NovelToon NovelToon

TEROBSESI OM TAMPAN

BAB 1 SENJA YANG NAKAL

Senja berjalan dengan langkah gontai menuju ke rumahnya, dia baru pulang dari magang. Sungguh fisik dan psikisnya benar-benar terasa remuk redam. Sudah seminggu dia tak nafsu makan, bahkan berat badannya sudah turun sebanyak 2kg.

Lelakinya, prianya ah bukan lebih tepatnya Omnya akan menikah dengan wanita pujaan hatinya. Itulah yang membuat Senja tak nafsu makan dan tak semangat menjalani hidup, dia akan di tinggalkan oleh Om Krisna, atau dia biasa menyebutnya Om Kiss (cium dalam bahasa Inggris).

Hanya itu yang bisa dia lakukan, ikhlas dan tabah. Dia paham suatu saat memang Om Kiss kesayangannya tentu akan pergi meninggalkannya. Selain karena Krisna tak mencintainya, tentu karena status keluarga mereka. Mereka masih sedarah, Egi Papa Senja adalah Kakak dari Krisna.

Senja memang gila, namun begitulah cinta datang tanpa bisa memilih dengan siapa dan dengan orang seperti apa. Jika hanya karena alasan tidak mencintai tentu Senja akan bisa berusaha keras mendapatkan cinta Krisna, mudah baginya karena dia memiliki fisik yang menawan dan aduhai.

Namun kalau ikatan darah, dia mau protes sama siapa? Tuhan? Tentu tidak bisa, Itu bukan hal yang dapat di usahakan bukan. Sungguh dia bahkan sudah kalah sebelum berperang, dia sungguh sangat frustasi jika memikirkan ikatan darah antara dia dan Om Kiss kesayangannya.

Bahkan dia berharap dia adalah anak pungut atau anak yang tertukar di rumah sakit saja. Dia benar-benar tak mau menjadi anak kandung Egi dan Ina. Sungguh pemikiran Senja memang sudah tidak waras jika menyangkut tentang Om Kiss kesayangannya.

Saat hendak masuk rumah, Senja melihat semua keluarganya sedang berkumpul, saat ini ada Darto Kakeknya, Sarni Neneknya, Egi Papanya dan Ina Mamanya juga tentu saja juga ada Krisna Omnya atau adik Papanya. Sepertinya mereka akan berdiskusi penting di rumah orang tuanya.

"Krisna, kau harus memberi tahu kedua orang tuamu yang ada di desa, besok pergilah ke desa temui mereka mintalah ijin pada mereka" Ucap Darto.

Sontak hal itu membuat Senja berdiri mematung dan tak jadi masuk ke rumahnya. "Eh apa Yangkung bilang tadi? Kedua orang tuamu? Lah bukannya orang tua Om Kiss itu adalah mereka?" Gumam Senja dalam hati.

"Iya Ayah, besok Krisna sama Yulia akan ke desa dan meminta restu ke sana. Sudah lama juga saya tidak ke sana, pasti Bapak dan Ibu rindu" Ucap Krisna.

Lagi-lagi Senja kaget Om Kiss kesayangannya mengatakan hal itu. Dia bahkan melotot dan membuka mulutnya, lalu dengan cepat dia menutup mulutnya dengan tangannya. Setelah itu dia mengorek kupingnya sendiri berharap pendengarannya akan lebih tajam.

"Iya Krisna, bagaimanapun mereka adalah orang tua kandungmu. Mereka yang membuatmu ada di dunia ini, maaf ya Nak karena kami jadinya kalian berpisah" Ucap Sarni, ada getaran di dalam suaranya, dia seperti menahan tangis.

"Ah Bunda, bagi Krisna kalian adalah orang tua Krisna, saya beruntung di besarkan oleh kalian di sini. Kalau tidak ada kalian tentu Krisna tidak akan sesukses ini" Ucap Krisna lembut.

"Kamu anak yang baik Krisna, terimakasih sudah membantu kami selama ini. Kamu bahkan selalu di repotkan oleh Senja" Ucap Darto, dia paham betul pawang cucunya adalah Krisna, anak angkatnya.

"Hah, Senja masih tidak mau makan loh Ayah begitu tau Krisna mau tunangan" Ucap Egi, dia khawatir dengan anak gadis kesayangannya.

