NovelToon NovelToon

SANTET

Permulaan

Nilam menangis di dalam kamar nya ketika usai di marahi oleh Bu Rita sang mertua. Semua hal yang ia lakukan selalu salah di mata mertua nya, Padahal sekarang Nilam sedang hamil sembilan bulan.

Hanya tinggal menunggu hari saja untuk melahir kan, Namun ia tidak punya sama sekali jam istirahat. Nafas nya yang selalu terengah engah bila mengerjakan pekerjaan rumah. Karena perut Nilam yang sudah sangat besar itu.

"Hiks, Ya Allah aku lelah." Keluh Nilam mengusap air mata nya.

"Nilaaamm!"

Terdengar teriakan dari Bu Rita kembali, Baru saja wanita ini ingin melepas kan lelah nya. Namun sudah di panggil lagi, Pasti nya di suruh bekerja.

"Masih sore sudah di kamar saja! Enak banget ya hidup kamu numpang di rumah saya." Maki Bu Rita.

"Nilam capek Bu, Istirahat sebentar saja." Nilam berkata sambil mengusap perut nya.

"Tidak usah banyak alasan kau, Miskin! Jangan kehamilan ini kamu jadi kan alasan, Belum tentu juga ini anak nya, Bram." Sentak Bu Rita.

"Cukup bu! Tidak masalah Ibu menyuruh dan kerap menghina aku, Namun jangan bawa bawa anak ku." Teriak Nilam semakin menangis.

Bu Rita memegangi dada nya karena kaget dengan teriakan menantu nya, Ratna yang datang bertamu pun langsung menghampiri dan membela bu Rita.

"Kasar banget sih kamu, Nilam!" Ratna mendorong bahu Nilam.

"Aku cuma membela anak ku saja, Ini asli anak nya mas Bram." Pekik Nilam nyaring.

"Yakin kamu? Secara kan mantan pacar mu itu masih terus datang, Bisa jadi to kalau itu anak nya." Sinis Ratna.

Plaaak.

Nilam hilang kesabaran dan malah menampar Ratna, Ujung mata Ratna melihat Bram yang baru akan masuk rumah. Walau sebenar nya tamparan Nilam tidak sekeras itu, Namun wanita ini malah sampai jatuh terduduk.

"Aakkh, Kamu kok kasar banget Lam." Pekik Ratna.

Bram kaget melihat pertengkaran ini, Apa lagi melihat istri nya yang menangis di depan pintu kamar sambil memegangi perut nya yang membuncit.

"Ada apa ini?" Bram bingung melihat mereka bertiga.

"Istri kamu, Bram! Kenapa kasar sekali sama, Ibu." Bu Rita menangis tersedu sedu.

"Kamu apa kan Ibu, Dik?" Bram memeluk Ibu nya yang menangis.

Nilam tercengang mendengar ucapan Bram barusan, Padahal jelas jelas ia juga sedang menangis. Tapi yang duluan di tanya malah Ibu nya, Hati Nilam sakit.

"Seharus nya mereka yang kamu tanya kan, Mas." Seru Nilam semakin keras menangis.

"Ini sebenar nya ada apa? Coba cerita satu satu." Bram mencoba menengahi.

"Ibu cuma minta penjelasan dari istri kamu, Mas. Tapi dia malah mendorong, Ibu. Dan juga menampar ku." Ratna angkat bicara.

"Penjelasan apa? Ibu terus menyuruh ku bersih bersih rumah, Aku lelah dan butuh istirahat." Nilam membela diri.

"Bersih bersih rumah, Apa maksud mu Nilam! Sudah jelas bahwa kita punya pembantu, Lagi pula mana mungkin Ibu tega menyuruh kamu bersihin rumah sebesar ini dan kamu sedang hamil." Kilah Bu Rita.

Bram memijat kening nya untuk mereda kan pusing yang ia alami tiba tiba, Istri dan Ibu nya memang sering bertengkar. Karena dari awal, Bu Rita memang tidak menyetujui pernikahan nya.

