NovelToon NovelToon

Gadis Cinta Pertama Bos Mafia

awal mula

.

hai--hai haii?? Nae Comeback..! huhu..! walaupun tidak menghasilkan uang disini tapi tetap saja Nae tidak melupakan para readers semua..! Nae Comeback dengan Karya Baru jenis Mafia main tebas aja yee..??! adegan tidak boleh ditiru..! selamat membaca..! oh ya?? jangan lupa di Favoritkan juga di Like banyak-banyak ya?? Terimakasih..

Happy Reading...!

.

Seorang Pemuda Tampan yang memiliki Paras tampan juga disebut-sebut Puncak Pria Sempurna dari Pria yang terkenal di Negara nya, Ia berumur 29 tahun namun belum pernah menjalin hubungan dengan Wanita manapun.

tok.. tok...

tak berapa lama pintu terbuka tanpa menunggu sahutan dari bibir Pria seksi itu seorang Pemuda tampan juga masuk namun kepalanya licin tanpa sehelai rambut pun, bukan tanpa alasan Ia mencukur habis rambutnya hanya karna ingin mengikuti jejak Tuannya yang belum ingin punya pasangan hidup, hidup Pria tampan dan punya sedikit kekuasaan akan merepotkan apalagi Tuan Muda nya.

"Tuan Muda." sapa Pria Botak yang memiliki wajah sangar padahal juga bisa dimasukkan kategori Pria Tampan.

"saya sudah membereskan wanita jalang itu Tuan." Ucap sang Asisten dengan wajah datarnya.

"hmmm?!" sahut Dewa Wigantara dengan mata terpejam duduk di Kursi kebesarannya.

"apa kau belum menemukan Gadisku?" tanya Dewa dengan serius namun belum membuka mata.

Han terdiam tidak menjawab pertanyaan Dewa hal itu membuat Dewa langsung paham mengebrak meja nya dengan cukup keras dan mata yang tadi terpejam kini terbuka bahkan telah melayangkan tatapan membunuh ke Han.

"Cari sampai dapat..! kau selalu mengecewakanku." titah Pria itu dengan sorot mata tajam dan menyeramkannya itu.

Asisten Han menghela nafas pasrah, dengan Deskripsi Tuannya saat berusia masih kecil sekitar 10 Tahun diselamatkan oleh seorang Gadis kecil yang imut dan kelihatan cantik seukuran umurnya saat itu, Dewa selalu mengatakan kalau Gadis itu sangat kuat diluar nalar kemampuan anak seumuran Gadis itu.

dimana Asisten Han bisa menemukan ciri-ciri Wanita yang Dewa harapkan jika hanya penggambaran anehnya saja yang dijadikan patokan utama, seharusnya Dewa memberi tau tanda lahir Gadis itu kalau tidak tau namanya.

"apa yang kau tunggu?" tanya Dewa dengan dingin.

"maaf Tuan..? saya belum menemukan ciri-ciri yang sesuai dengan penggambaran anda, Anda sangat tidak sabaran ingin segera menemukan 1 jarum diantara ribuan jarum di dalam Kotak besar, bisakah anda memberitahu saya ciri-ciri lebih detail?" Han tanpa rasa takut.

"kau..?" Dewa menuding Han dengan tatapan tajam.

Han tetap menunduk hormat, "maafkan saya Tuan..? menurut saya saat itu anda sedang berkhayal..! tidak ada Gadis yang memiliki kekuatan yang sangat tidak wajar seperti yang anda katakan." kata Han dengan wajah dinginnya juga.

Dewa menghela nafas panjang, "aku tidak berkhayal Han..! aku benar-benar melihatnya memukul kaca jendela Mobil Papa saat itu padahal anti peluru." lirih Dewa.

Asisten Han hanya bisa pasrah melihat keputus-asaan Dewa karna sebenarnya Han lah yang paling menyerah disini, sudah 18 Tahun lamanya Dewa memintanya mencari sosok Gadis kecil itu tapi tidak ada tanda-tanda kalau sosok itu memang ada jadi wajar Asisten Han berpikir kalau Dewa memang sedang delusi saat itu karna dalam keadaan hampir setengah tidak sadar.

"saya akan berusaha lebih keras lagi Tuan." ucap Han dengan kepala tertunduk hormat lalu segera kembali ke Ruangannya karna tau dirinya akan diusir lebih baik keluar sendiri.

