NovelToon NovelToon

LEGENDA PETUALANG

KONFLIK KERAJAAN QIAN

Letak geografis kerajaan Qian sangat strategis di benua bagian selatan, posisinya tepat sebagai pintu masuk ke benua selatan tidak heran kerajaan ini menjadi incaran beberapa kerajaan dari benua timur dan benua tengah

Kerajaan Qian di bagi dalam 8 propinsi setiap propinsi di pimpin oleh gubernur militer, dengan uraian sebagai berikut:

Propinsi Heidong di pimpin oleh laksamana Cheng Du, dikarenakan wilayah heidong adalah sebuah pulau yang memiliki luas sekitar Sejuta kilo meter dengan penduduk sebesar 23 juta jiwa, umumnya para penduduk di propinsi Heidong merupakan nelayan, propinsi Heidong memiliki ibukota yang bernama Heidong

2.Propinsi Yunan di pimpin oleh gubernur jendral Logan beribukota di kota urban

3.propinsi Grosso di pimpin oleh gubernur jendral Jin ha beribukota di kota Xudong, untuk di ketahui jin ha menggantikan posisi yang di tinggalkan oleh Ryu yang memilih membelot demi mendukung pewaris sah kaisar Qian yaitu Dangi

4.propinsi union di pimpin oleh gubernur jendral Hyuga ibukota union adalah kota Luning

5.propinsi Asaran di pimpin oleh gubernur jendral Ang Hua, ibukota Asaran adalah kota Phonix, untuk di ketahui Ang Hua menggantikan posisi Tristan yang tewas di lembah Baliem

6.propinsi xiping beribukota di kota xiping di pimpin oleh gubernur jendral Jing Zhou

7.propinsi xuan beribukota di kota lion di pimpin oleh gubernur jendral Lion Yang, lion yang adalah adik kandung dari Tristan

8.propinsi sumeria adalah pusat pemerintahan kerajaan Qian beribukota di kota hulu di pimpin oleh gubernur Sergio, salah satu wilayah propinsi sumeria adalah kota beiping di pimpin oleh walikota yang bernama pangeran Jiang Wei, Jiang Wei adalah salah satu putra raja Pardoan dari selir hei Qi

kita beiping merupakan pusat kerajaan Qian dimana istana sang raja berdiri dengan megahnya, istana yang di juluki dengan nama Qian

Di antara ke 8 propinsi hanya dua propinsi yang mendukung Dangi untuk mengambil alih pusat kekuasaan

Kerajaan Qian saat ini di pimpin oleh kaisar Pardoan yang sangat kejam

pemerintahan di pimpin oleh perdana menteri yang bernama Hui gi

Raja Pardoan memiliki istri yang sangat cantik yang bernama Miravle, Miravle di novel pendekar merak di kenal sebagai salah satu Valiant terkuat

Putra mahkota Kerajaan Qian bernama Guan Ping

Raja Pardoan juga memiliki seorang putri yang terkenal kecantikannya yaitu putri Ling Ling

Raja Pardoan juga memiliki 6 orang putra dari dua selirnya

Keenam putranya menjabat sebagai walikota di beberapa kota di pusat kerajaan Qian

Di istana lhizau tepatnya di ruang pertemuan balai agung terlihat raja Pardoan duduk di altar megah, hari ini istana terlihat lebih tegang di karenakan laporan terakhir yang di berikan oleh prajurit penjaga perbatasan mengenai pasukan yang di pimpin oleh Dangi mulai mendekati perbatasan kerajaan Qian

"jika benar laporan itu, maka sebagai balasan bunuh semua keluarga para prajurit pembelot itu jangan sisakan satupun" perintah sang raja keluar dari mulutnya

"ampun yang mulia raja" perdana menteri Hui Qi memberi hormat

"silahkan perdana menteri,aku ingin dengar pendapatmu" tegas sang raja

"jika semua keluarga dari para prajurit yang berjumlah 500ribu orang kita bunuh maka kita harus menyiapkan sebuah altar raksasa untuk membakar 3juta mayat" Hui Qi berpendapat

Mendengar penuturan Hui Qi, banyak dari para petinggi kerajaan lainnya merasa kecewa bukannya meminta keringanan malah memberi dukungan untuk pembantaian masal

