Terlihat ada seorang wanita yang baru saja bangun dari tidurnya. Dia segera mengambil botol minuman di meja samping lemari kamarnya.
"Segarnya." dia benar-benar haus setelah semalam dia lelah merapikan beberapa barang miliknya.
Keadaan di dalam kamarnya terlihat rapi, walau hanya beberapa barang yang dia bawa dari rumahnya. Wanita itu pun bergegas keluar dari kamarnya.
Tiba-tiba saja ada seorang wanita menghampiri dirinya.
"Penghuni kost baru ya?" tanya wanita itu.
"Iya mbak, perkenalkan nama saya Valen." dia memperkenalkan diri pada mereka yang kebetulan keluar dari kamar mereka.
"Oh penyanyi dangdut itu ya." sontak saja pundak wanita itu di pukul keras oleh salah satu dari mereka.
"Aduh, sakit tahu." ucap wanita itu yang kesakitan.
"Itu Via Vallen." jawab serentak mereka bertiga yang kesal mendengar candaan teman mereka.
Valen pun sedikit menahan tawa setelah melihat mereka bertiga begitu kompak menjawab.
"Ya tuhan tolong hambamu ini." ucap Wanita itu dengan ekspresi sedih.
Mereka bertiga hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan dari teman mereka. Sontak saja salah satu dari mereka mendekati Valen.
"Maafkan atas omongan teman kami, kadang-kadang dia orangnya sedikit rewel." ucap wanita itu pada Valen.
Valen membalas dengan senyuman pada wanita itu.
"Oh iya sampai lupa, perkenalkan namaku Almira, itu Bunga dan wanita itu Dini." dia memperkenalkan satu persatu teman mereka.
"Hey kamu belum memperkenalkan namaku." wanita itu langsung protes.
"Sana kamu memperkenalkan namamu sendiri." jawab Almira dengan santai.
"Kamu ya." wanita itu terlihat geram dengan Almira temannya.
Valen pun maju mendekati." Valen." dia mengulurkan tangannya pada wanita didepannya.
"Resty." mereka berdua saling berjabat tangan. Valen pun membalas dengan senyuman.
"Akhirnya aku tambah teman ngobrol di sini." jawab Resty yang kelihatan begitu bahagia.
"Ya sudah aku tinggal mandi dulu." pamit Bunga yang bergegas segera.
"Hey, tunggu dulu" teriak Resty pada Bunga, Sedangkan Dini hanya menggelengkan kepala melihat keduanya saling ribut.
"Memang begitu orangnya, Pagi-pagi sudah heboh." kata Dini yang kamarnya ada disamping kamarnya.
"Iya mbak, tapi kedengarannya asyik daripada sepi seperti kuburan." jawab Valen yang begitu senang sambutan mereka begitu baik terhadap dirinya .
"Ya sudah aku tinggal dulu, mau siapin baju buat kerja nanti." pamit Almira yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya.
"Memangnya mbak Almira kerja dimana?" tanya Valen pada mbak Almira.
"Saya bekerja di perusahaan Puri grup." jawab Almira, Valen pun langsung kaget dengan ucapan Almira jika dia berkerja di sana.
"Bukannya itu perusahaan milik mama." batin Valen yang takut jika nantinya mereka mengetahui identitas tentang sebenarnya dirinya.
"Oh di sana, aku dengar dari orang luar perusahaan itu merupakan perusahaan paling sukses di kota ini." kata Valen yang sekedar mengetahui dari pendapatan orang di sana.
"Itu memang benar, untuk masuk ke dalam perusahaan kami harus melewati beberapa tes masuk. Karena perusahaan itu mencari orang-orang yang berbakat." ucap Almira yang menjelaskan betapa sulitnya masuk di perusahaan itu.
"Sedangkan kamu kerja dimana?" tanya Dini pada Valen.
"Aku hanya bekerja di mini market." jawab Valen yang diam-diam menutupi identitas sebenarnya.
"Oh jadi kamu bekerja di bagian kasir."
"Iya mbak, jauh beda dengan mbak Almira yang bekerja di perusahaan yang terkenal itu." jawab Valen yang mengakui bekerja di perusahaan itu tidaklah mudah untuk masuk.
