NovelToon NovelToon

Dinikahi Mr. Arogant

Awal mula...

"Ayah jangan pergi!" Teriak anak berusia sepuluh tahun.

"Ayah harus pergi nak, ini demi keselamatan kalian" balas sang ayah. Baru saja menginjakan kaki nya menuju pintu keluar. Segerombolan orang datang dan menghajar sang ayah hingga babak belur.

"Bayar hutang mu! Dasar miskin!" bentak pria paruh baya yang Satria kenal sebagai majikan ayahnya.

"Ayah...! Jangan sakiti ayahku!" teriak Satria memohon pada saudagar kaya itu.

"Minggir kau anak kecil" Satria di tendang oleh pria itu hingga terjungkal dan pingsan.

Sementara sang Ayah, ia depresi dan mulai mengambil sebuah belati lalu mengakhiri nyawanya sendiri.

"Tidak ayah! Ayah... Ayaaaahhhh" teriak Satria kecil melihat samar samar kematian ayahnya yang begitu tragis di hadapannya. Ia pun tenggelam bersama kesadarannya.

Ena belas tahun kemudian...

JDEEER! Bunyi demikian tengah menggelegar dan terdengar hingga berulang ulang. Suara badai yang di iringi dentuman petir itu berhasil membangunkan seseorang dari mimpi buruknya.

Pria itu pun lekas membuka kelopak matanya dengan sangat susah payah. Setelah terbuka lebar, pria itu pun lekas bangkit dari lelapnya dan duduk seketika itu.

"Hosh! Hosh! Hosh!" Bunyi napas yang terengah menjadi ciri di setiap bangun dari tidur lelapnya. Pria itu terlihat ke sesakan dan mulai mengatur napasnya lagi.

"Sial! Mimpi itu lagi!" Dengusnya memegangi kepalanya yang nyeri.

Tubuhnya telah basah oleh keringat dingin yang mengguyur saat ia terlelap tadi. Di liriknya ke dinding dan menatap waktu bangunnya saat ini "Jam dua belas malam tepat! Kenapa aku selalu bangun di jam begini! Keterlaluan... Ini semua gara gara keluarga Pratama! Awas kalian... Akan ku balas dengan hukuman yang pedih! Bahkan kalian akan merasakan nya sampai liang lahat" gerutu pria dengan tatapan penuh dendam itu....

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" Ucap pria itu.

Pria itu yang terbangun dari tidur panjangnya itu terlihat begitu tampan, ia memiliki wajah yang oval, hidung yang lancip, bibir yang tipis dan mata yang tajam juga rahang yang kekar.

Bahkan kelebihan yang tuhan berikan pada pria itu adalah tubuh yang perfact. Pria itu pun memiliki postur tubuh yang tegap berisi dan berotot yang menonjol di setiap bagian tubuhnya terutama dada dan bawah perutnya. Kulit pria itu putih pucat dengan bola mata berwarna abu abu...

"Masuk!" Ucap pria itu. Seseorang pun lekas masuk bersama satu nampan dan berisikan satu gelas yang di isi air putih juga sebotol obat.

"Tuan saya bawakan obat untuk anda" Balas pria itu.

"Ken. Aku mimpi buruk lagi!" Kesal pria itu.

"Anda nampaknya belum melupakan kejadian belasan tahun yang lalu?"

"Sial. Kenapa ingatan itu terus saja mengiang di kepalaku!"

"Tenanglah tuan... Minumlah obat ini, nanti anda akan sedikit lelap dan bangun dengan stamina yang bagus"

"Apa gunanya Ken? Setiap malam aku meminum obat itu tanpa jeda. Dan hasilnya aku selalu bangun dalam ke adaan seperti ini! Aku ingin segara menghapuskan kluarga Pratama dari catatan pengusah!" Tegas Pria yang kerap di sapa Satria itu.

Entah masa berat apa yang ia alami hingga ia tampak kesusahan seperti itu saat ia ingin melupakan kejadian nahas di ingatannya...

