Zaidan menatap tajam kearah langit malam yang nampak indah dengan bertabur banyak bintang dan rembulan sebagai penghias nya , Sudah begitu lama Zaidan tak menikmati pemandangan seperti ini dikarenakan lelaki itu yang begitu sibuk dengan pekerjaan nya .
Bagi nya pekerjaan adalah nomor satu dari hal apapun jangan kan sekedar bersenang senang meluangkan waktu untuk keluarga nya saja iya tidak sempat .
Kerja ....Kerja ....Kerja ... itulah yang ia pikirkan tak ada waktu memikirkan hal lain itulah sebab nya ia tak pernah menjalin hubungan dengan yang namanya perempuan .
Walaupun banyak wanita yang mengantri untuk menjadi kekasih nya namun Zaidan sama sekali tak minat akan hal itu , Bagi lelaki itu perempuan adalah mahkluk yang merepotkan selain ibu dan adik nya tentu nya .
Dan kini ia harus menanggung masalah karena sikap acuh nya terhadap perempuan itu . Sang ibu terus mendesak nya untuk menikah sedangkan ia sangat tak minat untuk menikah .
Sudah berapa kali Zaidan jelaskan pada sang ibu bahwa ia tak mau menikah tapi sang ibu tak mengerti dan malah mau menjodohkan nya .
Kedua adiknya pun mendesak nya untuk menikah terutama Zaino , karena lelaki itu ingin segera menikahi kekasihnya nya dan lelaki itu tak mau melangkahi Zaidan sebagai kakak nya .
Karena Zaidan tak kunjung menemukan jodoh nya akhirnya adik nya itu menyerah dan menikah lebih dulu , Dan kini sang adik perempuan nya pun akan menikah juga dengan lelaki yang tak sengaja ia temui .
Lelaki itu telah menyelamatkan adik nya dari insiden pemerkosaan dan karena sang ayah yakin bahwa itu lelaki baik maka ia menyuruh lelaki itu untuk menikahi sang adik , dan lelaki itu pun tak menolak nya sama sekali .
Kini Zaidan sendiri yang belum memiliki pasangan dan itu membuat hatinya sedikit tak tenang karena desakan dari kedua orang tuanya .
Di hela nya nafas Zaidan panjang ,Merasa lelah akan beban di pikiran nya yang saat ini tengah menumpuk .
" Andai menikah itu tak ada , pasti semuanya akan mudah . " pikir Zaidan , tapi bagaimana mungkin itu terjadi karena kenyataan nya menikah itu adalah kewajiban yang harus ia lakukan sebagai umat Islam .
" Pusing gue jadinya . " teriak Zaidan sendiri di balkon kamarnya lalu lelaki itu memasuki kamar dan meraih handphone milik nya .
Dilihat nya layar handphone itu banyak sekali pesan dan panggilan dari beberapa perempuan yang berusaha mendekati nya , di abaikan begitu saja oleh Zaidan lelaki itu lebih memilih menyalakan laptop nya dan mulai berkerja .
" Ah gue gak bisa fokus " ucap Zaidan masih kepikiran dengan omongan ibunya , Karena merasa gak bisa fokus Zaidan pun memutuskan untuk menghubungi teman sekaligus asisten nya di kantor .
" Halo Ray ..." ucap Zaidan ketika telvon telah tersambung .
" Halo juga pak bos ada apa nih telvon gue malem malem ?" tanya Ray di sebrang sana .
" Temenin gue ngopi sekarang ,gue tunggu gak pakai lama . " ucap Zaidan tanpa bisa di ganggu gugat . Belum sempat Ray menjawab telvon itu telah di matikan oleh Zaidan .
.....
....
....
....
Ray dengan terburu buru keluar dari mobil nya dan bergegas memasuki rumah Zaidan ia sangat paham sifat bos nya itu ,Sedikit saja ia telat maka kelar sudah semua urusan .
" Eh nak Ray , ada apa ?" tanya Zahara menghentikan langkah Ray . Ray menggaruk tengkuknya yang tidak gatal kemudian tersenyum lembut ke arah Zahara.
