NovelToon NovelToon

SERUPA

ke Kalimantan

Pagi ini Mela sedang paking pakaian nya ke dalam koper, karena hari ini di sekolahnya mengadakan pendakian dan kemping di sebuah gunung yang ada di kalimantan selatan. yang mana gunung tersebut banyak di kunjungi oleh orang- orang pecinta alam.

"Mel....!! sudah siap belum" panggil mama Rita mama Mela dari bawah dengan setengah berteriak

"iya ma ini udah selesai!!" jawab Mela dengan teriak pula

Mela pun keluar dari kamarnya dan menuruni setiap anak tangga, hingga akhirnya ia sampai di bawah dan langsung menghampiri sang mama

"kamu yakin sayang ikut ke pendakian ke kalimantan, kalimantan itu jauh sayang dari jakarta" ucap mama Rita khawatir

"yakin dong ma.. kapan lagi kan aku Ikut kemping begini di masa SMA, apa lagi kan sebentar lagi juga kenaikan kelas dan lulusan ma" ucap Mella dengan sangat yakin

"ya sudah kalau kamu sudah yakin, cuma mama pesan sama kamu jangan sembrono di tempat baru ya sayang, jaga sikap apa lagi kalimantan juga merupakan tempat yang kental akan budaya dan hal mistik nya. " ucap mama Rita mengingatkan sang anak semata wayang nya itu

"iya ma, pasti Mella ingat selalu pesan mama" jawab Mela sembari memeluk ibunya itu

"ya sudah kita sarapan dulu, nanti kamu di antar papa ke sekolahnya" Rita pun menggandeng Mella menuju meja makan

"sudah siap Mel" tanya papa Bagas papa Mella

"sudah pa" jawab Mella dan kemudian duduk di kursinya

"ya sudah kita sarapan dulu " ucap papa Bagas

mereka pun memulai sarapan pagi dengan tenang tanpa bersuara. tak lama Mella sudah mengakhiri acara sarapan paginya ia hanya makan sedikit karena sudah di buru-buru waktu

"ayo pa, aku takut telat nanti sampe sekolahnya" ajak Mella terburu-buru

"kamu udah selesai makannya" tanya mama Rita kepada putrinya itu

"udah ma, takut telat nanti" ucap Mella yang kini memakai topi dan sweater yang ia ikat di lehernya, kemudian meraih ranselnya yang berisi perlengkapan kemping dan juga pakaian serta keperluan lainnya

"ya sudah kalian hati-hati di jalan, terutama kamu Mella ingat pesan mama" ucap mama Rita mengingatkan kembali

"iya ma, beres ya udah Mella pamit ya. Assalamualaikum" Mella mencium tangan mamanya itu dan memeluk sebentar

"waalaikumsalam" jawab mama Rita setelah melepas pelukan putrinya itu

"ma, papa antar Mella dulu ya"papa Bagas mencium pucuk kepala sang istri dan tak lupa mama Rita pun mencium punggung tangan suaminya itu

"iya pa, Hati-hati" mama Rita mengantarkan keduanya hingga ke teras depan

setelah masuk ke dalam mobil Mella pun membuka setengah kaca jendelanya dan melambaikan tangan kepada sang mama dengan senyuman yang mengembang di bibirnya. mama Rita pun membalas lambaian tangan anaknya itu

ada rasa khawatir yang menyelimuti mama Rita, karena ini kali pertama putrinya itu ada kegiatan sekolah hingga keluar kota yang cukup jauh , biasanya kegiatan hanya di sekitar pulau jawa saja seperti bandung. namun kali ini harus menggunakan pesawat untuk sampai di tempat tujuan

...****************...

Kini mobil yang di kendarai pak bagas pun sampai di halaman sekolah, Mella turun begitupun pak Bagas

"pa, Mela berangkat ya" Mella menyalami papanya itu

"iya sayang, Hati-hati. jangan sampai terpisah dari rombongan dan tetap jaga adab di tempat baru" peringat papa nya

"iya pa pasti" jawab Mella dengan tersenyum

"Mell" panggil suara seseorang dari kejauhan. Mella pu menengok ke arah sumber suara kemudian ia melambaikan tangan ke arah teman-temannya

"Pa, Mella ke temen-temen ya? " pamit Mella kemudian menyalami kembali papanya itu

