NovelToon NovelToon

Belum Siap Hijrah

Dua sisi

"Jangan Paksa Humaira Mi..., Humaira itu Humaira bukan kak Asyifa yang harus selalu Pakai jilbab "Kesal Humaira tiap kali di paksa Umi Ainun untuk memakai jilbab seperti Kakaknya yang shalihah.

Yah Humaira bosan setiap saat selalu di ceramai tentang jilbab, jilbab dan jilbab oleh Uminya dan Abinya. Hampir di rumah, di sekolah dari kecil sampai besar selalu di bandingkan dengan Asyifa kakak tercintanya.

Humaira memang beda, Dia gadis yang cantik sesungguhnya sama cantiknya dengan Asyifa sang kakak yang jadi primadona di kampungnya. Bedanya sejak kecil Asyifa tumbuh jadi wanita yang lemah lembut, shalihah dan selalu menutup auratnya sama seperti Uminya. Sedangkan Humaira gadis tomboi yang anti dengan pakaian perempuan, gayanya tomboi dan suka bela diri, namun meski begitu dia tetap shalat dan puasa seperti muslim yang taat.

Humaira juga tidak punya banyak teman perempuan, lebih banyak teman laki-laki, karena sejak kecil Dia suka berteman dengan laki-laki, tubuhnya juga yang tinggi menyebabkan Dia menyukai basket dan semua olah raga yang di sukai laki-laki.

Berbeda sekali dengan Asyifa yang bekerja sebagai Dosen di kampus Dia sangat ramah, lemah lembut dan bersahaja. Semua orang bahkan tidak menyangka bila Humaira adalah adik dari Dosen muda yang jadi gemaran mahasiswa laki-laki.

Umi Ainun mengelus dada, nyidam apa dulu saat hamil anak keduanya ini, sudah berbusa-busa lidahnya berceramah namun tidak pernah mau di dengar.

Memang mendakwahi orang lain jauh lebih mudah dari pada Anak sendiri. Umi Ainun dan Abi Harun adalah tokoh masyarakat di kampungnya, selain karena pemilik sekolah isami mereka juga ketua RW di kampungnya.

"Humaira heran Umi sama kamu, udah besar udah perawan sebesar itu susah banget di suruh berjilbab. Jaga Auratnya nduk.... cah ayu putrinya Umi... langkah kakimu itu membawa sekeluarga ke neraka." Kata Umi Ainun lelah menceramahi Humaira.

"Iya Umi... besok kalau udah siap Hijrah ya... Sekarang belum siap. Kelakuan Humaira belum pantes buat di jilbapin. Nanti justru jilbabnya kena buly gara-gara Humaira yang pakai. Nih udah pakai jaket sama topi, rambut Humai udah di simpan." Kata Humaira sambil berjalan Salim ke Uminya untuk pamit dan berangkat ke kampus.

"Assalamualaikum...!"Teriaknya sambil naik motor lanangnya dan memakai helem full face nya.

Orang tidak akan percaya kalau yang naik adalah perempuan, karena Humaira memakai celana dan hoddi seperti laki-laki, rambutnya juga di masukkan ke dalam jaket dan di tutup helm.

"Wassalamu'alaikum... Huh... punya anak yang satu aja sudah amat di bilangin. Kalau kayak gitu gimana jadinya coba. Sabar Gusti... tak sumpain besok tobat jadi istri kiyai." Gerutuan Umi Ainun sambil meneruskan menyiram tanaman yang tertunda.

Asyifa yang baru keluar dari rumah tersenyum melihat Uminya, siapa lagi pelaku yang udah membuat pagi-pagi Uminya berceramah kalau bukan adik tersayangnya yang antik itu.

Asyifa ingin berangkat mengajar, jadi dia juga berpamitan kepada Uminya."Udah Mi... yang sabar... kita doa' in aja... Capek kalau ngedumel terus tiap hari."Kata Asyifa tersenyum lembut dan adem.

"Asyifa berangkat dulu ya Mi... Assalamualaikum..." Pamit Asyifa menyalami Umi Ainun.

"Wa'alaikumusalam Kak... hati-hati ya... Fii amaniillah..." Kata Umi Ainun, sambil memandangi Asyifa yang memasuki mobilnya untuk menuju ke kampus tempat dia mengajar sekaligus tempat adiknya belajar.

