Athalla Putri seorang siswi biasa menyukai seniornya yang populer yang bernama Chadfael Jericho Pradipta, namun Chadfael menolaknya. Karena suatu kecelakaan yang disebabkan oleh Chadfael kepada Athalla, akhirnya Chadfael berpura-pura mau menjadi kekasihnya Athalla.
Seiring waktu berjalan Athalla mengetahui semuanya, dia kecewa dengan Chadfael. Disaat Athalla mulai menjauhinya, Chadfael teringat kenangan saat mereka bersama walau waktu itu hanya pura-pura, dia merindukan sosok Athalla, tanpa dia sadari dia telah jatuh cinta sungguhan pada Athalla.
Setelah Athalla mengakhiri hubungannya dengan Chadfael, ada beberapa pria yang mendekatinya. Chadfael cemburu, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia tak punya hak melarang Athalla dekat atau bersama siapapun.
Chadfael menyesal telah mempermainkan Athalla, dia ingin kembali pada Athalla. Akankah Athalla percaya pada Chadfael? Chadfael berharap dia masih mempunyai kesempatan untuk memperbaiki semuanya.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
"Awalnya aku hanya berpura-pura hingga aku lupa dan aku jatuh cinta sungguhan. Sial, aku kena karma."
-Chadfael Jericho Pradipta
"Kenapa aku percaya padanya? Mana mungkin perasaan seseorang berubah secepat itu? Bodoh sekali, aku dibutakan oleh cinta dan menerimanya begitu saja, setelah awalnya dia menolakku."
-Athalla Putri
"Ku pikir aku bisa meraih hatinya dan membuatnya melupakan mantannya, ternyata alasan dia selama ini baik padaku karena dia hanya menganggapku sebagai adiknya."
-Sannan Arjune Favian
"Chadfael dan Athalla, mereka dua orang yang ku sayangi. Aku tidak ingin melihat mereka berdua terlihat seperti zombie yang tak berperasaan, mereka saling menutupi perasaaan satu sama lain. Aku harus membantu mereka bersama."
-Baldwin Bennett
"Aku kira menjadi seseorang yang populer itu sudah cukup untuk mendekati wanita yang ku sukai dengan mudah, tapi aku salah. Dia wanita yang sulit."
-Lintang Xenos
"Dia mengajarkanku arti ketulusan yang belum pernah ku dapat selama ini dari siapapun sebelumnya."
-Jayadarma Kusuma
"Jujur aku cemburu kekasihku sangat dekat dengan sahabatnya, tapi setelah ku mengenalnya, dia seseorang yang bisa ku percaya."
-Zeva Hanessa
"Aku tidak ingin menjadi orang ketiga. Chadfael hanya belum menyadari perasaannya yang sesungguhnya kepada Athalla."
-Inaranti Bellisa
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
🎥 Cast:
- Chadfael Jericho Pradipta (Chadfael)👇🏻
Senior populer nomor 1, kaya, tampan, pintar, disukai banyak wanita, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Basket. Setelah lulus dia menjadi pelatih tim Basket di sekolah.
- Athalla Putri (Athalla) 👇🏻
Seorang siswi biasa, tomboy, rajin, agak tertutup, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Musik dan Taekwondo. Namun ada beberapa pria yang tertarik padanya.
- Baldwin Bennett (Baldwin) 👇🏻
Teman sebangku Athalla sekaligus sahabatnya. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Basket. Sepupu Chadfael, kekasih Zeva. Sangat perhatian dan paling mengenal Athalla. Memiliki sifat narsis dan cerewet.
-Sannan Arjune Favian (Sannan) 👇🏻
Seorang junior populer, tampan, berbakat memainkan piano, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Musik dan Dance. Bersikap dingin pada wanita yang mendekatinya, dia hanya tertarik pada Athalla.
-Lintang Xenos (Lintang) 👇🏻
Seorang senior populer, tampan, pintar, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Musik, pandai bernyanyi dan tertarik pada Athalla.
-Jayadarma Kusuma (Jaya) 👇🏻
Seorang senior yang populer, tampan, pintar, kaya, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Musik dan pandai bernyanyi.
-Inaranti Bellisa (Ranti) 👇🏻
Senior populer, cantik, kaya, pintar dan baik hati. Teman sekelas Chadfael, wanita yang disukai Chadfael sebelum mengenal Athalla.
-Zeva Hanessa (Zeva) 👇🏻
Seorang senior populer, cantik, ramah, teman sekelas Chadfael. Sering cemburu dengan Athalla yang dekat dengan Baldwin. Kekasih yang dibanggakan Baldwin.
