NovelToon NovelToon

Tirai Kasih Di Bumi Cendrawasih

Part 1

Fajar nampak menyingsing dari celah pepohonan di pegunungan Jayawijaya di puncak Mandala. Lembah Baliem masih diselimuti kabut dan embun,hawa dingin terasa menusuk tulang. udara segar di awal pagi ini. Zaheera merapatkan resleting jaket yang dikenakannya untuk olahraga lari pagi,sudah menjadi kebiasaannya sejak bertugas didaerah Lembah Baliem ini memulai pagi dengan lari pagi,menyusuri pinggir lembah sambil menyapa warga lokal yang sedang memulai aktifitas pagi mereka,seperti bertani, berternak dan memancing. beberapa warga lokal nampak memanen ubi jalar dan sayuran. mereka menyapa Zaheera dengan ceria.

"Ibu suster,sudah lari pagi rupanya..." sapa Bapak Yohanes.

Zaheera menyambut sapaan itu dengan senyuman

"Iya bapak Yohanes,saya baru selesai lari pagi, hari ini panen bapak banyak yaaa" ucap Zaheera lagi

"Iya Bu suster, ini ubi jalar sangat enak untuk dimasak dan dimakan untuk sarapan pagi, nanti akan ku suruh Amande mengantar ke rumah Bu suster yaaa" ucap Bapak Yohanes lagi dengan tawa kecil

"Ohhh... terimakasih bapak Yohanes" ucap Zaheera

"Saya pamit bapak,saya kembali dulu ke rumah" ucap Zaheera kemudian.

Lalu beranjak pergi, dengan langkah santai seraya menikmati matahari pagi yang cerah. tiga tahun lamanya dia bertugas ditempat ini, menjadi tenaga kesehatan, menikmati suasana sejuk Lembah Baliem.

Bukan keputusan mudah bagi Zaheera untuk datang ketempat ini,mengingat dia seorang gadis yang berasal dari salah satu kota besar Makassar.

terlebih kedua orangtuanya yang dengan berat hati melepas Zaheera bertugas ditempat yang sangat jauh terpencil dari kampung halamannya.

Faktanya ini pun sulit bagi Zaheera,namun rasa sakit hatinya yang membuat dia nekat untuk mengasingkan diri menjauh dari hiruk pikuk kota nya.

Flashback on

Lantunan musik masih terdengar dari dalam gedung serbaguna kampus merah. acara ramah tamah perpisahan wisuda alumni kesehatan jurusan S1 Keperawatan masih berlangsung meriah.

Zaheera nampak duduk dikursi sambil mengurut pelipisnya yang terasa berdenyut. bangun di pagi buta untuk berdandan,seharian dengan seragam wisuda dan toga. membuat kepalanya terasa sakit.

"Woiii... kenapa tidak turun joget?!" seru sahabatnya Winda seraya ikut duduk disamping Zaheera

"Kepalaku sakit,malah disuruh joget" ucap Zaheera dengan wajah merenggut.

"Sakit kenapa,baru juga kita lulus kau sudah sakit kepala aja,mikirin nanti kerja dimana,gitu iya?!"

Winda nyerocos bak kaleng kosong

"Menjauh sana,bikin tambah sakit kepala" ucap Zaheera seraya mendorong bahu sahabatnya itu

Winda hanya meringis lalu tertawa kecil melihat wajah bete Zaheera.

"Serius Zah, aku nanya ini ke kamu, setelah ini, apa rencana mu?!" tanya Winda dengan mimik wajah yang berubah serius.

Zaheera mematung sejenak lalu menarik nafas panjang.

"Sesuai rencana semula,aku bakal nikah dengan Kak Rizwan lalu ikut dengannya bertugas di Kalimantan Timur sana" ucap Zaheera

"Wahhh... jauh amat Zah,jarang ketemu kita dong" seru Winda

"Yaellahhh... kan bisa video call Winda, hidup dijaman apa sih kamu" seru Zaheera lagi

"Terus,kapan rencana Kak Rizwan melamar kamu?!" tanya Winda lagi

""Hhhmmm... rencana bulan depan setelah Kak Rizwan cuti pertama di paruh tugasnya" jawab Zaheera.

