Di sebuah kota besar yang berada di pulau Bangau, ada seorang pasangan suami istri yang sudah tua, mereka memiliki dua anak yang bernama tuan Bani (40 tahun) ,dan seorang anak laki-laki yang berumur 19 tahun, dimana anak laki-laki ini adalah anak yang di adopsi oleh pasangan lansia, panggil saja Daeng, parasnya sangatlah rupawan dan kehadiran daeng membuat hubungan tuan Bani dan ayahnya renggang.
Karena tuan Arif ( 60 tahun ) yang merupakan pria tua kaya yang mengadopsi daeng, akan mewariskan tahtanya kepada putra adopsinya.
Hal ini bukan tanpa alasan, karena ia merasa bila seluruh hartanya ada pada tuan Bani, maka kekayaan yang ia miliki akan Hancur, karena tuan Bani sangat gila harta, dan pandai berjudi.
Sementara tuan Bani sendiri memiliki Dua putri, yang bernama Mutia dan delima, keduanya sangatlah cantik dan memiliki sikap yang berbeda.
Usia mereka yang masih 13 tahun, dan masih duduk di bangku SD sungguh sangat tidak memungkinkan , untuk terlibat dalam urusan orang dewasa.
Akan tetapi nyonya ane , yang merupakan seorang ibu yang sangat sombong, dan gila harta, berusaha mempengaruhi salah satu putrinya untuk memberontak keputusan yang dibuat kakek mereka.
Yakni dia adalah Mutia, sedangkan delima merupakan sosok anak gadis yang sangat manis dan pendiam, dan ia sangat dekat dengan daeng, bahkan delima menjadi sangat rajin belajar karena daeng selalu mengajarinya belajar.
Disisi lain, Mutia tumbuh menjadi anak pembangkang, ia hampir sering bolos sekolah dan tidak mendapat juara.
Akibatnya ia sering di bully ,dan di marahi oleh kakek dan neneknya, hingga suatu hari saat daeng sedang mengambil mainan Mutia di atas pohon, Mutia sengaja mengambil tangga yang di pakai daeng untuk memanjat pohon, disini daeng tidak bisa turun dan Mutia malah bersorak gembira.
" Apa yang kamu lakukan ... " delima kecil memarahi Mutia
" apa ? Kakak mau marah ? Mutia melawan kakaknya.
" sudah ... Kalian jangan bertengkar, kakak bisa turun kok " kata daeng dengan sabar , ia terlihat begitu ahli , dan tanpa rasa dendam ia tetap memperlakukan Mutia dengan baik.
***
Kebencian Mutia kepada daeng semakin memuncak saat ia duduk di bangku SMP , dimana saat daeng dinobatkan menjadi penerima warisan terbesar dari kakeknya, dan apabila Mutia dan delima ingin mendapat bagiannya, mereka berdua harus baik kepada daeng.
Tentu permintaan kakek Mutia sangat membuat Mutia marah, apalagi ia masih sangat belia untuk memikirkan urusan tentang harta warisan.
Sampai pada akhirnya, Mutia harus berpisah dengan kakaknya, karena ibu ane lebih memilih menceraikan tuan Bani yang nasibnya sedang berada di ujung tanduk.
" apa kamu yakin ... Akan ikut mama kamu ?" tanya daeng pada Mutia kecil yang duduk di kelas 3 Smp.
" kenapa ? Apa ada yang salah ?" tanya Mutia dengan nada juteknya.
" Mutia ... Sebaiknya, kamu tetap di sini, bersama delima ... Saya janji , akan memperlakukan kalian dengan baik, sebagai ... Paman ... Saya ..." belum genap daeng melanjutkan bicaranya.
Mutia malah melempar sepatunya, hingga mengenai wajah daeng, bahkan Mutia sampai mencakar lengan dan dada daeng hingga tembus darah segar dari balik kemeja putihnya.
" Mutia ..." teriak kakek Arif sambil menghampiri Mutia, dan kakek Arif tak segan untuk menampar Mutia kecil.
Sehingga Mutia merasa, bahwa keputusannya untuk ikut dengan ibunya adalah benar.
***
Malam itu setelah sidang perceraian resmi diputuskan, Mutia segera keluar dari pulau Bangau, dan menuju pulau kasturi yang merupakan ibu kota besar di pulau merak, letak pulau ini sangat jauh ,dan butuh 3 hari untuk menggapainya.
" mulai hari ini ... Nama kamu bukan lagi Mutia Bani Wijaya , kamu harus memakai identitas baru " kata ibu ane sembari tersenyum
Awalnya Mutia menganggap ibu ane adalah ibu yang sangat baik dan penyayang, sampai pada akhirnya Mutia sadar bahwa ibu ane tidak sebaik yang dia kira.
Ibu ane pernah menjual kakaknya diam-diam kepada seorang saudagar kaya, beruntung daeng berhasil menyelamatkan kakaknya bersama ayahnya.
Mutia yang kala itu, melihat kakaknya yang sedang ketakutan berada di sebuah kapal pesiar , sebenarnya ingin menghampiri, namun daeng datang dan membuat delima langsung memeluk daeng dengan erat.