Salah satu orang yang tidak setuju adalah laksamana Cheng Du dan jendral Jing Zhou sangat tidak setuju namun apalah daya mereka sendiri tidak memiliki wewenang

Mendengar penuturan perdana menteri membuat sang raja tersenyum puas

"untuk penyiapan altar aku perintahkan kepada perdana menteri untuk menyiapkannya" titah raja

"hamba tidak akan mengecewakan paduka" jawab sang perdana menteri

"jendral Hyuga" sang raja berseru

"hamba disini paduka" jawab Hyuga penuh hormat

"aku perintahkan kau untuk mengumpulkan semua keluarga dari para prajurit yang membelot tanpa terkecuali" titah sang raja

"mohon ampun paduka, Pakah harus saya" jawab Hyuga dengan nada penolakan

"iya, apa kau keberatan? atau ku juga berkhianat seperti Ryu" ancam sang raja

"hamba sampai saat ini sudah sangat loyal kepada paduka, apa yang membuat paduka mencurigai saya seperti ini" jawab Hyuga kesal

"jika kau menolak, maka kau adalah penghianat" desak sang raja

Hyuga ingin menjawab namun sang raja Pardoan telah berada disisi Hyuga dan mencabut pedangnya yang di arahkan ke leher Hyuga

"apa kau masih mau membantah" ancam sang raja dengan menempelkan pedangnya di leher Hyuga

Hyuga tersenyum lebar "silahkan, jika paduka menginginkan kematianku ku rela" Hyuga menjawab dengan sinis "lebih baik aku mati dari pada harus memenuhi keinginan busuk mu" jawab Hyuga menantang

"kau beraninya" hardik putra mahkota, lalu melompat hendak menebas leher Hyuga, namun pedang nya di tangkis oleh sang raja

"cukup,mundur" titah sang raja kepada putranya

"tapi ayahanda dia.."

"cukup, mundur kataku" seru sang raja

Akhirnya putra mahkota mundur dan kembali ke tempatnya

Suasana hening sejenak, Hyuga tersenyum lebar

"kalau aku bunuh dia maka aku akan kehilangan seorang jendral besar lagi, yang pertama Zicron lalu Ryu terakhir Tristan, aku harus mencari akal" bathin Pardoan bicara

"baiklah aku menghargai kesetianmu, kembali ke tempatnya" titah sang raja

Tanpa menoleh Hyuga kembali ke tempat duduk nya

Sang raja akhirnya juga kembali ke singgasananya "putra mahkota, aku perintahkan kau untuk mengumpulkan semua orang itu tanpa terkecuali"

"hamba akan dengan senang hati melakukannya" jawab putra mahkota dengan senyuman lebar

"kalian benar benar iblis, kalian yang sangat Kejam, suatu saat tunggu pembalasannya" bathin Hyuga bicara

"bergabung bersama Ryu tidak terlalu buruk" Hyuga terus menerus merencanakan sesuatu

akhirnya sang raja memberikan pengumuman besar

semua keluarga dan kerabat dari para prajurit yang membelot akan di eksekusi tanpa terkecuali

setelah mengeluarkan maklumat akhirnya sang raja membubarkan pertemuan besar itu

"apa ini tidak terlalu kejam" protes seorang prajurit istana

"husss diam nanti jika ada yang mendengar kau bisa mati";

Sementara itu putra mahkota mulai mengatur ratusan ribu pasukannya untuk mengumpulkan semua kerabat para prajurit yang tersebar di beberapa wilayah

"berdasarkan informasi propinsi groso yang paling banyak kerabat mereka " komandan neiji memberi laporan

"bagus, aku akan memimpin langsung kesana" jawab sang pangeran

"sebelumnya lebih baik kita mengumpulkan yang terdekat lebih dulu" Neji kembali memberi saran

"maksudmu?"

