'Mengapa semua ini terjadi padaku?'
Di atas ranjang tidurnya, Logan mencoba mereka ulang kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidupnya.
'Seharusnya semuanya tidak berakhir seperti ini.'
Dengan segenap napas tersisa, Logan terus memutar ulang rekaman di dalam pikirannya.
'Keluargaku adalah keluarga terkemuka. Aset yang dimiliki mereka juga tiada habisnya. Tapi, ke mana mereka semua menghilang?'
Pertanyaan demi pertanyaan muncul di dalam pikirannya.
'Semua ini berawal dari tragedi di hari itu.'
Tragedi yang disebutkan Logan mengacu pada kecelakaan yang menimpa keluarganya saat mereka sedang dalam perjalanan liburan.
Pada saat itu, Logan beserta kedua orang tuanya tengah merencanakan liburan ke pantai.
Namun siapa sangka, perjalanan yang seharusnya mengasyikkan, justru berakhir duka.
Mobil yang ditumpangi oleh Logan dan keluarganya terlibat kecelakaan dengan sebuah truk molen.
Tidak mampu menahan hantaman body truk yang jauh lebih besar, mobil yang ditumpanginya pun ringsek tak berbentuk.
Sopir, ayah dan ibu Logan tewas seketika sementara Logan menderita cedera berat di kepala dan kedua kakinya.
Enam bulan adalah waktu yang dibutuhkan Logan agar bisa terbangun dari tidur panjangnya.
Berdasarkan pemeriksaan terakhir, Logan didiagnosa mengalami hilang ingatan dan kelumpuhan permanen.
Logan tidak mampu mengingat banyak hal soal masa lalunya dan kedua kakinya juga tidak bisa ia gunakan seperti sedia kala.
Hidup Logan mulai mengalami kehancuran dan terjun bebas mulai dari waktu itu.
Dengan kakinya yang lumpuh dan ingatan yang tidak lengkap, membuat Logan tidak mampu melakukan banyak hal.
Perusahaan yang seharusnya diwariskan padanya, mengalami penundaan karena kondisi fisik dan mentalnya yang mengkhawatirkan.
Pada saat keterpurukannya itu, teman masa kecilnya membantunya.
Ia selalu mengurus Logan dan memenuhi setiap kebutuhannya.
Ia juga secara teratur melaporkan soal situasi perusahaannya kepadanya.
Bagi Logan, dia adalah malaikatnya yang datang di saat ia sangat membutuhkannya.
'Pada saat itu, aku melihatnya sebagai bidadari.'
Logan yang mendapat perlakuan seperti itu, benar-benar ingin hidup selamanya dengannya.
Namun, Logan sadar bahwa ia tidak layak untuknya. Logan juga tidak ingin membebaninya dan merebut masa depannya karena memiliki suami yang cacat sepertinya.
Itu sebabnya Logan mengubur perasaan itu dalam-dalam jauh di lubuk hatinya.
Tapi ternyata, takdir memberkatinya.
Secara tiba-tiba, kedua orang tua teman masa kecilnya itu mendatanginya dan menyebutkan bahwa mereka memiliki kontrak pernikahan dengan kedua orang tuanya.
Logan yang tidak mengingat soal itu karena banyak dari ingatannya yang kacau dan samar, sama sekali tidak mencurigainya.
Lagi pula pada saat itu, Logan sangat ingin menikahi teman masa kecilnya, jadi ia sama sekali tidak menyimpan curiga terhadap motif dari calon mertuanya yang tiba-tiba datang menemuinya.
Tak lama setelah hari itu, hari pernikahan pun tiba.
Logan yang pada akhirnya bisa mempersunting teman masa kecilnya itu, merasa bahwa itu adalah hari terbaik dalam hidupnya.
'Waktu itu, aku benar-benar berpikir bahwa dialah belahan jiwaku, namun ternyata aku salah.'
Setelah pernikahan itu, banyak hal yang terjadi.
Mulai dari saham perusahaan yang tiba-tiba direbut darinya.
-- "Mengapa sahamku dirampas begitu saja?!"
-- "Aku minta maaf, tetapi ini demi kebaikan perusahaan."
-- "Aaarrghh!!!"
Rekaman kejadian di mana perwakilan perusahaan milik ayahnya datang dan memberitahukan bahwa saham miliknya telah dilepas dan menjadi milik orang lain membuat Logan frustrasi.
