NovelToon NovelToon

Miss Ceroboh Vs Mr.Perfeksionis

Perkenalan.

Suasana ruang makan terlihat tegang, karena seluruh anggota keluarga sedang mengalami perdebatan.

"No mom, aku tidak bisa dan tidak mau menjaganya!" Ucap Dika menahan amarah

"Kau harus mau karena Nadira adalah tunanganmu." Perintah mom Alika tak mau di bantah

"Ini bukan pilihan iya atau tidak, tapi ini perintah !" Bentak ayah kenzo pada sang putra yang terlihat sangat kecewa pada keputusan mereka.

"Kalian sungguh egois. Bagaimana mungkin kalian mengorbankan aku demi membalas Budi pada mereka hah? Ayahnya mati karena takdir, bukan karena aku! " Teriak Dika dengan wajah yang terlihat memerah akibat amarah yang berusaha tahan tadi, namun kini meledak tak terkendali

Nadira gadis lugu yang sangat cantik namun nampak Sederhana dengan penampilannya dan nampak menangis tersedu-sedu. Dirinya tidak bermaksud membuat keributan di rumah keluarga Abraham. dirinya tidak berani sedikit pun mengeluarkan suaranya, karena sangat takut dengan putra keluarga Abraham yang terlihat sangat membenci dirinya .

"Kau! kenapa kau harus hadir di kehidupanku? seharusnya kau itu ikut mati saja dengan orang tuamu ! " Teriak Dika lagi

"Plak " Sebuah tamparan keras melayang mengenai pipi seorang pria tampan.

Semua orang yang berada di ruangan itu nampak tercengang, melihat tuan Kenzo yang untuk pertama kalinya melayangkan tangannya ke pada pipi sang putra tunggal.

"Jaga ucapanmu tuan Radika! kau tidak pantas bicara seperti itu pada tunanganmu sendiri. jika ayah mendengar kau bicara tidak sopan lagi, maka ayah akan mencabut segala fasilitas mu selama ini " Ancam tuan Kenzo pada sang putra

Deg

Betapa terkejutnya Dika mendengar ancaman dari sang ayah. bagaimana mungkin ayahnya mengancamnya dengan hal semacam itu hanya karena seorang wanita muda yang tak setara derajatnya.

"Ayah bercanda? aku putramu satu-satunya! bagaimana mungkin ayah akan mencoret ku sebagai ahli waris ayah dan malah membela dia " Ucap Dika dengan menunjuk tepat ke arah wajah Nadira yang sedang mendapat dirinya dengan sendu

Dengan memberanikan diri, Nadira mulai mengeluarkan suaranya.

"Tuan anda tidak perlu melakukan itu. lebih baik saya pergi dari sini, saya tidak mau ada pertengkaran lagi di rumah ini " Ucap Nadira penuh permohonan.

Namun bukannya luluh, Dika malah semakin membenci wanita yang saat ini berada di hadapannya.

"Dasar wanita rubah, kau pikir aku tidak tau apa rencana mu? lihat saja sebentar lagi kau akan tau siapa lawanmu ini. aku tidak akan pernah melepaskan mu" Cibir Dika dalam hati.

"Bagaimana apa yang kau pilih sekarang?'" Tanya tuan Kenzo penuh intimidasi.

"Memangnya aku punya pilihan ? bukannya ayah sendiri bilang, bahwa ini perintah buka pilihan. Jadi lakukan apa yang ingin kalian lakukan, tapi jangan usik semua milikku " Ucap Dika dengan wajah dingin.

"Jika aku sampai kehilangan semua hartaku maka Tasya akan sangat marah dan memilih meninggalkan aku. Aku tidak mau itu sampai terjadi, jadi sekarang tugasku hanya harus meyakinkan Tasya untuk menungguku menyingkirkan rubah betina itu setelah ayah mengukuhkan semuanya menjadi hakku secara sah, Dan pada saat itu Kau Nadira Anastasya akan aku pastikan hidupmu akan terasa seperti berada di neraka " Janji Dika pada dirinya sendiri.