"Tuan. Satu minggu lagi tuan Rangga akan menikah" ujar Ken mengingatkan.

"Menikah. Begitu ya?"

"Saya sudah mengumpulkan berkas tentang calon istri tuan Rangga" Ken pun menyerahkan biodata yang ia dapatkan lalu menyerahkannya pada Satria.

"Ainun? Nama yang kampungan!"

"Benar tuan... Nona Ainun tumbuh di kalangan sederhana. Hanya saja tuan Rangga sangatlah menyayanginya" Jelas Ken.

"Ken. Bagai mana jika kita bermain sandiwara!" Sakti mulai menyeringai.

"Sandiwara?" Ken bingung.

"Culik dia di hari pernikahannya. Aku yakin, kluarga Pratama pasti akan sangat malu dan mulai menutup diri... Heh, aku ingin mereka mati perlahan karna malu" Cerocos Sakti dengan niat buruknya itu.

"Tuan. Apakah tidak sebaiknya saja anda menghancurkan perusahaan Kluarga Pratama dengan mengheck data dan membocorkan data rahasianya? Cara itu akan lebih mudah!"

"Heh. Ken aku yang ambil kendali... Jadi siapkan pesta pernikahan juga untukku!" Jelas Satria kembali membuat Ken bingung.

"Pernikahan? Untuk Anda?"

"Ya. Aku ingin pernikahan ku di siarkan secara di seluruh stasion televisi... Hahahahaha" Tanpa tahu niat buruk apa yang di inginkan Satria. Ken pun mengangguk dan lekas melakukan pendataan untuk pernikahan Satria yang mendadak.

"Kluarga Pratama! Tunggulah pembalasan ku!" Tegas Satria terkekeh.

Hari H...

Calon pengantin telah di dandani dengan sangat cantik. Gaun putih bersih milik Ainun tiba tiba ternodai akibat kopi dari salah satu perias "Ah. Maaf... Akan ku bersihkan" Salah satu perias pun lekas meraih tisu dan mengelapi kotoran di gaun tersebut.

"Tak apa. Nanti juga kering' Ucap Ainun.

"Jangan jika tidak di bersihkan maka akan terjadi hal buruk" Balas salah satu perias itu.

Baru saja berkata demikian, tak berselang lama... Seseorang melempar gas air mata dan membuat seisi ruangan penganti gaduh.

"Ada apa? Ada apa?" Tanya para penjaga di pintu keluar.

"Tolong!!" Teriak dari dalam ruangan pengantin berhamburan.

"Ada apa ini?" Tanya Ayah Ainun mencari anaknya yang tak kunjung keluar. Sedangkan para perias lain telah berhamburan sedari tadi.

Akhirnya Ayah Ainun pun meraksak masuk dan mencari sosok putri kesayangannya itu "Ainun! Ainun! Ainun hilang?" ia sudah pastikan seisi ruangan itu. Dan ternyata Ainun memang hilang, ia tak bisa di temukan.

Seketika, kegemparan pun mulai terjadi. Kluarga Pratama lantas menyalahkan pihak kluarga Ainun atas hilangnya gadis itu di resepsi pernikahan yang akan berlangsung beberapa menit lagi.

"Jika Ainun tidak di temukan. Maka, berisaplah Anda tuan Zaki! Saya akan membawa Anda ke kantor polisi!" Teriak kluarga Pratama terutama Ny Mirdad.

"Tapi. Ini bukan salah saya... Ainun hilang dan bukan hanya anda yang panik. Saya juga panik!"

"Saya tak mau tahu! Pokonya cari Ainun sampai ketemu!" Pinta Ny. Mirdad.

"Tuan Rangga... Tolong bantu carikan Ainun. Bapa takutnya Ainun di culik!" Ayah Ainun kelimpungan sedangkan Rangga sungguh terpukul.

"Mari pak. Kita lapor polisi!" Tegas Rangga.