"ya sudah, papa juga mau kembali ke kantor" tak lupa seperti biasanya pak Bagas mencium kening putri tunggalnya itu

Mella pun langsung berlari ke arah teman teman-teman nya dengan tas ransel yang sudah berada di bahunya, sesekali Mella melambaikan tangan ke arah sang papa yang sudah mulai meninggalkan sekolah

"hallo guys" sapa Mella ketika sudah sampai ke ketiga sahabatnya itu

"wih.. penampilan loe beda baget Mell" ucap Rena

"beda gimana? " tanya Mella bengong sembari melihat penampilannya

"ya beda lah, biasanya kan yang di pake seragam mulu kalo di sekolah. hahaha" Rena tertawa sementara ke tiga sahabat nya yang lain hanya menatap dan kemudian menoyor kepala Rena

"garing tau gak" ucap Tika geleng-geleng kepala

"tau nih orang lagi sarap kayanya" Vivi ikut mencibir

"hehe.. ya udah yuk kita langsung ke bus nya, yang lain udah pada masuk tadi udah di suruh masuk soalnya" ajak Rena kemudian

Mella dan yang lainnya pun mengikuti Rena masuk ke dalam Bus yang sudah di sewa oleh pihak sekolah untuk mengantar mereka ke bandara. saat ini yang di sewa ada tiga Bus karena kebanyakan tidak ikut serta mungkin karena perjalanan kali ini keluar pulau. sehingga para orang tua banyak yang melarang, dan ada juga yang malas untuk ikut serta karena tidak suka mendaki.

"nah Mell kita duduk di bangku ke empat ya" Rena menunjuk kursi penumpang yang ada di barisan ke empat

"oke" Mella pun langsung menempati tempat duduknya di sebelah Rena

Mella memilih duduk di dekat jendela karena ia ingin menikmati suasana saat di perjalanan.

sementara Tika dan Vivi berada di kursi ketiga ya itu di depan mereka berdua

"Mell.. " Rena menyenggol lengan Mella mengguankan sikutnya

"kenapa Ren" tanya Mella yang tadi sedang asyik melihat ke luar yang di mana para teman-teman seangkatan dengan dirinya mulai memasuki Bus masing-masing

"gue kok deg-degan ya, ini kali pertama gue ke luar pulau" ucap Rena sembari meremas jemari tangannya sendiri

"udah santai aja, selama kita jaga sikap, adab, dan sopan santun di sana pasti bakalan aman-aman aja. percaya deh" jawab Mella meyakinkan

"Hum.. " Rena mengangguk kemudian menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi penumpang

"baik anak-anak, perjalanan akan segera kita mulai. untuk itu sebelum kita berangkat mari kita berdo'a sesuai dengan agama dan kepercayaan nya masing-masing. berdo'a di mulai" ucap salah satu guru pembimbing mereka yang bernama ibu Tuti

mereka semua pun menundukan kepala sembari berdo'a sesuai dengan agama dan kepercayaan mereka masing-masing.

"berdo'a selesai" ucap ibu Tuti

"baik lah anak-anak, karena perjalanan kita kali ini adalah keluar pulau jawa, maka ibu meminta kepada kalian ketika kita nanti sampai di sana maka kalian jaga sikap kalian, karena setiap daerah itu memiliki aturan nya masing-masing. kalian faham" lanjut ibu Tuti menasehati

"paham buuuu" jawab seluruh murid yang ada di dalm Bus itu

tak berapa lama Bus pun mulai berjalan dengan perlahan, Bus yang di tumpangi Mella berada di barisan ke dua. mereka mulai riuh dengan bernyanyi dan juga ada yang memberikan persembahan kata-kata mutiaranya. namun di Bus yang di tumpangi Mella lebih banyak yang menyanyi untuk mengisi kesunyian.

perjalanan

 Kini mereka semua sudah berada di dalam pesawat yang akan mengantarkan rombongan menuju Kalimantan selatan.