"kamu itu, apapun pekerjaannya kita seharusnya kita bersyukuri . Yang terpenting semua itu hasil dari kerja keras kita, jangan pernah malu dengan pekerjaan kita." jawab Almira yang begitu baik dengan Valen.
"Aku setuju dengan pendapat kamu." jawab Bunga yang baru saja selesai mandi.
"Oh kamu sudah selesai, ya sudah gantian aku mandi dulu. " pamit Dini pada mereka semua.
Akhirnya mereka semua kembali ke kamar mereka masing-masing. Valen pun terlihat begitu nyaman mengobrol dengan mereka.
Valen pun mengecek tasnya yang belum dia bereskan, ternyata di dalam tas itu ada sebuah kantong plastik warna hitam yang masih terbungkus rapi.
Setelah dia buka, Valen terkejut dengan isi di dalamnya.
"Apa uang." Di dalam kantong itu ada uang tunai, jika dihitung ada 30 juta. Valen pun tak tahu jika mamanya memberikan uang itu untuk dirinya.
"Kenapa sih, mama tidak bilang." ucap Valen yang begitu kesalnya dengan mamanya.
Valen pun segera menyimpannya ke tempat yang aman.
Valen pun tiduran santai dengan buku novel yang dia bawa dari rumah.
Diluar terdengar suara ramai diluar kamarnya, Valen pun segera keluar dari kamarnya.
Ternyata itu suara mereka yang sudah rapi dengan baju kerja mereka.
"Lho kamu tidak kerja?" tanya Dini pada Valen.
"Shift masuk siang mbak, ini kan masih pagi masih ada waktu istirahat." jawab Valen.
"Oh masuk siang." jawab Dini yang sudah siap berangkat kerja, akhirnya mereka berempat berangkat kerja.
Kini Valen sendirian di kost. Dia pun segera memakai jaket miliknya, dia bergegas pergi ke toko membeli sesuatu.
Valen berangkat dengan menaiki sepeda motor, yang dia bawa dari rumah.sedari awal dia sengaja membawa sepeda motor itu agar tak dicurigai oleh orang lain.
Walaupun kenyataannya diam-diam dia memiliki mobil pribadi,tapi dia tak mau memakainya. Agar penyamaran dirinya tidak terbongkar oleh orang lain.
Valen begitu menikmati kehidupannya yang begitu sederhana, dia pun membeli beberapa barang yang dia perlukan.
Setelah selesai berbelanja Valen langsung di sibukkan dengan pekerjaan kamarnya.
"Akhirnya semua selesai." ucap Valen langsung duduk bersandar di tembok kamar.
Valen pun memilih istirahat setelah itu dia harus pergi ke tempat kerjanya, Valen pun mengambil Laptop miliknya.
Dia pun disibukkan dengan pekerjaan didepan Laptop, setelah selesai mengerjakannya Valen iseng-iseng membuat makanan mie ramen yang bari saja dia beli.
"Kelihatannya enak." Valen pun menikmati makan pagi dengan mie instan yang baru saja.
"Ternyata enak juga." Valen begitu lahap memakan mie ramen itu hingga habis.
Tiba-tiba Handphone miliknya berdering.
"Ada apa Mir?" tanya Valen pada wanita itu.
"Barangnya sudah datang mbak." pesan wanita itu pada Valen.
"Kalau sudah datang, kamu data semuanya. Nanti siang aku kesana mengecek barang langsung." perintah Valen pada Mira yang saat itu ada diposisi tempat kerja.
"Baik mbak." jawab Mira yang langsung mematikan sambungan teleponnya.
Setelah dia selesai makan, Valen segera melanjutkan pekerjaannya yang masih dia simpan di laptopnya.
Sembari dia bekerja, Valen membuka satu-persatu cemilan yang baru dia beli. Disaat dia duduk santai, sembari bekerja didepan laptop.
Valen pun menikmati hari santainya walaupun dia masih fokus dengan pekerjaan yang sedang dia kerjakan.
Tak terasa waktu sudah siang, Valen segera membereskan beberapa barang miliknya. Setelah itu dia bersiap untuk pergi ke tempat kerjanya.