"Iya Ayah, meski saya masakin makanan kesukaannya dia tetap mogok makan" Ucap Ina, Ibu Senja juga sangat khawatir dengan anak gadisnya.

"Iya Bunda paham, makanya kita kumpul di sini, bukan di rumah Ayah. Nanti juga Senja di suapin Krisna bakal makan banyak" Ucap Sarni, nenek Senja memang paling mengerti tingkah cucu perempuan kesayangannya.

"Iya ya Bun, nanti Krisna suapin Senja. Nanti Krisna juga nginep di sini kok Mbak Mas, nanti biar saya tanya dia maunya makan apa" Ucap Krisna.

"Eh" Lagi, mata Senja melotot dan mulut Senja terbuka, namun dia segera menutup mulutnya sendiri. Setelah itu dia tersenyum miring, di otaknya terlintas ide gila. Dan dia menganggukkan kepalanya sendiri "Oke Senja, ayo kita beraksi"

Segera Senja mengetuk pintu rumahnya dan mengucapkan salam, semua orang langsung menjawab salam Senja. Senja kemudian melihat sekeliling, dia langsung tersenyum girang. 

"Eh Yangkung, Yangti datang horeee" Senja langsung memeluk Kakek dan Neneknya satu persatu.

Setelah itu dia melihat ke arah Krisna, Om Kiss nya itu tampak tersenyum melihat Senja, keponakannya tersayang. "Senja gak peluk Om Kiss?" Goda Krisna.

"Dih maaf Senja gak mau tuh. Ngapain Om Kiss ke sini? Sana pulang aja! Pacaran aja sana deh sama Bu Yulia" Cicit Senja, tentu saja dia hanya pura-pura. Siapa yang gak mau di peluk oleh orang yang dia cintai.

"Om Kiss bawa coklat loh" Bujuk Krisna.

"Gak ngaruh, emang Senja anak kecil apa. Udah sana pulang aja!" Usir Senja.

"Eh Senja jangan gitu gak sopan sama Om Krisna!" Ina mengingatkan anak gadisnya.

"Iya Senja, Om Krisna itu Om mu loh, kamu harus sopan. Masak kamu ngusir Om sendiri pergi" Kekeh Egi.

"Owh jadi Mama sama Papa belain Om Kiss, oke Senja gak mau makan malam lagi!" Senja menghentakkan kakinya, dia lalu berlari ke kamarnya dan menguncinya.

Senja menangis? Owh tentu tidak dia malah langsung bergoyang pargoy. Dia sungguh senang mengetahui fakta bahwa Krisna adalah anak angkatnya Yangkung dan Yangtinya, itu artinya ikatan darah tidak ada di antara mereka. 

Senja membuka buku diarynya, dia lagi-lagi melihat tulisan dan foto-foto candid Om Kiss kesayangannya. "Kau akan menjadi milikku malam ini sayang" Ucapnya lirih sambil mengelus foto-foto Krisna yang ada di buku diarynya.

"Tok tok tok" pintu Senja di ketuk, dia langsung menyembunyikan diarynya lagi. "Siapa ya?" Senja bertanya padahal dia tau bahwa itu adalah ketukan tangan Om Kiss kesayangannya. Sampai ketukan pintu saja dia bahkan hafal, dasar Senja.

"Ini Om Kiss nya Senja" Goda Krisna.

"Udah Senja bilang kan, Om Kiss pergi aja! Sana pacaran sama Kak Yulia, gak usah ke sini!" senja berteriak tentu saja dia sekuat mungkin menahan tawanya.

"Mau nonton?" 

"Gak"

"Makan malam di luar?" 

"Gak"

"Beli kue?" 

"Gak"

"Beli skincare?" 

"Gak"

"Beli baju?"

"Gak"

"Oke deh ini penawaran terakhir, seperti permintaan kamu kemarin. Kita em itu yang kamu mau"

"Ceklek" Pintu kamar Senja di buka, Krisna langsung masuk ke dalam kamar Senja. Dia tersenyum melihat Senja "Tapi peluk dulu sini!" Tangannya terbuka lebar menyambut keponakan kesayangannya.

