NovelToon NovelToon

Ku Gelarkan CintaKu Di Atas Sajadah

Perkenalan & Prolog

Hai,

Aku Irra, usiaku 24 tahun..

Oh iya, Aku anak ke-3 dari 4 bersaudara, punya 2 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan. rentan usia kita beda 5 tahun. Maklum Mamah Ku dulu ikut program KB jadi rentan usia kita bisa sama hehehe

Aku mahasiswi di salah satu kampus swasta terkemuka di Kota Bandung, yang mengambil jurusan Management Administrasi kelas Karyawan.

Aku juga sambil bekerja Part Time, Jadi SPG (Sales Promotion Girl) di berbagai Event dan pernah jadi SPG Reguller yang stay di toko dibawah naungan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.

pekerjaanku di dunia retail bisa dibilang sudah melanglang buana, karena Aku bekerja dari mulai lulus SMA, jadi aku bekerja dulu 2 tahun lalu memutuskan untuk Kuliah, karena Aku membiayai kuliahku dengan uang hasil jerih payah keringat sendiri.

Bosan jadi SPG yang terkadang dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang, aku mencoba peruntungan melamar pekerjaan menjadi Frontliner di salah satu Bank Terbesar di Indonesia,

Alhamdulillah aku di terima menjadi karyawan disana, dan ini adalah kali ke-2 Aku menjadi Frontliner dan alhamdulillah aku pun lolos seleksi juga.

Aku memutuskan untuk menikah di usia 24 tahun, usia yang cukup matang untuk seorang perempuan,

tapi tidak dengan pemikiran dan kedewasaanku, yang masih senang have fun kumpul, nongkrong bareng teman-teman.

Aku berfikir menikah sama saja dengan saat pacaran, menghabiskan waktu bersama saling mencintai, hanya saja perbedaannya mungkin ada pada waktu, karena kita bisa menghabiskan waktu kita dengan orang yang di sayang lebih lama dari biasanya.

perjalanan cintaku tidak semulus kulit bayi, tidak sebersih kertas kosong, penuh lika liku percintaan, terkadang begitu menyenangkan dan begitu rumit.

Irwan, laki-laki yang akan menikahi ku. Aku berpacaran dengannya hampir 5 tahun, dia seorang SPB (Sales Promotion Boy) di salah satu toserba di Kota Bandung.

Awal Aku mengenalnya karena aku terlibat cinta lokasi di tempat kerja,

Dia terlihat baik, dan menarik dengan parasnya yang tampan. Irwan mampu memikat hampir banyak karyawati disana.

dari yang single hingga yang sudah menikah banyak yang terpincut oleh ketampanan Irwan.

Dia tipe laki-laki yang selalu menomor satukan penampilan, dimana pun dan kapan pun penampilannya harus selalu ON.

Aku fikir Dia sebersih penampilannya, tapi ternyata tidak, Aku tertipu, selama ini Dia jauh dari kata bersih, Dia jarang mandi, jarang sikat gigi, dan so tampan, ya memang tampan untuk sekedar dibawa ke acara undangan Dia oke.

tapi, apa boleh buat, Aku terlanjur mencintainya, terlanjur banyak waktu yang sudah Aku luangkan, dan banyak materi yang sudah Aku keluarkan,

Aku bodoh memang,

sampai dibutakan cinta.

oya sebelumnya Aku hampir menikah dengan Pria lain sebelum Irwan, Aku pun pacaran dengan Dia dari jaman SMA , hampir 5 tahun juga Aku mengenalnya, berpacaran dengannya, 2 bulan menjelang pernikahan Aku memutuskannya,

Aku gak tau salah Dia dimana, bahkan mungkin hanya kesalahan sepele, tapi mungkin karena Aku sudah merasa nyaman dengan Irwan, hingga Aku tega memutuskan Laki-laki yang sudah lama mengenalku.

