NovelToon NovelToon

ISTRI RAHASIA ANZEL

IRA 1

      Seorang gadis cantik yang sedang duduk di taman dengan guan pengantin yang sangat cantik tetapi tidak terlihat bahagia di hari pernikahan nya yang ada rasa khawatir yang ia takuti sekarang. Bukankah seorang yang baru menikah akan senang tetapi berbeda dengan Elina Widhiani Arion dia menikah dengan lelaki yang sama sekali ia tidak tahu pernikahan mereka sangat cepat dan itu membuat Elina tidak tahu latar belakang lelaki yang sekarang sudah menjadi suami nya ini.

      Elina harusnya mendampingi suaminya di dalam gedung karena ini masih pesta pernikahan mereka tetapi Elina sekarang di sini sendiri hanya ada suara angin yang selalu datang ke arahnya apalagi gaun pengantin yang ia pakai tidak ada lengannya dan itu membuat ia kedinginan. Elina tidak sadar kalau di belakang sudah ada sosok pria yang sangat tampan memakai jas yang membuat pria itu menambah tampan dua kali lipat.

       " kamu kenapa tidak ke dalam?" kata pria itu, dia duduk di samping Elina. Elina yang mendengar suaranya pun langsung menoleh ke arahnya.

       " ah, aku ingin mencari angin saja " kata Elina, ya pria dia samping nya ini suaminya sekarang yaitu Anzel Noah Zionathan.

      Anzel juga tidak menyangka bisa menikah secepat ini apalagi Anzel baru tiga hari mengenal dengan Elina dia belum mengenal jauh Elina sama seperti Elina dia juga belum mengenal jauh Anzel. dan yang menikahi mereka yaitu kakek Bobby kakeknya Anzel dia ingin cucunya menikah dengan Elina Anzel tidak mengerti dengan kakeknya kenapa dia ingin sekali menikahi Elina dan kakeknya hanya menjawab orang tua Elina dulu pernah membantu kakeknya dan sekarang kakek ingin membayar utang ke mereka dengan cara ini hanya itu yang kakeknya bilang ke Anzel atau Elina dan kakek Bobby sudah lama mengenal Elina tetapi dengan jauh dia selalu mengawasi Elina apalagi pas Elina di usir oleh Pama dan bibinya dan itu membuat kakek Bobby agak marah oleh paman dan bibi Elina tetapi kakek Bobby sangat suka dengan kerja keras Elina selama ini sampai sekarang cita cita Elina terkabul yaitu Elina ingin menjadi guru.

    tetapi beda mamah Anzel dia tidak suka anaknya menikah dengan perempuan yang tidak tahu asalnya dari mana dan keluarga nya pun tidak ada mamah Anzel sebenarnya sudah ada perempuan yang akan ia jodohkan dengan Anzel tetapi sekarang agak susah apalagi dia hanya seorang menantu karena ia menikah dengan anak dari kakek Bobby. kalau papah Anzel dia hanya diam saja dia tidak akan ikut campur soal ini karena kalau papahnya bilang iya dia sebagai anak harus bilang iya juga karena papahnya itu sangat sayang dengan Anzel.

      " Elina aku tahu kamu belum bisa menerima pernikahan ini. Tetapi asal kamu tahu aku tidak akan memainkan pernikahan kita ini sama seperti aku, aku pun masih berpikir bahwa sekarang aku sudah menjadi seorang suami tetapi aku akan menjalankan tugas ku sebagai suami dengan baik dan kamu jangan berpikir kalau pernikahan kita hanya sebatas pernikahan kontrak. Aku engga akan terima soal itu aku ingin pernikahan kita ini selamanya " kata Anzel, dia berbicara seperti itu sambil memegang tangan Elina sedangkan Elina dia hanya diam saja tetapi dia tetap mendengar kata kata Anzel tadi.

      " dan juga jangan mendengarkan kata mamah ku yang membuat kamu sakit hati, dan sekarang kita jalankan pernikahan ini seperti yang lain aku akan membuat mu jatuh cinta dengan ku sama seperti ku kamu juga harus bisa membuat aku jatuh cinta dengan mu dan sekarang kita jalankan saja dengan baik ya. Kamu setuju kan " sambung Anzel, Elina masih diam dia engga nyangka kalau Anzel sangat dewasa seperti ini dia kira Anzel tidak terima dengan pernikahan ini tetapi sekarang dia melihat ketulusan Anzel kepadanya.

     " kamu tahu, aku juga agak kaget bisa menikah dengan mu aku tahu kamu ya karena kamu sangat terkenal semua orang tidak pernah bosan membicarakan tentang mu tetapi aku engga berpikir kalau aku bisa menikah dengan mu. Ada rasa takut pas kakek menjodohkan ku dengan mu aku takut kamu tidak terima dan akan main kasar dengan ku entah kenapa aku berpikir seperti itu apalagi pas melihat mamah mu yang tidak suka dengan ku itu membuat aku kembali takut apalagi aku hanya seorang guru dan itu pasti membuat mamah mu malu mempunyai mantu seperti aku " kata Elina, dia berbicara sambil menundukkan kepalanya sambil melihat tangannya yang masih di pegang oleh Anzel dia jujur emang sangat takut.

    Anzel yang mendengarnya hanya tersenyum, itu wajar kalau Elina ada rasa takut menikah dengan nya apalagi emang benar kalau mamahnya belum suka denganya Anzel berdoa mudah mudahan mamahnya sadar kalau Elina itu sangat baik. Anzel langsung mendekat ke Elina untuk memeluknya.

