NovelToon NovelToon

Suamiku Pembunuh Ayahku

Zayn Callisto Sahasya

Zayn Callisto Sahasya dan dia biasa di panggil Zayn. Pemilik dari Z-Tech Holding perusahaan Teknologi salah satu yang terkemuka dan terbaik di negara ini. Meski usia perusahaan ini tergolong masih muda, dan baru beberapa tahun, tetapi produknya sangat di gemari oleh banyak kalangan. Dia memiliki beberapa pabrik pembuatan berbagai alat elektronik tersebar di beberapa kota. Dari mulai televisi, ac, kulkas, mesin cuci hingga ponsel dan juga laptop, segala jenis peralatan elektronik yang di butuhkan setiap rumah, semuanya ada dengan kualitas yang terbaik dan tidak kalah dengan produk dari luar.

Kejeniusan Zayn, tidak lagi di ragukan, di usia nya yang masih sangat muda, dia berhasil membangun perusahaan nya sendiri dengan sangat baik dan mendapatkan tempat yang baik di masyarakat karena kualitas yang baik, teknologi terbaik yang menyesuaikan pasar saat ini serta harga yang di tawarkan tergolong sangat bersahabat. Sehingga banyak orang yang tertarik untuk memiliki peralatan elektronik itu.

Zayn adalah cucu ke tiga dari Armand Aditya Sahasya. Pemilik ratusan kerajaan bisnis terbesar di negara ini. Tetapi meski sebenarnya Zayn bisa memilih sendiri di jaringan perusahaan mana yang dia inginkan untuk dia pimpin, dan dengan senang hati kakeknya akan memberikan secara percuma kepada nya, akan tetapi Zayn menolaknya dan ingin memiliki perusahaan sendiri yang di bangun atas jerih payahnya. Sehingga Zayn memutuskan untuk mendirikan perusahaannya ini sendiri tanpa bantuan dari kakek serta keluarga nya. Dan mereka semua mendukung keputusan yang di ambil oleh Zayn, membiarkan Zayn memilih ke arah mana dia akan memutuskan masa depan nya.

Zayn adalah putra kedua dari Kyros Aditya Sahasya dan Annora Gienka Harsha. Kyros adalah seorang astronot dan astronom dari perusahaan astronomi terbesar di dunia yang bermarkas di Amerika. Dan orang tua Zayn tinggal di Amerika. Dan ibu Zayn, yaitu Gienka juga memimpin sebuah perusahaan disana. Salah satu jaringan perusahaan milik Ariel Harsha kakek Zayn, orang tua dari Gienka. Perusahaan itu lebih tepatnya adalah perusahaan yang memiliki jaringan berupa hotel serta resort, jaringan dari perusahaan milik orang tua Gienka di negara ini.

Zayn juga memiliki seorang kakak perempuan dan juga seorang adik laki-laki. Lebih tepatnya adik kembar. Ya, Zayn memiliki saudara kembar bernama Zack. Wajah mereka begitu mirip sekali. Dan Zack tidak tinggal di Jakarta tetapi tinggal di luar pulau tepatnya di kota Nusantara. Zack dan Zayn, si kembar yang memiliki perbedaan yang mencolok mengenai penampilan. Zayn berpenampilan lebih dingin. Wajahnya yang dingin justru membuatnya sangat tampan dan manis saat tersenyum. Zayn sangat menyukai penampilan yang formal dan lebih ke penampilan dingin dan juga tegas. Berbeda dengan adiknya yang memiliki penampilan santai dan tidak terlalu formal, bahkan Zack memilih memanjangkan rambutnya. Zack saat ini bekerja di perusahaan milik kakeknya yaitu Ariel Harsha sebagai seorang arsitek. Wajah Zayn dan Zack sangatlah mirip sekali. Dan saat ini Zack juga berada disini untuk sebuah pekerjaan selama beberapa minggu.