"Jadi sekarang antar Nadira ke Kampusnya sebelum kau berangkat ke kantor. Dan jangan lupa jemput Nadira nanti setelah sepulang Dari kampus" Ujar tuan Kenzo memberi perintah.

"Ya ya ya, terserah ayah saja" Jawab Dika sekenanya. Dengan perasaan dongkol Radika menyelesaikan sarapannya, ia bahkan selalu menatap sinis ke arah Nadira yang sejak tadi hanya menundukkan kepala. " Awas saja jika dia berulah lagi setelah ini? hais dosa apa aku ini di masa lalu, kenapa nasibku tragis begini sampai harus di nikahkan dengan gadis seperti Nadira itu!!" Gerutu Radika dalam hati. Dan beberapa saat setelahnya ia sudah menyelesaikan sarapan paginya.

"Aku sudah selesai." Ucap Radika seraya bangkit dari duduknya.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

kampus internasional Jakarta

"Turun " Bentak Dika hingga membuat Nadira kaget di buatnya.

Dengan bergegas Nadira langsung melangkahkan kakinya turun dari atas mobil Dika dengan perasaan gelisah.

"CK, dasar cupu menyusahkan. Lihat saja, setelah ini akan aku buat kau menangis darah, karena sudah berani mengusik kehidupan tentram ku selama ini." Batin Dika bermonolog

Sementara Nadira dengan perasaan yang sangat sedih, mulai masuk ke dalam ruang kelasnya.

"Woy kenapa Lo, lecek banget tu muka?" Ledek Nia sang sahabat baik

"Nia bisa gak sih, sekali saja gak ngagetin. " Keluh Dira

"CK, kenapa? kak Dika nyakitin Lo lagi? sampai kapan Lo bakalan bertahan di rumah itu Nadira? " Cecar Nia sang sahabat yang sudah tau semua cerita hidup niat yang nampak nelangsa sejak di tinggal kedua orang tuanya karena kecelakaan.

Nadira hanya berani bercerita kepada Nia, karena selama ini hanya Nia yang mau mendengarkan ceritanya. bahkan nia beberapa kali mencoba menawarkan bantuan padanya, namun Nadira tidak mau menerimanya karena tidak mau merepotkan sang sahabat dan keluarganya.

"Tapi Dira. Sampai kapan Lo bakalan diem begini? seharusnya merekalah yang bertanggung jawab karena sudah membuat kedua orang tua Lo tiada. tapi kenapa malah putranya itu bersikap semena-mena padamu, sebenarnya kedua orang tua Radika itu tau tidak sikap putranya padamu?" Cecar Nia penuh rasa penasaran

Nadira hanya menggelengkan kepala saat menjawab pertanyaan sangat sahabat. karena jujur saja dirinya sedang tak punya tenaga untuk menanggapi semua pertanyaan yang di lemparkan Nia sejak tadi.

"Ih kau itu bagaimana, aku sudah bilang berkali kali padamu. tunjukkan kepada kedua orang tua Dika, jika putra mereka itu tidak sebaik yang mereka kira. Dika memilik seorang kekasih yang sangat dia cintai, bahkan mereka sudah sempat tinggal bersama. apa mereka tidak tau hal itu juga hah?" bentak Nia dengan sedikit menarik tangan Nadira untuk menghadapnya, hingga membuat mereka saling tatap dalam diam

Nadira yang tak kuasa menahan rasa sakit hatinya, langsung menghambur memeluk Nia untuk meluapkan segala rasa yang berkecamuk di dalam hatinya saat ini.

Setelah puas meluapkan isi hatinya, Nadira mulai memberanikan diri berucap

"Nia, kau mau membantuku kan?"