"Selamat yaaa,bakal calon ibu Persit kau nanti nya ya Zah,bakal tampak cantik kau dengan seragam hijau itu,kau pun bakal nikah dengan acara pedang porah,wahhh... tak sabar aku pengen liat kau mengenakan pakaian adat bugis modern dan Kak Rizwan dengan seragam kebesaran TNI nya" ucap Winda seraya tertawa kecil.

"Aamiin ya Win" ucap Zaheera pelan

Sebenarnya Zaheera sedikit ragu karena sudah satu minggu ini,Rizwan sang calon tunangan tidak memberi kabar apapun. Zaheera gelisah dan takut terjadi sesuatu pada calon tunangan nya itu.

Dua minggu kemudian setelah acara wisuda Zaheera. ponsel Zaheera berdering,nampak nama sahabatnya Winda menari dilayar ponselnya. dengan berlari Zaheera segera meraih ponselnya itu berharap sang calon tunangan lah yang memberi kabar setelah tiga minggu lamanya tidak ada satu pun kabar yang Zaheera terima. melihat nama penelpon,raut wajah Zaheera agak kecewa.

"Hallo" suara Zaheera terdengar tak bersemangat

"Weee... Halooo... Zah,kamu dimana?!" sergap Winda dengan suara melengking.

Zaheera pun refleks menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Ya ampun Winda,aku tidak tuli... ngomong yang pelan." gerutu Zaheera

"Tidak bisa pelan woiii,sudah liat grup alumni SMA NEGERI 1 kita tercinta?!" nyerocos Winda

"Belum,malas baca chat nya,aku tidak punya urusan juga digrup itu Win,sudah ahhh kalau infonya tidak penting,aku tutup,aku sibuk ini" gerutu Zaheera lagi

"Wait... tunggu... baca sekarang Zah,ini info penting,menyangkut masa depan kamu... baca sekarang" pekik Winda

Sambungan telpon pun terputus.

"Ada hubungan apa chat digrup alumni itu dengan masa depan ku... ada ada aja Winda ini" gerutu Zaheera

Karena rasa penasaran juga,akhirnya Zaheera membuka aplikasi hijau itu. mulai mengscroll grup alumni, ada sekitar seratus chat,dengan pelan Zaheera membaca satu persatu chat itu, seketika matanya membelalak kaget,sejenak Zaheera mematung, ada link undangan pernikahan yang dikirim salah satu senior nya Kak Fairuz salah satu senior tercantik di SMA nya,sekarang sudah menyelesaikan kuliah kedokterannya Di kampus yang sama dengan Zaheera. tapi yang membuat Zaheera tertegun, adalah chat salah satu temannya

"Kok Kak Rizwan nikahnya dengan Kak Fairuz, bukannya Kak Rizwan bakal calon tunangannya Zaheera anak IPA 1 itu"

*Deghh...

Dada Zaheera berdegup kencang

"Undangan pernikahan Kak Rizwan dan Kak Fairuz " gumam Zaheera

Dengan jari yang gemetar, dia mencoba mengklik link undangan itu, seketika air matanya jatuh dipipinya yang memerah,dadanya bergemuruh, jantungnya berdebar kencang. ponselnya terjatuh badan bergetar,keringat dingin mengucur di pelipis Zaheera, penglihatan nya buram.

Sang mama yang tak sengaja melihat sang putri pun bergegas menghampiri

"Anakku,ada apa?! Zaheera... kenapa Nak?!" seru ibunya khawatir seraya menangkap tubuh Zaheera yang lunglai nyaris terjatuh dilantai.

Mendengar suara mama nya, Sang kakak ikut menghampiri

"Ada apa ma?!" tanya Zain kakak laki-laki Zaheera

"Mama juga bingung Nak,tiba-tiba Zaheera seperti ini" jawab sang mama dengan nada khawatir.

Ponsel Zaheera berdering,kali ini nama sang calon tunangan yang muncul di layar

"Siapa menelpon?!" tanya sang mama

"Rizwan ini" jawab Zain seraya memungut ponsel itu dari lantai, terlihat retakan halus dilayar benda pipih itu.

Zaheera tidak merespon,hanya air matanya yang mengalir deras.

