NovelToon NovelToon

Aku Putramu Ibu

Bab 1

Ali mengerjapkan kedua matanya saat mendengar suara azan berkumandang.

Perlahan-lahan pemuda itu bangun dari kasurnya dan langsung melipatnya lalu memasukkan nya kedalam lemari.

Setelah rapih dia pun langsung melangkah mendekati ranjang di mana seseorang kini sedang tertidur lelap.

Di pandangi nya wajah cantik yang sedang tertidur itu.

"Ali sayang sama Ibu".gumamnya sambil merapihkan selimut nya lalu dia pun langsung cepat-cepat keluar dari kamar agar tidak membangunkan ibunya yang sedang tertidur lelap.

Dengan pelan dia pun membuka pintu kamar lalu menutupnya.

" Al".panggil seseorang.

"Iya Nek".jawabnya saat melihat wanita separuh baya yang kini sedang berdiri tidak jauh darinya.

"Sabar ya. Nenek yakin suatu saat nanti Ibumu akan menyadari keberadaan kamu.Doakan Ibu mu agar cepat sembuh dan mengenalimu".ucap sang Nenek memberikan semangat.

" Iya Nek,Ali akan sabar menunggu Ibu sembuh,terima kasih karena sudah selalu ada untuk Ali".

"Sama-sama kamu cucunya Nenek".ucapnya dan kedua nya pun tersenyum.

"Sudah kamu mandi lalu sholat subuh, Nenek akan siapkan sarapan".katanya lagi dan di angguki oleh sang cucu.

Ali memasuki kamar sedangkan sang Nenek hanya bisa melihat cucu laki-laki nya itu dengan perasaan yang tidak menentu.

"Ya Allah terima kasih karena sudah memberikan hamba cucu laki-laki yang soleh".ucapnya dalam hati lalu berjalan menuju dapur untuk membuatkan sarapan.

Ali berjalan menuju ke meja makan sederhana di mana di sana hanya tersedia dua kursi kayu tua.

"Emm wanginya".katanya sesudah sampai di meja makan.Remaja tanggung itupun melihat di atas meja sudah tersedia nasi goreng, telor ceplok dan krupuk semakin membuatnya lapar.

Wanita paruh baya itupun melihat cucunya yang kini sudah memakai seragam sekolahnya, sungguh cucunya begitu terlihat tampan sekali

"Duduklah".suruhnya dan pemuda itu pun menurut dia pun menarik kursi dan duduk di samping Neneknya.

" Biar Nenek ambilkan ".

"Tidak usah Nek biar Ali ambil sendiri".katanya menolak lalu dia pun menyendok nasi goreng dan mengisi piring nya dan juga piring Neneknya.

" Terima kasih".

"Sama-sama Nek".

Keduanya pun menikmati sarapan pagi itu dengan nikmat.

" Alhamdulillah, perut Ali kenyang Nek.Nasi goreng buatan Nenek sangat enak".pujinya dan membuat wanita paruh baya itupun tersenyum senang.

Ali melihat jam dinding waktu sudah menunjukkan pukul 5.30.Neneknya pun memperhatikan cucunya

"Kamu sudah mau berangkat Al? tanyanya saat melihat cucunya kini sudah berdiri dan memakai jaket lalu tas ranselnya.

" Iya Nek biar tidak terlambat masuk sekolah karena jalan menuju ke sekolah adalah jalur macet".katanya dan Neneknya pun mengangguk mengerti.

Ali pun berjalan keluar rumah di ikuti oleh Neneknya.

"Oh iya Nek, apa obat ibu masih ada? tanyanya ketika berada di depan rumah sambil mengeluarkan sepedanya.

"Obat nya hanya ada buat hari ini saja".katanya memberitahu dan remaja tanggung itupun mengangguk mengerti.

"Ya sudah Ali berangkat dulu ya Nek nanti kesiangan macet jalanan nya".

" Iya, hati-hati".

"Iya Nek, Ali berangkat dulu. Assalamualaikum".ucapnya setelah menyalaminya dengan takzim.

" Waalaikumsalam, hati-hati".pesannya.

"Iya Nek".jawabnya lalu dia pun menggoes sepedanya keluar dari halaman rumah.

Wanita paruh baya itu pun melihatnya hingga cucunya sudah tidak terlihat lagi barulah dirinya pun masuk untuk melihat putrinya di kamar nya.