"Tentu saja " Jawab Nia sembari melepaskan pelukannya dari tubuh Nadira yang nampak semakin kurus

"Bantu aku berubah Nia, bantu aku mengubah penampilanku sesuai keinginan kak Dika " Pinta Nadira

"What.? Kau gila. bagaimana mungkin kau mau merubah dirimu hanya demi Radika, dia tidak pantas untukmu Dira sadarlah !" Bentak Nia dengan rasa dongkol dalam hatinya

"Tapi Nia, aku sangat mencintai kak Dika " Jawab Dira jujur

Deg

Nia merasa sangat tercengang dengan penuturan Nadira saat ini. dia tidak menyangka bahwa sang sahabat mencintai Radika yang sudah sering kali menyakitinya, dan lebih parahnya lagi. keluarga Abraham lah yang sudah membuat semua keluarga Nadira mati, hingga Nadira tinggal seorang diri.

" Are you Serius? " Tanya Nia sekali lagi untuk memastikan

"Yes I'm serius." Jawab Nadira mantap

"Oh ya tuhan, ku harap kau tidak menyesali keputusan mu setelah ini !" Ujar Nia penuh rasa kawatir

" Tenanglah Nia, aku yakin bisa membuat kak Dika mencintaiku. Jadi tolong bantu aku merubah penampilan ku menyerupai kak Tasya setelah pulang dari kampus nanti. aku kan mulai dari merubah penampilanku sesuai dengan keinginan kak Dika " tutur Nadira penuh semangat

Nia yang menatap sang sahabat sangat percaya diri, hanya bisa berdoa dalam hati. Agar semua yang di inginkan sahabat berjalan dengan baik.

"Ku harap kau bahagia setelah ini Dira!"

Bersambung ........

Mr.perfeksionis

Dika saat ini tengah sibuk mengetuk-ngetuk kan jarinya di atas meja kerjanya.

Tuk

Tuk

Tuk

"CK. bagaimana bisa aku harus menikahi si Miss. culun itu. hais wajahnya yang kusam, rambutnya yang lepek, bajunya yang jadul membuatkan sangat malu" Gerutuan Dika

"Dasar mr. perfek" teriak seorang pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan kerja Dika dengan menggunakan stelan jas kerja yang hampir sama dengan Dika.

"CK. menganggu saja " Umpat Dika sembari kembali menyandarkan kepalanya yang terasa pusing.

"Kau kenapa? " tanya Dio yang baru saja mendarat kan bokongnya ke atas sofa

"Ayahku memaksaku menikahi Nadira di Miss culun itu , jika aku ingin menggantikan nya menjadi pemimpin perusahaan ini ".

"Benarkah ? lalu kenapa kau sedih begitu. Bukanya bagus, jadi kau tidak perlu repot-repot lagi mencari kandidat calon istri, yang sesuai denganmu. harus cantik, harus wangi , harus bersih, harus pintar dan lain lain. orang tuamu sudah berbaik hati kan mencarikan yang sesuai dengan seleramu " Ucap Dio panjang lebar.

"Cih sesuai kau bilang? memangnya kau tau siapa yang akan di jodohkan denganku? " Cecar Dika dengan wajah masamnya.

Dio hanya bisa menyengir kuda sembari menggelengkan kepala saat menjawab pertanyaan sang sahabat.

"Kau pasti tidak akan menduga seperti apa tampangnya. aku saja selalu merasa ilfil kala melihatnya " Gerutu Dika lagi dan lagi.

"CK. kau terima saja dari pada kau kehilangan semuanya. tapi jika kau tidak mau, boleh lah buat aku saja siapa tau kita cocok. lagian mana mungkin om Kenzo sembarangan menjodohkan mu dengan seorang wanita tanpa melihat asal usulnya !" Ucap Dio penuh selidik.

"Cih. Kau itu seperti detektif saja. Ambil saja kalau kau bisa, dia itu gadis aneh dan pemaksa. Sudah ku tolak berkali kali tapi masih saja nekat. aku saja ilfil melihat tingkah nya!" ucap Dika jujur.