Sementara kakak Zayn adalah seorang perempuan cantik, bernama Lexia yang saat ini tinggal bersama orang tua mereka di Amerika. Lexia juga bekerja sebagai seorang astronom di perusahaan yang sama dengan Ayahnya. Dan mereka bertiga sama-sama memiliki penampilan yang menawan yang memang mereka warisi dari kedua orang tua mereka. Wajah Lexia yang cantik di wariskan oleh Gienka, begitu juga dengan Zayn dan juga Zack, yang ketampanannya di wariskan oleh Ayah mereka yaitu Kyros versi muda. Ketiga nya juga memiliki mata yang sangat indah. Zayn, Zack dan Lexia memiliki mata biru seperti Kyros dan Gienka, sehingga membuat penampilan ketiga nya semakin sempurna.

"Kau rapi sekali, mau kemana Zayn?" Lexia masuk ke kamar adiknya dan mendapati adiknya sedang menyisir rambut di depan meja rias. Adiknya itu juga terlihat sudah rapi. Lexia kebetulan mengambil cuti dan datang kesini untuk berlibur dan mengunjungi keluarganya serta adiknya.

"Hai kak." Zayn berbalik badan dan tersenyum pada kakaknya. "Hari ini aku ingin pergi ke kampus gadis itu, dia sedang merayakan kelulusannya. Aku ingin melihat wajah bahagianya karena dia lulus dengan nilai sempurna."

Lexia memandang adiknya datar. "Kau ingin kesana? Menemuinya atau seperti biasanya mengawasinya dari jauh dalam diam?" tanya Lexia.

"Aku tidak punya nyali untuk menampakkan wajahku di depannya. Kakak pasti tahu bahwa aku akan melakukan seperti biasanya."

"Sampai kapan?" Lexia mendekati sang adik dan berdiri tepat di depannya.

Zayn menundukkan kepalanya, matanya sayu dan raut wajahnya berubah sedih. "Kakak pasti tahu jawabannya, jadi aku tidak perlu menjawab," gumam Zayn.

Lexia memegang kedua bahu sang adik. "Maka berhentilah melakukannya, semakin kau seperti ini, kau seperti semakin menggali luka lebih dalam lagi. Bukankah ini sudah cukup untukmu, kau sudah memastikan kehidupannya dengan baik selama ini, dan bahkan dia lulus dengan peringkat terbaik di kampusnya. Kau menjamin kehidupannya lebih dari cukup Zayn, berhentilah kalau kau tidak mampu untuk bertatapan langsung dengannya. Biarkan dia menjalani kehidupannya sendiri, dan berhentilah untuk bertanggung jawab atas segalanya. Ini sudah lebih dari cukup," ujar Lexia penuh keprihatinan.

"Semua yang aku lakukan dan aku berikan kepadanya selama ini bahkan sampai aku mati pun. Itu tidak akan pernah cukup kak untuk menebus semua kesalahanku kepadanya. Dan kesalahan itu tidak akan pernah termaafkan. Apa kakak pikir aku akan berhenti sampai disini saja?"

"Tapi sampai kapan Zayn? Sampai kapan kau akan menanggung semuanya sendirian? Kami semua mengkhawatirkan mu. Bahkan orang tua kita juga tidak pernah bisa tenang jika sudah memikirkan mu, Kau juga harus mengejar kebahagiaanmu, jalanmu masih panjang, apa kau akan selamanya membuat kami khawatir? Pikirkan keluarga kita Zayn?"

"Aku sudah sering mengatakan pada kalian semua bahwa kalian tidak perlu memikirkan ku, aku baik-baik saja, aku bahagia dengan kehidupanku, dan tujuanku hanyalah ingin memastikan kehidupan gadis itu baik-baik saja, tercukupi dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Bahkan aku mendirikan perusahaan ku adalah karena dia. Dia harus mendapatkan kehidupan yang sangat layak, baru setelahnya aku akan mundur untuk membiarkannya bahagia. Saat ini aku belum bisa mundur kak, aku akan pastikan dia bekerja dengan perusahaan ku dan aku sedang memikirkan cara untuk melakukannya." Zayn pun meninggalkan sang kakak ke ruang walk in closet.