"Jawab saja" ucap sang Mama kepada Zain

Tanpa buang waktu lagi Zain pun menjawab telpon dari Rizwan itu

""Hallo Bro..." seru Zain

"Ohhh... hallo Bang,saya Rizwan,Zaheera ada?!" tanya Rizwan

Zain menatap Zaheera seolah meminta persetujuan. namun Zaheera hanya memalingkan wajah pertanda penolakan

"Zaheera sedang mandi, ada yang ingin kau sampaikan?!" tanya Zain lagi

"Tolong sampaikan,pamanku akan datang ke rumah kakak untuk menyampaikan sesuatu yang penting" ucap Rizwan pelan

Zain mengerutkan keningnya. ini pasti sesuatu yang rumit,melihat kondisi adiknya yang hampir tak sadarkan diri setelah membaca pesan diponselnya itu.

"Hmmm... baiklah akan kami tunggu" ucap Zain berusaha tenang.

Sambungan telpon pun terputus.

"Ada apa Zah?! kenapa Rizwan mengutus Pamannya,bukan dia sendiri yang datang kesini?!" tanya Zain kepada adiknya itu

Zaheera hanya terdiam,air matanya masih mengalir,matanya nampak membengkak, wajahnya sembab,tidak ada kata yang sanggup dia ucapkan

"Sudahlah,cukup Zain kita tunggu saja utusan keluarga Rizwan itu,apapun yang terjadi, kita harus tetap tenang dan sabar" ucap Sang mama seraya memeluk putri kesayangan nya itu.

Zaheera Azahraa 🥰🥰

Fairuz Ameerah

Rizwan Dirgantara

Part 2

Malam menjelang. utusan keluarga Rizwan pun datang. Paman kandung Rizwan beserta Kakak sepupu laki-laki Rizwan nampak ikut hadir.

"Silahkan Pak" ucap Mama Zaheera dengan ramah dan sopan mempersilahkan para tamunya untuk duduk

"Terimakasih Bu" ucap Paman Rizwan

Lalu duduk diikuti anak laki-laki nya.

"Maaf jika kedatangan kami agak mendadak dan diluar rencana awal yaitu rencana lamaran anak kami Rizwan Dirgantara kepada ananda Zaheera" ucap Paman Rizwan itu pelan

Mama Zaheera hanya terdiam, sudah menduga apa yang terjadi,melihat kondisi putrinya yang syok berat,sudah pasti bukan kabar bahagia yang datang.

Paman Rizwan menarik nafas berat

"Dan,bersama dengan ini,kami menyampaikan pesan dari anak kami Rizwan Dirgantara, tentang rencana lamaran dan pertunangan yang sudah disusun jauh hari bersama ananda Zaheera dengan terpaksa kami batalkan,kami mohon maaf sebesar-besarnya Bu,kami pun sangat menyesal karena harus datang kemari dengan membawa kabar tidak mengenakkan ini" ucap Paman Rizwan lagi

Kali ini mama Zaheera yang menarik nafas berat

diikuti Zain Malik kakak laki-laki Zaheera.

"Jujur saja,kami memang kecewa Pak,mengapa pembatalan ini terjadi,sejak sekian lama Zaheera menantikan Rizwan untuk menunaikan janjinya, melamarnya dan menikahi adik saya ini,tapi setelah waktu yang tidak singkat,Rizwan hanya mampu memberi kabar buruk,bahkan harus mengutus orang lain menyampaikannya, padahal sewaktu Rizwan ingin menyatakan niat serius menikahi adik saya,Rizwan lah yang datang sendiri ke rumah ini" jawab Zain dengan nada sangat kecewa,dadanya bergemuruh.

Mendengar itu,air mata Sang mama mengalir diwajahnya yang sendu.

"Allahuakbar..." lirih Sang mama.

"Sekali lagi maafkan kami Nak Zain dan Ibu Ainun... maafkan Putra kami Rizwan Dirgantara" ucap Paman Rizwan lagi dengan suara ikut tergetar.

Ibu Ainun hanya menyeka air matanya dan berusaha mengendalikan rasa kecewanya

"Baiklah Pak,pesan Nak Rizwan sudah kami terima, sampaikan pula pada Rizwan, tak perlu khawatir kami sudah memaafkan,walau bagaimana pun jodoh tidak bisa dipaksakan, semoga baik Zaheera maupun Rizwan akan menemukan takdir terbaik mereka masing-masing, dan semoga pernikahan Nak Rizwan lancar dan hidup bahagia ya Pak" ucap Ibu Ainun panjang.