Valen pun berangkat dengan menaiki sepeda motor miliknya.
Valen mengendarai kendaraannya dengan santai, kebetulan juga situasi dijalan sedang tidak ramai hanya ada beberapa kendaraan yang lewat.
Akhirnya Valen sampai di tempat tujuannya. Situasi diluar penuh dengan kendaraan sepeda motor milik pengunjung.
Valen santai masuk ke dalam, dengan beberapa karyawan yang sibuk melayani tamu mereka.
Valen langsung masuk keruang belakang, kebetulan tempat ruang kerja dia ada dibelakang samping ruang gudang.
Valen langsung duduk ditempat kursi kerjanya, dengan posisi komputer didepannya.
"tok... tok..." terdengar suara ketukkan dari pintu.
"Masuk." datanglah seorang wanita yang sibuk memegang buku ditangannya.
"Selamat pagi mbak."
"Pagi." jawab Valen yang baru saja menyalakan komputernya.
"Maaf mbak ini laporan pagi ini." wanita itu langsung memberikan map pada Valen.
Valen mengeceknya, setelah mengecek barulah dia mengembalikan map itu pada wanita itu.
"Kamu urutkan lebih rapi, setelah itu kamu cek barang digudang. Jika ada barang rusak kamu sendirikan." perintah Valen pada Mira yang bertanggung jawab dibagian gudang.
"Baik mbak." jawab Mira yang langsung keluar dari ruangan itu.
Valen mulai sibuk mengecek data masuk yang ada di komputernya. Tak terasa sudah 2 jam Valen duduk mengerjakan pekerjaan didepan komputer.
"Lelah juga." batin Valen yang mulai berdiri dari tempat duduknya, dia segera keluar dari ruangan kerjanya.
Situasi didalam masih ramai dengan adanya 3 pelanggan yang mengantri didepan meja kasir.
Valen langsung keluar dari tempat kerjanya, dijalan sebelah kanan ada warung makan yang sudah buka. Valen pun kesana mumpung waktunya dia makan siang.
Valen langsung masuk ke dalam warung makan itu, didalam warung makan itu ada beberapa orang yang sedang makan ditempat itu.
"Bu mau beli." ucap Valen yang sudah berdiri didepan meja kaca.
"Berapa bungkus mbak?" tanya ibu penjual itu.
"4 bungkus bu, lauknya telur balado dengan ayam goreng bu." jawab Valen yang melirik beberapa menu yang ada dimeja.
"Siap mbak." ibu penjual itu segera membuat pesanan dia. Valen duduk menunggu di barisan belakang dekat orang-orang yang saat itu makan ditempat itu.
Tiba-tiba datanglah seorang ibu dengan anak kecil yang ingin membeli nasi bungkus.
"Ibu, Damar ingin makan ayam goreng bu." anak kecil itu rewel.
"Uang ibu tidak cukup, nak." jawab ibu itu yang langsung mendapatkan respon kecewa pada putranya, sontak saja Valen mendengar pembicaraan ibu dan anak itu.
"Kasihan sekali anak itu." batin Valen, dari arah samping ada seorang wanita sibuk membereskan gelas kotor yang ada dimeja.
"Mbak." Panggil Valen pada pelayan itu yang begitu terlihat sibuk membereskan gelas kotor.
"Iya, ada apa." tanya wanita itu.
"Berikan ibu itu nasi bungkus dengan lauk ayam goreng 3 bungkus ya. Nanti saya yang bayar, jangan bilang kalau saya yang bayar." perintah Valen pada pelayan itu.
"Baik mbak." wanita itu bergegas membisikkan sesuatu pada ibu penjual itu.
Ibu penjual itu langsung membuat pesanan itu.
"Ini nasi bungkusnya." sontak saja ibu itu kaget.
"Kenapa 3 bungkus, saya beli satu bungkus." ucap ibu itu yang ke bingungan.
"Sudahlah, bawa saja." ucap ibu penjual itu.
"Tapi."
"Sudah bawa saja kasihan anak ibu." ucap Ibu penjual itu.
"Ya sudah, terimakasih ya bu." ucap ibu itu yang begitu terharu. Ibu penjual itu membalas dengan senyuman.