Ali menggoes sepedanya dengan sedikit santai karena hari masih pagi jadi dirinya tidak begitu tergesa-gesa membawa sepedanya.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya remaja itupun sampai di sekolahnya.Setelah selesai memarkirkan sepedanya remaja itupun masuk ke dalam gedung sekolahnya.

Saat dirinya berjalan melewati koridor sekolah banyak para siswi yang memperhatikan nya, sungguh siapa pun pasti akan mengagumi dan tersihir oleh paras tampan Ali.Ali memiliki wajahnya yang sangat tampan seperti seorang bule dan sedikit ketimuran membuat nya begitu terlihat berbeda dengan anak seumuran dengan nya.Selain mempunyai paras yang sangat tampan dia juga mempunyai postur badan yang berbeda dengan anak seusianya karena tubuh Ali begitu tinggi dan itu semakin sempurna bagi para kaum hawa.

Sepanjang jalan menuju ke kelasnya banyak sekali kaum hawa yang melihatnya tapi remaja tanggung itu pun hanya cuek dan bersikap dingin.

"Gila,Ali ganteng banget".puji salah satu siswi yang berpapasan dengan nya entah itu sudah ke berapa kali karena masih banyak lagi para kaum hawa yang memujinya tapi remaja itu sama sekali mengubrisnya dia hanya bersikap cuek.

Langkahnya pun tiba di ruangan kelas 9 A. Dia pun masuk kedalam dan duduk di kursinya setelah terlebih dahulu melepaskan topi dan juga jaketnya.

Setelah duduk tiba-tiba datanglah keempat temannya dan langsung mendekati tempat duduknya lalu keempatnya pun bertos ria secara bergantian.

"Kalian baru sampai? tanya Ali saat keempatnya temannya ikutan duduk di kursi dan mejanya.

" Iya, loh udah datang dari tadi? tanya Indra yang duduk di sampingnya.

"Tidak gue baru belum lama sampai".jawabnya.

" Elo udah sarapan Al? tanya Guntur.

"Alhamdulillah udah".jawabnya dan membuat keempat temannya tersenyum.

"Al".panggil Irwan

" Iya, ada apa? tanyanya saat melihat kearah empat temannya secara bergantian.

"Apa ada masalah? tanyanya lagi.

"Hari ini bisa nggak elo ikut latihan basket? tanyanya dan membuat remaja tanggung itu pun mengerti kegelisahan yang di alami oleh keempat temannya.

" Maaf gue nggak bisa!Sehabis pulang sekolah gue harus kerja".

Wajah keempat temannya pun terlihat kecewa tapi mereka pun tau kalau sahabatnya itu tidak mempunyai pilihan karena keadaannya yang memaksanya untuk bekerja di usianya yang baru 14 tahun.

"Gue tau kalian kecewa dengan keputusan yang gue ambil tapi semuanya ada alasannya kenapa gie harus keluar dari tim basket.Gue harus kerja untuk mendapatkan uang buat Nenek dan nyokap gue.Selama ini Nenek yang bekerja untuk kami tapi sekarang Nenek ku sudah waktunya untuk istirahat.Jadi karena sekarang gue sudah besar gue pun yang harus mengambil tanggung jawabnya.

Nyokap gue sakit dan butuh biaya banyak untuk pengobatan nya jadi dari sekarang gue harus mengumpulkan uang yang banyak agar bisa membawa nyokap gue ke rumah sakit memberikan pengobatan agar nyokap gue sembuh.

Jujur sekarang gue hanya memikirkan Nenek dan nyokap gue karena hanya merek berdua yang gue punya."

"Kenapa elo nggak minta bantuan sama bokap elo dan beban yang ada di pundak lo itu sedikit berkurang".kata Iwan memberikan sarannya.

Ali menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan nya dengan pelan.

" Mau sih gitu tapi sayangnya semuanya itu tidak mungkin terjadi ".

"Maksud elo? tanya keempatnya bersamaan.

"Gue nggak tau wajah bokap gue, di mana dia tinggal bahkan kalian harus tau namanya pun aku tidak tau.Hanya nyokap gue yang tau tentangnya."

Semuanya pun terlihat sedih.

"Maafin kita Li karena tidak tau".ucap Iwan mewakili teman-temannya.

Ali pun tersenyum.

"Iya".jawabnya hingga tiba-tiba Irwan meletakkan sebuah amplop coklat di tangan nya.

" Apa ini?