"Mell... Kira-kira nanti di sana gimana ya, yang gue tahu Kalimantan itu masih banyak hutannya" tanya Tika saat ini mereka duduk berempat

"gue juga gak tahu sih, kan gue belum pernah ke sana. gimana sih loe" jawab Mella ia kini membetulkan posisi duduknya menjadi setengah tidur

"iya juga ya" Tika menggaruk kepalanya sendiri yang tak gatal

"lagian pertanyaan loe aneh-aneh aja Tik" tutur Vivi yang kini tengah asyik makan camilan sementara Rena sudah menuju alam mimpi sejak tadi

tanpa di sadari oleh Mella, ada sepasang mata yang kini tengah menatap ke arah dirinya. namun itu di sadari oleh Tika yang tanpa sengaja menatap ke arah seseorang yang tengah memperhatikan sahabatnya itu yang kebetulan duduk bersebrangan dengan mereka

dan saat menyadari ada yang menyadari tatapannya orang itu pun langsung memalingkan lagi tatapannya ke depan.

Tika pun langsung menyenggol lengan Mella yang saat itu sudah setengah sadar karena ia sudah memejamkan matanya.

"Mell" panggil Tika dengan menyenggol lengan Mella

"apasih Tik, gue ngantuk pengen tidur" Mella mengomel karena tidurnya terganggu

"ih Mella bangun dulu, elo sadar gak sih elo tadi di perhatiin seseorang" Tika masih mencoba membangunkan sahabatnya itu dengan suara berbisik

"bodo ah.. gue ngantuk" namun Mella tak mau mendengarkan Tika

"ck dasar lu" Tika mendengus dan kemudian menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

...****************...

Setelah perjalanan memakan waktu satu jam kini semua rombongan telah sampai di tempat tujuan.

"Haahhh.. akhirnya sampai juga, lumayan jauh juga ternyata ya " Mella merentang kan tangannya untuk meregangkan otot-otot yang kaku karena duduk terlalu lama

"iya badan gue pegel semua" Rena kini berdiri di samping Mella dengan membawa ranselnya

"Anak-anak semua kumpul " panggil ibu Tuti selaku perwakilan dari para guru yang bertanggung jawab atas pendakian ini

"eh itu bu Tuti udah manggil tuh, yuk cepet ke sana" Vivi menarik lengan Tika dan mereka semua pun langsung mengikuti

"apakah semua sudah kumpul" tanya ibu Tuti setelah semua siswa kumpul di luar bandara

"sudah buuuu" jawab semua siswa yang hadir

"baik kalau begitu, silahkan pak tyo" ibu Tuti mempersilahkan Pak Tyo selaku ketua penanggung jawab atas pendakian ini

"baik terimakasih bu. Anak-anak semua nanti kita akan menaiki bus untuk sampai ke tempat tujuan, bapak harap kalian semua bisa jaga sikap ketika kita sampai di tempat tujuan nanti, dan juga bapak minta jangan sampai ada yang terpisah dari rombongan nanti. kalian harus selalu bersama-sama.mengerti anak-anak" peringat pak Tyo

"ngerti Pakkkk" jawab seluruh siswa yang ikut dalam rombongan

"oke sekarang kalian masuk ke dalam Bus masing-masing, kita langsung ke tempat tujuan sebelum gelap" ucap pak Tyo lagi

dan semua siswa pun masuk ke dalam Bus yang sudah di beri tanda sesuai dengan pembina mereka masing-masing

saat masuk ke dalam Bus entah kenapa perasaan Mella tak enak, ia merasa seprti ada seseorang yang memperhatikan, ia melihat ke sana kemari namun tidak menemukan siapa pun

"Mell... Mell" panggil Rena yang membuat Mella pun terlonjak mendengar panggilan Rena

"ya kenapa Ren" tanya Mella bingung

"elo ngapain malah bengong, ayo masuk" Rena menarik lengan Mella masuk ke dalam Bus

sesampainya di dalam Bus Rena mencari tempat yang masih kosong namun sayang tinggal hanya ada dua kursi kosong di kursi ke empat dan ke lima, di mana sudah ada yang mengisi di masing-masing kursi

"yah gimana Mell, kita gak bisa duduk bareng dong" Rena menatap Mella dengan tatapan lesu

"ya udah sih gak papa, gue di belakang loe di depan ya" Mella langsung berjalan ke kursi barisan ke lima

"tapi Mell.. " Rena berjalan cepat menyusul sahabatnya itu

"udah sih, cuma beda bangku doang kita masih deket juga" ucap Mella yang kini sudah sampai di kursi kosong

di mana di sebelahnya sudah ada yang menduduki, seorang lelaki, dengan memakai Hoodi dan topi yang kini tengah memakai earphone di telinganya dan tak mempedulikan ke hadiran Mella. Lelaki dengan wajah tampan, kulit kuning langsat, hidung yang tidak terlalu mancung khas warga indonesia.

