NovelToon NovelToon

Kembalinya Sang Mantan

Perpisahan

Demi melunasi hutang-hutangnya yang sudah jatuh tempo pada pemilik kontrakan, Lucas terpaksa menyerahkan Ayura, putri semata wayangnya untuk di nikahkan dengan putra pemilik kontrakan. Adalah Rio Arkana yang akan di jodohkan dengan Ayura.

Rio sejak dulu memang sudah menyukai Ayura yang cantik dan lembut, namun Ayura tidak pernah membalas perasaannya karena Ayura sudah memiliki kekasih yang juga teman masa kecilnya.

Saat ini Ayura baru saja masuk universitas dan hubungannya dengan pacarnya juga semakin manis. Cristian sangat menyayangi Ayura, selain sebagai pacar, Cristian juga menganggap Ayura sebagai adiknya sendiri dan selalu menjaga Ayura dengan baik. Lucas pun mengetahui hubungan mereka dan awalnya membiarkan Ayura menjalani hubungannya dengan Cristian.

Namun kisah cinta mereka yang semakin hari semakin manis dan indah harus berakhir saat Lucas, Ayah Ayura memaksanya menikah dengan Rio untuk melunasi semua hutang-hutangnya pada keluarga Rio.

Meski meronta dan mengancam akan bunuh diri, Lucas tetap tidak merubah keputusannya dan tetap akan menikahkan Ayura dengan Rio karena tahu Ayura tidak akan berani melakukannya.

“Ayura belum siap menikah, Pa. Dan Ayura tidak mau menikah dengan siapapun selain Cristian. Ayura tidak akan bisa hidup tanpa Cristian,” kata Ayura dengan penuh derai air mata saat Lucas mengatakan keputusannya itu.

“Dasar anak tidak tahu terima kasih, kau pikir kau bisa sebesar ini sekarang karena siapa. Papa banting tulang setiap hari itu demi kamu dan keluarga ini. Kau pikir biaya rumah sakit Ibumu dulu Papa dapat dari mana. Dari mana semua uang itu, Ayura.”

Ayura hanya bisa menangis dan terus menangis, tidak ada yang bisa menolongnya dari keputusan sepihak Lucas. Ibu yang selalu membelanya kini sudah tiada, Ibu tiri yang di nikahi Ayahnya belum lama ini tentu sangat senang dengan keputusan Lucas menikahkan dirinya secepat ini.

Siska, janda satu anak yang di nikahi Lucas tidak pernah bersikap baik pada dirinya. Dia bahkan dengan terang-terangan mengatakan kepada Lucas kalau dia tidak mau di panggil Ibu oleh Ayura. Bukan hanya Siska, Cindy anak Siska juga tidak menyukai Ayura. Mereka berdua sangat mendukung rencana Lucas untuk menikahkan Ayura dengan Rio laki-laki yang usianya jauh berbeda dengan Ayura.

Jika mereka jadi menikah, bukan hanya hutang mereka lunas, Lucas juga mendapatkan mahar pernikahan dengan jumlah yang besar dari kelaurga Rio.

“Papa tidak mau tahu, kau harus menikah dengan Rio. Kau tidak perlu mengurus apapun, Papa dan Tante Siska yang akan mengurus semuanya.”

“Tapi, Pa. Ayura dan Cristian sudah punya rencana sendiri, Pa. Bukannya Papa juga setuju dengan hubungan Ayura dan Cristian,” Ayura masih berusaha membujuk Lucas. Kali ini dia menurunkan nada suaranya dan menggenggam tangan Lucas.

“Ayura janji, akan melunasi hutang Papa. Batalkan pernikahannya yah, Pa,” bujuk Ayura.

“Papa sudah menentukan tanggal pernikahannya Ayura, tidak ada lagi yang bisa membatalkannya.”

 

Setelah mengatakan perintahnya yang tidak bida di tolak, Lucas dan Siska pun keluar dari kamar Ayura.

Ayura mengambil ponselnya dan segera menghubungi Cristian, hanya sekali dering panggilannya langsung terhubung.

“Tenanglah, Ayy. Aku pasti akan mencari cara agar Papamu membatalkan pernikahan itu. Aku tidak akan membiarkan siapapun mengambilmu dari ku,” kata-kata penenang dari Cristian membuat Ayura meredakan tangisnya. Kata itu juga membuat hatinya lebih tenang, setidaknya Cristian akan melakukan sesuatu untuk menyelamatkannya dari pernikahan paksa itu dan mempertahankan hubungan mereka.

