Dalam dunia ini ada banyak hal yang tidak kita ketahui, terkadang kita hanya menjalani kehidupan membosankan setiap hari tanpa
mengetahui apa yang sedang terjadi pada dunia. Menurut cerita ada beberapa dewa
yang menjaga semesta agar manusia tidak berbuat semaunya.
Namun terkadang manusia tidak tahu diri dan berbuat semau mereka. Oleh karena itu, dewa ditugaskan untuk menjaga semesta tanpa terkecuali satu planet kecil bernama Bumi tanpa sepengetahuan manusia.
Dewa penjaga bumi tidak sama dengan dewa penjaga planet lain sebab di bumi ada banyak manusia yang membuat onar dan itu merupakan tugas
menyebalkan bagi dewa karena dia harus menyelesaikan urusan manusia.
“Ini hari pertama kau bekerja sebagai dewa penjaga bumi”
“Hahh kenapa aku harus dipindahkan ke planet kecil dan
jelek ini!”
“Tuan Lee kita harus segera melakukan tugas sebagai syarat utama untuk dapat tinggal di planet ini”
“Aku tidak mau bekerja disini sebaiknya kita kembali ke galaksi untuk berunding atau bertukar tempat dengan dewa lain”
“Aish itu mustahil tuan Lee kau tahu sendiri tidak ada dewa yang mau menjaga planet ini”
“Ashh lihat saja aku akan menghajar dewa dewa itu nanti setelah tugas ku selesai menjaga bumi”
Demi menjalankan tugas sebagai dewa yang menjaga planet bumi, Leander akan tinggal di bumi dan menjalankan kehidupan seperti manusia hanya saja Leander adalah dewa yang tentu saja tidak disadari keberadaannya
oleh manusia.
“Tugas pertama adalah berbuat kebaikan agar mahluk bumi menerima kehadiran mu tuan Lie”
“Apa aku pernah berbuat seperti itu di planet lain?”
“Tidak tapi kau harus melakukannya di bumi karena planet ini sedikit berbeda dengan planet lain”
“Hahh katakan kebaikan apa yang harus ku lakukan disini?”
“pertama tama kita harus turun langsung ke bumi?
“A-apa? Tidak aku tidak ingin menginjakkan kaki ditempat kotor itu”
“Ayolah tuan jangan mempersulit diriku”
Melihat wajah Willy membuat Leander terpaksa mengikuti perkataannya dan menginjakkan kaki untuk pertama kali di bumi, benar rumor yang
diceritakan para dewa bahwa planet ini sangat berbeda dari planet lainnya.
“katakan apa yang harus kita lakukan sekarang”
“berbuat baik kepada manusia agar kita diterima hidup
disini”
“kau saja aku tidak mau melakukannya”
Leander tidak menyukai bumi karena terasa sangat ramai belum lagi kerusakan yang dibuat oleh manusia, dia meninggalkan Willy sendiri
di pinggir hiruk piruk jalanan. Dia memilih menenangkan diri di kursi taman yang cukup sepi, Leander menyukai tempat itu karena tidak terlalu ramai
manusia.
“ketua dewa sialan kenapa harus menugaskan ku di bumi padahal kinerja ku menjaga mars sangat bagus cihh tidak tahu terima kasih”
Leander terus menggerutu selama duduk di kursi besi berukuran satu meter tersebut
“Hei tolong bantu aku sebentar”
Suara itu membuat Leander memutar kepala kesamping dan melihat seorang gadis dengan kacamata bulat dan rambut kepang, dia manusia
pertama yang dilihat dari dekat oleh Leander.
“Tidak minta bantuan pada orang lain jangan merepotkan ku sekarang pergilah”
Gadis itu terlihat tidak senang dengan jawaban Leander terlihat dari wajahnya yang merengus kesal namun tidak ada yang bisa ia
lakukan.
“Maaf nona apa yang bisa ku bantu?”
Suara itu membuat keduanya memutar kepala dan melihat Willy tersenyum hangat pada gadis itu”
“Ahh syukurlah kau bisa membantu ku sebentar?”
“Baik nona”
“Pertama tama siapa nama mu?”
Gadis itu tampak mendekati Willy dan mengajaknya duduk tepat di sebelah Leander, senyum hangat gadis itu membuat Willy ikut tersenyum karena ia merasa bumi menyambutnya dengan baik.