Lexia memandang sedih kepergian adiknya. Begitulah Zayn, dia keras kepala dan tidak mau mendengarkan siapapun. Dia selalu memikul tanggung jawab dan rasa bersalahnya kepada seorang gadis. Dan menghabiskan waktunya untuk bekerja sekaligus mengawasi keseharian gadis itu. Zayn memikul rasa bersalah yang amat dalam hingga Zayn lupa bahwa dia juga harus mengejar kebahagiaan nya sendiri, bukan malah terus menerus memikirkan kehidupan gadis itu, yang bahkan tidak tahu sama sekali bahwa kehidupannya yang mulus tanpa kerikil itu adalah karena campur tangan Zayn selama ini. Zayn yang selalu bersembunyi di balik semua perhatian dan kerja kerasnya selama ini, hanya di dedikasikan kepada gadis itu, yang bahkan tidak tahu jika Zayn adalah pahlawan dalam kehidupan nya.

...VISUAL...

ZAYN CALLISTO SAHASYA

ANNORA GALEXIA SAHASYA (LEXIA)

Saudara

Zayn keluar dari ruang walk in closetnya membawa jam tangan dan memakainya. Kakaknya masih berada di kamarnya dan hanya memandangnya dalam diam. Zayn menghampiri dan memeluk sang kakak. "Please, jangan.terlalu mengkhawatirkanku, aku sungguh baik-baik saja kak. Aku pasti suatu hari nanti akan mundur perlahan dan tidak akan lagi mengawasinya dari kejauhan. Aku akan melakukan tugas terakhirku ketika dia benar-benar bisa hidup mandiri dan mengejar kebahagiaan nya. Sebentar lagi."

"Kau sangat rumit, kakak hingga tidak mampu lagi berkata-kata. Sekarang ayo ke ruang makan, kita sarapan. Ini sudah jam 9 dan kakak sudah menyiapkan sarapan untukmu."

Zayn mengangguk dan memeluk kakaknya. Lalu mereka turun dan langsung menuju ruang makan. Lexia memang semalam memilih menginap di rumah sang adik, dia juga datang dengan Zack. Ya, Zayn memang memilih tinggal sendiri, dan memiliki rumah sendiri. Dia tidak tinggal dengan Nenek dan Kakeknya. Zayn memang memutuskan hidup mandiri dan berusaha keras berdiri dengan kakinya sendiri, agar dia tidak di anggap memanfaatkan nama besar keluarganya. Meski sebenarnya Zayn juga tidak pernah ada masalah apapun dengan keluarganya ataupun dengan kakeknya yaitu Aditya. Hubungan mereka sangat baik, dan Aditya tidak pernah memaksakan kehendak nya untuk melarang Zayn tinggal di tempat lain. Aditya selalu mendukung setiap keputusan yang di ambil oleh cucunya itu dan menghormatinya. Dia tentu saja akan selalu siap membantu ketika Zayn benar-benar membutuhkannya.

"Kau sudah rapi saja Zack." Zayn menepuk pundak adiknya yang duduk sendiririan menyantap sarapan yanga da di atas meja makan.

"Aku ada janji dengan Appu di kantornya. Ada proyek besar yang harus aku tangani.," ucap Zack. Appu adalah panggilan untuk Ariel dan Danist kakeknya. Sedangkan Ammi adalah panggilan untuk Elea dan Maysa neneknya. Sementara Aditya memiliki panggilan lain yaitu Apap, dan Cahya istri Aditya di panggil Anak oleh Lexia, Zayn dan Zack.