"What? are you Serius? "

"Ya"

"Baiklah. bolehkah aku melihat fotonya? atau kapan kau akan mempertemukan aku dengannya?" Ucap Dio penuh rasa penasaran.

"Cih, mana punya aku foto Miss. culun itu, bikin moodku rusak saja, kalau kau penasaran dengannya datanglah ke rumahku . pasti dia ada di sana, karena orang tuaku memintanya tinggal bersama kami selama melanjutkan kuliahnya di sini " jawab Dika sembari berdiri dari duduknya, dan berpindah ke samping sahabat yang sedang asik duduk di sofa mahalnya.

"CK. minggir" Perintah Dika Sembari menggeser tubuh Dio.

"Cih. mengganggu saja" Umpat Dio sembari menggeser tubuhnya.

"Ngomong-ngomong sedang apa kau di sini ?" Tanya Dika yang baru ingat tidak ada janji dengan sahabatnya itu saat ini.

"Aku tadi habis meeting dengan ayahmu. aku mampir untuk menemui sahabatku dan ingin mentraktirnya makan siang!" Jelas Dio.

"Tumben sekali, ada angin apa?" Tanya Dika dengan expresi wajah meledek.

"Aku baru saja menang tender besar bro" Jawab Dio penuh semangat.

Dio sudah menjabat sebagai CEO dari perusahaan milik keluarganya setelah sang ayah memilih mundur dan menyerahkan segala keputusan padanya.

sedangkan dirinya, harus menunggu lebih dulu untuk bisa menggantikan sang ayah setelah syarat yang di ajukan sang ayah bisa di laksanakan nya. yaitu membuat si Miss culun menjadi wanitanya.

"Kau kenapa?" Tanya Dio dengan penuh penasaran. karena melihat tiba tiba saja wajah dika menjadi masam tanpa sebab.

"Aku iri padamu. kau itu mudah sekali mendapatkan jabatanmu tanpa harus melakukan syarat dari orang tuamu seperti aku'" Keluh Dika sembari memejamkan matanya yang terasa berat.

...🔥🔥🔥🔥🔥...

"Kau itu mencari apa sebenarnya?" Keluh Nia yang sejak tadi mengikuti Nadira keluar masuk butik, namun keluar tidak membawa apapun sama sekali. alias Luna tidak membeli barang apapun.

"CK. Aku mencari baju yang cocok denganku lah, apa lagi?'' Jawab nadira santai tanpa rasa bersalah.

"Oh my God. Dira " Teriak Nia yang baru memelototi Nadira yang membuat emosinya saat ini sudah di ubun-ubun.

"CK. kau itu berisik sekali. kau mau di Katai kampungan oleh orang-orang yang ada di sini? lagi pula kenapa kau marah hah? memang sejak tadi tidak ada yang cocok dengan tubuhku ini!" Gerutu Luna panjang lebar tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Kau itu keterlaluan. kalau kau datang kemari hanya ingin mengerjaiku, lebih baik aku pulang " Protes Nia sembari melipir ingin pergi meninggalkan Dira seorang diri. Dira yang melihat sang sahabat tengah kesal padanya langsung berlalu menghampiri Nia dan mengandeng tangannya.

"Ya ampun Nia, Lo kok sensi banget sih? lagi datang pulang ya?? " Ucap Luna bermaksud mencairkan suasana yang sempat menegang antara mereka berdua.

"CK. Pikir aja sendiri. Bodo amat lah sama Lo, gue mau pulang, gue capek ngikutin lo sejak tadi. Lo pikir bisa nyari model yang pas buat Lo kalau Lo saja masih berdandan culun begini? yang benar saja" Jawab Nia sembari memutar bola matanya malas.

"What? apa kau bilang tadi, culun? kau buta ya? aku cantik begini di bilang culun!." Gerutu Luna dengan me mengerucutkan bibirnya .

