"Hoammm,,"
Aku terbangun dengan badan remuk redam, saat tulang-tulang seakan mau copot dari persendian, aku mengerjapkan mata dengan berlahan untuk mengurangi kantukku yang semalam tertahan, saat aku mengedarkan pandangan di sampingku, begitu indah ciptaan mu, wajah tampan, hidung mancung, sehingga aku tak bosan untuk memandangnya, walaupun badan terasa sakit hingga di bagian inti tapi aku menikmatinya, inilah yang aku inginkan, bisa mendapatkan raga orang yang aku cintai seutuhnya, walaupun ia sering menolak cintaku, tapi aku bertekat untuk membuat ia bertekuk lutut di hadapanku, memang aku akui aku melakukan, dengan cara licik, tapi hanya ini yang bisa aku lakukan untuk mendekatinya..
"Hoam..Auhh." rintihan seseorang di sebelah ku, aku hanya diam membisu.
Saat dia mengerjapkan matanya betapa kagetnya, yang ia lihat adalah aku, dan aku hanya nyengir kuda, untuk menghalau jarak di antara kita.
"Kenapa hembb." tanyaku.
"Ngapain kamu disini, alina." suara lantang menggema di kamar apartemen.
"Kenapa memang Ken." ucap alina tersenyum kepada Kenzo.
Kenzo bangun terduduk bersandarkan kepala ranjang, dan ia kaget saat selimut merosot, dan menampakan tubuh bagian atas, dengan menampakan perut kotak-kotak
"Astagfirullah,! Apa yang sudah kita lakukan Alina." Kenzo masih mengumpulkan ingatannya.
"Kamu lupa, semalam kita melakukanya, hingga pagi menjelang." jawaban santai Alina dengan mengecup pipi Kenzo.
Cup
"Alina. Apa yang kamu lakukan, kenapa kamu mencium pipiku!" protes Kenzo, saat pipinya Alina kecup.
"Kenapa, semalam kita melakukan lebih, apa kamu gak ingat,lihatlah hasil karyamu, semua seperti tato yang menggelikan." Alina memperlihatkan dadanya yang di penuhi tanda merah..
"Kenapa aku gak ingat, apa kamu sengaja menjebak aku kan Alina." tanya Kenzo tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Buat apa aku menjebak mu, kamu datang dengan keadaan mabuk Ken,, asisten mu yang mengantarkan ke apartemen ini." kilah Alina.
"Benarkah, aku gak percaya, memang aku pergi ke klub, tapi aku gak sampai se mabuk ini hingga tak tau apa-apa." sangkal Ken lagi.
"Serah kamu Ken, yang aku hanya inginkan kamu harus tanggung jawab dengan menikahi ku, aku gak mau perbuatanmu ini menimbulkan janin di dalam perutku.." Alina mantap.
"Aku gak akan menikahimu, Al, kamu tau aku akan bertunangan dengan Andin sahabat kamu."
"La terus aku gimana Ken, aku gak mau ya aku hamil di luar nikah, apa kata orang nanti, lagian masih tunangan kan Ken," jawaban protes Alina.
"Tapi aku gak bisa Al, mengertilah, aku hanya mencintai Andien, aku gak mau menyakitinya" Kenzo takut menyakiti Andin, tapi tak mengerti apa yang di alami oleh Alina.
"Kamu egois Ken, kamu sudah ambil keperawananku, sekarang dengan tega kamu mencampakkan aku, apa segitu tak berartinya aku buat kamu, sehingga kamu enggan untuk bertanggung jawab?" Alina mulai mengeluarkan air matanya.
"Maafkan aku Alina, baiklah aku akan menikahimu, diam-diam tapi jangan sampai Andin tau, aku akan berbicara kepadanya nanti."
"Maafkan aku ken, aku melakukan ini hanya untuk mendapatkan mu, aku akui jalanku salah, dengan jalan benar saja kamu tak pernah menganggap aku ada, jadi maafkan aku yang mengambil jalan pintas, suatu saat saat kita bersama, kamu akan belajar mencintaiku walaupun terlambat." batin Alina.