Kelas 10-3, suasana kelas tersebut terdengar berisik, para siswa sedang asyik melakukan berbagai aktifitas masing-masing.
Athalla Putri duduk sebangku dengan Baldwin Bennett, mereka sangat dekat. Sehingga yang lain berpikir mereka sepasang kekasih, tapi dibantah oleh Athalla dan juga Baldwin.
“Win, kau kenal dengan kakak Chadfael, kan?” tanya Athalla.
“Tentu, aku kan wakil ketua tiim basket. Siapa sih yang tidak kenal dengan Chadfael tiang itu?” ucap Baldwin antusias. Athalla hanya mendecih karena tak terima dengan ucapan Baldwin yang menjelek-jelekkan nama Chadfael.
“Memangnya kenapa Thal? Kenapa tiba-tiba kau bertanya tentangnya?” tanya Baldwin penasaran.
“Ah, tidak kok. Cuma ingin bertanya saja," jawab Athalla.
“Ish, kau menyembunyikan sesuatu dariku?” Selidik Baldwin.
"Baiklah, aku mengaku. Aku menyukainya sejak pertama kali bertemu dengannya di perpustakaan waktu itu," Athalla menyerah, dia tidak bisa menyembunyikannya dari Baldwin. Baldwin tertawa puas.
“Kenapa kau bisa menyukainya?” tanya Baldwin.
“Oh ayolah Win, semua orang tau dia tampan. Tapi, sebenarnya bukan karena itu.
Aku juga tidak tau kenapa aku menyukainya, yang jelas jantungku berdegup kencang saat itu, melihat senyumnya yang sangat manis dengan dimple di pipinya," ucap Athalla tersenyum sambil membayangkan.
“Hoeeek. Dasar lebay!” ucap Baldwin menunjukkan ekspresi seolah muntah.
“Ih, kenapa kau seperti itu? Kau iri karena dia lebih tampan darimu?” ucap Athalla sewot.
“Big no! Siapapun tau, aku tampan dan manis. Mana mungkin aku iri?” jawab Baldwin.
“Tapi kau pendek," ucap Athalla meledeknya, dia menjulurkan lidahnya dan berlari.
“Hei! Aish, awas kau ya?!” Baldwin mengejar Athalla yang sudah berlari lebih dahulu daripada dia.
...🌼🌼🌼...
Seminggu berlalu, Athalla selalu menonton latihan basket, dia duduk di samping Baldwin, di kursi penonton.
“Kau suka kan dengan Chadfael?
Kenapa tidak mencoba menyatakan cinta saja padanya?” tanya Baldwin.
“Hah? Kau gila? Mau ditaruh dimana mukaku?” ucap Athalla.
“Sekarang bukan waktunya untuk memikirkan gengsi. Mungkin saja dia suka juga denganmu, aku sering sekali melihatnya saat menatapmu,” ucap Baldwin meyakinkan.
“Win, kau membuatku GR (Gede Rasa). Mana mungkin dia seperti itu.” Athalla merasa tak yakin.
“Tidak salahnya dicoba. Kamu tak akan tahu, jika kamu tidak mencobanya," ucap Baldwin mengangkat bahunya.
“Baiklah, kau mau membantuku?” tanya Athalla.
“Dasar wanita ini, masa iya minta bantuan padaku?” ucap Baldwin.
“Hey! Kau yang menyuruhku tadi.” Athalla memukul lengan Baldwin.
“Aww! Baiklah, kau buat saja surat cinta atau coklat atau apalah itu. Nanti aku akan membantumu mempertemukan kalian.”
"Win, aku malu jika berhadapan langsung dengannya," ucap Athalla.
“Lalu kau maunya apa?” tanya Baldwin.
“Entahlah, mungkin aku hanya akan mengirim surat untuknya," ucap Athalla, dia mengangkat bahunya.
“Terserah kau saja," ucap Baldwin.
...🌻🌻🌻...
Keesokannya Athalla memasukkan surat ke loker Chadfael, seperginya Athalla dari situ datanglah Chadfael membuka lokernya.
“Hah? Surat cinta?”
Kakak...
Aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu di perpustakaan waktu itu.
Athalla Putri
Chadfael memasang pose berpikirnya dia bergumam, “Athalla Putri? Sepertinya aku kenal?
Ah, dia kan teman Baldwin yang selalu menempel dengan Baldwin. Hmm." Lalu dia membuang surat itu ke sampah dan mengambil seragam olahraganya di loker.
Seseorang melihatnya dari kejauhan, setelah Chadfael menjauh, dia memungut surat yang dibuang di tempat sampah tadi dan membacanya.
...🍃🍃🍃...
Seperti biasa, Athalla tak pernah ketinggalan menonton latihan basket. Seusai latihan basket, Chadfael mendekati Baldwin dan mengambil air mineral di tangannya.
