A Forbidden Tale
00
Saat itu Emilia sedang bersama dengan seorang temannya, mereka menghabiskan kegiatan bersama, selain untuk mengisi waktu luang, juga mendekatkan mereka, walaupun mereka itu sahabat namun karena bersekolah di tempat berbeda maka jarang bertemu.
Emilia
//melambaikan tangan//
Selamat Pagi, Jena
Jena
//berbicara dengan suara sangat kecil//
Selamat pagi juga, Emi
Emilia
Apa kau mau pergi jalan-jalan sebentar? karena ada hal yang ingin aku lakukan, apalagi dua hari lalu aku membeli tiket konser VIP
Jena
//gugup//
aku mau ikut... tapi...
Emilia
//merangkul pundak Jena//
tenangkan dirimu, kita kan sudah berteman sejak kecil, kenapa kau masih canggung ketika bersama?
Emilia
Dari semua orang yang aku kenal, hanya kau saja yang menerima aku apa adanya loh.
Jena
//menundukkan kepala//
apa kau yakin mau berteman denganku? karena aku ini miskin, jelek bahkan tidak punya—
Emilia
//menghela nafas//
apa yang kau bicarakan? kita adalah teman loh, jangan bilang kau tidak mau berteman denganku karena merasa rendah diri?
Emilia
//menarik lengan Jena//
yok pergi, kelamaan nanti kita
Sebenarnya Jena ingin mengatakan sesuatu tapi ia memilih untuk memutuskan mengikuti alur saja saat ini.
Reynold
//memberikan poster//
silahkan mampir karena sekarang ada diskon untuk para gadis cantik loh.
Jena
//menundukkan kepala//
//merona//
(cakepnya)
Reynold
//mengoda//
Apa yang di lakukan oleh gadis cantik di sini sendirian?
Emilia
//menggaruk kepala//
Sendirian? siapa?
Emilia
Tapi sekarang aku sedang bersama dengan temanku ini, dia adalah yang terhebat loh
Reynold
//mengernyitkan kening//
Hmm, begitu ya?
Reynold
ngomong-ngomong, apa kau mau mampir ke Cafe kami sebentar? ini tampak cocok dengan gadis cantik sepertimu
Emilia
//tersenyum//
Terima kasih atas pujiannya
Reynold
Ngomong-ngomong, siapa namamu?
Emilia
Emilia Mikaela Juvita, dan ini temanku, namanya—
Reynold
tidak perlu, aku cukup mengenalmu saja
Reynold
lagi pula kita punya banyak waktu bersama
Reynold
perkenalkan namaku Reynold Andhika Widjaya, senang bertemu denganmu
Reynold
Kau bisa memanggilku Rey atau apapun yang kau inginkan.
Emilia
//tersenyum//
kau bisa memanggilku emi
Jena
//batin//
Apa cuma aku atau selama ini hanya menjadi obat nyamuk saja? segini amat nasibku ini, baru aja di putusin pacar
Jena
//menghela nafas//
Apa salah dan dosaku hingga selalu menjadi bayangan dari Emilia saja
Setelah beberapa saat kemudian Emi pergi bersama Rey berjalan-jalan sebentar, mungkin mereka pergi ke konser musik
Emilia
//menatap sekeliling//
tempat apa ini?
Reynold
Ini adalah Cafe tempat aku bekerja, dan untukmu akan ada diskon untukmu.
//berkedip//
Emilia
//merasa canggung//
Aku senang bersama denganmu, hanya saja tadi aku baru saja mengajak Jena pergi ke konser musik
Reynold
Jika mau aku akan menemanimu pergi ke sana
//menggoda//
Emilia
//menggaruk kepala//
(Anjir lah, kok makin lama semakin gila deh nih orang, apa aku pura-pura pergi saja ya? Jena, tolong aku)
Emilia
(Wahai author, kalau aku jadi MC kayak gini, mending jadi NPC aja sekalian deh.)
Reynold
//menatap penasaran//
Apa ada masalah? kita bisa mulai berbicara santai sekarang.
Jena
//berjalan ke sebuah taman//
//bergumam//
Woy, Author mana dah?
Author
//muncul secara tiba-tiba//
Mau apa lu? gelut ama gw? apakah kau tidak sadar dengan siapa kau berbicara saat ini?
Jena
//menatap memelas//
Thor yang cantik, kenapa gak ada yang suka ama gua dah?
Author
Kamu mau tahu nih, kenapa kau gak di sukai?
Jena
Jelasin dengan lebih jelas dong, kakak author
Author
Mau tahu aja atau mau tahu banget?
Jena
Ayolah author cantik, kasih tahu dong
01
Author
Karena aku baik hati maka akan aku berikan kau sebuah hadiah spesial, bagaimana? apa kau tertarik?