Ahirnya Kenzo akan menikahi Alina hari ini, dengan hanya di hadiri penghulu saja, ia menyembunyikan pernikahannya dari semua orang termasuk orang tuanya.
setelah sah menjadi suami istri Alina di ajak tinggal di apartemen, memang Alina adalah mempunyai keluarga, tapi mereka bercerai dan memilih jalan masing-masing, Tampa memikirkan perasaan Alina,hingga ia kebal hidup sendiri,
"Ini apartemen ku, kamu bisa tidur di kamar sebelah atau di kamarku." Kenzo singkat.
"Kita kan sudah sah, masak gak boleh tidur berdua Ken?" ucap Alina manja.
"Emb,aku hanya menjaga hatiku saja Al, maafkan aku," ucap sendi Kenzo.
"Baiklah terserah kamu saja Ken." Alina pun masuk kedalam kamar dengan langkah gontai.
Setelah di dalam kamar ia merebahkan badannya yang sedikit sakit, akibat pergulatan tadi malam dengan Kenzo,
"Ternyata Ken ganas juga, gak salah aku menjebaknya, dengan obat perangsang,," batin Alina.
Ahirnya Alina pun melanjutkan tidur,, sedangkan Kenzo, merasa sangat frustasi, dengan apa yang ia lakukan menikah dengan sahabatnya sendiri, Tak ada kamus, dalam sejarah hidupnya.
"Apa yang akan aku katakan kepada Andien, jika suatu saat ia tau," batin Kenzo ketar-ketir.
sedangkan Andin semalam gelisah hingga hari ini, bagaimana tidak, kekasihnya tak memberi kabar sama sekali' bahkan ponselnya saja mati, ia menjadi cemas dan juga risau, hatinya tak tenang sejak kemaren malam.
"Kemana Ken ini, aku hubungi gak di angkat,, sedangakan hari ini hapenya mati," Andin mondar-mandir didalam kamarnya.
dengan pikiran yang sangat cemas Andin pun ingin mengunjungi, kantor kekasihnya agar kegelisahan di hatinya sedikit terobati. Saat berada di mobil ia juga ingin menelfon sahabatnya yang juga sama, tapi apa boleh buat mungkin mereka sibuk.
"Kenapa Al, Lo bisa jebak kenzo, bukanya Ken sudah menolak Lo berberapa kali." ucap sahabat yang lain dari Alina diseberang telfon.
"Mau gimana lagi, Lo kan tau sendiri, dari dulu gue cinta mati sama Ken,, vira." Alina tersenyum kepada Vira.
"Anjir low, keberanian low, gue akui jempol, gimana nanti malam ikut Kita ke tempat biasanya, gimana Lo mau kan." ajak Vira.
"Siap, Lo tunggu di tempat biasa ok."
Dan sambungan Alina putus, sepihak.
"Maafin aku Andin, mungkin setelah Lo tau , Lo akan jauhin gue, tapi demi cinta gue, gue rela Lo benci." guman Alina
Alina terbangun dengan badan yang masih remuk, ia bergegas pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket, dan setelah selesai ia pergi ke dapur untuk membuat sarapan!
Alina begitu bersemangat saat membuat sarapan spesial untuk pujaan hatinya Kenzo,
setelah dirasa semua selesai ia menyaksikan di meja makan, dan mengetuk pintu kamar suaminya untuk ia bangunkan.
Tok
Tok
"Mas, bangun sarapannya sudah siap?" suara teriakan Alina sampai membuat Kenzo kaget dan terbangun.
Kenzo melangkah pergi menuju pintu untuk membukakan pintu!
Kriet
"Gue denger Alina, dan gue belum budek, gak usah teriak-teriak." ucap Kenzo yang melihat bibir Alina yang akan berbicara.
"Ya kalo gak teriak mas gak akan bangun kan. Lagian ya kenapa juga tidur dengan hanya memakai bokser saja!" ucapan Alina nyeleneh, dan melihat Kenzo dari bawah hingga atas.
"Jangan memandang yang bukan-bukan, kamu masih kecil tau apa."