Dewa menghela nafas berulang kali sambil memijit pelipisnya dan memejamkan matanya, entah mengapa kepalanya jadi pusing saat ini.

Dewa tidak benar-benar ingat sosok Gadis kecil itu apalagi saat itu Dewa dalam keadaan setengah tidak sadar, walau samar-samar Ia bisa mengingat begitu jelas kalau Gadis itu menyelamatkannya dengan tangan kosong.

"apa aku memang berhalusinasi? tapi kenapa bayangan Gadis itu tidak bisa hilang dalam benakku? siapa dia sebenarnya?" gumam Dewa yang sebenarnya ragu kalau dirinya benar-benar mengalaminya atau tidak melihat gadis itu, Ia selamat jelas memang ada yang menyelamatkannya.

Dewa memilih istirahat di Kursi kebesarannya tanpa ada mood untuk bekerja seakan kata-kata Asisten Han tadi menghancurkan moodnya, bisa-bisanya Asisten nya itu mengatakan bahwa dirinya hanya berkhayal sungguh membuatnya marah saja.

.

Asisten Han memasuki Ruangan Dewa sekitar jam 17.25 Sore tapi tidak ada tanda-tanda Tuannya keluar dari Ruangan sedari tadi biasanya sebelum jam 5 Sore Dewa sudah keluar dari Ruangannya itu.

"Huuh!!" Asisten Han merasa dirinya adalah Pria yang paling sabar dimuka bumi ini bekerja pada Dewa.

"Tuan Muda?" sapa Asisten Han dengan suara keras dan Dewa perlahan membuka matanya.

Dewa memijit pelipisnya, "jam berapa?" tanya Dewa tidak marah dengan perbuatan Han itu karna mereka sudah berteman sejak kecil jadi baik-buruk sifat mereka telah dianggap biasa bagi keduanya.

"Jam 17.26 Tuan Muda." jawab Asisten Han.

Dewa berdiri dari duduknya, "Han? sepertinya Kepalaku bermasalah.! bisa kau panggilkan Bryan?" tanya Dewa sembari memegang kepalanya.

Asisten Han tidak banyak bicara segera menghubungi Dokter Bryan.

Asisten Han segera mendekat ke Dewa, "apa anda butuh bantuan Tuan?" tanya Asisten Han.

"bagaimana? apa dia bisa?" tanya Dewa mengabaikan pertanyaan Han.

Han menggeleng, "jadwalnya padat hari ini dan kalau bisa anda menunggu nanti malam dia akan ke Apartemen anda." jawabnya tenang.

Dewa mendengus, "bawa helikopter sekarang kita kesana!" titah Dewa.

Han pun menuruti perintah Gila Tuannya itu, walaupun Han suka membantah Dewa selagi Ia mampu akan dipenuhi akan tetapi jika tidak bisa tentu saja akan protes layaknya teman.

tanpa menunggu lagi Han dan Dewa telah berada di Atap Perusahaannya menunggu Helikopter yang telah menampakkan diri, Dewa tidak bisa menunggu karna sejak kecil apapun yang Ia inginkan pasti akan didapatkan walau harus dengan cara memaksa.

Dewa tidak pernah mendapatkan kasih sayang Kedua Orangtuanya sejak kecelakaan yang menimpanya 19 Tahun yang lalu, saat itu Dewa berusia 10 Tahun akan ke Kebun Binatang bersama Kedua Orangtuanya namun malah terjadi kecelakaan hebat hingga menewaskan kedua Orangtuanya ditempat, Dewa yang dalam keadaan begitu lemah saat itu malah melihat seorang Gadis kecil yang menolongnya tapi anehnya saat Ia berada di Rumah Sakit hanya ada Han kecil berusia 11 tahun dan Asisten Pribadi Ayahnya yaitu Papanya Han membimbing Dewa menjadi Presdir di usia yang masih butuh bermain seperti anak seumurannya.

hidup Han hanya untuk Dewa sehingga Asisten Browo (Papanya Han) menyekolahkan privat Han dan Dewa supaya semakin dekat serta Putranya memahami kesepian Dewa yang tertutup dengan sikap angkuh, sombong, semena-mena dan kasarnya itu.

Dewa tidak pernah terima penghianatan bahkan di usianya yang masih 12 Tahun bergabung dengan Organisasi mematikan hanya untuk membalas dendam pada Keluarga yang telah menghilangkan nyawa kedua Orangtua nya.

mendengar

walaupun sudah membalas dendam tapi hidup Dewa tetap kesepian, banyak Wanita yang datang padanya dengan berbagai macam cara namun dihabisi langsung olehnya saat tau tujuan mereka hanya ingin kekayaan, ketenaran dan kejayaan ego masing-masing.