" Anak Tante yang manggil Ray katanya mau ngajakin ngopi . " jawab Ray membuat Zahara menggelengkan kepalanya pelan .
" Anak itu gak tau waktu aja, ganggu aja kerjaannya . " ucap Zahara membuat Ray tersenyum maklum
" Gapapa kok tan lagian Ray nya lagi gak sibuk juga . " ucap Ray berbohong . Sebenarnya tadi ia sedang sibuk bermesraan dengan sang istri tapi gara gara Zaidan semuanya hancur .
" Ya bukan begitu Ray kamu kan punya istri. pagi sampai sore kamu kan kerja ada waktunya buat istri ya cuma kalau malem doang tapi Zaidan malah ganggu waktu kamu sama istri kamu . Maafin anak Tante ya Ray dia emang begitu orang nya mungkin karena dia belum menikah jadi dia gak ngerti posisi kamu . " ucap Zahara tak enak hati pada Ray karena Zaidan terus saja mengganggu waktu Ray .
" Tak apa Tante Ray paham kok posisi bos galak itu . " ucap Ray membuat Zahara terkikik karena merasa omongan Ray ada benar nya juga .
" Siapa yang galak ?" tanya Zaidan yang tiba tiba telah berada di hadapan mereka . Ray yang melihat kehadiran sang bos hanya bisa cengengesan sementara Zahara hanya tersenyum simpul .
" Menurut kamu siapa ?" tanya Zahara membuat Zaidan menatap tajam Ray . sedangkan yang ditatap hanya bisa menunduk takut.
" Jangan banyak ngomong ayo ." ajak Zaidan meninggalkan Zahara dan Ray sendirian . Ray hendak beranjak menyusul Zaidan namun Zahara mencegah nya .
" Kamu nasehatin dia ya Ray kalau bisa soal nya Tante udah kepengen punya cucu dari Zaidan . " ucap Zahra membuat Ray tersenyum ia tau kekhawatiran ibu teman nya itu.
" Tante tenang saja Ray pasti nasehatin dia dengan baik , tapi soal nurut enggak nya itu terserah dia . Tante tau kan dia itu seperti apa keras kepala nya minta ampun . " ucap Ray ada benarnya karena memang Zaidan adalah orang yang sangat keras kepala .
jika ia bilang A maka hasil nya harus tetap A dan jika ia bilang B maka hasilnya harus tetap B . Lelaki itu sangat memegang omongan nya jadi Ray tak mau menjanjikan sesuatu pada Zahara .
Dan Zahara pun paham maksud Ray karena sifat sang anak yang kadang membuat ia jengah juga . Sampai sampai ia berfikir dulu saat hamil Zaidan ia ngidam apa sampai anak nya punya sifat seperti itu .
" Ray cepet gak atau besok kamu lembur aja . " teriak Zaidan membuat Ray kelabakan .
" Ya udah ya Tante Ray pamit dulu macan nya udah mau ngamuk itu di depan . " ucap Ray di iyakan Zahara . Lelaki itu mencium tangan Zahara sebelum pergi kemudian berlalu menyusul Zaidan .
Zahara hanya mampu menatap punggung Ray yang semakin menjauh dalam benak nya ia berandai andai andaikan Zaidan seperti Ray yang nurut dan sopan pada orang tua pasti Zahara bakal bahagia banget .
Zaidan memang orang yang cuek saking cuek nya sampai ia acuh terhadap sekitar nya terlihat dari kelakuan nya tadi jangan kan mencium tangan nya , Pamit padanya pun tidak .
Mengingat itu sering kali membuat Zahara merasa bersalah apakah ia telah gagal mendidik anak nya . Entahlah Zahara tak tau yang ia tau ia hanya bisa berdoa semoga sifat sang anak akan berubah suatu saat nanti .
.....
....
.....
.....
...
...
...
..
***Bagaimana menurut kalian ....bagus gak prolog nya .
jika bagus tolong tekan tombol jempol nya dan vote sebanyak banyak nya ya ..
sekian terimakasih*** .