Pergaulan SPG itu ngeri-ngeri bagaimana gitu, tapi tergantung balik lagi ke orang bersangkutan, bagaimana Dia mau membawa diri, di Store Aku punya sahabat namanya Dara...

hari itu Dara terlihat begitu gelisah, hingga akhirnya Dara menghampiri ku yang sedang membereskan Product Tea di Lorong ujung.

"Irra, ko kamu mau sih pacaran dengan Irwan?" ujar Dara sambil menepuk pundakku,

"iya Dara, Aku juga gak tau nih, mungkin kena pelet hahahaha"

"Aku aneh loh Ra sama Kamu, kemarin mantan kamu yang waktu SMA dateng, Dia kayaknya begitu mencintaimu, sampai tergila-gila seperti itu"

"hem, iya Dara Irra pun bingung, kalo di lihat dari pengorbanan memang Reza lebih segalanya daripada Irwan, tapi kamu tahu sendiri kan wajahnya lebih tampan Irwan"

"tapi kan Ra, Dia itu Playboy, banyak pacarnya!"

"masa sih Dara ? Aku gak percaya ah gosip begituan,"

"iya bener Irra, Aku gak bohong, Dia juga pernah dekatin Aku, hanya saja Aku sudah ada Angga, jadi tidak mungkin menjalin hububgan dengan Dia"

"Tapi Ra, kamu ada hati gak sama Irwan?"

"amit-amit deh Irra, Aku lebih sayang Angga"

"lebih sayang? maksudmu gimana Ra?"

"iya, amit-amit Aku gak mau banget sama Irwan Irra, Aku sudah tau bagaimana kelakuannya, bagaimana sifatnya"

"sifat dan kelakuannya gimana gitu Ra?"

"ya suka mainin perempuan, dan pacarnya banyak sekali, tiap cabang ada"

"tapi selama ini Irwan terlihat baik Ra"

"ya karena belum kelihatan belangnya saja"

"hem, yaudah liat nanti, kalau memang terbukti Aku langsung putusin Dia deh, (candaku pada Dara) lagian Dia banyak pacarnya, Aku juga bisa lebih banyak dari Dia Ra hahhaha"

"Ah Irra, kamu nih malah bercanda"

"ya habis kamu serius banger Dara"

"iya karena Aku peduli sama kamu Irra"

"Aku gak mau kamu di permainkan sama Irwan"

"makasih ya Dara sayang" (peluk)

"Iya Irra"

itu adalah percakapan terakhir yang mungkin seharus nya menjadi isyarat untuk Aku dari sahabatku, Dara.

namun Aku tidak menghiraukannya sama sekali,

Aku tahu jalan ku salah, Hati kecilku pun meng iya kan, Irwan lelaki tidak baik, tapi Aku terlanjur jauh berhubungan, dan Aku malu dengan keadaanKu..

segalanya sudah Aku berikan kepada Irwan, aku menyesali setiap pilihanku bersama Irwan, tapi apa boleh dibuat, Aku tetap memilihnya, dan sejujurnya Aku sangat tidak mengerti apa yang terjadi pada diri ini.

selama berhubungan dengan Irwan, Aku lebih banyak berkonflik bersama kedua orang tua, mereka menyayangkan pilihanku , dengan memilih Irwan dan mengakhiri hubungan bersama Reza,

setiap manusia itu tidak ada yang sempurna begitupun dengan Irwan, dia jauh dari kata sempurna, Reza juga sama.

Irwan bak Mutiara Imitasi, dan Reza mutiara laut yang tertutup Lumut.

kadang Aku menyesali mengapa Aku memilih Irwan, Reza begitu bertanggung jawab, bisa menjaga diri, lebih protective, yang membuat Aku menyesal putus dengan Reza adalah Aku sudah begitu dekat dengan kedua orangtua nya. mereka sudah menganggapku seperti pada anak sendiri, maklum anak-anak dari Bu Imas dan Pak Damuri laki-laki semuanya, jadi Aku diperlakukan dengan begitu baik dan manjanya.