"Ini dari kita buat bantu elo untuk beli obat nyokap elo".

" Tidak usah".

"Terima Al, kita kecewa kalau elo nggak menerimanya".kata Guntur.

" Baiklah, terima kasih".

"Iya sama-sama dan semoga nyokap elo bisa segera sembuh ya".

Ali hanya menganggukkan kepalanya tanda iya, sungguh hatinya benar-benar bahagia karena mempunyai sahabat yang sangat baik kepadanya.

bersambung

Bab 2

Kelima remaja tanggung kini sedang berjalan keluar kelas setelah terdengar suara bel menandakan waktunya semua siswa dan siswi pulang sekolah.Keempat remaja itupun menjadi pusat perhatian karena selain tampan mereka terkenal karena menjadi pemain basket di sekolah mereka.

"Al, jadi elo benar-benar nggak ikut basket lagi? tanya Guntur .

" Iya".

"Jujur ya kita berempat itu ngerasa kehilangan elo tau,rasanya ada yang kurang setelah elo memutuskan untuk keluar dari tim kita".kata Irwan terlihat sedikit sedih sedangkan Iwan dan Indra hany menjadi pendengar saja.

" Maaf ya telah membuat kalian kecewa."ucapnya dan keempatnya pun mengangguk hingga tanpa terasa kelima remaja itupun kini sudah berada di halaman parkir.

"Elo mau gue antar Li?tanya Irwan.

" Tidak usah gue bawa sepeda kok".

"Gue kira elo nggak bawa sepeda. Terus sepeda elo taruh di mana? tanya Irwan sambil melihat -lihat sekeliling halaman parkir.

"Sepedanya gue titipin dengan pos satpam, nggak pantas kalau parkir di sini hampir semuanya mobil nanti sepeda mengganggu pemandangan".ucapnya dan membuat keempat temannya pun tertawa.

"Elo ada, ada aja sih Li, elo nggak usah bicara seperti itu kita semua itu sama di hadapan Tuhan.Jadi tidak usah bicara seperti itu lagi jujur gue nggak suka elo merendahkan diri elo".

" Iya,kita berempat tulus temenan sama elo Li".kata Guntur mewakili keempat temannya.

Ali pun tersenyum

"Terima kasih, karena kalian sudah menerima gue jadi teman kalian".ucapnya dan keempatnya pun mengangguk.

Ali pun melihat jam berada di tangannya waktu sudah menunjukkan pukul 1 kurang.

"Gue cabut duluan ya".izin Ali karena sudah waktunya untuk masuk kerja.

" Iya Li hati-hati di jalan".kata Iwan mewakili keempat temannya.

"Iya".jawab Ali sambil berjalan menuju ke pos satpam untuk mengambil sepedanya.

"Selamat siang pak Rizal".sapanya sesudah sampai.

Laki-laki itupun menoleh dan melihat seorang remaja yang sangat di kenalnya itu kini sudah menaiki sepedanya.

" Selamat siang den Ali, sudah mau pulang ya?

"Iya pak".

" Ali pamit ya pak".

"Iya den hati-hati di jalan".

"Iya pak terima kasih".jawabnya sambil menggoes sepedanya keluar dari halaman sekolah elit itu.Sungguh dirinya benar-benar bersyukur karena bisa bersekolah di sekolah elit itu dengan jalur beasiswa.

Kedua kaki remaja tanggung itupun terus menggoes sepedanya menuju restoran tempat nya bekerja.Panasnya sinar matahari menerpa kulit tangannya yang putih terlihat sedikit berubah berwarna sedikit merah.

15 menit kemudian akhirnya dia pun sampai di tempat kerjanya.Setelah memarkirkan sepedanya di halaman belakang restoran remaja itupun langsung melangkahkan kakinya menuju ke restoran lewat jalan belakang khusus untuk para karyawan restoran.

"Kamu baru sampai Al".sapa seseorang yang kini sedang bersiap-siap untuk bekerja.

Ali pun mengangguk

"Iya bang Wisnu".

" Elo udah makan siang belum?

"Em.. belum bang".jawabnya jujur.

"Ini makanlah".ucapnya sambil memberikan sebungkus nasi dan juga sebotol air minum.

" Tapi bang, bukannya ini makan siang buat abang ".

" Gue udah makan tadi dan yang ini memang buat elo, gue beliin sekalian.Udah ambil makan dulu baru kerja biar elo nggak sakit karena jika sampai elo sakit siapa yang nyari duit buat Nenek dan Ibu elo".