Hingga waktu berlalu dan hari pernikahan semakin dekat, Cristian belum bisa menyelamatkan Ayura.

Pintu kamar Ayura tebuka, dia mendongak melihat siapa yang datang.

“Keluarlah, dia ada di sini,” setelah mengatakannya, Cindy, saudara tirinya lalu meninggalkan kamarnya. Sementara Ayura buru-buru keluar menemui Cristian. Ayura tahu, dia yang di maksud Cindy tidak lain adalah Cristian.

Ayura memeluk Cristian dengan erat, itu adalah pertemuan pertama mereka sejak rencana pernikahan itu pertama kali mereka dengar. Lucas melarang Ayura keluar rumah dan menguncinya di kamar.

“Bagaimana?” tanya Ayura, Cristian menunduk sambil menggelengkan kepalanya.  

“Aku menyerah pada takdir, Ayy” Ayura tersentak mendengarnya dan tentu dia mengerti maksud Cristian. Ayura terdiam seperti patung, jiwanya mungkin terlepas dari raganya.

Ayura lalu mendongak menatap Cristian dengan tersenyum.

“Kau bercanda?” tanya Ayura menghibur diri sejenak meski dia tahu bercanda bukan bagian dari Cristian. Dengan bodohnya dia masih berharap Cristian bisa menghentikan rencana Lucas dan mengganti mempelai prianya menjadi kekasihnya itu.

Tidak apa-apa jika tidak bisa bahagia setiap saat, tidak apa-apa jika dia harus memulai dari bawah karena Cristian hanya berasal dari keluarga sederhana tapi dia adalah seorang pekerja keras. Ayura yakin dia bisa menjalani kehidupan bersama Cristian yang sangat menyayanginya.

Ayura menundukkan kepalanya, dia tidak mampu menatap Cristian sama sekali. Kedua tangan Cristian menangkup wajah Ayura menghapus bulir-bulir bening yang membasahi pipi gadis itu.

“Kalau kita berjodoh, walaupun kau berada di dunia yang lain aku pasti akan datang dan mencarimu. Aku akan merebutmu kembali dari siapapun. Begitupun sebaliknya, bila kita tidak bisa bersama. Bahkan bila kita saling mencintai, bahkan bila kau ada di depanku seperti sekarang, semesta punya caranya sendiri untuk memisahkan kita.”

Air mata Ayura mengalir semakin deras, Cristian lalu membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Ayura bisa merasakan kehangatan yang coba Cristian berikan padanya.

“Bahagialah dengan pilihan orang tuamu Ayura,” Ayura menggeleng.

“Aku mau kau yang menjadi sumber bahagiaku,” gumam Ayura lirih, iris gelapnya menatap lekat kedua bola mata Cristian. Ayura bisa melihat keikhlasan Cristian, tapi dia juga tahu kalau juga ada luka di sana. Bukan hanya Ayura yang terluka, bukan hanya dia yang kehilangan.

“Kita sudah selesai untuk saat ini, aku dan kamu, kita. Kita tidak bisa lagi saling memberi bahagia, akan ada orang lain yang menjadi sumber bahagiamu, percayalah.” Kedua bahu Ayura bergetar hebat.

“Aku tidak lagi punya cinta untuk ku berikan pada siapapun. Aku hanya memberikannya untuk kamu, aku tidak mau membagi cinta ini untuk siapapun,” Ayura berucap lirih dengan air mata yang masih terus mengalir.

“Tidak harus selalu ada cinta dalam membangun sebuah hubungan, Ayura. Kalian hanya harus saling mengharai dan menghormati. Perasaan itu akan tumbuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu” Ayura tidak bisa lagi mengatakan apapun. Itulah yang semakin membuatnya jatuh cinta pada laki-laki yang sekarang berdiri di hadapannya dengan wajah pilu itu. Laki-laki yang selalu memberikannya semangat dan motivasi untuk meraih masa depan yang baik bersama-sama. Laki-laki yang selalu menjadi dewasa ketika Ayura terpuruk, dan laki-laki yang juga bisa menjadi badut lucu saat Ayura sedih.