Niat yang malas menimpali ucapan Dira menemuka ide setelah melihat sesuatu yang akan di lewati mereka berdua.

"Stop berhenti " Teriak Nia sembari merentangkan kedua tangannya untuk menghalangi jalan dira, saat tepat di depan benda yang ia lihat tadi.

"Cih apaan sih Lo, minggir " Bentak Dira tak sabaran

"Lo yang minggir sini" Ucap Nia sembari menarik tangan Dira untuk menghadap ke benda yang tadi ia lihat. " Tuh ngaca sana". Tunjuk Nia ke depan cermin yang ada di depan mereka berdua.

Nadira yang masih bingung dengan perbuatan Nia, hanya bisa mengikuti perintah dari sahabatnya itu. dengan santai Nadira malah asik berkaca, sembari membolak-balik kan badannya ke kiri dan ke kanan seakan tidak menyadari maksud dari ucapan sahabatnya barusan.

"Sudah belum ?" Tanya Nia ambigu.

"Sudah " Jawab luna dengan percaya diri.

"Lalu apa yang kau bisa katakan sekarang? " Tanya Nia ambigu.

"Hah? apa maksudmu ?" Ucap Nadira bukanya menjawab malah balas lagi bertanya, karena bingung dengan maksud sang sahabat.

"Oh ya ampun Nia, selain culun kalau itu juga bodoh sekali. pantas saja kak Dika malas denganmu " Gerutu Nia dengan memijat pangkal hidupnya yang terasa pusing

"Memangnya aku kenapa? kak Dika saja yang terlalu menuntut kesempurnaan, padahal dia sendiri juga tau kalau kesempurnaan itu hanya milik tuhan " Jawab Nadira memberi sanggahan.

"Kau masih saja membantah ucapanku!" Gerutu Nia penuh emosi. " Cepat lihat dirimu itu di sana!" ucap Nia sembari mendekatkan dirinya dan Nadira ke arah cermin besar yang ada di hadapan mereka.

Jangan lupa like dan komen kakak. Agar author semakin semangat update

Moll

"Ihh sejak tadi aku sudah melakukannya Nia. kenapa kau suruh aku lakukan lagi? buang-buang waktu saja. ayo kita pergi dari sini, dan cari mol lain" Oceh Nadira tanpa mau di bantah.

"Ogah. sini Lo, liat sana ke cermin. Lo bandingin penampilan kita di sana". Tunjuk Nia pada pantulan gambar dirinya dan sang sahabat

"Kenapa?". Lagi-lagi Nadira belum menyadari keadaannya. dan malah sibuk berbalik menatap Nia bukan malah membandingkan penampilan dirinya dan juga mia, yang terlihat sangat jauh berbeda.

"Oh ya tuhan. kau itu benar benar. kau bandingkan lah dirimu denganku! kau nampak cuek, dekil, culun dan cupu. sedangkan aku nampak cantik, modis, dan terawat. ku tanya padamu, jika kau sebagai laki-laki siapa yang akan kau pilih di antara aku dan dirimu? " Ucap Nia penuh keyakinan di setiap katanya. dia yakin Dira pasti paham apa maksud ucapannya.

"Jelas kau lah, mana mungkin aku memilih diriku sendiri. apa kau sudah gila ?".

Gubrakkk

Nia sudah merasa senang kala nadira menjawab "kAu" yang berarti adalah dirinya, karena dia pikir memang Nia sudah paham penampilan nya lebih baik dari pada dirinya. tapi rasa senang itu berubah jadi rasa dongkol ketika mendengar kata-kata selanjutnya yang membuat dirinya yakin, jika Nadira masihlah tidak mengerti apa maksud dirinya.

"Kau kenapa?" Tanya Dira yang merasa kawatir pada sang sahabat, yang nampak tersusun lemas di sampingnya. sejak dia menjawab pertanyaan nya tadi.

"Ya ampun dira. seharusnya aku tidak meragukan kebodohanmu itu!" Gerutu Nia sembari memijit keningnya yang terasa sangat pusing.