Ali begitu terharu mendengar nya sungguh dirinya sungguh beruntung karena di kelilingi oleh orang-orang yang baik kepadanya.

"Makasih bang".

" Iya,makanlah terus sholat setelahnya baru kerja ".

" Iya bang makasih ".

" Abang tinggal kerja dulu".ucapnya sambil berjalan meninggalkan remaja tanggung itu sendiri di ruang khusus karyawan.Ali melihat nya lalu dia pun duduk kursi dan membuka nasi bungkus dan memakannya dengan penuh syukur.

"Alhamdulillah".ucapnya setelah selesai makan.Setelah nya dia pun mengerjakan sholat zuhur sebelum mulai bekerja.

Ali berjalan memasuki tempat kerjanya dan seorang pun memanggilnya adalah pemilik restoran Bu Maria.

"Ali".

Remaja itupun bergegas mendekat

"Saya Bu".katanya sesudah sampai

" Kamu sudah makan siang?

"Sudah Bu".

" Ya sudah kamu langsung kerja".

"Baik Bu".jawabnya sambil berjala melayani para pengunjung.

Sesaat sang pemilik restoran itupun teringat saat pertama kali remaja itu melamar kerja di restoran nya.

Awalnya dirinya tidak menerimanya karena remaja itu masih di bawah umur tapi remaja itu meyakinkan nya kalau dirinya benar-benar butuh pekerjaan untuk menghidupi Nenek dan juga membeli obat untuk ibunya yan menderita sakit.

Setelah mendengarkan kisahnya akhirnya dirinya pun menerimanya untuk bekerja di restoran nya.

Sifatnya yang supel dan juga berwajah ganteng membuat para pengunjung restoran begitu betah berlama-lama di dalam restoran karena wajah ganteng Ali sepertinya banyak menghipnotis para pengunjung restoran dan membuat keuntungan restoran menjadi bertambah. Ternyata Ali itu anak pembawa keuntungan.

Wanita itupun menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan nya pelan-pelan hingga akhirnya dia pun tersenyum.

"Seharusnya kamu jadi model aja Ali".gumamnya dalam hati lalu dia pun berjalan menuju tangga untuk menuju ke ruangan nya yang berada di atas.

Tepat jam 7 Ali sudah kini sudah bersiap-siap untuk pulang karena status nya yang masih pelajar jadinya jam kerjanya hanya sampai jam 7.

Saat remaja itu menuju keluar halaman restoran tiba-tiba seseorang memanggilnya hingga dia pun berbalik dan dia melihat bang Wisnu berjalan menghampirinya sambil membawa dua kotak nasi di tangannya.

"Ini kenapa nggak di bawa".ucapnya sambil memberikan kepada remaja tanggung yang berada di depannya.

Remaja itupun nyengir

" Maaf bang Ali lupa".

"Lain kali jangan lupa ini jatah kamu".

" Iya bang makasih".

"Iya kamu hati-hati pulangnya".pesannya dan di angguki oleh Ali.

" Ali pamit bang".

"Iya".jawab Wisnu sambil melihat remaja tanggung itupun menggoes sepedanya keluar dari area restoran.

" Kalau gue ada di posisi elo pasti gue nggak akan kuat Li".lirihnya dalam hati lalu dia pun masuk ke restoran.

Siang kini sudah berganti menjadi malam.

Remaja itu menggoes sepedanya menuju kearah apotik langganan nya.

Setelah memarkirkan sepedanya dia bergegas masuk ke dalam apotik yang kini tidak begitu ramai.Penjaga apotik pun tersenyum saat melihatnya.

"Ali".

"Kak Sabil".

" Kamu baru pulang kerja?

"Iya kak.Ali mau beli obat untuk ibu".

Tanpa bertanya lagi wanita itupun langsung mengerti dan langsung mengambilkan obat yang di pesan oleh Ali.

" Ini obatnya ".ucapnya sambil memberikan obat kepada remaja yang berada di hadapan nya.

"Terima kasih".ucapnya sambil memberikan uang kepadanya.

" Sama-sama Ali semoga ibu kamu cepat sembuh ya".

"Terima kasih kak, Ali pamit".katanya dan wanita itupun menganggukkan kepala nya tanda iya sambil melihat kearah remaja tanggung itu dengan perasaan yang susah di ucapkan.

bersambung

Bab 3

Ali menggoes sepedanya dengan kecepatan pelan karena kini dirinya sudah dekat dengan rumah nya.Tak lama dia pun turun dari atas sepedanya setelah sampai tepat di depan rumah sederhana.

