NovelToon NovelToon

Takdir Cintaku

Prolog

Vania Angelista lahir dari pasangan Reza Atmadja dan Angelina Lee, mereka adalah salah satu keluarga yang cukup terpandang dan memiliki kekayaan yang tiada tara.

Namun dengan kekayaan yang telah mereka miliki tak membuat keluarga tersebut menjadi sombong.

Vania tumbuh menjadi gadis yang memiliki hati yang lembut serta tutur kata yang lemah lembut namun memiliki sikap dingin dan keras kepala.

Vania kini mengantikan sang Ayah menjabat sebagai CEO di perusahaan milik keluarganya karna sang Ayah telah meninggal dunia karna penyakit serangan jantung yang menyerangnya.

Karna hanya Vania lah satu-satunya anak yang dimiliki Reza Atmadja dan Angelina Lee, maka otomatis Vania lah sang pewaris kekayaan keluarga Atmadjaya.

Memiliki paras cantik serta kecerdasan yang mumpuni meski tergolong masih mudah namun kehebatannya jangan diragukan.

Dan karna kecantikannya serta kesuksesannya memimpin perusahaan membuat Vania terkenal dan cukup digangrungngi banyak lelaki, Namun tak satupun mampu meluluhkan hati nya.

Tak ayal banyak laki-laki yang mendekati dirinya namun tak ada satu pun yang mampu meluluhkan hati gadis cantik ini,

Pintu hatinya masih tertutup, dan dirinya begitu sulit di dekati oleh pria manapun.

Meskipun berulang kali sang ibu membujuknya untuk dijodohkan dengan anak sahabat dan sahabat almarhum sang ayah namum Vania tetap bersikeras menolaknya dengan alasan belum siap menikah.

Umurnya memang masih 23 tahun, terbilang masih cukup muda untuk menikah, namun bukan itu alasan yang sebenarnya menolak perjodohan yang selalu direncanakan sang mama...!

Vania hanya belum bisa membuka hati setelah kisah cinta nya bersama sang kekasih berakhir tanpa ada kata perpisahan.

Ntah apa yang terjadi kala itu, sang kekasih tiba-tiba menghilang tanpa kabar dan tanpa ada kata putus,

Kehilangan sudah jelas dirasakan Vania disaat dirinya begitu mencintai sang kekasih namun, sang kekasih malah tega pergi tanpa pamit.

Sudah menjalin hubungan sejak masa SMA membuat Vania begitu mencintai sang kekasih, bahkan sang kekasi pernah berjanji padanya bahwasah nya nanti jika sudah dewasa mereka akan membina rumah tangga bersama,

Namun semua itu hanyalah angan semu karna sang kekasih tiba-tiba saja menghilang tanpa jejak.

Berulang kali Vania mencoba menghubunginya dan mencari keberadaan sang kekasih kala itu namun hasilnya nihil..!

Tak ada yang tau keberadaannya, bahkan rumah sang kekasih pun kini kosong tak berpenghuni!

Lantas kemana perginya pria ini? mengapa ia tega pergi meninggalkan Vania tanpa pamit!?

Kepergian sang kekasih kala itu cukup membuat Vania terpuruk.

Namun beruntung Vania masih memiliki sang ibunda dan sahabatnya Lisa yang kini sekaligus menjadi asisten pribadinya di perusahaan nya.

5 tahun bukan waktu yang lama untuk menunggu seseorang kembali..!

Hingga saat ini Vania masih berharap seseorang itu kembali pada dirinya,

Namun, apakah mungkin dia kembali? dan apakah mungkin jika dia kembali rasa itu masih sama..?

Lalu bagaimana jadinya jika Vania menerima perjodohan itu dan mulai menaruh hati padanya dan sang mantan kembali?

Sungguh! Vania akan dihadapkan dengan pilihan yang sulit jika sampai itu terjadi!

Cinta memang rumit!

🌷🌷🌷🌷

Melupakan memanglah tidak mudah, butuh waktu yang lama, apalagi jika itu menyangkut dengan seseorang yang pernah hadir dalam hidup kita menciptakan rangkaian kenangan indah yang sulit untuk dilupakan...!