“Nama ku Willy”
“Perkenalkan nama ku Lily dan aku ingin meminta bantuan mu untuk berbicara dengan orang tua ku katakan padanya kau adalah atasan ku dan kau belum bisa memberikan cuti untukku”
“Baiklah nona aku akan mencari orang tua mu sekarang”
“Heuh?”
“Ahh maksud ku kau hanya perlu bicara dari telepon bukan langsung datang menemuinya”
Lily mengeluarkan satu benda bernama ponsel dan menekan satu nomor di kontaknya, Leander yang tadinya tidak perduli terlihat tertarik
saat melihat ponsel tersebut.
“Hallo Lily”
“Argh!!!”
Keduanya berteriak dan melompat menjauh sembari mengeluarkan pedang secara otomatis di tangannya.
“Willy suara apa itu cepat ambil benda itu dan
hancurkan!!”
“Baik tuan Lee”
Lily yang melihat kejadian itu langsung membeku tanpa kata tanpa pergerakan, dalam hidupnya Lily tidak pernah mempercayai keajaiban
ataupun sulap namun ia melihat dua pria aneh ini mengeluarkan pedang didepannya.
“Hei itu ponsel ku kau....”
Brakkk
Ponsel berhasil hancur dengan sempurna setelah Willy melemparnya dengan keras ke tanah.
“Kau iblis dari mana hahh darahmu tercium seperti darah
manusia!!”
“Yaa!!”
Teriakan Lily membuat Leander dan Willy terkejut karena suara tersebut terdengar cempreng dan menyakitkan telinga.
“Kau gila? Kenapa kalian merusak ponsel ku hahh!”
Lily langsung berlari mengambil ponselnya yang sudah lebur, tatapan matanya membuat Leander yakin bahwa gadis itu manusia. Keduanya
kembali menyembunyikan pedang kedalam kekuatan mereka.
“Tuan sepertinya benda itu bukan benda yang berbahaya dangadis ini hanya manusia biasa” bisik Willy.
Leander mengangguk setuju karena Lily tidak menunjukkan kemarahan hingga menyerangnya yang berarti dia hanya manusia biasa.
“kalian berdua ingin mati hahh cepat ganti ponsel ku!”ucap Lily.
“Haah sudah ku katakan jangan ikut campur urusan manusia”Gumam Leander.
Leander mendekati gadis itu namun Lily menjauh setelah mengingat kedua pria itu bukan manusia biasa, bisa saja mereka adalah monster
yang menyamar sebagai manusia pikirnya.
Leander mengambil ponsel tersebut dan meletakkan tangannya di atas setelah satu detik ponsel tersebut kembali seperti biasa
tanpa cacat sedikitpun. Lily yang melihat itu sampai menutup mulut dan shock
karena ia benar benar bertemu dengan pria yang memiliki kekuatan tidak biasa.
“Lupakan kejadian ini dan anggap kau tidak pernahberbicara padaku”
Kalimat itu membuat Lily memejamkan mata hingga beberapa detik dan ia terlihat kebingungan setelah membuka mata ada Leander di depannya
dengan ponsel milik Lily.
“Terjatuh saat kau berjalan” ucap Leander.
“Ahh ya terima kasih aku tidak sadar menjatuhkannya”
Lily mengambil ponselnya dan kembali berjalan
meninggalkan taman, ia lupa tujuannya kesana untuk apa namun apapun itu ia merasa tidak seharusnya berada disana.
“Maafkan aku tuan Lee”
“Sudahlah jangan ceroboh sekarang ayo kembali ke langit”
“Mmm”
Leander mengerutkan kening melihat wajah Willy ragu perasaanya sudah tidak enak sekarang.
“Sebenarnya ketua dewa mengatakan kita harus tinggal dibumi tuan Lee”
“A-apa?”
“Ketua dewa sengaja tidak memberitahu mu soal ini dan hanya mengatakan itu padaku”
“Ashh sialan!!”
Willy memejamkan mata saat melihat Leander menghentikan waktu dan memanggil angin beserta petir.
“Dia berjanji membiarkan ku tinggal di langit tapi kenapa dia mengingkari janji!”