Senja langsung memeluknya dan melompat lalu mengalungkan tangannya ke leher Krisna, dan menekuk kakinya ke pinggang Krisna. Krisna seperti mengendong koala, itulah posisi mereka saat ini. Dengan gemas Senja menciumi pipi Krisna "muah muah muah. Senja kangen Om Kiss" 

"Iya Om Kiss juga kangen Senja" Krisna lalu duduk di ranjang Senja, sehingga Krisna memangku Senja dengan posisi berhadapan. Tangan Senja masih melingkar di leher Krisna.

"Dasar gadis nakal, di kantor pura-pura gak kenal, eh di rumah manja-manja" Sindir Krisna, kebetulan Senja sedang magang di kantor Krisna, baru mulai 1 Minggu yang lalu.

"Hehehe gak apa-apa dong Om Kiss, kita harus profesional. Senja gak mau ya nanti temen-temen Senja pada nitip surat cinta buat Om Kiss" Cicit Senja.

"Gak apa-apa nanti Om Kiss terima dengan senang hati kok surat cintanya" Kekeh Krisna.

"Dih gak boleh Om Kiss cuma milik Senja seorang" Lalu Senja merapatkan tubuh mereka dan menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Krisna "Seperti ini 1 jam aja ya Om Kiss, sampe Senja bobo ya Om, Senja kangen bau badan Om Kiss".

Krisna mengelus rambut dan punggung Senja, sementara Senja mencari posisi ternyamanmya dengan menggerakkan pinggulnya, dia juga mengendus endus leher Krisna. Lalu tangan Senja dengan nakal turun ke ketiak Krisna dan memeluk punggung Om kesayangannya itu.

"Ish Senja emh" Desah Krisna, meski hanya dengan suara sangat pelan dan lirih tapi Senja dapat mendengarnya, tak hanya itu Senja juga merasakan sesuatu milik Krisna yang dia duduki itu bereaksi.

Senja tersenyum miring, tidak seperti penampilannya yang polos gadis 20 tahun ini memang licik dan penuh dengan tipu muslihat untuk menggoda Om Kiss kesayangannya, yah termasuk membuat gelora Om nya itu bergejolak. Sungguh Senja adalah gadis yang sangat nakal.

BAB 2 OM KISS MILIKKU

Benar akhirnya Senja tertidur di pangkuan Krisna, ketika Krisna merasakan dengkuran halus Senja, dia langsung menidurkan Senja di ranjangnya. 

"Dasar gadis nakal, kau tau tidak sih selama ini kau sudah menyiksaku" Krisna mengelus rambut Senja.

"Kau sedih ya, maaf ya ini memang yang terbaik untuk kita. Kau keponakanku mengerti kau pantas mendapat lelaki yang baik untukmu" Kini tangan Krisna berpindah ke pipi Senja.

Tentu sebagai seorang lelaki dewasa dia paham apa yang Senja rasakan terhadapnya. Keponakannya itu memang mencintainya, bukan cinta dari keponakan ke Om nya namun benar-benar cinta dari seorang wanita ke seorang pria.

Krisna lalu bangun, dia memutuskan untuk pergi ke kamar tamu, kamar yang biasa dia tiduri ketika menginap di rumah Kakak angkatnya Egi setelah Krisna memutuskan untuk pindah dari rumah itu. Krisna merebahkan dirinya ke ranjang dan menatap atap kamarnya itu, tak butuh waktu lama dia langsung terlelap menuju ke alam mimpi.

"Om Kiss, Om Kiss, wake up please. Bangun Om Kiss sayang" Senja mengelus lembut pipi Krisna, begitu Krisna membuka mata Senja tersenyum manis di hadapan Om Kiss kesayangannya.

"Owh Senja?" Krisna bangun, dia duduk dan menggosok matanya serta meregangkan badannya.

"Tentu saja siapa lagi kalau bukan Senja keponakan Om Kiss yang paling cantik" Lagi senja duduk di pangkuan Krisna memeluk Krisna dengan agresif.

"Emh eh Senja" Mata Krisna langsung membulat dan kini otomatis dia jadi 100% sadar.

"Ayo kita makan malam, Senja di gendong sampe meja makan dong Om Kiss" Senja mengalungkan tangannya di leher Krisna dan bergelayut manja.