Nadira yang lagi-lagi di Katai bodoh oleh sahabatnya mulai tak terima kali ini.

"Kau itu berniat membantuku atau menceramahi ku sih Nia? dari tadi kau menggerutu terus?" Sindir Nadira dengan expresi wajah kesalnya.

"Hey kau. aku niat sekali membantumu, tapi tingkahmu yang konyol itu membuatku pusing. sejak tadi aku jelaskan padamu tapi kau tak mengerti mengerti. lalu apa gunanya aku menemanimu jika kau saja tidak mau belajar memahami semua yang aku jelaskan!" Gerutu Nia penuh rasa kesal di dalam hati.

dia sudah berusaha membantu Nadira, tapi sahabat nya itu tidak mengerti sama sekali apa yang sudah ia jelaskan.

"Sabar Nia, sabar. Nadira memang sedikit bodoh dan tidak peka sama sekali " Batin Nia bermonolog.

...🔥🔥🔥🔥🔥...

Setelah beberapa saat lamanya berdebat. Akhirnya Nadira dan Nia sudah berbaikan dan menemukan ide cemerlang untuk membuat Dika merasa senang.

Saat ini Nia memutuskan membawa Nadira ke salon lebih dulu, setelah tadi Nadira berucap akan menuruti keinginan Nia untuk mengubah dirinya, tanpa protes lagi.

"Gimana nek, cucok kan? " Ucap pria kemayu yang tadi sudah me make over Dira.

Nia yang tadi masih fokus pada majalah yang ia baca, kini mulai memindahkan fokusnya menatap pada Nadira yang sedang tersenyum ke arahnya, yang dapat ia lihat dari pantulan cermin.

"Oh my God. Benarkah dia Nadira sahabatku ? " Teriak Nia girang. Matanya saja sampai melotot tak percaya dengan pemandangan yang di lihatnya saat ini.

Rambut panjang Nadira yang selalu di kuncir kuda, kini sudah berubah menjadi potongan rambut Blunt cut, yang menambah kesan seksi pada wajahnya.

"Oh ya ampun. Kau benar-benar Nadira sahabatku? kau tidak berbohong kan? mana mungkin sahabatku yang culun dan ceroboh bisa secantik dirimu? atau jangan-jangan kau pakai susuk ya ?"

"Sembarangan !" Ucap wanita kemayu yang mendandani Nadira tadi sembari memukul pundak Nia yang tidak ada ahlak menurut nya. " Kau pikir aku ini dukun, bisa membuat wanita jelek bisa cantik seketika?" Omelnya

Niat yang merasa malu akibat ulahnya pun kini hanya bisa menyengir kuda.

"Ya siapa tau kan om " Ujar Nia dengan menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal untuk menetralisir rasa malunya.

"CK. om? om? Kapan coba aku nikah sama tantemu " ucap pria kemayu tadi dengan nada tinggi seakan kembali pada mode setelan pabrik. " Panggil saya sist. paham ?" Ucapnya lagi sembari kembali ke mode wanita manjalita.

"Oh ya ampun, manusia jadi-jadian ini sebenarnya spesies apa". Gerutu Nia dengan memutar bola matanya.

"Nia. apa aku terlihat aneh?" Tanya Dira yang merasa dirinya sangat berbeda setelah memangkas rambutnya.

Niat yang tadi sempat melamun, kini berusaha fokus lagi dengan menatap Nadira dari dekat dan sangat lekat.

"Kau cantik sekali Dira!" Puji Nia dengan jujur

"Kau tidak bohong kan? " Tanya Nadira penuh harap.

"Tentu saja tidak. kalau kau tidak percaya, kau bisa menanyakannya pada om itu". Tunjuk Nia pada sang hairstylist yang tadi neng make over Nadira.

Pria kemayu yang tadi sempat pergi, dan kembali lagi karena ketinggalan sesuatu di meja depan Nadira mulai tersulut emosi.