Hanya karena, Nilam adalah anak orang tidak punya. Orang tua Nilam hanya lah petani miskin, Oleh sebab itu Bu Rita tidak menyukai nya.

"Sebenar nya ini ada apa? Kenapa Ibu datang minta penjelasan Nilam, Apa yang perlu di jelas kan." Bram berkata pelan.

"Ibu tidak datang minta penjelasan, Mas." Kekeh Nilam.

"Tolong diam dulu, Dik! Mas capek setiap hari melihat kalian yang tidak bisa akur." Bram sedikit membentak.

Nilam ciut karena Bram menaik kan suara nya, Ia memilih diam menunduk dan mendengar kan apa yang akan Bu Rita katakan sebenar nya.

"Ibu punya foto yang sangat tidak senonoh, Maka dari itu Ibu ingin penjelasan nya, Bram." Ujar Bu Rita.

Ratna mengeluarkan dua lembar foto yang ia dapat, Bram pun mengambil dan seketika jadi mendelik kaget. Nilam masih tidak tahu foto apa itu, Dia hanya menunduk.

"Apa ini?!" Bram menatap Ratna tajam.

"Aku memang sudah curiga karena sering melihat Aldi datang kesini, Hingga suatu hari ketika kamu kerja. Aku melihat mereka sedang berbuat mesum." Ratna berkata sambil menunduk.

Betapa marah nya Bram sekarang, Nilam dan Ali sedang tidur berpelukan dengan keadaan yang sama sama bugil. Hanya selimut yang menutupi tubuh mereka berdua, Dan parah nya itu adalah kasur di kamar mereka.

"Apa yang kamu katakan, Ratna! Aldi tidak pernah datang kesini." Nilam tak menyangka bahw akan di tuduh begini.

"Jangan menyangkal nya, Nilam! Ibu selama ini hanya diam, Karena kamu adalah istri pilihan Bram." Bentak Bu Rita.

"Kenapa kalian jahat sekali kepada ku? Apa salah ku pada mu, Ratna." Nilam menarik tangan Ratna.

"Lepas kan aku! Yang jahat itu kau, Nilam. Kurang apa Mas Bram padamu, Tapi kau masih selingkuh dengan pria itu." Ratna berkata keras.

Nilam panik karena Bram seperti nya percaya dengan ucapan orang dua ini, Terlebih sekarang. Bram malah pergi sambil membawa foto itu, Nilam berlari mengejar suami nya yang sudah keluar rumah.

Rumah Aldi hanya terhalang tiga rumah dari sini, Bram pun bergegas menghampiri nya dan berharap Aldi menyangkal semua ini. Hati nya sangat hancur sekarang, Membayang kan tubuh istri yang amat di cintai nya tengah di gauli oleh orang lain.

"Aldi..Aldi.."

Bram berteriak keras di depan rumah nya Aldi, Tentu saja mengundang perhatian orang banyak. Terlebih memang tetangga sangat kepo dengan urusan orang lain.

"Sopan sekali kau! Berteriak di depan rumah ku." Aldi keluar tanpa menggunakan baju.

"Katakan sejujur nya kepada ku, Apa kau punya hubungan dengan istri ku." Bram masih berusaha menekan emosi nya.

Nilam sudah datang dengan nafas memburu karena sangat berat membawa perut sebesar ini, Air mata nya juga terus membasahi pipi nya.

"Bukan kah kau sudah tahu kalau aku memang punya hubungan dengan dia? Kau merebut dia dari ku." Aldi berkata sengit.

"Itu masa lalu! Aku bertanya sekarang, Apa kau sungguh pria yang sudah menghamili Nilam." Bentak Bram.

Para Ibu Ibu yang mendengar langsung kaget, Karena Bram malah bertanya pada mantan kekasih istri nya tentang kehamilan sang istri. Mereka bersemangat karena mendapat kan gosip hangat.

"Ini anak kamu, Mas! Tega nya kamu tidak percaya." Teriak Nilam pedih.

Aldi datang mendekati mereka berdua, Malah dengan tengil nya. Aldi mengusap perut Nilam yang sangat besar itu, Sontak membuat Nilam mundur karena kaget.