Athalla merasa gugup, pasalnya sekarang Chadfael sangat dekat dengannya. Chadfael menatap Athalla, “Apa kau Athalla Putri?” tanyanya.
“Apa? Ah iya kak," ucap Athalla gugup.
“Bisa kita bicara berdua sebentar?”
“I-iya,” jawab Athalla kikuk.
Baldwin memasang wajah menggodanya, menaik- turunkan alisnya, Athalla memukul lengan Baldwin.
“Aww sakit, Thal," ucap Baldwin manja, Athalla hanya mendecih dan mengikuti Chadfael yang menuju ruang ganti.
“Athalla. Aku sungguh minta ma'af.
Aku tidak bisa menerimamu, ma'af sekali.
Ku harap kau mengerti, karena saat ini aku juga sedang menyukai seseorang. Apa kau baik-baik saja?”
Athalla terdiam, hatinya terasa sakit. Dia berusaha sekuat mungkin menahan air matanya. Akhirnya dia hanya mengangguk dan pergi, dia tak sanggup mengucapkan sepatah katapun, dia takut jika suaranya akan bergetar karena dia sedang berusaha menahan tangisnya.
...🌻🌻🌻...
Pulang sekolah, cuaca di luar sangat terik. Sehingga membuat para siswa bergegas untuk menuju kendaraan masing-masing untuk pulang.
“Thal, sepertinya aku tidak bisa pulang bersama denganmu. Aku pulang bersama Zeva," ucap Baldwin.
Athalla mengangguk dan menjawab, “baiklah, Win. Hati-hati ya?"
Baldwin mengangguk, "aku pergi dulu, kamu juga hati-hati ya?"
“Iya, Win," ucap Athalla tersenyum.
“Jangan galau lagi, lebih baik kau lupakan saja si Tiang itu. Dia sudah menyakitimu," ucap Baldwin prihatin, Athalla hanya mengangguk. Baldwin pergi menjauh.
Athalla berjalan ingin menyeberang. Namun tiba-tiba ada mobil dari arah kanannya melaju dengan cepat.
Brakkk!
Athalla terkapar, sang penabrak shock. Orang-orang yang berada di sekitar langsung mengerubunginya. Sang penabrak panik melihat Athalla bersimbah darah.
Orang di sekitarnya pun berteriak agar si penabrak membawanya ke rumah sakit. Si penabrak kembali pada kesadarannya dan mengangkat Athalla ke mobilnya.
Di rumah sakit, Chadfael duduk di kursi di depan ruangan Athalla dirawat, dia menelpon Baldwin.
📞: “Halo, Baldwin?” ucap Chadfael pelan.
📞: “Halo, ada apa Chadfael? Tumben sekali menelponku," sahut Baldwin.
📞: “Bisa kau hubungi keluarga Athalla?” tanya Chadfael hati-hati.
📞: “Maksudmu Athalla temanku, Athalla Putri? Ada apa Fael?” tanya Baldwin.
📞: “Dia ... aku ....
Dia kecelakaan dan aku yang menabraknya," ucap Chadfael gugup.
📞: "APA? KAU GILA?
APA YANG TELAH KAU LAKUKAN, HAH?
AKU AKAN MENGHUBUNGI KELUARGANYA.
JANGAN HARAP KAU SELAMAT DARIKU FAEL! HAH!” teriak Baldwin.
📞: “M ... ma'af ... ma'afkan aku...,” ucap Chadfael bergetar.
Sambunganpun di putus dari seberang.
Keluarga Athalla tiba bersama Baldwin, mereka langsung masuk ruangan Athalla. Baldwin menarik Chadfael ke toilet di sebelah ruangan rawat Athalla.
“APA YANG KAU LAKUKAN CHADFAEL JERICHO PRADIPTA? KAU INGIN MEMBUNUHNYA? KAU GILA!”
Baldwin mengamuk dengan sepupunya itu, dia memukul Chadfael hingga roboh.
Sudut bibirnya berdarah, dia hanya duduk dan tak berdiri lagi. Dia tak melawan Baldwin.
“Semuanya terjadi begitu saja, Win. Aku tidak sengaja. Waktu itu aku menyetir dan menunduk untuk mengambil handphoneku yang terjatuh di kakiku, tiba-tiba saat aku mendongak ke depan, Athalla terkapar di depanku. Aku shock..., " ucap Chadfael, suaranya bergetar.
“Fael, aku kecewa padamu. Dia sahabatku dan kau menabraknya. Dia salah apa, Fael? Dia bahkan menyukaimu, tapi kau menolaknya. Kau harus bertanggung jawab,” ucap Baldwin.
