NovelToon NovelToon

Perawan Rasa Janda

1. Sekretaris Baru

Di usia yang sudah sangat matang untuk menikah, Asta masih betah dengan kesendiriannya. Selama lima tahun terakhir juga Asta tidak pernah dengan seorang wanita, tepatnya setelah sang calon istrinya membatalkan pernikahan satu minggu sebelum hari bahagia itu dan memilih untuk kembali pada mantan kekasihnya. Sejak saat itu, Asta tidak lagi memikirkan untuk mengenal wanita dan menikah dan hanya menyibukkan diri dengan bekerja di perusahaan keluarga.

Hal itu juga yang membuat kedua orang tua, terutama ibunya resah dan terus gencar menjodohkan Asta dengan anak-anak dari temannya.

" Asta, menurutmu wanita ini bagaimana? " tanya Mama Lili~Ibu dari Asta, menunjukkan sebuah foto seorang wanita.

Asta tidak menjawabnya dan menghela napasnya panjang.

" Ma, apa Mama tidak lelah terus menjodohkan aku setiap hari begini? " tanya Asta pada sang ibu.

Pasalnya, hampir setiap hari Mama Lili selalu menunjukkan sebuah foto wanita walaupun sudah mendapatkan penolakan darinya. Entah sudah berapa banyak wanita yang Mama Lili tawarkan selama tiga tahun terakhir ini, mulai dari anak seorang konglomerat hingga anak asisten rumah tangga di perumahan itu.

" Tidak, Asta. Mama tidak akan pernah lelah dan tidak akan pernah berhenti untuk menjodohkan kamu sebelum kamu menikah " jawab Mama Lili.

" Kalau kamu memang tidak ingin terus Mama jodohkan, maka cepatlah bawa kekasih atau teman dekatmu ke hadapan Papa dan Mama " lanjut Mama Lili yang sangat ingin melihat putra sulungnya itu segera menikah.

Asta tidak membalas lagi karena dia tidak akan pernah menang jika sudah bicara dengan Mama Lili. Penolakannya pun setiap hari selalu dianggap seperti angin lalu dan esok harinya pasti akan ditanya dengan hal yang sama.

" Asta, usiamu sudah 35 tahun dan sudah sangat matang untuk menikah. Lupakan masa lalu dan tata masa depanmu dengan wanita lain. Jane sudah bahagia bersama suaminya dan dia sudah memiliki anak. Sedangkan kamu, mau sampai kapan terus seperti, Asta? Papa dan Mama serta adikmu ingin melihat kamu menikah dan hidup bahagia bersama keluarga kecilmu " ucap Papa Lionel~ayah dari Asta.

Papa Lionel yang biasanya tidak menuntut Asta untuk menikah, akhirnya pagi ini berbicara juga. Mungkin memang benar usianya sudah sangat matang untuk menikah tapi hatinya belum siap untuk memulai hubungan yang baru.

" Tidak sekarang, Pa, mungkin nanti " jawab Asta sekenanya.

" Nanti kapan, Asta? Menunggu Papa dan Mama mati dulu? Adikmu saja sudah memiliki dua anak dan istrinya sedang mengandung anak ketiga, tapi kamu masih begini-begini saja. Apa kamu masih mengharapkan Jane yang sudah memiliki suami itu? " ucap Mama Lili sudah bosan dengan jawaban yang diberikan Asta setiap harinya.

" Bukan begitu, Ma. Papa dan Mama akan selalu ada bersamaku dan kita akan bahagia bersama " jawab Asta menggenggam tangan Mama Lili yang terlihat sangat sedih.

Orang tua atau ibu mana yang tidak sedih jika anaknya terus hidup sendiri dan terpaku pada masa lalu. Mama Lili ingin Asta bahagia bersama dengan keluarga kecilnya, seperti putra bungsunya yang sudah bahagia bersama dengan istri dan anak-anaknya.

" Aku hanya belum siap untuk memulai hubungan baru. Aku sudah mengikhlaskan Jane bersama dengan suaminya dan tidak mengharapkan dia lagi. Sampai saat ini belum ada perempuan yang bisa membuat aku jatuh cinta lagi, Ma " lanjut Asta.