Author
tunggu, kau tidak perlu menjawab
//menjentikkan jari//
Jena
tunggu, bagaimana bisa? aku sekarang telah menjadi... pe...pe
Author
kalau ngomong yang bener, sebelum aku cabut hakmu sebagai peran utama, serta mengembalikannya kepada Emilia
Jena
maaf, deh kakak author yang cantik
Author
tapi ini hanya sementara saja, jadi jangan senang dulu, karena masih ada tes yang harus kau lakukan sebagai peran utama dalam ceritaku ini, apa kau paham?
Jena
aku mengerti apapun itu keinginan dari kakak Author
Author
kalau begitu, kau harus melakukan dua misi, pertama buat seseorang menyukaimu, dan yang kedua kau harus membantu Emilia, apa kau mengerti?
Author
tidak bisakah kau mengatakan sesuatu selain mengangguk saja?
Author
apa kau tidak tahu betapa menyebalkannya ketika kau sudah panjang lebar namun hanya di balas dengan sebuah anggukan saja?
Author
kalau begitu jawab dengan kata kata, kalau tidak aku akan membuat semua kesepakatan kita menjadi anulir
Jena
baik bos
//memberi hormat//
Author
kalau begitu pergi ke misi pertamamu, yaitu merebut Rey
Jena
//menggaruk kepala//
itu bukannya orang yang ngeselin ampe dna itu ya? bahkan tidak menganggap aku sebagai manusia.
Jena
//menggelengkan kepala
gak banget deh, siapa juga yang suka ama dia, ish amit amit deh
Author
//menghilang//
//berbicara menggunakan telepati//
lakukan minimum atau sebagai hukuman kalau sampai menolak adalah di hapus dari eksistensi
Jena
//batin//
anjir serem amat dah
Jena
//berjalan+berteriak//
Emi di mana kau?
Jena
//melihat sekeliling//
susah amat deh nemuin nih orang, mentang mentang MC, bisa seenak—
Jena
//bergumam//
tunggu sekarang kan aku peran utamanya, jadi aku cari dulu ke Cafe tadi, siapa tahu ada orang di sana
Akhirnya Jena memutuskan untuk mencari keberadaan dari sohibnya di dalam Cafe, hingga ia menemukan seseorang yang mirip dengan Emilia
Jena
//menghampiri//
Emi, kau tidak apa-apa?
Reynold
//menatap datar//
jadi temanmu yang jelek ini datang bak super hero ya?
Reynold
//menopang dagu dengan tangan//
sebaiknya kau tahu keberadaanmu itu hanyalah sampah masyarakat, tidak di inginkan dan bahkan—
Jena
//berjalan menghampiri Rey//
//memberi hadiah tamparan//
bicara seperti itu lagi, dan akan aku berikan kau hadiah terhapus dari eksistensi loh.
Reynold
//menatap dengan wajah datar//
//memegang wajah//
wah, aku sampai gemetaran loh mendengar ancaman darimu
Reynold
//menantang//
coba kau lakukan sesuatu kepadaku, kalau bisa
Reynold
//tertawa merendahkan//
Jena
//tersenyum//
yakin nih mau nantangin, ok lah kalau begitu
Author
Apa lagi, etdah lu
//muncul+berbicara tanpa semangat//
Jena
//menggunakan telepati//
Author, kata Rey, kau itu bau, jelek dan bodoh
Author
//berjalan ke arah Rey//
apa katamu? beraninya kau menghinaku?
Author
//menjentikan jari di dahi Rey//
Reynold
//memegang dahi//
aduh sakitnya, apa yang kau lakukan kepadaku?
Jena
Tidak bisakah kau melihat, kalau aku hanya diam di sini?
Jena
apa kau masih mau menantangku sekarang? minta maaflah sebelum aku murka.
Emilia
//batin//
ternyata ia bisa menjadi lebih serem dari makhluk astral ya.
Reynold
//mendengus kesal//
awas saja kau kalau sampai menunjukkan wajah lagi di sini
Jena
//tersenyum//
kau ngomong apa tadi? kok kayak gak denger deh
Reynold
//menundukkan kepala//
maafkan aku...
Reynold
//batin//
awas aja kau itu kalau sampai membuat aku menjadi kesal, akan aku patahkan kepalamu itu
Jena
//berbisik//
mulai sekarang kau harus menjadi pacarku, bagaimana? simple kan?
Author
tunggu, apa kau lupa kalau si Rey harus meminta maaf kepadaku?