"kita ke propinsi union lebih dulu disana sekitar 800ribu sasaran" Neji tersenyum sinis

"ah kau, baiklah kita berangkat ke propinsi union lebih dulu" selesai berkata rombongan pasukan di bawah pimpinan sang pangeran berangkat ke propinsi union

**********

DUKUNGAN GUBERNUR XIPING

Sementara itu Hyuga yang mendapatkan informasi tentang keberangkatan pasukan di bawah pangeran mahkota ke wilayahnya menjadi begitu murka

"apa benar yang kau laporkan itu" Hyuga mengepalkan tinjunya

"benar tuan, seperti itu laporan yang di berikan oleh prajurit kepada saya" jawab bawahannya

*prak prak*

meja kayu di hadapannya hancur terkena tinju Hyuga

"kalau begitu ayo kita segera kembali ke union, kita harus tiba di kota luning sebelum mereka " Hyuga segera menaiki kudanya lalu di ikuti oleh seluruh bawahannya

Waktu berlalu begitu cepat perubahan banyak terjadi selama dua tahun Dangi dan pasukannya telah berhasil menguasai beberapa wilayah kekaisaran Qian

Di Markas sementara Dangi sedang berdiskusi dengan Ryu

"apa saran paman" tanya dangi

"lebih baik kita segera menyerang benteng bumi, paling tidak kita harus memiliki sebuah titik pertahanan supaya memudahkan kepada sekutu kita untuk bergabung" jawab Ryu

"menurut saya lebih baik kita mengirimkan utusan ke kota xiping untuk melihat apakah mereka mendukung kita atau tidak" tutur mei

"sepertinya sulit bi, aku mendapat informasi masi kalau jendral Jing Zhou sedang berada di beiping" jawab Dangi

"mengirim utusan tidak ada salahnya" jawab Ryu

"biar aku yang membawa suratnya" lingga yang sedari tadi diam kini bersuara

"aku setuju, tetapi berhubung kau belum mengenal banyak seluk beluk kota xiping aku sarankan kau membawa sekelompok pasukan" Ryu berpendapat

"aku setuju" jawab lingga

"baiklah, silahkan paman lingga berangkat" tutur Dangi

"aku akan memilih pasukan untuk mengikutimu" Ryu menambahkan

"terimakasih sudah report "

Ryu berjalan keluar untuk mengumpulkan 40 orang pasukan terbaiknya untuk menemani lingga

"kalau kalian berkuda dengan kecepatan sedang Maka kalian akan tiba di xiping selambatnya besok siang" jelas Ryu

setelah persiapan selesai akhirnya lingga dan pasukannya berangkat ke kota xiping

"apa semua akan baik baik saja" tanya Dangi

"selain dia, tidak ada yang tepat untuk misi ini, misi ini terlalu berbahaya, tapi aku yakin lingga akan mampu melewatinya" tegas Ryu

Sementara lingga dan pasukannya terus bergerak, selama seharian mereka berkuda akhirnya tiba di kota Zuber, sebuah kota kecil di propinsi xiping

"sebaiknya kita istirahat dulu disini" tutur komandan huri

"apa tidak terlalu berbahaya kalau kita memasuki kota itu" jawab lingga

"tidak tuan, aku kenal dengan wali kota Zuber dia salah satu kenalan saya" jelas huri

"baiklah, ayo" lingga memacu kembali kudanya

sesampainya di gerbang kota, mereka di hadang oleh ratusan prajurit "sebaiknya kalian kembali, kami tau siapa kalian" komandan keamanan kota yang bernama lexman berkata sedikit keras

"kami ingin menjumpai walikota so Han, bisakah kalian memberi kami jalan" huri mencoba negoisasi

"kami bukan penghianat seperti kalian jadi entahlah" bentak lexman

"kau tau siapa penghianat sebenarnya?" tanya huri

"persetan dengan kalian" lexman mencabut pedangnya"serbuuuu" teriak lexman

"hentikan" walikota so Han muncul menengahi

"apa maksud anda dengan berhenti, jangan jangan ku juga penghianatnya" lexman bertanya ke walikota dengan wajah yang murka

"aku tidak berkhianat, yang ada aku membantu kaisar Qian yang asli" jawab walikota

"bajingan kau, rasakan ini" lexman menyerang walikota dengan pedangnya

Mendapat serangan dadakan walikota so Han menahan serangan lexman dengan pedangnya

Selama beberapa jurus pertarungan keduanya berlangsung, walikota so Han terlihat lebih unggul dari pada lexman