Aku gengsi salah memilih pasangan, dan Aku malah tetap bertahan dengan kesalahan itu, hingga akhirnya aku gagal, benar-benar jatuh, sulit untuk bangkit, inilah kisahku, inilah ceritaku, semoga bisa menjadi pembelajaran untuk semua para pembaca, terimakasih sudah meluangkan waktunya,

kisah ini Aku tuangkan dalam Novel supaya bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua,

Tidak ada tujuan untuk menghakimi, memfitnah, novel ini di tulis dari segipandang sang Penulis.

Keegoisan Terlihat

"Irra, kamu kan pacarku, Aku juga ingin dong kerja di Bank, kan enak, gaji besar, banyak tunjangan, bonus, dan yang paling penting derajat-ku bisa naik kalo Aku kerja di Bank juga."

"derajat apa sih Irwan?, kamu nih aneh-aneh aja, ngomongin derajat masa dengan patokan pekerjaan sih."

"itu buktinya kamu, sekarang semakin di hargai banyak orang."

"tapi Irwan derajat itu bukan hanya di ukur dari pekerjaan, kalo begitu tukang becak kamu anggap gak punya derajat dong?"

"ya bukan begitu maksudku Ra, ya sudah kalau Kamu gak mau bantu, Aku usaha sendiri saja, Aku juga bisa tanpa bantuan Kamu."

"lah ko malah marah-marah sih?"

"ya makanya bantuin dong supaya Aku gak marah lagi,"

"iya Aku bantuin, tapi Aku ajarin aja tes-tes nya biar Kamu tahu, karena Aku kan hanya Frontliner gakan bisa bantuin Kamu masuk, keberhasilan di tentuin sama usaha dan do'a Kamu"

"iya, pacarku yang cerewet" (sambil di cubitnya pipi ini)

***

semua sudah Aku ajarkan dan kerahkan apapun yang Aku ketahui dan Aku bisa

tapi Dia, tidak bisa menghitung, menggambar pun tidak bisa.

Dia hanya bisa mengeluh, dan terus mengeluh.

***

"Irra, hari ini pengumuman lulus seleksi gak nya!" (ujar Irwan dengan begitu antusias di telephone)

"oh, iya semoga sukses ya..."

***

sore hari,

"Irwan gimana? Kamu lulus?"

"Gak!, Kamu gimana sih ngajarinnya gak bener, gara-gara Kamu kan Aku jadi gak lulus."

(ya ampun, itu anak udah di bantuin masih aja nyalahin) gumamku dalam hati.

"ya Kamu yang sabar ya, ayo nanti Kita belajar lagi, Kita review Apa kendalanya"

"Iya."

***

Selang beberapa waktu, adalagi pembukaan Frontliner lagi. Aku inisiatif membuat CV Irwan lalu mengirimnya via e-mail.

maklum segala sesuatu Aku yang mengurus, Irwan hanya terima beres, padahal kita belum menikah saat itu..

***

"alhamdulillah Irwan, Kamu ada panggilan interview, ayo kita latihan lagi biar mantap"

"tenang, Aku udah bisa ko, Aku udah latihan dan banyak liat Trik di Youtube"

"Oh iya bagus kalau begitu,"

"Irra, tapi Aku boleh pinjam uang mu?"

"Kamu gak punya uang? Gaji kemarin sudah habis lagi ?"

"ada, tapi Aku kasih ke Mamah"

"semuanya ?"

"iya, semuanya."

"terus kamu biaya-biaya hidup sehari-hari gimana? bensin, makan, dll?"

"pinjam"

(ya ampun ada laki-laki macam beginian)

"tapi kan pinjam harus di ganti."

"iya lah pasti di ganti, tenang aja. Kamu gak percaya sama Aku?"

"iya Aku percaya"

***

"Horee sayang, Aku keterima kerja"

"alhamdulillah, selamat ya.."

"tuh kan Aku bilang Aku ini hebat."

"hehehe iya sayang"

****

Ke esokan harinya di Tukang Mie ayam..

"Irwan, Bapak ku minta supaya kita cepat menikah."