Rumah itu yang di tempati nya bersama dengan Nenek dan juga Ibu nya.Di saat dirinya ingin membuka pintu rumah tiba-tiba saja pintu itupun terbuka.Di lihatnya sosok Nenek nya membuka pintunya

"Assalamualaikum Nek".katanya sambil menyalaminya dengan takzim.

" Waalaikumsalam,ayo masuk".jawabnya dan remaja tanggung itupun langsung menurutinya.Ali masuk kedalam rumah sambil mendorong sepedanya untuk di taruhnya di dalam rumah karena rumahnya tidak mempunyai pintu gerbang.

"Ini Nek".ucap Ali sambil memberikan dua kotak nasi kepada Neneknya.

Wanita itupun menerimanya dan membawa nya ke meja makan.

" Kamu mandi dulu,Nenek sudah masakin air hangat untuk kamu mandi".

"Iya Nek, terima kasih".ucapnya sambil berjalan menuju ke kamarnya untuk mengambil baju ganti untuk nya. Setelahnya dia pun langsung bergegas untuk mandi sebelum airnya dingin.

Tak lama Ali pun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat lebih segar.

Neneknya pun tersenyum melihat cucu laki-laki nya.

"Kamu mau langsung makan?

" Nanti Nek, Ali sholat isya dulu".ucapnya sambil bergegas masuk ke kamar nya untuk sholat.

Wanita paruh baya itupun mengangguk dan dengan sabar dia pun menunggu cucunya selesai sholat.

Ali pun berjalan menuju meja makan di mana Nenek nya kini sedang menunggu nya.

Ali pun membuka kotak nasinya terlihat di dalam sana berisi nasi, ayam teriyaki dan juga lauk lainnya yang masih terbungkus dalam kantong plastik.

"Ada apa Al? tanya Nenek nya saat melihat cucunya terdiam sambil memandangi kotak nasi yang berada di depannya.

" Lauknya banyak banget Nek".katanya sambil menunjukkan kotak nasinya kepada Nenek nya.

Wanita itu pun terkejut.

"Ya sudah makan saja Al, mungkin ini rejekinya kamu jadi di syukuri saja".

" Iya Nek".

"Sekarang lebih baik kamu makan, biar satu kotak lagi Nenek taruh saja buat sarapan besok pagi".katanya sambil memindahkan kotaknya ke dalam kulkas biar bisa di hangat kan kembali.

" Nenek sudah makan?tanyanya setelah Neneknya kembali duduk di kursi.

"Nenek sudah makan,di habiskan saja Al".ucap nya dan di angguki oleh cucunya.

Ali pun makan dengan lahapnya hingga tanpa terasa nasi di dalam kotak itupun akhirnya habis tanpa sisa.

" Alhamdulillah kenyang".katanya setelah selesai makan.

Wanita paruh baya itupun tersenyum melihat nya.

"Ibu sudah makan Nek?

Wanita itupun tersenyum

" Sudah, minum obat pun sudah dan sekarang Ibu mu sudah tertidur pulas ".

Remaja itupun tersenyum lalu dia pun bangun dari duduk nya dan mengambil tasnya yang masih berada di atas meja.

Dengan pelana dia pun membuka resleting tasnya dan mengeluarkan kantong plastik dan sebuah amplop coklat lalu memberikannya kepada Neneknya.

"Ini obat untuk ibu mu?tanyanya dan Ali pun mengangguk iya.

" Kalau kantong plastik ini berisikan obat lalu amplop coklat ini apa?

"Uang Nek".jawabnya dan membuat wanita paruh baya itupun menatap ke arah cucunya.

" Uang? Uang apa Al?

"Uang dari teman Ali Nek".jawabnya jujur.

Neneknya masih terdiam sambil menatap cucunya untuk meminta penjelasan.

"Teman Ali bilang uang itu sumbangan dari mereka untuk membantu Ali membeli obat untuk Ibu".ucapnya menjelaskan dan Neneknya pun akhirnya tau dari mana amplop itu berasal.

" Tadi ambil buat beli obat ibu dan sisanya masih ada di dalam amplop coklat itu.Jadi Nenek yang pegang ya".pintanya dan wanita itupun akhirnya mengangguk kn kepalanya tanda iya.