“Ketua dewa mengatakan kau bisa tinggal di dekat langit tuan Lee”
Leander mengembalikan waktu dan angin seperti biasa lalu mendekati Willy dengan senang.
“Benarkah?”
Willy mengangguk ketakutan melihat leander mengamuk seperti tadi bisa bisa mereka dihukum karena membuat onar di hari pertama
bekerja sebagai penjaga bumi.
“Ikut aku tuan Lee”
Willy menggenggam pergelangan tangan Leander dan mengajaknya ke suatu tempat, ia berharap semoga Leander bisa menerima hadiah mengejutkan dari ketua dewa berkali kali.
Dalam dunia ini semua mahluk hidup berdampingan, merekasaling menguntungkan satu sama lain namun tak jarang mereka saling merugikan karena sejatinya manusia tak jauh dari kata serakah.
Keserakahan manusia membuat mereka tersiksa satu samalain hingga akhirnya salah satu harus menyerah dan meninggalkan dunia denganrasa sakit yang amat dalam. Aku sering berpikir bagaimana jika manusia hidup berdampingan dengan dewa, dengan begitu dewa pasti tidak akan membiarkan manusia dipenuhi dengan keserakahan.
“Hallo Alea bagaimana naskah mu?”
“Ah hampir selesai aku sedang menulisnya”
Namaku Alea berusia 22 tahun dan aku seorang penulis Novel fantasi, terkadang aku sering berpikir novel fantasi yang ku terbitakan akan menjadi kenyataan hanya saja aku sendiri tidak yakin karena sejatinya tidak ada keajaiban di dunia ini, kita hanya di bodohi oleh pikiran sendiri.
“Alea!!”
Itu teriakan mencekik dari presdir dia salah satu manusia berdosa yang sering membuat kepala ku hampir pecah hahh naskah ku tidak pernah selesai hanya dengan merenung dan menunggu mendengar teriakan presdir.
“kenapa ponselnya tidak bisa dihubungi”
Itu Lily dia adalah teman satu penyewa rumah dengan ku hanya saja dia sering terkena masalah dengan orang tuanya yang selalu meminta uang padahal Lily saja harus menghemat untuk kehidupan satu bulan kedepan.
“Hahh baiklah sepertinya hanya aku yang tidak sibuk disini sekarang mari pergi membeli makan siang”
Inilah kehidupan sehari hari ku berjalan monoton dan tidak ada tujuan hanya menjalankan tugas untuk hidup tanpa berpikir kedepannya harus melakukan apa.
“Yaa!!!”
Perlahan Willy menjauh dari tempat ia berdiri semula setelah mendengar jeritan frustasi dari Leander, sudah tiga jam pria itu mengamuk karena dekat langit yang dimaksud Willy adalah apartmen lantai teratas.
“Ayo cepat kembali ke ketua dewa aku tidak menerima hadiah sialan ini aku ingin menajga planet lain saja!!”
“Maaf tuan Lee aku harus memberitahu mu sekarang sebenarnya saat berada di bumi kita tidak bisa kembali ke galaksi karena ketua dewa mencabut kekuatan kita untuk hal itu”
“Apa!”
Leander memejamkan mata dan mencoba terhubung dengan ketua dewa namun penglihatannya gelap sama sekali tidak terlihat apapun.
“Ashh!!”
Pria itu menghilang dari hadapan Willy entah kemana iapergi namun Willy sudah mengenal Leander dia pasti akan kembali nanti mungkin saat ini pikirannya belum jernih karena frustasi dengan kehidupan bumi.
Willy mulai bersiap menjalani kehidupannya di bumi seperti manusia biasa sebab dewa mencabut rasa anti lapar keduanya jadi Leander dan Willy memiliki rasa lapar mulai sekarang dan itu tugas Willy untuk memenuhi kebutuhan tuannya.
Disisi lain Leander kembali duduk di taman tempat ia duduk untuk pertama kali di bumi, ia akan menjernihkan pikirannya terlebih dari dahulu agar bisa bekerja sesuai pembagian tugas dewa.
“Kau akan bekerja sesuai porsi mu dan ketua dewa memberi peringatan agar kau tidak terlalu berurusan dengan manusia”
Leander melihat anak laki laki berusia sekitar 7 tahun sedang berbicara dengannya.