“Baiklah. Aku akan bertanggung jawab dengan apa yang telah aku lakukan. Aku tidak akan lari, kau tenang saja," jawab Chadfael.
“Kau sudah menyakiti hatinya dan sekarang melukai fisiknya, kau benar-benar keterlaluan Fael," ucap Baldwin menggeleng-geleng.
...🌸🌸🌸...
Mereka berdua telah kembali ke ruangan Athalla.
“Tante, bagaimana keadaaan Athalla?” tanya Baldwin pada Mama Athalla.
“Baldwin, Athalla… dia, kakinya lumpuh. Tapi, tidak permanent. Athalla akan sembuh, jika dia terus mengikuti terapi,” ucap Mama Athalla sedih.
Baldwin dan Chadfael kaget mendengar itu, akhirnya Chadfael memberanikan diri untuk mengakuinya pada Orangtua Athalla.
“Om, Tante. Saya Chadfael… saya sungguh minta ma'af, saya yang sudah menabrak Athalla. Tapi, saya akan bertanggung jawab Om, Tante. Saya benar-benar tidak sengaja,” ucap Chadfael menunduk, Mama Athalla hanya menggeleng, dia masih menangis.
“Om ma’afkan kau, Nak. Om percaya kau orang yang bertanggung jawab. Om harap kau bisa menjaganya dengan baik,” ucap Papa Athalla melirik ke arah Athalla yang terbaring dengan oksigen sebagai alat bantu pernafasannya.
Mata Chadfael merah, karena menangis, dia mengangkat wajahnya dan menatap Papa Athalla, dia kaget, Papa Athalla mema’afkannya dan percaya dengannya.
"Terima kasih, Om,” dia membungkuk, Papa Athalla menepuk pundaknya.
Athalla telah sadar, dia terkejut melihat Chadfael.
“Athalla, kau sudah sadar, Nak? Ini Mama dan Papamu,” ucap Mamanya, Athalla hanya mengangguk pelan.
“Thal, apa yang sakit?” tanya Baldwin.
Athalla hanya menggeleng dan menatap Chadfael yang berdiri disamping Baldwin. Baldwin menyenggol Chadfael.
“Ah, apa kau baik-baik saja Athalla?” tanya Chadfael, Athalla hanya mengangguk pelan.
“Sebaiknya kau istirahat saja. Nanti kita bicara lagi,” kata Mama Athalla.
“Om, Tante, aku yang akan menjaga Athalla disini. Kalian berdua pulang saja, kalian pasti lelah,”
ucap Baldwin.
Chadfael yang merasa dirinya bertanggung jawab akhirnya juga ikut meyakinkan Mama dan Papa Athalla.
“Iya. Om, Tante. Kalian pulang saja, biar kami saja yang menjaganya," ucap Chadfael.
“Huh? Baiklah kalau begitu, terima kasih Chadfael, Baldwin,” ucap Mama Athalla, merekapun pulang.
“Win, bisa kita bicara diluar sebentar?” ajak Chadfael.
Merekapun keluar.
“Ada apa, Fael?” tanya Baldwin.
Chadfael menghela nafas, “bisakah kau rahasiakan ini? Jangan beritahu Athalla, kalau aku yang menabraknya.”
“Kenapa? Kau tidak bermaksud melarikan diri kan?” tanya Baldwin.
“Tentu saja tidak, aku hanya tidak ingin dia tambah terluka karenaku, Win. Please ...,” Chadfael memohon pada Baldwin.
“Baiklah, sebaiknya jaga ucapanmu itu. Kau harus bertanggung jawab atas kesembuhannya," ancam Baldwin.
Chadfael mengangguk, “hmm, tentu saja.”
Selama seminggu Athalla di rumah sakit, selama itu juga Baldwin dan Chadfael menemani Athalla.
Athalla merasa aneh, kenapa Chadfael juga menemaninya.
Di taman rumah sakit,
Athalla duduk dikursi roda yang di dorong oleh Chadfael, karena saat ini Baldwin sedang ada urusan.
“Hmm... ka, boleh aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Athalla.
“Tentu, Athalla," jawab Chadfael.
“Kenapa kau menemaniku di rumah sakit?” tanya Athalla lagi.
“Huh? Tentu saja karena kau teman Baldwin, lagipula Baldwin sedang sibuk," jawab Chadfael mencoba dengan tenang.
“Aku hanya merasa aneh saja dan juga teman Baldwin bukan cuma aku, hanya karena kalian dekat, bukan berarti kau juga harus seperti ini padaku," ucap Athalla, gadis itu terlihat sendu.