    " tidak masalah kalau kamu berpikir seperti itu, tetapi kamu bisa melihat sekarang kan aku engga akan mempermainkan pernikahan kita ini soal mamah jangan terlalu di bawa ke hati biarkan lah mamah ku berbicara seperti itu aku dan kakek selalu ada untuk mu " kata Anzel, yang masih memeluk Elina dia rasa sekarang dia harus terima pernikahan ini dan juga dia harus bikin Elina percaya kalau ia tidak akan memainkan pernikahan ini.

   " kita ke dalam lagi yu, di luar dingin apalagi kamu pakai gaun tanpa lengan. sekalian kita pamit pulang ke rumah kita " kata Anzel, dia melepaskan pelukan nya dan Elina hanya mengangguk.

      Anzel membawa Elina ke dalam untuk pamit pulang lagian acaranya sudah selesai jadi lebih baik ia pulang apalagi melihat Elina yang sudah cape karena memakai gaun yang sangat berat ini dan itu membuat Anzel kasian dengannya. Anzel dan Elina menghampiri kakek dan orang tua Anzel di sana Elina bisa melihat mamah Lina yang cuek dengannya tetapi beda dengan papah Levin dia sangat dingin dan tidak banyak bicara.

     " kek, mah pah Anzel sama Elina pamit pulang dulu " kata Anzel, mereka sekarang sedang ada di ruang keluarga.

    " yasudah kalian pulang lah, kasian istri mu itu pasti kecapean " kata kakek Bobby, yang tersenyum ke arah Elina dan Anzel.

    " istirahat lah kalian berdua " kata papah Levin, sambil memerhatikan Anzel dan Elina.

   " makasih kek, pah. Anzel dan Elina pulang dulu ya mah " kata Anzel, yang melihat ke arah mamahnya yang hanya diam saja.

    " ya " kata mamah Lina, berbicara dengan singkat dan itu membuat Anzel hanya bisa diam saja dengan kelakuan mamahnya ini.

     Anzel dan Elina pun langsung pulang ke rumah, di dalam mobil mereka pun hanya diam saja tidak ada suara yang mereka keluarkan lagian Elina maupun Anzel bingung ingin berbicara apa hal hasil sampai rumah mereka masih diam saja.

  " kita sudah sampai, ayo turun " kata Anzel, setelah mereka sampai di halaman rumah mereka. Elina turun dengan hati hati karena ia masih memakai gaun pengantin nya.

     " ini kamar kita, sekarang kamu bersihkan badan mu terlebih dahulu dan di sana sudah ada baju untuk mu tinggal pilih saja " kata Anzel, setelah mereka sudah sampai kamar mereka Anzel menyuruh Elina untuk membersihkan badannya terlebih dahulu dan memberitahu pakaian untuk Elina.

    Elina mengangguk dia langsung berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan badannya dia sudah tidak betah dengan gaun yang sangat besar ini apalagi badannya sudah sangat lengket. Sedangkan Anzel dia membersihkan badannya di kamar satu lagi dia juga sudah tidak betah dengan badan yang sangat lengket ini lebih baik dia mandi juga kalau nunggu Elina takut ke lamaan.

    " astaga ini baju banyak sekali " kata Elina, setelah mandi dia langsung berjalan ke arah walk in closet di sana sudah banyak baju yang sangat bagus apalagi sangat lengkap Elina masih melihat lihat dan di sana juga ada skincare yang sangat lengkap Elina tahu harganya sangat mahal karena ia selalu melihat di sosial media skincare yang sekarang ada di depannya ini.

    " ini punya ku atau punya Anzel?" kata Elina, dia engga terlalu berharap banyak lagian Elina juga engga mungkin ini punya nya.

   " oh ya, Anzel mana aku tidak melihatnya dari tadi " sambung Elina, setelah memakai piama yang ada di sana dia juga bingung di mana baju dia semua hanya ada seragam guru saja yang di susun dengan rapih tetapi baju sehari hari dia tidak ada.

    Elina pun keluar untuk mencari Anzel tetapi tidak ketemu juga, akhirnya Elina kembali masuk ke dalam kamar ia pikir nanti Anzel akan masuk ke kamar juga lebih baik ia menunggu di kamar saja sambil memainkan handphone nya seharian ini Elina tidak bukan handphonenya.

     " kamu sudah selesai mandi, apa kamu lapar?" kata Anzel, yang baru selesai mandi di kamar sebelah dan setelah itu dia kembali ke kamarnya.

   " Anzel kamu dari mana aku mencari mu tidak ada " kata Elina, dia yang sedang asik main handphone pun langsung mengok ke arah Anzel yang sepertinya juga baru selesai mandi.

    " aku ada di kamar sebelah mandi di sana " kata Anzel, yang duduk di ranjang dan Elina hanya mengangguk saja.

     " oh ya kamu lapar tidak?" tanya Anzel sekali lagi.

   " tidak, Anzel aku ingin bertanya itu yang ada di walk in closet punya siapa banyak sekali dan baju ku kemana semua hanya ada seragam guru saja yang tersusun rapi " kata Elina.

    " itu punya kamu semua, kalau aku ada di sebelah sana kalau baju kamu aku simpan di kamar sebelah " kata Anzel, dia engga akan membuang baju Elina dia hanya menyimpannya saja.

    " kamu serius sebanyak itu " kata Elina, dia bersyukur kalau baju lamanya engga di buang oleh Anzel.

   " ya aku serius, yasudah ayo istirahat pasti kamu capek banget hari ini dan besok gimana kalau kita belanja buat keperluan rumah lagian di dapur belum ada apa apa " kata Anzel, karena besok hari Minggu jadi Anzel akan membawa Elina ke supermarket.

      " makasih Anzel menurut ku kebanyakan. baiklah lebih baik kita istirahat saja sekarang " kata Elina, dia langsung menaruh handphone nya di samping dia masih grogi untuk tidur berdua dengan Anzel sekarang karena kan selama ini dia tidur sendiri.

