NovelToon NovelToon

The First And Last Love (Revisi)

Kecelakaan

"Guys, kayanya kita bakal lama lagi deh buat ketemunya" celetuk Intan tiba-tiba.

Kai dan Al mengerutkan keningnya "kenapa? emang lo mau kemana, ntan?" tanya Kai.

"Engga kemana-mana sih, tapi kayanya gue bakal sibuk deh" jawab Intan seadanya, karena Intan lun bingung kenapa dirinya harus berbicara seperti itu.

"Yaudah deh gue pulang duluan ya" Pamit Intan kepada kedua sahabat nya.

"Iya"

"Bye"

"Hati-hati" Jawab kedua sahabat Intan.

"Sip" Jawab Intan dan mengangkat jempolnya.

"Lo ngerasa ada yang aneh engga sih Al dari si Intan?"

"Firasat gue engga enak, Kai" jawab Al.

"Sama, tapi semoga aja engga terjadi sesuatu deh sama Intan" ucap Kai menenangkan dan Al menganggukkan kepalanya.

***

"Hem... Hem... Hem..." Senandung Intan dalam hati mengikuti irama lagu.

Intan yang sampai saat ini belum menyadari bahwa dirinya sudah diikuti sejak dirinya keluar dari cafe oleh seseorang dalam mobil, masih asik dengan musik yang sedang ia putar.

"Ko gue jadi engga enak perasaan gini ya?" Gumam nya dalam hati. Karena tak ingin kepikiran, Intan kembali bernyanyi sambil mengendarai mobil nya.

"Btw itu mobil siapa ya? Ko dari tadi ngikutin gue terus" monolog Intan ketika tersadar bahwa ada mobil yang mengikutinya.

"Ah apa cuma perasaan gue aja kali ya" sangkalnya.

Tin... Tin... Tin... bunyi klakson yang selalu dibunyikan oleh mobil yang mengikuti Intan sedari tadi, Intan yang merasa risih menjadi tidak fokus dalam mengendarai mobil dan akhirnya mobil Intan pun hilang kendali dan mobilnya masuk kedalam jurang.

"Aaaaa..... " Teriak Intan dalam mobil.

"Mama, papah, tolong Intan" Lirih nya.

Dan..

Bom... Mobil yang dikendarai oleh Intan pun meledak.

***

"Bos, mobil nya meledak" Ucap salah seorang Pria yang membawa mobil.

"Bagus, kita pasti akan mendapatkan bayaran besar setelah memberikan kabar yang sangat baik" Jawab Pria satunya sambil tersenyum. Kemudian mengambil ponsel di dalam saku celananya untuk menghubungi seseorang yang menyuruhnya.

Via telpon

Pria suruhan : Hallo bos. Wanita itu sudah jatuh ke jurang dengan kondisi mobil yang meledak.

? : Apakah dia mati?

Pria suruhan : Iya bos, dia pasti akan mati, sebab mobilnya pun hangus terbakar

? : Kerja yang bagus. Cepat kalian tinggalkan tempat itu dan jangan sampai ada jejak yang tertinggal

Pria suruhan : Baik bos

Tuut.

"Ayo kita tinggalkan tempat ini"

"Baik bos"

***

Di rumah yang cukup megah dan mewah terdapat wanita yang cantik tetapi cerdik sedang tersenyum penuh kemenangan dengan apa yang baru saja ia dapatkan, mendapat kabar tentang kematian dari orang suruhannya membuat dirinya tertawa terbahak-bahak.

"Hahahahaha, sungguh malang sekali nasib mu"

"Akhirnya tamat lah sudah riwayat mu Intan, dengan begini aku yang akan menikah dengan Miko. Pria yang sangat aku cintai yang kau rebut dariku" Ucapnya dengan penuh amarah.

Dia adalah Mona, Mona Mahardika adik kandung dari Intan Pratiwi Mahardika. Mona yang sangat terobsesi kepada Miko, membuat matanya di butakan oleh cinta, Mona menganggap Intan sebagai penghalang antara dirinya dan juga Miko, padahal kenyataanya Miko lah yang sangat menyukai Intan.

Intan sendiri tidak pernah merespon Miko sedikit pun. Karena Intan masih menunggu pria dari masa lalu nya yang sudah mengucapkan janji bersama, yang tak lain adalah Rifal Putra Permana. Intan yang enggan untuk membuka hati, karena bayang-bayang Rifal selalu saja memenuhi otaknya.