Dokter Bryan memijit pelipisnya seketika mendengar kabar dari rekannya kalau Asisten Han telah tiba membawa Dewa ke Rumah Sakit menggunakan Helikopter.

"Dewa tidak waras." umpat Bryan segera meminta Orang nya untuk memundurkan jadwal Operasi pasiennya.

Bryan menemui Dewa yang telah berbaring di Brangkar nya layaknya Pasien sebenarnya, Bryan menatap sengit Asisten Han yang mengangkat bahunya pertanda Ia tidak peduli.

"Dewa? sebenarnya apa yang ada di Otakmu hah? kenapa kau tidak juga berubah?" omel Bryan sembari mendekat ke Dewa yang tengah berbaring.

"berisik..! cepat periksa kepalaku..!" titah Dewa dengan mata terpejam.

Bryan dengan sabar memeriksa Dewa begitu hati-hati kalau cepat nanti Dewa akan protes lagi kenapa begitu cepat? apa kau fikir aku ini tidak menggajimu? begitulah amarah Dewa.

"Apa kau tidak bisa tidur belakangan ini Dewa?" tanya Bryan dengan serius.

"hmn?!" jawab Dewa menatap tajam ke Asisten Han.

Bryan menyadari hal itu menoleh ke Asisten Han, "perihal apa yang membuat seorang Tuan Muda Dewa yang angkuh dan tidak peduli bisa kepikiran hingga tidak bisa tidur?" tanya Bryan.

"masalah lama." jawab Asisten Han dengan datar.

Bryan menoleh ke Dewa, "ya Tuhan Dewa..! apa kau juga belum menyerah mencari gadis Fantasimu itu?" ejek Bryan.

"diam kau..! dia bukan Fantasiku, dia nyata dan memang ada." ketus Dewa yang memang sangat kasar sejak kepergian kedua Orangtuanya.

Bryan menghela nafas, "tidak ada masalah serius hanya karna pikiran maka kepalamu jadi sakit, lain kali jangan berpikir terlalu keras." ucap Bryan sembari melangkah ke meja kerjanya dan mencatat resep obat untuk Dewa.

Bryan memberikannya ke Asisten Han, "tebus Obat ini ke Apotik."

Asisten Han pun segera pergi tanpa berpamitan pada Dewa yang sudah tau akan diberi izin, Bryan menoleh ke Dewa lalu mendekati Dewa.

"hari ini ada pasien wanita terkena luka tusuk dibagian area fatalnya tapi tidak bisa kami selamatkan, apa kau juga pelakunya?" tanya Bryan dengan serius.

"bukan urusanmu." Dewa tidak ingin membahas wanita pada Bryan.

Bryan menghela nafas panjang, "kapan anda akan berbelas kasih Tuan Muda?" decak Bryan entah itu doa atau rasa kasihan saja pada Dewa.

Dewa duduk sambil memijit pelipisnya, "kalau sampai kepalaku tidak juga baikan akan aku bakar Rumah Sakitmu." ancam Dewa dengan sorot mata mengancam.

Bryan diam saja lalu menghela nafas pasrah, "masalahnya ada padamu Dewa..! percuma saja aku memberimu Obat yang sangat mahal kalau otakmu sendiri yang memikirkan Gadis Fantasimu itu."

mereka bisa-bisanya bertengkar karna masalah Gadis Fantasi yang selalu dicari oleh Dewa, awalnya tujuan Dewa hanya ingin mengucapkan Terimakasih tapi saat Ia kembali mencari lokasi itu tidak ada tanda-tanda kehidupan disana, Dewa tidak tau apa yang terjadi pada Gadis itu setelah menyelamatkannya tapi mengingat hari itu Mobil yang Ia naiki bersama kedua Orangtuanya dikejar banyak Mobil membuatnya yakin kalau Gadis itu dalam masalah.