    " ayo Elina pejamkan matamu " dalam hati Elina, dia engga mau berpikir kotor soal malam pertama dia percaya dengan Anzel kalau Anzel engga akan melakukan apa apa di malam pertama mereka ini.

    Sedangkan Anzel dia juga sama seperti Elina sangat grogi untuk tidur apalagi sekarang sudah tidak tidur sendiri lagi sudah ada istri yang menemani ia tidur.

    dan akhirnya mereka pun tertidur pulas apalagi hari ini mereka sangat capek dengan pernikahan mereka ya pernikahan mereka engga mewah mewah banget tetapi sama saja itu membuat mereka berdua sangat capek. Elina juga menikah Tampa undang teman gurunya hanya Anzel dan kakek Bobby yang mengundang orang tertentu untuk pernikahan mereka.

        Jam lima subuh Elina sudah bangun terlebih dahulu dia sudah biasa bangun pagi jadi dia sekarang entah mau melakukan apa di rumah ini belum ada apa apa sukanya di pagi hari ia sudah ada di dapur untuk bikin sarapan dan juga bekal untuk diri nya tetapi sekarang kan belum ada apa apa di dapur jadi lebih baik Elina jalan jalan aja di dalam rumah dia belum melihat isi rumah ini seperti apa.

     " rumahnya sangat mewah, apalagi ada taman yang luas ini " kata Elina, sekarang dia sedang duduk di ayunan yang ada di taman rumah nya hawa yang sejuk di pagi hari membuat Elina sangat nyaman diam di sini.

     " apa Anzel sering nge gym, alat nya sangat lengkap sekali " kata Elina, dia melihat ruangan gym yang ada di sana apalagi kacanya transparan jadi dia bisa melihat dari luar betapa lengkapnya alat alat gym yang ada di ruangan nya.

     Elina engga hanya diam saja dia juga membersihkan halaman rumah dan engga lupa beli sarapan yang ada di depan perumahan nya.

" Anzel kamu sudah bangun. Aku tadi beli sarapan di depan " kata Elina, dia melihat Anzel yang berjalan ke arahnya.

" keliatan nya sangat enak, aku cuci muka sama sikat gigi terlebih dahulu " kata Anzel, dia langsung berlari ke kamar lagi untuk cuci muka dan sikat gigi.

" lebih baik kamu langsung mandi saja biar segar kembali " kata Elina, Anzel hanya mengangguk saja dan langsung berjalan ke kamar nya kembali.

Selagi menunggu Anzel yang sedang mandi Elina pun menata makanan yang ia beli tadi, Elina membeli lontong sayur dan tidak lupa dengan gorengannya dia engga tau apa Anzel suka dengan masakan ini karena Elina sering beli ini di dekat kontrakan nya dulu atau nasi uduk yang ia beli. Tapi Elina juga beli satu bungkus nasi uduk takut Anzel tidak suka.

" kamu masih nasi uduk atau lontong sayur, aku engga tau kamu suka atau engga masakan ini " kata Elina, Anzel langsung duduk di kursi meja makan sambil melihat makanan yang ada di atas meja makan.

" sayur lontong aja deh keliatan nya sangat segar kuahnya " kata Anzel, kalau kalian ingin tahu Anzel jarang makanan seperti gini apalagi gorengan menurut Anzel minyaknya sangat tidak bersih jadi Anzel tidak pernah beli itu.

IRA 2

    Setelah sarapan pagi Elina langsung membersihkan piring kotor mereka, sedangkan Anzel dia berjalan ke arah ruang tengah sambil menunggu Elina membersihkan piring kotor tadi.

    " mau berangkat sekarang atau nanti " kaya Anzel, melihat Elina berjalan ke arahnya dan duduk di samping Anzel.

       " aku tadi sudah liat liat isi rumah ini, dan ternyata banyak yang belum di beli seperti alat pembersih rumah saja tidak ada hanya ada satu sapu saja di rumah sini. Aku juga sudah nulis apa aja yang harus kita beli. Lebih baik kita berangkat sekarang saja takut ke sorean kita pulangnya " kata Elina, ya dia tadi juga sambil nge list apa saja yang harus di beli biar tidak lupa dan juga engga berlebihan belinya yang ada nanti sayang kalau beli banyak terus tidak ke pakai.

     " baiklah kalau begitu ayo kita siap siap " kata Anzel, Elina mengangguk mereka berdua pun langsung berjalan ke arah kamar untuk siap siap.

     Sekarang mereka sudah ada di supermarket Elina memilih bahan bahan untuk di dapur tidak lupa sama catatan yang ia bawa dari rumah sedangkan Anzel dia memegang troli nya dia engga tau bahan bahan di dapur jadi dia serahkan semuanya ke istri nya. Dan Elina juga engga lupa bilang ke Anzel makanan kesukaannya dan makanan yang membuat Anzel alergi.

      " kamu mau beli sesuatu ?" kata Elina, karena semua list yang ia tulis udah semua.

     " cemilan deh, karena aku kalau lagi kerja di rumah selalu harus ada cemilan " kata Anzel, sambil melihat troli belanja nya yang sangat penuh tetapi belum ada cemilannya.

       Elina mengangguk dia pun langsung jalan ke rak cemilan di sana biar Anzel saja yang milih dia hanya beberapa cemilan yang ia pilih, setelah semuanya sudah Anzel dan Elina pun berjalan ke arah kasir.

" yuk, sudah semua " kata Anzel, setelah membayar dia langsung membawa troli belanja nya ke arah parkiran.

Elina mengangguk dia pun mengikuti Anzel di sampingnya setelah belanja Anzel dan Elina langsung ke tempat perabotan rumah tangga di sana Elina lah yang memilih milih sedangkan Anzel dia hanya mengikuti Elina dari belakang.