"Hemmh iya ayo kita makan" Krisna lalu berdiri, dia mengendong Senja dengan gaya koala atau seperti mengendong bayi. 

Kali ini Senja memandang wajah tampan Krisna, setelah dia amati memang Krisna dan Ayahnya tidak ada kemiripan sama sekali. Bodohnya dia baru menyadari itu, wajah tampan Krisna memang sungguh memikat. Dia memiliki hidung mancung, mata hitam, serta rahang yang tegas serta bibir yang pink alami. 

"Apa liat-liat?" Ucap Krisna yang sadar dia di tatap oleh keponakannya.

Senja mendekatkan bibirnya ke telinga Krisna. "Om Kiss ganteng banget sih, ayo nikah sama Senja aja yuk! Ayo kita kawin lari" Goda Senja.

"Hahaha gak mau capek kawin sambil lari, enakan kawin sambil duduk Nja" 

"Ish si Om Kiss ini, berani beraninya nolak gadis secantik Senja. Cantikkan juga Senja dari pada Kak Yulia" Sedikit kepedean, tapi itu memang kenyataannya. Senja jauh lebih cantik, lebih imut dan lebih seksi dari pada Yulia. Dan itu memang di akui oleh Krisna sendiri, bahwa Senja memiliki kecantikan yang luar biasa.

"Maaf Senja, Om bukan pengabdi inces. Om haram menikahimu" Lagi, selalu saja Krisna mengatakan bahwa dia dan Senja haram untuk menikah. Jika dulu Senja langsung sedih dan hatinya terasa nyeri, tapi kali ini tidak. Dia sudah tau faktanya bahwa Krisna hanyalah adik angkat Papanya.

"Yang haram itu enak dan nikmat banget loh Om, di coba aja dulu Om. Sekali aja, kalau nagih ntar boleh di lanjut Om Kiss" Goda Senja, tepat di telinga Krisna. Dan itu membuat Krisna merinding hebat.

Krisna langsung mendudukan Senja di kursi meja makan. Dia mendekatkan kepalanya ke telinga Senja dan berbisik "Owh ya? Tau apa kamu soal enak dan kenikmatan? Bahkan pipis aja belum bener. Dasar bocil mesum" lalu Krisna duduk di samping Senja.

Wajah Senja memerah karena malu, sungguh tak menyangka Krisna membalas ucapannya seperti itu. Tangannya mengepal, dia mengigit bibir bawahnya dan menatap tajam ke arah Krisna. Sang tersangka justru tersenyum dan menaikkan alisnya, kali ini Krisna lagi-lagi menang.

"Wah Senja akhirnya makan malam, makan yang banyak ya Senja. Mau Mama ambilin gak?" Goda Ina, semua orang sudah duduk di meja makan.

"Gak usah Mah, biar Om Kiss aj. Om ambilin makan Senja dan suapin Senja. Cepetan suapin Senja Om, Senja laper banget!" Perintah Senja.

"Baik Princess Senja yang cantik menawan" Dengan patuh Krisna mengambil nasi dan lauk pauk lalu menyuapi Senja dengan sabar.

"Om, kalau Om nikah masih mau gak nyuapin Senja?" Tanya Senja setelah dia menelan habis makannya.

"Tergantung, nanti istri Om cemburu gak, kalau cemburu ya gak Om suapin lagi" Ucap Krisna lalu menyuapi Senja lagi.

Senja dengan cepat mengunyah makanannya dan meminum air putih "Terus siapa nanti yang nyuapin Senja?" 

"Ya ampun Senja kamu sudah dewasa. Seharusnya kamu makan sendiri! Udah terbiasa kan makan sendiri setelah Om Krisna pindah ke rumah barunya" Sindir Egi, Papa Senja.

"Atau Senja mau Yangkung nikahkan sama Guntur sahabatnya Om Krisna? Dia orang yang baik, dan sepertinya dia juga menyukaimu. Lagi pula dia juga tampan seperti Om Krisnamu" Ucap Darto.

"Iya Yah boleh banget, gak apa-apa juga Senja sama Guntur. Dia juga dewasa kayak Krisna, bisa momong Senja yang manjanya super sekali" Ucap Ina, sang Mama langsung setuju.