“Ah, aku sebenarnya... memangnya kenapa? Tidak boleh?” Chadfael mencoba mengalihkan pembicaraan dengan bertanya balik.
“Ah, bukan seperti itu. Aku hanya merasa sedikit tidak nyaman. Karena aku menyukaimu, tapi kau menolakku.
Jadi, ini terasa sedikit aneh. Yah, seperti itulah …," ucap Athalla.
Chadfael mendengus mendengar penuturan Athalla.
“Aku mau bertanya sesuatu juga padamu.” Ucap Chadfael.
“Tentang apa?” tanya Athalla.
“Apa kau membenci orang yang menabrakmu?” tanya Chadfael.
“Sebenarnya aku kesal sih, tapi Mama bilang dia orang yang baik dan mau bertanggung jawab. Jadi, aku tidak boleh membencinya. Walaupun dia tidak minta ma’af langsung padaku, aku harus mema’afkannya,” ucap Athalla, Chadfael kaget mendengarnya.
Athalla sangat baik, dia bahkan tidak membenci orang yang telah menabraknya dan membuatnya lumpuh.
Seharusnya Athalla marah dan memakinya, dia merasa pantas mendapatkannya. Dia benar-benar merasa sangat bersalah dengan Athalla.
“Apa kau tau siapa yang menabrakmu?” tanya Chadfael.
“Aku tidak tahu, kak. Kenapa? Kau tahu sesuatu?” tanya Athalla balik.
“Ahh, aku... juga tidak tahu," ucap Chadfael gugup.
“Baiklah," ucap Athalla, gadis itu menunduk dan mengusap tangannya yang di infus.
Sebuah ide terlintas di pikiran Chadfael, tanpa berpikir panjang. Dia tidak berpikir tentang resikonya.
“Athalla, maukah kau jadi kekasihku?” ucap Chadfael secara tiba-tiba.
Athalla kaget, dia mengerjapkan matanya beberapa kali.
“Kakak, apa kau salah bicara? Atau aku yg salah dengar?” Athalla ragu dengan apa yang dia dengar.
“Tidak kok, aku sedang menyatakan perasaanku padamu. Apa jawabanmu?” ucap Chadfael.
“Kakak, kau pasti bercanda. Lucu sekali!" Athalla tertawa.
“Athalla Putri, aku Chadfael Jericho Pradipta menyukaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?” ulang Chadfael, dia memperjelas kalimatnya.
Chadfael berlutut dan menggenggam tangan Athalla. Wajah Chadfael terlihat serius, Athalla berhenti tertawa.
“Kak, aku... tentu saja aku mau, lagipula kenapa kau bertanya padaku? Kau sudah tahu jawabannya," ucap Athalla tersenyum bahagia, Chadfael pun ikut tersenyum.
“Baiklah kita sekarang resmi menjadi sepasang kekasih,” ucap Chadfael.
“Tapi, bukankah waktu itu kau bilang kau sedang menyukai seseorang?” tanya Athalla.
“Oh, dia? Ah, lupakan saja. Saat ini aku menyukaimu kok," jawab Chadfael tersenyum.
“Are you sure?” tanya Athalla.
“yes, I'm sure. Would you trust me?” ucap Chadfael.
“Hmm, iya." Athalla mengangguk dan tersenyum.
🍃🍃🍃
Keesokan harinya,
Chadfael mendorong kursi roda Athalla menuju kelas 10-3, banyak fans Chadfael yang melirik dengan mulut menganga, mereka tak percaya dengan yang mereka lihat.
Pasalnya Chadfael itu senior populer, sedangkan Athalla sama sekali bukan siapa-siapa di sekolah.
Setelah sampai di kelas Athalla, Chadfael pergi ke kelasnya. Baldwin hanya menatap mereka, tanpa bicara apapun.
“Win, kau tau apa yang membuatku sangat senang?” ucap Athalla antusias.
“Apa?” tanya Baldwin.
“Aku dan Chadfael berkencan. Wah, akhirnya dia benar-benar menembakku, Win. Terima kasih karena selama ini kau sudah membantuku,” jawab Athalla bahagia, dia tak berhenti tersenyum.
Baldwin mengernyitkan alisnya, dia sama sekali tidak merasa telah membantu Athalla.
Tunggu dulu, tadi Athalla bilang apa? Berkencan?
“APA? Kau berkencan dengan Chadfael?” ucap Baldwin nyaring, seisi kelas memperhatikan mereka.
“Hey, kenapa kau berteriak? Ssttt... tak usah berisik begitu, bisa kan?” ucap Athalla kesal.
“Bagaimana ceritanya?” tanya Baldwin penasaran.