" Kamu tidak akan pernah siap dan bisa merasakan jatuh cinta lagi jika kamu terus menutup hatimu seperti ini, Asta. Cobalah untuk membuka hati kamu dan berikan cintamu untuk wanita lain " ucap Mama Lili pada Asta.

" Iya Ma. Aku akan berusaha untuk membuka hatiku " jawab Asta tersenyum.

Asta tidak yakin bisa membuka hatinya lagi atau tidak tapi ia menjawab seperti itu agar Mama Lili tidak sedih lagi.

" Kalau begitu, aku berangkat dulu ya, Ma, Pa. Aku ada banyak pekerjaan hari ini, apalagi sekretaris aku baru saja berhenti " pamit Asta bangkit dari duduknya.

" Iya Sayang, hati-hati di jalan ya. Jangan lupa makan siang karena sibuk bekerja " jawab Mama Lili mengingatkan sang putra.

Aska menganggukkan kepalanya lalu mencium tangan Papa Lionel dan Mama Lili bergantian.

Setelah itu, Asta segera keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobilnya. Asta melajukan mobilnya itu menuju perusahaan cabang yang sedang ia pimpin saat ini.

" Aku sudah tidak mencintai Jane lagi, tapi kenapa hatiku tidak bisa bergetar lagi pada perempuan lain " batin Asta di sepanjang jalan.

Rasa cintanya pada Jane sudah hilang setelah wanita itu menemuinya untuk meminta maaf dan mengikhlaskan dirinya. Asta pun tidak bisa menolaknya karena ia tidak bisa memaksakan Jane untuk bersama dengan dirinya di saat hatinya untuk pria yang lain.

***

Sekitar dua puluh menit kemudian, Asta sudah sampai di perusahaan yang lima tahun ini. Asta segera pergi ke ruang kerjanya dengan sesekali menjawab sapaan dari karyawan yang berpapasan dengannya.

Brugh.

Asta menjatuhkan tubuhnya di kursi kerjanya dan mengusap wajahnya kasar. Pekerjaan Asta memang sedang banyak, apalagi setelah sekretarisnya berhenti karena sedang hamil.

" Semangat, Asta, kamu harus mengerjakan ini semua " ucap Asta pada dirinya sendiri.

Pusing rasanya kepala Asta jika setiap hari harus dihadapkan dengan tumpukan berkas itu. Kepala HRD yang diperintahnya untuk mencari sekretaris baru juga belum memberikan kabar apapun.

Tok, tok, tok.

Terdengar suara ketukan dari luar dan Asta segera mempersilahkannya untuk masuk.

" Permisi, Tuan Asta " ucap seseorang yang ternyata adalah kepala HRD.

Kepala HRD itu tidak datang sendiri dan bersama dengan seorang wanita di belakangnya. Wanita yang menurut Asta sangat cantik dengan penampilannya yang sangat sederhana.

" Tuan Asta, saya membawa seseorang orang yang akan menjadi sekretaris Anda. Namanya Bonita Rahayu dan dia adalah kandidat terbaik untuk menjadi sekretaris Anda setelah melakukan interview dengan saya " ucap Kepala HRD itu pada Asta.

Asta menatap wanita yang dikenalkan oleh Kepala HRD untuk menjadi sekretaris barunya. Memang sekretaris yang seperti ini yang dicarinya dan Asta yakin jika wanita itu adalah wanita yang sangat berkompeten.

" Selamat Pagi, Tuan. Perkenalkan nama saya Bonita Rahayu dan Anda bisa memanggil saya dengan Nita. Saya tidak akan mengecewakan Anda dengan kinerja saya dan saya akan bekerja dengan baik " ucap Nita memperkenalkan dirinya dan menundukkan tubuhnya untuk memberikan hormat pada Asta.

" Hmm, saya harap juga begitu " jawab Asta.

" Apa kamu bisa mulai bekerja hari ini, Nita? Pekerjaan saya sedang sangat banyak dan sangat membutuhkan bantuan kamu " tanya Asta pada Nita.

" Bisa, Tuan " jawab Nita.

Dengan setumpuk berkas di atas meja kerjanya, Asta sangat membutuh bantuan Nita.