Akhirnya ibu dan anak itu pergi. Ibu penjual itu langsung menemui Valen yang sedari duduk menunggu.
"Ini nasi bungkusnya mbak." ucap ibu penjual itu.
"Sudah ibu hitung dengan 3 bungkus nasi itu kan?" tanya Valen pada ibu penjual itu.
"Sudah mbak." jawab ibu penjual itu, Valen memberikan uang itu pada ibu penjual itu.
"Tidak ada uang yang pas ya mbak?" tanya ibu penjual itu.
"Tidak ada bu, kembalinya untuk ibu saja." jawab Valen yang lupa bawa uang pas.
"Beneran mbak?" tanya ibu penjual itu.
"Iya bu, ya sudah bu saya pamit dulu." jawab Valen yang segera pergi dari tempat itu.
Dibelakang Valen tidak sadar jika pembicaraan mereka didengar oleh 4 pria yang sedang makan disana.
"Baik juga dia." ucap pria itu yang masih menikmati makan siang ditempat itu.
"Aku kira wanita itu pelit."
Ibu penjual itu datang membawa pesanan minuman untuk mereka.
"Ini mas." ibu penjual itu melayani mereka.
"Maaf bu, saya mau tanya?" tanya pria itu pada ibu penjual itu.
"Iya mas, ada apa?"
"Saya mau tanya tentang mbaknya tadi." Ibu penjual itu langsung mengerti apa yang dimaksudkan oleh laki-laki itu , ibu penjual itu menceritakan tentang kejadian itu.
"Jadi begitu." Akhirnya mereka berempat mengerti apa yang terjadi. Mereka berempat melanjutkan makan siang mereka.
"Ternyata masih ada orang baik." jawab Aldo yang mengakui wanita itu masih peduli dengan orang sekitarnya.
Mereka bertiga setuju dengan apa yang Aldo katakan, tiba-tiba salah satu dari mereka langsung memberi kode.
"Ayo cepat kita habiskan. kurang 10 menit lagi,Waktu istirahat kita mau habis." mereka langsung cepat menghabiskan makan siang mereka dan kembali lagi bekerja.
Ditempat lain
Valen baru saja datang ditempat kerjanya. Didepan kasir ada 2 orang yang masih berjaga.
"Anita, Lily."
"Iya mbak." jawab Anita yang baru saja selesai merapikan kantong plastik.
"Lebih baik kalian istirahat, dibelakang ada makanan untuk kalian berdua. Jika bisa kalian jaga bergantian ." kata Valen yang mengingatkan sudah waktunya mereka istirahat.
"Iya mbak." jawab mereka berdua, Valen pun menuju ruang belakang. Valen meletakkan nasi bungkus diruang belakang, Sedangkan Valen makan diruang kerjanya.
Valen pun belajar untuk hidup sederhana dengan menikmati makan bungkus tanpa dia harus makan di restoran. Valen pun belajar dari semua pengalamannya, hingga membuat sadar diri untuk lebih belajar menghargai sesuatu.
Dari kejadian yang dulu pernah dia alami membuat dia sadar diri untuk berubah dan mencari yang baik untuknya. Hingga dia memulai belajar bisnis hingga sampai sekarang bisnis yang dia jalankan membuahkan hasil.
Setelah selesai makan siang, dia segera keluar keruang kerjanya.
"Aku tinggal dulu ya." pamit Valen pada mereka berdua yang saat itu berjaga didepan meja kasir.
"Iya mbak." jawab mereka berdua, Valen langsung pergi dengan sepeda motor miliknya.
Valen pergi menuju toko roti, dia sengaja membeli sesuatu cemilan roti untuk dia makan di kost.
Setelah selesai membayar, Valen segera pulang ke kostnya. Setelah sampai di kost Valen segera merapikan beberapa buku yang tertumpuk di atas meja.
Valen pun tiduran diatas tempat tidurnya dengan santai memainkan Handphone miliknya.
Tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering.
"Hallo sayang."
"Mama." jawab Valen yang kaget mamanya telepon dirinya.
"Bagaimana kabar kamu sayang?" tanya Mama Monica Pada putrinya.