***

Jurang

"To.... Tolong... To... Long" teriakan lemah dari Intan. Tetapi tidak ada siapapun yang mendengar, Intan pun mulai memejamkan matanya, karena ia sudah merasa sangat lemah dan tidak bertenaga lagi.

Flashback On

"Mamah, papah tolong" Lirih Intan dengan masih berusaha menyelamatkan dirinya dengan mencoba membuka pintu mobilnya.

"Kenapa jadi begini" Ucapnya lagi. Setelah susah payah, akhirnya pintu mobil bisa di buka oleh Intan, Intan pun membuang dirinya keluar dari mobil.

Dan

Bom.. Mobil Intan pun meledak.

Flashback Off

***

2 jam kemudian sudah banyak warga yang berdatangan ke tempat kejadian. Warga menelusuri mobil milik Intan yang sudah hangus terbakar. Sampai 1 warga menemukan Intan dan membawanya ke atas untuk di bawa kerumah sakit. Mereka pun mulai memberhentikan mobil untuk di mintai bantuan.

"Hey ada satu korban, dia masih hidup" Teriak salah satu warga yang melihat Intan.

"Ayo bawa dia ke atas, kita harus cari bantuan" Ucap warga yang satunya lagi, dan mereka pun berusaha membantu Intan.

***

Sudah sampai satu jam berlalu, tidak ada satu pun orang yang mau membawa Intan kerumah sakit. Sampai akhirnya ada satu mobil yang kembali di berhentikan oleh warga.

"Pak... Pak.. Pak...tolong berhenti sebentar pak, tolong bantu kami. Ada korban kecelakaan pak"

Mobil itu pun berhenti dan orang yang ada di dalam pun menjawab "Mari pak saya bantu, tolong masukan saja korbannya ke dalam mobil saya, biar saya bawa ke rumah sakit terdekat"

"Allhamdulilah, akhirnya ada juga yang mau menolong wanita ini. Terimakasih ya pak, sekali lagi terimakasih"

"Iya pak sama-sama. Mari pak saya permisi dulu"

"Iya pak, hati-hati ya pak. Ini dompet korban"

"Baik pak"

Setelah 1 jam perjalanan, akhirnya sampai juga di rumah sakit terdekat di kota tersebut. Pria tersebut langsung menggendong tubuh Intan dan membaringkan tubuhnya ke Brankar.

Intan di periksa oleh dokter di ruang UGD. Beberapa menit kemudian selesai sudah pemeriksaan terhadap Intan.

"Keluarga korban" Panggil dokter.

"Ah iya saya dok keluarganya" Jawab pria tersebut.

"Maaf pak sebelumnya. Kondisi korban saat ini kritis dan harus segera di pindahkan keruang ICU"

"Baik dok, segera pindahkan keruang ICU, berikan perawatan yang terbaik, saya akan membayar semuanya berapapun itu"

"Baik saya akan memindahkannya, tetapi bapak harus segera membayar registrasi dan melengkapi biodata pasien"

"Baik dok saya akan membayar dan mengisi biodata pasien, lakukan semaksimal mungkin, dok"

"Baik pak, itu sudah menjadi tanggungjawab kami. Kalau begitu saya permisi dulu" Ucap dokter tersebut dan Pria itu pun menganggukkan kepalanya.

Dokter pun masuk kembali ke dalam ruangan tersebut dan segera memerintahkan agar pasien di bawa ke ruang ICU. Pria itu pun membayar semua tagihan rumah sakit dan mengisi biodata Intan.

"Intan Pratiwi Mahardika putri dari Fello Mahardika. Apakah dia adalah wanita yang selama ini aku cari? Apakah dia Intan wanita ku, wanita masa kecil ku, wanita cerewet ku?" Gumam pria tersebut.

Rifal, dia adalah Rifal Putra Permana cinta pertama Intan, yang sampai sekarang masih selalu mengisi seluruh hati dan pikiran Intan.

"Gelang itu, ya tadi perempuan itu memakai gelang yang sama dengan yang dulu pernah aku berikan kepada Intan" Sambung Rifal.

"Apakah di benar Intan? Aku harus menghubungi keluarganya" Lanjut Rifal.

Rifal pun menelepon keluarga Intan untuk memberitahukan bahwa Intan sedang berada di rumah sakit. Rifal pun menunggu kedatangan keluarga Intan di depan ruang ICU sambil menunggu dokter keluar dari ruangan itu.

"Permisi pak"

"Iya pak"

Rifal?