" Kalau begitu, saya permisi dulu, Tuan " pamit Kepala HRD karena urusannya telah selesai.

Asta pun menganggukkan kepalanya dan Kepala HRD itu langsung pergi dari ruang kerja itu.

" Nita, sekarang tolong susun berkas-berkas ini dan memisahkannya antara yang sudah aku kerjakan atau belum " ucap Asta karena berkas-berkas itu sangat berantakan dan tercampur.

" Baik, Tuan " jawab Nita.

Setelah itu, Asta dan Nita pun mulai bekerja karena banyak pekerjaan yang menunggu untuk mereka selesaikan.

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘

2. Rekomendasi Jodoh

" Huh, akhirnya selesai juga " ucap Asta setelah memberikan berkas terakhir yang sudah ia kerjakan pada Nita.

Asta meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sangat pegal karena seharian duduk di kursi kerjanya. Asta dan Nita memang terus bekerja seharian agar semua pekerjaan itu selesai dan akhirnya selesai juga. Asta juga benar-benar terbantu dengan adanya Nita yang sangat cekatan dan sangat berkompeten dalam pekerjaannya.

" Terima kasih, Nita. Saya benar-benar terbantu oleh kamu dan akhirnya tidak perlu lembur lagi hari ini " ucap Asta pada Nita yang masih merapikan berkas-berkas di atas meja kerjanya.

" Sama-sama, Tuan. Itu sudah menjadi tugas saya sebagai sekretaris Anda " jawab Nita tersenyum.

Kemudian, Asta membuka ponselnya yang dari tadi ia letakkan di atas meja. Ada sebuah pesan dari Mama Lili yang memintanya pulang lebih cepat karena adik serta keluarga kecilnya akan berkunjung dan makan malam bersama di rumah mereka.

" Tuan, apa saya sudah boleh pulang? " tanya Nita setelah selesai merapikan meja kerja Asta.

Asta melihat jam di pergelangan tangannya sebelum menjawab dan ternyata memang sudah waktunya jam pulang kerja.

" Iya, boleh " jawab Asta.

" Jangan lupa susun jadwal saya untuk besok dan siapkan juga perjanjian kerja sama untuk pertemuan dengan Tuan Darian. Kamu bisa menempati meja kerjamu di depan mulai besok dan jangan lupa tetap berada di tempatmu sebelum saya datang " ucap Asta pada Nita.

" Baik, Tuan " jawab Nita.

Setelah itu, Nita pun langsung mengambil tas miliknya dan pamit untuk pulang terlebih dahulu pada Asta. Asta juga segera bangkit dari posisi duduknya dan memakai jas yang pria itu gantungkan di kursi kerjanya.

" Aku harus cepat pulang sebelum Mama menghubungiku lagi dan marah-marah " gumam Asta segera keluar dari ruang kerjanya.

Beberapa hari terakhir ini, Mama Lili memang sempat protes karena Asta yang selalu lembur dan tidak bisa makan malam bersama dengan mereka. Dan bisa dipastikan Mama Lili akan sangat marah jika dirinya kembali pulang terlambat karena ada makan malam bersama dengan adik serta keluarganya.

***

Sesampainya di rumah, Asta langsung disambut oleh kedua keponakannya yang ternyata sudah berada di sana. Asta langsung memeluk mereka dan membawa keduanya ke dalam gendongannya.

" Kenapa Om Asta lama sekali pulangnya? " protes Melody~keponakan pertama Asta.

Melody yang sangat dekat dengan Asta jelas sangat menunggu kepulangan pamannya itu.

" Maaf Sayang, Om Asta masih banyak pekerjaan tadi " jawab Asta sembari membawa kedua keponakannya itu ke dalam rumah.

" Om Aca, nanti main cama aku ya. Aku punya mobil balu dibelikan Papa " ucap Aria atau yang bernama lengkap Nadindra Aria Alexander~keponakan kedua Asta.

" Oke, tapi Om Asta mandi dulu " jawab Asta menurunkan Melody dan Aria saat sudah berada di ruang tamu.

Asta mendudukkan tubuhnya yang terasa sangat lelah di samping sang adik yang sedang bersantai di sana.