"Ah ya, aku dengar ada resort baru yang akan di bangun oleh Appu. Dia pasti akan mempercayakan desainnya padamu." Zayn menarik kursi dan duduk di sebelah adiknya, sedangkan Lexia duduk di depan kedua adik tampan nya itu.

"Ya, seandainya bukan karena aku cucunya, Appu akan tetap mempercayakannya kepadaku, aku terlalu jenius untuk bidang yang satu itu."

"Kau sombong sekali. Sangat menyebalkan," gerutu Zayn.

Zack terkekeh. "Kau sendiri mau kemana? Dari penampilanku sepertinya kau tidak sedang akan pergi ke kantor. Kau biasanya rapi berdasi, dan penampilanku sekarang santai."

"Aku memang tidak akan pergi ke kantor, aku ada urusan di luar. Aku ingin mengajakmu tetapi sepertinya kau sudah mengatur janji dengan Appu. Apa boleh buat, aku akan pergi sendiri."

"Dan kau akan meninggalkan kakak sendirian disini?"

"Aku sebenarnya tidak enak juga harus meninggalkan kalian, tetapi aku juga harus pergi, ini penting."

"Aku akan ikut Zayn," sahut Lexia.

Zayn dan Zack langsung memandang sang Kakak. "Ikut denganku?" tanya Zayn.

Lexia mengangguk dan tersenyum dengan cantiknya. "Setelah kau selesai dengan kegiatanmu, aku ingin kau menemaniku shopping dan berburu kuliner. Itu sudah jadi tugasmu untuk menyenangkan ku ketika aku berada disini."

Zayn mengernyit. "Apa tidak ada kegiatan menyenangkan lainnya selain kedua hal itu?"

"Memang apa yang menyenangkan? Apa kau akan membawa kakakmu ini ke taman bermain seperti anak kecil?"

"Bukan begitu, hanya saja kakak kalau shopping lama sekali, dan perut kakak seperti karet, banyak sekali makan, semua makanan di beli dan ujung-ujungnya harus aku yang menghabiskannya. itu menyebalkan sekali."

"Kau adikku, tugas adik adalah menuruti semua keinginan kakaknya dan tidak boleh memprotes," ujar Lexia.

"Kau kakak yang paling menyebalkan." ucap Zayn.

"Aku sangat setuju denganmu Zayn." Sahut Zack yang keduanya langsung mendapatkan pelototan dari Lexia. Tetapi kedua laki-laki tampan itu justru tertawa melihat ekspresi kakak mereka.

Kehangatan ketiga saudara itu selalu terasa ketika mereka sedang bersama. Meski ketiganya hidup berjauhan satu sama lain, tetapi tidak mengurangi perasaan saling menyayangi satu dengan yang lainnya. Mereka hidup mandiri dan bekerja sesuai dengan kemampuan mereka. Memiliki keluarga yang juga terus mendukung mereka selama ini menjadi salah satu penyemangat mereka. Dan kedua orang tua mereka juga menjadi garda terdepan untuk menyemangati mereka. Kyros dan Gienka selalu berusaha ada untuk ketiga anak-anaknya, meskipun Zayn dan Zack tinggal jauh dari mereka. Tetapi Kyros dan Gienka yakin bahwa anak-anak mereka adalah anak-anak yang baik dan bertanggung jawab.