Bab.2

Babak belur, Aldi. Karena Bram menghajar nya secara membabi buta, Ia sangat marah ketika pria ini mengakui hubungan nya dengan Nilam. Bahkan Aldi juga mengaku bahwa ini juga adalah anak nya.

"Untuk apa kau menghajar ku, Anak itu tetap lah anak ku." Seringai Aldi.

"Cukup Mas! Aku tidak pernah berhubungan dengan mu." Bentak Nilam.

"Kenapa kau menyangkal nya sekarang, Nilam. Itu jelas adalah anak kita." Aldi menatap Nilam yang menangis.

Hancur rasa nya perasaan Bram sekarang, Pria ini menarik Nilam pergi dari sana. Tidak peduli pada Nilam yang masih berusaha menjelas kan apa yang sudah terjadi.

"Kenapa kamu keluar kan semua baju ku Mas?" Nilam kaget dengan tindakan Bram.

"Pulang lah, Nilam. Aku tidak kuasa jika masih satu rumah dengan mu." Bram menyuruh istri nya pergi.

"Kamu ngusir aku Mas? Kenapa kamu tidak percaya padaku, Ini anak mu mas." Pekik Nilam.

Bram mengantuk kan kepala nya, Sesungguh nya pria ini pun tidak ingin mengusir istri nya. Namun hati nya sakit mengingat bahwa, Nilam punya hubungan dengan Aldi hingga hamil.

Cinta Bram besar untuk istri nya, Namun ia masih mudah percaya kepada sang istri. Bram paling tak tahan jika melihat Ibu nya menangis.

"Aku mohon, Mas. Dengar kan aku dulu, Aku tidak punya hubungan dengan Aldi." Nilam mendekati suami nya.

"Lalu ini apa, Lam? Bukti nya sudah ada di sini." Bram berkata pelan.

"Ini fitnah mereka, Mas! Harus berapa kali aku katakan, Ibu kamu ndak suka sama aku! Ibu mau menjodoh kan kamu sama Ratna." Teriak Nilam.

"Sudah lah, Nilam! Kenapa kamu malah membahas masalah itu." Bram mencengkeram bahu istri nya.

Nilam meringis kesakitan karena cengkeraman Bram sangat kasar, Bram sadar dan segera melepas kan nya. Ia langsung memasukan semua baju kedalam koper.

"Menjelang kamu lahiran, Sebaik nya kamu tinggal saja di rumah Emak." Bram berkata dingin.

"Kamu ingin kita cerai?" Nilam bertanya memastikan.

"Apa kamu tidak sadar, Nilam? Cinta aku sama kamu sangat lah besar, Tak peduli walau pun orang tua ku menentang dan mengatakan bahwa kamu adalah gadis tidak baik. Namun aku tetap bersama kamu, Coba bayang kan perasaan ku sekarang. Setelah kamu menghianati ku seperti ini." Bram berkata pelan.

"Berapa kali harus ku bilang, Mas! Aku tidak punya hubungan dengan, Aldi." Nilam mencoba memeluk Bram.

Namun Bram menghindari pelukan istri nya, Tampak jelas kalau pria ini memang menjaga jarak dengan Nilam. Bayangan sang istri bersama pria lain, Malah semakin membuat nya sakit.

"Udah! Tidak usah kamu tangisi wanita jalang ini." Bu Rita masuk kedalam kamar.

"Kau! Katakan dari mana kau dapat foto itu, Ratna. Kenapa kau memfitnah ku, Hanya karena kau ingin menjadi istri nya Mas Bram." Nilam menyerang Ratna.

Plaaak.

Bu Rita menampar Nilam yang akan menjambak rambut Ratna, Wanita gemuk ini sangat benci dengan Nilam. Gara gara Nilam, Ia tidak bisa lagi mengatur uang yang Bram dapat kan.

"Ibu! Jangan main kasar." Bram masih membela istri nya.

"Tidak usah kamu bela terus, Bram! Wanita tidak tau diri." Geram Bu Rita.

"Keluar lah dulu, Bu. Aku akan menyelesai kan masalah ku dengan Nilam." Pinta Bram.