“Siapa kau dan kenapa kau tahu urusan dewa”
“Tangan kanan ketua dewa”
“Cihh kenapa kau harus menjadi anak kecil apa tidak ada pilihan lain”
“Yaa tidak ada salahnya lagipula aku ingin berubah jadi apa dan siapa bukan urusan mu kau lakukan saja tugas mu dengar?”
“Kau...”
“Aku mendengar tugas mu akan sedikit sulit disini dan bisa jadi kau tidak bisa kembali”
Leander menatap anak laki laki yang sudah pergi melarikan diri itu, tatapannya sedikit sayu seolah anak itu berhasil membuatnya takut.
“Apa yang ku pikirkan dia hanya anak kecil yang pandai berbohong”
Meskipun ia mengatakan hal itu Leander tetap merasa cemas dan kalimatnya tidak berhasil menghibur dirinya.
“Baiklah aku hanya harus menjaga Bumi dari manusia manusia sampah dan membantai iblis”
“Waaw!!”
Prok Prok prok
“Imajinasi mu sangat bagus tuan apa kau seorang penulis novel fantasi?”
Tatapan berbinar itu membuat Leander menjauh dengan cepat.
“Kau siapa mengagetkan saja!”
“Nama ku Alea dan aku tertarik mendengar cerita mu tadi apa kau seorang penulis?”
“Tidak dan...”
“Kau pasti produser benar kan?”
“tidak juga”
“Sutradara”
“Haiss aku adalah Dewa kau puas?”
Leander menatap mata gadis itu dan seketika manik hitamnya berubah menjadi biru.
“Lupakan perkataan ku tadi dan hidup kembali seolah kau tidak mengenalku”
Beberapa detik kemudian Leander selesai melakukan hipnotis untuk menghilangkan ingatan Alea.
“Kenapa melakukan hal bodoh seperti itu jika tidak ingin memberi tahu katakan saja cihh!!”
“Heuh?”
Leander membulatkan mata saat mendengar Alea menggerutu, ia sangat amat yakin sudah melakukan hipnoyis dengan benar.
“Soflen mu bagus bisa berubah warna tapi jangan coba coba menipu orang dengan itu”
Alea berdiri sembari menyedot susu lalu meninggalkan Leander begitu saja dengan ingatan yang sepertinya tidak berhasil hilang.
“Apa itu kenapa ingatannya belum menghilang”
Leander berpikir cukup lama untuk mencerna apa yang sedang terjadi tidak mungkin kekuatannya akan menghilang di bumi.
Pria itu mencoba menghentikan waktu dan berhasil, dia mengendalikan air dan berhasil, dia mengendalikan api dan hasilnya sama.
“Tidak ini tidak mungkin...”
Leander mencari anak laki laki yang sedang bermain tadi namun tidak ada hanya manusia manusia kecil yang sedang bermain pasir disana.
“Hei kau melihat anak kecil menggunakan topi hitam kemari?”
“Tidak om kami hanya bermain bertiga”
“Panggil aku yang mulia kenapa kalian memanggil ku tidak sopan!” gerutunya
Leander terus berpikir kenapa hipnotisnya tidak berlaku pada gadis yang baru saja ia temui.
Apa jangan jangan dia adalah dewa yang menyamar tapi darahnya tercium seperti manusia
Karena tidak menemukan jawaban Leander memilih kembali ke apartmen dengan pikiran yang cukup memusingkan.
“Tuan Lee kemari apa tubuhmu baik baik saja?”
“Ketua dewa mencabut rasa kenyang?”
Willy mengangguk dengan wajah lesu, ia pun sebenarnya tidak sanggup namun mau tidak mau ia harus mengikuti tuannya kemana pun ia pergi.
“Ketua dewa itu memang sialan kenapa tidak sekalian menugaskan ku di pluto”
“Sudahlah tuan ayo kita makan terlebih dahulu”
“Apa kita akan memakan angsa? Aku melihatnya di taman tadi?”
“Ahh tidak perlu tuan di bumi manusia memakan makanan seperti ini sebaiknya kita mencobanya sekarang”
Keduanya berjalan menuju meja makan dan melihat menu makan siang yang berstandar mewah. Keduanya baru pertama kali bisa mencium aroma yang membuat perutnya bergairah.