Guntur memang tampan, dia juga sangat menyayangi Senja. Sudah sering dia pergi bertiga dengan Krisna dan Guntur. Namun tetap saja di mata Senja Krisna yang paling tampan. Faktanya Guntur memang menaruh hati pada Senja.

"Ah kayak Senja gak laku aja, tau gak Yangkung, baru seminggu Senja magang aja udah ada yang nembak Senja. Belum lagi di kampus masih banyak tuh fans Senja yang antri. Total sudah 30 orang yang nembak Senja" Ucap Senja bangga, lagi-lagi meski terkesan kepedean, tapi kenyataannya memang seperti itu.

"Siapa yang nembak kamu Nja? Coba bilang sama Om" Ucap Krisna, dia mengerutkan alisnya tampaknya dia memang penasaran.

"Owh itu mah rahasia perusahaan Om, maaf ya Om Kiss itu masuk ke kehidupan pribadinya Senja. Gak usah ikut campur" Ucap Senja penuh dengan penekanan.

"Tapi bukan suami orang kan Nja yang nembak kamu?" Kini wajah Sarni, Nenek Embun yang terlihat khawatir.

"Ya elah Yangti, di pikir yang di kantor tua-tua semua apa? Hihihi, Om Kiss kasih paham lah sama Yangti!" Ucap Senja sambil memegang pundak Krisna dan menggoyangkannya.

"Banyak yang muda dan masih lajang kok Bun di kantor tuh. Ya sepantaran sama Krisna, bahkan ada yang lebih muda lagi. Tapi memang kok Senja trending topik di kantor, anak magang favorit dia tuh. Buat rebutan antar divisi, untung Krisa gercep masukin di ke divisi Krisna jadi bisa Krisna pantau" Krisna menjawab jujur.

"Kan kan kan apa Senja bilang" Senja menyibakkan rambut panjangnya. "Kecantikan cucu Yangti ini memang sudah terbukti paten" Senja tersenyum manis.

"Dih yang ngaku kecantikan paten dan banyak yang nembak tapi belum pernah punya pacar. Kenapa sih Nja gak nyoba aja? Sini bawa ke rumah temuin sama Mama Nja" Ucap Ina.

"Duh maaf ya Mama, Senja itu mau 100% suci untuk suami Senja seorang. Gini-gini Senja belum pernah loh ciuman, pelukan, sama cowok lain ya kecuali sama Om Kiss sih" Kekeh Senja.

"Harusnya Om gak di itung Senja, Om Kiss kan Om kamu. Ya masak di hitung pengecualian" Protes Krisna.

"Om Krisna udah ngapain aja sama Kak Yulia? Yakin nih mau nikah sama Kak Yulia? Gak sama yang lain gitu? Cantikan juga Senja loh Om. Kenapa kita gak nikah aja sih Om? Yangkung mendingan jodohin aja deh Senja sama Om Kiss" Protes Senja.

"Ya ampun Senja, kayaknya bener kamu udah kebelet kawin, udah Yah suruh Guntur lamar Senja aja. Saya juga setuju kalau Senja sama Guntur" Pinta Egi pada sang Ayah.

"Ish Papa tuh ya, ya udah deh kalau Papa maunya gitu. Gak apa-apa deh Senja nikah sama Om Guntur, tapi nikahan Senja dan Om Kiss harus barengan!" Usul Senja.

"Cie Senja, akhirnya ngaku kalau suka sama Guntur. Lagian kamu manggilnya Kakak aja Senja, jangan Om, dia kan bukan Om kamu!" Goda Ina.

"Ih gak mau, dia kan temen Om Kiss, jadi Senja juga harus manggil Om lah. Itu kan panggilan kesayangan Senja Mama" Protes Senja.

"Wah bener ini Yah, Senja ternyata ada rasa sama Guntur, ya wis yah telfon Guntur aja suruh lamar Senja" Ucap Sarni semangat.

Sementara itu Krisna tersenyum dan terus menyuapi Senja dengan telaten. Ada perasaan tidak rela ketika keponakan kesayangannya itu akan menikah dengan Guntur sahabatnya sendiri. Dia tau bahwa memang benar Guntur menyukai Senja, dan Guntur memanglah orang baik. Namun entah kenapa hatinya terasa nyeri, padahal dia sendiri juga sudah memiliki Yulia.