Ny Mirdad sungguh malu. Para tamu yang ja undang di pesta itu pun sangat banyak dan dari kalangan kelas atas. Ia tak bisa bayangkan, mau di taruh di mana mukanya saat itu...

"Pokonya! Ainun harus ketemu!" Amuk Ny. Mirdad.

Namun salah satu kru perias malah mengabarkan pernikahan yang baru saja di gelar di sebuah gedung resepsi pernikahan di daerah cengkareng.

"Ny. Bukankah ini adalah Nona Ainun?" Tanya perias itu.

Seketika bola mata ny Mirdad membulat sempurna "Apa? Ainun menikah dengan seorang pengusaha!!" Teriak ny Mirdad kaget hingga ia pun tak sadarkan diri. Mendengar kabar itu Rangga pun menghampiri ibunya lalu mengurungkan niatnya untuk lapor polisi

"Ada apa dengan ibu ku?"

"Ny. Mirdad melihat kabar ini tuan..."

Rangga membaca artikel di ponsel salah satu perias itu lalu kembali syok! "Ainun! Teganya dia berkhianat!" Bathin Rangga menggumam demikian. Padahal Rangga sangat percaya pada Ainun tapi kepercayaannya itu sungguh di sia siakan.

"Bawa ibuku ke kamarnya!"

Rangga sungguh malu untuk hari ini, dan ia tak bisa meneruskan acara ijab kabulnya hingga harus menerima rasa malu yang sangat besar sebab pernikahannya telah ia gagalkan.

Sedangkan Ayah Ainun terancam masuk bui oleh tuntutan kasus yang menjeratnya tentang kasus penipuan pernikahan, meski ia tak bersalah tetap saja ia jadi tersangka.

Menjadi korban

***

"Lepaskan penutup kepalanya!" Ucap seseorang dengan suara yang agak berat. Ainun tahu jika suara pria yang memerintah itu adalah suara seorang laki laki.

"Baik Tuan!" Balas seseorang lainnya.

Ainun sama sekali belum bisa memastikan hal apa yang terjadi sebenarnya, sebab wajahnya masih tertutup kain hitam. Sehingga pandangan dan napasnya terbatas...

"..." Ainun tak berkomentar meski ia mendengar percakapan yang cukup serius itu.

"...Ken, segera persiapkan segalanya. Aku ingin semua media meliput pernikahan ku secara langsung!" Tegasnya, nampaknya yang bicara adalah Satria.

Pernikahan? Siapa yang akan menikah? Kenapa pria itu mengikat dan menutup kepalaku? Jangan jangan ini adalah tindak pidana penculikan atau pembunuhan... Atau jangan jangan pemerkosa... An? Pikiran Ainun sudah berputar kemana mana.

"Baiklah tuan muda..." Ken nampaknya mulai menghilang di area gedung itu.

Penutup kelapa yang membungkus Ainun pun berhasil di lepas, kemudian tampak lah dengan jelas... Meski ia merasa asing dengan tempat itu, tetap saja Ainun tak bisa tinggal diam.

Ainun menatap lurus ke arah pria tampan berpakaian jas putih senada dengan gaun yang Ainun kenakan. Ainun yang curiga lekas mececar Satria dengan banyak pertanyaan di benaknya.

"Di mana ini?! Dan juga kau! Siapa kau! Siapa kalian semua!" Tegas Ainun memasang tatapan garang ke arah Satria. Namun mendengar pertanyaan Ainun yang begitu bertubi sungguh membuat Satria kesal.

"Siapa dirimu hingga bertanya padaku dengan tidak beretika!" Balas Satria terlihat sangar. Ainun pastikan dengan penglihatannya itu, jika pria di hadapannya bukanlah pria sembarangan.

Terlihat dari cara duduknya yang begitu semena mena, dan beberapa pria berjas hitam tengah berjejer di belakang kursi yang Satria duduki.

"Mafia..." Bisik Ainun ketar ketir ketakutan.