Ya, pernah ada satu moment yang akhirnya membuat kehidupan keluarga mereka berada di titik terburuk. Dan hal itu sempat merubah kebahagiaan mereka menjadi kepedihan yang menyesakkan dada. Bahkan Kyros dan Gienka bahkan sampai saat ini masih menyesalkan apa yang terjadi, dan merasa gagal menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak mereka. Peristiwa itu juga yang pada akhirnya merubah Zayn menjadi penuh luka sampai saat ini. Zayn dulu sama seperti Zack, penuh tawa, dan suka bercanda. Tetapi sebuah tragedi membuat Zayn meninggalkan semua sisi menyenangkan yang ada di dirinya. Zayn menjadi membatasi kehidupannya, dia mulai banyak diam, bersikap dingin, dan penuh luka di balik tampilannya yang sempurna. Zayn selalu membebani dirinya sendiri dengan rasa tanggung jawab yang besar sebagai alasan untuk menebus kesalahanku di masa lalu. Walau sebenarnya Zayn tidak perlu melakukan itu. Tetapi Zayn selalu di ikuti rasa bersalah yang amat dalam, hingga Zayn melupakan cara untuk membahagiakan dirinya sendiri, dan terus memikul tanggung jawab besar kepada seseorang yang pernah di lukainya sampai saat ini. Zayn benar-benar berubah dan membuat seluruh keluarganya khawatir setiap harinya tetapi mereka tidak bisa melakukan apapun, karena Zayn tetap pada keputusannya sendiri.

Sedangkan Zack, adalah laki-laki yang penuh tawa, mudah berbaur, tidak menutup diri seperti Zayn. Penampilan Zack juga santai, dan terkesan urakan dengan rambut panjangnya, tetapi justru menambah pesonanya. Zack banyak tersenyum, dan dia jadi idola banyak perempuan. Sedangkan Zayn, meski banyak sekali perempuan yang tertarik dengannya, tetapi Zayn sama sekali tidak pernah mau melirik mereka. Zayn menjadi lebih tertutup untuk urusan asmara, dan seolah menjauhkan diri dari para perempuan itu. Hingga ada juga orang yang berpikir tentang orientasi seksual Zayn mengatakan bahwa mungkin saja Zayn memang tidak menyukai perempuan dan Zayn seorang gay. Karena tidak pernah terdengar Zayn dekat dengan perempuan. Tetapi sebenarnya Zayn tidaklah seperti itu, dia normal. Hanya saja Zayn tidak ada waktu untuk mencari kekasih, tujuan Zayn hanya satu, yaitu bekerja untuk mendapatkan kehormatan dan pembuktian bahwa dia bisa dan mampu beridir sendiri tanpa embel-embel nama besar keluarganya.

"Sore nanti kita bertemu di rumah Apap, kau sudah beberapa hari tidak kesana kan?" tanya Zack.

Zayn mengangguk. "Iya, aku memang sibuk sekali beberpaa terakhir ini, hingga belum sempat kesana. baiklah, aku akan kesana nanti."

"Oke, aku sudah selesai. Sudah jam segini, aku harus ssegera sampai di kantor Appu, ada klien juga yang menungguku." Zack meletakkan sendok dan garpunya di atas piring lalu memundurkan kursi, berdiri dan menepuk pundak Zayn. Setelah itu Zack mendekati sang kakak perempuan dan mencium pipi Lexia sekaligus mencium tangan kakaknya itu untuk berpamitan. Meski hidup di dunia yang sudah semakin maju dna modern ini, Zayn dan Zack tetap menjadi orang yang punya rasa hormat tinggi terhadap yang lebih tua. Ajaran baik dari keluarga dan orang tua mereka tetap mereka jalankan dengan baik. "Oke aku berangkat, sampai jumpa sore nanti. Dan kakak, terima kasih untuk sarapannya yang enak ini. Aku sangat mencintaimu." Zack lalu meninggalkan Lexia dan Zayn di ruang makan dan pergi ke kantor kakeknya.

Zack adalah seorang arsitek muda dengan segudang prestasi yang tidak di ragukan lagi. Dia selalu mengerjakan pekerjaannya dengan sepenuh hati agar selalu mendapatkan hasil yang memuaskan. Karena bisnis dari kakeknya adalah properti dan real estate, dan selalu membutuhkan Arsitek terbaik, maka Zack memutuskan untuk menjadi bagian dari itu, dna mendaplami sekolahnya untuk belajar ilmu arsitek. Dan sejauh ini Zack sangat berhasil dengan hal itu, Ariel selalu memberikan kepercayaan padanya dengan proyek besar, sehingga Zack juga semakin terkenal dan di percaya banyak orang untuk mengerjakan banyak proyek besar. Tidak hanya dari pihak swasta saja tetapi Zack juga bekerja sama dengan pihak luar dan non swasta.