"Pasien sudah di tangani, kesempatan untuk hidup dan tidak itu 50:50 pak, jika 2x24 jam ia sudah sadar bisa langsung di pindahkan ke ruang rawat inap, jika pasien belum sadar juga, terpaksa kami harus melepaskan semua alat bantu pernapasannya"

"Baik dok terimakasih"

2 jam berlalu, keluarga Intan pun tiba dirumah sakit langsung menuju ruang ICU. Rifal pun yang melihat tuan Fello terkejut, berarti apa yang ia pikirkan dari tadi benar bahwa wanita yang ia tolong adalah wanita yang selama ini dia cari keberadaan nya.

"Tuan Fello?"

"Iya tuan? Apakah anda yang menolong putri saya?" Jawab tuan Fello.

"Ia saya yang menolong putri anda"

"Terimakasih banyak tuan...?" Kata tuan fello menggantung, karena ia tidak tahu siapa pemuda ini

"Rifal"

"Rifal Putra Permana, tuan" lanjutnya

Tuan Fello yang mendengarnya membukatkan matanya "Rifal? Ap... Apakah kau... Anak dari Tuan Permana?"

"Iya benar"

"Ah Rifal, terimakasih nak sudah menyelamatkan Intan"

"Bagaimana keadaan Intan sekarang, nak?" Sambung mama Intan.

"Hem.."

"Kenapa nak? Ada apa dengan Intan?"

"Kata dokter, kesempatan untuk hidup dan tidak nya 50:50 tante. Kalau Intan tidak sadar selama 2x24 jam terpaksa alat pernafasan Intan harus di lepas" Kata Rifal lirih sambil menundukan kepalanya.

Sang mama yang mendengarnya merasa hilang arah "Paah anak kita paah.. Kenapa bisa jadi seperti ini" ucapnya sambil tak kuasa menahan tangisnya.

"Sabar mah, ini ujian untuk kita" ucap papah Intan dengan mencoba untuk menenangkan Sang istri.

"Yang sabar tante, Rifal yakin Intan akan sadar tan, Intan anak kuat"

"Iya mah, benar apa yang dikatakan oleh Rifal, Intan anak kuat"

"Anak ku paah"

"Mah tenang, Intan butuh dukungan kita, kita engga boleh sedih, kita harus bantu Intan untuk sadar kembali, kita engga boleh lemah, mah"

"Mamah mau masuk ke dalam pah, mamah mau lihat keadaan Intan"

"Tapi, mamah engga boleh sedih kalau udah di dalem"

"Iya pah, mamah berusaha untuk kuat" ucapnya dengan mencoba menghapus air matanya yang tak kunjung berhenti.

"Yaudah ayo kita masuk"

"Rifal, om dan tante masuk dulu ya"

"Iya om"

***

Di dalam ruangan

"Intan anak mamah, ko kamu jadi seperti ini nak? Kamu harus kuat ya nak, mamah dan papah menunggu kamu disini" ucap mama Intan

"Iya ntan, kamu harus kuat. Apa kamu tau yang menolong mu itu siapa? Dia Rifal nak, pria yang selama ini kamu cari, dia sudah kembali. Kamu harus segera sadar ya nak, agar kamu bisa melihat dia lagi, dia sekarang sudah menjadi pria yang tampan dan tangguh, nak" Lanjut papa Intan.

"Mamah tau, kamu kuat sayang" ucap sang mamah sambil kembali terisak.

Papah yang melihat itu mencoba untuk menenangkan sang istri dengan mengusap lembut punggung istrinya "sabar mah" ucapnya dengan mencoba untuk kuat.

"Mama yakin, kamu pasti denger 'kan nak?"

"Ayo sayang, kamu harus kuat. Kamu harus sadar, kamu tau 'kan kalau kita sayang banget sama kamu, nak. Mama harap kamu bisa cepet sadar ya nak, mamah dan papah tunggu kamu"

"Papah dan mamah keluar dulu ya nak, kamu harus segera bangun dari tidur mu" lanjut papa Intan.

"Ayo mah kita keluar, biar Intan beristirahat" Ajak papah Intan.

Sebenarnya intan mendengar semua apa yang di katakan oleh kedua orang tuanya, tapi ia cukup sulit untuk membuka matanya, alhasil ia hanya mampu mendengarkannya saja.

***

Kedua orang tua Intan keluar dari ruang ICU, dan menghampiri Rifal yang sedang duduk termenung.

"Rifal" panggil mama Intan.

"Iya tante?"

"Kami mau pulang dulu sebentar, apa kamu mau menemani Intan?"