"Pokok nya kamu harus usir dia! Ibu tidak mau kalau rumah ini di pakai zinah terus." Kesal Bu Rita.

"Ibu benar, Mas. Jangan membiar kan pasangan zinah." Timpal Ratna.

"Keluar!"

Bram membentak Ratna yang ia rasa terlalu ikut campur, Dua orang ini keluar dari dalam kamar pasangan ini. Nilam mengusap air mata nya, Ia memasukan sendiri baju nya kedalam koper.

Mau menjelas kan pun tidak bakal Bram dengar kan, Karena fitnah dua orang itu sangat lah jahat. Bram juga tampak nya percaya dengan ucapan Bu Ratna, Lagi pula siapa yang tidak akan percaya jika melihat bukti foto senyata itu. Nilam mengambil jaket dan bersiap pulang kerumah orang tua nya.

...****************...

Mak Lela sedang menyapu halaman rumah nya yang sangat sederhana, Mereka memang orang tidak punya. Karena Pak Mansyur hanya lah petani biasa, Mereka juga sering dapat bantuan dari desa.

Sebuah mobil yang sangat ia kenal memasuki pekarangan rumah, Sebenar nya jarak rumah ini dengan rumah Bram hanya sedikit. Namun orang kaya tetap menggunakan kendaraan nya.

"Assalamualaikum, Mak." Bram menyalami tangan orang tua ini.

"Walaikum sallam, Loh kok nangis?" Mak Lela kaget melihat Nilam yang menangis.

Terlebih tangan Nilam juga menarik koper besar, Kedatangan mereka memicu tetangga. Mereka melihat sambil senyum senyum, Mak Lela langsung mengajak masuk kedalam rumah.

"Kenapa kamu kok nangis, Nduk?" Tanya Mak Lela pelan.

"Nilam capek, Mak. Mau istirahat dulu, Capek jadi pembantu di rumah orang." Nilam menuju bekas kamar nya.

Bram menunduk karena benar benar di landa kebimbangan, Bingung apa kah keputusan nya memulang kan Nilam adalah tindakan yang benar.

"Ada apa sebenar nya, Bram?" Mak Lela bertanya kepada menantu nya.

"Mak tanya saja sama Nilam ya, Aku takut salah mau menjelas kan." Sahut Bram.

Mak Lela menghelai nafas panjang karena seperti nya ini adalah masalah yang berat, Bram pergi setelah berpamitan kepada mertua nya. Tak lupa menaruh uang di atas meja, Sekitar lima juta ia tinggal kan.

Meski agak ragu mau masuk kedalam kamar nya, Nilam. Namun akhir nya, Mak Lela pun masuk kedalam sana. Nilam sedang berbaring menyamping, Sudah bisa di pastikan bahwa ia sedang menangis.

"Seng kuat yo nduk, Hidup memang banyak ujian nya." Nasihat Emak.

"Aku diam selama ini walau di perlakukan seperti pembantu, Mak. Kenapa sekarang malah mereka memfitnah ku." Isak Nilam bangun dari tidur nya.

"Apa yang Ibu mertua mu lakukan, Nak?" Emak bertanya sambil mengusap rambut Nilam.

"Mereka berkata bahwa ini anak nya Mas Aldi, Mereka memfitnah ku." Isak Nilam.

"Keterlaluan orang kaya ini." Emak naik darah seketika.

Putri nya di pulang kan oleh sang suami, Itu pertanda bahwa Bram memang sudah tidak percaya lagi dengan istri nya. Tak lupa uang yang tadi Bram tinggal kan, Emak bawa dan segera menuju rumah orang kaya itu.

Nilam terus berteriak agar Emak nya kembali, Namun Emak sungguh tidak peduli. Adik Nilam yang mengejar nya, Takut jika mereka malah menyakiti Mak lela..

"Waah kehebohan ini, Itu Emak nya Nilam datang." Inem langsung girang karena mendapat tontonan.

"Apa bener ya kalau Nilam selingkuh sama Aldi?" Eni bertanya penasaran.