Mobil sedan putih milik Zain melaju dengan kencang nya membelah jalanan malam yang begitu lengang . Sementara di samping kemudi Ray menatap was was ke arah jalan nan .
Yang dirasakan pria itu saat ini adalah rasa takut namun tak berani untuk membuka mulut nya .
" Em bisa gak bos pelan pelan bawa mobil nya " usul Ray seraya menatap Zaidan takut . Namun Zaidan hanya tersenyum simpul ia malah semakin kencang mengendarai mobil nya dan Ray hanya bisa memejamkan mata seraya berdoa semoga semua nya akan baik baik saja .
" Udah sampai loe mau tutup mata terus apa ikut gue ke dalem ?" tanya Zaidan membuat Ray membuka matanya , benar saja mobil yang ditumpangi nya telat berhenti tepat di sebuah cafe .
Zaidan yang melihat Ray hanya diam pun tak mempedulikan teman nya itu . Lelaki itu berjalan acuh meninggalkan Ray dan masuk ke dalam cafe tersebut .
" Bos tunggu in " ucap Ray yang melihat punggung Zaidan semakin menjauh . Lalu Ray berlari menyusul Zaidan memasuki cafe dan duduk di hadapan Zaidan .
Nafas lelaki itu tak beraturan karena berlari begitu kencang nya . Zaidan menatap jengah pada sahabat nya itu .
" Langsung saja sebenarnya ada masalah apa sampai bos ngajak ngopi malem malem begini ?" tanya Ray setelah mengatur nafas nya terlebih dahulu .
Zaidan tak menjawab dan lebih memilih memesan 2 gelas kopi dan beberapa cemilan untuk nya dan untuk Ray . Sedangkan Ray hanya bisa menunggu jawaban dari bos nya itu .
" Gue lagi bingung ?" ucap Zaidan dingin .
" Bingung kenapa ?" tanya Ray dengan wajah keheranan nya .
" Mama nyuruh gue nikah terus "
" Ya udah nikah aja ." ucap Ray menjawab kegelisahan Zaidan dengan enteng nya . dan hal itu membuat Zaidan menatap Ray dengan pandangan membunuh . Sekarang Ray merasa terpojok ia telah salah mengucap kan kata kata .
" Em ... maksud gue kenapa gak loe turutin aja maunya Tante kan demi kebaikan loe juga "ucap Ray membuang muka nya ke arah makanan dihadapan nya . Lelaki itu tak mau bertatapan dengan bos yang menyeramkan itu .
" Loe pikir mudah ?, loe tau sendiri gue bukan tipe orang yang suka menjalin hubungan dengan yang namanya perempuan . " ucap Zaidan sedikit emosi karena nasehat yang diberikan Ray .
" Lalu loe mau nya gimana dan ?, loe gak bisa terus selamanya begitu bagaimanapun loe harus menikah dan apa loe gak kasian sama Tante Zahara ?, setiap hari dia nyuruh gue buat bujuk loe agar loe mau nikah . Dia sangat kawatir sama loe setidak nya loe pikirin deh perasaan Tante jangan pikir Rin masalah loe doang . " ucap Ray pelan pelan ia takut jika perkataan nya akan membuat Zaidan marah namun kekhawatiran nya tak terbukti karena Zaidan hanya diam memikirkan semua perkataan nya .
" Semua orang punya masalah dan bukan loe doang loe lihat gak cewek berkerudung biru yang lagi ngalamin itu pasti dia banyak masalah ." ucap Ray menunjuk seorang perempuan yang kebetulan tak begitu jauh dari tempat mereka duduk .
" Dari mana loe tau ?" tanya Zaidan ikut menatap wanita berkerudung itu dengan pandangan tajam .
" Ya gue tau karena sedari tadi dia duduk disitu sambil ngalamun pandangan nya kosong . " ucap Ray tak dijawab oleh Zaidan . lelaki itu masih menatap wanita yang saat ini muka nya tak terlihat begitu jelas itu.