"Mau tante. Rifal akan menjaga Intan disini"

"Yaudah kalau begitu tante dan om permisi dulu"

"Iya tante. Hati-hati"

Kedua orang tua Intan pun pergi meninggalkan rumah sakit. Rifal pun masuk ke dalam ruangan tersebut untuk melihat keadaan gadis yang selama ini ia cari. Rifal pun mendekati Intan dan berbicara dengan nya.

"Hay manis. Ini aku Rifal teman masa kecil mu dulu. Kamu kemana saja, ntan? Aku selalu mencari mu kesana kemari tapi aku tidak pernah menemukan mu. Sampai akhirnya kita bertemu dengan kondisi kamu yang seperti ini. Kamu tau aku sangat terkejut ketika mengetahui bahwa kamu adalah wanita yang selama ini aku cari. Kamu harus segera sadar, ntan, aku rindu pada mu" Ucap Rifal sambil menahan air matanya. Intan pun yang mendengar hanya bisa meneteskan air matanya, sungguh Intan sangat merindukan pria yang saat ini sedang berbicara dengannya. Rifal yang melihat itu langsung menekan tombol yang ada di belakang tempat tidur Intan, seraya untuk memanggil dokter.

Ceklek..

"Intan menangis dok, tolong periksa Intan"

"Baik, saya akan periksa dulu. Anda bisa menunggu di luar"

"Baik dok" Rifal pun keluar dari ruangan Intan dan menunggu dokter yang sedang memeriksa kondisi Intan.

2 menit kemudian dokter pun keluar dari ruangan Intan, langsung di samber pertanyaan dari rifal

"Bgaimana keadaannya, dok?"

"Pasien sudah berangsur-angsur mulai membaik pak. Dia merespon ucapan anda, terus lah di ajak berbicara, karena itu mampu membuat pasien semakin mudah untuk siuman"

"Baiklah kalau begitu dok, terimakasih"

"Iya pak. Saya permisi dulu, jika terjadi apa-apa dengan pasien, anda bisa menekan tombol atau bisa langsung memanggil saya"

"Baik dok saya mengerti" Rifal pun bergegas kembali masuk kedalam ruangan Intan lagi.

***

Di kediaman Mahardika

"Mamah.. Papah... Bagaimana keadaan ka Intan?" Tanya Mona pura-pura cemas.

"Dia masih dalam keadaan kritis nak" Uap mama Intan.

"Yaampun kaka" Langsung memeluk mama Intan sambil berpura-pura menangis, di dalam hati mona, mona merasa senang karena kaka nya masih dalam keadaan kritis.

"Papah akan mencari tahu kenapa Intan bisa masuk kedalam jurang"

Deg

Seperti di sambar petir di siang bolong, mona membelalakan matanya karena kaget dengan ucapan papanya.

"Me... Memang nya apa yang terjadi dengan kaka pah? Apakah papah meyakini itu adalah perbuatan orang lain?"

"Yaa!! Tentu saja papah meyakini kalau itu adalah ulah orang lain, papah akan mencari tahu semuanya"

"Tapi pah..."

"Papah akan ke ruang kerja papah" Pak Fello pun pergi ke ruangan kerjanya, mona pun mulai merasa gelisah tetapi ia bisa mengendalikan ke gelisahannya itu, agar mamanya tidak curiga kepadanya.

***

Di ruang kerja

Tuan fello menelpon Al terlebih dahulu karena Al adalah sahabat dari anak nya itu.

Fello : Hallo al

Al : Iya om?

Fello : Om ingin bertanya sesuatu nak tentang Intan

Al : Oh iya om, kenapa ya om?

Fello : Apakah Intan pernah memiliki musuh nak sebelum nya?

Al : Seperti nya tidak om, kami bertiga tidak memiliki musuh sama sekali

Fello : Apakah itu benar nak?

Al : Iya om itu benar. Memang nya apa yang terjadi dengan Intan om?

Fello : Intan mengalami kecelakaan nak, sekarang dia sedang ada di rumah sakit

Al : Apa om? Intan di rumah sakit?

Fello : Iya nak

Al : Sejak kapan om?

Fello : Kemarin

Al : Al akan menjenguk intan om ke rumah sakit bersama dengan Kai. Rumah sakit mana, om?

Fello : Yasudah kalau begitu. Kalian hati-hati ya, Rumah sakit medica.

Al : Baik om.