"apa yang kalian tunggu, serang mereka" teriak lexman kearah pasukannya

"kami bukan penjilat seperti anda" jawab para penjaga gerbang kota serentak

"hahahaha kau lihat? Disini hanya kau penghianat" tawa walikota so terdengar

"tangkap dia" teriak wali kota ke arah pasukan penjaga kota

serentak mereka bergerak mengepung lexman "sebaiknya anda menyerah"

merasa tidak punya pilihan lexman akhirnya menyerah, dia harus rela di giring ke penjara kota "kalian semua akan mendapat ganjaran nya, saat putra mahkota datang aku pastikan kalian semua akan aku bunuh" ancam lexman

"kebiasaan anjing hanya bisa meng gong gong" ledek para prajurit kita

Walikota so Han akhirnya berjalan ke arah huri dan memberi salam hormat

"selamat datang di kota Zuber, kota kecil kami tidak layak di datangi oleh para pejuang besar kekaisaran" sapa so Han ramah

"anda terlalu sungkan tuan wali kota" jawab huri "beliau adalah jendral Lingga, beliau satu dari dua jendral yang bergabung dengan paduka Dangi " huri mengenalkan lingga kepada walikota so Han

"salam hormat saya tuan, maaf kalau kedatangan tuan mendapat sambutan yang buruk dari kami" sapa walikota so Han ramah

"terimakasih tuan, itu tidak masalah, yang terpenting anda berada di pihak kami" jawab lingga

Lalu wali kota so han mengajak mereka semua ke kediamannya

Di perjalanan dalam kota para penduduk tampak antusias dengan kedatangan rombongan pasukan kaisar Qian

"aku dengar itulah pendekar yang berhasil membunuh Dewara api, guru dari jendral Tristan " salah satu penduduk menuturkan

Sontak para penduduk begitu senang mereka berhamburan ke lapangan sekadar menyapa jendral besar mereka

"dia masih sangat muda untuk ukuran pendekar kelas dewa" para gadis juga tidak sedikit yang mencoba mencari perhatian lingga

"ada apa ini" tanya lingga kepada huri pelan

"ahh biasa tuan, mereka sangat mengagumi tuan" jawab hury enteng

"kenal dimana, apa maksudmu" jawab lingga bingung

"berita kematian Tristan dan Dewara api adalah kabar terbesar di Qian saat ini" huri diam sesaat sambil terus mengangkat tangannya ke arah penduduk untuk memberi salam

"ahh sudahlah, sebaiknya kita lebih cepat tiba di kediaman walikota" tegas lingga

Sesampainya di rumah walikota so Han mereka di sambut oleh para keluarga walikota dan beberapa pejabat kota

"silahkan masuk tuan" wali kota berjalan ke depan

"terimakasih" jawab lingga

Setelah tiba di dalam mereka disuguhkan makanan dan sebagainya,, setelah beberapa saat kemudian mereka telah selesai menjalani ritual makannya dan wali kota mengajak mereka berbicara di ruang pertemuan pribadi

"sebenarnya ada yang ingin saya berikan kepada yang mulia kaisar Dangi" walikota menyerahkan sepucuk surat dari gubernur xiping

"setelah mendengar kaisar Dangi dan pasukannya mendekati propinsi xiping, jendral Jing Zhou berpesan untukku supaya menjumpai yang mulia kaisar Dangi untuk menyerahkan surat dukungan penuh dari jendral kepada kaisar"

Walikota so Han bercerita banyak, bahwa sebelumnya jendral Jing Zhou ingin menyambut kaisar di perbatasan, namun terpaksa beliau membatalkan karena ada panggilan pertemuan di ibukota beiping

Sehingga jendral Jing Zhou menitipkan surat resmi kepada wali kota untuk di serahkan kepada yang mulia kaisar Dangi atau utusannya

"Sepertinya mimpi kami akan segera terjadi" tutur walikota penuh harap

"maksud anda?"

"kehancuran dinasti Pardoan supaya rakyat bisa hidup damai" terang wali kota

"seburuk itukah kepemimpinan raja Pardoan" tanya lingga penasaran

"sudah menjadi bagian hidupnya, siapapun yang berani menentang akan di bunuh bahkan keluarganya juga di habisi" jawab wali kota so han

"ada apa" tanya lingga menoleh ke arah huri yang terlihat menitikkan air mata

"aku mendapat kabar, anakku istriku ibuku ayahku dan dua adikku akan segera di tangkap" jawab huri