"Hei... Apakah benar, kau adalah calon istrinya Rangga?" Tanya Satria menatap Ainun di kursi yang tak jauh dengan tempat duduk Ainun.

"Untuk apa kau bertanya?" Balas Ainun mengabaikan pertanyaan Satria.

"Cih. Rupanya kau sungguh wanita yang tidak beretika. Bahkan berbicara pun sangat tidak sopan!"

"Tidak sopan? Apakah pria aneh yang mengikat wanita itu bisa di sebut sopan?" Ainun terus saja membalik balikan pertanyaan Satria tanpa merasa sangat ketakutan.

"Kau berani juga ya? Cih. Tapi maaf, untuk saat ini aku tidak akan menyakiti atau pun membunuhmu..." Jelas Satria seketika membuat Ainun bungkam.

"...Membunuh?" Bisiknya nyaris tak terdengar.

"Sebaiknya, tutup lah mulutmu sebelum aku yang merobeknya" Bentak Satria. Satria seketika bangkit dari duduknya lalu menghampiri Ainun yang saat itu sangat ketakutan.

"He he... Akhirnya kau diam juga"

"Sebenarnya, siapa kau... Dan untuk apa aku di sini?"

"Pertanyaan yang bagus. Aku di sini untuk menikahi mu!" Jelasnya membuat bola mata Ainun membelalak.

"Apa? Menikah? Mana mungkin, hari ini seharusnya aku menikah dengan Rangga calon suamiku!" Tegas Ainun mulai ingat akan satu hal yakni pernikahan.

"Heh. Kau kira untuk apa aku menculikmu. Sebenarnya melihat wajahmu yang jelek itu, aku sungguh ingin muntah karna jijik!"

"Begitu ya. Lalu kenapa kau melakukan ini semua!" Balas Ainun mulai meninggikan nada bicaranya.

"Balas dendam!" Sela Satria mulai berjongkok di hadapan Ainun dengan sorot mata tajam seakan menusuk jantung Ainun.

Deg!

Balas dendam katanya? Dia sungguh pria yang menakutkan! Kenapa dia ingin membalas dendam padaku? Apakah aku punya salah padanya?" Tanya Ainun dalam hatinya. Matanya tak henti membulat dan bola matanya jelalatan mencari celah untuk meloloskan diri dari cengkraman pria itu.

"Kau pasti bercanda?" Ainun tersenyum pahit.

"...Heh. Jangan salah paham, untuk saat ini. Aku membutuhkan jasa mu agar balas dendam ku pada kluarga Pratama berjalan mulus..."

'Apa maksudmu!" Ainun sungguh penasaran akan niat buruk pria di depannya itu.

"Aku berhak tak memberitahukan alasan balas dendam ku padamu. Apakah kau paham!"

"..."

"Ingat, jika kau melakukan kesalahan, aku akan membuat ayahmu dalam masalah!" Satria lekas mengancam Ainun.

Ainun tak terima jika Ayahnya akan ikut di permainkan oleh laki laki di depannya itu "Kau jangan macam macam pada Ayahku!"

"Kalau kau tak ingin melukai Ayahmu. Maka, bersikaplah yang baik dan menurut pada ku... Satu kalimat saja keluar dari bibirmu di ijab kabul ku... Maka, kau akan habis!" Tegas Satria memperingatkan Ainun.

Dengan menahan rasa sedih pun ia mulai menerima kenyataannya, kenyataan yang pahit.. Kenyataan bahwa saat ini Ainun harus menikahi Satria. Pernikahan setingan yang tak benar adanya, Ia pun harus rela menghianati Rangga di hari pernikahan mereka.

***

"Tuan Rangga! Lihat... Bukankah ini adalah nona Ainun?" Tanya salah seorang penata rias.

"Mana?" Rangga menatap layar ponsel berukuran 6.6 inc milik perias itu.

Saat netranya memastikan, betapa terlukanya dia... "Tidak mungkin? Mana mungkin Ainun menghianati aku..." Sesak seketika itu. Dada Rangga seketika merasa sangat sakit...