Sang Paman terkaget

"Tak perlu kaget Pak,kami sebenarnya sudah mengetahui alasan sesungguhnya pembatalan rencana pertunangan adik saya Dengan Rizwan, tapi sudahlah,mungkin diantara mereka memang sudah tak berjodoh lagi" ucap Zain seolah mengerti akan ekspresi yang ditampakkan oleh Paman Rizwan.

Beberapa menit kemudian Paman dan Kakak sepupu Rizwan pun pamit.

Dibalik pintu kamar,nampak wajah gadis cantik yang kemerahan menahan rasa amarah,sedih dan kecewa. dia meremas ujung mukenanya yang sudah basah oleh air mata yang sedari tadi mengalir. Zaheera menarik nafas berat mencoba menenangkan hati nya

"Allahuakbar" lirihnya

Lalu beranjak ke tempat tidur,membenamkan wajahnya di bantal. tubuhnya tergetar. suara tangisnya terdengar lirih hingga keluar kamar dan didengar oleh sang mama dan kakaknya. senyap, hanya suara tangis lirih Zaheera dan deru nafas panjang mereka yang terdengar.

Satu minggu kemudian

"Assalamualaikum ibu" seru Winda didepan pintu utama

"Waalaikumussalam" jawab Bu Ainun seraya membuka pintu.

"Ibu,apa kabar?!" tanya Winda seraya meraih tangan ibu Ainun dan menciumnya

"Nak Winda,baik,kok lama baru muncul,dari mana aja kamu?!" tanya Bu Ainun seraya membuka pintu lebar.

Winda pun masuk

"Baru pulang dari Jakarta Bu" jawab Winda seraya celingak celinguk

"Mana Zah?!" tanya nya mencari sang Sahabat

"Tuh,di kamarnya sudah satu minggu mengurung diri,ibu kasihan melihatnya,ibu bingung bagaimana cara menghiburnya" jawab Bu Ainun dengan nada sedih

"Hhhmmm... serahkan kepada ahlinya Bu, ibu tenang saja" ucap Winda seraya melangkah kearah kamar Zaheera

Winda mengetuk pintu

"Zah,nih aku Winda,saudara senasib mu, boleh masuk ya,sebentar aja,kangen nih,lama tidak ketemu" ucap Winda

Zaheera menarik nafas panjang

"Masuklah" ucapnya pelan

"Zah..." ucap Winda seraya memeluk Zaheera erat

"Kangen Zah... jangan nangis lagi" ucap Winda

Zaheera hanya mengaguk pelan. wajahnya nampak tirus,pucat,sembab dengan mata bengkak.

"Kamu sudah makan,makan yukkk,aku traktir, ada warung seblak baru buka di jalan Irian,enak lho Zah" ucapnya berusaha menghibur sang sahabat

"Aku tidak lapar Win" jawab Zaheera pelan

"Temani aku makan aja,gimana?!" tanya Winda lagi

"Gofood aja ya,lagi malas keluar aku nya" jawab Zaheera dengan malas.

"Oke..." ucap Winda seraya mengutak-atik ponselnya

"Darimana aja kamu Win?!" tanya Zaheera kemudian,air matanya sudah berhenti

"Dari Jakarta tempat nenek,libur sebentar,sambil cari peluang kerja Zah" jawab Winda

"Kerja?! kerja di rumah sakit maksud kamu?!" tanya Zaheera mulai tertarik

"Hhhmmm... bukan,tapi mengabdi di daerah pelosok Zah" ucap Winda

"Daerah pelosok?!" tanya Zaheera seraya mengerutkan keningnya

"Pa-Pua..." ucap Winda setengah mengeja

Zaheera refleks tertawa seolah lupa dengan kesedihannya. sahabatnya ini memang terbaik untuk urusan menghibur

"Kenapa kamu tertawa?! aku serius ini" ucap Winda

"Eehhh... Ngapain Win,jauh-jauh ke Papua, rumah sakit disini banyak" ucap Zaheera lagi

"Peluang dan gaji besar Zah,dan yang paling asik suasana baru" ucap Winda semangat

"Suasana baru,disana wilayah konflik Win, mau terjun ke medan perang" ucap Zaheera lagi

"Yaellah Zah,kan tidak semua wilayah berkonflik, lagian disana kan ada pasukan tentara dan polisi yamg menjaga,aman lah"

Zaheera menarik nafas berat

"Tentara lagi?! capek urusannya sama tentara Win" gumam Zaheera

Winda menegak liur nya

"Yaaa maaf,aku tidak bermaksud begitu Zah,maaf yeee" ucap Winda seraya memeluk sahabatnya itu.