" menurut kamu piring beli selusin atau setengah lusin?" kata Elina, dia agak bingung karena mereka hanya berdua terus di rumah ada tiga piring saja.

" beli selusin aja semuanya " kata Anzel, Elina pun mengangguk dia pun langsung mengambil apa aja yang ia tulis tadi di rumah.

" ada lagi?" kata Anzel.

" tidak, ini sudah lengkap " kata Elina, Anzel mengangguk mereka pun berjalan ke arah kasir untuk membayar nya.

" habis ini mau kemana lagi?" kata Anzel, setelah membayar semuanya.

" kita pulang saja lagian ini sebentar lagi sore" kata Elina, mereka pun langsung berjalan ke arah parkiran di mobil Anzel sudah banyak bahan makanan dan juga perabotan rumah tangga.

Anzel pun engga lupa untuk membeli makanan untuk mereka, apalagi mereka lupa untuk makan siang karena asik dengan belanja jadi engga ingat sama makan siang apalagi sekarang sudah pukul dua siang mereka baru ingat pas udah di mobil jadi Anzel sama Elina berhenti di restoran untuk membeli makanan mereka ingin makan di rumah sekalian beli makan untuk nanti malam.

" ada lagi yang mau di pesan?" kata Anzel, Elina melihat menu makannya.

" tidak ada itu saja " kata Elina, dia mengikuti apa yang Anzel beli apalagi makanan yang ada di daftar menu agak mahal menurut Elina.

Setelah mereka memesan dan sekarang mereka menunggu makanan itu untuk di bawa pulang, beberapa menit kemudian makanan itu sudah jadi Anzel langsung mengambil makanannya dan mereka pun langsung kembali pulang ke rumah.

" Anzel " seseorang wanita memanggil nama Anzel, Anzel dan Elina pun menengok ke belakang.

" astaga Anzel ternyata kamu, tadi aku sudah melihat mu tetapi masih engga yakin itu kamu tetapi pas melihat dari jarak dekat ternyata itu kamu " kata wanita itu, dia langsung memeluk Anzel tanpa melihat elina yang ada di samping nya.

Anzel melepaskan pelukan wanita itu dengan paksa, berani sekali dia memeluk Anzel apalagi ada istrinya di sampingnya rasanya Anzel ingin marah dengan wanita ini yang selama ini selalu mengikuti Anzel dan membuat Anzel selalu marah dengan kelakuan nya.

" ada apa " kata Anzel, dengan nada dinginnya dia engga mau lama lama di sini apalagi dengan wanita ini.

" kamu beberapa hari ini kemana sih, aku hubungi kamu engga pernah di angkat terus mamah mu juga engga tau kamu di mana " kata wanita itu, dia belum sadar dengan Elina yang ada di samping Elina.

Anzel tidak membalas dia langsung memegang tangan Elina untuk pergi dari sana, pertanyaan yang tidak berguna menurut Anzel dan itu membuang waktunya saja engga tau aja dia dan Elina sudah lapar karena belum makan gara gara wanita itu waktu makan mereka terbuang sia sia.

" Anzel tunggu, kenapa kamu jalan sama wanita ini?" kata wanita itu, dia baru sadar dari tadi wanita itu ada di samping Anzel.

" dengar ya Sheila, itu bukan urusan anda saya mau jalan dengan siapapun tidak ada urusan dengan anda " kata Anzel, dengan wajah ingin marahnya setelah itu dia pergi dari sana meninggalkan Sheila yang masih bingung dengan wanita yang ada di samping Anzel.

" siapa wanita itu, tenang aja gue akan merebut Anzel darinya. Dia tidak tahu siapa gue " kata Sheila, dengan senyum liciknya.

Dia Sheila Marcia rone wanita yang akan di jodohkan oleh Anzel tetapi Anzel selalu menolak karena ia tahu siapa Sheila sebenarnya. Anzel tahu Sheila anak dari sahabat mamahnya tetapi Anzel engga akan mau menikah dengan wanita licik dan wanita yang selalu mabuk berat apalagi mamahnya pernah sambil memohon kepadanya untuk menikah dengan Sheila, Anzel sudah berbicara ke mamahnya Sheila bukan wanita baik tetapi mamahnya mengatakan kalau Sheila menikah dia akan tobat dengan perbuatan nya. Anzel engga habis pikir dengan mamahnya kenapa ia percaya sekali dengan omongan sahabat nya itu Anzel berpikir mamahnya ini sudah di racunin oleh sahabat nya itu.

" maff ya, jadi ada masalah tadi " kata Anzel, pas mereka sudah pergi dari restoran itu dan sekarang mereka sedang sudah ada mobil.

" tidak masalah ko " kata Elina, dia engga boleh ikut campur urusan Anzel.

" mamah ingin aku menikah dengannya, tetapi aku selalu menolak karena wanita itu sangat licik dan selalu bermain dengan lelaki lain di club' sampai mabuk. Siapa yang mau dengannya tubuh yang sudah di cicipi oleh pria belang, aku sudah bilang ini ke mamah tapi sepertinya mamah otak nya sudah di racuni oleh temannya. Dia namanya Sheila anak sahabat mamah yang kekeh ingin menikah dengan ku, apalagi mamah sampai memohon kepada ku untuk menikah dengannya " kata Anzel, dia menceritakan nya ke Elina sebagai istri Elina harus tau kan siapa wanita itu biar Elina bisa jaga diri Anzel tidak masalah bercerita tentang Sheila ke Elina.

Elina hanya diam, dia tidak minta Anzel untuk bercerita tentang Sheila tetapi Anzel sendiri yang menceritakan nya langsung tetapi pas Elina mendengar siapa Sheila ada rasa merinding apa karena wanita itu cantik jadi seenaknya menjual tubuhnya itu dengan gampang.