“Yah, kemarin dia menembakku. Awalnya aku juga tak percaya, karena waktu itu dia menolakku. Tapi sekarang aku percaya, dia benar-benar jadi kekasihku,” Athalla teringat kejadian kemarin.
“Baiklah, aku turut senang mendengarnya,” ucap Baldwin meskipun dia masih merasa tak percaya.
Jam istirahat,
Chadfael menjemput Athalla di kelasnya untuk mengajaknya ke kantin, yang diikuti oleh Baldwin juga. Setelah mendapatkan tempat untuk makan, Baldwin mendekati Chadfael dan berbisik padanya.
“Fael, kita perlu bicara," ucap Baldwin dengan nada serius.
Chadfael mengangguk dan mengikuti Baldwin.
“Eh? Kalian mau kemana?” tanya Athalla.
“Aku mau ke toilet, Chadfael akan memesankan makanan," sahut Baldwin.
“Oh, baiklah." Athalla mengangguk.
Baldwin membawa Chadfael keluar dari kantin.
“Fael, kau serius? Kencan dengan Athalla?” tanya Baldwin.
“Tentu saja," jawab Chadfael.
“Fael, jangan main-main," Baldwin memegang pundak Chadfael.
“Sebenarnya aku juga tidak tahu, Win. Aku sudah menyakiti hati dan fisiknya. Mungkin saja ini dapat melupakan rasa sakitnya, aku sedang mencoba menyukainya juga Win,” ucap Chadfael tertunduk.
“Baiklah Fael, jangan sakiti dia. Awas saja kalau kau melukainya lagi. Aku membiarkanmu saat ini, karena aku tidak ingin menghapus wajah bahagia Athalla." Ancam Baldwin.
"Iya. Aku tau." Chadfael mengangguk.
Mereka kembali ke tempat mereka. Baldwin datang duluan, yang kemudian disusul oleh Chadfael.
"Kalian lama sekali. Kemana aja sih?" tanya Athalla.
"Aku mengantri mengambilkan makanan," jawab Chadfael cepat.
"Eh, aku juga mengantri kok di toilet. Ada banyak orang tadi," jawab Baldwin.
"Baiklah, ayo segera makan. Jam istirahat hampir berakhir," ucap Athalla.
Baldwin dan Chadfael hanya saling diam. Athalla merasa aneh, tapi dia biarkan saja.
🌻🌻🌻
Chadfael dan Athalla bagaikan perangko, mereka sangat lengket kemanapun mereka selalu bersama.
Membuat yang melihat mereka menjadi iri. Chadfael pria idaman semua wanita, dia sangat romantis.
Chadfael dengan sabar dan setia selalu mengantarkan Athalla ke tempat terapinya.
Chadfael dan Athalla berkencan, mereka pergi ke taman bermain.
“Fael, aku mau naik Roller Coaster,” Athalla menunjuk wahana yang dimaksud.
“Apa? Kenapa kau ingin naik itu?” tanya Chadfael merasa kaget.
“Aku hanya ingin naik itu, mau ya Fael?” ucap Athalla bernada manja, Chadfael pun luluh.
“Baiklah, kenapa wanita mau naik itu sih? Ah aku lupa, kau kan Tomboy," ucapnya sambil tertawa.
“Hey Chadfael Jericho Pradipta, kau ini benar-benar …, ” Athalla terlihat kesal.
“Baiklah. Aku hanya bercanda, baby. Ayo kita naik itu,” ucap Chadfael terkekeh.
Chadfael menggendong Athalla seperti gaya pengantin, sungguh pemandangan yang sangat romantis. Mereka seperti pengantin baru. Semua pasangan di sekitar tempat itu menatap iri. Athalla merona, Chadfael selalu membuatnya terkejut dengan semua perlakuan manisnya.
Mereka pergi ke tempat-tempat romantis dan selalu berfoto berdua. Akhirnya setelah puas seharian berkencan, Chadfael mengantar Athalla pulang.
Athalla selalu memposting semua foto mereka di semua media sosialnya. Teman-temannya selalu saja memberi komentar iri, pasalnya mereka pasangan yang sangat romantis.
🌷🌷🌷
Tiga bulan kemudian,
Athalla sudah sembuh total, dia sudah bisa berjalan kembali. Dia sangat senang dan memeluk Chadfael setelah mendengar berita tersebut. Namun, setelah itu Chadfael tidak terlalu memperhatikannya lagi, mereka jarang bersama. Karena Chadfael sudah berada di tingkat akhir, dia harus belajar lebih giat untuk ujian kelulusannya. Athalla mencoba mengerti, walau sebenarnya sedikit kecewa.
Hari itu Athalla mengerjakan tugas sendirian di perpustakaan, hingga waktu menunjukkan pukul lima sore.