Akan tetapi janganlah kau mencoba untuk melupakannya karna itu begitu sulit, tapi cobalah untuk mengikhlaskan nya maka, kau akan terbiasa tanpanya...!

🌷🌷🌷🌷

Happy reading my reader🤗😘

Jangan lupa like & coment serta vote nya kesyangang ku 😘

Ohiya jangan lupa Favoritkan untuk mendapatkan pemberitahuan kalo aku udah up lagi ya teman-teman.

@Fatimah_AF22

Episode 1

Pagi yang cerah awal mulanya kehidupan yang baru, jam menunjukkan pukul 06:30 terbilang masih terlalu pagi untuk memulai aktivitas.

Namun berbeda dengan Vania, ia sudah tampak rapi dan bersiap ke kantor.

Ia mengayung langkanya menuruni anak tangga rumahnya menuju ruang makan untuk melakukan sarapan sebelum berangkat ke kantor miliknya.

“Morning, Mama!” sapa Vania, kala ia sudah berada tepat depan meja makan.

“Morning too sayang! ayok sarapan dulu nak” jawab sang mama, yang mengajaknya sarapan bersama.

"Iya, Ma.!” seru Vania, sembari duduk dan mulai menikmati roti dengan selai coklat yang sudah dibuatkan oleh sang mama.

"Van, hari ini kamu tidak sibuk kan, Sayang?" tanya sang mama.

"Lumayan sibuk, Ma. Pagi ni aku ada meeting nanti siang aku juga mau keluar menemui klien,” jawab Vania, sembari menjelaskan kesibukannya hari ini.

"Tapi kamu nggak pulang telatkan, Sayang?” tanya sang mama, untuk memastikan kepulangan sang putri.

Vania menatap heran dengan pertanyaan yang diajukan mamanya tersebut, tak biasanya sang mama mempertanyakan jam kepulangan kantornya.

"Memangnya ada apa, Ma?" tanya Vania.

"Nanti malam keluarga tante Giska mau datang kesini makan malam bersama kita, makanya mama mau kamu pulang cepat nanti," jawab sang mama yg menjelaskan.

"Eeemmm..... iya, Ma," jawabannya.

"Kamu ingat kan sama tante Giska..? Itu loh tetangga kita dulu sekaligus istri sahabat papa kamu,” seru sang mama sekaligus mempertanyakan perihal Tante Giska.

Yups! Dulu Giska dan keluarganya sempat tinggal satu kompleks dengan orang tua Vania semasa kecil, hingga menjadikan keluarga cukup dekat dengan keluarga Vania.

“Pasti mama punya niat, buat jodohin aku lagi nih,” batin Vania.

Seperti sudah hafal dengan kebiasaan sang ibu jika sudah menyangkut dengan tamu yang akan datang melakukan makan malam bersama di rumahnya.

"Jangan bilang mama mau jodohin aku lagi," seru Vania menatap curiga sang mama, seakan mengerti kemana arah tujuan kedatangan keluarga tante Giska.

“Kamu ini, mama belum kasi tau apa-apa, kamu udah main nebak-nebak aja,” seru Bu Angel.

“Biasanya kan mama gitu, selalu berusaha menjodohkan aku dengan alasan makan malam bersama, agar aku ketemu sama ntah siapa lah itu yang akan dijodohkan dengan ku,” cerocos Vania, seraya mengunyah roti yang ia pegang.

Bu Angel hanya tersenyum, putrinya ini selalu bisa mengetahui motif dirinya.

Vania memang cerdas, dirinya bisa tau motif seseorang pada dirinya, dan kecerdasannya itu sangat menguntungkan dirinya bisa menjadi waspada terhadap sesuatu yang dapat merugikannya.

"Nggak ya, Ma. Vania nggak mau di jodoh-jodohin kek gitu, Vania masih muda ma, Vania mau fokus ngurus perusahaan dulu," sambung Vania, tak memberi izin sang mama untuk melanjutkan rencananya.

"Nak, mama udah tua, mama mau liat kamu nikah sebelum mama pergi," jawab sang mama menatap nanar sang putri.