" aku hanya ingin bilang ke kamu kalau ketemu dengannya diamkan saja, dia sangat licik dan kamu juga bisa hubungi aku nanti " sambung Anzel, yang melihat Elina hanya diam saja.

" iya makasih, tapi apa mamah mu masih berteman dengannya terus apa papah mu juga setuju " kata Elina, entahlah yang tadinya dia tidak ingin tahu sekarang ingin tahu.

" masih, tetapi papah engga pernah ikut campur urusan perjodohan itu papah hanya percaya ke kakek jadi dia serahkan saja ke kakek " kata Anzel, Elina hanya mengangguk ya pertama kali melihat papah Levin Elina sudah menduga kalau papah Levin orangnya sangat cuek.

" kamu tau kan papah itu orangnya dingin jadi ya gitu deh aku sama kakek aja selalu bingung dengan sikap papah " kata Anzel, dia sebenarnya tau kenapa papahnya seperti itu tetapi ia belum berani menceritakan ini ke Elina.

setelah beberapa menit kemudian mereka pun sampai di rumah, Elina dan Anzel membawa barang barang yang ia beli tadi karena di rumah mereka tidak ada pembantu jadi mereka kerja sama untuk membersihkan rumah dan juga menata belanjaan yang ia beli tadi. Sebelum membereskan semua belanjaan, mereka makan terlebih dahulu apalagi Anzel dia sudah sangat lapar sekali.

" akhirnya beres juga " kata Anzel, dia langsung menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Dia pertama kali membereskan dan membersihkan rumah, sebenarnya elina yang banyak membersihkan nya tetapi kenapa dia yang capek.

" bersihkan badan mu, setelah istirahat lah nanti aku bangunkan kalau jam makan malam " kata Elina, Anzel pun bangun dan berjalan ke arah kamar nya untuk membersihkan badannya Elina yang melihatnya hanya terkekeh lucu sekali melihat Anzel seperti itu.

Sedangkan Elina, dia masih sama membereskan semua belanjaan nya bisa di bilang ini sangat banyak tetapi menurut nya ini sangat senang dia kalau belanja engga pernah sebanyak ini.

" sudah semua, tidak usah masak deh lagian tadi Anzel beli makanan terlalu banyak lebih baik di panaskan saja biar segar Kemabli " kata Elina, dia melihat jam sudah pukul lima sore sebelum membersihkan badannya dia menghangatkan makanan yang ia dan anzel beli tadi.

" Anzel bangun, sebentar lagi makan malam " kata Elina, setelah semua beres di dapur dia kembali ke kamar untuk mandi tetapi sebelum itu dia membangunkan Anzel terlebih dahulu.

Bukan Elina engga punya perasaan membangunkan Anzel yang tidur dengan nyenyak tetapi kalau ia tidur agak lama nanti malam ia engga akan bisa tidur dan nanti pagi ia susah bangun apalagi besok hari Senin Elina dan Anzel kembali beraktivitas masing masing.

" emang sekarang jam berapa?" kata Anzel, dengan mata yang masih tertutup.

" sudah jam lima, ayo bangun nanti malam akan susah tidur dan pagi susah untuk bangun. Aku mandi dulu " kata Elina, Anzel hanya mengangguk saja dengan mata yang masih tertutup dia tadi sudah mandi hanya pakai celana bokser dan dia tidak memakai baju setelah itu langsung ke tiduran.

Elina saja yang melihat Anzel tidak pakai baju aja agak kaget tadi pas masuk ke kamar apalagi tubuh Anzel pasti sangat di sukai oleh semua kalangan wanita.

" dia sudah keluar?" kata Elina, melihat tempat tidurnya yang sudah kosong.

dia pun ikut keluar dari kamar untuk menata makan malam mereka sebelum itu dia ingin melihat dia mana Anzel sekarang. pas ingin ke dapur dia melihat Anzel yang sedang asik dengan laptopnya di halaman belakang rumah Elina yang mau menghampiri nya tidak jadi dia lebih baik jalan ke dapur lagi.

" Anzel ayo makan malam, semua sudah beres " kata Elina, menghampiri Anzel setelah semuanya beres.

Anzel pun langsung mematikan laptop nya dia tadi melihat pekerjaan sambil menunggu Elina selesai dengan pekerjaan nya.

Di pagi hari Elina terbangun terlebih dahulu, dia langsung membersihkan badannya engga lupa sama barang barang yang ia selalu bawa ke sekolahnya. Setelah semua beres dia langsung membangunkan Anzel.

" Anzel ayo bangun ini sudah pukul setengah enam " kata Elina, menepuk tangan Anzel dengan pelan entah itu kerasa sama Anzel atau tidak.

" ya, aku akan bangun " kata Anzel, dia pun langsung duduk untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sedangkan Elina dia menyiapkan baju kantor untuk Anzel.

Dia sudah belajar dari Anzel tadi malam apa saja pakaian yang Anzel pakai kalau ke kantor jadi sekarang dia meyiapkan pakaian anzel.

" mandi, aku sudah menyiapkan baju mu setelah itu kamu ke bawa untuk sarapan. Oh ya kamu mau bawa bekal atau tidak?" kata Elina, dia sudah terbiasa membawa bekal jadi dia ingin menawarkan juga ke Anzel takut ia juga ingin.

" boleh deh " kata Anzel, dia juga ingin sekali mencoba masakan Elina karena dari kemarin dia belum merasa masakan Elina.

Elina pun langsung berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan sarapan dan juga bekal mereka. Menu bekal mereka ayam goreng, sayur kangkung, tempe dan juga sambal.