"apa?!"(tersendak)

"iya menikah, kita kan pacaran sudah lama, dan adikku sudah menikah duluan"

(Adik ku menikah duluan karena Dia tidak mau bekerja selepas lulus SMA, dia hanya mau jadi Ibu rumah tangga)

"tapi Aku belum siap Ra,"

"lalu kapan kamu siap nya Irwan?, setiap kali bertemu orang tua Ku kamu janji kan segala macam, mereka hanya baru menagih janji menikahiku"

"aku belum ada uang Ra, menikah itu gak cukup uang Rp 10.000,-"

"Kamu gak punya tabungan emang?"

"gak ada Ra, ada uang di Mamah sekitar Rp 10.000.000,- tapi mau Aku belikan Ijazah S1"

"astagfirulloh, gak boleh gitu Irwan, lalu buat apa selama ini kamu kuliah?"

"lama Ra, Aku perlu Ijazah yang cepat soalnya di kantor lagi ada program karyawan tetap, nah syaratnya harus sudah S1, orang kantor tahu nya Aku masih kuliah, Aku gak bilang sedang Cuti dan Masih di Smester 4"

"jadi itu pilihan kamu, ya sudah nanti Aku bilang ke Bapak ku, lebih baik kita akhiri saja sampai disini."

"Ra, ko kamu begitu sih Ra?"

"Aku sudah tidak bisa menunggu kamu lagi Irwan, Aku malu, terlalu banyak kamu janjiin ini itu tanpa ada pembuktiannya"

"okey, okey kita beneran akan menikah, tapi kasih aku waktu untuk bicara dengan orang tua ku dulu"

***

"Irra, aku sudah bicara dengan kedua orang tua ku, mereka memasrahkan semuanya kepadaku, dan aku bingung"

"bingung kenapa?"

"Aku gak ada uang,"

"lalu gimana?"

"aku mau cari pinjaman, pinjaman online"

"jangan! kalo pakai pinjaman online nanti pas gak kebayar nya bisa ngelilit, sama kayak pinjam ke reinternir"

"terus Aku harus gimana?, Kamu maksa minta nikah terus, Aku bilang ke Orang tua mereka malah masrahin lagi ke Aku, Aku ini gak ada support dari mana-mana Ra, di sisi lain Aku juga gak mau kehilang Kamu dan putus sama Kamu"

" itu kan ada uang yang Rp 10.000.000,- kenapa gak pakai yang itu saja, buat Ijazah S1 kan nanti bisa ngumpulin lagi uang nya, kalau di hitung dari penghasilan kita ber dua itu sudah lebih dari cukup, bahkan uang segitu bisa aku dapetin dari gaji ku selama 2 bulan"

(Irwan berdiam, Aku tidak tahu apa yang sedang Dia pikirkan)

"okey kita menikah di bulan April"

***

Ke esokan harinya,

"Ra, kita nikah nya gak perlu undang-undang ya?"

"kenapa begitu Irwan?"

"Aku kan baru masuk dan memang gak boleh menikah dulu, jadi sembunyi-sembunyi aja, buat menekan budget juga gimana, Kamu setuju kan?"

"hem, Aku sih bingung, nanti aku konsultasi dulu ke Mamah sama ke Bapak"

"udah ketebak ko Ra, mereka pasti masrahin lagi ke anaknya"

"iya tetap saja, nanti Aku bilang dulu"

****

drrrt drrrrt drrrt (bunyi silent telephone)

"hallo"

"hallo Ra, sudah tidur belum?"

"belum sih, ada apa Irwan ?"

"Ra, ternyata Mamah ku perlu uang, tapi Dia bilang Dia gakan minta ke Aku, cuman Dia bilang Dia mau jual kasur,"

"jual kasur?"

"untuk apa?"

"untuk bayar cicilan ke Bank Emok"

"Bank Emok itu apa? maksudnya gimana?"

"itu jadi Mamah Aku tuh di kasih uang sama pihak bank, lalu Mamah Aku harus bayar tiap 2 minggu sekali"

"Bank Emok itu reinternir lagi ?"