"Baik-baik saja ma." jawab Valen yang sedang menikmati waktu santainya.
"Mama dirumah kesepian sayang, papamu tadi malam pergi keluar kota. Kakakmu juga sibuk di kantornya juga, sekarang giliran kamu meninggalkan mama juga." ucap Mama monica yang merasa kesepian dia rumah.
"Kan dari awal Valen sudah bilang ma, valen melakukan itu semuanya ada alasannya." jawab Valen yang berulang kali dirinya berkata seperti itu pada mamanya.
"Iya sayang, mama tahu." jawab Mama Monica yang sadar apa yang sedang putrinya lakukan.
"Tapi kenapa mama menaruh uang tunai sebanyak itu didalam tas Valen?" tanya Valen pada mamanya yang diam-diam memasukkan uang tunai didalam tasnya.
"Itu uang untuk jaga-jaga kamu selama disana." jawab mama Monica.
"Kan Valen sudah memiliki uang sendiri ma, dari hasil kerja keras Valen sendiri."
"Anggap saja itu bonus dari mama. bagaimana sayang, disana apa kamu punya teman baru?" tanya mama Monica yang penasaran dengan kehidupan putrinya sekarang ini.
"Punya ma, dan kebetulan saja mereka karyawan mama sendiri." jawab Valen yang menceritakan profesi mereka.
"Beneran, siapa namanya?" tanya Mama Monica.
"Mereka Almira, Bunga, Dini dan Resty, mereka semua 1 kost dengan Valen ma." jawab Valen yang memperkenalkan nama mereka satu-persatu.
"Oh mereka,kalau karyawan yang bernama Almira itu mama kenal. Kebetulan mama sudah pernah bertemu langsung." jawab Mama Monica.
"kalau memang begitu mama tidak salah memilih mereka bekerja diperusahaan mama. Mereka semuanya orangnya baik-baik, setelah Valen berkenalan tanggapan mereka sangat baik pada Valen." kata Valen yang menceritakan semuanya pada mamanya.
"Syukurlah nak, akhirnya kamu memiliki teman disana." kata Mama Monica.
"Mama."
"Apa sayang?" tanya Valen pada mamanya.
"Mama bisa bantu tidak. teman-teman Valen, yang Valen sebutkan tadi tolong tempatkan mereka ke posisi pekerjaan yang lebih baik lagi?" permintaan Valen pada mama Monica dengan niat menolong mereka.
"Baiklah, mama mengerti apa yang kamu mau sayang. Akan Mama wujudkan permintaanmu, Selama apa yang kamu lakukan memang tulus untuk menolong mereka ." jawab Mama Monica yang sedikit bangga dengan putrinya.
"Makasih ma, sudah mengabulkan permintaan Valen." Valen begitu bahagia sekali.
"Iya sayang." jawab Mama Monica.
"Ya sudah, Valen mau istirahat dulu." pamit Valen pada mamanya.
"Iya sayang." jawab Mama Monica yang langsung menutup sambungan teleponnya.
Valen langsung tiduran dengan segala pikirannya yang masih berantakkan, apalagi pengalaman dia tinggal di kost adalah pengalaman pertama dalam hidupnya.
"Sepertinya aku harus membeli beberapa perabotan barang." Valen mulai mencatat apa yang harus dia beli.
Setelah sudah dia catat dia segera keluar membeli sesuatu untuk mengisi barang didalam kamar kostnya.
Beberapa jam kemudian Valen datang membawa dengan barang belanjaannya.
"Capek juga." Valen meminum air putih yang ada di dalam botol.
Valen langsung menata Dispenser dengan galon yang dia beli,dengan beberapa piring dan gelas.
Setelah selesai barulah dia bekerja di depan laptopnya, menyelesaikan beberapa data yang harus dia cek.
Sore hari
Valen baru saja selesai menyelesaikan tugasnya,Dia bergegas untuk mandi sore.
Setelah selesai mandi, Tiba-tiba dari arah pintu depan terlihat mereka berempat baru saja pulang dari kantor tempat kerja mereka.
"Kalian baru pulang?" tanya Valen pada mereka berempat.