"Tapi kalau misalkan berminat nih, aku kasi link Kemenkesnya yaaa, kita daftar lewat kementerian kesehatan,waktu pendaftaran masih ada semingguan nih,siapin berkas kamu aja,daftarnya online kok" Ucap Winda lagi

Zaheera tak merespon,hanya termenung.

"Haruskah aku pergi sejauh itu untuk melupakan mu Kak Rizwan?!" lirih Zaheera

Selepas maghrib, Zaheera nampak duduk menatap layar laptopnya. dengan ragu-ragu mencoba mengklik link yang diberikan Winda sore tadi

"Tidak ada salahnya aku mencoba" gumamnya seraya terus mengscroll layar laptopnya, membaca tiap baris penjelasan persyaratan pendaftaran tugas pengabdian tenaga kesehatan itu.

Keesokan harinya, dengan segenap kekuatan hati Zaheera mencoba berdiskusi dengan Sang mama dan kakaknya perihal niatnya bertugas di Papua

"Allahuakbar... jauh sekali Nak" ucap sang mama nampak syok

"Zah,sudah kau pikir dengan matang, Papua itu jauh dek" ucap Kakaknya pula

"Sudah Ma,sudah Kak... aku ingin mencoba suasana baru Ma" ucap Zaheera mantap

"Tapi,kenapa harus Papua Nak?!" tanya sang mama dengan nada khawatir

"Entahlah... Aku hanya ingin ke tempat yang jauh yang sulit membawa ku kembali dengan mudah ke tempat dimana aku merasa sakit dan hancur ma" jawab Zaheera pelan

"Yaaa... kalau memang kau sudah begitu yakin, silahkan kau jalani, kakak tidak akan melarang mu Zah,tapi ingat tanggungjawabnya besar, bertugas ke Papua itu,bukan sekedar ajang coba-coba, disana betul-betul niat bertugas mengabdi dan satu hal lagi,kau akan sangat jauh dari mama dan kakak,apa kau sanggup?!" cecar Zain kepada adiknya

Zaheera menarik nafas panjang

"In Shaa Allah,Zah siap Kak,asalkan mama merestui Zah" ucap Zah seraya bersimpuh didepan sang mama,dan merebahkan kepalanya ke pangkuan sang mama

"Ya Allah anakku,mama sangat menyayangi mu Zah... mama tidak tega melepas mu ke tempat yang jauh itu Zah,mama bakalan rindu kamu Nak" ucap sang mama menangis seraya memeluk erat Zaheera

"Maafkan Zah ya ma,mama bersedih karena Zah, maaf Zah ya Kak" ucap Zah seraya memeluk balik sang mama dan kakaknya

Akhirnya dengan segala keberatan hati sang mama dan kakaknya. Zaheera pun berangkat ke Papua. setelah menyelesaikan administrasi dan segala hal nya, Zaheera pun terbang ke Bumi Cendrawasih.

Winda Permatasari

Zain Malik

Part 3

Zaheera berangkat ke Papua dengan diantar sang mama yang tak berhenti menangis, sebaliknya sang kakak berusaha tenang

"Tidak perlu takut, kakak sudah menghubungi teman kakak disana,beliau bertugas di Papua sebagai penjaga perbatasan,namanya Lettu Rizky Irmansyah, beliau sudah bertugas lama disana, dan sudah sangat paham situasi disana, beliau sudah tahu kedatangan mu, semoga kamu bertugas dekat dengan tempat beliau yaaa" ucap sang Kakak memberi semangat kepada Zaheera

"Baik kak,terimakasih kak" ucap Zaheera

"Ma,Zaheera berangkat yaaa, jaga diri mama, jaga kesehatan,Zaheera akan kembali menjenguk mama yaaa" ucap Zaheera memeluk erat mamanya

"Kamu yang jaga diri disana ya Nak... mama sayang Zah,mama bakal rindu sama Zah" ucap mamanya seraya memeluk Zaheera erat

Akhirnya setelah drama panjang dengan sang mama. pesawat yang membawa Zaheera pun terbang tinggi membawa harapan dan asa Zaheera menuju Bumi Cendrawasih.