Sudah sejak lama memang Bu Angel berusaha menjodohkan Vania dengan beberapa anak sahabatnya maupun sahabat almarhum sang suami, namun tak ada yang berhasil.

Vania yang memiliki watak keras kepala, menolak dengan keras dijodohkan.

"Ma, mama jangan ngomong kek gitu dong, mama pasti bisa liat Vania nikah, tapi enggak sekarang vania belum siap dan Vania nggak mau nikah karna dijodohkan," ucap Vania. Ia berusaha menjelaskan kepada sang ibu agar tak lagi menjodohkan dirinya.

"Nak, umur itu nggak ada yang tau, memang saat ini mama masih sehat tapi bisa saja mama tiba-tiba mati, kan nggak ada yang tau ajal kapan datangnya menjemput," jawab sang mama.

“Iya, soal itu Vania ngerti, Ma. Tapi kan nggak secepat itu juga,” ujar Vania.

“Kalo misalnya, mama tiba-tiba kena serangan jantung terus meninggal, gimana?” ucap Bu Angel.

“Kamu ingat kan, waktu papa kamu meninggal karna serangan jantung,” sambung Bu Angel, mengingatkan Vania pada kejadian yang membuat ayahnya meninggal dunia.

Dan ucapan yang dilontarkan oleh Bu Angel membuat Vanis terdiam, seakan kata-kata itu menghipnotis Vania, kata-kata itu begitu menusuk ke dalam relung hatinya.

"Tolong lah, Sayang temuin keluarga tante Giska ya, mama sudah terlanjur janji sayang." sambung sang mama, dengan nada memohon.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? aku belum siap buat nikah, aku belum siap membuka hati untuk orang baru,” batin Vania.

"Sudahlah, Ma nanti aku pikirkan lagi, aku mau berangkat waktunya udah mepet ini," ucap Vania, menyelesaikan pembicaraan ini mengingat waktu hampir menunjukkan pukul 7 pagi.

"Baiklah, Nak berangkatlah dan hati-hati, ingat pesan mama pulanglah lebih cepat agar kita bisa makan malam bersama keluarga tante Giska," seru sang mama kembali mengingatkan.

“Vania akan usahakan, Ma, tapi Vania nggak janji sama mama,” ucap Vania.

“Mama sangat berharap kamu bisa melakukannya untuk mama, Sayang,” ucap Bu Angel.

"Iya Ma, Vania akan usahakan,” ucap Vania

“Aku berangkat dulu ma” sambung Vania.

Vania bangkit dari duduknya dan meraih tangan Bu Angel kemudian mencium punggung tangan sang mama.

“Iya nak, hati-hati di jalan” ujar Bu Angel

"Assalamu'alaikum...." sambung nya.

"Waalaikumusalam...." jawab sang mama.

Vania pun meraih tas selempang dan beberapa map yang ia letakkan diatas meja makan sebelum ia sarapan tadi, lalu melangkah keluar rumah dan menuju ke mobilnya yang telah terparkir di halaman depan rumah besar miliknya.

Ia pun masuk ke dalam mobilnya, duduk di kursi kemudi lalu melajukan mobilnya menuju perusahaan miliknya.

Vania sudah terbiasa mengendarai mobilnya seorang diri, hanya di waktu-waktu tertentu, ia menggunakan supir pribadi.

Ia lebih menyukai menyetir sendiri ketimbang diantar oleh supir pribadinya.

🌷🌷🌷🌷

Terus ikutin kelanjutan ceritanya Vania ya guys..!

Happy reading my reader🤗😘

Jangan lupa ya Like & Coment serta Favoritkan

Dan jangan lupa juga Vote dan RATE 5

Episode 2

Sesaat kemudian Vania telah sampai di kantor, ia langsung masuk kedalam ruangannya.

Tak berapa lama sekretaris pribadinya sekaligus sahabatnya masuk menemui dirinya.

"Bu, sebentar lagi kita ada meeting.!" ucap Lisa sang sekertaris.

Vania tersentak kaget ketika mendengar seseorang berbicara kepadanya, pasalnya sejak tadi dirinya melamung hingga tak menyadari kedatangan Lisa.