" Kenapa? Kelihatan lelah sekali " ucap Aska~adik Asta saat melihat sang kakak yang terlihat sangat lelah.

" Memang, beberapa hari ini Kakak banyak sekali pekerjaan dan harus lembur. Apalagi sekretaris Kakak sebelumnya mengundurkan diri " jawab Asta menyandarkan punggungnya di sofa.

" Butuh sekretaris baru? Aku punya rekomendasi beberapa orang yang bisa menjadi sekretaris Kakak " tawar Aska pada kakaknya itu.

" Tidak, Kakak sudah mendapatkan sekretaris baru hari ini " tolak Asta karena memang tidak butuh lagi.

Aska pun hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

" Melody, Aria, jangan ganggu Om Asta dulu. Om Asta pasti sangat lelah karena baru pulang bekerja, jadi kalian main berdua dulu ya " ucap Yana~adik ipar Asta.

" Iya Ma " jawab Melody dan Aria bersamaan.

Wanita yang sedang hamil besar itu menghampiri Asta dan Aska dengan membawa secangkir teh untuk Asta yang baru pulang bekerja.

" Tehnya, Kak " ucap Yana meletakkan secangkir teh itu di meja.

" Iya Na, terima kasih ya " jawab Asta.

Yana pun menganggukkan kepalanya lalu mendudukkan tubuhnya di samping sang suami.

" Kak Asta, kalau Kakak tidak butuh rekomendasi sekretaris baru, aku kasih rekomendasi jodoh saja, gimana? Nih, aku punya beberapa teman yang masih sendiri dan juga sedang mencari calon suami. Siapa tahu ada yang cocok sama Kakak " ucap Yana memperlihatkan foto-foto dari teman-temannya di ponsel miliknya.

" Tidak, Na. Itu juga aku tidak butuh " jawab Asta malas lalu menyingkirkan ponsel adik iparnya itu.

Selain Mama Lili yang selalu menjodohkannya dengan anak-anak temannya, adik dan adik iparnya itu juga selalu berusaha untuk mengenalkannya dengan teman-teman mereka.

" Yakin tidak butuh? Coba saja dulu, Kak, mungkin diantara mereka ada jodoh Kakak " ucap Aska pada Asta.

" Yakin. Kalau memang jodoh nanti juga datang sendiri " jawab Asta.

" Dengar ya, Kak, tidak semua jodoh datang sendiri. Terkadang memang ada yang harus dicari dan dikejar. Jadi Kakak juga harus berusaha cari jodoh atau terima rekomendasi jodoh dari kita berdua. Melody dan Aria juga terus bertanya siapa Tante-nya. Apa Kakak tidak mau memberikan seorang tante pada mereka? " ucap Yana yang ingin kakak iparnya itu segera menemukan jodohnya.

" Akh, terserah kalian lah. Kakak pusing setiap hari diajak bicara tentang jodoh " ucap Asta bangkit dari duduknya.

Lebih baik Asta pergi ke kamar dan membersihkan tubuhnya daripada mendengarkan pasangan suami istri itu yang selalu menasehatinya tentang jodoh.

" Sudahlah Sayang, percuma bicara dengan orang yang gagal move on. Mantannya saja sudah bahagia dengan keluarga kecilnya, tapi dia malah masih terperangkap dengan masa lalu " ucap Aska yang tentu saja menyindir sang kakak.

Asta tidak peduli lagi dengan ucapan adiknya itu yang memang selalu mengejek dan menyindirnya tentang itu. Perlu diingat jika Asta tidak gagal move on karena sudah tidak ada lagi rasa cinta untuk mantan kekasihnya itu tapi memang belum siap menjalin hubungan dengan wanita saja.

" Aska, jangan minum teh milik Kakak " jawab Asta sebelum menaiki anak tangga terakhir.

Adiknya itu memang sering sekali menghabiskan teh miliknya walaupun hanya ditinggalkan sebentar dan ia harus mengingatkannya. Dan benar saja, Aska sudah memegang cangkir teh milik Asta dan pasti akan meminumnya jika kakaknya itu tidak mengingatkannya.

" Yah, gagal " ucap Aska meletakan kembali secangkir teh itu di atas meja.