“Silahkan makan tuan Lee”
“Apa ini?”
“Ini ikan salmon dan mereka mengatakan ini makanan laut yang cukup enak”
“Aishh Manusia tidak tahu diri ini kenapa mereka membunuh hewan laut aku akan memberi mereka pelajaran sekarang”
“Tuan Lee manusia bisa memakan hewan laut dan beberapa hewan di darat, itu sudah peraturan bukan pelanggaran jadi mereka tidak salah sama sekali”
Leander hampir bergegas ke laut untuk menemui manusia yang menangkap ikan.
“Dasar manusia memang tidak memiliki hati kenapa mereka memakan hewan sembarangan dan ini...”
Willy menyuapi satu potong salmon untuk Leander dan setelah mencobanya memang sangat lezat pantas saja manusia memakan hewan seperti itu.
“Lumayan” ucapnya.
Willy tersenyum sembari menggelengkan kepala, Leander memang harus mencoba terlebih dahulu baru dia bisa diam.
“Ahh ya tadi ada yang aneh dengan kekuatan ku”
“Apa itu tuan Lee?”
Leander pun tak bisa mengatakan bagaimana ia harus menjelaskan apa yang terjadi tadi karena tidak mungkin di bumi ada manusia yang tidak mempan dengan kekuatannya.
“Tuan Lee?”
“Ahh tidak lanjutkan makan mu ini tidak terlalu buruk”
Leander kembali memakan makanan di depannya sembari berpikir dan Willy tahu ada yang tidak beres saat Leander keluar tadi hanya saja ia menunggu Leander mau bercerita sendiri.
“Ku dengar dengar di dekat sini ada gunung dan pendaki sering hilang disana”
“Itu pasti iblis gunung dia sengaja membuat pendaki hilang jejak lalu mati disana”
“Apa yang akan kita lakukan?”
“Ini pekerjaan pertama kita untuk menjaga bumi kita harus membasmi iblis itu”
“Baik tuan Lee”
Keduanya melanjutkan makan dengan lahap mereka tampak menikmati makanan bumi buktinya leander menghabiskan beberapa menu makanan di meja.
****
Disisi lain terlihat seorang gadis dengan makanan masih menempel di bibirnya tampak sibuk dengan komputer di depannya, kaca mata yang menempel dihidung tersebut tampak menguap karena makanan yang ia kunyah.
“Alea kau sedang mengejar deadline?”
“Hah apalagi selain itu atasan ku meminta naskahnya dua hari lagi jika tidak aku akan membayar denda dua kali gaji”
“Yaa bos mu sangat kejam pada mu”
Alea mengangguk setuju dengan perkataan Lily namun pekerjaannya sebagai penulis cukup ia nikmati hanya saja atasannya sedikit kejam.
Tring!!
‘Lea tolong antarkan paman mu makanan di gunung’
“Aihh aku harus mengantar makanan paman di gunung bagaimana ini”
Pamannya bekerja sebagai tukang potong kayu dan sering
kali Alea sebagai tukang pengantar makanan pamannya dimanapun ia bekerja.
“Aku sedang cuti bekerja hari ini jadi aku akan menemanimu”
“Sungguh?”
Alea tersenyum manis akhirnya tidak berjalan sendirian ke gunung, lokasi gunung tersebut dekat dari perkotaan dan Alea sudah terbiasa kesana untuk mengantar makanan lagipula gunung itu memiliki akses jalan pintas.
Satu jam kemudian keduanya sampai di bawah kaki gunung dan mereka mulai melewati jalan pintas, lokasi pamannya tidak terlalu atas butuh waktu sekitar 30 menit untuk berjalan kaki.
“Kenapa aku merasa tempat ini angker lihat bulu kuduk ku sampai berdiri” ucap Lily
“Biasa saja aku sering melewati tempat ini dan tidak ada apapun saat sampai di atas nanti kau akan melihat pemandangan kota”
“Tetap saja terasa angker”
“Kau tahu cerita pendaki yang sering hilang? Kurasa gunung yang mereka maksud gunung ini Alea”
“Memang gunung ini tapi...”
“Apa! Ah kau gila Alea aku kembali saja aku tidak mau disini”
“Kau yakin akan kembali sendiri?”