Sekarang Ayura mengerti kenapa Cristian tidak pernah menjajikannya bahagia selamanya bersama-sama, karena seperti musim yang berganti dan kembali bila waktunya tiba, kisah mereka pun akhirnya berganti.

Cristian pergi setelah memberi kecupan panjang di kening Ayura, kecupan terakhir yang dia berikan untuk kekasih hatinya.

Hari pernikahan

Pernikahan yang ramai pun di gelar, Ayura nampak sangat cantik dengan gaun pengantinnya. Wajahnya yang kusam dengan mata sembab di sulap menjadi sangat cantik oleh penata rias. Sementara sang pengantin pria juga nampak gagah dengan setelan jasnya meski tidak bisa menutupi perut buncitnya.

Samar-samar Ayura mendengar tamu-tamu undangan membicarakan dirinya, melihat Ayura yang cantik dan masih sangat muda mau menikah dengan Rio yang lebih tua darinya dengan wajah pas-pasan dan tubuh yang gendut tentu membuatnya jadi bahan perbincangan.

Apalagi yang mereka perbincangkan, tentu Ayura mau menikahi Rio hanya karena uang, karena orang tua Rio adalah juragan kontrakan. Rio sendiri mengelola toko grosiran yang paling besar dan paling ramai di wilayahnya. Ayura pasti hanya mengejar uang Rio, orang-orang pun berspekulasi kalau pernikahan itu pasti tidak akan bertahan lama melihat sikap Rio yang suka bergonta-ganti pacar.

Ayura hanya bisa menulikan dirinya dan berpura-pura tidak mendengar apapun. Sementara laki-laki yang baru saja sah menjadi suaminya itu tidak memperdulikan dirinya yang jadi perbincangan orang-orang. Rio terlihat santai dan biasa saja bahkan ketika dia jelas-jelas mendengar orang-orang itu membicarakan istrinya.

Hari yang sangat melelahkan untuk semua orang akhirnya selesai. Ayura berpamitan kepada Lucas karena akan tinggal bersama Rio di rumah orang tua Rio.

“Kamu pasti akan bahagia, Ayura. Rio laki-laki yang baik, dia pasti akan memperlakukan kamu denan baik,” kata Lucas saat memeluk anaknya itu. Ayura hanya diam dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Bahagia, mungkinkah?

Ayura melihat Siska dan Cindy dengan pandangan datar, sejak saat itu Ayura sudah memutuskan hubungannya dengan keluarganya. Keluarga yang tega menukar kebahagiannya dengan setumpuk hutang. Ayura tidak akan melupakannya.

“Ayo, sayang. Om, Tante…” Rio merangkul Ayura dan membawa gadis itu masuk ke dalam mobilnya.

Sementara jauh di ujung sana, di balik sebuah batang pohon sepasang mata memandang pemandangan itu dengan sayu. Dia bisa melihat dengan jelas awan mendung yang ada di atas kepala kekasihnya atau sekarang tepatnya mantan kekasih karena wanita pujaan hatinya itu baru saja resmi di persunting orang lain.

“Selamat tinggal Ayy, aku akan berdoa untuk kebahagianmu. Jika nanti kita bertemu lagi, aku harap saat itu kau sudah melupakan aku dan bahagia dengan kehidupan barumu. Aku mencintaimu Ayura, sangat.”

Cristian lalu menghilang bersamaan dengan mobil yang membawa Ayura berlalu tepat di depannya. Dan itulah hari dimana Cristian melihat Ayura untuk terakhir kalinya. Laki-laki itu tidak mau berada di tempat yang sama di mana Ayura berada. Dia takut tidak bisa menahan diri dan membuat Ayura mendapat masalah dengan suaminya.

Sementara itu, Rio membawa Ayura untuk menikmati malam pertama mereka di sebuah hotel yang sudah di reservasi sebelumnya.

“Kenapa kita kesini?” tanya Ayura. Tiba-tiba saja gadis itu memasang mode waspada.

“Untuk apa lagi, tentu saja untuk menikmati malam pertama kita sayang…”

Ayura seperti terkena sengatan listrik di sekujur tubuhnya. Wajahnya pucat dan dia tidak bisa bergerak. Rio tertawa terbahak-bahak melihatnya terkejut seperti itu.

“Hahahaaa… kenapa kau sangat terkejut sayang. Kita adalah pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan, tentu saja kita harus melakukan malam pertama kita, kan.”