Entah perasaan apa yang ada pada pikiran Mutia saat itu, hingga ia bisa menarik kesimpulan, bahwa kakaknya sudah tidak lagi menyayanginya.
Dengan penuh keberanian Mutia mencari kehidupan baru di ibu kota ,dengan kabur dari rumah baru ibunya.
Tentunya tidaklah mudah, apalagi Mutia seorang gadis SMP yang masih sangat awam dengan kehidupan kota.
( brag ) ... Mutia terjatuh di sebuah perumahan kelas menengah, di bawah kolong jembatan.
Dimana malam itu, Mutia sudah tidak lagi mendapatkan tenaga, karena ia belum makan sama sekali, hingga ia memberanikan diri mencari makanan sisa, dari tempat sampah.
" apa kamu lapar?" seorang pria paruh baya mendatangi Mutia dan membawa sebungkus makanan.
Mutia tak menjawabnya, namun Mutia segera merebut makanan yang dibawah pria paruh baya itu dan langsung melahapnya.
Pria itu tersenyum, kemudian melihat wajah Mutia yang sangat bersih dan berambut panjang.
" kamu akan ... Mendapatkan makanan, jika ikut dengan saya " kata pria itu.
Namun Mutia segera menatap pria paruh baya, yang memiliki tato di lengannya bergambar naga itu.
" saya tidak tertarik ... Dengan tubuh anak kecil, saya hanya menawarkan ... kebaikan ,itupun jika kamu mau " kata pria itu membuat Mutia berpikir keras.
***
Sementara itu ibu ane datang kembali ke pulau Bangau dan mengatakan bahwa Mutia kabur darinya, dan mengira Mutia balik ke rumah ayahnya.
" apa ...! " tuan Bani nampak terkejut, saat mendengar kabar bahwa Mutia hilang.
Bukan hanya itu, kakek Arif sampai mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Mutia di ibu kota.
" kamu jangan khawatir " daeng menenangkan delima.
" kenapa ... ini bisa terjadi ... Kepada kami " delima menangis,hingga membuat daeng merasa iba, dan memberikan perhatian yang lebih kepada delima.
Hingga membuat benih-benih cinta di hati delima tumbuh secara mendadak, apalagi delima kini sudah memasuki usia remaja, dimana ia sudah mulai mengenal masa-masa puber di era remaja.
***
Beberapa hari kemudian Mutia , tampil dengan identitas barunya sebagai tita , seorang gadis yang mendadak di angkat menjadi putri seorang preman pasar.
Panggil saja, Tuan Iskandar .
yang dikenal sangat kejam, dan juga memiliki bisnis gelap yang sangat bertentangan dengan negara.
Di usianya yang baru menginjak 15 tahun, Mutia sama sekali masih awam dengan tindak kejahatan, apalagi tuan Iskandar merasa kehadiran Mutia membawa hoki bagi dirinya.
Ia mendandani Mutia seperti kemauannya, rambut Mutia yang panjang segera di pangkasnya, bahkan dengan cepat tuan Iskandar membuat surat adopsi Mutia, dan memasukkan Mutia ke sekolah yang berkelas.
***
Setiap hari Mutia melihat kegiatan tuan Iskandar yang memalak pajak dari para pejabat negara yang membuka usaha di sekitar wilayah kekuasaannya.
Bahkan tuan Iskandar juga melakukan kekerasan bagi mereka yang tidak mau membayar.
Namun satu yang membuat Mutia sangat bangga menjadi anak angkat tuan Iskandar,karena sebagian dari hasil tuan Iskandar, dibagikan pada rakyat kecil, dan disumbangkan ke panti asuhan.
Sedangkan tuan Iskandar sendiri, di usia ke 30 tahun belum juga menikah, karena latar belakangnya yang membuat para wanita ragu.
Tuan Iskandar memiliki banyak anak buah, dan ia memiliki beberapa anak buah khusus yang melatih ilmu bela diri, bahkan tuan Iskandar sendiri adalah mantan abdi negara yang saat itu dijebak oleh rekannya, hingga ia dikeluarkan dari agen militer.
Oleh karena itu, tuan Iskandar melampiaskan kekecewaannya terhadap pemerintah di ibu kota kasturi dengan menjadi preman besar.
" apa ... Ayah ... Tidak ingin menikah ?" pertanyaan Mutia sungguh membuat tuan Iskandar tersenyum.
" tertarik ... Tapi , tidak ada wanita yang mau sama ... Ayah !!! Apa kamu mau ...menikah sama ayah ?" tuan Iskandar menggoda putri angkatnya.
Mutia yang sudah terbiasa dengan gurauan ayah angkatnya tidak lagi merasa risih, ia justru memeluk tuan Iskandar dan menjambak kumis tuan Iskandar.
" dasar ... Anak durhaka " caci tuan Iskandar kemudian berbalik mencubit pipi Mutia.