"Rangga sayang. Yang sabar... Jangan terbawa suasana! Tuan Zaki harus bertanggung jawab! Ibu harus menuntut tuan Zaki atas insiden penipuan ini!" Amuk Ny Mirdad tampak beringas.

Sedangkan Rangga hanya bisa duduk diam di kursi pelaminan seakan tak percaya pada apa yang telah menimpanya "Ainun!" Adiknya Racell lekas menenangkan sang kakak.

"Kakak... Yang sabar ya? Ainun memang tak pantas untukmu... Dia benar benar wanita murahan. Aku akan membuat perhitungan dengan nya nanti!" Amuk Racell mendendam pada Ainun.

Pernikahan Ainun dan Satria berlangsung dengan hikmat, dan sah di mata hukum dan secara agama, meski wali yang di datangkan hanyalah wali hakim. Sekarang Ainun adalah istri sah Satria menjadi suami istri...

Para tamu undangan sangat antusias datang meski pesta itu di sebut pesta pernikahan kejutan. Tak ada angin tak ada hujan, tahu tahu Satria mengundang setiap sahabatnya juga rekan bisnisnya secara resmi di pesta pernikahan dadakannya itu.

Setelah beritanya menyebar tentang pernikahan itu, Satria pun lekas memantau hal apa yang berdampak pada kluarga Pratama. Dan Satria sangat senang, sebab apa yang ia harapkan benar benar terjadi...

Satria berhasil memecah keluarga Pratama, ayah Rangga masuk rumah sakit karna syok. Nampaknya Tuan Rama terkena serangan jantung mendadak. Dan Ny Mirdad menerima rasa malu yang sangat berat.

Bahkan ia di cemooh dan di rendahkan juga di remehkan oleh teman teman arisan berliannya. Juga semua itu berdampak pada Rangga... Akibat insiden itu, bukan hanya Satria yang menyimpan dendam. Tapi juga dendam baru tumbuh di hati Rangga untuk Ainun bersama Satria...

"Ainun... Inikah balasan dari segala penantian ku selama ini! Berpacaran dengan ku! Dan menikah bersama pria lain!" Amuk Rangga mengepalkan tangannya. Rahangnya menggit kuat dan tampak greget.

Apakah ini awal dari cerita Ainun dan Satria atau malah ini adalah akhir dari cerita pernikahan setingan di antara keduanya...

Yuk simak lagi cerita selanjutnya, mohon dukungannya ya... Meski alurnya masih berantankan, tapi kedepannya Autor akan berusaha keras. Terimakasih... See You bye bye...

Pernikahan megah

***

Satria membuat Ainun tak bisa berkutik di hadapannya. Bahkan saat para tamu menghampiri pelaminan mereka, Ainun hanya bisa tersenyum membalas salaman tangan dari para tamu itu.

"Wah. Satria, istrimu cantik sekali" Sapa teman temannya.

Satria? Tanya Ainun. Inikan mana laki laki itu? Tanya nya lagi.

"Heh. Biasa saja" Balas Satria membisik pada dirinya sendiri.

Tadinya saat di bawa ke sebuah gudang, penampilan Ainun sungguh acak acakan, dan setelah di rias kembali. Penampilan Ainun saat ini malah makin cantik... Rambut yang tadinya di sanggul, kini di biarkan menggerai. dan beberapa pernak pernik di atas kepala Ainun berupa bunga dan lainnya malah membuat wanita itu makin cantik.

Ainun menyimak sekelilingnya, betapa megahnya gedung pernikahan itu. Bahkan meski hanya untuk sebuah kebohongan, rasanya ini tidak mungkin, sebab dekorasi ruangan gedung tersebut di rias seindah mungkin bah negri dongeng. Bahkan pelaminan dan tempat ijab kabul saja sudah di bedakan tempatnya. Semua kemewahan tersebut tak pernah ia lihat di kampungnya. Dan ini adalah kali pertamanya Ainun menyaksikan dekorasi pernikahan semewah ini.