"permisi " sapa Mella namun tak di hiraukan oleh lelaki itu

"aduh kok diem aja ya, eh itu kupingnya pake sumpel ya. pantes gak denger" gumam Mella

"kenapa Mell " tanya Rena yang sudah duduk terlebih dahulu di kursi depan

"gak papa, udah duduk diem anteng loe di situ jangan kemana-mana" jawab Mella

kemudian ia memberanikan diri menyentuh bahu lelaki itu agar melihat ke arah dirinya. dan benar saja lelaki itu pun mendongak dan melihat ke arah Mella

"maaf boleh gue duduk di sini" tanya Mella dengan sopan karena dia tidak kenal dengan lelaki itu mungkin dari kelas lain

"hm.. " jawab lelaki itu hanya dengan deheman saja

"emm.. tapi gue mau duduk di deket jendela, elo gak keberatan kan" ucap Mella lagi karena jujur saja Mella lebih suka duduk di samping jendela

"ya.. " jawabnya singkat

"thanks ya" ucap Mella

mereka pun berpindah posisi lelaki itu menggeser duduk nya di kursi sebelah sementara Mella masuk dengan melewati lelaki itu dan kemudian ia duduk di kursi dekat jendela di samping lelaki tak di kenal bersamanya.

setelah Mella duduk Bus pun perlahan mulai melaju meninggalkan bandara dan akan membawa mereka ke tempat tujuan.

Mella merasa perjalanan nya kali ini sangat sepi karena Rena yang biasanya cerewet duduk terpisah dari nya, sementara Tika dan Vivi mereka berada di barisan duduk paling depan sehingga tak ada biang gosip yang Mella dengar.

"elo Mella Milia Anggraini anak kelas X 2 " tanya lelaki itu tiba-tiba yang membuat Mella pun terkejut dan langsung menatap lelaki di sampingnya ini

"iya, kok loe tau" tanya Mella bingung

"semua angkatan kelas X pasti kenal loe" jawab lelaki itu santai dengan masih menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi

"emm.. kalo boleh tau nama loe siapa" tanya Mella dengan mengulurkan tangannya tanda perkenalan

"gue Marvel Darel Bastian, panggil aja Marvel" jawab lelaki itu yang bernama Marvel dengan menyambut tangan Mella

"hmm.. elo di kelas berapa, kok gue gak pernah liat loe sebelumnya ya" tanya Mella karena baru pertama kali ini ia melihat Marvel

"itu karena elo gak pernah perduli sekitar, gue kelas X 2" jawabnya

"yah.. gue emang gak terlalu suka ngurusin hal gak penting. " ucap Mella karena memang dia malas mengurusi hal-hal tak penting berbeda dengan ketiga sahabatnya yang selalu saja update berita terbaru yang kebanyakan adalah cerita cowok-cowok yang mereka kagumi.

"sampai elo gak tahu tentang seseorang yang selalu ikut sama loe " ucap Marvel kemudian ia memejamkan matanya

"maksud loe apa" tanya Mella bingung

"nanti juga loe tahu sendiri" bukan nya menjawab Marvel seolah memberi teka teki yang membuat Mella bingung

namun bukan Mella namanya jika dia tidak masa bodo dengan semua itu, Mella yang melihat Marvel memejamkan mata, ia pun ikut memejamkan matanya berniat untuk istirahat barang sebentar sebelum mereka sampai tujuan.

Sosok Nida

selama dalam perjalanan Mella tak sadar jika kepalanya menyandar di bahu Marvel, sedangkan Marvel yang sedari tadi hanya sekedar memejamkan mata tanpa tidur itu pun merasakan sesuatu menyentuh bahunya.

ia melihat ke bahu kirinya ternyata Mella tertidur menyandar di bahunya. Marvel hanya sekedar menatap gadis cantik berbulu mata lentik, beralis tebal, hidung sedikit mancung dan bibir mungil itu tanpa berniat membangunkannya.