-- "Yang sabar. Jika memang ini yang terbaik, maka mungkin inilah yang terbaik. Aku yakin ayah mertua pasti juga menginginkan yang terbaik untuk perusahaannya."
Kalimat penenang yang dilontarkan istrinya pada waktu itu benar-benar berhasil menenangkan Logan dan membuat dia menerimanya begitu saja.
'Aku benar-benar salah menilainya. Orang yang kukira adalah penyelamatku, ternyata adalah orang yang menusukku.'
Tidak lama setelah itu, kabar buruk lainnya datang.
-- "Mengapa jabatan yang seharusnya menjadi milikku justru diberikan kepada orang lain?!"
-- "Maafkan aku, tetapi dewan direksi telah memutuskan untuk mencabut jabatan itu dari Anda dan memberikannya kepada orang yang tepat."
-- "Jadi kau bilang kalau aku bukanlah orang yang tepat untuk mengisi posisi itu?!"
Pada hari itu, Logan benar-benar terusir dari perusahaan milik ayahnya sendiri.
Bukan hanya saham, bahkan jabatan pun dilucuti darinya.
Tanpa kekuatan dan pengaruh, Logan hanya bisa menerimanya dengan pasrah.
-- "Yang sabar. Meskipun kamu telah kehilangan segalanya, kamu masih memilikiku yang setia di sampingmu."
Sekali lagi, buaian manis dari istrinya sukses menenangkannya.
'Kupikir dia adalah malaikatku, tapi ternyata dia adalah iblis berkulit malaikat.'
Logan yang memiliki kekayaan melimpah, tiba-tiba jatuh miskin dan hanya menyisakan sebuah rumah tua untuk dia tinggali.
Namun, meski dalam situasi seperti itu, istrinya tetap tidak meninggalkannya. Itulah yang membuat Logan semakin mencintainya.
'Tapi sejak haari saat itu, dia mulai jarang pulang dan selalu bekerja seharian.'
'Aku dulu berpikir dia bekerja keras demi menghidupiku. Namun sekarang, aku mulai meragukan hal itu.'
Dalam kesepian Logan, tiba-tiba istrinya mengabarkan bahwa ia sedang mengandung.
Menanggapi hal itu, Logan merasa sangat senang dan tidak sabar menunggu kelahiran buah hatinya.
Dan waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Istri Logan melahirkan seorang anak perempuan untuknya.
Kelahiran putri pertamanya disambut dengan penuh rasa syukur oleh Logan.
Karena istrinya selalu pergi bekerja, Logan pun menjadi orang yang membesarkannya sendirian.
Setiap tumbuh kembang putrinya tidak ada yang luput dari matanya.
Bisa dibilang, putrinya adalah satu-satunya harta yang Logan miliki. Itu sebabnya ia sangat menjaga dan merawatnya dengan baik.
'Yah, dia adalah permata kecilku. Aku bersyukur karena dia melahirkannya untukku. Tanpa putriku, mungkin aku sudah tidak tahu lagi untuk apa aku tetap hidup.'
Di saat Logan tengah bahagia membesarkan putrinya, salah seorang teman masa kecil lain yang dimilikinya, yang selalu berhubungan buruk dengan istrinya, tiba-tiba memberitahunya bahwa itu bukanlah anak kandungnya.
-- "Apa yang kau katakan?! Apa kau ingin menghancurkan rumah tangga kami?!"
-- "Dengarkan aku Logan! Penyihir itu telah menipumu selama ini! Apa kamu tidak pernah menyadarinya?!"
-- "Kurang ajar kau! Setelah memfitnah putriku sebagai anak haram, sekarang kau mulai berkata buruk soal istriku?!"
Semua penjelasan dari teman masa kecilnya ditepis oleh Logan.
-- "Kamu telah dibodohi olehnya Logan! Camkan kata-kataku ini!"
Merasa kesal karena semua penjelasannya tidak ada yang masuk ke telinga Logan, teman masa kecilnya pun pergi meninggalkannya.
'Seharusnya aku mendengarkannya pada waktu itu.'
Logan merasa menyesal karena telah mengabaikan satu-satunya orang yang benar-benar peduli padanya.