"Kata siapa masih kecil biar badan Alina kecil, umur Alina masih 20 tahun dan juga sudah merasakan kenikmatan." jawab Alina spontan, dan itu mendapat tatapan mematikan dari kenzo'.
Alina yang ditatap begitu hanya nyengir kuda, dan bergegas masuk untuk menyiapkan segala keperluan Kenzo untuk pergi ke kantor.
"Mas Ken, baju sudah siap,mas kalo mandi jangan lama-lama!" ucap Alina yang menunggu Kenzo di atas tempat tidur.
Sedangkan Kenzo yang berada didalam kamar mandi hanya mendengus kesal.
"Apaan anak itu," batin Kenzo.
Ken, keluar dengan hanya memakai handuk yang dililitkan di bawah perut, dan menampakan perut sixpack,, dan roti sobek,, dan membuat Alina meneteskan air liur, saking terpesonanya.
"Usap itu air liurmu, udah mulai menetes." ucapan Kenzo, membuat Alina tampa sadar mengusapnya dengan jarinya.
"Dasar jorok,"
"Mas Ken ganti baju dulu nanti Alina bantu pasangin dasi!" untuk mengurai kegugupan.
"Gak usah badan kamu kecil mana bisa?" ejek Kenzo.
"Heh,, jangan salahkan biar kecil-kecil begini aku juga pernah mengalahkan mas diatas ranjang." ucapnya mantap.
"Dasar aneh, kecil udah otak mesum." guman Kenzo.
"Apa mas, otak mesum, biar mesum gini kamu suka kan." goda Alina.
"Keluar kamu Al." Kenzo mendorong Alina keluar. Dan menutup pintu dengan keras."
Brak
"Untung gak jantungan aku."Alina mengelus dadanya
tapi gak papa, aku suka." dengan senyum mengembang.
Setelah selesai Alina menunggu Kenzo di ruang makan, untuk ia ajak makan bersama,
kenzo sudah keluar dari dalam kamar.
"Kirain mas Ken akan semedi didalam kamar, aku tungguin lama amat." ucapnya ketus.
"Ngapain nungguin aku segala, gak punya kerjaan kamu." Ken tak kalah ketus.
"Punya dong,, ngurusin kamu?" dengan senyum yang membuat seorang Kenzo menjadi jengah.
"Aku tu heran sama kamu Alina, kenapa kamu selalu menguji kesabaranku."
"Ralat mas. bukan mas, yang sabar, tapi aku bertahun-tahun aku menunggu tapi apa, mas mencampakkan aku.?"
"Jawabnya mantap, Dari Alina, membuat dada Kenzo ingi meledak dan pergi dari hadapan Alina tampa pamit."
"Kenapa mas Ken marah, bukanya benar ya, ah bodoh amat." Alina yang bingung dengan sikap kenzo.
sedangkan Kenzo berjalan menuju lobby dengan perasaan dongkolnya, bagaikan tidak Alina menguji kesabaran nya, setiap ucapan yang ia lontarakan selalu bisa dijawab dengan Alina.
"Tuan kenapa." Iyan bertanya kepada tuannya saat sudah berada di dalam mobil.
"Entahlah iyan, Alina selalu membalikan fakta, setiap ucapan aku ia selalu bisa menjawabnya, pusing aku dibuatnya..??" curhat Kenzo dengan menyenderkan kepalanya.
"Mungkin dia masih bocil kali tuan!!"
"Kata siapa bocil, badan aja kecil, tapi umurnya udah 20 tahun?_
"Yaya, tuan gue ngerti, terus gimana dengan andin tuan?" iyan mempertanyakannya hubungannya dengan Andin.
"Entahlah iyan gue bingung, tapi apakah Andin mengeri dengan apa yang gue alami!"
"Gak tau juga ya tuan Gue belum ada di posisi tuan sih..!!"
"Sialan Lo.."
Mereka pun sampai tiba di lobi kantor dan naik lif menuju ke atas tempat ia bekerja.Alina sekarang sudah siap-siap untuk pergi menemui Vira, di kafe depan kampusnya, saat tiba Vira sudah ada disana.