Jena
//menepuk kepala//
waduh maaf ya
Jena
//mengatur suara//
Rey, kau juga harus meminta maaf kepada kakak ^#&@^#^
02
Author
Maaf aku lupa memberitahumu kalau selama ini tidak ada seorangpun bisa berbicara denganku.
//menepuk kepala//
Author
Aku juga bingung bagaimana bisa NPC sepertimu bisa berbicara denganku, bahkan MC pun tidak bisa.
Author
Aku tidak bisa membiarkan MC dalam ceritaku berpenampilan buriq, jadi kau harus menarik.
//berpose keren//
Author
Tapi sebaiknya kau bicara pada Rey, karena terlalu diam bisa membuatnya menjadi kebingungan.
Author
Dan jangan bicara padaku jika bukan karena hal mendesak, apa kau mengerti?
//menghilang//
Reynold
Kenapa kau tidak bicara? Apakah lidahmu di gigit se—
Jena
Dari orang yang aku dengar kalau berbicara itu harus lengkap dan gak boleh separuh.
Jena
Karena tidak akan ada orang mengetahui maksud dari perkataanmu loh.
Reynold
//Terdiam+merona//
(Sejak kapan si cupu ini jadi tambah cantik? Bukankah dia cuma gadis bermata empat yang jelek.)
Reynold
//Menundukkan kepala//
(Apa sebenarnya dia berpura-pura jelek? Tapi—)
Reynold
//Mencoba menatap Jena//
//Memalingkan wajah//
Mungkin aku akan memberikan kesempatan kepadamu untuk jadi pacarku...
Jena
Hooh, jadi kau adalah tipe tsundere
Reynold
Aku tidak tsundere, tch merepotkan saja
Reynold
Aku anggap kejadian sebelumnya tidak pernah terjadi, ok
Jena
//menggaruk kepala//
Kalau begitu, apa kalian berdua mau pergi menonton bioskop?
Emilia
Tapi tiketku hanya dua, dan itupun—
Author
//Memberikan tiga tiket Bioskop//
Jena
Terima kasih kakak Author, padahal aku gak panggil loh
Author
Diam aja gak usah banyak bacot, aku melakukan ini karena bagiku kau itu spesial, ok
Author
Gak ada maksud lain lagi kok
Author
Apa kau tidak suka kalo aku muncul tiba-tiba? Ini juga kan cerita aku, kok kamu malah sewot sih?
//mendengus kesal//
Jena
Jadi begitu, kalian semua Tsundere
Jena
Kawaii sekali, pengen aku ucel kalian, teehee
Author
Apa? Lu mau apa ke gw? Udah di baikin ya, malah ngelunjak kau itu
Author
Tapi kalo elus kepala, gak apa-apa deh...
Jena
//Batin//
Jadi aku harus mengelus kepala kakak author?
★Setelah berfikir panjang, akhirnya Jena mengikuti permintaan dari kakak Author★
Jena
//mengelus kepala kakak Author//
Author
Hmm, bukannya aku yang mengharapkan ini, ok
Jena
//Menatap Emi dan Rey//
Aku punya berita baik karena ternyata aku punya tiga tiket pergi ke bioskop
Jena
Keren gak tuh aku?
//membusungkan dada+merasa bangga//
Reynold
Keren juga kau itu, tidak aku sangka bisa mempersiapkan tiket begitu cepat?
Reynold
Apa kau punya teman yang melakukan hal itu?
Emilia
//batin//
Apa hanya aku saja atau Jena tampak sedikit lebih cantik
Jena
//menarik lengan Rey+Emi//
Yok kita pergi sebelum gak ada lagi tempat duduk untuk kita
Setelah bertukar pandang selama beberapa waktu akhirnya mereka pergi ke depan Cafe
Tapi langkah mereka terhenti karena ada sebuah mobil terparkir di sana
Jena
//batin//
Mobil siapa ini? Jangan bilang sewaktu Emi ke sini ia bawa mobil? Tapi bukankah tadi kita jalan kaki ya?
Jena
Hmm...
//mengusap kening//
Author
Apa kau punya masalah dengan itu? Aku yang memberikanmu mobil itu, Jena.
Author
Aku yakin kau pasti bingung kan? Tapi aku pinjamkan mobil milikku kepadamu
Author
Karena selama ini aku kesepian, tidak punya teman hanya ponsel saja—
Author
Dan ketika ada seseorang berbicara padaku membuat hatiku senang, meski dia adalah seorang NPC sama sepertimu
Jena
//batin//
Entah kenapa tapi dia terlihat memuji serta mengejekku di waktu bersamaan.
Jena
//Bergumam//
Apa ini rasanya menjadi anak emas dari kakak Author.
Jena
//berjalan+membuka pintu mobil//
Ayo masuk ke dalam teman-teman, kita akan segera ke bioskop.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!