"Hais dasar bocah, Sudah di bilang panggil aku sist, malah am om am om. dasar menyebalkan sekali " Bentar sang pria kemayu dalam mode pria

Glek

Nia dan Nadira sampai menelan ludahnya dengan kasar, dan saling pandang untuk saat ini.

"Kau sih Nia, sembarangan saja !" Gerutu Nadira pada sang sahabat

"Enak saja kau nyalahin aku, kau sendiri yang tanya. kenapa jadi aku yang kena!" Omel nia sembari berbisik agar tidak di dengar oleh pria kemayu tadi

"Terus bagaimana ini? cepat kau bayar sana !" Perintah nadira

"Loh kok aku? kau lah, kan kau yang make over bukan aku!" Protes Nia tak mau kalah

"Ya ampun Nia, mana aku punya uang buat bayar ini semua. kau gila ya ?"

Deg

"Apa? " Teriak Nia dan sang wanita kemayu bersamaan

"Dira kau jangan macam-macam, tempat ini tempat mahal dan jangan bilang dari tadi kita muter-muter keluar masuk butik tanpa membeli apapun itu, juga karena kau tidak memilik uang hah?" Bentar Nia sembari menarik tangan Nadira dengan kasar untuk lebih mendekat padanya.

Nadira hanya menyengir kuda menjawab pertanyaan Nia yang sangat konyol menurutnya. jelas saja dirinya tidak punya uang, orang keluarga radika hanya memberinya kartu saja. Mana bisa kartu di pakai buat jajan pikir Nadira. Karena dia tidak tau fungsi kartu yang di pegangnya itu apa

"Ya tuhan Nadira!" Teriak Nia dengan menepuk jidatnya dengan kasar

"Terus gimana dong Nia?" Tanya Nadira dengan expresi wajah bingungnya

"Kau itu bukannya dari tadi bicara padaku soal itu, malah setelah seperti ini kau bicara. Kalau kau jelaskan sejak tadi. pasti aku akan membantumu Dira, jadi aku tidak perlu jalan jauh-jauh seperti tadi tanpa mendapatkan hasil." Gerutu Nia sebal. " Sudah jangan kau pikirkan lagi masalah itu, sekarang biar itu jadi urusanku. setelah ini kita ke butik mencari baju yang cocok untukmu !" Jelas Nia

"Tapi Nia, kita bayar pakai apa?" Tanya nadira penuh harap

"Ya pakai uang lah. Kau pikir pakai apa lagi?" Gerutu Nia lagi dan lagi

"CK. Kau itu marah-marah terus, pantas aja kau tidak punya pacar dari dulu" Ledek Nadira sebal.

"Dira " Teriak Nia yang masih bisa mendengar ucapan Nadira saat meledeknya tadi

"Hehe peace ". Jawab Nadira dengan merekatkan dua hari telunjuk dan tengahnya secara bersamaan.

"Awas kau ya. tunggu pembalasanku ". Gerutu Nia sembari tersenyum senang, karena sang sahabat sudah bisa tertawa lagi bersamanya.

Setelah selesai membayar tagihan perawat badan dan rambut Nadira. Mereka berdua kembali memutari mol itu untuk mencari baju yang cocok untuk Nadira gunakan mulai sekarang.

"Ingat Dira, setelah ini kau tidak boleh memakai pakaian lusuh mu ini ". Sindir Nia dengan menarik baju yang di kenakan Dira. Dira yang sudah biasa mendapat ledekan dari Nia mengenai pakaian dan tampilannya pun tak menanggapi ejekan sahabatnya itu dengan serius. Dia hafal betul bahwa apa yang di ucapkan Nia itu hanya bercanda seperti biasanya.

"lihat itu, ayo kita kesana!". Ucap Nia sembari menarik pergelangan tangan Nadira untuk ikut bersamanya menuju butik yang menyediakan pakaian wanita yang serba mahal.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!