"Hay beb.. Lama nunggu?" Alina duduk di depan Vira.
belum juga, oh ya cerita dong Gimana Lo bisa menikah sama Kenzo, bukanya Lo dulu sering di tolak ya.?
"Ya gue jebak dia lah!" jawab Alina mantap.
"Apa.low jebak dia, gimana bisa."
"Bisa dong, Lo tau bartender yang ada di klub."
"Ya tau,kenapa memang," tanya Vira penasaran.
"Dia adalah sahabat gue,"
"Sahabat dari mana."
"Ada deh Lo gak akan tau?"
"Kenapa sekarang no main rahasia-rahasiaan?"
"Ya gak juga dong,"
"Sialan loh, Lo mau minum apa, gue yang traktir."
"Serah Lo aja deh,Wine juga boleh."
"Lo gila, mana ada kafe sedia wine, low gak gila kan Alina." Vira memastikan.
"Haha sialan low,, gila dari mana, gue waras kali."
Dan obrolan absurd mereka terekam,l, Tampa disadari Alina, Vita merekam percakapan mereka,, senyum licik Vira menghiasi muka Vira yang imut,,entah rencana apa yang akan ia sembunyikan.
"Gue balik dulu ya all, ada yang nungguin gue." Vira bangkit Dari duduknya.
"Kenapa buru-buru sih, lagian ya kita harus aja ketemu!"
"Besok kan bisa kan, Bay." Vira pergi dengan melambaikan tanganya.
Setelah ini low gak akan merasa bahagia Alina, tunggu saja, apa yang akan terjadi, bahkan Lo akan menangis darah sekalipun." senyum licik terbit dibibir Vira"
Alina andalah anak yang bar-bar, dan apa yang ia mau selalu berhasil bahkan demi untuk mewujudkan ambisinya ia rela menyuruh seorang bartender untuk memasukan obat perangsang dalam. Minuman kenzo..
Alina pulang dengan perasaan bahagia, bagaimana tidak, ia sudah bisa membuat seorang kenzo menjadi miliknya.
"Baru pulang kamu?" ucapan ken yang sampai dulu,
"Hehehe kamu sudah pulang mas,tumben!" Alina hanya nyengir kuda Tampa merasa bersalah.
"Kenapa memang jika aku pulang lebih awal."
"Ya gak papa mas, kan hak mas Kenzo juga,"
"Jangan mengalihkan pembicaraan Alina."
"Oh. Aku ketemu teman tadi" jawabnya singkat Tampa ada yang di tutupi.
"Cewek apa cowok! kenzo menatap mata tajam Alina.
"Kenapa sih mas Ken, tanya gitu segala,"
"Jawab aja, gak usah mengelak."
"Cewek." karena malas berdebat Alina pergi kekamar, untuk menjernihkan pikirannya, karena ucapan kenzo.
"Dasar Alina. Main tinggal aja,"
Gerutu Kenzo berada di ruang tamu, suami pulang gak di sambut malah asik main tinggal aja, dasar istri durhaka.
ahirnya Kenzo masuk kedalam kamar, walaupun perutnya terasa kapar!
Pikiran Alina berkelana, seandainya Andin tau, apa yang ia lakukan kepada kekasihnya, apa yang akan ia lakukan kepadanya..
Ach bodoh amat tentang Andin, dari dulu ia selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, aku,, hanya kerikil kecil yang tak pantas untuk memiliki kebahagiaan.
"yank, Kamu sudah sampai." Andin baru datang dari luar dan duduk dihadapan Kenzo.
"Ya." singkatnya.
"Emb,kamu sudah pesan yank."
"Belum,, nungguin kamu." ucapnya manja.
"Uch, So Sweet nya pacar aku ini.yank kapan kamu kenalin aku ke orang tua kamu!"
"Sabar sayang sebentar lagi."
"Terus kapan aku butuh kepastian sayank, Kamu kan tau kita pacaran gak sebentar?" dengan memasang muka melas.
"Aku akan bawa kamu ke kepada orang tua aku yank,Tapi sabar."
"Sabar terus, capek yank nungguin kamu?" dengan muka cemberutnya.
Kenzo hanya menghela nafas kasar, saat ia di desak seperti itu oleh pacarnya..!!