Ayura benar-benar membeku, hal yang tidak dia perkirakan sebelumnya. Tidak, Ayura tidak mau melakukannya. Setidaknya untuk saat ini, Ayura butuh waktu untuk bisa menyerahkan dirinya seutuhnya pada laki-laki di depannya itu.

“Tapi, aku…”

“Ayolah sayang, jangan merusak malam pertama kita…”

Rio menarik paksa Ayura keluar dari mobil, gadis itu menahan dirinya dengan kuat tapi akhirnya dia kalah kuat dengan Rio.

Rio membawanya masuk ke dalam hotel dengan memegang tangannya dengan sangat erat karena tidak mau Ayura sampai kabur. Lebih tepatnya dia menarik Ayura masuk ke dalam hotel.

“Jangan membuatku marah, Ayura. Aku tidak sesabar itu meladenimu” kata Rio dengan serius membuat Ayura akhirnya mengikuti Rio sampai ke dalam kamar.

“Bersihkan dirimu, atau kau mau aku yang memandikanmu…” Ayura merinding melihat kerlingan mata nakal Rio. Dengan cepat dia masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya, namun tidak lama, dia keluar lagi.

“Aku tidak bawa baju ganti” kata Ayura.

“Hahahaa, untuk apa kau butuh baju sayang. Toh aku akan melepaskan semua pakaianmu nanti. Hahahaa”

Harusnya Ayura dan Rio membicarakan hal sepenting ini sebelum mereka melaksanakan pernikahan. Tapi bagaimana bisa mereka bicara jika Ayura baru bisa melihat Rio tepat di hari pernikahan mereka. Ayura tidak di perbolehkan keluar dan bertemu siapapun sampai hari pernikahan mereka. Bagaimana caranya dia bisa bernegosiasi dengan Rio tentang pernikahan mereka.

Hari itu Cristian memohon pada Lucas dan mengatakan akan pergi jauh setelah dia bertemu dengan Ayura, itulah sebabnya hari itu Ayura bisa bertemu dengan Cristian. Selain dari itu, Ayura hanya di kurung di dalam kamar sampai hari pernikahannya.

“Bisa kita bicara, aku tahu ini terlambat tapi kita harus membicarakannya,” kata Ayura memberanikan diri.

“Ada apa, jika yang ingin kau bicarakan adalah menunda malam pertama kita maka itu akan sia-sia karena aku tidak mau menundanya. Aku ingin mendapatkan hakku sebagai seorang suami sekarang juga,” kata Rio tidak bisa di tawar lagi.

“Tapi Kak Rio tahu kalau aku tidak mencintai Kak Rio. Aku hanya terpaksa menikah dengan Kak Rio,” kata Ayura akhirnya berani bicara untuk mempertahankan kesuciannya.

Rio sepertinya tidak senang dengan apa yang Ayura katakan. Dia mendekati Ayura dengan wajah sangar.

“Cinta, apa itu cinta. Aku tidak perduli kau mencintaiku atau tidak, kau masih mencintai laki-laki itu atau tidak. Aku sama sekaali tidak perduli itu Ayura. Yang aku tahu sekarang kau adalah milikku, kau adalah istriku,” tegas Rio

“Kau jangan lupa kalau Ayahmu menukarmu dengan uang, kau tidak lebih dari sebuah baran yang diperjual belikan oleh Ayahmu sendiri. Kau harusnya bersyukur orang tuaku bersedia menukarmu dengan uang. Kalau tidak, kau dan keluargamu itu pasti sudah tidur di jalanan.”

“Aku lebih suka tidur di jalanan dari pada menjadi istrimu,” kata Ayura.

Plak, satu tamparan Ayura dapatkan.

“Jangan menguji kesabaranku, Ayura. Aku tidak selembut pacarmu itu. Jika kau masih berani menetangku ,kau akan dapatkan yang lebih dari ini.” Ancam Rio,

Ayura menangis sambil memegang pipinya yang merah akibat tamparan Rio. Belum genap sehari menjadi suami, Rio sudah bermain tangan kepada istrinya itu.

“Aku mau pergi,” Ayura berjalan keluar kamar, namun Rio berjalan cepat dan berdiri di balik pintu.

“Aku sudah bilang jangan menguji kesabaranku,” Rio menarik tangan Ayura dan melemparkan gadis itu ke atas tempat tidur.