"Astaghfirullah... ngagetin aja Lis," ucapnya sembari menatap Lisa.

"Lagian Lo juga sih, ngapain coba pagi-pagi begini udah bengong," ucap Lisa, Vania hanya menyengir menanggapi ucapan sang sekretaris.

"Kenapa Van, lo udah masalah.? Nggak biasanya lo pagi-pagi udah kusut begitu," tanya Lisa yang melihat kerisauan Vania.

"Biasalah Lis, nyokap berulah lagi," jawab Vania lemas.

"Tante mau jodohin lo lagi?" tanya Lisa yang dijawab anggukan oleh Vania.

"Ntar malem keluarga tuh cowok mau datang ke rumah makan malam, sekaligus perkenalan gitu,” ucap Vania bercerita.

Lisa bukan hanya sekertaris pribadi Vania, namun Lisa juga adalah sang sahabat yang selalu menjadi tempatnya berbagi cerita.

"Jangan bilang lo mau ngehindar lagi," seru Lisa yang seakan mengerti pikiran Vania.

"Niatnya sih gitu Lis, lo taukan gue paling nggak mau dijodohin, gue belum siap," ucapan Vania membuat Lisa menatap heran pada dirinya.

"Van, sampai kapan lo mau kek gini terus, lo tuh udah sering banget nolak dijodohkan,” tanya Lisa.

"Gue belum siap Lis.!" jawab Vania lemah.

Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sang sahabat yang tetap keras kepala pada pendiriannya.

"Jangan bilang lo nggak siap karna lo masih ada perasaan sama mantan lo itu," seru Lisa yang paham kisah cinta Vania.

Yups, hingga saat ini hati Vania masih berlabuh pada seseorang dimasalalu nya, seseorang yang begitu sangat ia cintai hingga detik ini, meskipun orang tersebut pergi tanpa pamit pada dirinya.

"Cukup ya Van, lo udah 5 tahun nunggu dia kembali tapi apa yang lo dapat? Sekali pun dia nggak pernah hubungin lo, dia ngilang gitu aja dan dia nggak peduliin lo, lantas apa yang masih lo harapkan dari dia sih," cerocos Lisa, yang mulai terbawa emosi melihat sang sahabat yang masih begitu mengharapkan sang mantan kekasih,

Vania hanya diam mendengarkan, mencerna dengan baik setiap perkataan sang sahabat yang menasehati dirinya.

"Udah saatnya lo buka hati Van, udah saatnya lo mulai kisah hidup lo yang baru, pikirin masa depan lo, lo nggak kasian sama nyokap lo, dia itu mau liat lo bahagia," nasehat Lisa.

"Iya iya bawel banget sih lo, ngapa jadi galak begini sih Lis, heran gue yang bos kan gue, kenapa jadi elo yang ngomelin gue sih," ucap Vania tertawa diiringi candaan.

"Habisnya gue gedek banget sama lo, masa CEO cantik terpopuler paling dikenal seantero malah gagal move on begini," Jawab lisa meledek.

"Lebay lo...!" ucap Vania sembari mengusap wajah Lisa.

"Gue bukan nggak bisa move on yak, gue cuma belum siap membuka hati,” sambung Vania mengelak ledekan Lisa.

"Ceh, ngelak aja lo," desis Lisa tersenyum miring, sementara Vania hanya tertawa.

"Udah lo nggak usah ledekin gue, buruan tuh siapin berkas-berkas kita meeting sekarang," titah Vania sembari membuka pintu ruang kerjanya dan berjalan keluar menuju tempat meeting

"Oke ibu bos yang gagal move on," jawab Lisa meledek sembari merapikan berkas di meja Vania, lalu membawanya keluar menyusul Vania yang sudah terlebih dulu berjalan keluar ruangan.

.

--------------------------------------------------------------------------

_Hidup itu pilihan, maka apapun yang membuat mu sedih maka lepaskanlah, kamu pantas untuk bahagia_

*Happy reading 🤗

Jangan lupa klik Like & Coment dan jangan lupa Vote novel aku juga ya*...!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!