" kamu nanti bareng aku ya " kata Anzel, yang sudah ada duduk di kursi meja makan.

" aku berangkat sendiri saja deh, takut ketahuan dengan ya lain " kata Elina, dia belum bisa memberi tahu ini ke semua orang.

" tenang saja engga akan ketahuan " kata Anzel, dan Elina pun hanya pasrah ya mudah mudahan engga ketahuan sama semua orang.

Setelah semua sudah siap, mereka pun berangkat sebelum itu Anzel akan mengantarkan Elina ke sekolahnya terlebih dahulu lagian searah ini jadi tidak masalah.

" makasih ya Anzel, aku masuk dulu bekalnya jangan lupa di mana " kata Elina, Anzel hanya mengangguk. Anzel memberhentikan mobilnya di halte dengan sekolah Elina biar tidak ketahuan sama orang orang karena Elina kalau berangkat ke sekolah selalu pakai angkutan umum.

" pagi Bu Elina " kata satpam di sana.

" pagi pak " kata Elina, dengan senyumnya.

Dan engga lupa siswa dan siswi di sana yang menyapa selamat pagi ke Elina, karena hari Senin jadi semua siswa dan siswi akan upacara di lapangan sekolah dan guru guru di sini sudah sibuk ke kelas kelas untuk menyuruh semua ke lapangan.

IRA 3

     Sudah pukul tujuh waktunya upacara di mulai Elina dan guru guru lain juga sudah ada di lapangan untuk mengikuti upacara sekolah. Dengan udara yang panas mereka menyelesaikan tugas upacaranya dengan baik ya pasti ada yang kepanasan tetapi mereka masih setia mengikuti upacara nya.

      Semua murid pun di bubarkan dari lapangan untuk masuk ke kelas sama seperti guru guru di sini dia juga menyiapkan untuk mengajar ke kelas kelas yang sudah di jadwalkan, seperti pagi hari ini Elina akan mengajar di kelas sebelah IPA3 dengan mata pelajaran matematika ya pasti murid lain tidak suka matematika ada di pelajaran pertama apalagi baru selesai upacara dengan cuaca panas dan tambah panas lagi pas pelajaran matematika sudah menantinya.

      " aku duluan ke kalas ya " kata Elina kepada guru Bu Dina dia tidak ada jadwal pertama hari ini.

      " ia semangat " kata Dina, guru di sini masih pada muda jadi semangat untuk mengajar ke anak anaknya.

      semua guru yang ada di jadwal pertama pun keluar ke kantor untuk masuk ke dalam kelas masing masing seperti Elina dia harus menaiki tangga untuk masuk ke kelas dua belas IPA3 hanya satu tangga menurut dia sudah sangat capek.

     " pagi semuanya " kata Elina, pas masuk ke kelas semua murid duduk di bangku masing masing.

     " pagi buk " kata murid di sana.

    Elina pun memulai mengajar dengan cara yang membuat semua anak muridnya mengerti karena pelajaran matematika itu sangat susah di mengerti kata murid muridnya jadi Elina mengajar dengan cara dia sendiri. Dia ingin murid nya ini mengerti soal matematika.

    " wah pengantin baru datang " kata Bahran, dia melihat Anzel dengan muka segar nya di pagi hari.

     anzel yang di ledek oleh Bahram yaitu sekretaris nya atau teman dekat Anzel mengacuhkan nya saja. Bahram kalau tidak sehari meledek Anzel seperti ada yang kurang dan Anzel sudah biasa dengan itu seperti di pagi hari ini Bahram meledek Anzel dengan sebutan pengantin baru hampir mereka lagi ada di ruangan Anzel coba kalau lagi di luar semua karyawan pasti kaget seorang Anzel sudah menikah karena semua orang tidak yakin Anzel menikah yang sikapnya sangat dingin dan juga cuek. Tapi ya karena Anzel tampan dan kaya semua orang pasti ingin sekali punya pacar seperti Anzel. Karyawan di tempat kantor Anzel saja suka curi curi pandang ke Anzel sedangkan Anzel dia tidak perduli dengan mereka yang penting kerja mereka benar menurut Anzel tidak masalah.

    " apa ada jadwal hari ini?" kata Anzel, karena di sana masih ada Bahram sekalian dia ingin tahu jadwal hari ini.

    " setelah makan siang kita akan ada meeting " kata Bahram, yang melihat jadwal Anzel di iPad nya.

      " yang soal hotel di Australia itu " kata Anzel, melihat ke arah Bahram yang masih asik dengan iPad nya.

     " ya, hotel yang kita bangun di Australia sangat meningkat dalam tiga bulan ini dan kita harus membuat hotel itu meriah biar wisatawan melirik ke hotel kita " kata Bahram, dengan senangnya.

       Gimana tidak senang sudah delapan tahun Anzel membangun hotel di Australia dan itu tidak pernah sepi dengan wisatawan yang sedang berlibur di Australia Anzel dan timnya akan. Membuat hotel itu semenarik mungkin biar wisatawan melirik hotel nya itu, dan itu sangat puas apa yang Anzel kerjakan selama delapan tahun ini.