"Ndak tau juga, Padahal Bram lebih dari segala nya." Sahut Inem.

Emak berteriak keras menyuruh Bu Rita keluar dari rumah nya, Lagi pula orang tua mana yang rela jika putri nya di perlakukan seburuk ini.

Bab.3

Bu Rita keluar dengan gaya sombong nya melipat tangan di dada, Bahkan ia meludah di ujung kaki Mak Lela. Sangat menyakit kan bagi orang yang melihat nya dan punya hati, Tapi bagi orang yang suka gosip. Mereka malah senang dan malah mulai memvideo kan nya.

"Kenapa kau datang kerumah ku, Miskin?" Bu Rita bertanya.

"Kau sungguh tidak punya hati? Tega nya kau memfitnah, Nilam!" Sentak Emak.

"Fitnah kepala mu peyang, Udah jelas kalau anak mu itu tukang selingkuh." Sengit bu Rita.

"Nilam tidak akan seperti itu! Pasti itu semua hanya akal akalan mu saja." Emak tetap membela anak nya.

Bu Rita yang emosi langsung mengambil air satu ember yang berada di depan rumah nya, Dengan kejam nya ia menyiram kan di kepala Emak Lela.

"Orang miskin banyak tingkah, Dari awal aku sudah tidak suka dengan putri mu itu! Dia jalang karena turunan orang tua nya." Bentak bu Rita.

Adik Nilam datang untuk mengajak Emak nya pulang saja, Karena di sini mereka malah semakin di permalukan. Meski pun mereka orang miskin, Namun sakit juga bila terus di hina.

"Pergi bawa Emak mu itu, Najis rumah ku di injak kalian." Bu Rita menyemprot rumah nya.

"Kalian pasti akan merasakan balasan dari Allah, Tunggu saja." Pekik Emak sambil menangis.

"Sudah lah Mak, Mari kita pulang saja." Risa adik nya Nilam mengajak Mak Lela pulang.

Mak Lela pulang bersama Risa, Walau pun mereka menahan rasa sakit yang sangat luar biasa karena di rendah kan oleh orang kaya.

"Sabar ya Mak, Suatu saat mereka pasti akan mendapat azab." Ujar Risa di jalan.

"Kasihan kakak mu Ris, Dia. Sedang hamil besar begitu." Isak Emak.

"Mas Bram juga kurang ajar, Kenapa dia tidak percaya kepada Kakak." Rutuk Risa.

Terlihat Nilam sedang cemas menunggu Emak nya pulang, Ia tidak mau jika di sana tadi. Malahan Emak nya yang terhina dan di rendah kan.

"Jangan kesana lagi Mak, Aku tidak mau kalau Emak sampai di hina." Nilam memeluk Emak nya.

"Mereka keterlaluan sekali Ya Allah, Hanya karena kita orang miskin." Emak menangis keras.

"Ayo masuk saja, Orang pada melihat kita." Ajak Risa.

Mereka bertiga masuk kedalam dan meminta penjelasan detail kepada Nilam, Sambil terus menangis. Nilam bercerita selama tinggal di sana, Dan bagai mana tadi ia di fitnah.

"Kenapa bajingan itu mengaku, Kak?" Risa penasaran.

"Itu lah yang Kakak tidak tahu, Ris. Kenapa Mas Aldi malah mengaku, Bahkan mengatakan bahwa ini anak nya." Nilam berkata getir.

"Apa mungkin si Ratna yang mengatur semua nya, Kan dia punya uang." Cetus Tisa saudara kembar nya Risa.

"Entah lah, Tis. Kakak bingung dengan masalah ini, Semoga saja Mas Bram segera percaya kepada Kakak." Harap Nilam.

Emak menatap Nilam yang masih mengharap kan kepercayaan suami nya, Nilam sungguh buta dengan cinta yang ia berikan kepada Bram.

Tisa tahu bahwa Emak nya sangat kesal sekarang, Mana Bram juga seolah percaya dengan fitnah yang di sebar kan oleh Ibu nya dan Ratna.

"Setelah ini, Pasti lah ular itu akan mendekati Bram." Cetus Risa.