Namun, tuduhan tak berdasar teman masa kecilnya itu membuat Logan cukup terganggu. Dia pun pada akhirnya meminta istrinya untuk melakukan tes DNA terhadap anak mereka.
Ditemani ke rumah sakit, mereka pun melakukan tes DNA seperti yang diminta Logan.
Ketika hasilnya keluar, di sana tertulis dengan jelas bahwa putri Logan adalah putri kandungnya.
-- "Sudah kuduga, kaulah yang menipuku, dasar kurang ajar!"
Hasil itu membuat tuduhan dari teman masa kecilnya terpatahkan yang membuat Logan semakin mempercayai istrinya dan semakin menutup telinga terhadap teman masa kecilnya.
'Pada saat itu, aku menceritakan segalanya tentang dia kepada istriku.'
'Kupikir itu adalah keputusan yang benar untuk jujur kepadanya. Namun ternyata aku salah. Itu justru menjadi bumerang bagiku.'
Semenjak Logan menceritakan soal teman masa kecilnya yang kerap melaporkan hal-hal negatif istrinya kepada istrinya langsung, pada saat itu juga teman masa kecilnya mulai jarang menemuinya.
'Aku tidak tahu apa yang terjadi setelahnya, tetapi aku curiga bahwa ia telah melakukan hal yang buruk padanya.'
Di atas ranjang tidurnya, Logan mencurigai bahwa istrinya telah melakukan sesuatu pada teman masa kecilnya itu.
Saat ini, Logan merasa bersalah terhadap teman masa kecilnya itu. Tetapi, tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang untuk menebusnya.
Setelah lama tidak muncul, akhirnya teman masa kecilnya kembali menemuinya.
-- "Aku akan memberitahumu ini. Aku tidak peduli apakah kau mempercayainya atau tidak, tapi istrimu itu hanya berpura-pura baik padamu."
-- "Kau lagi! Bisakah kau tidak datang hanya untuk mengganggu rumah tanggaku?! Setiap kali kau menemuiku, kau selalu mengatakan hal-hal buruk tentangnya! Memangnya apa yang akan kau dapatkan setelah memberitahuku semua ini, huh?!"
-- "Kamu!"
-- "Apa?!"
Melihat bahwa kata-katanya tidak didengar oleh Logan, teman masa kecilnya pun meninggalkan rumahnya sambil berlari.
'Andai saja aku mendengar perkataannya saat itu dan memintanya menjelaskannya secara detail, mungkin aku akan menyadarinya lebih cepat.'
'Sayangnya, aku terlalu naif waktu itu.'
Namun, meski telinga Logan sangat tebal dan selalu menolak kebenaran, teman masa kecilnya itu tidak menyerah dan selalu menemuinya untuk melaporkan hal-hal buruk yang terjadi di belakang Logan.
-- "Istrimu mendekatimu karena perintah dari orang tuanya."
-- "Mertuamu merebut saham dan jabatanmu dari perusahaanmu sendiri."
-- "Mobil sport favoritmu sebenarnya tidak pernah dijual. Mobil itu saat ini dipakai oleh adik iparmu."
-- "Apartemen yang dulu kamu tempati, tidak pernah dijual dan saat ini istrimu lah yang menggunakannya saat ia tidak pulang ke rumahmu."
-- "Aku tidak tahu bagaimana mereka melakukannya, tetapi villa yang dulu orang tuamu punya, saat ini dibalik nama oleh mertuamu sendiri."
-- "Berdasarkan hal-hal yang telah mereka lakukan, aku yakin jika semua ini telah mereka rencanakan semenjak orang tuamu meninggal dan setelah mereka mengetahui kalau kamu telah kehilangan ingatanmu sendiri."
Secara berkala, teman masa kecilnya selalu memberi tahu Logan soal fakta-fakta terbaru yang ia temukan saat ia diam-diam memata-matai keluarga istrinya.
Namun, respons Logan terhadap informasi yang dibawanya selalu keras.
'Aku menyesal karena aku sekeras kepala itu setiap kali ia memberitahukan kebenarannya padaku. Andai saja jika aku mendengarkannya sekali saja, aku pasti akan... akan...'
'Aku tidak tahu apa yang bisa aku lakukan meski aku mengetahui semua kebenaran itu.'
'Aku lemah, cacat dan tak berdaya.'