Sungguh dua sisi yang berbeda bagaikan Utara dan Selatan, padahal keduanya lahir dari rahim yang sama, makan dari nafkah yang sama dan dididik oleh orang tua yang sama, Umi Ainun meneruskan kegiatannya sambil terus beristighfar.

pagi

Lima motor beriringan di jalanan menuju kampus, siapa lagi pelakunya kalau bukan Humaira dan teman laki-lakinya.

Humaira punya sahabat yang tumbuh dengannya sedari dia ingusan sampai kuliah, tidak pernah berpisah, Mereka berteman tanpa memandang kekayaan dan ketampanan.

Ada Hany, Nama panjangnya Hany Salsabila si kutu buku berkacamata tebal, bertubuh mungil namun cantik jika saja tidak memakai kaca mata tebal yang lahir dari keluarga paling berada diantara mereka.

Ada Hary, nama panjangnya Hary Cahyadi si tampan keturunan Tionghoa yang paling ganteng di gerombolannya, namun paling ambles masalah akademisnya, lahir dari keluarga sederhana.

Ada Hendy, nama panjangnya Hendy Prasetyo si papan jerawat karena wajahnya yang ganteng penuh jerawat sebiji jagung kata teman-temannya, dilahirkan di kalangan sederhana juga.

Ada Hanan, nama panjangnya Hanan Prayogi si paling jenius namun si paling doyan makan yang memiliki tubuh paling besar alias gendut di banding yang lain, lahir dari keluarga keturunan yang dekat dengan keraton.

Dan yang terakhir Hilda, Nama panjangnya Hilda Nafisa, Cewek cantik yang paling feminim diantara Humaira dan Hany yang lahir dari keluarga paling sederhana di banding yang lainnya.

Sedang dari ketiga cewek itu Humaira paling cantik, paling tinggi, paling putih, paling tomboi, pintar segalanya hanya satu minusnya susah di atur dan tidak mau tampil seperti perempuan pada umumnya, lebih suka di panggil Humay dari pada Humaira, karena nama itu katanya nama terlalu bagus untuk dirinya yang begajulan.

Sebenarnya Humaira di beri nama yang indah oleh orang tuanya yaitu Humaira Nuranisa, namun karakter Humaira sendiri jauh dari namanya yang indah.

***

Ke enam sahabat ini mengambil jurusan yang sama yaitu ekonomi, Mereka memiliki cita-cita yang sama, yaitu sukses dunia kaya raya mati masuk surga.

Humaira, Hany dan Hilda berjalan seiringan di belakangnya ada Hary, Hendy dan Hanan yang mengekori sahabat-sahabat perempuannya. Mahasiswa lain sudah hafal betul dengan Enam sekawan ini.

Humaira masuk dan duduk di tempat paling pojok di susul teman-temannya. Dosen mata kuliah Manajemen SDM datang dan mengisi pelajaran, dari tadi Humaira menguap terus karena semalam Dia begadang mengerjakan Makalah dari Dosen Muda ini.

"Humaira Nuranisa." Panggil sang Dosen yang membuat Humaira terkejut dalam setengah tidurnya.

"Ya Pak????" Tanya Humaira terkejut.

"Jika sudah bermimpinya silahkan kamu berdiri dan istighfar 100 kali." Kata Sang Dosen.

"Astaghfirullah... banyak amat pak... kalau mau dzikir nanti saja Pak habis shalat..."Protes Humaira keberatan.

"Tidak ada bantahan, silahkan kerjakan!!" Tegas Dosen Muda itu.

"Ayolah Pak... Bapak itu Dosen apa Ustadz sih???

Keren dikit napa, Dosa tau tak bawa-bawa istighfar sebagai hukuman..." Humaira masih saja protes.

"Pelajaran selesai yang lain bisa keluar!" Kata Pak Dosen sambil mengawasi Humaira yang tengah berdzikir dengan membaca istighfar.

Humaira masih berdiri tegak sambil beristighfar seratus kali. Teman-temannya menunggu Humaira di depan Kelas. Sementara Pak Dosen menunggu sambil duduk di kursi depan Humaira, yang masih berkomat-kamit sambil berdiri dan terus beristighfar.

"Humaira bisa, besok jangan di ulangi lagi?" Tanya Sang Dosen.

"Kalau di ulangi pada Jam saya, maka nilai kamu saya kasih C" ,Ancam Dosen itu.

"siap pak Dos..."Kata Humaira sedikit takut dengan ancaman dari Dosennya yang merupakan dosen laki-laki muda yang killer dan disiplin.