     " yasudah sekarang keluar lah " kata Anzel, karena sudah tidak ada yang ditanyakan lagi anzel pun menyuruh Bahram untuk keluar dari ruangannya.

      apa Bahram tersinggung?. Ya tidak karena Anzel sudah terbiasa seperti ini dan Bahram pun tidak peduli dengan sikap Anzel seperti ini dia dan Anzel bukan sebulan atau satu tahun kenal tetapi dari mereka umur lima tahun sampai sekarang mereka berteman. Sebenarnya Bahram dari keluarga biasa beda sama Anzel dari kecil Anzel sudah makan dengan sendok emas. setelah lulus SMA Bahram ingin kerja karena dia mempunyai adik kembar yang harus ia biayai untuk sekolahnya tetapi Anzel tidak mengizinkan nya dia menyuruh Bahram kuliah bisnis karena Anzel ingin Bahram bekerja dengannya nanti soal adiknya biar Anzel yang biayai nya sebenarnya Bahram tidak mau itu sangat merepotkan tetapi Anzel sangat kekeh ingin Bahram kuliah dan akhirnya Bahram pun mengiyakan nya sampai sekarang Bahram sudah lulus S1 dan sekarang dia sedang menempuh S2 sedangkan adik kembarnya sudah masuk SD dan itu membuat Bahram sangat terima kasih ke Anzel dia engga tau mau bilang apa lagi ke Anzel hanya bisa mengatakan terimakasih saja yang Bahram ucapkan ke Anzel.

      " iya gue keluar, nanti jangan lupa " kata Bahram, dan Anzel hanya mengangguk saja dengan mata yang fokus ke komputer nya.

     Jam sepuluh, jam istirahat siswa dan siswi dan Elina akan mengakhiri pembelajaran pertamanya dengan muridnya. Rasanya sangat senang setiap Elina mengajar ke kelas dan muridnya pun mengikuti pelajaran Elina dengan senang kn banyak murid yang engga suka dengan gurunya entah itu kenapa tetapi dari jam pertama sampai sekarang anak muridnya mengikuti dengan baik.

     " baiklah karena waktunya sudah habis, kita ketemu lagi nanti oh ya tugasnya jangan lupa di kerjakan ya nanti kita bahas di pertemuan selanjutnya " kata Elina, sambil membereskan buku buku yang ada di mejanya.

      " baik buk " kata murid murid, yang juga membersihkan buku pelajaran nya.

     setelah selesai Elina pun keluar dari kelas dan kembali ke ruang guru untuk menyiapkan pelajaran yang akan di mulai beberapa menit kembali. Dia tidak akan makan bekalnya sekarang karena menurut nya ini masih kenyang ia akan makan bekalnya di siang hari saja untuk sekarang Elina hanya diam di kantor bersama guru guru lain.

       " Buk El, engga ke kantin?" kata pak Aksa, dia guru bahasa Indonesia.

     " engga pak " kata Elina, dengan senyum sopannya.

      Pak Aksa hanya mengangguk dia langsung keluar dari kantor untuk ke kantin, guru di sini kebanyak masih muda dan juga belum punya pasangan dan guru laki laki di sini banyak yang suka oleh Elina tetapi Elina menganggap sebagai teman kerja saja dan itu membuat guru laki laki di sini kecewa dengan jawaban Elina.

     " astaga, kenapa setiap pagi aku selalu naik darah terus " kata buk Dina, dengan teriaknya di ruang guru hampir guru lain pada istirahat jadi hanya ada Elina saja di ruang guru dia saja kaget dengan teriaknya.

     " kamu bikin aku kaget, emang kenapa sih " kata Elina, yang tadi sedang asik main handphone di kagetkan oleh Dina yang masuk dengan teriak.

    " kamu engga tau apa tadi anak kelas 8B bener bener bikin aku naik darah mereka pada engga bisa diam " kata Bu Dina, duduk di samping Elina sambil cerita soal ia di kelas tadi.

      Di sekolah sini ada SMP dan SMA, jadi banyak murid yang gampang di atur dan juga sudah di atur hanya kita saja yang sebagai guru harus sabar menghadapi mereka kalau SMP ya bisa di bilang masih susah di atur tetapi kalau dengan perlahan ya mudah mudahan dia gampang di atur lagian sekolah juga tidak lama juga jadi mereka harus sopan kalau sudah di sekolah.

     " sabar buk, masih pagi jangan teriak teriak " kata Elina, mengelus tangan Bu Dian dia juga sama suka agak kesal tetapi ia tahan kalau ia kesal anak muridnya pun malas belajar apalagi kalau masuk ke kelas lagi yang ada mereka mengacuhkan nya gitu.

      " aku selalu sabar menghadapi murid murid yang nakal " kata Bu Dian, dengan senyuman nya sambil meredakan emosinya.

      Elina hanya terkekeh saja dia kemabli memainkan handphone nya karena dia juga bingung mau apa kalau ke kantin pasti sangat ramai di jam istirahat dan itu membuat dia malas lebih baik dia di ruang guru saja lagian beberapa menit lagi bel masuk.

       " kamu engga ke kantin El " kata Bu Dian, yang sedang makan bekalnya.

      " engga, nanti saja jam istirahat ke da kalau sekarang pasti ramai banget " kata Elina.

    di tempat kediaman orang tua Anzel di sana ada mamah Lina dan sahabatnya yaitu Dina orang tua dari Sheila.

     " kamu jadi kan menjodohkan anak kita, apalagi Sheila sudah bilang kalau Anzel sudah punya kekasih " kata Dina, Sheila menceritakan ke mamahnya pas ia bertemu dengan Anzel di restoran kemarin apalagi Anzel bersama seorang wanita.

    " iya tenang aja, aku akan bicara lagi ke Anzel biar dia terima perjodohan ini " kata mamah Lina, dia bersyukur kalau Sheila engga tau kalau wanita itu istri Anzel.

           Dina sahabat mamah Lina pun lega, dia mau anaknya menikah dengan Anzel biar bisa merampas harta dari keluarga zionathan dia sudah lama ingin menikahi anaknya dengan Anzel tetapi waktu itu anzel.sibuk dengan kuliahnya dan juga kerja dan sekarang dia harus bisa menikahi anaknya dengan Anzel.

             " tapi siapa wanita itu, kau tau " kata Dina, dia masih penasaran dengan wanita itu.