Alea tersenyum licik menatap Lily sudah pasti gadis itu tidak berani melangkah sendiri dan tidak ada pilihan selain ikut Alea sampai atas.
“Hahh cerita itu hanya mitos dan mereka mengarang cerita agar tidak ada yang mendaki gunung sehingga beberapa oknum bisa berbuat seenaknya dengan gunung kau menegrti sekarang?”
“Aku harus percaya pada mu kali ini Alea”
Keduanya kembali melanjutkan perjalanan hanya saja Lily terus melihat sekitar untuk memastikan keamanan.
“Ini tempatnya?”
Willy mengangguk sembari menatap sekitar memastikan gunung itu memang sarang iblis.
“Baiklah mari basmi iblis kurang ajar yang menambah pekerjaan ku”
“Bagaimana kita memukan mereka tuan? Aku tidak menciumbau iblis”
Leander memejamkan mata dan menyeringai seolah ia tahu apa yang dilakukan iblis tersebut. Leander mengangkat tangan dan mengeluarkan cahaya berwarna kuning lalu meniupnya di wajah Willy.
Dalam beberapa detik Willy bisa merasakan dimana sarang iblis tersebut.
“Disana tuan aku bisa merasakan kehadiran mereka”
Leander mengangguk karena memang ia bisa merasakannya sedari tadi hanya saja Willy tidak memiliki kemapuan tersebut.
Dalam hitungan menit keduanya berhasil menemui sebuah goa yang terlihat cukup dalam namun keduanya mendengar sesuatu yang aneh di dalam.
“Tolong!”
“Siapapun tolong kami!”
Wajar mereka mendengar suara manusia karena iblis itu sangat suka mencuri manusia dan membuat mereka mati linglung.
“Kau mendengarnya tuan”
“Haish iblis sialan ini hanya menambah pekerjaan saja”
“Hei iblis gunung keluarlah dan tebus dosa mu!”
Krik krik krik
“Baiklah kau ingin bermain dengan ku?”
Keduanya masuk kedalam goa dan melihat banyak tulang tulang hewan dan manusia di dalamnya.
“To-tolong kami tuan”
Tidak salah lagi mereka adalah Alea dan Lily yang sedang diikat ruh nya di dalam goa.
“Abaikan mereka cari iblis itu terlebih dahulu”
“Baik tuan”
Keduanya berjalan lebih dalam memasuki goa dan ternyata ada banyak jebakan disana mulai dari pisau yang muncul secara tiba tiba lalu panah namun itu bukan masalah besar bagi Leander.
“Pantas saja seluruh jebakan ku tidak mempan rupanya ada dewa lagi yang datang ke bumi”
Keduanya memutar tubuh dan melihat iblis tersebut berwujud manusia namun manik matanya berwarna merah persis seperti iblis.
“Oh hai kau tidak mengucapkan selamat untukku?”
“Untuk apa kau datang ke bumi jangan mengganggu urusan para iblis disini!”
“Benarkah? Aihh kau tau aku juga malas berada di tempat kotor seperti ini tapi ketua dewa sialan itu malah mengirim ku kemari padahal kinerja ku sangat bagus menjaga mars”
“Apa ini waktunya untuk menggerutu tuan Lee?” tanya Willy.
“Benar juga”
Tanpa basa basi Leander mengeluarkan cermin dan mengarahkannya pada iblis tersebut, seketika tubuhnya tersedot kedalam dan terkurung di dalam cermin.
“Iblis kelas rendah saja bisa sesombong itu cihh!”
Setelah selesai keduanya keluar dari goa, Leander tampak senang menjalankan tugas pertamanya mengatur bumi.
“Tolong!”
“Dua gadis itu belum keluar tuan Lee”
“Tubuh mereka terlalu jauh dari ruh-nya kemungkinan mereka bisa kembali hanya sedikit begini saja kau cari tubuh mereka dan aku akan melepas ikatan ruh-nya”
“Baik tuan Lee”
Willy pergi mencari tubuh kedua gadis tersebut dan Leander kembali masuk kedalam.
“Hei kau gadis aneh di taman?”
Leander masih tidak bisa melupakan wajah gadis yang tidak mempan dengan kekuatan hipnotisnya.
“Katakan padaku kau manusia atau bukan?”