" Seperti gadis itu loe juga punya masalah sendiri . Masalah loe adalah loe gak berusaha buka hati loe untuk perempuan dan seperti loe Tante Zahara juga punya masalah sendiri yaitu ia kawatir dengan keadaan anak nya yang tak kunjung menikah . Bagaimana pun orang tua ingin yang terbaik untuk anak nya begitu pula dengan Tante Zahra jadi loe jangan mikirin diri loe sendiri pikirin juga dong perasaan Tante Zahara . " ucap Ray membuat Zaidan mengalihkan pandangan nya .
Lelaki itu menatap wajah Ray sekilas kemudian menyeruput kopi nya kembali . Ray hanya bisa mengelus dadanya sabar mengingat sifat sahabatnya nya yang amat acuh dan cuek itu .
....
....
...
...
Dilain sisi Seorang perempuan tengah menatap jalanan malam di hadapannya meski terhalang keca transparan namun ia dapat merasakan ke ramai an di jalanan tersebut .
Pemandangan itu sedikit menghiburnya dari beban pikiran yang menumpuk . Cinta dan bayangan apa yang ia alami kemarin terus saja terbayang di dalam fikiran nya .
Dirinya merasa putus asa mengingat ia yang tak seperti dulu lagi . Dirinya bukan gadis suci lagi melainkan gadis kotor yang bersembunyi di balik jilbab nya .
Cinta yang selama ini ia harapkan justru harus ia kubur dalam dalam mengingat cinta nya memilih cinta yang lain dan mengingat ia yang kotor dan tak pantas untuk bersanding dengan cinta nya lagi .
Namun ia tak akan menyerah ia harus mendapatkan cinta nya kembali meski ia tak pantas untuk itu . Segala cara akan ia lakukan untuk mendapatkan cinta nya .
Cinta yang ia pendam selama bertahun tahun . Cinta yang tak mampu ia ucapkan dan utarakan karena mengira ada dinding persaudaraan yang tak mampu ia tembus .
Namun kini Diding itu runtuh karena ia tau bahwa cinta nya bukanlah saudara kandung nya melainkan sudara angkat nya . Oleh karena itu ia memutuskan untuk mengejar cinta nya meski halangan lain muncul dihadapannya .
Ia tak perduli yang terpenting ia akan terus berusaha hingga ia mendapatkan cinta yang ia harapkan itu .
Mengingat itu senyum muncul dibibir ranum gadis berkerudung itu . Semangat baru telah hadir dalam hatinya yang sedikit merasa putus asa .
" Tunggu saja kak akan aku buat kamu jadi miliku kembali . kita akan bersama selama nya meski aku tak pantas untuk bersama kamu . " ucap gadis itu tersenyum sendiri .
Mungkin orang di sekitar nya akan menganggap nya gila karena berbicara sendiri dan tersenyum sendiri namun ia tak perduli . Yang ia pedulikan sekarang adalah bagaimana caranya membuat cinta nya kembali memperhatikan nya .
Tangan gadis itu meraih vas yang berisi bunga mawar di depan nya . Di ambil nya bunga itu dan diperhatikan nya dengan sesama .
" Bunga yang indah sayang nya ada duri yang menghalangi keindahan nya . " ucap gadis itu lirih . Mungkin orang yang mendengar perkataan nya akan setuju dengan omongan gadis itu namun maksud dari perkataan gadis itu bukan lah itu , dalam hati gadis itu berkata .
"Seperti bunga ini aku akan menjadi duri dalam hubungan mereka tak akan aku biarkan mereka bersatu sampai kapanpun. " begitulah kira kira isi hatinya . Jahat memang namun ia melakukan semua itu hanya demi mendapatkan secuil rasa cinta dari orang yang ia sayangi .
Dimatanya Cinta tak akan pernah salah .
....
....
....
...
...
...
***yang penasaran siapa nih sama kelanjutan ceritanya jika kalian penasaran tolong like dan vote sebanyak banyak nya ya ....
terimakasih*** .