BAB 3 MENYUSUN RENCANA JAHAT

Setelah makan malam keluarga Senja bercanda gurau bersama di ruang TV sambil menonton TV. Senja hanya mematung dan fokus menonton TV dengan pandangan datar, jika seperti ini mode Putri Es nya akan muncul.

Krisna menatap wajah dingin keponakannya itu, mungkin tidak lama lagi dia tidak akan bebas memandang wajah cantik itu. Sudah pasti setelah menikah dia akan berjarak jauh dan mungkin berubah menjadi orang asing untuk keponakan kesayangannya.

Karena malam semakin larut satu persatu masuk ke dalam kamar mereka, yang tersisa hanyalah Krisna dan Senja. Mode Putri Es Senja langsung hilang, segera dia duduk di pangkuan Krisna menghadap ke depan TV dan meneruskan untuk fokus menonton TV.

Kini dagu Krisna berada di ceruk leher Senja, sementara Senja memiringkan sedikit kepalanya ke arah kiri. "Wangi banget sih keponakan Om yang cantik ini" Krisna mengendus endus leher Senja.

"Emh, ah ish" Dessah Senja, dia mengigit bibirnya sendiri dan memejamkan matanya, tentu saja Senja merasa tubuhnya berdesir ketika Krisna melakukan itu, Senja gadis yang sangat normal. "Stop Om Kiss, Senja geli" Terang Senja, dia menggeliat.

Melihat reaksi tubuh Senja, Krisna tersenyum miring. Dia paham bahwa keponakannya itu sedang berdesir karena sentuhan yang dia berikan. Krisna berniat balas dendam karena tadi sore Senja juga iseng menggodanya. 

Krisna semakin berulah, dia memeluk perut Senja semakin erat, dan menempelkan hidungnya di leher Senja. "Emh, issshhh." Dessah Senja, lagi Senja menggeliat nafasnya naik turun, memejamkan matanya dan mengigit bibir bawahnya sendiri. Itu membuat Krisna semakin girang, dia benar-benar ingin menggoda Senja malam ini.

"STOP OM KISS!" Bentak Senja, gadis itu kehilangan kesabarannya, dia menghadap ke belakang dan menutup hidung dan bibir Krisna dengan tangannya "Senja bisa, em Senja kegelian!" Cicit Senja, tampak wajah Senja memerah, hal itu justru membuat Krisna menjadi semakin gemas.

"Ih kamu tadi ngendus-ngendus leher Om loh sampe kamu bobo, Om gak apa-apa tuh. Ini baru sebentar kenapa kamu kegelian. Om juga suka bau badannya Senja, wangi" Goda Krisna, dia benar-benar tidak merasa bersalah.

Senja tersenyum, dia langsung membalikkan badannya dan duduk kembali di pangkuan Krisna, kini posisi mereka berhadapan. "Sini coba Senja endus-endus lagi! Om bisa tahan berapa lama coba" Tantang Senja, mode iseng Senja keluar, dia benar-benar tertantang untuk mengerjai Krisna lagi.

Apalagi Senja sudah tau bahwa Krisna adalah Om angkatnya, dia semakin girang dan bersemangat. Gadis nakal yang sangat terobsesi dengan Om nya itu benar-benar kehilangan akal sehatnya.

Tanpa menunggu jawaban dari Krisna, Senja langsung menempelkan hidung dan mulutnya pada Leher Krisna. Lagi dengan iseng dia mengendus endus leher Krisna, bahkan dia juga mengecup leher Krisna. Tak lupa dia juga mengeratkan tubuhnya pada Krisna. 

"Eh ish, Senja, emh" Lirih Krisna, lagi-lagi keponakannya membuat tubuhnya berdesir. Dia memejamkan matanya dan mengertakan giginya sendiri. "STOP STOP SENJA JANGAN LAKUKAN ITU LAGI!" Bentak Krisna, dia memegangi pundak Senja dan menjauhkannya dari tubuhnya.

Krisna benar-benar takut jika Senja seperti ini, justru malah Krisna kehilangan akal sehatnya dan nekat melakukan hal yang iya-iya pada gadis yang dia anggap keponakannya sendiri.