"Bukan lah Ra, beda."

"terus apa? sama aja kali"

"beda pokok nya!"

"hem ngomong-ngomong kamu bilang begitu ke Aku buat apa? dan Irwan kenapa sepertinya sekarang semakin banyak hal yang baru Aku ketahui?

"gini Ra, kan menikah itu perlu kejujuran, ya Aku hanya mencoba untuk jujur saja. maaf kalo salah"

"Aku menghargai kejujuran Kamu Irwan, makasih sudah jujur"

"oya kamu ada uang ?"

"apa, uang?"

"iya uang, aku mau pinjam 3 juta"

"astagfirulloh, buat apa uang sebanyak itu Irwan?"

"buat lunasin bank Emok Mamah, daripada pakai uang buat nikah kita lebih baik Aku pinjam saja ke Kamu, kan nanti Kamu jadi isteri Aku, gaji ku pun pasti Kamu yang pegang"

"aku ada tapi gak bisa kasih,"

"loh ko gitu?"

"iya Aku juga kan perlu buat belanja ini itu, lagian Mamah Aku bentaran lagi juga pasti datang ke Bandung"

"nanti kan kamu gajian lagi, ada lagi uang nya, gak apa dong kalau kamu bantuin aku, kan ini untuk kita juga, kalau aku gak pinjam dari Kamu, Mamah Aku kapan beresnya"

"yaudah nanti aku transfer" (lagian siapa suruh ikutan yang begituan)

"makasih sayang, memang kamu terbaik, sudah dulu nelephone nya ya sayang, kamu istrahat saja, dah sayang."

"iya dah".

***

hem entah ini hanya pemikiranku saja atau memang yang sebenernya terjadi, Aku rasa Irwan begitu egois..

Malam Ku, Tangis Ku

"Ya Allah Ya Robbi berikan Aku petunjuk-Mu

harus ku bawa kemana perjalanan cinta ini, behenti disini saja, atau tetap berlanjut..."

"tapi Aku sungguh tak mampu berlaku jujur kepada kedua orang tua ku, tentang bagaimana kondisi Irwan dan keluarga nya, Aku terlalu malu Ya Allah, terlalu malu dengan sifat Irwan yang terlalu banyak mengumbar janji kepada orang tua ku.." (gumam ku dalam tangis di atas sajadah

pergolakan batin itu tidak berhenti sampai pada saat konflik baru di mulai lagi ...

ddrrrrttt ddrrrrttt ....

"hallo"

"hallo Irra sayang, lagi apa kamu?"

"Aku lagi nunggu Mamah sama Bapak, jam segini masih belum sampai Bandung"

"oh, memangnya pukul berapa mereka berangkat dari sana?"

"katanya sih jam 1 siang, mungkin bentaran lagi sampai, kayak nya kena macet"

"iya Ra, eh Irra Aku mau ngasih tau kamu sesuatu"

"apa Irwan? kayak nya penting banget?"

"iya jadi aku sudah cerita ke Mamah, Aku mau kasih kamu Mas kawin Emas 20Gram"

"alhamdulillah banyak"

"iya alhamdulillah Ra, tapi..."

"tapi apa Irwan?"

"tapi yang Rp 10.000.000,- jadi hanya cukup untuk buat Mas Kawin nya saja"

"yaudah jangan maksain Irwan, seadanya saja , Aku kan gak minta mahar banyak sama sama Kamu"

"Gak bisa gitu Ra, Aku ini anak laki-laki satu satunya"

"ya terus apa mau di buat Irwan, toh uang nya juga hanya segitu, di cukup-cukupin aja"

perbincangan kita mengenai pernikahan cukup sampai disitu dulu, selanjut nya perbincangan mengenai pekerjaan, dan tiba pada saat. ...

"Ra, kamu kerja kan pakai motor ya?"

"iya terus? jangan bilang kamu suruh Aku jual motor Aku?!"

"ya engga lah Ra, ko kamu sewot sih?"