“Jangan Kak, aku mohon jangan….” Rio tidak mendengarkan Ayura. Dia membuka semua bajunya dan naik ke atas tempat tidur menindih gadis yang sedang memohon agar Rio tidak melakukannya

Malam pertama yang brutal

Rio mendapatkan malam pertamanya secara paksa dan brutal membuat Ayura merintih menahan sakit sepanjang mereka melakukannya. Ini adalah yang pertama bagi Ayura sehingga dia tidak tahu apa dan bagaimana dia harusnya. Rio sama sekali tidak memberinya arahan dan tidak memperdulikan apakah Ayura menikmatinya atau tidak.

Dengan ganas Rio menerkam Ayura. Bukan hanya sekali, tapi sampai tiga kali Rio melakukannya malam itu.

Rio jatuh lemas di samping Ayura yang sudah tidak berdaya. Gadis itu menangis menahan sakit di bagian bawahnya yang lecet dan perih dan yang paling parah adalah sakit di dalam hatinya.

Mahkota yang dia jaga dan hanya akan di berikan dan akan di lakukan bersama orang yang dia cintai dan mencintainya sudah hilang. Walaupun laki-laki yang mengambilnya adalah suaminya sendiri, laki-laki yang sah dan memang sudah hak dan kewajibannya melakukan itu. Tapi bagi Ayura, itu tetap sebuah pelecehan yang di lakukan Rio padanya.

Dengan kasar, tidak ada sentuhan romantis dan tidak dilakukan karena cinta.

“Kau tahu Ayura, aku selalu ingin menikmati tubuh indahmu ini,” kata Rio sambil membelai lengan putih Ayura.

“Aku selalu cemburu melihat laki-laki itu bisa sangat dekat denganmu sedangkan aku hanya bisa mengagumimu dari jauh”, sambung Rio. Tangannya kembali meremas dada Ayura. Tidak dengan lembut, Rio meremasnya dengan kasar hingga Ayura kembali merintih dalam diam.

“Sekarang aku sudah menikmati tubuh indahmu ini Ayura, dan kau memang seperti yang aku bayangkan selama ini. Kau sangat seksi dan menggoda. Aku suka Ayura, aku ingin melakukannya lagi, lagi dan lagi,” Ayura merasa sangat hina dan di rendahkan mendengar perkataan Rio. Mengetahui dirinya di inginkan hanya karena nafsu membuat hatinya kian dalam terluka.

Rio bangun, dia mengecup bibir Ayura. Kali ini dia melakukannya dengan lembut, setelahnya dia mencium kening Ayura lalu masuk ke kamar mandi.

Setelah Rio keluar dari kamar mandi, Ayura menyeret kakinya masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dia sudah tidak tahan dengan bau amis yang keluar setelah Rio menghajarnya habis-habisan. Di dalam kamar mandi, Ayura menggosok seluruh tubuhnya dengan kasar sambil menangis. Pedih dan perih, Ayura benar-benar merasa sangat hancur. Hancur sehancur-hancurnya.

Setelah menggempur Ayura habis-habisan, Rio tertidur dengan sangat lelap. Berbeda dengan Ayura, wanita itu duduk di balkon hotel dan menatap jalan yang semakin malam semakin sepi. Lampu-lampu dari gedung-gedung tinggi di sekitar hotel membuat pemandangan malam dari balkon kamar hotel tempat Ayura dan Rio menginap terlihat sangat indah.

Tapi keindahan itu sama sekali tidak di nikmati Ayura karena dia sedang berada di dunia yang lain, dunia yang entah ada di mana. Tatapannya yang lurus menatap gedung di sebelahnya terlihat kosong dan hampa.

Air mata Ayura masih terus mengalir mengingat apa yang Rio lakukan dan semua yang Rio ucapkan padanya malam ini. Ayura sama sekali tidak tahu apa yang sudah dia lakukan dalam hidupnya hingga dia harus mengalami semua ini.

“Cristian, kau dimana? Aku rindu padamu, aku membutuhkanmu,” lirih Ayura.

Sayangnya, ucapan Ayura yang sendu dan lirih di dengar oleh Rio yang terbangun. Laki-laki itu mencari istrinya karena tidak melihatnya di sampingnya. Rio yang berjalan ke balkon hendak mencari Ayura mendengar apa yang Ayura katakan.