"Nenek akan simpan sekarang lebih baik kita tidur sudah jam sengah sepuluh".

Ali pun mengangguk.

" Oh iya Al, kamu mau tidur di mana? Di kamar kamu atau di kamar ibumu?

"Seperti biasanya Nek, Ali mau tidur di kamar ibu bareng sama Nenek juga".

" Ya sudah Nenek gelarin kasurnya dulu".ucapnya sambil berjalan menuju kamar tidurnya bersama dengan ibu cucunya.

"Iya Nek".jawabnya sambil berjalan menuju kamar mandi untuk menggosok gigi.

Ali membuka pintu kamar tidur Ibu nya.Di atas tempat tidur dia pun melihat seorang wanita cantik yang sedang tertidur pulas. Dengan langkah pelan remaja tanggung itupun mendekati tempat tidur untuk melihat Ibu nya lebih dekat.

"Ali sangat merindukan mu Ibu!Walaupun kita tinggal dalam satu rumah tapi rasanya kita saling berjauhan.Bu, maafkan Ali karena belum bisa bawa Ibu berobat ke rumah sakit.Tapi Ali akan berusaha mengumpulkan uang yang banyak agar bisa mencarikan Dokter yang terbaik untuk menyembuhkan penyakit Ibu.Jadi Ali minta sama Ibu bersabarlah sampai Ali bisa mendapatkan uang untuk berobat Ibu".gumamnya dalam hati sambil merapihkan selimut Ibunya sebatas dadanya.Hanya dalam keadaan tertidur saja barulah dirinya bisa mendekati Ibunya tapi sebaliknya jika dalam keadaan bangun maka Ali tidak bisa mendekati Ibu nya karena Ibunya akan tiba-tiba mengamuk dan melemparkan apa saja kepadanya.

"Ali sayang banget sama Ibu".ucapnya dengan suara yang sangat pelan sambil mencium kening Ibunya dan itu membuat Nenek nya yang sedari tadi memperhatikan nya itu menjadi menangis karena terharu.

Setelahnya Ali pun menuju kasurnya yang berada tepat di bawah tempat tidur Ibunya.

Tak terasa dia pun terlelap karena sudah terlalu capek seharian beraktivitas.

Wanita separuh baya itu pun memakaikan selimut kepada cucu nya dan dia pun akhirnya kembali berbaring di sebelah Ibu cucunya.

"Sungguh kamu sangat beruntung Nabila mempunyai anak soleh seperti Ali".gumamnya dalam hati.

Setelahnya dia pun ikut tertidur menjemput mimpi.

Ali terbangun saat jam menunjukkan pukul 4 subuh.Dengan gerakan cepat dia pun merapihkan,melipat kasur dan menyimpan nya ke dalam lemari.

Sesaat dirinya pun berpikir kalau dirinya seperti seorang pencuri tapi itu memang harus dilakukan karena jika tidak maka Ibunya akan mengamuk jika melihat nya berada dalam kamar yang sama dengan Ibunya.

"Seandainya saja Ibu mengenali Ali pasti sekarang akan menjadi anak yang paling berbahagia tapi sayangnya semuanya tidak akan mungkin terjadi karena Ibu bahkan tidak mengetahui kalau dirinya sudah mempunyai seorang putra".ucapnya dalam hati.

Dengan langkah pelan dia pun berjalan keluar dari kamar Ibunya untuk bersiap-siap untuk sholat subuh ke Masjid.

Tak lama setelah remaja tanggung itu telah keluar dari kamar, Neneknya pun menyusul keluar dari kamar.Dia melihat cucu nya kini sudah rapi dengan baju koko dan pecinya.Dia pun tersenyum

"Apa laki-laki yang menjadi Ayah biologis mu itu sama tampannya seperti kamu Al? tanyanya dalam hati.

Di saat dirinya sedang sibuk dengan pikiran nya tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggilnya

" Nek".

Dia pun menoleh dan melihat cucu nya. kini sudah berada di hadapan nya.

"Kamu mau ke Masjid?

" Iya Nek. Ali berangkat dulu takut terlambat sholat berjamaah nya".ucapnya sambil menyalaminya dengan takzim.

"Assalamualaikum".ucapnya sambil berjalan kearah luar rumah.

" Waalaikumsalam".jawabnya sambil melihat sosok cucu yang kini sudah keluar dari dalam rumah dengan perasaan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!