Marvel menatap gadis itu dengan tatapan begitu dalam. ia membiarkan gadis itu tidur di bahunya, dan tanpa di duga di sisi dekat jendela ada seseorang yang tengah berdiri membuat Marvel menengok ke arah seseorang itu. ia menatap dari bagian kaki namun terlihat kaki gadis itu mengambang, sudah di pastikan oleh Marvel bahwa gadis itu bukan lah manusia

terlihat tangannya yang pucat seolah tak ada darah yang mengalir di dalam tubuhnya, gadis itu memakai gaun selutut berwarna abu-abu, Marvel semakin penasaran kemudian ia menatap wajah gadis itu yang berambut pendek sebahu, sejenak Marvel terpaku merasakan sesuatu

ia merasa wajah gadis itu sangat mirip dengan Mella, meski hanya di bagian anggel tertentu saja.

"ternyata kamu yang selama ini aku lihat selalu bersama Mella" ucap Marvel dalam hati

"mengapa wajah mu begitu mirip dengan Mella, apakah kalian kembar? " tanya Marvel lagi, tak ada ketakutan sama sekali di wajahnya karena ia sudah terbiasa dengan semua itu sedari kecil, bisa di bilang Marvel memiliki indra ke enam. dan ia sudah terlatih dan terbiasa sedari kecil

"aku bukan kembarannya. karena aku terlahir jauh sebelum Mella ada" jawab sosok itu

"siapa nama mu? " tanya Marvel

"nama ku Nida " jawab sosok itu yang ternyata Nida

"apakah selama ini Mella menyadari itu? " tanya Marvel karena jujur ia merasa penasaran, karena selama ini setiap ia memperhatikan Mella dari jauh gadis itu terlihat tak terganggu sama sekali dan terlihat normal-normal saja seperti yang lainnya

"dia tidak menyadari ke hadiran ku karena dia tidak seperti mu yang dapat melihat sosok seperti ku, namun ia memiliki kepekaan terhadap sekitarnya. dan saat di usianya genap tujuh belas tahun kepekaan itu akan meningkat sempurna" ucap sosok yang serupa dengan Mella

Marvel mengangguk faham, kemudian ia terdiam tak lagi bertanya kepada sosok Nida. namun Nida menyampaikan sesuatu kepada Marvel jika nanti sudah sampai di tempat tujuan

"tolong jaga Mella jika sudah sampai di tempat tujuan, dan peringatkan teman-teman mu yang lainnya jangan sesumbar di tempat baru" ucap Nida memperingati

"kalian harus hati-hati" ucap Nida lagi sebelum ia menghilang

Marvel yang hendak menanyakan pun tidak jadi karena Nida sudah menghilang dari pandangannya.

"huh... malah udah ngilang aja itu setan" Marvel pun menyandarkan kepalanya di sandaran kursi

ia melihat ke arah teman-teman nya ada yang tidur dan juga ada yang sibuk ngobrol dan ada yang main game. suasana tak seramai saat berangkat tadi mungkin karena lelah dalam perjalanan yang lumayan jauh.

Marvel melihat ke arah Mella yang masih nyenyak dalam tidurnya, sesekali gadis itu hanya membetulkan posisi tidurnya tanpa mengubahnya.

"gadis misterius yang gak pernah peduli sekitar, bahkan dia gak tahu kalau selama ini dia di ikutin sama orang yang mirip banget sama dia. " gumam Marvel ia mengangkat tangannya untuk membetulkan anak rambut dari Mella

"andai gue bisa gini terus sama elu Mell" gumamnya lagi

namun tiba-tiba Bus berhenti dan Mella mulai menggerakan badannya, Marvel pun buru-buru menurunkan tangannya lagi

"udah sampek ya" Mella menggerakan tubuhnya, matanya masih menyipit menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina

"echem" ia menetralkan tubuhnya saat melihat pergerakan Mella

"eh sorry, gue gak sengaja" ucap Mella kala menyadari kepalanya yang bersandar pada bahu Marvel

"hmm" Marvel hanya berdehem tanpa menjawab

ibu Tuti pun kemudian memberitahukan bahwa mereka telah sampai di tempat tujuan dan mereka nanti akan langsung melakukan pendakian setelah makan siang sebelum matahari tenggelam.

"baiklah anak-anak kita sudah sampai di tempat tujuan, karena sudah pukul dua siang jadi kita makan siang dulu sebelum melakukan pendakian" ucap ibu Tuti dan semua murid pun mulai berhambur keluar dengan mengantri

dan Marvel pun langsung menyelempangkan tas ransel di bahu kanan nya dan beranjak dari tempat duduknya, sementara Mella hanya terdiam terpaku melihat punggung Marvel

"echm... " suara deheman Rena menyadarkan Mella

"ngeliatin apa Mell" tanya Rena menengok kanan kiri

"gak ada, ya udah yuk. itu si Tika sama Vivi mana" tanya Mella sembari keluar dari tempat ia duduk dan menyelempangkan tas kecil yang ia khususkan untuk menyimpan posel dan alat make-up nya.