Flashback off

Disinilah Zaheera berada dirumah tugas yang merangkap Pustu (Puskesmas Pembantu) satu-satunya pusat layanan kesehatan yang ada di Lembah Baliem ini. tak terasa waktu bergulir tiga tahun dirinya mengabdi ditempat ini. tempat yang sangat indah jauh dari hiruk pikuk manusia kota. tempat yang sejuk,damai dan teduh. warga lokal yang sangat ramah. tidak hanya tenaga kesehatan yang ditugaskan ditempat ini, guru,polisi dan TNI pun ada ditempat ini.

Suara ketukan pintu yang cukup keras membuyarkan lamunan panjang tentang masa lalu Zaheera.

"Ibu suster" suara Amande terdengar menggaung memanggilnya

"Yaaa Amande, kau tunggu sebentar yaaa" ucap Zaheera seraya meraih kotak cokelat diatas meja dan melangkah keluar lalu membuka pintu

"Ibu suster,bapak beri saya tugas mengantarkan ini ubi jalar ke rumah sini" ucap bocah lelaki yang berumur tujuh tahun itu.

Kulitnya hitam legam dengan rambut keriwil tapi senyumnya yang sangat manis.

"Baik Amande,ibu suster terima ubi nya ya, sampaikan terimakasih kepada bapak Yohanes yaaa" ucap Zaheera lagi

"Ibu suster... " ucap Amande ragu-ragu

Zaheera paham maksud Amande,ingin meminta cokelat sebagai imbalan jasanya mengantar ubi jalar itu.

"Ada apa Amande? kau bilang saja tak perlu ragu" ucap Zaheera tersenyum

"Itu ibu suster" ucap Amande seraya menunjuk tangan Zaheera yang menggenggam cokelat

Zaheera tertawa kecil melihat tingkah bocah lelaki ini.

"Baiklah,ini untuk mu" ucap Zaheera seraya mengulurkan cokelat itu ke tangan Amande. dengan tersipu malu Amande meraih cokelat itu

"Terimakasih ibu suster cantik" suara Amande menggaung menjauh

Zaheera hanya tersenyum lebar

"Amande lagi?" tanya Winda yang nampak keluar membawa beberapa kertas.

"Iya,seperti biasa bapak Yohanes mengirimkan hasil panen lagi,kali ini ubi jalar" ucap Zaheera seraya membuka bungkusan karung itu

"Wah... banyak sekali" gumamnya

"Enak buat kolak, terus akan kubagikan untuk Dokter,guru dan pak polisi dan pak TNI di sebelah" gumamnya lagi seraya menyeret karung berisi ubi jalar itu masuk ke dalam rumah

"Zah... aku berangkat ke posko pusat dulu ya, sudah di tunggu sama pak polisi ini" seru Winda

"Oke" jawab Zaheera singkat

Karena posisi nya saling bertetangga dengan pos polisi dan pos TNI serta sekolah pembangunan jadi membuat mereka saling akrab,jika ada keperluan di kabupaten cukup minta antar sama pak polisi atau pak TNI.

Waktu telah menghapus jejak trauma Zaheera terhadap polisi dan TNI. bukankah tidak semua dari mereka itu jahat. Zaheera pun perlahan mantap move on berusaha bangkit walau hatinya masih tertutup rapat untuk tamu yang ingin mengetuk pintu itu. diantara polisi dan tentara yang bertugas itu pun ada satu dua orang yang sudah pernah berusaha menaklukkan hati sang ibu suster tapi berakhir dengan penolakan halus.

Dan yang lucunya,disetiap penolakan Zaheera selalu terselip kata "Aku sudah punya Kapten penjaga hati" entah siapa Kapten itu, Zaheera pun tidak tahu,dia hanya asal menjawab.

Seminggu setelah pemilu ini,kondisi Lembah Baliem agak ramai. petugas polisi dan TNI nampak lalu lalang meningkatkan penjagaan.

"Kak Rizky" seru Zaheera kepada Lettu Rizky Irmansyah teman sang kakak,

Selama tiga tahun ini,sang Lettu lah yang menjaga Zaheera sesuai permintaan khusus Zain Malik sang kakak.

Lettu Rizky Irmansyah adalah kepala tim anggota TNI yang bertugas menjaga wilayah Lembah Baliem ini. dengan sepuluh anggotanya yang siaga selalu demi keamanan Lembah Baliem.