" Kamu juga sih, Sayang, sudah dibuatkan teh sendiri masih juga minum punya Kak Asta " ucap Yana pada Aska.

" Ya gimana, Sayang, aku tidak rela ada yang minum teh buatan kamu " jawab Aska.

Yana hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dan tidak habis pikir dengan sifat cemburu sang suami yang semakin menjadi-jadi.

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘

3. Ingin Ayah Baru ~ Farel

Di rumah yang berbeda, Nita baru saja sampai dan segera turun dari ojek online yang mengantarnya pulang. Nita masuk ke dalam rumah sederhana yang berhasil ia bangun dengan hasil jerih payahnya selama ini. Senyum di bibir Nita mengembang dan rasa lelahnya seketika menghilang begitu saja setelah melihat putranya sedang bermain bersama dengan tetangganya yang ia percaya untuk menjaga putranya itu di saat dirinya bekerja.

" Bunda sudah pulang? " ucap putra dari Nita itu segera berlari menghampiri sang ibu.

Nita pun segera merentangkan kedua tangannya dan menyambut sang putra untuk memeluknya.

" Hari ini Farel tidak nakal, kan? " tanya Nita mengusap lembut kepala sang putra.

" Tidak, Bunda. Farel kan anak yang baik " jawab Farel tersenyum.

Farel adalah satu-satunya hal berharga yang Nita miliki. Putranya itu juga yang menjadi kekuatan dan penyemangat untuk menghadapi semua masalah dan ujian dalam hidupnya yang sangat berat. Apalagi selama ini Nita membesarkan Farel seorang diri tanpa adanya seorang suami. Hal itu pula yang membuat Nita dan Farel mendapatkan banyak hinaan dan cacian dari orang-orang, bahkan ada orang yang begitu tega mengatakan Farel sebagai anak haram.

" Mbak Nita, saya pulang dulu ya " pamit Yuni yang merupakan pengasuh Farel.

" Iya Yun, terima kasih ya sudah menjaga Farel hari ini " ucap Nita pada Yuni.

" Sama-sama, Mbak " jawab Yuni.

Setelah itu, Yuni pun segera pergi dari rumah itu untuk pulang ke rumahnya yang memang tidak terlalu jauh dari sana. Selama ini hanya Yuni dan keluarganya yang selalu baik pada Nita dan Farel, sedangkan tetangga yang lain begitu membenci mereka berdua dan tidak peduli. Oleh sebab itu, Nita memilih membeli tanah di ujung kompleks yang sedikit jauh dari rumah tetangga-tetangganya dan membangun rumah di sana.

" Sayang, kamu main sendiri dulu ya. Bunda harus mandi sekarang " ucap Nita pada Farel.

" Iya Bunda " jawab Farel

Nita pun segera beranjak pergi ke kamarnya dan meninggalkan sang putra yang kembali bermain dengan main-mainannya. Nita sangat beruntung karena memiliki seorang putra yang penurut dan tidak menuntut apa-apa dari dirinya. Bahkan, Farel sangat jarang meminta mainan kepadanya dan selalu menerima dengan senang apapun mainan yang ia belikan.

" Ah lelahnya " ucap Nita melepaskan sepatu di kedua kakinya dan meletakkannya di tempatnya.

Nita mengambil sebuah handuk bersih dan kembali keluar dari kamar untuk ke kamar mandi yang berada di dapur. Di rumah yang sangat sederhana itu memang hanya ada satu kamar mandi dan itu lebih dari cukup karena Nita hanya tinggal berdua dengan Farel.

***

Hari sudah berganti malam dan sepertinya yang setiap malam dilakukannya, Nita akan menemani Farel hingga putranya itu tidur. Biasanya Farel akan minta untuk dibacakan dongeng atau dinyanyikan lagu tidur, tapi malam ini tidak karena putranya itu hanya minta untuk dipeluk dan diusap-usap kepalanya.

" Bunda, kapan Farel punya ayah? Kenapa ayah tidak pulang dari surga dan tinggal bersama kita? " tanya Farel tiba-tiba.

Sebenarnya bukan pertama kali Farel bertanya seperti itu tapi Nita tetap saja terkejut dan bingung untuk menjawabnya.