'Tanpa istriku, mungkin aku tidak akan bisa hidup dan membesarkan anakku.'
'Aku pasti akan berakhir sebagai gelandangan tanpanya.'
'Itulah bukti betapa tidak bergunanya diriku ini.'
'Bahkan ketika seseorang berusaha keras membongkar kebenaran untukku, aku malah bersikap keras dan tidak pernah mau mendengarkannya.'
Ketika Logan mengingat betapa batunya dia saat teman masa kecilnya berulang kali mencoba menyadarkannya, ia merasa menyesal dan bersalah karena telah salah menilainya dan melukai perasaannya ketika ia berusaha keras untuk membantunya.
Logan tidak pernah mempercayai perkataan teman masa kecilnya hingga pada akhirnya ia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
Ketika Logan sedang mengantar putrinya ke TK dengan menggunakan kursi roda, ia menjumpai istrinya sedang berduaan dengan pria lain.
Pada saat itu, Logan tidak memiliki pikiran negatif dan menganggap bahwa istrinya sedang melakukan pertemuan bisnis.
'Seharusnya aku sudah mencurigainya saat melihat itu secara langsung. Tapi dengan bodohnya, aku masih saja berpikiran positif tentangnya.'
Tapi ternyata, itu bukan pertama dan terakhir kali Logan melihatnya.
Setelah hari itu, ia melihat adegan yang sama dengan orang yang sama selama beberapa kali hingga membuat hatinya panas dan melabrak istrinya saat ia pulang ke rumah.
-- "Siapa pria yang selalu bersamamu itu?!"
-- "Hmm? Pria yang mana, Sayang?"
-- "Jangan berpura-pura tidak tahu! Aku sudah melihat semuanya!"
-- "Apa yang kamu bicarakan?"
-- "Jangan menganggapku bodoh! Cepat, katakan padaku, siapa pria itu?!"
-- "Pria yang mana? Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan."
-- "Kau!"
Tidak peduli seberapa banyak Logan memaksanya, istrinya selalu berhasil mengelak dan menolak untuk menjelaskan.
Semenjak itu, hubungan antara Logan dan istrinya mulai renggang.
'Jika aku bisa, aku seharusnya menceraikannya pada saat itu juga. Tapi aku tidak mampu melakukannya.'
'Aku sangat payah!'
Meskipun melihat istrinya berselingkuh di depan matanya sendiri, tetapi ketidakberdayaan dirinya membuat Logan tidak mampu berbuat apa-apa dan hanya bisa menyimpan rasa sakit hatinya di dalam hati.
Berkat kejadian itu juga, Logan mulai melihat putrinya dalam perspektif yang berbeda.
Logan mulai meragukan buah hatinya sendiri.
'Meskipun hasil tes DNA membuktikan bahwa dia adalah anak kandungku. Tapi entah mengapa, sekarang aku mulai meragukannya.'
Mengingat kembali informasi yang berusaha disampaikan oleh teman masa kecilnya, Logan pun memulai mencari kebenaran dari informasi tersebut dengan melihatnya secara langsung.
Dan benar saja, semua yang dikatakan oleh teman masa kecilnya adalah nyata.
Adik iparnya mengendarai mobil sport miliknya.
Apartemen yang dulu adalah miliknya, saat ini ditinggali oleh istrinya.
Villa milik orang tuanya, saat ini ditempati oleh keluarga mertuanya.
Membaca surat kabar, Logan juga mengetahui kalau posisi pimpinan dari perusahaan milik ayahnya dulu, sekarang sudah dijabat oleh ayah mertuanya sendiri.
Mencari di media online, Logan juga menemukan berita di mana ayah mertuanya mengakuisisi saham mayoritas perusahaan ayahnya yang mana saham itu seharusnya diturunkan kepadanya.
'Ketika aku melihat berita aku, aku tertawa.'
'Di situ menyebutkan bahwa ia mengeluarkan sejumlah nominal uang untuk mengambil alih saham kepemilikanku.'
'Tapi lucunya, aku bahkan tidak pernah menerima pembayaran tersebut. Tidak sepeser pun.'
Logan yang mendapati kebenaran tersebut, mulai mempertanyakan soal arti hidupnya saat ini.
Ditinggal mati oleh kedua orang tuanya.
Dipaksa menerima kenyataan bahwa kakinya lumpuh permanen.