Dewa jadi terobsesi mencarinya hingga kabar dari Asisten Han mengatakan ada Rumah di tempat kecelakaan Dewa saat itu tapi anehnya Rumah itu telah hangus terbakar dan terbengkalai, Asisten Han berusaha keras mencari pemiliknya tapi tidak ditemukan apalagi Rumah itu Tunggal tak ada tetangga disekitarnya sehingga sulit mencari keberadaan pemilik Rumah itu yang sudah dikabarkan kebakaran itu terjadi 1 hari setelah kecelakaan Kedua Orangtua Dewa dan dirinya.

timbul berbagai spekulasi dalam diri Dewa kalau Gadis itu diincar oleh musuh Kedua Orangtuanya dan Rumahnya dibakar karna gadis itu telah berani menyelamatkan Dewa, kini musuh yang membuat kedua Orangtuanya telah meninggal ditangan Dewa saat berumur 15 Tahun namun keberadaan Gadis itu belum di temukan.

"aku merasa bersalah padanya." keluh Dewa teringat bagaimana kehidupan gadis itu setelah menyelamatkannya yang banyak musuh.

Bryan mendengarnya diam saja, "aku rasa Gadis itu sedang bersembunyi..! percayalah padanya kalau dia baik-baik saja, suatu saat nanti kamu pasti akan dipertemukan dengannya."

Dewa menarik nafas panjang, "apa aku punya hak berterimakasih padanya? bagaimana jika dia menyalahkanku karna telah menyelamatkanku hidupnya terusik."

Bryan menepuk pundak Dewa, "kalau dia gadis baik-baik maka dia tidak akan menyalahkanmu."

Dewa menatap Bryan dengan tajam, "bukannya kau tidak percaya pada Gadis itu? kau bilang dia hanya Fantasiku saja?" dengus Dewa.

Bryan terkekeh, "aku percaya ada yang menyelamatkanmu tapi aku tidak percaya kalau dia sekuat yang kau katakan..! jadi aku menyebutmu berfantasi, hal itu biasa jika kau dalam keadaan begitu terdesak takut mati."

Dewa memukul kepala Bryan yang melotot seketika.

"Dewa..! kau kasar sekali..?" marah Bryan.

Dewa hendak memukul Bryan lagi tapi Bryan malah lari.

"bagaimana nasibku kedepannya hah? kau hanya tau membereskan wanita dengan cara menghabisi, Keluarga mereka malah menyalahkan aku yang tidak becus menyelamatkan wanita-wanita yang mati karnamu seharusnya kau lah yang disalahkan." marah-marah Bryan.

setiap ada wanita yang dalam keadaan Kritis dilarikan ke Rumah Sakit Bryan karna kecelakaan dibuat seperti tidak sengaja dan Bryan tau pelaku sebenarnya adalah Dewa. Keluarga para Wanita itu pasti menyalahkan Dokter yang tidak bisa menyelamatkan pasien seharusnya pelaku nya yang dimarahi.

"diam kau..!" maki Dewa.

tok.. tok.. tok..

Suster masuk ke Ruangan Bryan dan memberitahu Pasien sudah menunggu, Bryan berdehem pelan lalu menatap kesal Dewa.

"karnamu aku memundurkan Operasi Pasienku, kalau sampai dia tidak selamat maka kau lah yang akan aku salahkan." gerutu Bryan sambil meninggalkan Dewa yang cuek saja.

Suster itu melihat Dewa dengan malu-malu, siapa yang tidak kenal dengan Dewa yang sejak kecil telah dikenal sebagai CEO Termuda di Perusahaan besar, awalnya banyak yang menyepelekannya tapi tidak disangka Dewa saat masih kecil sangat hebat menurun dari kejeniusan Papanya.

Dewa yang memang angkuh dan tidak peduli sekitar pun menghela nafas lalu duduk di kursi kerja milik Bryan, Suster tadi segera pergi menyusul Bryan.

Bryan, Asisten Han dan Dewa memang sudah berteman sejak masih kecil, cita-cita mereka sangat aneh ada yang ingin jadi penyelamat, CEO yang telah beralih menjadi pembunuh berdarah dingin, pengabdi, baik-buruk sifat mereka itu karna keadaan.

di Apotik,

Asisten Han sedang mengantri menunggu Obat untuk Dewa tiba-tiba Ia mendengar percakapan Orang didepannya.

"apa? kenapa bisa seperti itu? masa iya ada gadis sekuat itu sih?"

"iya..! aku aja kaget saat di copet dia langsung sigap menarik tas itu terus penjambretnya tertarik dari motornya, aku sangat syok."

"lalu penjambretnya bagaimana?"