Bahkan banyak di antaranya bunga hidup bertebaran...

"Hei... Apa yang kau lihat! Tetap fokus pada apa yang ada di depanmu! Dasar norak!" Dengus kesal Satria.

"Ah... Maaf"

"Sudah ku bilang, satu kali kau membuat kesalahan maka seumur hidup kau akan menyesal!" Tegasnya kembali mengancam Ainun.

Ainun pun mengangguk dan menunduk, meski ia tak bisa ungkiri jika saat ini. Pikirannya sedang berputar putar tak karuan, memikirkan bagai mana nasib Rangga saat ini saja sudah membuat hatinya terluka.

"Bagai mana dengan Rangga ya? Dia pasti sakit hati..." Bisik Ainun seraya melanjutkan sandiwaranya.

Satria bisa mencerna dengan baik hal apa yang sedang Ainun pikirkan saat ini "Ah... Maaf, bolehkan saya ke toilet?" Tanya Ainun.

"Tidak boleh! Kau pikir aku mau mengikuti permintaan mu!" Balas Satria mendelik tajam ke arah Ainun.

"Tapi... Bagai mana jika aku pipis di celana? Apakah kau tak akan malu jika ruangan ini bau pesing?" Ainun mencoba kembali untuk mengelabui Satria.

"Heh. Menjijikan... Tunggulah sebentar lagi, hingga kedatangan tamu istimewaku tiba" Ujarnya.

Benar saja sesuai perkiraan Satria, Rangga datang bersama kluarganya. Mereka lekas naik ke pelaminan dan bersalaman dengan Ainun juga Satria.

"Wah wah... Akhirnya kalian datang juga" Satria terkekeh dan merasa bersemangat.

"Satria! Apa maksud semua ini?" Ny Mirdad membentak Satria. Ny Mirdad mengenal Satria karna dulu ayah Satria adalah supir pribadi Tuan Rama, namun karna alasan tertentu. Ayah Satria di tetapkan sebagai tersangka dan di hukum mati. Bahkan Satria tak bisa mengucapkan salam perpisahan pada Ayahnya.

"Heh. Kenapa? Ini adalah pernikahan ku Ny Mirdad. Cih, bahkan untuk menyebutnya saja aku jijik!" Satria terkekeh.

Tunggu, apa apa an ini? Ny Mirdad dan Satria saling mengenal? Ada apa di antara mereka sebenarnya?" Tanya Ainun dalam hati.

"Ainun! Ayo kita pergi!" Pinta Rangga mulai mengait tangan Ainun.

"Hei hei! Tidak kah kalian lihat, cincin di jemari manisnya itu?" Satria memperingatkan Rangga.

"Heh. Aku tak perduli!"

"Kalau begitu... Aku akan mengusir kalian. Dan membuat kabar berita bahwa istriku telah di culik oleh kluarga Pratama!" Tegas Satria mengancam Rangga juga Ny Mirdad.

"Seharusnya aku yang mengancam mu dengan tuduhan itu!" Balas Rangga mengingatkan Satria.

"Benarkah? Kalau begitu, silahkan tanya pada Ainun mu itu... Apakah dia mengenal kalian?" Tanya Satria mendelik tajam ke arah Ainun.

Ainun pun menunduk lalu menggumam dalam hatinya Bagai mana ini? Apa yang harus aku lakukan? Aku tak ingin menyakiti Rangga... Tapi aku juga tak mau membuat ayahku dalam masalah besar. Ya allah... Bagai mana ini? Apa yang harus aku lakukan?"

"Ainun! Ayo pergi" Rangga mencoba menarik tangan Ainun.

Tapi Ainun menolaknya "Kenapa?" Tanya Rangga.

"Heh... Karna dia sangat mencintaiku!" Sela Satria.

Rangga menatap tajam Ainun dan mengerutkan dahinya "Apakah itu benar?"