"Ada apa Zah?" jawabnya seraya mendekat

Nampak lengkap dengan seragam kebesarannya dan membawa senjata

"Wahhh... Pak Lettu abis bertugas nih?!" tanya Zaheera

"Iya,abis oper shift dengan Serda Yusuf" jawabnya seraya melepas kacamata hitamnya

"Nih minum dulu air putihnya" ucap Zaheera seraya mengulurkan gelas berisi air dingin

"Kulkasmu sudah bagus Zah?" ucap Pak Lettu setelah menyesap air dingin itu hingga tak bersisa

 "Iya Kak, kak Rizky hebat lho bisa jadi mekanik dadakan,bikin kulkas rusak berfungsi kembali" ucap Zaheera sambil tertawa kecil

"Namanya juga kepepet Zah... kita di pegunungan begini harus selalu siaga dan siap dengan segala kondisi yang mungkin terjadi,termasuk kulkas rusak mu itu" jawab Lettu Rizky seraya tersenyum tipis

Mendengar itu Zaheera tertawa kecil mengingat kondisinya saat panik mengetahui kulkas satu-satunya rusak. dia pun berlari menuju ke pos tentara meminta bantuan.

"Pemilu sudah selesai ya kak,tapi masih kelihatan sibuk wara-wiri ini" ucap Zaheera lagi

"Iya Zah,kami ditugaskan mengawal kotak suara menuju kota Kabupaten, baru semalam tiba" ucap Lettu Rizky lagi

"Semangat ya kak,demi keamanan negara kita" ucap Zaheera lagi

"Ohhh yaaa,tunggu biar tambah semangat aku beri hadiah yaaa" ucap Zaheera seraya berdiri dan berlari kecil masuk ke dalam rumah

Tak lama kemudian dia keluar lagi dengan panci yang agak besar,dia membawanya agak kesusahan

Melihat itu Lettu Rizky segera menghampirinya

"Ini apa Zah?!" tanya Lettu Rizky heran seraya meraih panci itu

"Wah... lumayan berat ini,isinya apa?!" tanya Lettu Rizky lagi

"Kolak kak Rizky, tadi pagi dapat kiriman lagi dari bapak Yohanes ubi jalar satu karung, aku bikin kolak aja, sudah kubagikan ke para guru dan pak polisi,dan sisanya buat kak Rizky beserta anggota yang belum" ucap Zaheera seraya tersenyum lebar

"Wahhh... terimakasih Zah... hebat juga kau rupanya,bisa masak kolak ubi" ucap Lettu Rizky seraya tertawa lebar.

"Baiklah,panci mu aku bawa yaaa... kebetulan nanti malam posko kami bakal kedatangan tamu penting Zah" ucap Lettu Rizky sambil mengangkat panci itu

"Tamu penting?! siapa Kak?!" tanya Zaheera

Namun Lettu Rizky sudah keburu menjauh, tak mendengar ucapan Zaheera.

"Mungkin tambahan anggota dari pusat komandonya ya" gumam Zaheera

Sebuah mobil nampak singgah didepan rumah

Winda turun dari mobil

""Terimakasih pak Brigpol" ucap Winda seraya melambaikan tangan ke arah polisi yang mengemudikan mobil itu

"Wahhh... sama siapa tuh?! Brigpol Wisnu ya?!" tanya Zaheera menggoda sahabatnya itu

"Tidak perlu reseh Zah... profesional aja itu, kami kebetulan bertemu di posko pusat, Pak Wisnu juga bawa laporan,ya sudah aku ikut pulang nya lah,kan lumayan" ucap Winda lagi

"Iya iya... yang paling profesional,besok-besok jatuh cinta beneran,aku ketawa nya paling kencang lho yaaa" ejek Zaheera lagi

"Terserah... masa bodoh,aku mau mandi" ucap Winda cuek seraya melangkah masuk ke rumah.

Diikuti Zaheera yang tertawa lebar melihat tingkah Winda.

Malam hari yang sunyi,terdengar suara mesin mobil yang cukup keras.

"Mungkin itu tamu yang dimaksud Kak Rizky" gumam Zaheera seraya mengintip dibalik gorden jendela nya

Mobil itu nampak singgah didepan pos TNI dan nampak turun seorang pria dengan seragam TNI lengkap dengan baret merah nya.

Siapakah dia?!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!