"ya engga Irwan, entah lah maaf aku malah berfikir seperti itu"

"Ra Aku jadi kepikiran omongan Kamu, ada bener nya juga"

"maksud kamu?"

"kita gadai bpkb motor kamu"

"apa sih Irwan aku gak setuju"

" lah kenapa, kan kamu gak mikir ya buat nikah itu perlu banyak selain mas kawin, mahar, masih perlu tempat belum makan hidangan buat tamu, walaupun gak undang-undang, saudara kita bakal tetep ada kan"

"hemm, sudah dulu ya Irwan, aku mau istirahat dulu"

"okey, pikirkan omongan ku tadi"

"iya"

****

"Mamah alhamdulillah Mamah sama Bapak sudah sampai"

"Iya Teh, aduh Mamah lumayan capek nih, tadi di jalan macet banget"

(Teteh Panggilan sayang orang tua, yang artinya Kakak karena kita asli suku sunda)

"yaudah Mah, Teteh siapin air hangat ya buat mandi Mamah sama Bapak , habis itu istrahat"

"iya Teteh"

****

"Teh gimana persiapan nikah? semuanya sudah fix?" (ujar Bapak)

"alhamdulillah sudah Pak"

(Aku hanya bisa menahan Tak mampu berbicara apa adanya, melihat beban orang tua ku tinggal aku saja yang belum menikah)

"Bapak seneng kalau begitu, jadi Bapak gak kepikiran Teteh terus yang merantau di Kota, Bapak seneng kalau sudah ada laki-laki yang jelas bisa jagain Teteh"

"iya Pak"

(Ya Allah, semoga langkah yang Aku ambil ini benar)

"Teh, gimana pihak laki-laki kapan mau ke rumah bicara langsung sama Mamah sama Bapak? sekalian fitting baju dan ngobrolin yang lain-lainnya?)

"oh iya Mah nanti Teteh tanyain ya,, oya Mamah kan Irwan masih gak boleh menikah kalau hanya undang saudara saja gimana?"

"oh begitu"

"tapi nanti Teteh janji bisa resepsi setelah semua stabil" (Aku gak mau Mamah kecewa, karena menikahkan anak yang terakhir tapi tidak ada acara sama sekali)

"iya sudah, lagian keluarga kita keluarga besar, hampir 100 orang, kapan rencana nya mereka mau kesini?"

"iya nanti di tanyain Mah"

ddrrrt drrrtt ...

"kebetulan Dia telpon mah, Teteh angkat dulu ya,"

"iya Teh"

"hallo"

"iya hallo, gimana Ra, sudah kamu fikirkan? oya Mamah sama Bapak sudah sampai?"

"Mamah sama Bapak sudah sampai, tadi jam 20:00 wib, Aku sudah mikirin tapi belum berani bilang ke orang tua"

" eh ko bilang, jangan bilang, kamu mau buat Aku malu depan keluarga mu Irra?"

"engga maksud ku gak begitu Irwan"

"lagian itu motor punya kamu kan, ngapain bilang sih, kan aku yang bayarin cicilannya nanti, lagian kita masukin finance di Bank tempat Aku kerja saja, biar cepat di acc nya, Aku ada kenalan orang dalam"

"iya sudah terserah kamu saja" (aku sudah lelah berdebat dan sejujurnya kalau ada pilihan laki-laki yang lain aku akan memilih. laki-laki lain)

"pinjaman nya cair 2 minggu lagi, nanti sekalian aku ke rumah bawa orang tua ku , sama bawa uang pinjamannya"

"iya"

****

sungguh beban ini terasa begitu berat disisi lain Aku bingung dengan keadaan, di sisi lain Aku melihat orang tua ku, Aku tidak mau menjadi beban untuk kedua orangtua ku,

Ya Allah berikan Aku kekuatan, Aku hanya punya-Mu, Aku tak kuasa menahan semuanya, semoga apapun yang Aku lalui bisa semakin baik dan dapat di restui Allah..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!