Di Stable Kuda

Kantin Kampus telah ramai mahasiswa dan mahasiswi yang tengah beristirahat, termasuk Humaira dan teman-temannya. Humaira makan mi ayam favoritnya ditemani es lemon tea di sisinya duduk juga Hany dan Hilda sementara para teman cowok lainnya duduk berhadapan dengan yang perempuan.

"Kamu gimana bisa sih Humay tidur saat pelajaran?" Tanya Hanan si jenius.

"Iya biasanya juga nggak patah-patah gitu... Elo begadang ngapain sih Beb?" Tanya Hilda.

"Iya Parah banget sih kamu..." Kata Hany si kutu buku.

"Ngantuk banget aku tuh, semalam sampai jam 3 buat makalah Pak Adnan, udah di belain lembur sampai ngantuk buat ngerjain tugasnya, masih juga di hukum. Parah tuh Dosen, Ganteng doang, Killer nya parah." Gerutu Humaira.

"Nah Elo ngapain gak dari kemarin-kemarin ngerjainya?" Tanya Hary.

"Kemarin tanding jadi capek ngerjainnya."Jawab Humaira lalu menghabiskan minumannya.

"Alhamdulillah... Kenyang...."Kata Humaira sambil bersendawa, kompak teman-temannya menggelengkan kepalanya.

" Cabut Yuk... Hari ini cuma satu Mapel kan, Ikut Ke Stable Kuda Yuk." Kata Humaira lalu berdiri di susul teman-temannya.

Mereka mau ke J Stable tempat Humaira dan teman-temannya latihan berkuda dan memanah. mereka melajukan motornya menuju ke tempat tujuannya.

***

Humaira Berkeliling lapangan dengan menaiki kuda, sesekali melompati papan untuk di lompati bersama kuda tunggangannya, kemudian memanah di atas kuda dengan lihainya.

Di pinggir lapangan nampak teman-temannya beristirahat setelah latihan, hanya Humaira yang masih semangat terus berlatih.

Tiba-tiba nampak mobil hitam berhenti di pinggir lapangan lalu keluar laki-laki berkacamata hitam dengan topi nampak memperhatikan latihan Humaira.

Laki-laki itu berjalan menghampiri teman-teman Humaira, lalu menyapa mereka semua. "Assalamualaikum? kalian langsung kesini selepas kuliah?" Tanya pemuda itu.

"Wa'alaikumusalam..."Jawab teman-teman Humaira lalu menoleh ke arah orang yang menyapanya, mereka semua pun terkejut.

"Pak Adnannn?" Mereka kompak terkejut.

"Bapak kok bisa di sini??" Tanya Hendy.

"Main aja." Jawab Sang Dosen sambil tersenyum.

"Lumayan juga Humaira naik kudanya? Kalian udah lama latihan di sini? " Tanya Adnan.

"Lumayan Pak, sejak SMA, kalau Humaira udah sejak bayi kali." Jawab Hery becanda.

"Ngawur... Tidak Pak Humaira sejak SMP sudah suka naik kuda." Hany menjelaskan kepada Dosen Mudanya itu.

"Kalau bapak bisa juga naik kuda?" Tanya Hilda ke Dosennya.

"Lumayan lah, dikit-dikit tapi saya baru belajar."Jawab Adnan sambil memperhatikan Humaira yang masih berkeliling dengan kudanya.

Humaira tampak lincah berada di kudanya saat melompat melewati papan lompatan angin tertiup kencang sekali hingga menerbangkan topinya. Rambut panjang Humaira terurai, rambutnya sepinggang hitam legam dan lurus terbang terbawa angin mengenai wajah cantiknya, membuat yang melihat terpana.

Adnan, Hary, Hendy dan Hanan sampai terpesona, rambut hitam itu kontras sekali dengan warna kulit Humaira yang putih dengan pipi merona yang alami hidung mancung kecil yang proposional dan bibir ranum.

Meskipun Humaira tidak berjilbab namun dia selalu menyimpan rambut panjangnya di jaket atau atau di dalam topinya jadi teman-temannya pun baru tahu kalau ternyata Humaira berambut panjang.

Humaira turun dari kudanya, lalu melepas jaketnya hanya menyisakan kaos oblongnya yang basah oleh keringat, menghampiri Hany dan mengambil minum putihnya.

"Wah... Dosen kita nih di mari... Ngapain Pak kesini? Baru lihat Saya." Kata Humaira menyapa Adnan.

"Iya nih, lihat-lihat aja, kamu jago banget naik kudanya, bisa dong ajari" Kata Adnan.

"Gampang tinggal atur, asal semua mata pelajaran saya dapet A." Jawab Humaira sambil tertawa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!