Dia berjalan keluar dan melewati taman belakang sekolah.
Awalnya dia tak perduli melihat seorang pria dan seorang wanita yang duduk di bangku panjang, pasalnya mereka membelakangi Athalla. Namun, yang membuat Athalla terhenti adalah saat mendengar suara pria tersebut, dia sangat mengenalnya.
“Ranti, sebenarnya aku sudah menyukaimu sejak lama. Maukah kau menjadi kekasihku?” ucap pria tersebut, Athalla shock dia bersembunyi di tembok terdekat. Dia membekap mulutnya sendiri, berusaha menahan suaranya agar tidak terdengar.
“Chadfael, ma'af. Bukannya kau sudah mempunyai kekasih? Siapa itu namanya? Athalla?” jawab Ranti sambil mengingat-ingat.
“Ah, dia. Sebenarnya aku tidak sungguh menyukainya, kau tau. Dia menyukaiku dan sialnya hari itu aku tidak sengaja menabraknya, aku harus bertanggung jawab atas kesembuhannya juga.
Dia lumpuh sementara, aku kasihan padanya. Akhirnya aku berpikir menjadikan dia kekasihku, untuk membuatnya melupakan rasa sakitnya. Dan yah, itulah yang sebenarnya terjadi,” ucap Chadfael.
Athalla tidak tahan lagi, air matanya pun lolos begitu saja, ia berusaha meredam suara tangisnya.
"Kau gila, Fael! Aku tidak mau, lagipula aku tidak mau menjadi orang ketiga. Sebaiknya kau akhiri hubungan palsumu itu.
Hah... aku benar-benar prihatin padanya, bagaimanapun juga dia seorang perempuan. Aku merasakan apa yang dia rasakan, seandainya aku di posisinya.
Aku tidak tega, Fael. Kau benar-benar keterlaluan, kau telah mempermainkannya. Aku kecewa padamu, sebaiknya kau harus berkata jujur padanya sebelum dia terluka lebih dalam lagi," ucap Ranti, dia pergi meninggalkan Chadfael.
Athalla tidak kuat lagi, dia berlari meninggalkan tempat itu. Dia tidak menyangka, semua perlakuan Chadfael selama ini hanya pura-pura.
Sesampainya di rumah Athalla hanya mengurung dirinya di kamar.
Handphonenya berdering, telepon dari Chadfael. Dia tidak ingin bicara terlebih lagi dengan Chadfael, tapi dia berusaha menyembunyikan itu. Akhirnya dia pasrah dan mengangkatnya.
📞: “Halo?” ucap Athalla, suaranya sedikit bergetar.
📞: “Halo, Athalla, kenapa denganmu? Suaramu seperti orang yang menangis?” tanya Chadfael.
📞: “Ah, tidak kok. Aku baru bangun tidur Fael, aku baik-baik saja,” jawab Athalla bohong.
📞: “Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan denganmu, tapi sepertinya kau lelah. Besok saja kita bicaranya. Apa kau butuh sesuatu?” tanya Chadfael.
📞: “Hmm, tidak ada. Kalau begitu, sampai jumpa besok,” jawab Athalla.
📞: “Baiklah, see you," ucap Chadfael.
Athalla menutup teleponnya. Dia melanjutkan tangisnya. Dia merasa dunia seakan runtuh, dia terus teringat perkataan Chadfael.
🍂🍂🍂
Keesokan harinya, Athalla berjalan langkahnya gontai. Dia tidak bersemangat, namun tetap berusaha tersenyum.
“Ada apa denganmu Athalla? Matamu bengkak seperti itu? Kau menangis semalaman? Kau ada masalah apa? Cerita pada Mamamu,” ucap Mama Athalla melihat putri semata wayangnya, ia prihatin.
“Tidak kok, Ma. Aku baik-baik saja. Aku hanya bergadang semalaman mengerjakan tugas. Aku tidak punya masalah,” Athalla memasukkan roti ke mulutnya dan meminum susunya. Dia bergegas berangkat sekolah.
“Oh iya Ma, kalau Chadfael menjemput, bilang saja aku sudah pergi duluan. Ada yg harus ku selesaikan pagi ini.”
“Huh? Baiklah."
Mamanya sedikit bingung, tidak biasanya Athalla bersikap begitu. Terutama pada Chadfael.
🍁🍁🍁
Di kelas 10-3, Baldwin menatap Athalla horor, pasalnya wajah Athalla benar-benar pucat seperti zombie.
“Hey, kenapa matamu merah dan bengkak seperti ini? Kau menangis semalaman? Kenapa?” Baldwin menangkupkan kedua tangannya di wajah Athalla. Wanita itu menepis tangan Baldwin.