*********

PERSIAPAN PINDAH KE KOTA XIPING

Suasana hening sejenak "dimana posisi keluarga anda" tanya lingga

"di propinsi union" jawab huri

"saya mendengar kalau jendral Hyuga menentang eksekusi masal" walikota menuturkan

"kenapa bisa seperti itu, rasanya sulit aku percaya" huri mencoba tenang

"aku juga tidak terlalu tahu soal itu, sementara informasi yang aku dapatkan seperti itu" jawab walikota

Huri mencoba berfikir mengapa jendral Hyuga yang kejam itu bisa bersikap berbeda kali ini

"sekarang lebih baik kalian istirahat disini" ke.udian walikota mengantar rombongan lingga ke tempat peristirahatan

"yang berjaga 5orang, bergantian " perintah hury

"baik tuan" jawab para prajurit

Sementara itu dipusat kota xiping di kediaman gubernur jendral Jing Zhou terlihat sangat gubernur sedang menerima laporan dari bawahannya

"apa kau yakin?" tanya Jing Zhou

"kebenaran beritanya sudah di konfirmasi" jawab bawahannya

"kalau begitu, malam ini juga kita berangkat ke kota Zuber, persiapkan pasukan" titah sang jendral

Mendengar perintah dari sang gubernur, bawahannya itu pun segera berlalu untuk mempersiapkan pasukannya

keesokan harinya suasana pagi hari di kota Zuber terlihat lebih sibuk dari biasanya, betapa tidak kedatangan gubernur jendral Jing Zhou dan pasukannya ke kota Zuber

"apa walikota ada di dalam" tanya bawahan jendral Jing Zhou kepada penjaga rumah walikota

"ada, mari silahkan tuan" jawab penjaga itu

Baru saja mereka akan melangkah tiba tiba walikota telah datang

"maaf jendral kedatangan anda terlalu mendadak, sehingga saya tidak membuat persiapan menyambut kedatangan jendral"

"ah tidak masalah, oh ya aku dengar utusan kaisar ada disini, benarkah?" tanya Jing Zhou

"benar, mari istirahat sebentar, biar say panggilkan mereka" ajak walikota

setelah mengantar sang jendral ke ruangan nya walikota bergegas menemui lingga cs

"ada apa tuan" tanya huri yang melihat kedatangan walikota

"begini , tadi gubernur jendral tiba di kota ini dan beliau ingin bertemu dengan kalian" jawab wali kota

"ah tunggu apa lagi, ayo kita jumpai" ajak lingga

Mereka pun bergegas meninggalkan tempat itu menuju ke bangunan utama kediaman walikota dimana jendral Jing Zhou telah menunggu mereka

*akhirnya kalian datang" sapa jendral Jing Zhou

"maaf tuan karna membuat anda menunggu" jawab huri

"ah sudahlah tidak perlu di fikirkan"

Lalu mereka mulai mengenalkan satu Sama lainnya

"ah ternyata anda masih semuda ini tuan" tutur Jing Zhou kepada lingga

"aku sangat tidak menyangka.." ucapan jendral Jing Zhou tertahan karena tiba tiba salah satu penjaga menerobos masuk

"ada apa penjaga, tidak sopan" hardik wali kota

"sudah, biarkan dia memberi laporannya" tutur Jing Zhou

"ada sekelompok perampok gunung yang menggunakan elang sebagai tunggangan menyerang penduduk dari udara" tutur prajurit itu ketakutan

Setelah mendengar laporan itu serentak mereka semua keluar dari kediaman walikota mereka bergegas ke pusat kota

"apa balista juga tidak bisa mencapai ketinggian mereka" tanya jendral Jing Zhou

"tidak tuan, mereka terbang di atas jangkauan balista kita" jawab prajurit itu

"aduh apa yang harus kita lakukan , tidak mungkin membiarkan mereka seenaknya membakar rumah para penduduk" keluh wali kota

"apa kau punya ide" tanya jenderal Jing Zhou kepada bawahannya

"sama sekali tidak tuan, mereka di luar jangkauan pemanah kita" jawab nya

semua terlihat sangat tegang dan frustasi "tinggu sebentar, biar aku yang menangani mereka" selesai berkata lingga mencabut pedangnya lalu terbang ke atas mengejar rombongan burung yang sedang menyerang kota

"oh aku hampir lupa, kalau kita memiliki pendekar yang bisa terbang" senyum walikota penuh semangat