"Eh, Om Kiss kok membentak Senja? Om Kiss berubah, semenjak Om pacaran sama Kak Yulia Om Kiss jadi jahat banget sama Senja. Senja benci sama Om Kiss" Racau Senja, lalu Senja berlari ke kamarnya dan menguncinya.

Senja menangis? Tentu tidak. Sebaliknya dia tersenyum, dia memeluk gulingnya sendiri dan mencoba tertidur lelap. Dia tak sabar menunggu hari esok, hari yang dia tunggu-tunggu dan dia rencanakan bersama teman-temannya. "Om Kiss cuma milik Senja seorang, tak akan ada yang bisa merebut Om Kiss dari Senja".

Pagi hari tiba, Senja bersiap-siap berangkat magang di kantor yang sama dengan Krisna dan juga Guntur. Setelah merias wajahnya dengan makeup minimalis, dia langsung keluar dari kamarnya dan bergabung makan pagi dengan keluarganya. Hari ini Kakek, Nenek dan Krisna masih di rumah Egi dan Ina.

"Wah cucu Yangti sudah cantik sekali, pantas ya banyak yang suka. Kayak jaman Yangti masih muda dulu, iya kan Yangkung?" Goda Sarni, sang Nenek yang membesarkan Senja.

"Iya bener, dulu susah loh Yangkung ngedapetin Yangtimu Nja" Ucap Darto, dia tersenyum menatap wajah Sarni yang meski sudah tua, namun masih terlihat cantik. Ya kecantikan Senja memang berasal dari Sarni, sang kembang desa di masa lampau.

"Ish Yangkung sama Yangti so sweet banget sih. Senja kan jadi pengen. Gak sopan tau mesra-mesraan di depan jomblo" Sindir Senja.

"Weh kamu udah gak jomblo lagi sekarang loh, kemarin Yangkung udah telfon Kakek Guntur, mereka mau lamar kamu seminggu lagi" Ujar Darto.

"Uhuk-uhuk" Senja benar-benar tersedak, dia bahkan memukuli dadanya sendiri. "Yangkung kok gitu sih, kemarin Senja cuma bercanda. Gak mau ah, Senja gak mau di jodohin kayak gini" Protes Senja.

"Ya ampun Senja jangan bentak Yangkung mu kayak gitu itu gak sopan!" Larang Ina.

"Iya Senja, udahlah dari pada kamu sama orang yang gak jelas asal usulnya lebih baik dengan Guntur saja, dia calon suami yang baik untukmu" Jelas Egi dengan tegas kepada anak gadis kesayangannya.

"Ah ini kenapa sih keluarga ini. Bikin Senja pusing semua. Om Kiss berubah, Yangkung sama Yangti juga mengambil keputusan sendiri, apalagi Papa sama Mama selalu saja nyalahin Senja. Udah deh Senja mau pergi sekarang, Senja jadi gak nafsu makan" Cicit Senja, lalu Senja langsung pergi keluar rumahnya, menyalakan motornya dan pergi berangkat ke kantor tempat dia magang.

Sementara itu di meja makan, Darto, Sarni, Egi, Ina dan juga Krisna masih duduk tenang di meja makan. Mereka menghabiskan makanannya dengan santai, tentu saja mereka sudah hafal bagaimana ulah Senja. Jadi mereka tidak ambil pusing dengan kelakuan remaja yang beranjak dewasa itu.

"Hah anakmu Gi, kelakuannya kayak siapa itu kayaknya dulu kamu nurut-nurut aja" Kekeh Darto.

"Ya kayak Mamanya lah Yah, siapa lagi" Sindir Egi.

"Loh kok Mama sih Yah? Ini tuh didikan Krisna. Krisna tuh yang salah dia itu terlalu memanjakan Senja!" Sindir Ina.

"Hehehe, iya kali ya Mbak, jadinya begitu. Maaf Mbak, Mas, Ayah, Bunda, Krisna memang terlalu memanjakan Senja" Jawab Krisna, bahkan Krisna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, karena memang merasa tidak enak pada Kakak angkatnya dan juga istrinya itu.

"Ah ya enggak juga Kris, memang wataknya seperti itu. Apalagi anak jaman sekarang ya seperti itu, keras kepala dan ambegan. Apalagi dia remaja yang menginjak masa dewasa. Seperti itulah anak perempuan" Sanggah Sarni, meski dia tidak memiliki anak perempuan tapi dia paham berkat teman-teman arisannya yang memiliki anak perempuan dan suka berkeluh kesah kepadanya.