“Aku akan membuatmu melupakan laki-laki itu, Ayura. Sekarang dalam hidupmu hanya ada aku, harus aku.” Rio lalu melanjutkan langkahnya dan berpura-pura tidak mendengar apa yang tadi Ayura katakan.            

“Istriku sayang, apa yang kau lakukan di luar. Malam ini sangat dingin sayang. Ayo masuk ke dalam,” Rio membantu Ayura berdiri lalu membaringkannya di tempat tidur dengan hati-hati dan menyelimutinya.

“Maafkan aku sayang, maafkan jika aku menyakitimu tadi,” kata Rio sambil mengusap lembut pipi basah Ayura. Wanita itu hanya memalingkan wajahnya tidak mau melihat wajah laki-laki yang sudah menginjak-injak harga dirinya itu.

 “Mulai sekarang jangan membantahku, yah. Aku tidak mau menyakitimu seperti tadi,” Rio seolah mengancam Ayura dengan cara yang sangat halus. Air mata Ayura mengalir semakin deras, dia tahu apa maksud perkataan Rio barusan.

Rio mengecup kening Ayura lalu ikut berbaring di samping istrinya itu sambil memeluknya. Hingga pagi menjelang, Ayura baru bisa memejamkan matanya dan terlelap.

Rio sudah bangun sejak tadi, dia membiarkan Ayura tidur karena tahu kalau istrinya itu tidak tidur semalam. Rio terus menatap Ayura yang masih memejamkan matanya.

“Kau memang sangat cantik, Ayura. Bahkan tidur pun kau tetap cantik,” Rio benar-benar terhipnotis dengan kecantikan Ayura. Itulah yang membuat dia memaksa orang tuanya untuk menikahkan dirinya dengan wanita itu.

Meskipun di tentang oleh, Diana Ibunya, Rio tetap memaksa untuk di jodohkan dengan Ayura. Evan, Ayah Rio merasa tidak ada salahnya menikahkan Ayura dengan Rio apalagi keluarga Ayura memiliki hutang yang cukup banyak kepadanya. Hingga muncullah ide cemerlang untuk memaksakan pernikahan ini dengan iming-iming hutang keluarga Ayura akan lunas jika Ayura dan Rio bisa menikah.

Dengan egoisnya Lucas menerima tawaran keluarga Evan tanpa bertanya apakah Ayura setuju atau tidak. Apakah Rio layak menjadi suami anaknya, dan bagaimana dengan hubungan Ayura dan Cristian yang sudah mereka mulai sejak mereka masih duduk di sekolah dasar.

Lucas hanya berfikir tentang uang dan istri barunya, dia sudah melupakan bahwa Ayura adalah anak satu-satunya yang pernah dia besarkan dengan segala cinta.

Ayura sudah bangun, tapi dia masih enggan beranjak dari tempat tidurnya. Perih akibat lecet di bagian bawahnya masih terasa. Ayura melihat sekeliling dan tidak melihat suaminya. Wanita itu lalu meraba-raba di sekitar mencari dimana tas nya. Ayura lalu bangun mencari dimana tasnya karena dia tidak menemukannya di sekitar nakas.

Setelah mendapatkan tasnya, Ayura lalu mengambil ponsel dan melihat panggilan dan pesan yang masuk.

Ada banyak panggilan dan pesan, tapi tidak ada satupun dari Cristian.

“Apa yang aku harapkan, aku sudah kehilangan kamu. Kita sudah benar-benar sudah selesai sekarang, Cristian,” Ayura terduduk di lantai.

Ayura menampar dirinya sendiri dan berharap semua ini hanya mimpi buruk yang akan segera hilang, tapi sayangnya semua yang dia alami adalah kenyataan yang harus dia hadapi. Mau tidak mau, suka tidak suka, Ayura harus menjalani takdir yang sudah di gariskan.

“Aku harus bagaimana sekarang.”

Saat Ayura masih ingin menikmati kesedihannya, Rio datang membuatnya dengan cepat berdiri dan kembali ke tempat tidur.

“Kau sudah bangun, sayang?” Rio mendekati tempat tidur, sebuah kecupan di kening Rio berikan pada istrinya. Sekilas mereka nampak seperti suami istri yang bahagia.

“Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu sejak tadi, bersihkan dirimu dan makan. Aku rasa ini sudah waktunya makan siang.” Kata Rio.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!