"Yank aku tanya sama kamu, kamu gak curiga gak sama Alina. berberapa hari ini dia gak bisa di hubungi, terus tingkahnya aneh deh".
"Aku gak tau yank." jawab singkatnya.
"Ich, kamu yank. Selalu begitu, loh ya gimana kalo minggu depan kita liburan ke vila milik orang tua aku yank." ajak Andin untuk memulihkan suasana hatinya.
"Aku gak bisa deh kayaknya!" tolaknya"
"Ich. Nyebelin deh kamu, lagian aku juga ingin yank, jalan-jalan sama kamu menghabiskan waktu. Bersama!"
"Nanti kalau ada waktu ya. Aku balik dulu ya bay sayang," Kenzo berlalu pergi dari hadapan Andin.
Andin yang kesal menghentakkan kakinya.
"Kenapa sikap ken kayak aneh gitu ya," guman Andin.
Sedangkan Alina masih didalam kamar, ia merasa badannya sangat capek setelah bertemu dengan temanya tadi.
"Apa mas Ken didalam kamar ya, Aku kok gak bisa tidur begini?"
Kenzo baru pulang ke apartemen, dengan muka lesunya, entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa pusing?" Ken merebahkan kepalanya bertumpu tangan"
malam semakin larut, dan Alina masih bolak-balik merebahkan badannya untuk mencari kenyamanan, Dan hujan turun, Petir dan juga angin terdengar mengerikan. Alina yang takut pun langsung bangkit dan pergi kekamar Kenzo.
kamar yang temaram. membuat kesan horor.. Dan Alina yang masuk hanya meneguk ludah kasar. Ahirnya ia menyusul Kenzo yang sudah terlelap di bawah selimut, Alina melingkarkan tanganya,dan memejamkan matanya!
Pagi menjelang, Kenzo bangun merasa berat badannya. Ia merasa ada yang menindihnya, Ia pun tersadar dan mengerjapkan matanya.
Saat mata memandang, ia melihat alina yang tertidur pulas dengan bantalan tanganya,, alhasil tanganya merasa kesemutan. Dan kaki Alina berada di atas tubuhnya,,l jangan di tanya sang empu menikmati pelukannya seperti guling.
"Haduh Alina, kenapa kaki kamu ada di tepat bagian sensitifnya sih." kenzo mulai mengangkat kaki Alina
Dan berhasil, ia pun melanjutkan dengan tangan Alina yang masih memeluknya sangat posesif.
"Huh, berhasil kenapa saat ia tidur menjadi cantik Hidung mancung bibir mungilnya." Kenzo memandangi wajah Alina yang baby fas.
Kenzo tersadar dan menyangkal ucapannya,
setelah lama mengagumi ia pun pergi kekamar mandi guna membersikan tubuhnya dan juga ia sudah siap-siap untuk berangkat ke kantor.
"Alina,, bangun." Kenzo membangunkan Alina dengan mengguncangkan tubuhnya.
"Apasih mas,, masih pagi, Alina ngantuk, tadi malam gak bisa tidur." Alina memejamkan matanya lagi.
"Bisa gak kamu bangun, buatkan aku sarapan"
"Emb... Hoammm. Baiklah. " Alina pun bangkit untuk pergi kedapur.
"Dasar aneh."
Alina memasak nasi goreng, setelah jadi ia menyiapkan Di meja makan.
"Mas Ken, masakannya sudah matang, aku tinggal mandi dulu ya."
"Ya.." jawab.ken dari dalam.
Alina membersikan badannya dengan cepat, setelah selesai ia menyusul suaminya untuk ikut sarapan bersama.
"Mas Ken menunggu aku, maaf ya Aku agak lama!"
"Ya gak papa ayo sarapan nanti aku antar kamu ke kampus" jawaban Ken singkat.
"Tapi mas," Alina ragu.
"Gak usah deh mas Ken,Anter aku, aku hanya gak ingin Andin tau dan berprasangka buruk sama aku."
"Tumben kamu peka!'
"Ya gak gitu juga? Tapi aku masih, belum bisa menghadapi kenyataan."