"Iya kami baru saja pulang." jawab Bunga yang terlihat lesu.
"Bukannya kamu kerja, kenapa kamu masih ada dikost?" tanya Dini pada Valen.
"pagi tadi aku ditelepon sama temanku untuk menggantikan posisi kerjanya, jadinya aku masuk kerja shift pagi." jawab Valen yang sengaja berbohong pada mereka, Valen belum siap jika dia mengatakan siapa dirinya sebenarnya.
"Oh jadi begitu." jawab Dini, akhirnya mereka masuk ke kamar mereka masing-masing.
Setelah itu barulah dari mereka mulai bergantian untuk mandi sore sedangkan Valen ada didalam kamarnya.
Valen pun segera menemui mereka berempat yang ada dilorong dekat kamar mereka.
"Resty, bunga." Valen memanggil mereka.
"Ada apa?" tanya Resty pada Valen.
"Nanti kalian semua kumpul di kamarku ya, ada roti banyak dikamarku sekalian kita makan bareng - bareng." ajak Valen pada mereka berdua.
"Cocok itu." jawab Resty yang langsung dapat pukulan dari bunga.
"kamu itu ya, kalau masalah makan semangatnya luar biasa." kata bunga yang malu dengan tingkah satu orang ini.
"Kan teman kita sendiri yang menawarkan, bukan aku yang minta." jawab Resty yang tak terima dia dimarahi bunga.
Mulailah mereka berdua saling bertengkar, Valen yang mendengarnya hanya bisa membalas dengan menggelengkan kepala melihat keduanya saling ribut.
"Sudahlah yang penting beritahu Almira dan Dini. Aku tunggu dikamar." kata Valen pada mereka berdua.
"Siap boss." jawab Resty yang begitu semangat.
Valen pun masuk kedalam kamarnya lagi, dia merapikan beberapa barang yang masih berantakan.
Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk.
"Hai Via Vallen ." teriak Resty, sontak saja punggung Resty dipukul bunga dan Dini.
"Aduh, kenapa hobi kalian itu mukul aku terus. " Resty terlihat kesal pada mereka berdua.
" Kamu kira tempat ini hutan, teriakmu itu buat tetangga pada marah. Suara berisikmu itu benar-benar buat telinga kami sakit semua. " jawab Dini orang yang pertama yang selalu mengomel dengan Resty.
" Kan aku menyapa teman besti kita." jawab Resty yang langsung masuk kedalam kamar Valen.
Almira hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mereka pun berkumpul di kamar Valen dengan menikmati cemilan roti dengan makanan ringan.
"Wah banyak sekali cemilanmu." kata Resty yang melihat banyak makanan di lemari miliknya.
"Sebagian makanan itu dari temanku, kebetulan boss aku baik sekali. Kadang - kadang kami sering diberi bonus karena kinerja kami baik. Dari itu kami semua betah bekerja di tempat itu." jawab Valen yang sengaja mengarang cerita dengan apa yang dia katakan.
"Oh begitu, kalau begitu kamu beruntung, ternyata masih ada boss seperti itu." jawab Bunga yang merasa kagum dengan kebaikan boss dari Valen.
"Tentunya kamu juga banyak bersyukur, masih ada boss seperti itu. Berbeda dengan kami." ucap Resty pada Valen.
"Memangnya kenapa?" tanya Valen yang diam-diam penasaran apa yang mereka katakan.
"Lebih baik kamu diam, jangan mengumbar berita-berita yang tidak benar." pesan Almira pada Resty.
"Tapi itu kenyataan, aku lihat sendiri." jawab Resty yang berkata jujur.
"Memangnya ada apa?" tanya Valen untuk kedua kalinya.
Akhirnya Resty mengungkapkan semua, dari awal Resty sudah diperingati oleh Almira untuk diam,Tapi kenyataan tak bisa ditutupi.
"Sebegitunya dia melakukannya." Valen masih kaget ternyata di kantor tempat kerja mereka masih ada seperti itu.
"Memang begitu ceritanya , kami pun sering ribut dengan wanita itu. Tapi Almira selalu bilang untuk menghindari wanita." ucap Resty yang begitu kesal.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!