Ainun mengepalkan tangannya dan mulutnya seakan bungkam ketika ia harus membohongi hatinya saat berkata bahwa dia tidak mencintai Rangga.

"Aku..." Ainun menunduk malu.

"Katakan Ainun. Apakah menurutmu hubungan yang kita jalin selama sepuluh tahun itu tidak berarti? Jika kau bilang kamu tidak mencintaiku! Maka itu bohongkan?" Rangga sungguh berharap.

"Cepatlah katakan istriku! Dan biarkan mereka pergi, karena tamu kita masih banyak!" Tegas Satria. Ainun yang mendapatkan kode tekanan dari lontaran kalimat Satria pun lekas merespon meski hatinya sangat terluka.

"Maafkan aku Mas, aku memang sudah bisan dengan hubungan itu... Aku sekarang sudah menemukan cinta ku yang sesungguhnya. Aku sangat mencintai suamiku!" Tegas Ainun dengan lidah yang kelu.

"Apa kau bilang?" Ny Mirdad marah dan melayangkan ke lima jemarinya ke arah pipi Ainun, seakaan hendak menggampar pipi kemerahan wanita itu TAP!!

Namun belum sempat tangan itu hinggap di pipi Ainun. Rangga malah menghentikan serangan sang ibu dengan sebuah cengkaman kuat di pergelangan ibunya.

"Rangga! Apa yang...' Tanya Ny Mirdad sudah di rasuki emosi yang dalam.

"Hentikan bu. Kita pulang saja" Ujar Rangga menunduk.

"Tapi Rangga! Wanita ini sudah kurang ajar padamu!" Slot sang ibu menujuk Ainun.

"Biarkan saja dia bahagia dengan pria pilihannya! Tapi... Ainun, sampai kapan pun aku akan menunggumu. Kau pasti akan kembali padaku!" Ucap Rangga penuh harap.

"Apakah kau tak malu bicara demikian di depan suaminya? Dasar pria murahan!"

"Yang murahan itu adalah yang merebut calon istri pria lain!" Tegas Rangga berargumen.

"Cih! Kita lihat saja nanti... Kau atau aku yang akan menjadi rumah ke duanya! Dasar kluarga kalian memang memalukan!" Satria mencemoooh. Sedangkan Rangga dan ibunya lenyap dari hadapannya tanpa pamit atau menyapa terlebih dahulu.

"Heh. Berengsek... Selamanya aku tak akan lupa kebusukan kalian semua. Dendam ini akan terjaga hingga keturunan kalian menderita! Libat saja nanti!" Satria menggumam kesal dan Ainun mulai merasakan ke heranan.

Kenapa pria ini terus saja mengulang ulang kalimat dendam dan dendam. Apa hal yang terjadi di masa lalu hingga membuat pria ini begitu marah nya. Pasti bukan hal yang mudah untuk di lupakan! Bathin Ainun menggumam.

Setelah lama berdiri di pelaminan dan beberapa kali melakukan sesi poto pranikah. Akhirnya pernikahan pun sampai di penghujung acara "Kau pulang lah dulu bersana Ken! Aku masih banyak hal yang harus aku selesaikan!" Jelas Satria.

Ainun sungguh senang, ia pun bisa sedikit merasakan kelonggaran, tanpa tekanan atau pun ancaman dari Satria.

"Nona. Ayo silahkan ikut bersama saya" Ujar Ken. Ainun pun mengangguk "Ah baik..."

Ainun pun melirik ke arah di mana Satria berdiri, tampaknya Satria tengah berkumpul bersama orang orang penting. Ada pria paruh baya di antara mereka...

"Nona... Silahkan" ujar Ken memberi jalan menuju keluar dari gedung resepsi pernikahan itu.

Akhirnya... Ainun pergi bersama Ken menuju rumah utama Keluarga Adira, dan Satria masih sibuk menyapa rekan bisnisnya juga kerabat kerabat dekatnya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!