"udah duluan mereka turun, kan mereka duduk paling depan" jawab Rena dan berjalan keluar dari Bus

"dasar tu mereka gak setia kawan banget" sungut Mella dengan mengikuti Rena di belakangnya

mereka berdua pun keluar dari Bus dan di belakangnya pun masih ada yang lainnya

"hufff... hahhhh... akhirnya kita sampai juga" Mella menarik nafas menghirup udara dan membuangnya

"hello guys.. " terlihat Tika dan Vivi menghampiri kedua sahabatnya itu

"nih tas elo berdua" Vivi menyerahkan ransel yang berisi peralatan kemping ke pada Mella dan Rena

"thanks... kenapa kalian ninggalin kita sih gak setia kawan banget" omel Rena

"yee.. kita keluar duluan juga kan ngambilin tas elu berdua.. udah yuk ah kita makan siang dulu" Tika langsung menggeret lengan Mella dan Rena menyusul yang lainnya untuk makan siang.

ke empatnya pun kini sudah duduk di meja pojok depan. mereka makan di sebuah warung yang memang sudah lama berjualan di terminal itu, tidak ada restoran atau kafe karena tempat itu dekat dengan jalur pendakian

"elo mau pesen apa biar gue pesenin" ucap Vivi menawarkan

"emm... ini menunya soto banjar, bakso, mie ayam. gue mau coba yang soto banjar deh, kapan lagi kan ke kalimantan makan makanan sini " ucap Mella yang memilih soto

"terus kalian apa" tanya Vivi ke Rena dan Tika

"sama deh gue kaya Mella" jawab Rena

"gue juga samain" Tika pun ikut memesan menu yang sama

"minumnya seperti biasakan es jeruk" tanya Vivi lagi dan ketiganya pun mengangguk

setah itu Vivi pun memesan maknan dan minuman sesuai pesanan mereka tadi. dan Vivi pun kembali ke tempat duduknya mereka kini tengah menunggu pesanan mereka datang

namun terlihat ke empat cowok tengah menghampiri meja mereka, dan membuat ke empat cewek itu pun menatap ke arah para lelaki yang kini sudah berada di depan meja mereka

"hai girl, boleh kita gabung" tanya seorang lelaki dengan paras bule, bermata coklat, hidung mancung dan berkulit putih

"Brayen...bo..leh, boleh aja. duduk aja lagian masih luas ko" jawab Vivi antusias meski sedikit tergagap karena baru kali ini dia menatap idola sekolah sedekat ini

ya ke empat lelaki itu adalah idola di sekolah terdiri dari Brayen Setyo Wiguna biasa di panggil Brayen lelaki keturunan indonesia belanda lelaki berparas tampan pecinta basket , kemudian ada Raditya Firmansyah biasa di panggil Radit keturunan indonesia tulen tanpa campuran tak kalah tampan dari Brayen, Radit memiliki lesung pipit di pipi nya kulit kuning langsat dan terlihat manis saat tersenyum

dan di sebelah Radit yang kini duduk di kursi berhadapan dengan Tika bernama Andra Alamsyah biasa di panggil Andra memiliki kulit putih, mata sipit, dan juga wajah bak oppa korea karena dia memang memiliki darah campuran ayahnya merupakan orang korea sementara ibu orang indonesia.

dan terakhir ada Marvel Darel Bastian lelaki yang tadi duduk bersama dengan Mella yang tak kalah tampan dari ketiga sahabatnya yang lain, meski tak memiliki kulit putih namun ketampanannya tak berkurang sama sekali. kulit kuning langsat, alis tebal, bola mata hitam dan tegas, hidung yang tidak terlalu mancung, dan memiliki gigi gingsul di bagian kiri jika tersenyum menambah ketampanannya. Marvel merupakan ketua tim basket di sekolah dan banyak di idolakan semua cewek yang berada di sekolah dan ia pun memiliki indra ke enam atau biasa di sebut indigo dan itu tidak di ketahui oleh orang lain, hanya keluarga dan sahabatnya saja yang mengetahui itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!