Zaidan menatap 2 orang yang saat ini tengah sama sama mendiamkan satu sama lain dengan heran ia beranggapan bahwa kedua orang itu tengah dirundung masalah . Bukan hanya dirinya yang beranggapan seperti itu tapi ayah dan ibunya pun sependapat dengan nya.
Setelah cukup lama Zaidan diam menatap keduanya yang kini telah beranjak menuju kamar mereka yang kebetulan tak jauh dari meja makan berada .
" Mereka ada masalah apa ya mas ?" tanya Zahara kepada Suaminya yang tak lain dan tak bukan adalah Ayah dari Zaidan .
" Entahlah mas juga gak tau ." jawab lelaki setengah baya itu seraya masih menyantap makanan nya dengan lahap .
" Belum sebulan mereka menikah tapi udah saling mendiamkan begitu sebenarnya masalah apa yang menimpa mereka sampai mereka berubah drastis begitu ." batin Zaidan penasaran dengan masalah yang menimpa rumah tangga sang adik.
Melihat itu Zaidan semakin yakin untuk tidak menikah . Dirinya beranggapan bahwa menikah akan membuat kepalanya pusing karena nantinya pasti ada saja masalah yang datang dan tentu nya merepotkan .
Karena rasa sayang nya kepada sang adik akhirnya Zaidan pun memutuskan untuk menyelidiki masalah yang menimpa sang adik . Jika masalah itu di sebab kan oleh suami adiknya maka ia tak akan tinggal diam .
Dari kecil hingga besar ia selalu berusaha untuk melindungi adiknya dari masalah apapun Mungkin karena dia seorang kakak yang harus menjadi pelindung untuk kedua adik nya .
Dari kedua adiknya Zaila lah yang paling ia sayang karena hanya zaila lah adik perempuan satu satunya . Zaidan paling tak suka jika melihat adiknya menangis apa lagi bersedih .
Oleh karena itu ia akan menyelidiki apa yang membuat Zaila dan suami nya bertengkar . Setelah menghabiskan makanan nya dan meminum segelas jus yang telah di siapkan Zahara untuk nya . Zaidan pun bergegas ke kamar nya tanpa omongan sepatah kata pun .
" Astaghfirullah anak itu tak pernah berubah selalu saja tak mau pamit pada orang tua nya . " gerutu Zahara kesal melihat kelakuan Zaidan .
" Biarkan saja nanti juga dia bakal ngerti kalau sudah menjadi orang tua seperti kita . " bela Faiz menanggapi Omelan Zahara .
" Kapan juga dia jadi orang tua mas , nikah aja gak mau padahal dia anak pertama seharusnya dia yang nikah lebih dulu dari pada kedua adik nya, lha ini malah sebaliknya . "
" Sabar saja mungkin dia belum ketemu sama jodoh nya kalau udah ketemu pasti dia bakal nikah kok , kamu jangan terlalu memikirkan hal itu nanti malah kamu yang sakit . " tutur Faiz kawatir akan kondisi sang istri yang selalu memikirkan tentang Zaidan .
" Ya mas aku tau tapi yang namanya orang tua pasti kepikiran anak nya gak mungkin enggak . Seberapa acuh pun aku sama anak pasti ujung ujung nya kepikiran juga . "
Faiz hanya diam tak menyahut ataupun membantah omongan Zahara karena lelaki itu tau ia tak akan menang berdebat dengan sang istri . Dari dulu hingga sekarang sang istri lah yang selalu menang dalam setiap perdebatan mereka .
....
....
....
....
...
" Gue gak mau tau loe harus cari tau ada masalah apa di antara mereka . " ucap Zaidan dingin pada seseorang di sebrang telvon sana.
" Tapi bos itu masalah rumah tangga mereka gak seharusnya loe cari tau . " jawab Ray yang pusing akan kemauan Zaidan . Pasal nya teman sekaligus bos nya itu memintanya untuk menyelidiki masalah yang menimpa adik bos nya dan suami nya .