"Kamu kok ngomong nya gitu, Kakak jadi semakin takut." Sergah Nilam.

"Lah kan emang gitu Kak, Pasti mereka akan berusaha masuk kedalam hidup nya suami mu." Ujar Risa.

"Mas Bram pasti akan menolak, Cinta nya hanya untuk Kakak." Nilam berkata sambil menunduk.

"Jika dia memang mencintai mu seluas samudra, Pasti dia tidak akan memulang kan mu Nak." Lirih Emak.

Nilam terdiam dengan ucapan Emak nya, Bram memang memulang kan nya karena tidak percaya. Kalau cinta Bram memang besar, Sudah pasti Bram akan percaya kepada istri nya.

...****************...

Bram melaju kan mobil nya menuju tempat yang sering ia kunjungi untuk menenang kan pikiran, Sebuah tempat yang sepi di pinggir hutan. Di sana lah ia melamun, Ingin mencurah kan perasaan nya yang hancur.

"Kenapa kau tega menghianati aku, Nilam?" Bram menangkup wajah nya.

Yah, Memang Bram percaya jika Nilam bermain api dengan mantan kekasih nya. Karena foto yang Ratna berikan, Bahkan foto itu sampai kusut karena di cengkeram nya kuat.

"Kita akan kembali setelah kau lahir kan anak itu, Nilam! Sebejat apa pun kelakuan mu, Aku akan tetap menerima mu kembali." Bram menetes kan air mata.

Bram hanya ingin Nilam melahir kan anak itu, Karena Bram yakin kalau itu bukan lah benih nya. Kepercayaan nya goyah seketika, Sakit hati nya tak bisa di tawar lagi.

Karena hari pun sudah semakin gelap, Bram pulang kerumah nya untuk menggeledah kamar. Siapa tau saja ada bukti lain, Walau Bram berharap tidak ada lagi.

"Dari mana saja kamu Bram? Ibu cemas nunggu kamu." Bu Rita menyambut putra nya.

"Menghibur pikiran Bu." Jawab Bram.

"Tidak usah terlalu di pikir kan lah, Wanita itu memang tidak baik untuk kamu! Setelah melahir kan nanti, Kamu harus cerai kan dia." Titah Bu Rita.

"Aku tidak bisa Bu! Setelah Nilam melahir kan, Aku akan bersama nya lagi." Jawab Bram.

Bu Rita mendelik karena mendengar putra nya akan kembali lagi pada Nilam, Dia tidak akan setuju dengan hal itu.

"Kamu gila Bram! Masih banyak gadis yang lebih baik dari dia, Kenapa kamu masih mau pada wanita jalang." Geram Bu Rita.

"Aku cinta sama dia, Bu! Lagi pula wajar saja kan kalau manusia membuat kesalahan." Protes Bram.

"Ibu tidak akan sudi, Pokok nya kamu harus cerai kan dia." Bentak Bu Rita.

Bram menghelai nafas panjang karena mendengar Ibu nya yang sangat membenci Nilam, Dulu saja ia susah mendapat kan restu. Sekarang malah ketambahan Nilam selingkuh, Tentu saja Bu Rita semakin benci setengah mampus.

"Ratna itu gadis baik, Dari dulu kan Ibu bilang kalau sama dia akan lebih baik." Bu Rita merah padam karena emosi.

"Ini masalah hati, Bu. Aku tidak cinta sama Ratna." Bram melembut kan suara nya.

"Terus apa kabar dengan cinta mu itu, Kau hanya di jadikan pelampiasan saja oleh Nilam! Wanita itu hanya ingin harta mu, Dia menggunakan pelet agar kau tergila gila." Geram Bu Rita.

"Ibu ngomong apa sih? Sudah lah, Aku lelah." Bram masuk kedalam kamar.

Bu Rita semakin kesal karena Bram masih saja tetap mencintai Nilam, Ia yakin bahw putra nya di pelet oleh gadis miskin itu. Bram yang tampan dan juga berpangkat, Malah jatuh cinta pada gadis miskin tam punya apa apa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!