" belajar yang rajin ... , ayah tidak mau dengar ... Kamu mematahkan tangan anak orang lagi, ayah ... Capek di panggil kepala sekolah kamu tita " kata tuan Iskandar sambil menatap Mutia yang hanya menanggapinya dengan santai.
" lha ... Tita kan ... Anak ayah, wajar dong ... Kalau tita juga berbakat seperti ayah " kata tita membuat tuan Iskandar tersenyum, sambil merangkul Mutia.l
7 Tahun kemudian , Mutia telah tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik, dan ia sangat mirip dengan Iskandar ayah angkatnya, diam-diam Mutia yang kini akrab disapa dengan panggilan tita, menyelinap ke sebuah kapal pesiar yang sedar berniaga menuju luar negeri.
Dan kali ini dengan persiapan yang sangat matang, tita melakukan aksinya bersama Iskandar dan kedua anak buah Iskandar.
" apa kamu sudah siap ?" tanya Iskandar memastikan
" iya ayah ... Barang-barang sudah ada di sepatu " jawab tita.
" kali ini ... Harus lebih hati-hati, karena kebanyakan penumpang seorang pengusaha kaya dan pintar dari pulau Bangau " kata Iskandar memperingatkan putrinya untuk hati-hati.
***
Tiba saatnya, ketika tita akan melancarkan aksinya, tiba-tiba saja ada seseorang yang sengaja melakukan penyerangan kepada salah satu penumpang, hingga membuat tita mengejar pembuat onar itu.
Disamping itu delima yang juga berada di kapal pesiar itu untuk menjalankan tugasnya sebagai asisten pamannya, mendadak terkejut saat ada beberapa pria asing mendobrak kamarnya dan meminta menyerahkan barang-barang berharga miliknya.
" toooolong " delima berniat berteriak untuk memanggil daeng, akan tetapi ia justru mendapati lehernya hendak di golok oleh seorang pria bertopeng hitam.
" gadis ini ... Cantik juga, boleh ... Dijadikan santap makan malam kita " kata seorang pria bertubuh besar.
Apalagi delima saat itu baru saja mandi dan hanya memakai handuk yang dililitkan di tubuhnya.
( brag ) kedua pria itu melempar delima ke ranjang dan mulai membuka baju-bajunya.
Delima berteriak , dan berhasil keluar dari kamarnya, ia pergi ke kamar daeng, namun daeng tak ada ditempat.
Hingga akhirnya, delima tidak sengaja melihat sosok pria dewasa yang sedang berdiri di sudut lorong , melihat penampilan pria berotot yang memiliki tato bergambar naga di lengannya, ia merasa aman jika memanfaatkan pria itu.
Delima segera memeluk pria asing itu, yang membuat pria asing itu terkejut , hingga senjata tajam yang ada ditangannya mendadak jatuh kelantai.
" Iskandar !!!" kedua pria yang mengejar delima mengenali pria yang sedang dipeluk delima.
" toooolong ... Saya, mereka ... Mau melecehkan saya " Isak delima sambil mendekap Iskandar.
" kamu lepaskan saya ... , biar saya menolong kamu " kata iskandar lembut.
Delima Pun mengangguk, dan dengan secepat kilat Iskandar berhasil menumbangkan kedua penjahat itu.
Ia melihat sosok gadis yang sangat anggun tengah berdiri dihadapannya , dan hanya memakai sehelai handuk.
" maaf ...! " Iskandar menundukkan kepalanya.
" sebentar ... Tunggu disini, saya ... Akan kembali " kata delima kemudian berlari kembali ke kamarnya.
Akan tetapi Iskandar tak bisa berlama-lama di tempat itu, ia harus segera menemukan putrinya.
***
Disudut yang lain tita sedang mengejar si pembuat onar itu, tanpa disadari bahwa daeng juga tengah mengejarnya.
" oh ... Jadi kamu Gery !!!" tita mengenalinya.
" saya tidak akan ... Membiarkan , kalian bisa sukses bertransaksi " kata pria berambut putih sambil mendendangkan kakinya kearah tita.
Dengan cepat tita menghindar dan membalas serangan musuh dari ayah angkatnya, namun tita justru terkena pukulan dari Gery yang membuatnya terjatuh.
" mampus kamu ..." saat Gery melambungkan pisau dan hendak menusuk perut tita.
( brak ) tiba-tiba seseorang menendang Gery dari belakang, hingga membuat Gery jatuh.
" anda tidak papa ?" suara lembut daeng membuat tita terkejut dan seketika langsung menoleh kearah daeng.
Sosok pria berjas hitam, dengan potongan wajah rupawan hadir didepan tita.
Keduanya untuk sesaat saling menatap, akan tetapi saat daeng hendak berjalan mendekati tita, tiba-tiba saja badai datang hingga membuat kapal bergoyang dengan begitu hebatnya.
Tita hampir saja terpental keluar, namun dengan sigap daeng segera menangkap tangan tita dan menggenggamnya dengan sangat erat.
" pegang ... Yang kuat " teriak daeng sambil menarik tita yang hampir saja terjatuh.
Tita pun dengan sekuat tenaga , berusaha bertahan dan mengikuti arahan pria asing dihadapannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!