ZACK CALLISTO SAHASYA

Freya Jasmine Kalila

"Kau benar-benar sangat menyedihkan", Lexia menoleh ke laki-laki di sebelahnya, yang adalah Zayn.

"Kakak, diamlah." gumam Zayn.

Lexia mendengus lalu menyesap minuman kalengnya dan meletakkannya di dasbor mobil. "Sampai kapan kau mau begini terus? sampai dia menjadi nenek-nenek dan tetap tidak menyadari keberadaanmu?"

"Sttt." Zayn bahkan tidak menoleh ke wajah kakaknya yang duduk di sebelahnya, tatapannya lurus ke depan, ke pintu keluar gedung dimanapara mahasiswa dan mahasiswi keluar dari dalam setelah acara wisuda mereka selesai

Tak lama sosok yang dicarinya itu keluar, dengan senyum manis yang sudah di hapalnya, sedang bercanda bersama teman-temannya.

"Dia tersenyum." gumam Zayn lega.

"Tentu saja dia tersenyum, dia berhasil lulus dengan predikat cum laude," ucap Lexia dengan gusar, "Dan itu karena siapa coba?"

"Aku tidak mau membahasnya kak."

"Karena kau! Semua karena perjuanganmu." Lexia tidak mempedulikan peringatan adiknya dan terus melanjutkan. "Dan sekarang kau bahkan tidak bisa memberi selamat kepadanya, malah mengintip dari jauh seperti ini. Benar-benar menyedihkan!"

Zayn terus menatap sosok itu. Kebahagiaan gadis itu benar-benar terlihat. Sesekali bercanda dengan teman-temannya dan berfoto-foto. Setelah beberapa lama, akhirnya gadis itu memlih berjalan keluar dari area gedung tempat wisuda di lakukan. Berjalan sampai menjauh. Zayn menyalakan mobilnya dan mencoba mengikuti dari jauh. Lalu saat hendak keluar gerbang, Zayn melihat gadis itu di hampiri oleh salah satu taksi online. Lalu gadis itu masuk ke dalam taksi dan pergi dengan taksi online itu.

"Bagus, dia memilih naik taksi, biasanya dia naik ojek online, mungkin karena saat ini dia memakai kebaya dan pakaian wisuda sehingga akan lebih nyaman jika naik taksi. Tapi nanti aku harus mengusahakan kendaraan untuknya. Supaya dia tidak perlu capek berpanas-panasan naik ojol lagi."

Perkataan itu semakin membuat Lexia gusar karena adiknya itu tidak memperhatikan kata-katanya.

"Kau menyedihkan, sampai kapan kau menghukum diri sendiri seperti ini?"

Sepi. Tampaknya Zayn mengganggap pertanyaan Lexia itu tidak perlu dijawab. Kakak beradik itu terdiam di dalam mobil mewah itu.

★★★

Freya Jasmine Kalila nama yang memiliki arti perempuan yang melambangkan cinta, kecantikan dan keanggunan yang sangat di cintai. Begitulah nama yang di berikan oleh mendiang kedua orang tua Freya, dengan harapan Freya akan menjadi seseorang yang cantik, memiliki banyak cinta hingga bisa di cintai oleh banyak orang karena sikapnya dan keanggunannya. Dan itu memang benar, Freya tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, cantik parasnya dan juga hatinya, Freya juga sangat cerdas, berhati baik dan membuat orang yang berada di sekelilingnya sangat menyukai pribadinya. Freya benar-benar sangat cantik, putih, berambut panjang, bermata indah dan kecantikannya itu di balut dengan kesederhanaan dan kepribadian yang luar biasa membuat Freya juga memiliki banyak teman karena mudah bergaul.