Direbut aset dan warisannya.
Diselingkuhi oleh istrinya.
Selalu menyakiti orang yang berusaha menyadarkannya soal kebusukan keluarga istrinya.
Dengan semua hal-hal buruk yang terjadi, pengkhianatan dari orang-orang yang sangat ia percayai, hingga dosa karena selalu mencampakkan niat baik dari teman masa kecilnya, semua ini membuat Logan merasa hancur.
'Aku sudah tidak punya alasan lagi untuk terus hidup.'
Merasa bahwa dirinya sudah tidak bisa bangkit lagi, membalas ataupun merebut apa yang seharusnya menjadi miliknya, membuat Logan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
'Aku ingin gantung diri. Tetapi dengan kaki yang lumpuh, mustahil bagiku untuk bisa melakukannya.'
'Aku berpikir untuk loncat dari gedung yang tinggi atau dari atas jembatan, tetapi dengan kaki yang tidak bisa kugerakkan, mustahil aku bisa terjun dari sana.'
'Aku juga sempat berniat menabrakkan diriku ke mobil, truk, kereta atau apa pun yang bisa membunuhku. Tetapi dengan kursi roda yang menyertaiku, orang-orang pasti akan berusaha menyelamatkanku bahkan sebelum bahayanya sempat datang.'
'Lalu, sedikit terbersit niat untuk menyayat pergelangan tanganku. Tetapi aku takut darah, jadi aku mencoretnya dari metode yang bisa kulakukan.'
Setelah melalui semua pertimbangan, Logan akhirnya memutuskan untuk meminum obat tidur sebanyak-banyaknya secara sekaligus agar ia mengalami overdosis dan meninggal dengan tenang.
Saat ini, efek overdosisnya mulai terasa.
Rasa pusing, mual dan sesak dada mulai terasa di tubuh Logan.
Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.
Tangan dan badan Logan mulai gemetar.
Pikiran Logan mulai kosong dan rasa takut akan kematian menguasai Logan.
Namun, di tengah kondisi tersebut, perasaan dendam Logan masih jelas terasa.
'Jika aku bisa kembali ke masa lalu, aku pasti akan memperbaiki semua kesalahanku dan membalas dendam!'
'Jika aku bereinkarnasi menjadi orang lain, maka aku akan pastikan untuk menjatuhkan keluarga besar istriku dan membuat mereka membayar setiap perlakuan mereka padaku!'
'Jika aku... Jika aku...'
Kesadaran Logan secara perlahan mulai melayang saat ia bersumpah di dalam hatinya.
'Jika aku tidak bisa melakukannya dengan tanganku sendiri...'
'Aku harap seseorang akan menggantikanku untuk membalaskan dendamku...'
Bersamaan dengan harapan terakhir tersebut yang diucapkan di dalam hatinya, Logan pun mengembuskan napas terakhirnya dan pergi untuk selama-lamanya.
Namun, tak lama kemudian, dalam waktu yang nyaris sekejap, seolah dibangkitkan kembali, tubuh Logan tersentak dan dia membuka matanya lagi.
"Aaaarrrggghhh!!!"
Terduduk, Logan berteriak sekeras-kerasnya seolah ia baru saja mencapai permukaan air kala ia kehabisan napas saat menyelam.
"Haa... Haa... Haa..."
Terengah-engah, Logan menarik napas seolah dia baru saja mati suri.
[Ding!! Mengintegrasikan dengan Tuan Rumah!!]
"Suara itu lagi?!"
Suara yang hanya bisa didengar oleh Logan, bergema di dalam pikirannya.
"Di mana ini? Ini bukan kamarku?"
Kebingungan, Logan mulai mengumpulkan informasi dengan matanya
[Ding!! Integrasi selesai.]
[Memuat ulang sistem.]
[Ding!! Memuat ulang selesai.]
[Memulai proses pewarisan ingatan.]
[Ding!! Ditemukan error!! Ingatan yang tersedia hanya 70%.]
[Memulai ulang proses pewarisan ingatan yang tidak utuh.]
[Proses pewarisan sedang berlangsung.]
Bersamaan dengan notifikasi tersebut, seolah terkena kejut listrik, tubuh Logan menegang layaknya tersetrum.
Pada saat ini, aliran ingatan semasa hidup Logan membanjiri isi kepalanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!