"ya dipukuli massa lah? tapi saat aku ingin berterimakasih sama Gadis itu udah hilang." keluh wanita didepannya dengan sedih.

menemukan jejak

Asisten Han tentu tertegun mendengarnya sebab perkataan mereka sangat mirip dengan sosok yang diceritakan oleh Dewa.

"permisi..?" sapa Asisten Han dengan ramah walau Ia botak tapi saat ramah sangat manis hingga semua Orang melihatnya pasti ingin mengelus kepala botak Asisten Han.

"Ehh? ada apa nak?" tanya salah satu dari Ibu-ibu gosip itu.

"Hmm? dimana Ibu melihat gadis itu? ibu ingat wajahnya?" tanya Asisten Han dengan sopan.

Ibu-ibu itu saling melihat satu sama lain lalu melihat ke arah Asisten Han dengan bingung, Asisten Han menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"sebenarnya Gadis itu juga dicari oleh Tuan saya, dia menyelamatkan Tuan saya tapi belum sempat membalas kebaikannya." jelas Asisten Han melihat kewaspadaan mereka semua.

"Ohhh?? bilang dong nak..! sore itu saya yang di tolongnya juga tidak lihat wajahnya nak, dia tingginya sekitar 168 CM terus rambutnya panjang dan ikal, saat itu dia mengenakan Topi dan masker jadi saya tidak melihat wajahnya." jelas si Ibu yang pernah kejambret.

Asisten Han terperangah mendengarnya, "apa Gadis itu memang sekuat itu Bu? maaf Bu.! saya hanya merasa tidak mungkin ada gadis sekuat itu jadi saya pikir Tuan saya hanya berhalusinasi." jelas Asisten Han dengan kaku.

mereka pun terkekeh, "biasanya saat kita dalam keadaan terpuruk lalu diselamatkan itu bukan halusinasi nak..! itu memang insting kita yang menandai Orang yang menyelamatkan kita."

Asisten Han mengangguk lalu menanyakan Lokasinya kejambretan itu, Asisten Han mengingatnya dengan jelas ucapan Ibu yang pernah di tolong Gadis itu dan panggilan dari pihak Apotik pun tiba.

Asisten Han terdiam dalam perjalanan menuju Ruangan Dewa, "aku pikir Tuan Muda hanya berkhayal, jadi gadis itu memang ada?" batin Asisten Han tidak menyangka kegilaan Tuan Mudanya selama ini memang nyata bukan hanya ilusi Tuannya saja.

ceklek..?

takkkk??

Dewa melempar bantal sofa yang ada di Ruangan Bryan ke Asisten Han yang sedang melamun pun terkena Bantal itu membuat Obat yang Ia tebus terjatuh.

"Kau mau mati ya? kenapa begitu lama hanya untuk menebus obat hah?" maki Dewa.

Asisten Han segera mengutip Obat Dewa membuat Dewa semakin berang karna Asisten Han teledor.

"Tuan saya baru saja mendengar sesuatu tentang Gadis yang anda cari selama ini." ucap Asisten Han dengan lantang.

DEG??!

Dewa mendengarnya tertegun, "kau sedang mempermainkanku?" tanya Dewa dengan raut wajah memerah.

Asisten Han menggeleng kepalanya, "tadi saya lama karna mendengar percakapan Ibu-ibu tukang Gosip kalau kemarin sore Ia dijambret tapi ditolong oleh seorang Gadis, Gadis itu dengan cekatan menarik tas yang diambil oleh penjambret sampai penjambretnya terjatuh dari motornya dan di pukuli massa."

Dewa melebarkan matanya, jantungnya berdebar kencang. apakah Gadis itu selamat dan sudah tumbuh dewasa? dimana dia? apa Dewa sanggup menemuinya setelah lama tidak mengenalinya?

"di-dimana Gadis itu?" tanya Dewa serius dan nadanya melunak.

"Lokasinya kita lihat Tuan, apa Tuan baik-baik saja? aku akan tinggal dan mencari kebenarannya." tanya Asisten Han dengan serius.

Dewa turun tangan karna Ia tidak percaya pada Han, Dewa ingin melihat langsung apakah itu adalah Gadis yang sama yang menyelamatkannya 19 Tahun yang lalu.

Dewa dan Asisten Han pergi ke Lokasi yang disebut oleh Ibu yang pernah dicopet itu, Asisten Han melihat sekitar dan menemukan CCTV.

"itu CCTV Tuan..!" tunjuk Asisten Han disebrang jalan.