“Tentu manusia dan kau siapa?”
“Apa itu lebih penting daripada menemukan tubuhmu”
Kedua gadis itu tampak bingung dengan perkataan Leander.
“Tubuh kalian sedang dicari oleh asisten ku jadi kalian hanya ruh saat ini mengerti?” ucap Leander sembari menyilangkan kedua tangan dengan angkuh.
“Alea aku tidak ingin mati konyol disini” rengek Lily.
Alea pun sama ia tidak ingin mati sia sia ditempat seperti itu namun ia heran siapa pria di depannya pasti dia bukan orang biasa sebab bisa melihat ruh dan seingatnya dia pria yang melakukan hipnotis di taman.
“Tuan Lee tubuh mereka sudah diluar” ucap Willy.
“Baiklah”
Leander mendekati keduanya dan menatap mereka secara bergantian dan lagi lagi Alea melihat manik hitam berubah menjadi biru hanya saja kali ini terlihat bersinar ditengah kegelapan goa.
“Setelah ruh kalian menyatu dengan tubuh lupakan kejadian
ini”
Leander meniup keduanya secara bergantian lalu dua ruh tersebut kembali pada tubuh masing masing.
“Sepertinya mereka sudah sadar” ucap Willy.
Keduanya keluar dari goa dan melihat dua gadis tersebut telah sadar.
“Alea kita dimana tengah malam begini apa yang terjadi kenapa kepala ku pusing sekali” ucap Lily.
“Kami menemukan kalian pingsan nona....”
“Kau pria yang menghacurkan ponsel ku!!”
Lily langsung berdiri dan menjambak rambut Willy dengan kasar.
“Hei aku yang membantumu...” Willy meminta bantuan Leander namun pria itu sedikit bergeser agar tidak ikut campur.
“Terima kasih tuan aku tidak tahu kalian siapa dan datang darimana tapi terima kasih atas bantuan yang kalian berikan” ucap Alea pada Leander.
“Aku? Kau tidak dengar dia menemukan kalian pingsan tadi” ucap Leander.
“Ingatan ku tidak hilang tuan aku masih mengingat apa yang terjadi di dalam goa”
“Heuh?”
Leander mengerutkan kening mendengar ucapan Alea, manusia tidak memiliki kekuatan seperti itu dalam catatan pengetahuannya bukti nyata ada pada Lily dia tidak mengingat apapun.
“Hei apa maksud mu jangan katakan sesuatu yang aneh di dalam imajinasi mu sekarang” bisik Lily.
Alea tidak melepas tatapannya dari Leander ia yakin dirinya tidak sedang berimajinasi untuk saat ini.
“Ahh maaf tuan teman ku sangat suka menulis terutama cerita fantasi jadi dia akan berpikir semua yang terjadi diluar nalar”
“Peringatkan teman mu untuk tidak berpikir banyak atau dia akan gila” ucap Leander sembari melawan tatapan Alea.
Willy segera menjadi penengah antara dewa dan manusia tersebut “Cukup sekarang kalian bisa pergi dari tempat ini”
Lily menarik Alea untuk pergi menjauh dari dua pria aneh itu tapi bagaimanapun juga mereka tetap berjasa telah menyelamatkan keduanya.
“Apa yang terjadi dengan mu Alea dia sudah menolong kita” ucap Lily saat keduanya menuruni gunung dari jalan pintas.
Aku yakin tidak sedang berimajinasi mereka bukan manusia.
“Hahh entahlah mereka sangat mencurigakan aku bertemu pria di taman tadi siang”
“Benarkah? Aku juga bertemu dengan mereka di taman”
Keduanya mengangkat bahu dan kembali menuruni gunung darijalan pintas yang sidah difasilitasi tangga serta penerang.
Disisi lain Leander dan Willy kembali ke apartmen namun pikirannya masih melayang pada gadis itu.
“Bagaimana bisa gadis itu mengingat apa yang terjadi saat ruh-nya berpisah dengah tubuh”
“Aku akan ke perpustakaan dewa untuk mencari jawabannya tuan Lee” ucap Willy sembari memberikan minuman.
Leander setuju karena ia sendiri penasaran apa yang sedang terjadi sebab ketua dewa tidak pernah memberitahu apapun mengenai manusia.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!