langkah Jessy berhenti ketika melihat seseorang yang berdiri didepan nya, Lelaki berbadan besar dan tinggi, dengan menggunakan seragam basket itu selalu membuat Jessy terpaku kagum kepadanya.

"Eh? Haekal" ucap Jessy lalu melepaskan pergelangan tangan Mora

"Lewat aja kal, kalo mau lewat" Jessy memberi jalan agar Haekal lewat terlebih dahulu.

"Oh ya, gue ngirim lo gift ada dilaci lo, udah lo buka?"

"Thanks, tapi bisa gue pinjem bentar Mora nya? Gue ada urusan sama dia" ucap Haekal

"Kenapa kal? Dia bikin lo kesal ya?" Tanya Jessy

"Sedikit"

Jessy segera mendorong Mora agar mengikuti Haekal lalu berbisik kepada Mora.

"Habis lo ditangan cowo gue"

Mora segera mengikuti langkah Haekal, mereka menuju ruang UKS.

"Kenapa kesini?" Mora kebingungan mengapa Haekal membawa nya keruang UKS?

"Tolong obatin ini" ucap Haekal lalu menunjukan siku nya yang luka

"Gue udah nolongin lo kemarin, gue agak kesusahan buat bersihin luka gue"

Mora mengangguk lalu mengambil kotak P3K ia mulai membersihkan luka disiku Haekal dengan hati hati agar Haekal tidak kesakitan, menaruh betadine sedikit sedikit lalu obat yang lain, menutupi luka itu dengan kapas dan plaster.

"Kalo perih bilang aja ya"

"Lo kenapa si selalu diem aja kalo Jessy gangguin lo?"

"Mau gimana lagi?" ucap Mora dengan pasrah

"Kalo aku ngelawan juga ga ada gunanya, dia menang dalam segi apapun aku cuma mengandalkan prestasi ku disini"

"Kenapa ga coba lapor dengan guru?"

"Percuma aja aku udah pernah mencoba, Guru bilang itu hal sepele. Bahkan ada yang tidak percaya, Papa nya Jessy itu orang terpandang ga mungkin kalau Jessy seperti itu rata-rata guru bilang seperti itu ketika aku melaporkan kepada guru"

"Kenapa jadi curhat ya, maaf ya" ucap Mora tidak sadar kalau dia terlalu banyak bercerita sehingga jatuh nya dia curhat

Haekal hanya terdiam lalu bangkit dari ranjang UKS, dia berjalan keluar UKS sedangkan Mora masih duduk diam disana.

"Mau ikut ga?" ucap Haekal

"Kemana?"

"Makan dikantin"

"Kamu aja"

Haekal membalikan badan nya, dia sedikit geli mendengar kata 'aku dan kamu' dari mulut orang yang bahkan dia sendiri tidak dekat.

"Bisa pake lo gue aja ga si?"

"Kenapa?"

"Gue ga biasa denger 'aku kamu' dari orang yang ga deket"

"Tapi aku udah terbiasa pakai bicara aku kamu"

Mau tidak mau Haekal tidak bisa protes, dia tidak bisa mengubah cara hidup dan bicara orang seenak nya saja, takut lawan bicara nya ini tidak nyaman dengan nya.

"Yaudah terserah lo aja"

"Mau ikut makan kekantin ga? Nanti maag lo kambuh lagi terus gue lagi yang bawa lo kerumah sakit"

Mora menggeleng kepala nya dengan cepat, dia sebenarnya lapar namun dia tidak membawa uang.

"Kamu aja, aku ga ikut"

"Gue teraktir sebagai ucapan terimakasih gue karna lo udah ngobatin luka gue" ucap Haekal

"Ga ada penolakan" lanjutnya

Mora akhirnya menuruti permintaan Haekal, mereka berjalan kekantin bersama membuat orang orang yang melihat mereka berbisik bisik, Haekal cukup populer disekolah itu banyak wanita yang menyukai Haekal, sehingga membuat mereka semua iri.

"Loh? Loh ada apa nih"

"Kok Haekal mau jalan disamping gembel"

"Duh Haekal gue ternodai"

"Pasti tu cupu ngepelet Haekal"

"Ga usah didengerin" ucap Haekal kepada Mora

Mora dan Haekal duduk dikantin berdua, memakan makanan yang sudah mereka pesan tadi.

"Gimana maag lo?" Ucap Haekal kepada Mora

"Udah ga sesakit kemarin, pusing juga udah hilang"

Haekal mengangguk paham, lalu melanjutkan makan nya.

"Ini tadi luka karna gue jatuh waktu main basket"

"Hah?"

"Gue ngasih tau doang si, barang kali lo penasaran asal muasal luka gue"

"Itu luka nya kalo mau mandi kapas sama plaster nya dibuka biar ga bonyok" ucap Mora kepada Haekal

"Iya bawel ya ternyata lo"

"Banyak orang ga tau soal ini, jadi aku ngasih tau kamu, kalo bonyok kan percuma diobati"

Haekal tertawa kecil mendengar perkataan itu "Tenang aja, gue udah sering luka gini jadi gue tau kok"

Mora mengangguk mengerti, bahkan tanpa Mora sadari ada seseorang yang sedang memotret mereka berdua.

_______________________________________

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!