Sayangnya takdir hidup Freya tidak seindah yang dia harapkan. Di usia yang masih begitu muda, dia harus kehilangan kedua orang tuanya di waktu yang hampir bersamaan. Ayahnya meninggal karena sebuah kecelakaan, dan ibunya juga menyusul tidak lama setelah kepergian suaminya itu. Lalu hiduplah Freya seorang diri, menjadi yatim piatu di usia yang baru 15 tahun saat itu. Freya menyelesaikan sekolah menengah pertamanya dengan tertatih-tatih karena dia baru saja kehilangan kedua orang tuanya tetapi pada akhirnya dia berhasil lulus dengan nilai yang sangat bagus. Tetapi Freya tentu tidak bisa untuk melanjutkan sekolahnya karena terganjal biaya, dan dia pun mengubur semua impiannya saat itu untuk melanjutkan sekolah menengah atasnya. Freya memang bukan lahir dari keluarga kaya dan juga tidak dalam kondisi kekurangan, keluarganya hidup biasa-biasa saja seperti orang-orang pada umumnya. Hanya saja Freya tentu mengalami kesulitan karena saat itu dia belum terlalu mengerti bagaimana caranya mendapatkan uang setelah di tinggal pergi oleh kedua orang tuanya. Freya bertahan dengan uang tabungan yang di miliki orang tuanya. Yang tabungan yang tentu nominalnya tidaklah terlalu banyak. Di tambah lagi Freya justru di manfaatkan oleh saudara orang tuanya dimana mereka bersikap egois dan menipu Freya sehingga Freya kehilangan haknya dari peninggalan orang tuanya. Bahkan saat Freya pergi untuk tinggal di asrama karena harus melanjutkan SMA nya, rumah peninggalan orang tuanya justru di jual oleh paman dan bibinya. Freya pun tidak memiliki apapun lagi. Dia hanya bisa merenungi nasibnya dan berusaha sebaik mungkin untuk melanjutkan oendidikannya dengan segala keterbatasan yang dia miliki.

Ditengah kesedihannya, bak sebuah keajaiban, Freya bertemu seseorang yang sangat baik sekali dan menawarkan pekerjaan serta mendaftarkannya ke sebuah SMA. Dia seorang wanita bernama ibu Lina, pengurus sebuah asrama putri di sebuah yayasan. Asrama itu di huni oleh para siswi baik dari jenjang SMP ataupun SMA. Bu Lina saat itu menawarkan pada Freya agar membantunya mengurus yayasan dan Freya akan di gratiskan tinggal di asrama itu dan bu Lina juga mau membantu Freya mengurus beasiswa di sekolah itu, mengingat Freya adalah anak yatim piatu selain itu untuk mendapatkan beasiswa pennuh, Freya harus mendapatkan nilai terbaik di semester pertama. Dan Bu Lina dengan baik hati membantu Freya di awal semester pertama dengan menjamin kebutuhan sekolah Freya di awal semester sampai Freya bisa mendapatkan beasiswa penuh dari sekolah dengan memenuhi standart yang sudah di tentukan oleh sekolah. Freya pun berusaha keras belajar sembari membantu bu Lina mengurus asrama. Bu Lina, adalah sosok yang datang bagai malaikat untuk membantu Freya selama ini. Bahkan bu Lina sudah menganggapnya sebagai anak. Bu Lina juga hidup sendirian selama ini, suaminya sudah lama meninggal dan dia tidak memiliki anak. Bu lina tidak menikah lagi dan menghabiskan waktunya mengurus asrama.