" Gue gak perduli . Kalau loe gak mau ya udah gue cari aja yang lain toh temen gue bukan loe doang . " jawab Zaidan keras kepala .
" Bukan gue gak mau bos cuma gue kawatir kalau ketahuan sama zaila nanti dia bakal marah . "
" Itu urusan gue yang penting loe fokus aja cari tau ada masalah apa di antara mereka . "
Menyerah itulah yang dilakukan Ray ia tak bisa membatah bos nya yang keras kepala itu . Percuma saja ia memberikan saran jika bos nya itu hanya mengambil keputusan sesuai keinginannya sendiri.
" Ukey gue bakal lakuin . " ucap Ray pada akhirnya .
" Nah gitu dong . "
" Tapi sebagai imbalan nya loe kasih libur gue dong selama seminggu . Gue butuh waktu buat liburan bersama istri dan anak gue masak gue kerja terus gak ada libur nya sama sekali . " Protes Ray karena selama ini ia tak pernah libur di hari libur sekalipun ia tetap masuk . Apa lagi mengambil cuti , ia termasuk karyawan teladan dan tentu nya karyawan terpercaya dari Zaidan .
" Ukey gue kasih tapi setelah loe berhasil cari tau tentang mereka. Kalau loe gagal gue bakal kasih loe lemburan yang banyak sampai loe gak bisa tidur , gimana loe setuju dengan tawaran gue ?" tanya Zaidan tersenyum simpul. Pria itu sangat senang melihat teman nya sengsara.
" Ukey gue setuju ." ucap Ray tersenyum masam tetap saja ia menjadi pihak yang dirugikan akan misi yang di berikan Zaidan . Selalu saja seperti itu .
" Ya udah gue tutup dulu telvon nya ya ...Gue tunggu informasi selanjutnya dari loe ." ucap Zaidan hanya di balas gumaman saja oleh Ray .
Ray menatap telvon nya yang telah padam . rasa kesal menyelimuti hatinya . Ingin rasanya Ray berhenti dari pekerjaannya dan mencari pekerjaan yang lain .
Tapi ia tak tega pada Zaidan meskipun pria itu menyebalkan dan menyusahkan tapi bagaimanapun ia adalah teman nya yang menurutnya paling baik .
Saat ia tak mempunyai pekerjaan dulu Zaidan lah yang memberikan pekerjaan padanya. Meski ijazah nya hanya tamatan SMA tapi Zaidan memberikan posisi tertinggi di perusahaan pria itu ya itu sebagai asisten pribadinya .
Mungkin bagi orang yang belum mengenal Zaidan ia akan menganggap Zaidan adalah orang yang kejam dan tak berperasaan tapi sebenarnya Zaidan itu orang yang baik meski sifat nya sedikit cuex dan menyebalkan .
" Kalau aja loe rubah sikap loe itu dan pasti loe bakal jadi lelaki yang sempurna tapi sayang kayak nya loe gak bisa . " ucap Ray menatap telvon nya dengan pandangan kasian .
Sementara itu Zaidan tersenyum menatap layar telvon nya . Ia yakin sahabatnya Ray itu bisa di andalkan cepat atau lambat pasti ia akan mengetahui ada masalah apa antara Zaila dan Zain .
" Kamu tenang aja la gak akan aku biarkan kamu terluka . Akan aku buat hidup kamu bahagia meski dengan cara kasar sekalipun . " ucap Zaidan menatap foto nya dan sang adik yang terpajang di atas meja kamar nya .
Foto itu memperlihatkan 3 sosok wajah kecil mungil saat Zaidan ,Zaino dan Zaila masih kecil . Kini 3 Wajah itu telah berubah menjadi dewasa meski begitu kasih sayang mereka akan tetap sama tak akan berubah sampai kapanpun.
....
....
...
...
...
...
...
...
.......
***Segini dulu besok baru di lanjut lagi ....mohon dukungan kalian ya ....
Jangan lupa vote dan like nya . rekomendasi kan cerita ini ke teman teman kalian ya ...
terimakasih*** .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!