          " engga tau, Anzel jarang cerita ke aku " kata mamah Lina.

        Dina hanya diam saja, dia sebenarnya engga percaya dengan omongan Lina masa anaknya sedang dekat dengan seseorang dia engga tau pasti ada sesuatu tetapi iya tidak peduli yang penting anaknya jadi menikah dengan Anzel dia usah tidak sabar tentang ini.

          " yasudah aku pulang dulu, nanti hubungi aku kapan rencana untuk ketemuan mereka " kata Dina, dia langsung pergi.dari rumah mamah Lina.

         Mamah Lina hanya diam pas kepergian sahabatnya dia bingung mau berbicara apa nanti sama Anzel dia emang ingin sekali Anzel sama Sheila berjodoh tetapi sekarang agak susah karena Anzel sudah nikah apalagi mertuanya lah yang menikahi Anzel.

          " pusing sekali aku memikirkannya, lebih baik aku pergi ke salon saja " kata mamah Lina, dia bangkit dan pergi ke kamar untuk siap siap. Rasanya pusing sekali di pikirkan lebih baik di ke salon biar segar kembali.

          Di jam dua belas siang waktunya jam istirahat ke dua, Elina dan guru lain pun kembali istirahat sebelum kembali masuk ke kelas untuk pelajaran terakhir Elina dan guru lain pergi menuju ke kantin untuk makan siang Elina tidak lupa dengan bekal yang ia bawa dari rumah sedang guru lain dia akan membelinya nanti di kantin.

         " mau pesan apa nih " kata buk Rani.

        " bakso saja deh " kata buk Mila.

        " sama " kata Bu Dina, buk Rani pun langsung memesan tiga bakso untuk mereka.

          " Oh ya katanya laptop yang di pinjamkan dari sekolah mau di ambil lagi ya " kata buk Mila.

         " iya benar, aku belum beli laptop baru lagi asik dengan laptop sekolah engga kepikiran untuk beli yang baru " kata Bu Dina.

         Ya di sekolah ini semua guru di izinkan untuk meminjam laptop sekolah tetapi sekarang akan di ambil kembali untuk lab komputer yang kurang, Elina pun sama dia meminjam laptop sekolah dan belum kepikiran untuk membeli yang baru dia akan mencari cari laptop yang agak murah tetapi kualitas nya bagus.

        " aku akan beli yang second aja deh " kata buk Rani, setelah memesan baksonya dia kembali lagi ke tempat nya.

         " benar aku juga akan beli yang second, kalau yang baru belum ada uangnya " kata Bu Mila.

           Beberapa menit kemudian makanan mereka pun sampai dan mereka makan siang bersama dengan lahap nya apalagi bakso yang di pesan mereka sangat merah dan itu pasti sangat pedas Elina membayangkan nya saja sudah merinding. Elina engga suka pedas beda dengan mereka, mereka pencipta pedas makannya kuah baksonya banyak cabe nya.

         " wah bakso di sini emang selalu enak " kata Bu Dina, setelah memasukan bakso terakhir ke dalam mulutnya.

        Sedangkan yang lain hanya terkekeh saja dengan Bu Dina kaya pertama kali saja makan bakso.

             sama seperti di kantor sekarang Anzel sedang makan bekal yang sudah di sediakan Elina tadi ini pertama kalinya ia membawa bekal ke kantor nya sukanya jam makan siang ia akan beli makanan bersama bahram.

          " wihhh, enak ya kalau sudah punya istri selalu di bawain bekal " kata Bahram, dia dari kantin kantor membeli makanan dan makan bersama Anzel di ruangannya.

        " ini sangat enak " kata Anzel, yang fokus dengan makanannya.

         Mereka berdua pun makanan bersama karena waktu mereka engga banyak setelah ini mereka harus siap siap untuk meeting di tempat lain jadi Anzel dan bahram tidak bisa menyia nyiakan waktunya.

           " siapkan semuanya setelah itu kita berangkat " kata Anzel, setelah membereskan bekalnya yang sudah habis untuk di masukan ke dalam tasnya kembali.

       " sabar kenapa, gue baru juga minum " kata Bahram, yang baru juga minum di suruh siap siap oleh Anzel.

        Anzel hanya diam dia sibuk dengan berkas berkas yang ia akan bawa nanti untuk meeting.

      " yuk, kita kembali ke ruang guru " kata buk Mila, setelah membayar makanan mereka tadi.

Pelajaran terakhir pun di mulai, seperti Elina sekarang dia sedang berjalan ke kelas sebelas IPA1 untuk mata pelajaran kimia. Di jam jam seperti ini pasti banyak yang mengantuk tetapi Elina harus semangat biar anak anak pun semangat belajarnya.

" siang semuanya, keliatannya pada mengatakan ya " kata Elina, melihat murid murid yang sudah duduk rapih.

" siang buk, iya nih jam jamnya ngantuk " kata murid yang di sana. Elina hanya terkekeh saja dengan jawaban mereka.

" semangat yuk, pelajaran terakhir loh setelah itu kalian pulang kan " kata Elina.

" kalau saya ada ekskul buk " kata siswa di sana.

" oh di hari Senin ada ekskul, kali ibu di hari kamis sampai Minggu ekskul nya " kata elina, karena yang ia tau ekskul di hari kamis sampai Minggu.

" kita mau lomba buk, jadi harus berlatih dengan semangat. nanti ibu nonton pertandingan kita " siswa laki laki itu, dengan semangat.

" oh ya, baiklah kalau tidak ada halangan ibu dengan guru lain akan nonton pertandingan kalian. Yasudah kita mulai ya belajar nya untuk hari ini ibuk tidak akan kasih kalian tugas " kata Elina, dan itu membuat semua murid nya sangat gembira.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!