"Bukanya ini yang kamu inginkan Alina,"
"Ya memang ini yang aku inginkan tapi gak semudah itu juga kali terbongkarnya." jawabnya cemas.
"Bukanya lebih cepat lebih baik.Kehancuran ada di depan mata?" ucapan Kenzo seakan menohok alina.
Alina hanya diam membisu, ia belum siap di benci oleh sahabat baiknya.
"Apa yang kamu pikirkan." selidik Kenzo.
"Tak ada,"
"Bohong. Aku tau kamu takut kan, jika sahabat kamu membencimu."
"Gak ngapain takut,"
"Kalo gak takut kenapa muka kamu menunjukan bahwa kamu takut di benci, harusnya sebelum kamu menjebak aku, kamu pikir dulu"
"Emang boleh dipikir-pikir dulu,"
"Boleh dong, dasar otak udang."
"Maksut mas apa.. Bicara gitu?"
"Belum sampai, kalo gitu aku berangkat dulu, jika mau pergi kunci pintu, agar tak ada yang menyusup ke apartemen ini." Kenzo bangkit dan berlalu dari hadapan Alina, yang masih terbengong dengan ucapan Kenzo tadi.
"Emang boleh segitunya ya." ia mengetuk jarinya diatas meja?
setelah membereskan piring kotor Alina bergegas siap-siap untuk pergi ke kampus,
"Hay Alina.?,' Kemana aja kamu, Aku cariin dari kemaren,aku cat juga gak dibales." Andin menghampiri Alina, sat dilorong.
"Maaf ya.Aku gak sempet bales cat kamu. kamu kan tau sendiri."
"Yaya aku tau kamu sibuk banget kan,"
"Ehem,"
"Maafkan aku yang masih belum jujur ke kamu Andin, tapi jika kamu mengetahuinya, makan hari itu hari dimana aku akan pergi dengan sendirinya.." batin Alina
"Kenapa bengong hemb.." tanya Andin yang duduk di depan Alina yang sudah berada di kantin.
"Gak papa.. Oh ya dimana Fira!"
"Gue gak tau, oh ya Lo tau kan rektor baru kita."
"Gak gue gak tau, kan Lo tau gue gak masuk kemaren." jawab Alina santai dengan meminum juz jeruk.
"Gila, kalo Lo lihat Lo akan terkesima melihatnya,Ganteng woy tinggi putih, kayak opa-opa Korea, banyak yang suka sama dia saat pertama mengajar," Andin membayangkan rektor baru.
"Lebay loh."
"Jika Lo tau Lo juga akan naksir kan,"
"Serah Lo deh Andin, gue mau ke ruangan gue dulu,"
"Tunggu dong gue ikut,"
Ahirnya mereka berjalan menuju tempat dimana ia menimba ilmu, saat didalam ia sudah duduk dengan santai menunggu rektor baru yang akan mengajar...
dan betapa kagetnya,bia melihat rektor baru itu.
Deg
"Kenapa dia ada disitu." Alina menutup mukanya dengan buku yang ia pegang.
"Selamat pagi semua,"
"Pagi pak,"
"Apa kabar!" tanya rektor ganteng.
"Baik pak!" jawab semua mahasiswa.
"Bisa kalian absen satu-satu,"
"Bisa pak,"
"Kalian sudah tau saya bukan,"
"Tau pak,"
"Tapi perkenalkan sekali lagi, saya rektor baru, nama saya Raihan firmansyah,"
"Kenal bukan, dan siapa yang kemaren tidak masuk! Bisa kedepan," Raihan sudah tau mahasiswa yang tak masuk kemaren adalah Alina, cewek nyebelin yang pernah Raihan temui.
"Alina pak!" semua mahasiswa mengarah ke Alina, dan tatapan. Mereka seakan mau memakannya.
Alina yang mendapat tatapan semua maha siswa hanya ketar-ketir,
"Kenapa semua jadi lihatin aku gitu. Sial kenapa dia juga melihat aku dengan mata elangnya "Alina berbicara dalam hati.
"Alina ya silahkan maju. " ucapan Raihan memerintah.
"Baik pak."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!