"ayo kita temui..!" ajak Dewa segera berlari menyebrangi jalan sampai Asisten Han berteriak melihat Dewa menyebrang tanpa melihat jalan bahkan Mobil yang lalu lalang sampai berhenti mendadak serta mengklakson Dewa.

saat mereka turun dan hendak mengamuk pada Dewa namun melihat wajah Dewa seketika mereka bergetar ketakutan, Dewa terkenal sebagai Iblis dunia Bisnis dan Raja Neraka bagi dunia Mafia.

"i--itu Tuan Dewa." ucap mereka dengan bibir bergetar.

Dewa bisa saja memaki mereka balik tapi saat ini pikirannya hanya dipenuhi oleh sosok Gadis kecil itu jadi tujuannya ingin melihat rekaman CCTV itu apakah benar sosok itu adalah Gadisnya.

Asisten Han lega ternyata Dewa tidak ditabrak, Ia segera menyusul Dewa.

"kalian cepat bubar sebelum melihat kemarahannya." sentak Asisten Han membuat semua pengemudi Mobil berhamburan memasuki Mobil.

Asisten Han mengejar Dewa yang seperti di hipnotis, "dia sudah gila mencari Gadis itu sejak 19 tahun yang lalu, makin gila aja saat dia sekarang udah dapat petunjuk." gerutu Asisten Han tapi sebenarnya Han pun penasaran pada sosok Gadis yang menyelamatkan Tuan Mudanya.

Dewa memasuki sebuah Restaurant bintang 5, tidak ada yang berani menghalangi Dewa yang melangkah ke Ruang pemilik Restaurant hanya untuk melihat cctv seharian kemarin.

walau bingung tapi pemilik Restaurant memberi izin dan Dewa serta Asisten Han mendatangi Ruangan cctv, Asisten Han hendak duduk tapi ditarik oleh Dewa yang ingin mencari sendiri terpaksa Asisten Han berdiri melihat saja apa yang Dewa lakukan.

"apa dia mengatakan jam pencopetannya?" tanya Dewa tanpa melihat ke Asisten Han.

"Ibu itu bilang sore hari tapi tidak beritahu jam nya." jawab Asisten Han juga sibuk menatap layar komputer cctv.

Dewa tidak berkomentar berdasarkan otak jeniusnya jam pencopetan itu sekitar jam 4 sore disaat pekerja lelah dan tidak punya tenaga, Dewa mengikuti instingnya.

"Tuan??" Asisten Han menunjuk layar komputer dan Dewa menepis tangan Han namun Asisten Han tidak marah matanya masih menatap layar komputer.

rekaman itu memperlihatkan seorang gadis mengenakan pakaian tertutup dengan jaket hitam menutupi lehernya, celana hitam panjang, sepatu putih, topi hitam dan masker Hitam juga rambut ikal digerai tengah memainkan kakinya. awalnya gadis itu menunduk seperti sedang memikirkan sesuatu lalu terkejut ada yang berteriak pencopet dengan gerakan cepat Gadis itu mengejar motor pencopet yang melewatinya dan menarik tas yang dicopet, tapi karna pencopet itu memegang erat tas itu sedangkan gadis itu begitu kuat jadi tasnya didapatkan oleh Gadis itu bersama pencopetnya yang terpelanting dari atas motor.

"wahhh?? apa ini settingan? kenapa bisa begini?" gumam Asisten Han yang baru pertama kali melihat ada seorang manusia sekuat itu kalaupun ada pasti laki-laki tapi ini sekarang perempuan, anehnya lagi penjambretnya itu juga tertarik oleh kekuatan gadis itu.

mana mungkin penjambret itu sengaja menjatuhkan diri ditengah kerumunan itu, jelas saja Ia cari mati pasti gadis itu yang terlalu kuat menariknya.

"diam..?!" ketus Dewa dengan gerakan cepat tangannya mengotak-atik komputer dan mencari keberadaan Gadis itu yang berlari memasuki gang kecil.

"cari tau.! cepat!!?" sentak Dewa membuat Asisten Han terkejut karna terlalu serius.

"baik Tuan." jawab Asisten Han segera beranjak pergi meninggalkan Dewa.

Dewa mengirim CCTV itu ke E-mailnya lalu menonton ulang adegan itu, Ia sedang mencari-cari sesuatu yang kira-kira Ia ingat sebelum matanya tertutup rapat saat kecelakaan itu terjadi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!