" Farel punya ayah kok, tapi ayah sudah pergi ke surga. Farel juga harus tahu kalau orang yang sudah pergi ke surga itu tidak bisa pulang lagi dan tidak bisa tinggal bersama kita " jawab Nita berharap putranya itu akan mengerti kali ini.

Terlihat wajah Farel berubah menjadi sedih. Pasti anak itu menginginkan sosok seorang ayah dalam hidupnya seperti anak-anak yang lain.

" Apa Farel tidak bisa punya ayah baru kalau ayah Farel sudah pergi ke surga? Kemarin teman Farel cerita kalau dia baru saja punya ibu baru karena ibunya sudah pergi ke surga. Farel juga mau punya ayah baru seperti teman Farel itu " ucap Farel menatap wajah sang ibu.

" Mungkin bisa, Sayang " jawab Nita dengan tidak yakin.

Sebenarnya Nita sama sekali tidak memiliki niatan untuk menikah dan memberikan seorang ayah untuk putranya itu. Baginya hidup berdua dengan Farel sudah sangat membuatnya sangat bahagia dan ia tidak memerlukan sosok seorang pria dalam hidupnya. Sayangnya, hal itu sepertinya tidak cukup untuk Farel karena putranya itu menginginkan seorang ayah seperti anak-anak yang lain.

" Kapan, Bunda? Kapan Farel akan punya ayah baru? " tanya Farel sangat antusias saat mendengar jawaban dari sang ibu.

Farel sangat-sangat menginginkan seorang ayah sehingga ia sudah merasa begitu senang walaupun Nita tidak memberikan jawaban yang pasti.

" Nanti, Sayang. Farel harus terus berusaha supaya cepat diberikan ayah yang baik untuk Farel " jawab Nita tersenyum.

" Farel akan selalu berdoa, Bunda. Farel juga mau punya ayah seperti teman-teman " ucap Farel pada Nita.

Nita tersenyum dan menganggukkan kepalanya karena tidak ada jawaban lagi untuk merespon ucapan sang putra.

" Ya Allah, tolong berikan Farel ayah yang baik. Farel ingin sekali punya ayah seperti teman-teman. Tolong kabulkan doa Farel, Ya Allah. Aamiin " doa Farel dengan begitu tulus lalu menangkupkan kedua tangannya di wajahnya.

" Aamiin " ucap Nita dengan mata berkaca-kaca.

Hatinya terasa seperti teriris jika melihat putranya seperti ini. Nita sudah berusaha menjadi seorang ibu sekaligus ayah untuk Farel tapi ternyata tidak bisa memberikan kasih sayang seorang ayah yang sebenarnya.

" Maafkan Bunda, Sayang. Sekuat apapun Bunda berusaha, Bunda tidak bisa memberikan kasih sayang ibu dan ayah sekaligus untuk kamu " batin Nita menangis.

Walau hatinya sangat lemah dan rapuh, Nita berusaha untuk selalu kuat demi Farel. Nita segera menghapus air matanya agar putranya itu tidak melihat jika dirinya menangis.

" Sekarang Farel tidur ya, Sayang. Ini sudah malam dan kamu besok harus sekolah " ucap Nita pada Farel.

" Iya Bunda " jawab Farel.

Farel melingkarkan tangan kecilnya di pinggang sang ibu dan mulai memejamkan matanya. Sedangkan Nita terus mengusap lembut kepala Farel agar putranya itu cepat tertidur.

" Andai kamu masih ada di sini, aku dan Farel tidak akan hidup seperti ini. Farel membutuhkan sosok seorang ayah tapi aku tidak bisa memberikannya " ucap Nita di dalam hati mengingat ayah kandung dari Farel yang telah tiada.

Nita terus menangis sepanjang malam hingga tanpa sadar dia pun tertidur di kamar Farel. Semua penderitaan yang wanita itu alami membuatnya menjadi wanita yang kuat menghadapi setiap masalah dan ujian yang menerpanya. Semua itu Nita lakukan untuk putranya yang menjadi alasan satu-satunya untuk tetap hidup dan bertahan hingga saat ini.

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!