Freya berusaha keras, belajar dan belajar untuk hisa meraih apabyang di inginkannya dan dia akhirnya bisa benar-benar mendapatkan nilai terbaik di semester awal dan berhasil mendapatkan beasiswa sampai dia lulus SMA tanpa mengeluarkan sepesrpun. Freya bekerja untuk asrama, sehingga dia juga mendapatkan gaji dari bu Lina setiap bulannya. Dengan uang itu, Freya bisa memenuhi kebutuhannya, entah membeli baju, buku hingga jajan. Untuk makan sehari-hari Freya makan di asrama bersama siswi lainnya yang memang sudah di sediakan. Hidup Freya benar-benar sangat mudah setelah mengalami hal yang merenggut segalanya darinya. Tuhan seolah mengabulkan setiap doa kecilnya tentang kehidupan yang lebih baik.

Setelah lulus SMA, Freya juga mendapatkan tawaran beasiswa dari sebuah universitas swasta terbaik di kota ini. Tentu untuk mendapatkan itu, Freya harus berjuang untuk melewati test masuk universitas itu. Freya tidak mau melewatkan kesempatan itu, dia harus bisa mendapatkan pendidikan yang baik agar ke depannya dia juga bisa bekerja dengan baik dan bisa hidup mandiri. Freya lagi-lagi berhasil mendapatkan beasiswa itu dan berkuliah secara gratis hingga dia lulus dengan cara terus mempertahankan nilainya dengan baik. Sampai akhirnya hari ini dia lulus dengan nilai yang terbaik juga. Freya tidak henti bersyukur kepada Tuhan atas kehidupannya saat ini. Tuhan seperti telah mengirimkan malaikat yang entah dalam wujud apa untuk memudahkan kehiduoannya selama ini.

Sembari kuliah, Freya juga masih bekerja mengurus asrama sebagai penanggung jawab asrama. Sehingga Freya sama sekali tidak kekurangan finansial, karena dia mendapatkan gaji dari pekerjaannya itu. Gaji yang menurut Freya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Karena makan sehari-hari di tanggung oleh asrama, Freya jadi punya uang untuk dia tabung dan dia gunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Selain itu, Freya juga di percaya menjadi asisten dosen karena memang kemampuan Freya yang luar biasa.

Sayangnya, di hari spesial ini, bu Lina tidak bisa menghadiri acara wisuda Freya karena harus pergi keluar kota. Bu Lina harus mengunjungi saudara nya yang sedang sakit karena kecelakaan. Sehingga rencana untuk menjadi wali di wisuda Freya pun gagal. Freya tentu sedih tetapi keadaan darurat yang mengharuskan bu Lina pergi.

Freya mengangkat ponselnya saat tahu bu Lina menghubunginya. "Halo ibu." sapa Freya.

"Bagaimana wisudamu?" tanya Bu Lina.

"Lancar, dan ini sedang dalam perjalanan kembali ke asrama."

"Syukurlah, ibu ucapkan selamat untukmu ya Freya sayang, maafkan ibu karena tidak bisa menghadiri acara penting dalam hidupmu itu."

"Tidak masalah, ibu memberiku ucapan selamat saja sudah cukup. Ibu jaga diri baik-baik ya? Urusan asrama biar aku yang tangani."

"Yq, ibu percaya padamu. Kau hati-hati dan sekali lagi selamat atas wisudamu."

"aterima kasih Ibu."

"Sama-sama. Sudah dulu, nanti ibu akan menghubungi mu lagi. Sekarang ibu ada di rumah sakit. Setelah kondisi disini membaik, ibu akan langsung kembali ke Jakarta."

"Baik bu."

Panggilan itu berakhir. Freya memasukkan lagi ponselnya ke dalam tasnya dan merasa bersyukur dia bertemu dengan wanita sebaik bu Lina, wanita yang sudah dia anggap sebagai ibu keduanya. Bu Lina yang selama ini memposisikan diri dengan baik. Mendukung Freya dalam kondisi apapun.

FREYA JASMINE KALILA

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!