"Udah kalian berangkat kerja sana ini sudah jam tujuh pagi, nanti telat" Perintah Darto. Kompak Krisna, Ina, dan juga Egi pergi meninggalkan rumah dan pergi ke kantor mereka masing-masing. 

Di sisi lain, Senja sedang mengobrol bersama teman-temannya sesama anak magang. Dia tampak tertawa lalu mendengarkan cerita temannya dengan serius. Seperti itulah Senja, tidak sesuai namanya, yang terasa hangat, nyatanya dia adalah gadis yang dingin dan tak banyak bicara.

"Eh Pak Krisna datang tuh" Ucap Rini semangat.

"Wah gila sih ganteng banget memang Pak Krisna tuh, badannya juga bagus tinggi gitu kayak tiang listrik" Entah pujian entah ejekan seperti itulah Zuna, teman Senja yang paling gokil di kelompok anak magangnya Senja.

"Beruntung banget ya Bu Yulia dapetin Pak Krisna, uh aku kan juga pengen" Ucap Tere antusias.

"Ya elah kalian para ciwi-ciwi sebenarnya kalian suka Pak Krisna apa Pak Guntur sih? Tadi habis muji-muji Pak Guntur, lah sekarang gantian muji-muji Pak Krisna mau kalian apa sih?" Protes Ciko, dia juga tak kalah gokilnya dengan Zuna.

"Iya nih semua yang bening-bening di embat kayak yang Pak Krisna dan Pak Guntur mau sama kalian aja" Ejek Wira.

"Ya elah Wir, namanya juga usaha. Yah kan belum ada janur kuning melengkung tuh, bisa aja kan mereka notis kita gitu buat jadi calon istri mereka" Cicit Rini.

"Iya lah Wir, kita loh gak kalah cantik sama Bu Yulia. Lagian kita ini daun muda, masih seger-segernya" Cicit Zuna.

Senja tertawa tanpa suara, namun dia sampai memegangi perutnya, wajahnya juga memerah bahkan matanya terpejam karena pipi tembemnya terangkat sehingga matanya yang sedikit sipit itu tertutup.

"Lah Putri Es tertawa tuh. Duh sungguh indah sekali pemandangan ini ya Tuhan" Puji Ciko secara terang-terangan di depan orang yang dia kagumi.

"Wah iya, beneran Putri Es mencair tuh, menghangat terkena sinar Senja yang hangat" Goda Wira, dia pun juga berusaha mengombali Senja.

"Tuh tuh kalian berdua tuh godain Senja, ish. Senja juga gak mau kali sama kalian" Sindir Tere.

Melihat anak-anak magang yang sepertinya sedang asik bercanda Krisna menghampiri mereka. Apalagi dia melihat keponakannya itu tertawa memperlihatkan gigi gingsulnya, sungguh pemandangan yang langka Senja dapat tertawa lepas di depan umum.

"Eh pada asik ngobrolin apa nih? Kayaknya kok seru banget" Sapa Krisna.

"Eh selamat pagi Pak Krisna" Ucap anak-anak kompak.

"Iya selamat pagi semua, lagi ngilobrolin apa hayo?" Goda Krisna.

"Owh itu tadi Ciko sama Wira gombalin Putri Es Pak, gara-gara Putri Es tertawa dengerin banyolan kita" Jelas Zuna.

"Putri Es?" Krisna mengerutkan alisnya "Siapa Putri Es?" Tanya Krisna, padahal dia tau betul siapa itu Putri Es, dan sejak kapan Senja yang ceria mendadak menjadi Putri Es.

"Owh iya Zuna tadi kamu manggil Senja Putri Es loh kamu gak sadar. Itu loh Pak, Putri Es itu Senja. Dia kan dingin banget" Terang Rini.

"Kok bisa sih? Kayaknya Senja biasa aja kalau sama saya" Kekeh Krisna.

Senja menarik nafas dalam-dalam lalu meninggalkan perkumpulan teman-teman magangnya itu dan Krisna. Rasanya malas sekali pasti teman-temannya akan mengadukan sifat dingin Senja pada Krisna. 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!