Fello pun mengakhiri panggilan nya. Ia langsung memerintahkan kepada asisten nya untuk mencari dalang dari kejadian ini. Ia tidak akan segan-segan untuk menghancurkan siapa pun yang menghancurkan keluarga nya.

Cepatlah Sadar

Terlihat raut wajah Al yang sedang khawatir mengingat apa yang tadi om Fello bicarakan. Al langsung menelpon kai untuk menjenguk sahabat nya tersebut.

Via telpon

Al : Hallo Kai

Kai : Iya Al ada apa? Ko kedengeran nya lo tegang banget sih?

Al : Gimana gue engga tegang, si intan masuk rumah sakit

Kai : Apa?!!

Al : Kaget kan lo juga

Kai : Ko bisa sih? Lo kata siapa?

Al : Bokap nya tadi telpon gue, dia nanyain siapa musuh intan. Gue bilang kita engga punya musuh apalagi intan

Kai : Emang intan kenapa bisa masuk rumah sakit?

Al : Dia kecelakaan terus mobil nya masuk ke jurang

Kai : Yaa ampun

Al : Ayo jenguk si intan

Kai : Oke. Jam berapa?

Al : Gue ada waktu nya sore

Kai : Oke. Lo jemput aja ke rumah gue

Al : Oke. Yaudah gue lagi sibuk gue matiin ya telpon nya

Kai : Oke. Gue tunggu nanti sore

Al : Siap!!!

Al pun memutuskan sambungan telpon nya dengan Kaila. Al pun melanjutkan aktifitas nya yang tadi sempat tertunda.

***

Sore hari, Al pun menjemput Kaila di rumahnya, dan langsung pergi menuju rumah sakit, tempat di mana Intan di rawat.

Sampainya di rumah sakit, Al menanyakan ruangan yang ditempati oleh Intan kepada resepsionis, setelah mendapatkan jawaban dari suster yang menjaga Resepsionis, Al dan Kaila langsung menuju ke ruangan Intan.

Ketika Al dan Kai sampai di depan ruangan Intan, Kaila mengerutkan keningnya, melihat sosok pria yang sedang duduk di depan ruangan tersebut.

"Al itu siapa?" Bisik Kaila kepada Al.

Al mengangkat bahunya "Gue juga engga tau, Kai"

"Kita tanya aja" Lanjut Al dan Kai menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan usulan dari sang sahabat.

"Permisi"

"Eh iya mba"

"Maaf apa benar ini ruangan atas pasien kecelakaan bernama Intan Pratiwi Mahardika?" Tanya Al sopan.

"Oh iya mba benar, maaf mba mba ini siapa ya?"

"Kami temannya Intan, maaf mas siapa ya?"

"Perkenalkan nama saya Rifal Putra Permana, panggil saja Rifal"

"A....apa kamu bilang, Rifal?" tanya Al dan Kai terkejut.

"Iya mba, saya Rifal. Apakah mba mengenal saya?"

"Saya Raflesia Anggraeni Putri dan saya Mykaila Angelina Unggara, kami sahabat dekatnya Intan. Dan kami tau semua tentang ka Rifal" Ucap Al dan Kai.

"Pantas saja kalian terkejut melihat saya disini. Apakah kalian mau masuk?" Mereka hanya menganggukan kepala nya secara bersamaan.

"Silahkan. Tapi hanya memperbolehkan satu orang yang masuk, kalau kalian mau, kalian bisa bergantian" Jelas Rifal.

"Yaudah Kai elo dulu aja deh" ucap Al mempersilahkan Kai terlebih dahulu yang masuk.

"Bener gue duluan?"

"Iya elo aja duluan, gue harus siapin diri dulu buat ketemu sama Intan"

"Oke, gue duluan kalau begitu" Al menganggukkan kepalanya, dan Kai pun masuk ke dalam ruangan Intan dengan memakai pakaian yang sudah disediakan oleh pihak rumah sakit.

***

"Intaaan ini gue Kai. Apa ini yang dimaksud sibuk dan bakal ketemunya lama, Ntan?"

"Kalau tau lo bakal. kecelakaan, gue engga bakal nyuruh lo pulang dulu, ntan"

"Lo kenapa sih malah ngusruk ke jurang? Kalau lo mau jadi artis jangan kaya gini dong, lo harus temuin produser baru lo perlihatkan akting elo bukan malah terjun ke jurang tanpa adanya produser" Ucap Kai dengan menahan isak tangisnya.

Hiks... Hiks... Hiks... Karena tak bisa menahan tangisnya, air mata Kai pun turun tanpa aba-aba.