"awas, siapa dia" pemimpin rombongan terlihat panik melihat beberapa ekor burung elang yang di tunggangi pasukannya jatuh ke bawah terkena tebasan pedang

"kalian menyerang di waktu yang salah" tutur lingga

Lingga memburu mereka semua tanpa ampun semua di habisi dalam beberapa menit

"akhirnya masalah berakhir" lingga bergumam pelan setelah menghabisi penunggang dan burung elang terakhir

"terimakasih tuan atas bantuannya" sapa walikota saat lingga kembali menghampiri mereka

"tidak masalah, ini hanya masalah kecil" jawab lingga enteng

"oh ya bagaimana kalau kita berangkat sekarang" ajak Jing Zhou

"aku rasa lebih cepat lebih baik" jawab lingga

"kalau begitu kami berangkat sekarang" tutur Jing Zhou

Setelah berpamitan dengan wali kota akhirnya rombongan lingga dan rombong. Jenderal Jing Zhou bergerak ke perbatasan untuk menjumpai Dangi

Selama perjalanan tidak ada kendala yang menghambat perjalanan rombongan itu sehingga saat petang mereka telah tiba di perkemahan pasukan Dangi

"selamat datang jenderal Jing di perkemahan sederhana kami" sapa Ryu ramah

"anda terlalu sungkan jendral" belas Jing Zhou

Mereka terlihat sangat akrab , setelah berbasa basi sejenak akhirnya mereka menemui Dangi

"sebaiknya paduka berdiam di pusat kota xiping supaya bisa menyelamatkan penduduk di kota xiping dan sekitarnya" saran Jing Zhou

"saya setuju, keberadaan kita di xiping akan dapat mempermudah para pengikut kita untuk bergabung " Ryu ikut menjelaskan rencananya

"kalau semua sudah sepakat lebih baik kita segera berangkat ke kota xiping" tegas Dangi

Selesai berdiskusi cukup lama akhirnya kesimpulan mereka adalah memindahkan seluruh kekuatan ke kota xiping

Tidak lupa mereka juga mengirim 20ribu pasukan ke benteng bumi untuk menjaga garis pertahanan di perbatasan

Malam hari semua orang mulai sibuk mempersiapkan dan mengemasi barang barang bawaan mereka

"siapa kalian" tanya prajurit penjaga

"namaku Ling Tian ini Feng hen dan mereka Glen dan Lian, kami ingin menemui kaisar Dangi" jawab Ling Tian

"ohh maafkan kami tuan silahkan masuk" tutur penjaga

"ada apa ribut ribut" Ryu tiba tiba datang karena dia sempat melihat keramaian di pintu perbatasan

"ini Tuan, tuan Ling Tian dan temannya ingin bertemu yang mulia kaisar" jawab penjaga

"ah kau, sudah lama aku menunggumu" jawab Ryu lalu melangkah mendekati Ling Tian dan memeluk nya

"terimakasih sudah mau datang" lanjut Ryu

"ah tidak perlu sungkan, bukan kah sebulan yang lalu aku sudah berjanji akan datang membantu kalian" jawab Ling Tian

"ayo mari, eh kebetulan kalian datang malam ini" Ryu mulai bercerita kalau besok perkemahan ini akan di pindahkan ke kota xiping

Dimana kita xiping akan di jadikan. Pusat pertahanan sementara kaisar Dangi

"aku mendengar ada perubahan politik di istana Qian " tanya Ling Tian

"benar, ku sudah mendapat surat dari Hyuga kalau dia sekarang berada di pihak kita" tutur Ryu

"ah syukurlah, jadi kita akan lebih mudah untuk melanjutkan perjuangan merebut kembali tahta kerajaan" lanjut Ling Tian

"aku rasa seperti itu, tetapi aku juga mendengar kabar buruk, kalau putra mahkota telah menjalin hubungan dengan sekte Ming penguasa benua Utara, barat dan timur " tutur Ryu

"apa yang ada di fikiran putra mahkota, itu sama saja mengundang penjajah yang sangat kuat ke benua selatan" sesal Ling Tian

"hubungan dengan sekte Ming telah ada sepuluh tahun yang lalu, sekarang kerajaan Ming telah mendirikan sebuah cabang sekte di ibu kota" tutur Ryu

***********"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!