“Tidak kok, aku hanya bergadang semalaman mengerjakan tugas,” ucap Athalla bohong.
“Cih, kau sama sekali tidak pandai berbohong Nona Athalla. Memangnya aku tidak tau, kau kemarin menyelesaikannya di perpustakaan? Dan juga aku ini sahabatmu, aku terlalu mengenalmu. Jadi, ceritakan kau ada masalah apa, hmm?” ucap Baldwin meyakinkan.
“Baiklah, nanti saja ya Win? Aku sangat lelah sekarang,” ucap Athalla, dia menelungkupkan wajahnya di meja.
“Kau sedang tidak baik Thal, sebaiknya kau pergi ke klinik saja,” ucap Baldwin prihatin.
“Tidak mau, aku baik-baik saja kok. Aku tak mau ketinggalan pelajaran hari ini Win,” ucap Athalla lemah.
“Baiklah, terserah kau saja." Baldwin pasrah.
🌿🌿🌿
Jam istirahat, Chadfael menuju kelas Athalla, dia kaget melihat Athalla seperti zombie.
“Athalla ayo pergi," ajak Chadfael.
Chadfael mengajak Athalla ke taman belakang sekolah.
“Athalla, kau sakit? Kau pucat sekali, matamu merah. Kau habis menangis?” tanya Chadfael khawatir.
“Aku baik-baik saja. Ah, kau ingin bicara kan kemarin? Bicara apa?” Athalla berusaha tegar.
“Ah, itu. Aku ingin mengajakmu jalan, tapi melihat kondisimu seperti ini. Sebaiknya tidak jadi saja. Kau perlu istirahat," jawab Chadfael.
“Aku juga ingin bicara Fael..., " Athalla menarik nafasnya dan menghembuskannya, "Hah... kau tidak perlu melakukan semua itu lagi karena aku ingin kita putus saja," Athalla menekankan di setiap kata.
Chadfael kaget, dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Namun, dia masih menunggu Athalla menyelesaikan kalimatnya.
"Aku tidak mau menjalani hubungan pura-pura ini lagi. Aku tidak butuh rasa kasihanmu. Sebaiknya lupakan saja semua yang telah terjadi, aku tidak akan mengungkit masalah kecelakaan itu lagi. Jadi, sekarang kau bebas berkencan dengan siapapun,” air matanya menetes, dia segera mengusapnya.
Chadfael menganga tak percaya, bagaimana mungkin Athalla bisa mengetahui semuanya.
“Athalla, aku... aku sungguh minta ma'af. Aku tidak bermaksud seperti itu, sungguh. Ku mohon ma'afkan aku," Chadfael meraih tangan Athalla, namun ditepis Athalla.
“Sudah ku bilang, aku sudah melupakan semuanya. Mulai sekarang, sebaiknya kita tidak usah memiliki hubungan apapun," ucap Athalla lirih.
Athalla pergi meninggalkan Chadfael yang terpaku, dia sedang berpikir bagaimana mungkin Athalla bisa tahu.
Hanya Baldwin yang tahu, tapi Baldwin tidak mungkin mengatakannya. Dia hanya bercerita pada Ranti kemarin, jangan-jangan….
Chadfael segera kembali ke kelasnya, “Ranti, bisa kita bicara sebentar di luar?” ujar Chadfael.
Ranti mengangguk, ia mengikuti Chadfael ke taman belakang sekolah. Ranti bingung, “ada apa Chadfael?”
“Apa kau yang memberitahu Athalla semuanya?” tanya Chadfael.
“Hah? Apa maksudmu Fael? Aku bahkan tidak bertemu dengannya sama sekali, bagaimana mungkin aku memberitahunya?" tanya Ranti, dia bingung.
“Argh... aku bisa gila... bagaimana dia bisa tahu? Aku merasa jadi orang yang paling jahat sekarang,” ucap Chadfael frustasi, dia mengusak wajahnya.
“Kau harus minta ma’af, Fael. Aku yakin sebenarnya kau mencintainya juga, hanya saja kau belum sadar sepenuhnya.
Mungkin kau memang menyukaiku, tapi setelah ada Athalla, ku rasa perasaanmu sudah teralihkan kepadanya. Jadi, perbaikilah hubungan kalian,” ucap Ranti seraya menyentuh pundaknya, berusaha menenangkannya.
Athalla tidak sengaja melihat mereka berdua, dan menimbulkan kesalahpahaman.
“Aku baru putus dengannya beberapa menit yang lalu, dia bahkan sudah jadian lagi dengan wanita lain. Hah... sepertinya sebegitunya dia tidak menginginkanku," ucap Athalla lirih dan berlalu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!