"Lo, lo, harus cepet sadar ya ntan, kita kangen sama lo"

"Lo harus tau siapa yang nungguin lo di depan, ntan. Kalau elo engga sadar juga, gua bisa aja rebut dia dari elo" Kekehnya.

"Intan, lo harus bangkit, lo harus bangun. Lo harus menyelesaikan ini semua, Intan. Sekarang Rifal udah ada di depan mata lo"

"Gue keluar dulu, gantian sama Al"

"Bye" Kai pun keluar dari ruangan Intan.

***

"Al" Panggil Kai.

Al menoleh dan langsung bangkit dari duduknya langsung memeluk Kai sang sahabatnya yang tak kuasa menahan air matanya "Udah jangan nangis, lo harus kuat. Kalau lo engga kuat gimana sama Intan?" Ucapnya dan Kai pun menganggukkan kepalanya.

"Yaudah elo masuk gih, gue tunggu disini" Al menganggukkan kepalanya dan berjalan masuk ke dalam ruangan Intan.

"Intaaaan, ini gue Al. Lo kenapa bisa kaya gini sih. Lo lemah banget sumpah, kenapa lo malah masuk ke jurang? Lo mau ikutin drakor yang sering lo tonton haa? Lo bodoh banget sih, mereka itu cuma akting, nah elo malah masuk beneran. Emang lo pikir lo punya nyawa berapa?" Cerocos Al.

"Lo tau engga sih, ludah banyak banget nih yang mau gua kasih tau ke elo" Kata Al.

"Lo tau engga ntan, cowo yang selama ini lo cari udah nungguin elo tuh depan pintu. Katanya mau nikahin elo, eh tapi bohong kadik hihi" Lanjut Al sambil tertawa terpaksa.

"Lo harus bangun, lo harus bisa menyelesaikan masalah ini, ntan. Lo harus sudahi hubungan lo dengan Fikri atau lo milih Rifal"

***

"Ka Rifal" Panggil Al.

"Iya mba"

"Panggil Al aja ka"

Mereka bertiga duduk bersamaan, hening dalam sekejap, Al memecahkan keheningan dengan bertanya kabar Rifal dan seterusnya hingga mereka larut dengan obrolan.

"Ka rifal gimana kabarnya?" Tanya Al.

"Baik Al. Kalian gimana kabarnya?"

"Allhamdulilah baik ka" Kata Al dan di jawab anggukan juga oleh Kai sambil tersenyum

"Oya ka, kaka kemana aja selama ini? Intan selalu mencari kaka kemana-mana tapi nihil engga pernah ketemu" Tanya Kai.

"Hem.. " Jawab Rifal sambil mengeluarkan nafas kasar.

"Saya pindah ke Belanda bersama kedua orang tua saya. Karna papah saya sedang ada masalah di perusahaan cabang di Belanda, waktu itu saya ingin menghubungi Intan, tapi saya tidak mengetahui nomor Intan, maka dari itu saya tidak menghubunginya. Sampai saya lulus dari S2 saya, saya memutuskan untuk kembali ke sini, untuk mencari wanita masa kecil saya. Karena papah saya yang akan menjodohkan saya dengan sahabat papah saya yang ada di Belanda."

"Selama saya pindah ke sini, saya mencoba menjalankan perusahaan papah saya yang saya ambil alih dari asisten pribadi papah, saya juga selalu mencari keberadaan Intan, sampai saya ketempat tinggal intan yang dulu, tapi saat saya ke sana ternyata Intan dan keluarganya sudah pindah ke tempat lain. Ketika saya menanyakan kemana pindahnya, mereka tidak mengetahuinya. Akhirnya saya pulang, dan di jalan pulang saya di berhentikan oleh seorang bapak-bapak yang meminta tolong untuk membawa korban kecelakaan ke rumah sakit, karena memang kondisinya saat itu sedang kritis, tanpa pikir panjang saya langsung membawanya. Ketika sampai dirumah sakit saya melihat wajahnya nampak tak asing bagi saya, ketika saya mengisi biodata pasien saya melihat kartu nama Intan, awalnya saya tak yakin bahwa dia yang selama ini saya cari. Tak lama keluarga Intan datang baru saya yakin bahwa ia adalah wanita masa kecil saya yang selama ini saya cari. Bersyukur saya masih bisa bertemu dengannya, tapi tidak bersyukur harus bertemu dengan cara seperti ini" Lanjut Rifal sambil meneteskan air mata nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!